E-Culture
& Online Social Media
03
Ekonomi & Bisnis Manajemen S1 190261007 Galuh Boga Kuswara, S.E., M.M.
Abstract Kompetensi
Penerapan sosial media secara online dalam Mahasiswa dapat menjelaskan Sosial media
perusahaan yang berada dilingkungan secara online, Mahasiswa dapat Menjelaskan
masyarakat harus dalam perencanaan dimana faktor konlfik; Mahasiswa dapat Menguraikan
selain biaya dan hasil yang diharapkan. Oleh konflik; Mahasiswa dapat Menganalisis konlflik
karena itu perusahaan harus membuat model dalam sosial media secara online; Mahasiswa
pemetaan sosial media secara online yang akan dapat Mengumpulkan sumber dan solusi konflik
diterapkan. dalam sosial media secara online
Latar Belakang
Banyak model sosial media secara online yang dapat diterapkan dalam satu perusahaan, dimana
pihak manajemen perusahaan harus tahu model sosial media secara online seperti apa yang
harus diterapkan pada perusahaan.
Masing-masing model mempunyai ciri tersendiri dan factor keberhasilannya juga berbeda-
beda. Ketika perusahaan sudah mengetahui model sosial media secara online yang akan di
terapkannya maka selanjutnya perusahaan melakukan pemetaan dari model tersebut. Di dalam
mengimplementasikan konsep sosial media secara online, kajian terhadap model bisnis
(business model) yang ingin diadopsi perusahaan merupakan hal yang krusial. Secara prinsip,
sosial media secara online model ini sering didefinisikan sebagai cara atau mekanisme yang
akan ditempuh oleh perusahaan dalam memperoleh pendapatan (revenue stream) dari usaha
yang dilakukannya. Karena begitu banyaknya kemungkinan-kemungkinan mekanisme
pendapatan yang dapat dipilih perusahaan, maka manajemen harus benar-benar
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Model sosial media secara online yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik dan
kekuatan yang dimiliki oleh Perusahaan (core competencies) agar yang bersangkutan dapat
benar-benar handal dalam menerapkan mekanisme terkait;
2. Seperti apapun tipe model sosial media secara online yang dipilih, polanya akan sangat
mudah ditiru oleh Perusahaan lain sehingga perusahaan harus yakin bahwa jika hal tersebut
terjadi, perusahaan tetap menjadi yang terunggul dalam menerapkannya (adanya unsur
competitive advantage);
3. Fokuskan pengembangan model sosial media secara online pada mekanisme perolehan
pendapatan (revenue stream generator) yang mungkin ditawarkan oleh perusahaan kepada
pelanggannya; dan
4. Perusahaan harus mampu mengidentifikasikan kunci keberhasilan (critical success factors)
dari model sosial media secara online yang dipilih agar alokasi berbagai sumber daya yang
dimiliki dapat dilakukan secara tepat, efisien, dan efektif.
Setiap masing-masing model sosial media secara online tersebut memiliki obyektif strategis
dan potensi tipe Pendapatan yang berbeda, seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut.
Business Model Startegic Objectives Sources Of Revenue Or Value
Direct Customer Offer a lower price or be more Income for services provided to
customer- intimate than the customers
marketplace Lower cost channel for distribution
By pass other value chain participants Increased margin via bypassing
Increase geographical reach intermediaries
without a physical
infrastructure or sales force
Facilitate competition based on
objective measures, sucah as price or
independently rated quality
Full-Service Own the primary customer Annual membership fees
Provider relationship Fees as a percentage of assets
under management
Disamping obyektif strategis dan potensi tipe pendapatan yang berbeda, masing-masing model
Sosial media secara online juga memiliki kunci keberhasilan dan kompetensi inti yang unik
seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut.
Business Model Critical Success Factors Core Competencies
Direct Customer Create and maintain customer awareness Form and manage strategic
directly or via intermediaries parnerships with suppliers,
Increase repeat customer purchase rate and fulfillment houses, and others
size of the average transaction in the supply chain
Reduce customer acquisition costs Use customer information to
Manage potential brand and channel conflicts increase salses and service
Offer fast and efficient service, including Use marketing and effective
transaction processing, logistics, and payment customer prospecting
Insure adequate security for organization and Manage business processes
customers and systems integration
Provide interfaces that combine ease of use Create own content
with richness of experience
Balance availability of multiple channels with
cost of supporting them
Enable easy and secure payments
Full-Service Be a leader in the domain Form and manage strong,
Provider Create the brand, leadership, credibitliy, and enduring relationships with
trust necessary for a customer to look to the customers
firm fort its complete needs in an area Create a strong value
Own the customer relationship in onde proposition involving brand,
domain; integrate and consolidate the breadth of offerings,
offerings of many third parties into a single price/value equation, and
channel or channels completeness of the
Own more of the customer data in the domain consolidation into a single
than any other player offering
Manage tension between internal and external Collect, synthesize, and
products analyze information about
Create and enforce policies to protect interests customer segments and match
of internal and external providers as wll as these with existing and new
customers service offerings
Develop and integrate
firmwide transaction
processing, customer
Pemasaran atau yang lebih dikenal dengan istilah marketing memiliki arti yang jelas bagi
sebuah organisasi berorientasi profit. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan kebutuhan
(demand creation) di dalam pasar (market) agar terciptalah proses pertukaran barang dan jasa
antara perusahaan dan pelanggan (transaksi jual-beli).
Agar proses tersebut efektif, maka perusahaan harus membangun dan mengembangkan
strategi. Memahami keberadaan e-commerce dalam kerangka bisnis perusahaan bukanlah
merupakan suatu hal yang mudah. Kemampuan untuk melakukan "learning" harus dimiliki
oleh segenap stakeholders perusahaan, lebih dari hanya sekadar "knowing" mengenai
perkembangan teknologi informasi. Pemetaan yang dipadu dengan berpikir secara lateral,
pemilik dan pengelola bisnis harus dapat menemukan berbagai peluang bisnis yang "mungkin"
Sebuah perusahaan yang beroperasi di internet biasanya memiliki lebih dari satu sumber
pendapatan (revenue stream) akibat diimplementasikannya beberapa jenis model bisnis
(business model) pada saat yang bersamaan. Bukanlah merupakan sesuatu yang salah untuk
memiliki portofolio model pendapatan tersebut karena selain beragamnya jenis pelanggan yang
terhubung di internet, sebuah perusahaan dapat memiliki lebih dari satu spesialisasi yang dapat
ditawarkan. Namun demikian, dilihat dari kacamata manajemen, ada satu hal yang harus
diperhatikan oleh para praktisi bisnis, yaitu menyangkut hubungan antar model bisnis tersebut.
Antara dua jenis model bisnis yang berbeda, ada empat jenis hubungan keterkaitan yang
mungkin terjadi, yaitu masing-masing:
1. Synergistic – merupakan hubungan antara dua jenis model bisnis yang berbeda yang pada
hakekatnya saling menguntungkan atau saling melengkapi. Contohnya adalah model bisnis
“Direct to Customer” (D2C) dengan “Virtual Community” (VC). Jelas terlihat dalam
kerangka ini bagaimana pengembangan pertumbuhan VC akan sangat membantu
perusahaan dalam menjalankan transaksi D2C.
2. Conflict – merupakan hubungan antara dua jenis model bisnis yang saling merugikan
karena adanya konflik kepentingan dalam kegiatan operasionalnya. Contohnya adalah
antara model bisnis “Direct to Customer” (D2C) dengan “Content Provider” (CP). Bisnis
Direct to
Conflict Neutral Neutral Conflict Neutral Synergistic Synergistic
Costumer
Full-of-
service Caution Neutral Synergistic Caution Caution Synergistic Neutral
Provider
Shared
Neutral Conflict Caution Caution Neutral Neutral Caution
Infrastructure
Value Not
Conflict Neutral Caution Caution Neutral Synergistic Caution
Integrator
Virtual
Neutral Synergistic Synergistic Neutral Neutral Synergistic Neutral
Community
Whole of
Neutral Synergistic Neutral Synergistic Caution Caution Neutral
Interprise
Dengan memperhatikan matriks pada tabel tersebut, perusahaan dapat mulai mengkaji
keberadaan model bisnisnya dan mengidentikasikan hubungannya. Jika terdapat hubungan
konik atau yang berpotensi terjadinya konik, jelas harus dipikirkan strategi pencegahannya;
sementara jika bersifat netral atau saling mendukung, perusahaan dapat terus melanjutkan
aktivitasnya sehari-hari.
Clark, Peter J, and Stephen Neill. Net Value: Valuing Dot-Com Companies– Uncovering
the Reality behind the Hype, New York: Amacom, 2017.
Harpin, Stephen. Kick-Starter.com, New York, USA: St. Martin’s Press, Inc., 2018.
Subramaniam C., Michael J. Shaw, and David M. Gardner. “Product Marketing on the
Internet”, Journal on Electronic Commerce, New York: Springer-Verlag, 2017.