Anda di halaman 1dari 20

PINJAMAN DAERAH

Contoh Pinjaman Daerah


Contoh Pinjaman Daerah
KEBIJAKAN PINJAMAN DAERAH
Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang
bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

PRINSIP UMUM PINJAMAN DAERAH SUMBER PINJAMAN DAERAH


Pemerintah Pusat
Alternatif
Inisiatif Pemda Pembiayaan
Menutup defisit untuk  Menutup defisit APBD
membiayai pembangunan  Pengeluaran Pembiayaan

Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan
infrastruktur Menutup kekurangan arus Kas
Bank Bukan Bank

Pemerintah Daerah Obligasi Daerah


Lain
Dapat diteruskan kepada BUMD
Sebagai Pinjaman, Hibah dan/atau
penyertaan modal
SYARAT PINJAMAN DAERAH

≤ 75% ≥2,5

Jumlah sisa pinjaman Rasio kemampuan Tidak memiliki


daerah + jumlah tunggakan kepada Mendapat
keuangan daerah Persyaratan lain persetujuan DPRD
pinjaman yang akan untuk Pemerintah Pusat,
ditarik tidak melebihi apabila Pinjaman yang ditetapkan untuk pinjaman
mengembalikan oleh calon pemberi Jangka Menengah
75% dari jumlah yang akan diajukan
pinjaman (DSCR) pinjaman.
penerimaan umum bersumber dari dan Panjang.
APBD tahun lebih dari atau sama
Pemerintah Pusat.
sebelumnya. dengan 2,5. 4
TUJUAN DAN SUMBER
PINJAMAN DAERAH

Sumber-sumber pinjaman daerah


Pinjaman daerah merupakan yang telah ditetapkan sesuai
alternatif sumber pendanaan APBD dengan Peraturan Pemerintah
yang digunakan untuk menutup Nomor 56 Tahun 2018 antara lain
defisit APBD, pengeluaran yaitu dari pemerintah pusat,
pembiayaan, dan/atau kekurangan daerah lain, lembaga keuangan
kas Pemerintah Daerah. bank/bukan bank, maupun
masyarakat.
PINJAMAN DAERAH DARI
PEMERINTAH PUSAT
• Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah Pusat berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri atas:
• Penerusan Pinjaman Dalam Negeri;
• Penerusan Pinjaman Luar Negeri; dan
• Sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pemerintah daerah dilarang melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri.
• Dalam menghimpun pinjaman daerah dari pemerintah pusat, pemerintah daerah
harus terlebih dahulu mengajukan usulan rencana pinjaman daerah untuk
mendapatkan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan selanjutnya diajukan kepada
Menteri Keuangan.
PINJAMAN DAERAH
DARI DAERAH LAIN

• Pinjaman daerah dari daerah lain merupakan skema pemberian


pinjaman antar daerah yang dilakukan dengan pengajuan usulan
Pinjaman Daerah kepada calon pemberi pinjaman.
• Dalam jangka waktu kurang atau sama dengan satu tahun anggaran
seluruh kewajiban pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga,
dan biaya lainnya, yang seluruhnya harus dilunasi dalam tahun
anggaran berjalan.
PINJAMAN DAERAH DARI
LKB/LKBB

• Pinjaman daerah yang berasal dari lembaga keuangan bank/bukan bank dapat
berupa pinjaman jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
• Pinjaman daerah yang berasal dari lembaga keuangan bukan bank juga dapat
diajukan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) sebagai Special Mission
Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang dikelola oleh Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan.
• PT SMI merupakan perusahaan pembiayaan berstatus Badan Usaha Milik Negara
khusus infrastruktur yang didirikan untuk menjadi katalis dalam percepatan
pembangunan infrastruktur di Indonesia.
PT Sarana Multi
Infrastruktur (PT SMI)

PT SMI memiliki tiga pilar bisnis yaitu:


• Pembiayaan dan investasi, yaitu pembiayaan terhadap
proyek-proyek infrastruktur.
• Jasa konsultasi, yaitu solusi atas kebutuhan tenaga
professional dan ahli di bidang infrastruktur.
• Pengembangan proyek, yaitu membantu Penanggung
Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) untuk menyiapkan
proyek infrastruktur.
PINJAMAN DAERAH DARI MASYARAKAT
(Obligasi Daerah/ Municipal Bond )

• Obligasi Daerah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh


pemerintah daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran
umum di pasar modal.
• Obligasi Daerah merupakan instrumen pinjaman yang tidak dijamin
oleh Pemerintah Pusat (Pemerintah)
• Penerbitan surat utang merupakan bukti bahwa pemerintah daerah
telah melakukan pinjaman/utang kepada pemegang surat utang dan
akan dibayar kembali sesuai dengan jangka waktu dan persyaratan
yang disepakati.
Karakteristik Obligasi
Daerah
• Merupakan pinjaman jangka panjang yang berasal dari
masyarakat (lebih dari satu tahun sesuai dengan syarat
perjanjian pinjaman yang bersangkutan).
• Diterbitkan melalui penawaran umum kepada masyarakat
di pasar modal dalam negeri;
• Dikeluarkan dalam mata uang rupiah;
• Hasil penjualan digunakan untuk membiayai investasi
sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan
memberikan manfaat bagi masyarakat; dan
• Nilai obligasi daerah pada saat jatuh tempo sama dengan
nilai nominal obligasi daerah pada saat diterbitkan
KEBIJAKAN OBLIGASI DAERAH
Obligasi Daerah merupakan salah satu bentuk Pinjaman Jangka Panjang yang berasal dari masyarakat untuk membiayai
proyek/kegiatan prasarana dan/atau sarana publik yang menghasilkan penerimaan bagi APBD dan/atau memberikan manfaat
bagi masyarakat
D e fi n i s i :
 Pinjaman yang bersumber dari masyarakat berupa surat Obligasi Daerah di Indonesia
utang yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dan Sesuai PP No. 30 Tahun 2011 dan PMK No.
tidak dijamin oleh pemerintah pusat. 180/PMK.07/2016 yang merupakan revisi atas PMK
 Pemerintah Daerah dapat menerbitkan Obligasi Daerah No. 111/PMK.07/2012 tentang Tata Cara Penerbitan
sepanjang memenuhi persyaratan pinjaman dan hanya dan Pertanggungjawaban Obligasi Daerah,
disebutkan bahwa obligasi daerah yang diterbitkan
dapat dilakukan di pasar modal domestik dan dalam
oleh Pemda :
mata uang Rupiah.
 Harus digunakan untuk membiayai Proyek yang
Jenis: menghasilkan pendapatan dan untuk
kepentingan publik.
 General Bond
Obligasi yang dijamin oleh Keuangan Pemerintah Daerah.  Penerimaan hasil penerbitan Obligasi Daerah
 Revenue Bond masuk ke dalam Kas Daerah (APBD).
Obligasi yang dijamin pengembaliannya dari hasil
pengelolaan proyek.  Jika proyek yang dibiayai oleh Obligasi Daerah
 Double Barreled Bond belum menghasilkan, maka Pemerintah Daerah
Selain di jamin oleh hasil dari proyek juga di jamin wajib untuk menutupi kebutuhan pembiayaan
pembayarannya dari Keuangan Daerah. untuk pembayaran bunga obligasi tersebut.

12
Pihak-Pihak yang
Terkait dengan
Obligasi Daerah
Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah

Persiapan Pendaftaran
• Tim persiapan berkoordinasi dengan penilai yang terdaftar di OJK, karena dalam persyaratan
pengajuan usulan ke Menteri Keuangan diharuskan menyertakan dokumen studi kelayakan yang
dinilai oleh penilai terdaftar dalam pasar modal.
• Setelah menyusun tim persiapan, Kepala Daerah membentuk unit pengelola obligasi yang memiliki
tugas untuk mengelola obligasi setelah ditawarkan di pasar modal.
• Kepala daerah meminta persetujuan prinsip ke DPRD terkait penerbitan obligasi di pasar modal.
Perizinan
• Apabila persyaratan penerbitan obligasi sudah dipenuhi pemerintah daerah,
• Menteri Keuangan akan memberikan izin dan Kepala Daerah akan diberitahukan bahwa Menteri
Keuangan telah memberikan persetujuan terkait obligasi yang akan diterbitkan oleh pemerintah
daerah.
• Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan penilaian administrasi dan keuangan dan
memberikan persetujuan setelah mendapatkan pertimbangan Menteri Dalam Negeri.
Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah

Pra-registrasi dan Registrasi


• Penunjukan Lembaga dan profesi penunjang.
• Penetapan struktur obligasi daerah.
• Pemasaran obligasi dan penentuan tingkat bunga.
• Pembentukan sindikasi dan pernyataan efektif.
Penawaran Umum di Pasar Modal
• Pencetakan dan pendistribusian prospektus dan formulir.
• Pembelian dan pendistribusian obligasi daerah.
• Laporan pasar perdana dan pencatatan di bursa efek.
• Laporan Keterbukaan.
Penilaian Kelayakan
Penerbitan Obligasi Daerah
• 2 evaluasi dilakukan untuk menilai kelayakan penerbitan obligasi
daerah yaitu penilaian
• kelengkapan administrasi
Kerangka Acuan Kegiatan;
Laporan keuangan pemerintah daerah selama 3(tiga) tahun
terakhir;
Peraturan Daerah mengenai APBD tahun yang berkenaan;
Perhitungan jumlah kumulatif pinjaman Pemerintah Daerah
dan defisit APBD;
Perhitungan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman atau Debt Service Coverage Ratio
(DSCR);
Surat persetujuan prinsip Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Struktur organisasi, perangkat kerja, dan sumber daya
manusia unit pengelola Obligasi Daerah
Penilaian Kelayakan
Penerbitan Obligasi Daerah
Sedangkan penilaian kelayakan keuangan, meliputi,
• Jumlah kumulatif pinjaman, yaitu jumlah sisa
pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang
akan ditarik tidak melebihi 75% (tujuh puluh lima
persen) dari jumlah penerimaan umum APBD tahun
sebelumnya;
• Rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman atau Debt Service
Coverage Ratio (DSCR), yaitu paling sedikit 2,5 (dua
koma lima); dan
• Jumlah defisit APBD sesuai dengan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
Prosedur Obligasi Daerah
Cheers
Mates
“This is not
a goodbye,
this is a
thank you.”

Anda mungkin juga menyukai