Anda di halaman 1dari 23

Bab I

PENDAHULUAN

CoronaVirus ( Covid – 19 ) merupakan virus yang menyebabkan penyakit


infeksi saluran pernapasan , yang diawali dengan flu biasa hingga penyakit
serius .
Indonesia menjadi salah satu negara positif virus corona , kasus pertama yang
terjadi di Indonesia dialami oleh warga Depok , Jawa Barat.
Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru paru pada bulan
Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di
Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang , termasuk yang tidak
biasa dikonsumsi.
Diduga virus ini dibawa oleh kelelawar dan hewan lainnya yang dimakan oleh
manusia hingga munculah penyebaran penyakit secara tiba – tiba .
Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh
penanganan secepatnya .
WHO menyatakan saat itu Eropa telah menjadi pusat pandemic virus Corona
secara global. Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat
COVID – 19 dibanding China.
Dengan hal itu pemerintah segera mengambil tindakan dengan kebijakan –
kebijakan yang baru yang berdampak ke berbagai aspek kehidupan
bertujuan untuk menangani situasi tersebut
Munculnya virus Corona mengakibatkan aktivitas sehari – hari terganggu ,
salah satunya adalah berkomunikasi dengan cara bertatap muka .
Dikarenakan kasus positif bertambah begitu pesat dibandingkan jumlah
sebelumnya.
Rumusan masalah :
1. Bagaimana cara untuk menangani Covid – 19 yang sudah begitu
meningkat disetiap Daerah ?
2. Bagaimana masyarakat menyikapi Covid – 19 yang sedang terjadi ?
3. Apa yang dilakukan oleh pemuda pemudi bangsa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan disaat terjadi Covid – 19 ?
Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui Langkah Langkah yang dilakukan dalam seiringnya
waktu
2. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam menyikapi Covid – 19
3. Untuk mengetahui sikap pemuda pemudi bangsa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dimasa Covid – 19
Manfaat penelitian :
• Bagi masyarakat , untuk selalu menaati setiap protokol atau aturan
yang berlaku untuk mengembangkan kembali kehidupan new normal
• Bagi pemuda dan pemudi , tetap melaksanakan tugas untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan agar Indonesia bisa terus maju dan
berkembang
Bab II
Landasan Teori

1. Penanganan Covid – 19
Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) penanganan : pe.na.ngan.an
[n] proses, cara, perbuatan menangani; penggarapan: ~ kasus itu
terkesan lambat.

Pemerintahan pusat telah melakukan berbagai upaya untuk menangani


pandemic Covid – 19.
1. Di sektor kesehatan , pemerintah telah berupaya mempercepat
pelaksanaan tracing , testing , dan treatment untuk memenuhi obat
antiviral untuk pengobatan pasien covid – 19 , pemenuhan kebutuhan
oksigen , percepatan vaksinasi untuk seluruh penduduk Indonesia.
2. Di sektor ekonomi , pemerintah telah melakukan percepatan dalam
penyaluran ragam bantuan social ( BANSOS ) untuk masyarakat.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan manusia dan


Kebudayaan ( Muhadjir Effendy ), dibutuhkannya kolaborasi dan
gotong royong masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan
pandemic di Indonesia , kolaborasi multipihak dengan prinsip gotong
royong melalui klaster nasional penanggulan bencana dan lembaga
pendukung dibidang kemanusiaan sangat diperlukan.

• Untuk klaster Kesehatan , bisa membantu percepatan vaksinasi


dan optimalisasi 3T dan sosialisasi protocol Kesehatan 5M , dan
membantu antisipasi kelangkaan obat , alat Kesehatan , serta
peningkatan kapasitas tempat isolasi
• Untuk klaster logistik , bisa membantu memenuhi kebutuhan
logistik dan mengawal distribusi logistik penanganan Covid – 19
• Untuk klaster Pendidikan , bisa mengawal kebijakan
Pendidikan seperti pembelajaran tatap muka di masa PPKM ,
dan membantu melaksanakan vaksinasi bagi pelajar dan
tenaga pendidikan.
• Untuk klaster pengungsian dan perlindungan , membantu
penguatan manejemen pengungsian di masa pandemic dan
tempat isolasi mandiri
• Untuk klaster pemulihan dini , bisa membantu pemerintah
daerah untuk mengaktivasi posko satgas Covid – 19 dari level
terendah di RT/RW , dan membantu pemulihan dampak Covid
– 19 di daerah.

2. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi berasal dari Bahasa Inggris “ participation “ yang memiliki arti
mengambil bagian atau keikutsertaan , menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia , yang dimaksud partisipasi adalah hal turut berperan serta
dalam suatu kegiatan , keikutsertaan peran serta .
Menurut Tilaar , 1997: 237 – 238 Masyarakat yang berpartisipasi adalah ;
Masyarakat yang produktif , sadar akan hak hak dan kewajiban , sadar
hukum , dan bertekad untuk mandiri , Masyarakat yang berpartisipasi
memiliki karakteristik :
a. Masyarakat yang kritis yang berarti masyarakat yang mengetahui
masalah yang dihadapinya dan berusaha memecahkan masalah
tersebut untuk meningkatkan mutu kehidupannya
b. Masyarakat berdiri sendiri yang berarti masyarakat yang mengetahui
potensi dan kemampuannya termasuk hambatan karena
keterbatasan.
c. Masyarakat yang mau berkerja . Oleh karena itu partisipasi
masyarakat memiliki peranan dalam suatu program
Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut dengan partisipasi
masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dan kesadaran dan
kepedulian serta tanggung jawab secara sukarela dalam proses
pengidentifikasian masalah , pemilihan dan pegambilan keputusan
mengenai solusi alternatif untuk menangani masalah , serta
mengevaluasi perubahan yang terjadi didalam masyarakat.

3. Bentuk dan Jenis Partisipasi Masyarakat


Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat menurut Huraerah dalam
Septyasa
2013:6 (Rahayu, 2018:12-13) adalah:
a. Partisipasi buah pikiran
b. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai
kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan Desa,
pertolongan bagi orang lain dan sebagainya.
c. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai
kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan Desa,
pertolongan bagi orang lain yang biasanya berupa uang,
makanan dan sebagainya.
d. Partisipasi keterampilan dan kemahiran.
e. Partisipasi sosial yang diberikan orang sebagai tanda
keguyuban.

Berdasarkan cara keterlibatannya, partisipasi menurut Fauzi dapat


dibagi
menjadi dua (Fauzi, 2018:21), diantaranya:

a. Partisipasi langsung
Yaitu keterlibatan seseorang, kelompok maupun
masyarakat dalam berperan aktif, baik itu menyediakan
tenaga pada proses pembangunan, maupun memberikan
kontribusi pemikiran serta mengikuti saat pembuatan
rancangan kegiatan pembangunan.

b. Partisipasi tidak langsung

Yaitu partisipasi yang dimana seseorang mewakilkan


hak berpartisipasinya kepada orang lain yang bisa
mewakilinya dalam aktifitas partisipatif.
Menurut Mardikanto, 2013:88 adapun tipe partisipasi yang dibedakan
berdasarkan karakteristiknya yaitu sebagai berikut (Asritama, 2019:30-
31):
a. Partisipasi pasif/manipulative yaitu masyarakat diberi tau apa yang
sedang atau telah terjadi, pengumuman sepihak oleh pelaksana
proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat dan informasi
yang dipertukarkan terbatas pada kalangan professional di luar
kelompok sasaran.

b. Partisipasi informatif yaitu masyarakat menjawab pertanyaan-


pertanyaan penelitian, masyarakat tidak di beri kesempatan untuk
terlibat dan mempengaruhi proses penelitian dan akurasi hasil
penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
c. Partisipasi konsultatif yaitu masyarakat berpartisipasi dengan cara
berkonsultasi, orang luar mendengarkan, menganalisis masalah dan
pemecahannya, tidak ada peluang untuk pembuatan keputusan
bersama, para professional tidak berkewajiban untuk mengajukan
pandangan dan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindak lanjuti.

d. Partisipasi intensif yaitu masyarakat memberikan


pengorbanan/jasanya untuk memperboleh imbalan/insentif,
masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran dan
eksperimen-eksperimen yang dilakukan dan masyarakat tidak
memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah insentif
dihentikan.

e. Partisipasi fungsional yaitu masyarakat membentuk kelompok untuk


mencapai tujuan proyek, pembentukan kelompok biasanya setelah
ada keputusan-keputusan utama yang disepakati dan pada tahap awal,
masyarakat tergantung kepada pihak luar, tetapi secara bertahap
menunjukkan kemandiriannya.

f. Partisipasi interaktif yaitu masyarakat berperan dalam analisis untuk


perencanaan kegiatan dan pembentukan atau penguatan
kelembagaan, cenderung memperlihatkan metode indisipliner yang
mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur
dan sistematis dan masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas
pelaksanaan keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil
dalam keseluruhan proses kegiatan.

g. Self mobilization (kemandirian) yaitu masyarakat mengambil inisiatif


sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi pihak luar) untuk mengubah
sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki, masyarakat
mengembangkan kontak dengan Lembaga-lembaga lain untuk
mendapatkan bantuan teknis dan sumber daya yang diperlukan dan
masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya yang
ada dan atau digunakan.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
Menurut Najib dalam Tanuwijaya, 2016: 7 menjelaskan bahwa
keberhasilan partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh (Rahayu, 2018:21-
22):
a. Siapa penggagas partisipasi, apakah pemerintah pusat,
pemerintah daerah atau Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).
b. Untuk kepentingan siapa partisipasi itu dilaksanakan, apakah
untuk kepentingan pemerintah atau untuk masyarakat.

c. Siapa yang memegang kendali, apakah pemerintah pusat,


pemerintah daerah, atau lembaga donor. Jika pemerintah
daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
memegang kendali cenderung lebih berhasil. Hal ini
dikarenakan cenderung mengetahui permasalahan, kondisi
dan kebutuhan daerah atau masyarakatnya dibandingkan
pihak luar.

d. Hubungan pemerintah dengan masyarakat, apakah ada


kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintahannya. Jika
hubungan ini baik, partisipasi akan lebih mudah dilaksanakan.

e. Kultural, daerah yang masyarakatnya memiliki tradisi dalam


berpartisipasi (proses pengambilan keputusan melalui
musyawarah) cenderung lebih mudah dan berlanjut.

f. Politik, kepemerintahan yang stabil serta menganut sistem


yang transparan, menghargai keragaman dan demokratis.

g. Legalitas, tersedianya (diupayakan) regulasi yang menjamin


partisipasi warga dalam pengelolaan pembangunan
(terintegrasi dalam sistem kepemerintahan di daerah).

h. Ekonomi, adanya mekanisme yang menyediakan akses bagi


warga miskin untuk terlibat atau memastikan bahwa mereka
akan memperoleh manfaat (baik langsung maupun tidak
langsung) setelah berpartisipasi.

i. Kepemimpinan, adanya kepemimpinan yang disegani dan


memiliki komitmen untuk mendorong serta melaksanakan
partisipasi, dapat dari kalangan pemerintah, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat itu sendiri atau
tokoh masyarakat.

j. Waktu, penerapan partisipasi tidak hanya sesaat, tetapi


ditempatkan pada kurun waktu yang cukup lama.

k. Tersedianya jaringan yang menghubungkan antara warga


masyarakat dan pemerintah (forum warga).
Sejalan dengan beberapa faktor yang telah dijelaskan diatas, Haqqie
menyimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi
partisipasi
masyarakat (Haqqie, 2016:13), diantaranya:

a. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
yaitu, keinginan, motivasi, pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan dari masyarakat itu sendiri

b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
yaitu peran serta pemerintah daerah dan kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.

5. Peran pemuda pemudi dalam menghadapi Covid – 19


1. Senantiasa di rumah
Para pemuda diwajibkan senantiasa terletak di rumah, menjajaki
peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah, semacam: bermain,
belajar, bekerja, serta beribadah dari rumah. Perihal ini bertujuan
menolong pemerintah serta tenaga kesehatan buat menjauhi
penyebaran Covid- 19.

2.Disipilin serta Konsisten


Lewat semangat para pemuda, kita dapat melawan pandemi Covid- 19
dengan disiplin serta tidak berubah- ubah melindungi protokol kesehatan
dimanapun serta kapanpun. Senantiasa mengenakan masker,
melindungi jarak, serta Berani menegur siapapun bagi
melanggar protokol kesehatan demi keselamatan bersama.
3. Melaksanakan Bimbingan Protokol Kesehatan
Para generasi muda, berani buat membagikan bimbingan ataupun
mengsosialisasikan slogan 3M kepada sahabat maupun kepada warga
secara efisien serta gampang dimengerti, 3M ialah; Cuci tangan dengan
sabun,
memakai masker, serta menjauhi kerumuman, 3 perihal ini ialah inti dari
salah satu kampanye. Dengan upaya yang kolektif, tidak berubah-
ubah, terintegrasi, hendak menciptakan akibat yang positif.

