KOMPONEN LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

 Anggota Kelompok

DEA NATASSA DEBBY AYU RAHMAWATI MAHARANI EKA PRAMITA

(20622056) (20622057) (20622136)

TAMARA CLARISSA TASYA ARYA AMANDA YULIA PUTRI AUDINA

(20622182) (20622159) (20622164)


A.Jenis-jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

DIBUAT PEMERINTAH DAERAH MELIPUTI :
JENIS LAPORAN KEUANGAN POKOK YANG HARUS
1. NERACA
2. LAPORAN OPERASIONAL (LO)
3. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)
4. LAPORAN ARUS KAS
5. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)
6. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH (LP-SAL)
7. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK)
8. LAMPIRAN: LAPORAN KEUANGAN BUMD

DARI BERBAGAI JENIS LAPORAN TERSEBUT, BIASANYA YANG DIPUBLIKASIKAN DI MEDIA MASSA HANYA
LAPORAN KEUANGAN UTAMA SAJA, YAITU NERACA, LAPORAN OPERASIONAL, LAPORAN REALISASI
ANGGARAN, DAN LAPORAN ARUS KAS.
 A.Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Elemen Neraca
NERACA PEMERINTAH DAERAH MEMBERIKAN INFORMASI BAGI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN MENGENAI POSISI KEUANGAN BERUPA
ASSET, KEWAJIBAN (UTANG), DAN EKUITAS PADA TANGGAL NERACA TERSEBUT DIKELUARKAN.

1. ASET
ASET DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 4 JENIS :
A) ASET LANCAR
MERUPAKAN KAS DAN SETARA KAS YANG SIAP DIGUNAKAN DAN TIDAK TERIKAT PENGGUNAANNYA SERTA ASSET LAINNYA YANG DAPAT
SEGERA DIUBAH MENJADI KAS DAN SETARA KAS DALAM JANGKA WAKTU 12 BULAN SEJAK TANGGAL LAPORAN. ASET LANCAR MELIPUTI :

1. KAS DAN SETARA KAS 2. INVESTASI JANGKA PENDEK

Kas di Rekening Kas Umum Daerah (di BUD) Deposito jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan

Kas di Bendahara Pengeluaran Wesel jangka pendek

Kas di Bendahara penerimaan Surat berharga saham untuk diperjual-belikan

3. PIUTANG
4. PERSEDIAAN
Piutang Pajak

Piutang Retribusi Barang pakai habis kantor

Piutang Denda
Barang tak habis pakai kantor
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan Obat-obatan

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

Mesin dan peralatan untuk bantuan masyrakat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah

Tanaman dan hewan untuk bantuan masyarakat

Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lain

Piutang lainnya
b) Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang meliputi investasi non permanen dan permanen. Investasi non permanen adalah investasi
jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan, sedangkan investadi permanen
merupakan investasi janga panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.

• INVESTASI NON PERMANEN MELIPUTI : • INVESTASI PERMANEN MELIPUTI :

Pinjaman Jangka Panjang kepada Perusahaan Negara

Penyertaan modal pemerintah daerah pada
Pinjaman Jangka Panjang kepada Perusahaan daerah
perusahaan daerah
Pinjaman Jangka Panjang kepada Pemerintah daerah Lain
Penyertaan modal pemerintah daerah dalam
Investasi dalam surat Obligasi Pemerintah Daerah Lain kemitraan
Investasi dalam surat Utang Negara

Investadi dalam proyek Pembangunan

Investasi permanen lainnya

Investasi non permanen lainnya

 C) ASET TETAP
MERUPAKAN ASSET BERWUJUD YANG DIMILIKI PEMERINTAH DAERAH YANG SECARA AKTIF DIGUNAKAN
UNTUK KEGIATAN OPERASI PEMERINTAH DAERAH ATAU DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT UMUM,
MELIPUTI :

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Konstruksi dalam pengerjaan

Akumulasi Penyusutan
 D) DANA CADANGAN E) ASET LAINNYA
MERUPAKAN DANA YANG DISISIHKAN ATAU
DIBATASI PENGGUNANNYA, DIKHUSUSKAN UNTUK Tagihan penjualan angsuran
MENAMPUNG KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN
DANA RELATIVE BESAR YANG TIDAK DAPAT Tuntutan perbendaharaan
DIPENUHI DALAM SATU TAHUN ANGGARAN. DANA
CADANGAN BISA BERUPA : Tuntutan ganti rugi

Kemitraan dengan pihak ketiga

Dana cadangan untuk pembangunan
infrastruktur Aset tak berwujud

Aset lain-lain
Dana cadangan untuk Investasi permanen

Dana cadangan untuk pelunasan utang jangka

panjang belum jatuh tempo
 2. KEWAJIBAN

KEWAJIBAN MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN TENTNAG UTANG PEMERINTAH DAERAH
KEPADA PIHAK KETIGA ATAU KLAIM PIHAK KETIGA TERHADAP ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH. KEWAJIBAN
DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 2, YAITU :
A) KEWAJIBAN JANGKA PENDEK B) KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang transfer

Utang gaji kepada pegawai Utang jangka panjang kepada Pemerintah Pusat

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang jangka panjang kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Utang Bank
Utang jangka panjang kepada Lembaga Keuangan Bank
Bagian lancar utang jangka panjang kepada pemerintah pusat
Utang jangka panjang kepada Lembaga Keuangan bukan Bank
Bagian lancar utang jangka panjang kepada pemerintah darha

Bagian lancar utang jangka panjang kepada lembaga keuangan bank Obligasi pemerintah daerah

Bagian lancar utang jangka panjang kepada lembaga keuangan bukan bank Utang jangka panjang lainnya

Obligasi pemerintah daerah yang jatuh tempo

Bagian lancar utang jangka panjang lainnya.

Utang jangka pendek lainnya.

 3.Ekuitas
Ekuitas berdasarkan SAP yang lama, yaitu PP No. 24 Tahun 2005, diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan.

ELEMEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TERDIRI ATAS 6 ELEMEN ;

1. PENDAPATAN PENDAPATAN TRANSFER

PENDAPATAN ASLI DAERAH 1. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT BERUPA DANA PERIMBANGAN

Pendapatan pajak daerah Dana bagi hasil pajak

Pendapatan retribusi daerah Dana bagi hasil sumber daya alam

Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
Dana alokasi umum

Lain-lain PAD yang sah Dana alokasi khusus

2. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA

Dana otonomi khusus

Dana penyesuaian

3. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI (KHUSUS UNTUK PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA)

Pendapatan bagi hasil pajak

Pendapatan bagi hasil lainnya

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan hibah

Pendapatan dana darurat

Pendapatan lainnya
 2. BELANJA
POS BELANJA DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 3, YAITU:

A) BELANJA OPERASI B) BELANJA MODAL C) BELANJA TAK TERDUGA

Belanja tanah Bantuan Bencana

Belanja pegawai
Alam
Belanja peralatan dan
Belanja barang mesin
Bantuan Bencana
Belanja gedung dan
Bunga Sosial
bangunan

Subsidi Belanja jalan, Irigasi, dan

jaringan
Bantuan Korban
Politik
Hibah Belanja asset tetap
lainnya
Bantuan social
Belanja asset lainnya.
 (BELANJA) TRANSFER

UNTUK PEMERINTAH PROVINSI PENGELUARAN TRANSFER BERUPA

TRANSFER / BAGI HASIL PENDAPATAN KE KABUPATEN/KOTA,
MELIPUTI:
• BAGI HASIL PAJAK KE KABUPATEN/ KOTA
• BAGI HASIL RETRIBUSI KE KABUPATEN/ KOTA
• BAGI HASIL PENDAPATAN LAINNYA KE KABUPATEN/ KOTA

UNTUK PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGELUARAN TRANSFER BERUPA

TRANSFER/ BAGI HASIL PENDAPATAN KE DESA, MELIPUTI:
• BAGI HASIL PAJAK
• BAGI HASIL RETRIBUSI
• BAGI HASIL PENDAPATAN LAINNYA
 Surplus/Defisit
SURPLUS ADALAH SELISIH LEBIH ANTARA
PENDAPATAN DAN BELANJA SELAMA SATU
PERIODE ANGGARAN, SEDANGKAN
DEFISIT MERUPAKAN SELISIH KURANG
ANTARA PENDAPATAN DENGAN BELANJA
SELAMA SATU PERIODE ANGGARAN
Pembiayaan
PEMBIAYAAN DIKATEGORIKAN MENJADI DUA,
YAITU: 1) PENERIMAAN PEMBIAYAAN, DAN 2)
PENGELUARAN PEMBIAYAAN. SELISIH ANTARA
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DENGAN
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DALAM PERIODE
TAHUN ANGGARAN DICATAT DALAM POS
PEMBIAYAAN NETO.
SiLPA/SiKPA
SISA LEBIH/ KURANG PENDAPATAN LO
PEMBIAYAAN ANGGARAN
(SILPA/SIKPA) ADALAH
SELISIH LEBIH/KURANG
ANTARA REALISASI
PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN DAERAH
SELAMA PERIODE
ANGGARAN. SILPA/SIKPA BEBAN (BIAYA)
DAPAT DIHITUNG DARI
NILAI PADA POS
SURPLUS/DEFISIT
DITAMBAH DENGAN POS
PEMBIAYAAN NETO.
LAPORAN OPERASIONAL
SECARA GARIS BEAR
TERDIRI ATAS TIGA
ELEMEN, YAITU:
SURPLUS/DEFISIT LO
 ELEMEN LAPORAN ARUS KAS
ARUS KAS DARI AKTIFITAS OPERASI

ARUS KAS MASUK DARI AKTIVITAS OPERASI MELIPUTI: ARUS KAS KELUAR DARI AKTIVITAS OPERASI MELIPUTI:

1. PENDAPATAN PAJAK DAERAH 1. BELANJA PEGAWAI

2. PENDAPATAN RETRIBUSI DAERAH 2. BELANJA BARANG
3. PENDAPATAN HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH 3. BUNGA
YANG DIPISAHKAN 4. SUBSIDI
4. LAIN-LAIN PAD YANG SAH 5. HIBAH
5. DANA BAGI HASIL PAJAK 6. BANTUAN SOSIAL
6. DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM 7. BELANJA TAK TERDUGA
7. DANA ALOKASI UMUM 8. BAGI HASIL PAJAK
8. DANA ALOKASI KHUSUS 9. BAGI HASIL RETRIBUSI
9. DANA OTONOMI KHUSUS 10. BAGI HASIL PENDAPATAN LAINNYA
10. DANA PENYESUAIAN
11. PENDAPATAN BAGI HASIL PAJAK
12. PENDAPATAN BAGI HASIL LAINNYA
13. PENDAPATAN HIBAH
14. PENDAPATAN DANA DARURAT
 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset NonKeuangan

ARUS KAS MASUK DARI AKTIVITAS INVESTASI MELIPUTI: ARUS KAS KELUAR DARI AKTIVITAS INVESTASI MELIPUTI:

1. PENDAPATAN PENJUALAN ASET

1. BELANJA MODAL - TANAH
TETAP - TANAH
2. PENDAPATAN PENJUALAN ASET 2. BELANJA MODAL -
TETAP - PERALATAN DAN MESIN PERALATAN DAN MESIN
3. PENDAPATAN PENJUALAN ASET 3. BELANJA MODAL - GEDUNG
TETAP - GEDUNG DAN BANGUNAN DAN BANGUNAN
4. PENDAPATAN PENJUALAN ASET 4. BELANJA MODAL - JALAN,
TETAP - JALAN, IRIGASI, DAN IRIGASI, DAN JARINGAN
JARINGAN 5. BELANJA MODAL - ASET
5. PENDAPATAN PENJUALAN ASET TETAP LAINNYA
TETAP LAINNYA 6. BELANJA MODAL - ASET
6. PENDAPATAN PENJUALAN ASET
LAINNYA
LAINNYA
 Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan
ARUS KAS MASUK DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN MELIPUTI :
1. PENCAIRAN DANA CADANGAN
2. HASIL PENJUALAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
(DIVESTASI)
3. PENERIMAAN HASIL PRIVATISASI PERUSAHAAN DAERAH
4. PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA PEMERINTAH PUSAT
5. PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA PEMERINTAH DAERAH
LAINNYA
6. PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA LEMBAGA KEUANGAN BANK
7. PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA LEMBAGA KEUANGAN
BUKAN BANK
8. PINJAMAN DALAM NEGERI - OBLIGASI PEMERINTAH DAERAH
9. PINJAMAN DALAM NEGERI LAINNYA
10. PENERIMAAN KEMBALI PINJAMAN KEPADA PERUSAHAAN
NEGARA
11. PENERIMAAN KEMBALI PINJAMAN KEPADA PERUSAHAAN
DAERAH
12. PENERIMAAN KEMBALI PINJAMAN KEPADA PEMERINTAH
DAERAH LAINNYA
13. PENERIMAN KEMBALI PELUNASAN OBLIGASI PEMERINTAH
DAERAH LAIN
14. PENERIMAAN KEMBALI INVESTASI DALAM SURAT UTANG
NEGARA
ARUS KAS KELUAR DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN MELIPUTI:
1. PEMBENTUKAN DANA CADANGAN
2. PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
3. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA
PEMERINTAH PUSAT
4. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA
PEMERINTAH DAERAH LAINNYA
5. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA
LEMBAGA KEUANGAN BANK
6. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN DALAM NEGERI KEPADA
LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
7. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN DALAM NEGERI -
OBLIGASI PEMERINTAH DAERAH
8. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN DALAM NEGERI
LAINNYA
9. PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA PERUSAHAAN NEGARA
10. PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA PERUSAHAAN DAERAH
11. PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH
LAINNYA
12. PENGELUARAN UNTUK INVESTASI DALAM SURAT UTANG
NEGARA
13. PENGELUARAN UNTUK INVESTASI DALAM PROYEK
PEMBANGUNAN
14. PENGELUARAN UNTUK INVESTASI DALAM KEMITRAAN
15. PENGELUARAN UNTUK INVESTASI JANGKA PANJANG
LAINNYA
 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris

ARUS KAS MASUK DARI AKTIVITAS TRANSITORIS MELIPUTI:

1. PENERIMAAN PERHITUNGAN FIHAK KETIGA (PFK)

2. KIRIMAN UANG MASUK (MUTASI KAS ANTAR-REKENING
KAS UMUM DAERAH)

ARUS KAS KELUAR DARI AKTIVITAS TRANSITORIS MELIPUTI

1. PENGELUARAN PERHITUNGAN FIHAK KETIGA (PFK)

2. KIRIMAN UANG KELUAR
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) MERUPAKAN PENJELASAN

SECARA LEBIH RINCI ATAS ELEMEN-ELEMEN DALAM LAPORAN
KEUANGAN, BAIK ELEMEN NERACA, LAPORAN REALISASI ANGGARAN,
MAUPUN LAPORAN ARUS KAS. PEMERINTAH DAERAH DIWAJIBKAN
UNTUK MENYAJIKAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI
BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI LAPORAN KEUANGAN UNTUK
TUJUAN UMUM. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN MENJADI
TANGGUNG JAWAB BENDAHARA UMUM DAERAH (BUD) ATAU KUASA
BUD UNTUK MENYIAPKANNYA. DALAM SEKTOR BISNIS, CATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN TERSEBUT SAMA DENGAN NOTES TO FINANCIAL
STATEMENT.
 THANK YOU !

Jangan sungkan untuk bertanya

Hubungi Pak Bambang jika ada pertanyaan atau perlu penjelasan
NOMOR PONSEL JAM KONSULTASI

0813-6473-2686 Pukul 20.00-22.30 WIB