Anda di halaman 1dari 38

TEKNIK PERSILANGAN TANAMAN PADI VARIETAS

INPARI 36 LANRANG DENGAN VARIETAS ASD 8

TUGAS AKHIR

SALMIATI
14220904006

PROGRAM STUDI DILUAR DOMISILI AKN SIDRAP


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN
PANGKAJENNE KEPULAUAN
2019

viii
TEKNIK PERSILANGAN TANAMAN PADI VARIETAS
INPARI 36 LANRANG DENGAN VARIETAS ASD 8

TUGAS AKHIR

SALMIATI
14220904006

PROGRAM STUDI DILUAR DOMISILI AKN SIDRAP


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN
PANGKAJENNE KEPULAUAN
2019

viii
TEKNIK PERSILANGAN TANAMAN PADI VARIETAS
INPARI 36 LANRANG DENGAN VARIETAS ASD 8

TUGAS AKHIR

SALMIATI
17220904006
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada
Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan
Rintisan Akademi Komunitas Negeri Sidrap

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing

Junyah Leli Isnaini, SP,MP. Ir. Hj.Nurlailah,M.Si.


Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:

Dr. Ir. H. Darmawan, M.P. H. Syahruddin, SP. MM


Direktur Ketua Prodi...............

Tanggal Lulus: 12 September 2019

viii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Teknik Persilangan Tanaman Padi Varietas Inpari 36

Lanrang dengan Varietas ASD 8

Nama Mahasiswa : Salmiati

Nomor Pokok : 17220904006

Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan

Program Studi : Teknologi Tanaman Pangan

Disahkan Oleh
Tim Penguji:

1. Junyah Leli Isnaini, SP,MP. (..............................)

2. Ir. Hj. Nurlailah,M.Si. (..............................)

3. Ir. Miss Rahma Yassin, M.Si. (..............................)

4. H. Syahruddin, SP. MM (..............................)

viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SALMIATI

NIM  : 17220904006

Program Studi : TEKNOLOGI TANAMAN PANGAN

Judul Tugas Akhir :“ TEKNIK PERSILANGAN TANAMAN PADI

VARIETAS INPARI 36 LANRANG DENGAN

VARIETAS ASD 8”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil
penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah
laporan maupun kegiatan Tugas Akhir yang tercantum sebagai bagian dari Tugas
Akhir  ini. Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang
jelas.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang
berlaku di AKN Sidrap.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam  keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.  

Sidrap, 12 Juli 2018


Yang membuat pernyataan,

SALMIATI
NIM. 17220904006

viii
RINGKASAN

SALMIATI, 17220904006. Teknik Persilangan Tanaman Padi Varietas Inpari

36 Lanrang dengan Varietas ASD 8, dibimbing oleh Junyah Leli Isnaini dan

Hj. Nurlailah.

Tujuan Laporan Tugas Akhir ini adalah Mengetahui teknik persilangan


tanaman padi varietas Inpari 36 Lanrang dengan ASD 8 di Loka Penelitian
Penyakit Tungro (LOLIT TUNGRO) mengetahui cara menggabungkan dua sifat
berbeda tanaman padi, mengetahui keberhasilan persilangan.Laporan Tugas Akhir
disusun berdasarkan pemuliaan tanaman yang dilaksanakan di Loka Penelitian
Penyakit Tungro (LOLIT TUNGRO), Lanrang Desa Timoreng Panua Kecamatan
Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang dari bulan Februari tahun 2019
sampai dengan bulan April tahun 2019. Teknik persilangan ini, dilakukan mulai
dari persiapan alat dan bahan, persiapan bunga jantan (pemecahan dengan
penyinaran), persiapan bunga betina, proses kastrasi (emaskulasi), isolasi, proses
penyerbukan, dan pelabelan. Keberhasilan persilangan ditandai dengan
munculnya biji yang berwarna hijau