4. Silih Memantapkan Serta Megingatkan Dengan menjalakan


Komunikasi Lewat Digital.
Dalam keadaan semacam ini, berarti sekali untuk kita seluruh buat silih
memantapkan serta menegaskan kepada mereka yang sehat ataupun
yang sakit, saudara yang dekat ataupun yang jauh, pastinya dengan
menggunakan teknologi komunikasi yang dikala ini telah terus menjadi
mutahir supaya pemberitaan Covid- 19 yang tiap harinya terus menjadi
meningkat serta mengkhawatirkan tidak buatnya tertekan. Kita dapat
mengawali dengan menanyakan berita keluarga, teman, ataupun orang
tua, bila mencari data seputar Covid- 19, kita pula bisa memilah sebagian
sumber kabar yang terpercaya serta tidak berubah- ubah pada sumber
tersebut.

5. Senantiasa Produktif di Tengah Pandemi


Pandemi Covid- 19 bukan alibi buat tidak senantiasa produktif serta
kreatif. Para pemuda senantiasa dapat melaksanakan hal- hal yang
produktif serta kreatif semacam bercocok tanam, belajar memasak,
belajar menjahit, apalagi berani membuka usaha berbasis online pasti
saja dengan senantiasa melakukan protokol kesehatan. Tidak hanya itu
dapat pula menjajaki kelas online yang diadakan sepanjang pandemi
corona,. Mulai dari kelas pengembangan diri semacam digital marketing,
design grafis, dll sampai sharing session. Menjajaki sebagian kelas online
dapat dijadikan rujukan buat mengisi waktu luang sepanjang pandemi
tanpa wajib keluar rumah supaya senantiasa produktif.

6. Jadi Agent of Change


Para generasi muda diharapkan dapat berfungsi bagaikan agent of
change. Oleh sebab itu, disinilah kedudukan generasi muda yang
sebetulnya dalam mengalami Covid- 19, bagaikan wujud yang
mempunyai semangat luar biasa, penuh tenaga, dan optimis sangat
diharapkan dapat jadi agent pergantian yang bergerak aktif dalam
menolong pemerintah serta tenaga kesehatan demi memutus mata
rantai penyebara Covid- 19.
Dari paparan yang terdapat di atas sangat jelas kalau anak muda
sangatlah mempunyai kesempatan yang besar buat ikut berkontribusi
dalam penindakan Covid- 19 baik jadi sukarelawan maupun dengan
mengantarkan aspirasi penindakan pandemi dari bermacam susunan
warga kepada pemerintah lewat inisiatif kalangan muda baik secara
langsung maupun lewat media online
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu (Lasa,2009:207). Kata
ilmiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai
makna bersifat keilmuan atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena penelitian
ini mempunyai tujuan untuk memperoleh jawaban yang terkait
dengan pendapat, tanggapan atau persepsi seseorang sehingga
pembahasannya harus secara kualitatif atau menggunakan uraian
kata-kata. “Penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang
tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia”.
(Sulistyo-Basuki, 2010:110).

2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.

3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode
pengumpulan data. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan
data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar,
maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses
penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila
didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah
ada.”(Sugiyono,2005:83). Studi pustaka merupakan Maka dapat
dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil
penelitian yang dilakukan.
4. Wawancara
Wawancara merupakan langkah yang diambil
selanjutnya setelah observasi dilakukan. Wawancara atau interview
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka
secara langsung antara pewawancara dengan informan. Wawancara
dilakukan jika data yang diperoleh melalui observasi kurang
mendalam. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
(Sugiyono,2005:72) bahwa “wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peniliti ingin mengetahui hal-hal dari
informan yang lebih mendalam
Bab VI
PEMBAHASAN

1. Presentase perkembangan covid Indonesia


2. Faktor masyarakat memiliki kerentanan terpapar covid 19
• Tinggal ditempat yang tidak layak
• Kerentanan bahan pangan dan malanutrisi
• Akses rendah pada layanan Kesehatan
• Akses yang rendah terhadap air bersih dan lingkungan yang
sehat
• Kurangnya kesadaran masyarakat untuk selalu mematuhi
protocol Kesehatan

3. Cara mencegah Covid – 19

cara yang paling tepat sebagai pencegahan dari COVID-19. 5M adalah


metode gagasan pemerintah untuk menekan kenaikan angka dari
COVID-19, antara lain:

1. Menggunakan Masker
Cara pencegahan COVID-19 yang paling efektif untuk dilakukan
adalah dengan menggunakan masker. Alat ini harus digunakan
terutama saat berada di tempat umum atau berinteraksi dengan
orang lain. Penutupan pada mulut dan hidung ampuh untuk
menurunkan risiko penyebaran virus corona dengan memblokir
tetesan air liur, agar tidak masuk ke tubuh. Sebaran dari udara juga
dapat terjadi, sehingga perlu digunakan saat kamu berada di dalam
ruangan, terutama yang ber-AC.

