Bahan Ajar Bimbingan Kelompok 2020 Ex++
Bahan Ajar Bimbingan Kelompok 2020 Ex++
BIMBINGAN KELOMPOK
Kumpulan
Orang - Orang
Kerumunan Kelompok
Contohnya para anggota kelompok yang menetukan dan memilih topik /permasalahan
secara bebas bukan pemimpin kelompok
d. Didalam model kelompok ini, peranan pemimpin kelompok tidak lebih nyata sebagai
petunjuk jalan, pengatur lalu lintas, wasit, dan juru damai.
Dalam kelompok tugas, bimbingan kelompok tugas terlihat lebih terikat karena
mereka berfokus pada penyelesaian tugas yang telah diberikan. Ciri-ciri anggota kelompok
tugas, yaitu:
a. Dalam kelompok tugas arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan terlebih dahulu oleh
pemimpin kelompok
b. Sesuai dengan namanya kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan, pekerjaan ini ditugaskan oleh pihak luar kelompok itu sendiri sebagai
hasil dari kegiatan kelompok itu sebelumnya.
c. Meskipun dalam kelompok tugas itu masing-masing anggota terikat pada penyelesaian
tugas, tetapi pengembanagn diri setiap anggota kelompok tidak boleh diabaikan.
d. Peranan pemimpin kelompok dalam kelompok tugas adalah menjadi pemimpin
kelompok, namun bisa saja pemimpin kelompok harus tetap memberikan dorongan
semangat, menjadi narasumber yang membuka diri seluas-luasnya serta menjadi
pengatur irama apabila terjadi kemacetan yang tidak memungkinkan seluruh anggota
dapat menanggapi.
Format Kelompok kecil dengan empat Kelompok kecil dengan lima tahap
kegiatan tahap kegiatan kegiatan
Suasana 1. Interaksi multiarah 1. Interaksi multiarah
interaksi 2. Aktif bernuansa intelektual 2. Aktif bernuansa intelektual,
3. Pencerahan dan pendalaman afeksional, dan emosional
Peranan anggota Aktif membahas topik yang relevan Aktif membahas masalah pribadi, serta
kelompok dan bermanfaat bagi pencegahan berbagai dalam memecahkan masalah
masalah atau pengembangan pribadi orang lain atau upaya pengembangan
pribadi anggota
Lama dan Sesuai dengan tingkat pemahaman Sesuai dengan tingkat ketuntasan
frekuensi anggota tentang topik masalah pemecahan masalah individu anggota
kegiatan
Gambar 2
Alur Komunikasi dan Dinamika dalam Bimbingan Kelompok
Gambar 3
Alur Komunikasi dan Dinamika dalam Konseling Kelompok
Sementara itu, pada kegiatan konseling kelompok seluruh energi dan pikiran
tercurahkan untuk membantu konseli/anggota kelompok yang memiliki masalah tertentu
yang masalah tersebut dibahas dalam kegiatan konseling kelompok.
2. Kesukarelaan
Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan
kelompok oleh konselor/pemimpin kelompok. Kesukarelaan terus-menerus dibina
melalui upaya konselor/ pemimpin kelompok dalam mengembangkan syarat-syarat
kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan bimbingan kelompok maupun
konseling kelompok. Dengan kesukarelaan itu anggota kelompok akan dapat
mewujudkan peran aktif diri mereka masing- masing untuk mencapai tujuan layanan.
B. Anggota kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok.
Kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagian besar didasarkan atas peranan para
anggotanya. Peran kelompom tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para
anggota kelompok, dan bahkan lebih dari itu, dalam batas-batas tertentu suatu kelompok
dapat melakukan kegiatan tanpa kehadiran peranan pemimpin kelompok sama sekali.
1. Keragaman Ciri Anggota Kelompok
Pertimbangan mengenai keragaman dan keseragaman ciri anggota kelompok perlu
diperhatikan.
a. Jenis kelompok
Untuk tujuan tertentu diperlukan pembentukan kelompok dengan jumlah anggota
yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Anak yang masih muda akan lebih bebas
berbicara dan mendiskusikan masalah mereka dengan teman sejenis (anak umur SMP). Untuk
anak SMA dan perguruan tinggi, juga untuk orang dewasa, kelompok dengan anggota
campuran akan memberi keuntungan yang berarti.
Tujuan : Kegiatan :
1. Anggota memahami pengertian dan kegiatan 1. Menjelaskan pengertian kegiatan kelompok
dalam rangka bimbingan kelompok dalam rangka bimbingan kelompok
2. Tumbuh suasana kelompok 2. Menjelaskan : cara dan asas kegiatan
3. Tumbuh minat anggota mengikuti kegiatan kelompok
kelompok 3. Saling memperkenalkan dan
4. Tumbuh saling mengenal, percaya, mengungkapkan diri
menerima, membantu antar anggota 4. Penggunaan teknik dan/atau permainan
kelompok tertentu “ penghangatan dan keakraban
5. Dimulainya pembahasan tingkah laku dalam
kelompok
Tahap II Peralihan
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya
jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat
segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada
kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok
enggan memasuki tahap kegiatan keompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam
keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas,
membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu:
a. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka
b. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih
kekuasaannya.
c. Mendorong dibahasnya suasana perasaan.
d. Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati.
Tujuan : Kegiatan :
1. Terbebaskannya anggota dari perasaan atau 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
sikap engan, ragu, malu, saling tidak pada tahap berikutnya
percaya untuk memasuki tahap berikutnya 2. Menawarkan sambil sambil mengamati
2. Makin mantapkannya suasana kelompok apakah anggota sudah siap memasuki tahap
dan kebersamaan ketiga
3. Makin mantapnya minat untuk ikut serta 3. Membahas suasana yang terjadi
dalam kegiatan kelompok 4. Kalau perlu kembali ke tahap pembentukan
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau
topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat
terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya
seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur
tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.
Tujuan : Kegiatan :
1. Terungkapkannya secara bebas topik yang 1. Masing-masing anggota, secara bebas
dirasakan, dipikirkan, dialami oleh anggota mengemukakan topik bahasan
kelompok 2. Menetapkan topik yang akan dibahas
2. Terbahasnya topik secara mendalam dan 3. Anggota membahas topik secara
tuntas menyeluruh dan mendalam
3. Seluruh anggota aktif dan dinamis 4. Kegiatan selingan
membahas topik dari berbagai sudut
pandang (pikiran, perasaan, tingkah laku)
Tujuan : Kegiatan :
1. Terbahasnya topik yang ditugaskan 1. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik
secara mendalam dan tuntas untuk dibahas oleh kelompok
2. Seluruh anggota aktif dan dinamis 2. Tanya jawab antara pemimpin dan anggota
membahas topik dari berbagai sudut kelompok tentang topik yang dikemukakan
pandang (pikiran, perasaan, tingkah pemimpin kelompok
laku) 3. Anggota membahas topik yang ditugaskan
4. Selingan
Peran Pemimpin Kelompok (Bimbingan Kelompok Topik Bebas dan Topik Tugas)
1. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka
2. Aktif tetapi tidak banyak bicara
3. Memberikan dorongan dan penguatan dengan penuh empati
Tahap IV Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada
berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok
itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong
kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh.
Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti
melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan.
Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok
hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota
kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada
kehidupan nyata mereka sehari-hari.
Tahap Pengakhiran
Penilaian dan Tindak Lanjut
Tujuan : Kegiatan :
1. Terungkapkannya kesan-kesan anggota 1. PK menjelaskan bahwa kegiatan akan
kelompok tentang pelaksanaan kegiatan segera diakhiri
2. Terungkapkannya hasil kegiatan kelompok 2. PK dan anggota kelompok mengemukakan
yang dicapai kesan dan hasil-hasil kegiatan
3. Terumuskannya rencana kegiatan tindak lanjut 3. Membahas kegiatan lanjutan
4. Terbangunnya hubungan kebersamaan 4. Mengemukakan pesan dan harapan
meskipun kegiatan diakhiri
A. Teknik Sosiodrama
Siswa yang tidak ikut memerankan peran diminta supaya mendengarkan dan
mengikuti dengan teliti semua pembicaraan, tindakan-tindakan serta keputusan-keputusan
yang dilakukan para pemeran. Setelah pementasan selesai, guru mengatur diskusi untuk
mengaplikasikan apa yang dilakukan oleh siswa tadi.
Adapun prosedur yang harus diikuti konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan
dengan teknik sosiodrama adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini konselor merencanakan layanan bimbingan yang akan dilaksanakan
dengan menggunakan teknik sosiodrama. Konselor hendaknya melihat ulang apakah
kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai sudah sesuai dengan karakteristik dari teknik
sosiodrama. Kegiatan yang dilakukan konselor pada tahap perencanaan ini yaitu:
1) Identifikasi kebutuhan konseli: sikap, keterampilan apa yang perlu dipelajari konseli
dalam berinteraksi dengan orang lain dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari
2) Merumuskan tujuan layanan sesuai dengan kebutuhan konseli
3) Identifikasi materi berdasarkan kebutuhan dan tujuan, materi ini yang akan
dikembangkan ke dalam skenario permainan peranan. Berdasarkan materi tersebut
dirumuskan topik layanan bimbingan dan judul sosiodrama
4) Mengembangkan skenario sosiodrama
5) Merencanakan strategi pelaksanaan
6) Merencanakan evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini konselor melaksanakan layanan bimbingan dengan mengajak konseli
bermain sosiodrama. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan ini yaitu:
1) Pembukaan. Dimulai dengan pembinaan hubungan baik, pemberian motivasi dan
penjelasan tujuan serta kegiatan yang akan dilaksanakan
3) Penutup
Pada tahap ini konselor menyimpulkan hasil pelayanan bimbingan yang
dilaksanakan melalui permainan sosiodrama, aspek apa saja yang dapat dipelajari
melalui sosiodrama yang baru saja dilaksanakan diberi penekanan sebagai upaya
untuk mengikat perolehan belajar para konseli dan dilanjutkan dengan evaluasi.
c. Evaluasi
Prosedur terakhir setiap pelayanan selalu diakhiri dengan evaluasi, baik evaluasi
proses maupun evaluasi hasil
b. Mental konseli untuk tampil di depan umum menjadi terlatih siswa akan menjadi lebih
kreaktif dan berinisiatif.
c. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan konseli. Disamping
merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
d. Sangat menarik bagi konseli, sehingga memungkinkan kelompok menjadi dinamis dan
penuh antusias
e. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri konseli serta menumbuhkan
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
f. Satu kegiatan dapat mencakup beberapa materi pelajaran, yaitu: bahasa, seni, sosial.
g. Pembelajaran nilai-nilai sosial menjadi lebih mudah dilakukan untuk anak usia dini.
2. Fungsi Bermain
a. Bermain Dan Kemampuan Intelektual
1) Merangsang perkembangan kognitif
Dengan permainan sensorimotor, anak akan mengenal permukaan lembut, halus, kasar
atau kaku, sehingga meningkatkan kemampuan abstraksi (imajinasi, fantasi) dan
mengenal konstruksi, besar-kecil, atas-bawah, penuh-kosong. Melalui permainan
dapat menghargai aturan, keteraturan dan logika.
2) Membangun struktur kognitif
Melalui permainan, anak akan memperoleh informasi lebih banyak sehingga
pengetahuan dan pemahamannya lebih kaya dan lebih mendalam. Bila informasi baru
ini ternyata beda dengan yang selama ini diketahuinya, anak mendapat pengetahuan
yang baru. Dengan permainan struktur kognitif anak lebih dalam, lebih kaya dan lebih
sempurna
3) Membangun kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokan,
mengurutkan, mengamati, meramal, menentukan hubungan sebab-akibat, menarik
kesimpulan.
Permainan akan mengasah kepekaan anak akan keteraturan, urutan dan waktu juga
meningkatkan kemampuan logika.
4) Belajar Memecahkan Masalah
Permainan memungkinkan anak bertahan lama menghadapi kesulitan sebelum
persoalan yang ia hadapi dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup
imajinasi aktif anak-anak yang akan mencegah kebosanan.
5) Mengembangkan rentang konsentrasi
Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang lama, seorang anak tidak
mungkin dapat bertahan lama bermain (pura-pura menjadi dokter,ayah-ibu,guru). Ada
yang dekat antara imajinasi dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu
Bimbingan Kelompok (Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd) Page 38
meningkatkan kemampuan konsentrasi. Anak tidak imajinatif memiliki rentang
perhatian (konsentrasinya) pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk
berperilaku lain dan mengacau.
b. Bermain Dan Perkembangan Bahasa
Bermain merupakan “laboratorium bahasa” buat anak-anak. Di dalam bermain, anak-
anak bercakap-cakap dengan teman yang lain, berargumentasi, menjelaskan dan
meyakinkan kosakata yang dikuasai anak-anak dapat meningkat karena mereka
menemukan kata-kata baru
c. Bermain Dan Perkembangan Sosial
1) Meningkatkan sikap social
Ketika bermain, anak-anak harus memperhatikan cara pandang lawan bermainnya,
dengan demikian akan mengurangi egosentrisnya. Dalam permainan itu pula anak-
anak dapat mengetahui bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan hak dan
peduli akan hak orang lain. Anak juga dapat belajar bagaimana sebuah tim dan
semangat tim.
2) Belajar berkomunikasi
Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus mengerti dan dimengerti oleh
teman-temannya, karena permainan, anak-anak dapat belajar bagaimana
mengungkapkan pendapatnya, juga mendengarkan pendapat orang lain.
3) Belajar Berorganisasi
Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda, olah karena itu dalam
permainan, anak-anak dapat belajar berorganisasi sehubungan dengan penentuan
‘siapa’ yang akan menjadi ‘apa’. Dengan permainan, anak-anak dapat belajar
bagaimana membuat peran yang harmonis dan melakukan kompromi
d. Bermain Dan Perkembangan Emosi
Bermain merupakan pelampiasan emosi dan juga relaksasi. Fungsi bermain untuk
perkembangan emosi :
1) Kestabilan emosi
Ada tawa, senyum dan ekspresi kegembiraan lain dalam bermain.
Kegembiraan yang dirasakan bersama mengarah pada kestabilan emosi anak.
c. Permainan Sosial
Adalah permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman sebaya.
d. Permainan Konstruktif
Mengombinasikan kegiatan sensorimotor yang berulang dengan representasi gagasan
simbolis. Permainan Konstrukstif terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam suatu
kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri.
e. Games
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan dan menyenangkan yang
melibatkan aturan dan seringkali kompetisi dengan satu anak atau lebih.
1) Pengalaman yang diperoleh tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di
lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
2. Jenis-Jenis Latihan
a. Latihan Menulis (Written)
Latihan menulis terdiri dari aktivitas tulis menulis dimana anggota dapat menulis
daftar, pertanyaan, mengisi esay, menuliskan reaksi mereka, atau menandai dengan tanda cek
hal-hal seputar isu-isu atau topik yang diketengahkan. Keuntungan utama dari latihan ini
adalah anggota menjadi lebih fokus saat menyelesaikan tugas tertulis dan mereka dapat
menghasilkan ide-ide atau respon-respon mereka. Yang termasuk dalam bentuk latihan ini
seperti:
Contoh 1
Salah satu latihan menulis yang paling berguna yaitu melengkapi kalimat. Melengkapi
kalimat adalah melengkapi pernyataan tertulis dengan cara mengisi
titik-titik.
Contoh 1
Saat saya memasuki kelompok baru, saya merasa ……………………………………………..
Saat orang pertama kali bertemu saya, mereka ………………………………………………..
Saat saya berada dalam kelompok baru, saya merasa nyaman saat ……………………………
Saya paling kesal saat pemimpin ………………………………………………………………
Dalam kelompok saya paling takut jika ….……………………………………………………
b. Gerak (Movement)
Latihan gerak mensyaratkan peserta untuk melakukan suatu hal yang bersifat fisikal,
karenanya peserta harus bergerak. Latihan ini bisa saja berupa hal kegiatan sederhana seperti
berdiri dan menggerakkan anggota tubuh untuk peregangan ataupun kegiatan yang kompleks
seperti trust lift (di mana lima orang peserta secara bersamaan mengangkat seorang peserta
lain di atas kepala mereka) dan breaking in (di mana kelompok berdiri bersama dan
berpegangan tangan, berusaha untuk menjaga anggota kelompok yang di luar lingkaran agar
tidak masuk).
Pemimpin: Mari kita melakukan hal yang berbeda. Kita telah mendiskusikan tentang
bagaimana kalian tidak selalu mendapatkan apa yang kalian inginkan atau kalian butuhkan.
Karena itu saya ingin kalian melakukan latihan ini. Singkirkan semua kursi, rapatkan ke
dinding. Sekarang berkumpullah di tengah ruangan dan buatlah lingkaran. Saya ingin kalian
melihat sekitar dan pilih salah satu titik diruangan ini. Dalam beberapa menit saya akan
meminta kalian untuk bergerak ke titik tersebut dengan saling berpegangan tangan. Tidak ada
yang boleh bicara ataupun tertawa dalam latihan ini. Ok, bersiap. Sekarang bergeraklah ke
titik tujuan.
Peserta akan saling menarik, mendorong, menyerah, berlutut di lantai dan sebagainya.
Pemimpin akan menghentikan permainan setelah beberapa menit dan kemudian memproses
reaksi-reaksi yang beragam.
c. Lingkaran (Rounds)
Latihan rounds mungkin merupakan latihan yang paling berguna di mana pemimpin
memiliki akses terhadap kelompok. Latihan ini dapat dilakukan dengan cepat dan membantu
dalam mengumpulkan informasi yang berguna.
Pemimpin: Saya ingin kalian duduk melingkar. Kita akan melakukan latihan yang menarik.
Baiklah sekarang saya akan membacakan beberapa pernyataan yang diikuti dengan respon
anda terhadap pernyataan tersebut dengan kata-kata. 1 sangat setuju1 2 setuju, 3. tidak setuju.
1) Orang kulit hitam dan orang kulit putih tidak boleh menikah
2) Hubungan diluar pernikahan selalu berbahaya
3) Perceraian berarti sebuah kegagalan
4) Seseorang harus mencintai orang tuanya tanpa terkecuali
5) Menikah merupakan hal yang penting bagi kebahagiaan.”
6) dst
e. Creative Props
Latihan ini menggunakan berbagai macam peralatan secara kreatif. Peralatan konseling yang
berbeda dapat digunakan dalam latihan kelompok yang menarik dan memikat Jacobs, 1992.
Bahan-bahan yang dapat digunakan dalam creative props
1) Pita karet
2) Gelas Styrofoam
3) Kursi kecil
4) Botol bir
5) Kaset tape yang sudah tak terpakai
Bimbingan Kelompok (Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd) Page 51
6) Kartu remi
7) Perisai
8) Saringan tungku (Jacobs, 1992)
Permainan ini dapat merangsang daya khayal peserta dan membuat peserta menghargai
kesenangan yang sekarang mereka dapatkan. Peserta juga dapat mengenang masa kanak-
kanak mereka yang indah dan sejak kapan kenangan indah tersebut menghilang
Seperti latihan lainnya, latihan arts and crafts ini juga dapat mendatangkan
kesenangan, memunculkan minat, mengangkat fokus kelompok, menciptakan energi, dan
g. Fantasi
Latihan fantasi adalah yang paling sering digunakan untuk pengembangan dan terapi
kelompok, memberdayakan imajinasi dan penggambaran visual anggota kelompok. Fantasi
membantu anggota agar menjadi lebih sadar akan perasaan, harapan, keraguan dan ketakutan
mereka.
h. Bacaan Umum
Latihan bacaan umum (common reading) mensyaratkan peserta untuk membaca cerita
pendek, puisi atau dongeng. Bacaan-bacaan semacam itu seringkali menyajikan tujuan dari
Pemimpin: "Saya akan membacakan sebuah sajak dan saya ingin anda memberikan
komentar tentang sajak tersebut. Sajaknya adalah sebagai berikut.
Aku melakukan hal yang harus kulakukan begitu pula dengan kau.
Aku berada di dunia ini bukan untuk hidup sesuai pengaharapanmu, begitu pula kau.
Kau adalah kau dan aku adalah aku.
Dan jika ada kesempatan untuk kita saling bertemu: itu adalah hal yang indah jika tidak, itu
tidak akan terbantu
i. Umpan Balik
Latihan umpan balik memungkinkan peserta dan pemimpin berbagi perasaan dan pemikiran
mereka tentang satu sama lain. Pemimpin tidak seharusnya menggunakan latihan umpan
balik kecuali dirasa bahwa anggota kelompok memiliki keinginan yang cukup untuk saling
membantu bukannya keinginan untuk saling menyakiti satu sama lain.
Macam-Macam Latihan
1) Kesan pertama (first impressions)
2) Daftar cek sifat (adjective checklist)
3) Membicarakan anggota lain (talk about the member)
Bimbingan Kelompok (Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd) Page 54
4) Bombardemen kelebihan (strength bombardment)
5) Harapan (wishes)
6) Umpan balik metaforis (metaphorical feedback)
7) Umpan balik tertulis (written feedback)
8) Umpan balik yang paling banyak dan paling sedikit (most/least feedback)
Contoh 2 (Harapan)
Pemimpin mengatur latihan ini dengan cara meminta anggota untuk mengungkapkan secara
verbal harapan-harapan yang mereka miliki untuk salah seorang peserta. Ini merupakan
latihan yang baik bagi peserta yang peduli terhadap satu sama lain, dan yang memiliki
berbagai hal untuk dikatakan kepada peserta lainnya.
Pemimpin: "Saya ingin anda memikirkan tentang harapan-harapan yang kalian miliki
terhadap para anggota lainnya. Kita akan memfokuskan latihan pada satu orang dan pada satu
waktu. Siapa saja yang ingin mengemukakan harapannya akan berkata 'Harapan saya
untukmu adalah ..., cukup jelas?"
j. Kepercayaan (Trust)
Jika pemimpin merasa bahwa anggota tidak saling mempercayai terhadap satu sama lain atau
nampaknya kepercayaan lebih dibutuhkan dalam kelompok, pemimpin dapat menggunakan
k. Experiential
Beberapa latihan kelompok dapat diklasifikasikan sebagai latihan eksperiensial karena
anggota kelompok terlibat semacam pengalaman kelompok ataupun individual yang aktif dan
menantang. Latihan eksperiensial yang paling dikenal adalah "ropescourse" (permainan tali
temali), yang merupakan rangkaian aktivitas yang didesain untuk membawa individu dan
kelompok melampaui pengharapan mereka ataupun meyakini keinginan mereka untuk
Aktivitas dalam permainan tali temali bergantung pada kerjasama antar anggota kelompok,
dengan demikian aktivitas ini bagus untuk pembentukan tim (team building).
l. Dilema Moral
Beberapa latihan kelompok dapal digolongkan sebagai “dilema moral” yakni latihan
dimana sebuah cerita dibacakan untuk anggota dan tiap orang harus memutuskan bagaimana
ia akan menangani situasi dalam cerita itu. Jenis latihan ini berguna dalam membantu anggota
kelompok menyadari bahwa setiap orang memiliki nilai-nilai yang berbeda. Latihan ini
biasanya memunculkan diskusi tentang nilai-nilai, hukum dan keadilan. Dapat digunakan
pada awal sesi dan menjadi fokus dari seluruh sesi.
“Anda berada dalam kapal saat kapal tersebut mengalami benturan dan akan tenggelam.
Tujuh orang ingin naik ke atas rakit penyelamat, namun rakit hanya dapat menampung lima
orang saja. Ketujuh orang tersebut adalah, anda, anak kecil bandel berusia 12 tahun,
pensiunan guru berusia 69 tahun, atlit baseball terkenal berusia 35 tahun, ahli mesin berusia
22 tahun, pendeta berusia 52 tahun, dan seorang wanita hamil berusia 39 tahun. Menurut
anda, siapa di antara mereka yang tidak boleh naik rakit?".
m. Keputusan kelompok
Jenis latihan lainnya yang dapat digunakan dalam kelompok adalah aktivitas
pembuatan keputusan kelompok. Latihan ini mensyaratkan para anggota kelompok untuk
bekerja sama dalam menangani suatu masalah. Bergantung pada ukuran kelompok, seluruh
anggota kelompok bisa saja bekerja sebagai satu unit, atau bisa juga dibagi menjadi dua atau
tiga kelompok kecil beranggotakan masing-masing empat orang.
n. Sentuhan (Touching)
Banyak juga latihan kelompok yang melibatkan berbagai bentuk sentuhan. Latihan
sentuhan dibahas secara terpisah karena ada beberapa petunjuk yang harus dipertimbangkan
saat akan melakukannya, yakni:
1) Sadarilah bahwa beberapa peserta mungkin akan merasa tidak nyaman dengan kontak
fisik. Jika suatu latihan melibatkan beberapa bentuk sentuhan, pastikan bahwa peserta
memahami apa yang akan terjadi dan mengizinkan siapa saja yang bersedia untuk
melakukan latihan ini.
2) Dalam hampir setiap situasi, yang terbaik adalah dengan mencegah penggunaan
sentuhan yang memiliki konotasi seksual. Beberapa latihan pijat, bisa saja
diinterpretasikan secara seksual jika tidak dilakukan dengan sepantasnya.
Adapun metode yang paling mudah dan sering digunakan untuk mengklasifikasikan
film adalah berdasarkan genre. Genre secara umum membagi film berdasarkan jenis dan latar
ceritanya. Menurut Suwasono (2014:13- 17) genre film yang masih popular hingga sekarang
adalah sebagai berikut:
a. Aksi
Film-film aksi berhubungan dengan adegan aksi fisik seru, menegangkan, berbahaya,
nonstop dengan tempo cerita yang cepat. Film aksi memiliki karakter protagonis dan
antagonis yang jelas serta konflik berupa konfrontasi fisik.
b. Drama
Film drama umumnya berhubungan dengan tema, cerita, setting, karakter, dan suasana
yang memotret kehidupan nyata. Kisahnya seringkali menggugah emosi, dramatik, dan
mampu menguras air mata penontonnya. Tema yang sering dipakai dalam film drama adalah
Bimbingan Kelompok (Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd) Page 64
isu-isu sosial baik dalam masyarakat maupun keluarga seperti ketidakadilan, kekerasan,
diskriminasi, rasialisme, ketidakharmonisan, masalah kejiwaan, penyakit, kemiskinan,
politik, dan kekuasaan. Selain itu film drama juga dapat memuat kisah-kisah inspiratif yang
dapat memberikan dan membangkitkan motivasi kepada penonton. Kisah dalam film drama
sering diadaptasi dari sebuah novel, puisi, catatan harian, ataupun sebuah kisah nyata.
c. Komedi
Film komedi adalah jenis film yang tujuan utamanya memancing tawa penonton. Film
komedi biasanya berupa drama ringan yang melebih-lebihkan aksi, situasi, bahasa, hingga
karakternya. Film komedi ini dapat digunakan untuk mengurangi stres yang dialami oleh
seseorang karena dengan tawa maka penonton akan dapat mengurangi kecemasan yang
dialami, dengan tertawa maka akan berdampak pada kognitif yang dapat mengubah pikiran-
pikiran negatif menjadi pikiran positif. Selain itu tertawa juga dapat mengubah mood
seseorang
d. Fantasi
Film fantasi berhubungan dengan tempat, peristiwa, serta karakter yang tdak nyata.
Fillm fantasi berhubungan dengan unsur magis, mitos, negeri dongeng, imajinasi, halusinasi,
serta alam mimpi. Film fantasi sering ditujukan untuk penonton dikalangan anak-anak dan
remaja
e. Fiksi ilmiah
Film fiksi ilmiah berhubungan dengan masa depan, perjalanan angkasa luar,
percobaan ilmiah, penjelajahan waktu, atau proses kehancuran bumi. Film ini berhubungan
dengan teknologi yang berada di luar jangkauan teknologi masa kini. Film ini lebih fokus
pada kehidupan masa depan
f. Film pendek
Film pendek merupakan film yang berdurasi di bawah 50 menit. Film pendek bisa
juga hanya berdurasi 60 detik karena yang terpenting adalah ide dan pemanfaatan media
komunikasinya berlangsung efektif.
a. Ciri model seperti; usia, status sosial, jenis kelamin, keramahan, dan kemampuan,
penting dalam meningkatkan imitasi.
b. Anak lebih senang meniru model seusianya daripada model dewasa.
c. Anak cenderung meniru model seusianya daripada model dewasa.
d. Anak cenderung meniru model yang standar prestasinya dalam jangkauannya.
e. Anak cenderung mengimitasi orang tuanya yang hangat dan terbuka.
Dalam penokohan, sebaiknya tokoh yang dimunculkan sebagai contoh bagi anak atau
siswa merupakan tokoh yang sesuai dengan kondisi anak
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film sebagai media
layanan bimbingan kelompok. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan Guru
Pertama-tama guru BK harus mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)
Bimbingan Kelompok dahulu. Kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai
tujuan bimbingan yang diharapkan. Juga perlu diketahui panjangnya film tersebut (20 – 45
menit), tingkat rekomendasi film, tahun produksi serta diskripsi dari film tersebut. Selain itu
film tersebut diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film terebut
dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
b. Mempersiapkan Kelas
Siswa (klien) dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film
tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: menjelaskan maksud pemutaran
film, menjelaskan secara ringkas isi film, menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapat
perhatian khusus sewaktu menonton film, harus dijelaskan mengapa terdapat ketidakcocokan
pendapat dengan bagian isi film bila ditemui ketidak sesuaian.
c. Langkah Penyajian
Setelah siswa (klien) dipersiapkan barulah film diputar. Dalam penyajian ini harus
disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara, power
Bimbingan Kelompok (Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd) Page 66
cord, film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru BK harus memperhatikan keadaan ruangan
gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan berbagai alat lainnya.
d. Aktivitas Lanjutan
Aktivitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab (refleksi), guna mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap film yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa
dilakukan dengan pengulangan pemutaran film tersebut. Pengertian yang diperoleh audien
dari melihat film akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan aktivitas lanjutan.
Aktivitas tersebut dapat berupa: membaca buku tentang masalah yang ditonton jika buku
tersebut tersedia, membuat karangan tentang apa yang telah ditonton, mengunjungi lokasi di
mana film tersebut dibuat, jika dipandang perlu adakan tes atau kuis tentang materi layanan
bimbingan yang disajikan lewat film tersebut
Gladding, S.T (1991). Group Work: A Counseling Specialty. New York: Merrilll
Michael lee Powel, Group Cinematherapy: using metaphor to enchance adolescent selft-
esteem, The Art in Psychoterapy 33 (2006), 247.
Prayitno (2017) Layananan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Yang Berhasil) Jakarta:
Ghalia Indonesia
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizqi Press
A. RANGKAIAN NAMA
Permainan ini berintikan penggabungan atau perangkaian nama dari semua anggota
kelompok, yang juga melibatkan pemimpin kelompok
1. Permainan ini dilaksanakan pada awal kegiatan kelompok (Tahap Pembentukan), agar
semua peserta mengenal dan hafal nama semua anggota kelompok, dan dengan
demikian akan meningkatkan keakraban dan kebersanmaan antar anggota kelompok.
2. Permainan ini menuntut pemusatan perhatian dan dapat membawa suasana yang
menggembirakan, sehingga suasana kelompok menjadi lebih hangat dan
menyenangkan.
Cara bermain
Percobaan
Anggota kelompok diajak rnencoba permainan tersebut. Pemimpin kelompok menunjuk
salah seorang anggota untuk rnemulainya, dilanjutkan oleh anggota berikutnya. Apabila
pelaksanaannya sudah betul, permainan dapat dilanjutkan, dan apabila belum betul
dijelaskan kembali. Di waktu menyebutkan nama anggota lainnya, anggota yang
menyebutkan nama itu harus melihat wajah anggota yang namanya sedang disebutkan.
Catatan khusus
1. Putaran rangkaian nama itu dapat dilakukan beberapa kali sampai semua anggota
kelompok, termasuk pemimpin kelompok benar-benar hafal nama semua anggota
kelompok.
2. Dalam putaran pertama hendaknya diusahakan agar pemimpin kelornpok mendapat
giliran terakhir untuk merangkaikan nama itu; dengan demiki, pemimpin kelornpok
diwajibkan sejak awal menghafal seluruh nama anggota kelompoknya.
3. Permainan amat efektif untuk para anggota kelompok yang baru pertama kali
bertemu.
Permainan ini berintikan hitungan (angka): satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya. Setiap
kelipatan "tiga", angka diganti dengan ucapan "dot"
1. Pada kegiatan awal (Tahap Pembentukan) permainan ini dapat membawa suasana
gembira dan menyenangkan untuk membina suasana keakraban dan kebersamaan
diantara para anggota kelompok.
2. Pada kegiatan-kegiatan yang sudah lanjut permainan ini dapat membawa suasana
kelompok yang dalam keadaan tegang menjadi mencair; suasana yang lemah menjadi
bersemangat kembali.
Pemain
Semua anggota kelompok; pemimpin kelompok tidak ikut bermain melainkan menjadi
pengelola permainan
Bimbingan Kelompok (Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd) Page 72
Cara bermain
1. Tempat duduk diatur melingkar jika permainan dilaksanakan dengan duduk; jika
berdiri, juga berbentuk lingkaran.
2. Pembimbing Kelompok menjelaskan jalannya permainan, yaitu:
➔ Anggota kelompok secara berurutan mengucapkan hitungan satu, dua, dan seterusnya
➔ Barangsiapa yang mendapatkan bilangan kelipatan tiga (3, 6, 9, dan seterusnya), maka
peserta tersebut, menggantinya dengan kata "dot".
Percobaan
Anggota kelompok diajak mencoba permainan ini. Pemimpin kelompok meminta salah
seorang peserta memulai hitungan ... "satu" untuk peserta pertama, "dua"
peserta kedua, "dot" peserta ketiga dan seterusnya sehingga semua anggota kelompok
mendapatkan giliran.
Permainan sebenamya
Setelah dicobakan permainan ini ternyata berhasil, maka dilaksanakan permainan sebenamya.
Nantinya, bagi peserta yang tidak tepat di dalam menghitung dan/ atau tidaktepat mengganti
kata "Dot", maka peserta tersebut diberi kesempatan untuk "menampilkan kebolehannya"
seperti menyanyi, menari, melawak, atau yang lainnya.
Catatan khusus
1. Untuk pengganti bilangan ganjil (kelipatan 3) kata-kata "Dot", dapat diganti dengan
kata-kata yang mungkin lebi menarik lainnya, seperti "Tit", "Bes" dan seterusnya.
2. Permainan ini akan lebih meriah apabila anggota kelompok terdiri dari laki-laki dan
perempuan.
Permainan ini berintikan gerakan untuk mendapatkan tempat duduk dengan mengikuti sebuah
ceritera tentang dua orang anak kembar yang namanya hampir sama.
1. Bila permainan ini dilakukan pada pertemuan awal kegiatan kelompok dimana para
anggota belum saling mengenal (Tahap Pembentukan), maka permainan ini dapat
mengakrabkan dan menumbuhkan suasana kebersamaan di antara anggota kelompok.
2. Bila permainan ini dilakukan di antara kegiatan kelompok yang telah berlangsung
lama (misalnya di antara diskusi atau pembahasan masalah oleh para anggota
kelompok), permainan ini dapat menghilangkan ketegangan yang ditimbulkan oleh
keseriusan kegiatan diskusi dan pembahasan tersebut, sehingga kegiatan kelompok
selanjutnya akan tetap berjalan dengan dengan mantap.
Cara bermain
1. Tempat duduk disusun melingkar; satu orang tidak memdapat tempat duduk.
2. Pemain berdiri membelakangi kursi.
3. Para peserta dipersilakan duduk. Peserta yang· tidak mendapat tempat duduk berada
di luar garis lingkaran dan bersiap-siap mengintai kursi yang kosong. Nantinya,
anggota yang tidak kebagian kursi berusaha "merebut" sebuah kursi yang akan
menjadi tempat duduknya.
4. Pemimpin kelompok menjelaskan jalannya permainan yaitu:
➔ Kepada mereka (para peserta) akan dikemukakan suatu ceritera tentang dua orang
anak kembar, misalnya benama Ana dan Ani (bisa diganti dengan nama lain seperti
yana dan yani, fandi dan fanda dll)
➔ Jika dalam ceritera tersebut nama Ana diucapkan, maka para peserta harus
bergerak dan duduk selang satu kursi di sebelah kiri; sebaliknya bila disebut nama
Ani, maka para peserta bergerak dan duduk selang satu kursi di sebelah kanan;
sedangkan bila disebut nama Ana dan Ani dalam satu rangkaian atau disebut nama
lain, maka para peserta tidak bergerak dan tetap duduk di tempat semula.
➔ Anggota yang tidak mendapatkan tempat duduk berusaha mendapatkan tempat
duduk sewaktu pergerakan ke kiri atau ke kanan.
Percobaan
anggota diajak mencoba melaksanakan permainan ini. Pemimpin kelompok mengemukakan
ceritera anak kembar, misalnya: "Dalam suatu keluarga ada sepasang anak kembar yang
diberi nama Ana dan Ani." Kedua anak ini rukun, bermain bersama, bepergian bersama-sama
pula. Pada suatu hari sang lbu memanggil "A ... ni, coba pergi temui kakakmu yang bernama
A…nsor di kamar si A ... na" dan seterusnya.
Setelah percobaan lancar, maka diadakan permainan sebenarnya. Dalam proses permainan,
peserta yang tidak mendapat tempat duduk dapat diberi kesempatan untuk menampilkan
kebolehannya, seperti: menyanyi, membaca puisi, menari, berpidato, dan sebagainya.
Catatan Khusus
1. Nama si anak kembar dapat diganti misalnya Ratna dan Ratni, atau Amran dan Amrin
atau lainnya. Demikian pula ceriteranya dapat disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta dan suasana kelompok.
2. Berdasarkan pertimbangan tertentu, permainan ini sebaiknya dilakukan oleh sejumlah
peserta yang berjenis kelamin sama.
3. Jarak antara tempat duduk yang melingkar diusahakan lebih longgar
Permainan ini berintikan pembuatan dua buah kalimat. Kalimat pertama dimulai dari kata
"Mengapa", dan kalimat kedua dimulai dari kata "Karena". Kedua kalimat itu nantinya
digabungkan.
Cara bermain
Catatan khusus
1. Apabila isi kalimat yang dibacakan oleh pasangan tertentu kurang ada kaitannya,
maka pasangan tersebut diberi kesempatan "menampilkan kebolehan", seperti menari,
menyanyi, dan lain sebagainya.
2. Permainan akan lebih menarik apabila kelompok beranggotakan laki-laki dan
perempuan yang dapat berpasangan dalam membacakan kalimat-·kalimat "Mengapa
.... Karena .... "
Permainan ini berintikan pengenalan dan pernahaman peran seorang tokoh, baik nasional
maupun internasional.
Cara bermain
Catatan khusus
Isi komentar yang diberikan terhadap tokoh yang dimaksudkan itu hendaknya bersifat positif
dan konstruktif.