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir tepat pada
waktunya. tidak lupa shalawat dan salam penulis haturkan kepada nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Berkat adanya arahan, bimbingan serta dorongan dari semua pihak yang
telah membantu sehingga terselesaikannya tugas akhir dengan judul “ Teknik
Persilangan Tanaman Padi Varietas Inpari 36 Lanrang dengan Varietas ASD 8”.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi dorongan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan pula kepada:
1. Junyah Leli Isnaini, SP,MP. Pembimbing satu dan Ir. Hj. Nurlailah,M.Si.
Pembimbing anggota yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan
mulai dari penyusunan proposal Tugas Akhir hingga penyelesaian Laporan
Tugas akhir ini.
2. Ir. Miss Rahma Yassin, M.Si. Penguji pertama dan H. Syahruddin, SP. MM
Penguji kedua yang telah memberikan perbaikan, arahan dan bimbingan
terhadap penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Dr.Fausiah T.Ladja, SP.,M.Si. Kepala Loka Penelitian Penyakit Tungro yang
telah memberikan saran membangun terhadap penyusunan Tugas Akhir.
4. Ristanti Nuria Laili Isnaini, SP. Pembimbing lapangan Di tempat PKPM.
5. H.Syahruddin, SP.MM., Ketua program studi Teknologi AKN PDD
SIDRAP.
6. Dr. Budiman S.E, M.Si,Kordinator AKN PDD SIDRAP.
7. Sudirman Bungi, SIP, M.Si, Ketua Program Studi diluar domisili AKN PDD
SIDRAP.
8. Dr. Ir. H.Darmawan, M.P, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Akhirnya dengan tulus penulis menghaturkan terima kasih kepada
Ayahanda tercinta bapak Lasili dan ibunda tercinta ibu Rugaiyya yang senantiasa
memberikan support baik berupa moril maupun materil serta senantiasa

viii
mengiringi doa hingga penyelesaian studi ini. Terima kasih kepada semua
saudaraku, karena keberadaan, saran dan doa menjadi motivasi bagi penulis dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Kepada rekan-rekan seangkatan di
Program Studi diluar domisili AKN PDD Sidrap, semua staf Lolit Tungro, serta
semua staf AKN PDD Sidrap yang tidak sempat disebut namanya, atas partisipasi
dan bantuannya dalam penyelesaian studi ini penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang positif
dari semua pihak.
Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan berguna kepada yang
memerlukannya,aamiin.

Sidrap,…………, 2018

Penulis

SALMIATI
NIM. 16220904006

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN......................................................................

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI....................................................... iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................

RINGKASAN .............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR...................................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan manfaat............................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4


2.1 Klasifikasi Tanaman Padi................................................................... 4
2.2 Morfologi Tanaman Padi.................................................................... 7
2.3 Sifat Tanaman padi Inpari 36 Lanrang...............................................
2.4 Sifat Tanaman Padi Asd 8 .................................................................
2.5 Teknik Persilangan Tanaman Padi.....................................................

III. METODOLOGI.......................................................................................... 11
3.1 WaktudanTempat................................................................................. 11
3.2 Alat dan Bahan................................................................................... 11
3.3 Prosedur.............................................................................................. 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 13


4.1 Hasil .............................................................................................. 13
4.2 Pembahasan......................................................................................... 15

viii
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 27
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 28

LAMPIRAN .............................................................................................. 29

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... 32

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar4.1 Wereng Hijau .................................................................... 15


2. Gambar 4.2 Wereng Coklat .................................................................... 15
3. Gambar 4.3 Hama Putih Palsu................................................................... 16
4. Gambar 4.4 Belalang Daun .................................................................... 16
5. Gambar 4.5 Penggerek Batang.................................................................. 17
6. Gambar 4.6 Ulat Grayak .................................................................... 17
7. Gambar 4.7 Capung Besar .................................................................... 18
8. Gambar 4.8 Belalang Antena Panjang....................................................... 18
9. Gambar 4.9 Laba-laba Pemburu................................................................ 19
10. Gambar 4.10 Laba-laba Rahang Panjang.................................................. 20
11. Gambar 4.11 Capung Jarum .................................................................... 21
12. Gambar 4.12 Kumbang Karabid................................................................ 21
13. Gambar 4.13 Kumbang Kubah.................................................................. 22
14. Gambar 4.14 Laba-laba Kerdil.................................................................. 22
15. Gambar 4.15 Tomcat .................................................................... 23
16. Gambar 4.16 Laba- laba Bermata Tajam................................................... 24
17. Gambar 4.17 Kepinding Air .................................................................... 24

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Grafik Monitoring Populasi Hama pada Tanaman Padi........................... 14
2. Grafik Monitoring Populasi Predator pada Tanaman Padi........................ 15
3. Grafik Monitoring Populasi Parasitoid pada Tanaman Padi..................... 1

viii
5

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi merupakan tanaman pangan penting yang ditanam hampir

sepertiga dari jumlah total bahan pangan di dunia. Padi juga menyediakan

bahan pangan pokok dan 35-60% kalorinya dikonsumsi lebih dari 2.7

milyar penduduk dunia. Sekitar 80% total jumlah padi yang ditanam, 55%

merupakan padi lahan sawah irigasi dan 25% sisanya adalah padi tadah

hujan yang berada pada dataran rendah (Gorantla et al 2005).

Tingginya produksi, yang diperoleh petani setelah mengadopsi

teknologi revolusi hijau, ternyata bermata ganda, menyebabkan terjadinya

perubahan mendasar pada iklim mikro di bawah kanopi tanaman padi

(Azzam dan Chancellor, 2000; Hibino, 1996). Perubahan itu terjadi di

suatu hamparan yang sangat luas bagai ”petri dish” raksasa yang

memberikan sumber kehidupan yang berlimpah untuk berbagai jenis

organisme dan mikroba; tak terkecuali serangga hama yang juga

merupakan vektor penyakit virus padi, antara lain wereng hijau

(Nephotettix virescens Distant) dan wereng batang coklat (Nilaparvata

lugens Stal).

Wereng hijau menjadi vektor penyebab penyakit tungro. Tungro

merupakan penyakit padi yang kompleks, disebabkan oleh dua jenis virus

yang secara taksonomis berbeda satu dengan lainnya, yaitu virus batang

tungro padi (rice tungro bacilliform virus, RTBV) dan virus bulat tungro

padi (rice tungro spherical virus, RTSV) (Hibino et al., 1991; Jones et al.
6

1991). Kedua virus ditularkan secara semi persisten oleh beberapa spesies

wereng hijau dan wereng daun lainnya (Ling, 1969; Hibino et al., 1978).

Di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, usaha pengendalian

penyakit virus tungro dilakukan dengan mengatur waktu tanam yang tepat

untuk penanaman musim hujan dan musim kering, mengadakan pergiliran

varietas yang memiliki gen tahan wereng dan menggunakan insektisida

(Mochida et al., 1975).

Pengendalian penyakit tungro lainnya yaitu: Tanam serempak, waktu

tanam tepat, varietas tahan.

Varietas tahan seperti Inpari 7, Inpari 8, Inpari 9, Inpari 36 dan Inpari

37 .Kebanyakan yang diminati oleh petani adalah Inpari 36 dan Inpari 37

Lanrang. Varietas ini tahan tungro dan hasil tinggi namun umurnya dalam.

Sehingga diperlukan suatu penelitian untuk merakit tanaman yang tahan

tungro dan berumur genjah. Untuk itu perlu diketahui teknik persilangan

Inpari 36 Lanrang dan ASD 8 yang memiliki karakter berumur genjah.

Pemilihan lokasi diLoka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro)

karena Lolittungro merupakan lokasi penelitian tentang penyakit utama

tanaman padi yaitu penyakit tungro yang menyebabkan tingginya produksi

tanaman padi mengalami perubahan dan Lolittungro merakit varietas tahan

tungro melalui persilangan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan

metode partisipatif.

1.2 Tujuan dan Manfaat


7

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui teknik

menggabungkan dua sifat baik yang berbeda dari dua varietas yang

diinginkan dan untuk mengetahui keberhasilan biji hasil persilangan dari

dua varietas yang diinginkan.

Manfaat mengetahui teknik persilangan tanaman padi yaitu

dijadikan sebagai referensi untuk menggabungkan dua sifat baik tanaman

padi yang berbeda dari dua varietas yang diinginkan.


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Klasifikasi Tanaman Padi

Menurut Tjitrosoepomo 2004, klasifikasi tanaman padi adalah sebagai

berikut.

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Familia : Graminae

Genus : Oryza

Species : Oryza sativa L.

II.2 Morfologi Tanaman Padi

Padi termasuk dalam keluarga padi-padian atau Poaceae (Graminae).

Padi termasuk terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek,

struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling

menopang, daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset,

warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh
9

rambut yang pendek dan jarang, bunga tersusun majemuk, tipe malai

bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet

yang duduk pada panikula, buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat

dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong,

ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam

bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium

yang dimakan orang (Aak, 1995).

Padi termasuk tanaman semusim atau tanaman berumur pendek,

kurang dari satu tahun dan hanya sekali berproduksi, setelah berproduksi

akan mati atau

dimatikan. Menurut Aak (1995), tanaman padi dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian, yaitu :

1. Bagian Vegetatif

a. Akar, merupakan bagian tanaman yang berfungsi untuk

menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke

bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan menjadi akar

tunggang, akar serabut, akar rambut dan akar tajuk. Gambar akar padi

dapat dilihat pada Gambar 1.


10

b. Batang, padi mempunyai batang yang beruas-ruas. Gambar Batang padi

dapat dilihat pada gambar 2.

c. Anakan, tanaman padi akan membentuk rumpun dengan

anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang.

Pembentukan anakan terjadi secara bersusun yaitu anakan pertama, kedua,

ketiga dan seterusnya. Gambar anakan padi dapat dilihat pada gambar 3.

d. Daun, ciri khas daun padi adalah sisik dan telinga daun. Daun

berwarna hijau, muka daun sebelah bawah kasar, posisi daun tegak dan

daun benderanya tegak. Gambar daun padi dapat dilihat pada Gambar 4.
11

Gambar 4. Daun padi dan bagian-bagiannya ( Sumber : Aak, 1995).


Keterangan : 1. Helai daun, 2. Sisik daun, 3. Leher daun,
4. Pelepah daun 5. Telinga daun, 6. Dasar helai daun

2. Bagian Generatif

a. Malai, merupakan sekumpulan bunga padi (Spikelet) yang

keluar dari buku paling atas. Bulir padi terletak pada cabang pertama dan

kedua. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara

menanamnya.

Malai dapat dilihat pada Gambar 5.


12

Gambar 5. Malai padi dan bagian – bagiannya

b. Buah padi (Gabah), merupakan ovary yang sudah masak, bersatu

dengan palea. Buah ini adalah hasil penyerbukan dan pembuahan yang

mempunyai bagian-bagian seperti embrio (lembaga), endosperm, dan

bekatul. Bentuk gabah padi Ciherang adalah panjang ramping dan warna

gabah kuning bersih. Gabah yang sudah dibersihkan kulitnya disebut

dengan beras. Beras mengandung berbagai zat makanan yang penting

untuk tubuh, antara lain :

karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Gambar

buah padi beserta bagian-bagiannya dapat dilihat pada Gambar 6.


13

II.3 Sifat Inpari 36 Lanrang

Gambar 7. Inpari 36 Lanrang

Komoditas: Padi Sawah Irigasi

Tahun: 2015

Anakan produktif: ± 16 malai/rumpun

Asal: IR58773-35-3-1-2/IR65475-62-3-1-3-1-3-1

Bentuk gabah: Ramping

Bentuk tanaman: Tegak

Berat 1000 butir: ± 26,0 gram

Golongan: Cere

Jumlah gabar isi permalai: ± 111 butir

Kadar amilosa: ± 20,7 %

Kerebahan: Toleran

Kerontokan: Sedang

Permukaan daun: Kasar
14

Potensi Hasil: 10,0 ton/ha GKG

Rata-rata hasil: ± 6,7 ton/ha GKG

Rendemen beras giling: ± 70,4 %

Rendemen beras pecah kulit: ± 77,8 %

Tekstur nasi: Pulen

Tinggi tanaman: ± 113 cm

Umur Tanaman: ± 114 hari setelah sebar

Warna batang: Hijau

Warna gabah: Kuning bersih

Warna helai daun: Hijau

Warna kaki: Hijau

Warna lidah daun: Tidak berwarna

Warna telinga daun: Tidak berwarna

Keterangan: Ketahanan terhadap hama dan penyakit: Agak

rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 3.

Agak tahan hawar daur bakteri strain IV, rentan

hawar daun bakteri strain III dan VIII. Tahan

terhadap tungro varian 073. Tahan penyakit blas

ras 033 dan ras 073, agak tahan blas ras 133 dan

ras 173. Cocok ditanam di ekosistem sawah

irigasi sampai ketinggian < 600 m dpl.

Status: Komersial

Kontak: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi


15

Sumber :

II.4 Sifat Asd 8

Gambar 8. Asd 8

Menurut pandangan di lapangan, varietas Asd merupakan tanaman

padi yang berumur genjah yaitu ± 2 bulan, memiliki ujung gabah

berwarna merah, Asd mudah rebah, pistil berwarna hitam, dan bentuk

gabahnya bulat.

II.5 Teknik Persilangan Tanaman padi


Secara garis besar, teknik persilangan padi sama seperti teknik

persilangan tanaman pada umumnya (telah dijelaskan pada Bab Teknik

Persilangan Buatan) meliputi: 1) persiapan, 2) kastrasi, 3) emaskulasi atau

pengebirian, 4) polenisasi (penyerbukan), 5) isolasi, 6) labelisasi

(pelabelan).

1. Persiapan

Sebagai persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan

silang perlu disediakan alat dan bahan, antara lain gunting kecil yang

tajam, pinset dengan ujung yang tajam, vacum penyedot serbuk sari,
16

alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk mensterilkan alat-

alat tersebut, dan ember plastik sebagai tempat menanam tetua-tetua padi.

Untuk membungkus bunga sesudah dilakukan penyerbukan dapat dipakai

kertas minyak. Selain itu, perlu disediakan label .

2. Kastrasi

Kastrasi pada padi adalah kegiatan membersihkan daun bendera,

membuang bunga pada 1/3 malai bagian atas (bunga yang kemungkinan

telah terjadi penyerbukan) dan 1/3 malai bunga bagian bawah (bunga

yang terlalu muda). Alat kastrasi adalah gunting. Kastrasi dilakukan sesaat

sebelum emaskulasi, biasanya pagi hari sebelum pukul 08:00 pagi.

Pemilihan bunga betina yang siap diserbuki sangat menentukan

keberhasilan persilangan.

Selain itu, kastrasi juga mencakup kegiatan pemotongan bagian

ujung gabah dengan sudut 45º untuk memudahkan polen jatuh ke kepala

putik. Satu persatu gabah yang dipotong dengan arah yang sama.

Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai putiknya

turut terpotong atau rusak.

3. Emaskulasi

Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada

tetua betina, sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi pada bunga

padi dapat dilakukan dengan menggunakan pingset atau menggunakan

vacum (pompa hias). Benang sari pada padi dibuang satu per satu sampai

habis. Jika menggunakan pinset, setiap kali hendak dipakai, pinset perlu
17

dicelupkan kedalam spiritus atau alkohol 75-85% dan kemudian dilap

sampai kering.

4. Isolasi

Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak

terserbuki oleh polen asing. Isolasi pada bunga padi telah diemaskulasi

dilakukan menggunakan kantong dari kertas roti. Ukuran kantong

disesuaikan dengan malai padi.

5. Penyerbukan

Penyerbukan adalah peletakan polen ke kepala putik. Teknik

penyerbukan padi dilakukan dengan menggoyang malai bunga yang

dijadikan jantan diatas bunga betina yang telah diemaskulasi. Polen padi

biasanya mekar pada pukul 09 pagi hingga pukul 12.00, tergantung cuaca.

6. Pelabelan

Label terbuat dari kertas keras tahan air atau plastik. Pada label tertulis beberapa

informasi, meliputi 1) nomor yang berhubungan dengan lapangan, 2) waktu

persilangan, 3) nama tetua jantan dan tetua betina, 4) kode pemulia/penyilang.


12

BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilakukan di Green House Loka Penelitian Penyakit Tungro


pada hari Rabu, 3 April 2019 pukul 08.30 dan 13.30, yang dilaksanakan di kantor
loka penelitian penyakit tungro badan penelitian dan pengembangan pertanian
kementerian pertanian Jl.Bulo 101 Lanrang kec. Panca Rijang, kabupaten Sidrap,
Sulawesi Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah gunting untuk kastrasi, vacum untuk


menyedot bunga jantan, penjepit kertas untuk menjepit label, ember untuk
menyimpan tanaman padi yang akan disilangkan, gelas kimia sebagai wadah
pemecahan serbuk sari .
bahan yang digunakan berupa kertas minyak untuk isolasi, air untuk
menjaga kelembaban tanaman, tanaman padi Inpari 36 Lanrang dan tanaman padi
Asd 8 sebagai bahan persilangan.

3.3 Metode Pelaksanaan

1. Persiapan

Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dan menyiapkan

ruangan penyerbukan dengan memberikan lampu 5 kali 100 Watt.

2. Persiapan bunga jantan (Asd 8)

a. Mencabut secara langsung bunga jantan dari tanaman padi Asd 8

b. Kemudian, membungkus bunga jantan dengan kertas

c. Setelah itu, merendam didalam gelas kimia,


13

d. Lalu, menyimpan dalam ruangan penyerbukan untuk memecahkan

bunga jantannya.

3. Persiapan bunga betina (Inpari 36 Lanrang)

a. Mengambil tanaman Inpari 36 Lanrang satu rumpung dengan bunga

betina yang siap disilangkan dan menyimpannya di ember,

b. Setelah itu, memotong bagian – bagian tanaman padi calon tetua

betina yang tidak diperlukan dan memotong bunga yang sudah pecah

untuk menghindari penyerbukan sendiri,

c. Lalu, memotong (kastrasi) bunga padi 2/3 bagian untuk memudahkan

penyedotan bunga jantannya,

d. Kemudian, menyedot (kastrasi) bunga jantan dengan vacum sebelum

bunga mekar atau bunga melakukan penyerbukan sendiri,

e. Setelah itu, bunga yang telah di kastrasi dibungkus kertas minyak

(isolasi) hingga bunga jantan pecah, hal ini untuk menghindari

terjadinya penyerbukan sendiri sebelum bunga jantannya pecah dan

siap untuk disilangkan.

4. Penyerbukan

Penyerbukan padi dilakukan dengan menggoyang malai bunga yang

dijadikan jantan diatas bunga betina yang telah dikastrasi. Penyerbukan

dilakukan pada pukul 13:30 karena bunga jantan baru pecah pada waktu

tersebut.

5. Pelabelan
14

Setelah penyerbukan dilakukan maka tanaman yang telah disilangkan

dibungkus kertas yang berisi tanggal, varietas yang disilangkan dan dijepit

agar tidak terlepas ,

6. Pemeliharaan

Menyimpan ditempat yang aman, dan menunggu hingga satu atau dua

minggu setelah penyerbukan untuk melihat hasil persilangan gagal atau

berhasil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik persilangan varietas Inpari 36 Lanrang dan ASD 8 yaitu:

Gambar 1. Pemilihan Bunga jantan varietas ASD 8

a b c
Gambar 2. Proses kastrasi untuk membuang bunga jantan: membuang bagian
tanaman yang tidak diperlukan. (a). Pemotongan seperdua bagian bunga. (b).
Penghisapan bunga jantan menggunakan vacum. (c).

27
Gambar 3. Hasil kastrasi bunga jantan Inpari 36 Lanrang

a
Gambar 4. Proses penyinaran bunga jantan. (a). Bunga jantan pecah. (b).

a b
Gambar 5. Proses penyerbukan. (a). Isolasi. (b).

28
a
Gambar 6. Hasil persilangan berumur satu minggu (a).
Tetua padi varietas Inpari 36 Lanrang ditanam terlebih dahulu karena
umurnya dalam dibandingkan varietas ASD 8, dengan harapan semua tanaman
memiliki waktu muncul bunga yang bersamaan dan tingkat kematangan serbuk
sari dan putik sama. Masniawati, dkk (2015).
Inpari 36 Lanrang menjadi tetua betina yang memiliki sifat tahan tungro
dan hasil tinggi, ASD 8 berumur genjah dijadikan tetua jantan karena
memasukkan satu sifat ( berumur genjah ) lebih mudah jika dibandingkan
memasukkan sifat komplek ( tahan tungro dan hasil tinggi ) menjadi tetua jantan.
Teknik persilangan salah satunya adalah kastrasi jika berdasarkan literatur
proses kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik masak
sempurna, namun dalam penelitian proses kastrasi dapat juga dilakukan
bersamaan dengan proses penyerbukan agar putiknya tidak kering, kastrasi
dilakukan dengan cara memotong seperdua bagian bunga dengan tujuan untuk
memudahkan proses penyedotan bunga jantannya, dalam literatur cara memotong
bunga yaitu sepertiga bagian ( yang kemungkinan bunganya telah terjadi
penyerbukan). Pemecahan serbuk sari dapat dilakukan diruang penyinaran dengan
bantuan cahaya namun dapat pula tanpa bantuan cahaya tetapi bunga jantan yang
telah pecah serbuk sarinya diambil secara langsung dari tanaman hanya tinggal

29
menunggu kesiapan putiknya. Menurut literatur penyerbukan dilakukan pada
pukul 09.00 sampai 12.00 sedangkan penelitian penyerbukan dilakukan pada
pukul 13.30 karena serbuk sari benang sari baru pecah. Berhasilnya persilangan
ditandai dengan munculnya biji berwarna hijau setelah satu minggu persilangan,
Faktor keberhasilan persilangan yaitu penyesuaian waktu berbunga,waktu
emaskulasi, dan waktu persilangan yang tepat.

30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis hama yang di temukan adalah

wereng hijau,wereng coklat, penggerek batang, hama putih palsu, belalang daun,

ulat glayak, sedangkan jenis musuh alami yang ditemukan adalah laba-laba kerdil,

laba-laba pemburuh, laba-laba tungkai panjang,laba-laba mata jalan,kumbang

karabid, kumbang cocci, kumbang tomcat, capung besar,capung jarum, kepinding

air, jenis parasitoid yang di temukan adalah dari famili braconidae, dan

ichneumonidae.

5.2 Saran

- Perlu penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan keberadaan jenis hama dan

musuh alami di persawahan serta pengaplikasian musuh alami yang ada.

- Kitik dan saran dari pembaca sangat diharapkan dari kesempurnaan penulis di

kemudian hari.

31
28

DAFTAR PUSTAKA

Afifah Nur. 2017. Musuh Alami Hama Wereng Fulgoroide. (Online,


http://www.sampulpertanian.com/2017/02/musuh-alami-hama-wereng-
fulgoroide.html?m=1, diakses pada Tanggal 20 Juli 2018.

Abdullah. 2014. Pengertian Tabuhan. (Online),


http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-tabuhan/, diakses pada Tanggal
20 Juli 2018.

https://brainly.co.i/tugas/818963

Eka Debby. 2016. Musuh alami hama dan penyakit pada tanaman padi. (Online)
https://debbyeka.blogspot.com/2016/05/musuh-alami-hama-dan-penyakit-pada-
tanaman -padi.html, diakses pada Tanggal 20 Juli 2018.

Mulyana iyan. 2014. Laporan praktikum pengenalan musuh alami hama tanaman.
(online), https://www.tugasonline.net/2017/09/laporan-praktikum-
pengenalan-musuh.html?m=1, diakses pada Tanggal 20 Juli 2018.

Senoaji, Wasis, dkk. 2015. Petunjuk Teknis: Pengendalian Tungrp Terpadu


Secara Alamia, Konservasi Musuh Alami, dan Varistas Unggul Padi Tahan
Tungro. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian
Pertanian.

Shepard, B.M., Barrion A.T., dan Litsinger J.A. 2011. Musuh Alami Hama Padi.
Bogor: International Rice Research Institute.

www.sampulpertanaman.com/2017/12/gejala-lengkap-serangan-hama-
wereng.html?m1
29

LAMPIRAN

Pemilihan bunga betina ( Inpari 36 Lanrang )

Pemilihan bunga jantan ( ASD 8 )


30

Penulisan label sebagai identitas

Pengamatan hasil persilangan


31

RIWAYAT HIDUP

ZAKIRAH, lahir pada tanggal 20 agustus 1998 di Allakuang,

Alamat jalan Labennu Dusun 3, Kecamatan Maritenggae,

Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, merupakan

anak ke lima dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak

Bakri dan Ibu Kaimah.

Penulis mengawali Pendidikan di Sekolah Dasar SDN 4 Allakuang Kabupaten

Sidenreng Rappang dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun yang sama

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di MTS PP DDI AS-

SALMAN ALLAKUANG dan lulus pada tahun 2013. Penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah kedua MA PP DDI AS-SALMAN

ALLAKUANG hingga lulus pada tahun 2016.

Pada tahun 2016 penulis memasuki Program Diploma II di Akademik Komunitas

Negeri Sidenreng Rappang yang berkonsentrasi di spesialis Tanaman

Pangan.Pada tahun 2016 penulis mengikuti kegiatan Pengalaman Kerja Praktek

Mahasiswa (PKPM) selama kurang lebih 3 bulan di loka penelitian penyakit

tungro kabupaten sidrap.


32

Anda mungkin juga menyukai