2. Mencuci Tangan secara Rutin


Kamu juga dapat mencegah risiko terserang COVID-19 dengan
mencuci tangan secara rutin. Cobalah untuk lebih sering mencuci
tangan dengan sabun dan air selama 20 detik setelah melakukan
beberapa aktivitas, seperti menyentuh suatu benda, memegang
bagian depan masker, hingga menyentuh hewan. Kamu juga perlu
mencuci tangan sebelum makan dan juga menyentuh wajah. Jika air
dan sabun tidak memungkinkan, gunakan hand sanitizer dengan
kandungan minimal 60 persen alkohol.
3. Menjaga Jarak
5M lainnya yang harus dilakukan untuk pencegahan COVID-19, yaitu
menjaga jarak. Saat berada di luar rumah, pastikan untuk
menjauhkan diri sekitar 1–2 meter. Pastikan untuk selalu ingat jika
beberapa orang tidak memiliki gejala, meski telah terserang virus
corona. Selain itu, hindari juga ruangan tertutup dan lebih banyak
aktivitas di ruangan terbuka yang menyediakan udara segar.

4. Menjauhi Kerumunan
Saat berada di keramaian atau kerumunan, risiko untuk tertular
COVID-19 menjadi lebih tinggi. Jika ingin melakukan interaksi dengan
beberapa orang, pastikan berada di luar ruangan, menggunakan
masker, dan tidak lebih dari 5 orang. Intensitas dan jumlah orang
sangat berpengaruh terhadap tingkat risiko yang dapat terjadi.

5. Mengurangi Mobilitas
Setiap orang harus benar-benar menanamkan pemahaman jika
keperluannya tidak terlalu mendesak, ada baiknya untuk tetap di
rumah. Meskipun merasa sehat, belum tentu saat berada di rumah
tetap dalam keadaan yang sama atau menyebarkan virusnya pada
keluarga di rumah. Tingkatkan perhatian terlebih lagi jika terdapat
orang tua atau anak-anak di rumah yang masih rentan terhadap
COVID-19.

Selain melakukan 5M, ada beberapa hal lainnya yang perlu


dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya
dengan mengkonsumsi vitamin. Suplemen ini sangat efektif untuk
menangkal virus corona saat masuk ke tubuh. Beberapa vitamin yang
ampuh untuk mencegah COVID-19 adalah vitamin C dan vitamin D.
Usahakan untuk mengkonsumsi dua vitamin tersebut secara rutin
setiap harinya.
Bab V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pandemi covid-19 adalah suatu kejadian yang tidak diprediksi


sebelumnya. Efek dari pada pandemi ini sangatlah besar hingga
berpengaruh kepada kondisi Kesehatan dan ilmu pengetahuan ,
yang diamana masyarakat harus menjauhi kerumuan begitu pula
dengan para pelajar diluar sana yang diharuskan untuk belajar melalui
proses daring.
Karna covid – 19 inilah banyak masyarakat mau tidak mau tetap harus
dirumah dan ini sangat berpengaruh sekali pada perekonomian , yang
dimana masyarakat harus tetap bisa mencari pokok penghasilan untuk
kebutuhan sehari hari .
Dan untuk pelajar diluar sana harus mencari ilmu dengan melalui alat
eletronik , dan bagi mereka porses belajar mengajar melalu alat eletronik
kurang efektif , karna pemahaman belajar mengajar dengan secara
langsung sangat berbeda dengan proses belajar mengajar secara tidak
langsung , yang dimana banyak sekali kendala yang harus mereka
hadapi , mulai dari internet , alat eletronik kurang efektif dll.
Maka dari itu agar kita bisa melakukan aktifitas seperti biasa
diperlukannya kesadaran kita Bersama untuk selalu mengikuti dan
mematuhi protocol yang ditetapkan , dan tetap menjaga pola pikiran
dan Kesehatan sehari hari .
Untuk para pelajar tetap mencari wawasan dimana pun dan dengan
kondisi apapun karna sumber ilmu pengetahuan sangatlah banyak ,
walau susah dimengerti kita masih bisa mencari wawasan lain , karna
wawasan itu sangat luas.
Apapun kondisi yang dihadapi tetaplah beribadah dan bersyukur atas
apa yang TUHAN berikan , dalam keadaan sulit pun harus tetap bisa
semangat menjalankan keseharian dirumah , karna semua kesulitan
datang dari yang Maha Esa kita hanya bisa melakukan sebaik baik
mungkin dan tetap menjga Kesehatan diamanapun kita berada.
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka


saran yang dapat peneliti berikan antara lain :

