Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Irwan Budyarsana


……………………………………..............

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041950471


………………………………………..........

Kode/NamaMataKuliah : HKUM4205/ KRIMIINOLOGI


………………………………………………

Kode / NamaUPBJJ : UPBJJ : 86 / Ambon


………………………………………………

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Para jurnalis dari surat kabar Boston Globe menginvestigasi skandal pedofilia oleh sejumlah pastor.
Sutradara Tom McCarthy dan Josh Singer menulis film tersebut berdasarkan kisah nyata tentang
kejahatan seksual terhadap anak oleh pastor Katolik Roma.
Film ini memunculkan sebuah benang merah bagaimana relasi kuasa berada di balik bungkamnya
para korban hingga tidak munculnya kasus ke permukaan. Adegan yang memberi pesan paling
mengena di dalam film ini ketika korban yang telah dewasa dan sukses pada akhirnya runtuh
kembali akibat trauma masa kecil. Tentunya anak berpotensi tumbuh dengan keadaan moral yang
melenceng dari nilai-nilai jika mendapat asuhan yang awut-awutan. Tokoh Robby telah
menambahkan kalimat lain di belakang pepatah Afrika tadi. Ironis, tidak butuh satu desa, hidup
seorang anak nyatanya dapat dengan mudah hancur berkeping-keping hanya karena ulah seorang
pedofil yang durjana.
Residu dari efek kerusakan psikis bagi anak yang menjadi korban kejahatan seksual akan terus ada.
Ia hanya mengendap, sewaktu-waktu bisa muncul, meledak, dan menghancurkan seperti yang ada di
dalam film Spotlight. Mesti ada upaya yang lebih, ketat, dan betul-betul intensif, untuk pemulihan
pasca trauma korban. Bukan hanya butuh banyak sekali pihak untuk memulihkan kondisi psikis
anak yang telah rusak, tapi juga keseriusan, dan kendali ini, terutama, berada di tangan negara;
pemangku kebijakan, penegak hukum, serta lembaga yang berwenang. Sementara, kejahatan seksual
terhadap anak sendiri masuk dalam kategori kejahatan luar biasa atau extraordinary crime yang
memiliki sanksi tersendiri dalam undang-undang khusus atau lex specialis.
Pertanyaan:

Berdasarkan ilurtrasi diatas coba jelaskan dengan contoh reaksi represif terhadap kasus fedofilia
yang terjadi!
Contoh reaksi represif terhadap kasus fedofilia yang terjadi:
Kejahatan seksual terhadap anak sendiri masuk dalam kategori kejahatan luar biasa atau
extraordinary crime yang memiliki sanksi tersendiri dalam undang-undang khusus atau lex
specialis. Polisi sebagai ujung tombak sistem peradilan pidana adalah unsur yang langsung
berhadapan dengan masyarakat. Dengan demikian, polisi merupakan Lembaga penegak hukum
yang pertama bergerak apabila terjadi peristiwa kejahatan seksual terhadap anak. Pemeriksaan
pendahuluan berdasarkan laporan atau pengaduan masyarakat. Kepolisian melakukan penyidikan,
penangkapan, penahanan terhadap yang bersalah, memeriksa serta menyerahkan atau melimpahkan
berkas perkara kepada penuntut umum. Upaya represif selanjutnya adalah sanksi pidana yang telah
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak. Badan-badan pemerhati anak telah dibentuk seperti KPAI,
Komnas Perlindungan Anak dan badan-badan serta LSM-LSM lainnya. Pemulihan bagi korban
mencakup aspek yuridis, psikologis dan medis.
2 Dalam kasus fedofilia coba saudara jelaskan dengan menggunakan ajaran sosiologis dari Sutherland ?

Pada ajaran sosiologis berdasarkan penggolongan oleh Sutherland, terdapat bagian psikologi sosial
dimana para ahli sosiologi telah mencoba untuk merumuskan berbagai proses yang telah
mengakibatkan seseorang menjadi jahat. Analisis ini dihubungkan dengan teori umum tentang “sosial
learning” dengan menggunakan konsep-konsep seperti imitasi, arti sikap, asosiasi yang berbeda
(differential association), serta kompensasi dan agresi karena frustasi. menurut teori differential
association, tingkah laku jahat dipelajari dalam kelompok melalui interaksi dan komunikasi. Yang
dipelajari dalam kelompok tersebut adalah teknik untuk melakukan kejahatan dan alasan (nilai-nilai,
motif, rasionalisasi dan tingkah laku ) yang mendukung perbuatan jahat tersebut. Perilaku
penyimpang seperti Fedofilia atau kejahatan dipelajari oleh seseorang atau beberapa orang dalam
interaksinya dengan orang lain secara intens. Seseorang menjadi menyimpang karena menganggap
lebih menguntungkan untuk melanggar norma daripada tidak. Terbentuknya asosiasi yang berbeda
(differential association) bervariasi tergantung dari durasi, frekuensi, prioritas dan intensitas.
Penyimpangan seksual seperti Fedofilia juga dapat diakibatkan dari pengetahuan perilaku jahat
dipelajari dalam interaksi dengan orang-orang lain, dan orang tersebut mendapat perilaku jahat
sebagai hasil interaksi yang dilakukannya dengan orang-orang yang berperilaku dengan
kecenderungan melawan norma-norma hukum.
3 Jelaskan, analisis saudara kaitan antara lingkungan sosial dengan kejahatan Fedofilia

Perilaku criminal termasuk kejahatan fedofilia merupakan perilaku yang dipelajari di dalam
lingkungan sosial, artinya semua tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara. Dapat
disimpulkan bahwa setiap orang akan menerima dan mengakui pola-pola perilaku yang dapat
dilaksanakan serta kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku dapat menimbulkan inkonsistensi
dan ketidakharmonisan. Tingkah laku jahat tersebut dapat kita pelajari melalui interaksi dan
komunikasi, yang dipelajari dalam kelompok tersebut adalah teknik untuk melakukan kejahatan dan
alasan-alasan (nilai-nilai, motif, rasionalisasi, serta tingkah laku) yang mendukung perbuatan jahat.

Dari segi korban kedekatan antara orang tua dan anak, kepedulian orang tua terhadap anak
berpengaruh terhadap kejahatan fedofilia. Lingkungan yang terkesan tidak peduli dengan disekitarnya
dapat mempermudah para pelaku kejahatan melakukan kejahatannya. Sebaliknya, bila lingkungan itu
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sekitarnya akan memperkecil kejahatan itu terjadi didaerah
lingkungan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai