Anda di halaman 1dari 7

Nama Kelompok

1. Dewa Ayu Kartika 2202014614 / 09


2. Ni Wayan Ratna Purnami Jayanti 2202014615 / 10
3. Kadek Devi Indraswari 2202014617 / 11
4. Ida Ayu Made Dwi Cempaka 2202014620 / 12
5. I Gusti Ayu Sasih Pradnyadari 2202014659 / 30

Pengambilan Keputusan

A. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah (decision making) merupakan salah satu proses
manajemen yang penting bagi setiap organisasi. Proses pemilihan dan penilaian itu
biasanya diawali dengan mengidentifikasikan masalah utama yang mempengaruhi
tujuan, Menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dengan
mengambil keputusan yang baik.
B. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
1. Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Keputusan yang terstraktuktur yang muncul berkali-kali
2. Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decision)
keputusan yang baru kali muncul dan tidak tersusun.
C. Tingkat-Tingkat Keputusan
1. Keputusan otomatis ( Automatic decisions )
2. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan ( expected information decisions )
3. Keputusan berdasar berbagai petimbangan ( Faktor weighting decisions )
4. Keputusan berdasar ketidakpastian ganda ( dual-uncertaincty decisions )
D. Keputusan dan Jenjang Manajamen
Keputusan yang diambil oleh manajer sangat bergantungan pada jenis permasalahan
yang dihadapi dan macam keputusan yang ambil. Secara umum tingkatan manajemen
dalam organisasi yaitu manajemen puncak (top manajer), manajer menengah ( middle
manajer), dan manajer rendah ( lower manajer ).
E. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan
pengambilan keputusan ada model memuat tiga tahap pokok, yaitu:
1. Riset : mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan
2. Perancangan : mendaftar, mengembangan, dan menganalisis keputusan
3. Pemilihan : menetapkan arah Tindakan tertentu

Indicator membantu dalam melihat pernasalahan organisasi.

Tahap 1: identifikasi dan definisi masalah

1. Penyimpanan kerja 3. lingkungan


2. Kritikan orang lain 4. Tipe-tipe masalah
A. Masalah Terstruktur dan Tidak Terstuktur
Mengenai informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya
B. Masalah Menghadapi Krisis
Masalah yang tidak diduga dan dapat mengahncurkan jika tidak tertangani dengan
cepat.

Tahap 2 : mngembangkan alternatif pemecahan

Sebelum manajer mengambil keputusan, dahulu perlu dikembangkan alterative yang dapat
dilaksanakan dan harus mempertimbangkan kosekoensi masing-masing.

Tahap 3 : evaluasi altertaif pemecahan

Setelah dikembangkan, alternatif harus dievaluasi dan dibandingkan dalam setiap situasi.

Oleh karena itu, hubungan alternatif didasarkan tiga resiko :

1. Kondisi kepastian
2. Kondisi resiko
3. Kondisi ketidakpastian

Tahap 4 : memilih alternatif

Merupakan Tindakan terpenting yaitu memilih terbaik diantara alternatif yang dinilai.

Tahap 5: implementasi keputusan

Mencangkup penyampaian keputusan terakit dan berkomitmen pada keputusan tersebut.

Tahap 6 : evaluasi dan pengendalian

Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Yang dilakukan memastikan bahwa pelaksanaan
keputusan diambil mengenai sasaran dan tujuan yang dicapai.
F. Gaya Dalam Pengambilan Keputusan
Cara manajer dalam mendekati masalah:
1. Menghindari masalah : mengabaikan informasi yang menunjuk ke masalah
2. Penyelesai masalah : mencoba menyelesaikan masalah
3. Pencari masalah : secara aktif mencari masalah guna penyelesaian dan peluang
untuk di kejar.

Pengambilan keputusan manajemen dalam lima gaya :

1. Gaya direktif ( Pengarahan )


2. Gaya analisis
3. Gaya konseptual
4. Gaya perilaku
G. Model Pengambilan Keputusan

Teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan
keputusan.

1. Model keputusan klasik : perpandangan bahwa manajer bertindak dalam


kepastian.
2. Model keputusan administrative : menjelaskan mengambil keputusan dari ssi
prilaku
3. Heuristik penilaian : Ketika manajer dihadapkan lingkungan yang kompleks,
cenderung menggunakan strategi yang disederhanakan. Tiga macam heurustik
 Ketersediaan (availability heuristic )
 Perwakilan ( representativeness )
 Penyesuaian dan anchorimg ( anchoring anda adjustment heuristic )
H. Keputusan Individiu Dan kelompok
1. Kepribadian : dipengaruhi oleh banyak kekuatan, baik disadari ataupun tidak.
a. Variable kepribadian : menyangkup sikap, kepercayaan
b. Variable situasional : menyinggung situasi
c. Variable interaksional : menyinggung keadaan orang akibat dari interaksi
tertentu
2. Nilai : pedoman yang digunakan setiap berhadapan dengan suatu keputusan yang
dibuat.
3. Cenderung akan resiko
4. Kemungkinan ketidakcocokan

Keuntungan dan kerugian dalam mengalami keputusan perkelompok

Keuntungan

a. Informasi dan pengetahuan lebih banyak


b. Lebih banyak altertanif yang dapat dihasilkan
c. Penerimaan terhadap hasil akhir yang lebih besar
d. Komunikasi yang lebih baik akan muncul

Kerugian

a. Menimbulkan kompromi
b. Satu atau beberapa orang berkali akan mendominasi kelompok
c. Tekanan kelompok akan muncul dan mengatasi kreativitas individual

2 . Buat skema sedehrana (ilustrasi sederhana) tentang pengambilan keputusan kelompok.


Tentukan topik masalah yang akan dijasikan bahan diskuasi kelompok, lalu diskuasikan
sampai pada kesimpulan

SKEMA

STUDI KASUS

Kebiijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yangdilakukan oleh
seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatumasalah. Tindakan para aktor
kebijakan dapat berupa pengambilan keputusanyang biasanya bukan merupakan keputusan
tunggal, artinya kebijakan diambildengan cara mengambil beberapa keputusan yang saling
terkait dengan masalahyang ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia.Salah satu contoh kasus
pengambilan keputusan adalah mengenai pengambilan keputusan kenaikan harga BBM oleh
Dewan Perwakilan Rakyat(DPR). Jika berbicara tentang BBM (bahan bakar minyak) yang
mempengaruhihajat hidup manusia banyak, proses pengambilan keputusan telah melalui
sidang paripurna dikarenakan pada rapat sebelumnya dengan badan anggaran ( Banggar)tidak
menemukan titik temu, ada beberapa alternatif yang dibuat oleh pihak yang pro maupun yang
kontra.Pada akhirnya keputusan yang diambil adalah menaikkan harga BBMdengan tujuan
agar subsidi yang diberlakukan selama ini akan lebih tepat sasaran bila langsung disalurkan
kepada warga miskin melalui program BLSM.

DISKUSI

Dari topik kasus diatas kami melakukan diskusi mengenai hal tersebut :

Pemerintah diminta untuk melakukan evaluasi penyaluran BantuanLangsung Sementara


(BLSM) kepada masyarakat miskin sebagai kompensasikeputusan menaikkan harga bahan
bakar minyak (BBM).

1.Penyaluran BLSM tidak tepat sasaran

Penerima BLSM

tidak tepat sasaran :-Ada beberapa Warga Miskin (GAKIN) tidak menerima BLSM-Yang
kaya/warga mampu (dalam hal ekonomi) menerima BLSM

2.BLSM mendidik bangsa jadi pengemis

Meski pemerintah telah berusaha mengurangi dampak negatif kenaikanharga BBM


bagi masyarakat miskin dengan memberikan kompensasi berupaBLSM, namun program
tersebut dinilai sebagian kalangan tidak mendidik masyarakat untuk mandiri. Masyarakat
justru ‘dilatih’ untuk menjadi pengemisyang selalu bergantung pada bantuan pemerintah. Hal
ini akan berpengaruh padakeefektifan program tersebut. BLSM hanya berlangsung sementara
dengan ominal yang relatif kecil. Apakah dalam waktu empat bulan, penerima BLSMakan
mandiri secara ekonomi? Belum tentu. Pemerintah seolah lupa bahwadampak kenaikan harga
BBM akan berimbas pada setiap lini perekonomian danakan berlangsung seterusnya. Lantas,
apa yang bisa dilakukan masyarakat miskin penerima BLSM setelah tidak memperoleh
bantuan sosial dari pemerintah? Jikatidak ada usaha pemberdayaan, kelompok masyarakat
tersebut akan tetap miskin.Program BLSM dipandang hanya sebagai fatamorgana, tampak
indahtetapi hanya sementara. Masyarakat dicekoki dengan bantuan sosial, tapi di
saatmasyarakat terlena dengan bantuan tersebut, pemerintah akan meninggalkannya,karena
memang anggaran program terbatas untuk empat bulan saja. Masyarakatyang terlena sontak
gelagapan karena sumber dana untuk membiayai sebagiankebutuhannya tertutup. Oleh sebab
itu, ketergantungan masyarakat inilah yangmendasari munculnya penilaian bahwa program
BLSM tidak mendidik masyarakat untuk mandiri.Uang 150.000 bagi yang berkendaraan roda
dua, dan tempat pekerjaanrelatif jauh belum tentu cukup uang bensin. Sedangkan harga
kebutuhanmelambung tinggi. BLSM hanya bermanfaat bagi masyarakat jika
pemerintahmampu mengendalikan harga kebutuhan pokok pada harga sebelum issukenaiikan
harga BBM. Pertanyaanya bisakah pemerintah mengendalikan itu? Pasti jawabannya
“TIDAK” oleh sebab itu BLSM tidak efektif menolong rakyat.

3.Keluhan, Protes dan Demonstrasi

Lemahnya pengawasan pemerintah akan bantuan BLSM membuatsebagian warga yang


berhak menerima bantuan BLSM malah tidak mendapatkan bantuan BLSM. Sementara itu,
sebagian warga yang tidak berhak menerima bantuan BLSM malah mendapatkan bantuan
BLSM. Oleh karena itu, terjadilah protes dan demonstrasi yang disebabkan oleh bantuan
BLSM yang tidak tepatsasaran.

4.BLSM Sarana Kepentingan Politik

Program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) dinilai oleh banyak orang,
dijadikan sebagai sarana mencari dukungan publik terhadap tokohatau partai politik
menjelang Pemilu 2014. Menjelang Pemilu 2014 adalah sangatwajar apabila publik
mencurigai motivasi dari menteri yang memantau langsung pemberian BLSM tersebut.
Terlebih lagi, menteri yang melakukan pemantauantidak ada kaitannya dengan BLSM dan
membagikannya di daerah pemilihannya. Namun, alangkah baiknya kita berfikir positif bisa
saja faktor kebetulan semata, pemantauan BLSM di daerah A dipantau oleh pejabat menteri
yang dapilnya samaagar pengawasan bisa efektif.Pemerintah mengklaim program bantuan
langsung sosial masyarakat(BLSM) merupakan keputusan yang tidak hanya akan membantu
masyarakatmiskin ketika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikan, namun
jugaakan menurunkan angka kemiskinan.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang kami dapatkan dari diskusi yang kami lakukan yaitu :

1. Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari beberapaalternatif untuk


menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan pengambilantindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
2. Proses pengambilan keputusan meliputi: Identifikasi masalah, pengumpulandan
penganalisis data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemilihansalah satu alternatif
terbaik, pelaksanaan keputusan/implementasi, pemantauandan pengevaluasian hasil
pelaksanaan.

3. Program BLSM merupakan salah satu contoh keputusan yang dibuat pemerintah sebagai
kompensasi atas kenaikan harga BBM. Seiring dengantelah berlangsungnya program BLSM,
program tersebut menuai banyak permasalahan. Pada hal, program ini dimasukkan sebagai
penyelesaianmasalah kenaikan BBM. Namun ternyata program tersebut malah
menuaimasalah-masalah baru. BLSM bukanlah keputusan yang tepat karena faktanya
program ini kurang efektif

Anda mungkin juga menyukai