1. Bagi Masyarakat , tetaplah mematuhi protocol Kesehatan


lakukanlah aktifitas yang menjaga Kesehatan pola pikir dan imun
kita , tetap perbanyak ibadah dan bersyukur .
Agar bisa Kembali menjalakan hidup seperti biasa lagi
2. Bagi Pelajar, tetaplah berwawasan luas , karna sumber ilmu
pengetahuan sangatlah banyak .
DAFTAR PUSTAKA

Repository.untag-sby.ac.id
Eprints.umpo.ac.id
https://kumparan.com/sheryn-khairunnisa/peran-pemuda-dalam-
menghadapi-covid-19-1uijt4kMdj2
https://mediaindonesia.com/infografis/387907/faktor-masyarakat-
memiliki-kerentanan-terpapar-oleh-covid-19
https://www.antaranews.com/covid-19
KARYA TULIS ILMIAH
ANALISIS PENANGANAN COVID – 19 (SISWA KELAS XI MIPA 5
SMA AL MASOEM JATINANGOR)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Nama : Andini permatasari


Kelas : XI MIPA 5

YAYASAN AL MA’SOEM BANDUNG


SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL MA’SOEM
2022
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Andini permatasari biasa dipanggil


Dini ataupun Andin iya istri mas Al tapi bohong , lahir di
Bandung 27 April 2005 , anak pertama dari 3
bersaudara .
Penulis beralamat di Jl. Pratista Utara I no 11 Bandung ,
Jawa Barat .

Pada tahun 2020 lulus dari SMP 1 Bukittinggi dan


pindahan kelas 9 di SMP Al- ma’some , lanjut lagi ke
SMA Al- masoem .
Penulis masih berstatus pelajar yang duduk dibangku SMA dan
insyaallah lulus pada tahun 2023 , untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi .
Doakan agar penulis bisa menggapai cita citanya dan bisa menjadi
orang yang berwawasan luas.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul Analisis PENANGANAN COVID – 19 (Siswa
Kelas XI MIPA 5 SMA Al Masoem Jatinangor) sesuai batas waktu yang
diharapkan.
Selama menyusun karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan,
arahan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
selayaknya penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada:

1) Ibu Rita Permata, selaku Guru Pembimbing sekaligus guru mata


pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Al Ma’soem Jatinangor yang telah
memberikan dorongan, bimbingan, petunjuk dan arahan, serta izin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan menyusun karya
tulis ilmiah ini;

2) Seluruh siswa SMA AL Ma’soem, khususnya kelas XI MIPA 5,


terimakasih atas dukungan, serta jalinan kerjasama yang baik selama
disususnnya karya tulis ilmiah ini;

3) Semua pihak yang telah membantu dalam menyususn skripsi ini,


yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Mudah-mudahan amal baik mereka mendapat imbalan yang berlipat
dari Allah SWT. Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi peningkatan kualitas
pembelajaran sastra di sekolah.

Sumedang, April 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………….ii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………iii

1. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….


1.1 Latar Belakang Masalah…………………………
1.2 Rumusan Masalah ………………………………..
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………..
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………

2. BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………….


2.1 Penanganan Covid – 19 ………………………………
2.2 Partisipasi Masyarakat ……………………………….
2.3 Jenis dan Bentuk Partisipasi Masyarakat …………………………………………
2.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi partisipasi Masyarakat…………………………..
2.5 Peran pemuda pemudi pada masa Covid – 19 …………………………………..

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………………


3.1 Metode Penelitian ……………………………………….
3.2 Teknik Pengumpulan Data ………………………………
3.2.1 Teknis Studi Pustaka …………………………………
3.2.2 Teknik Wawancara ……………………………………..

4. BAB VI PEMBAHASAN ……………………………………………………………

4.1 Hasil presentasi perkembangan Covid-19 …………………..


4.2 Faktor masyarakat memiliki kerentanan terpapar covid 19 …………………….
4.3 Cara mencegah Covid – 19 ……………………………………….

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………

5.1 Simpulan ………………………………………


5.2 Saran ……………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….


LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………….
RIWAYAT HIDUP PENULIS……………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai