Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BIOLOGI SEL

Nama
Nim
Kelas
Berdasarkaan yang tertuang dalam Permenkes RI Nomor 949/ Menkes/Per/VI/2000
tentang penggolongan obat berdasarkan jenis maka dapat disimpulkan bahwa obat bebas (disebut
juga over the counter) merupakan obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter, tergolong obat yang paling aman, dapat dibeli tanpa resep di apotik dan bahkan juga
dijual di warung-warung. Memiliki tanda khusus berupa lingkaran berwarna hijau dengan garis
tepi berwarna hitam. Contoh: rivanol, tablet paracetamol, bedak salicyl, multivitamin, dan lain-
lain (Nuryati, 2017). Diantara obat bebas yang ada, disini saya ingin memfokuskan bahasan pada
tiga jenis zat aktif pada obat bebas yang mekanisme kerjanya berkaitan dengan organel sel
diantaranya:
1. Nama obat : Paracetamol
Indikasi obat : Analgesik yang paling sering digunakan untuk meredakan nyeri kepala,
nyeri otot, arthritis,nyeri punggung, nyeri pada gigi, dan demam
Mekanisme kerja : Menghilangkan simtomatik/gejala nyeri ringan-sedang melalui tahapan;
a. Farmasetik (disolusi)
Yakni ketika obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane
biologis. Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi
partikel-partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan, dan proses ini dikenal
sebagai disolusi.
b. Farmakokinetik
1) Absorpsi
Paracetamol diabsorbsi dengan baik di usus halus dan tersebar ke seluruh cairan
tubuh melalui transport pasif pada pemberian oral. Dalam plasma 25%
parasetamol terikat protein plasma.
2) Distribusi
Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak pada plasma akan dicapai dalam
waktu 10 – 60 menit pada tablet biasa dan 60 – 120 menit untuk tablet lepas-
lambat. Konsentrasi rata-rata di plasma adalah 2,1 μg/mL dalam 6 jam dan
kadarnya hanya dideteksi dalam jumlah kecil setelah 8 jam. Paracetamol memiliki
waktu paruh 1 – 3 jam. 
3) Metabolisme
Parasetamol di metabolisme oleh enzim mikrosom pada hati. Sebagian besar dari
parasetamol (40-67%) dikonjugasikan dengan asam glukoronat dan sebagian kecil
(20-40%) dengan sulfonat.
4) Ekskresi
Sekitar 85% paracetamol diekskresi dalam bentuk terkonjugasi dan bebas
melalui urin dalam waktu 24 jam. Pada paracetamol oral, ekskresi melalui renal
berlangsung dalam laju 0,16 – 0,2 mL/menit/kg. Eliminasi ini akan berkurang
pada individu berusia > 65 tahun atau dengan gangguan ginjal. Selain ginjal,
sekitar 2,6% akan diekskresikan melalui bilier. Paracetamol juga dapat
diekskresikan dengan hemodialisa.
c. Farmakodinamik: Kandungan analgesik dalam obat ini bekerja dengan cara
menghambat sintesis prostaglandin (zat penyebab timbulnya peradangan yang
diproduksi tubuh) di sistem saraf pusat (SSP). Saat produksi zat tersebut dihambat,
maka otak tidak akan menerjemahkan gejala yang terjadi sebagai rasa sakit.  Sehingga
tubuh tidak merasa sakit, nyeri, dan juga demam.
Organel sel yang terlibat : Membran plasma (sebagai media perpindahan keluar masuknya
zat dalam obat yang diserap), Mitokondria (sebagai pemasok bahan bakar agar sel mampu
menjalankan fungsinya)
2. Nama obat : Antasida
Indikasi obat : Kasus gastroesophageal refluks disease (GERD) intermiten dengan
gejala heartburn, nyeri ulu hati, mual, perut kembung, sering bersendawa,
tukak lambung, gastritis dan tukak usus duabelas jari
Mekanisme kerja : Zat pada obat ini menetralisir atau menghambat produksi asam lambung
yang berlebihan melalui tahapan;
a. Farmasetik (disolusi)
Dalam saluran gastrointestinal, obat ini dilarutkan agar dapat diabsorsi sehingga dapat
menembus membrane biologis. Antasida yang berbentuk larutan lebih mudah
diabsorpsi disbanding tablet atau kapsul.
b. Farmakokinetik
1) Absorpsi
Menurut klasifikasi daya absorpsinya pada saluran cerna, antasida terbagi menjadi
dua kategori, yaitu absorbable dan non-absorbable. Mayoritas obat antasida yang
digunakan secara medis adalah yang bersifat non-absorpsi. 
2) Distribusi
Setelah pemberian oral, antasida memiliki waktu paruh dalam hitungan
menit. Namun kapasitas antasid dalam menetralkan asam lambung bervariasi,
bergantung pada mula kerja, yang dipengaruhi oleh kelarutan dan kecepatan
netralisasi asam, dan masa kerjanya dipengaruhi oleh pengosongan lambung.
3) Metabolisme
Kerja antasida bukan sebagai inhibitor sekresi HCl akan tetapi hanya sebagai
penetral pH intralambung yang asam, dan juga tidak dapat membasakan HCl
secara signifikan akan tetapi maksimal kekuatannya hanya sampai pada pH 4 dari
yang awalnya pH intralambung 1,3. Antasida dimetabolisme di hati.
4) Ekskresi
Antasida yang dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke urin, sedangkan obat
Antasida yang tidak dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke feses.
c. Farmakodinamik: Antasida akan diadsorbsi dari rute pemberian obat menuju ke
pembuluh darah , kemudian di distribusikan ke seluruh tubuh, di metabolisme di hati,
dan di ekskresikan melalui urin atau sering kita singkat ADME. 
Organel sel yang terlibat : Membran plasma (sebagai media perpindahan keluar masuknya
zat dalam obat yang diserap), Mitokondria (sebagai pemasok bahan bakar agar sel mampu
menjalankan fungsinya)
3. Nama obat : Vitamin B 6
Indikasi obat : Hiperemesis gravidarum, anemia sideroblastik, dan sebagai suplementasi
nutrisi
Mekanisme kerja :
a. Farmasetik (disolusi)
Fase ketika obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membrane
biologis untuk diserap dan disistribusikan keselurh tubuh.
b. Farmakokinetik
Piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin mudah diabsorpsi melalui saluran cerna.
Metabolitterpenting dari ketiga bentuk tersebut adalah 4-asam piridoksat. Ekskresi
melalui urin terutamadalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal
c. Farmakodinamik: Pemberian piridoksin secara oral dan parenteral tidak menunjukkan
efek farmakodinamik yangnyata. Dosis sangat besar yaitu 3-4 g/kgBB menyebabkan
kejang dan kematian pada hewan cobatetapi dosis kurang dari ini umumnya tidak
menimbulkan efek yang jelas. Piridoksal fosfat dalamtubuh merupakan koenzim yang
berperan penting dalam metabolisme berbagai asam amino, diantaranya
dekarboksilasi, transminasi, dan rasemisasi triptofan, asam-asam amino yang
bersulfurdan asam amino hidroksida.
Organel sel yang terlibat : Membran plasma (sebagai media perpindahan keluar masuknya
zat dalam obat yang diserap), Mitokondria (sebagai pemasok bahan bakar agar sel mampu
menjalankan fungsinya)
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/
FARMAKOLOGI-RMIK_FINAL_SC_26_10_2017.pdf
https://repositori.kemdikbud.go.id/10437/1/DASAR-DASAR%20FARMAKOLOGI
%202.pdf
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53877/1/NURHASIMA%20-
%20FK.pdf
https://vlm.ub.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=5163
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53876/1/NILA
%20RAHADATUL%20AISY%20-%20FK.pdf
http://eprints.undip.ac.id/43724/3/Anindita_MD_G2A009044_BabII.pdf
https://lifepack.id/parasetamol/
https://www.alomedika.com/komunitas/topic/obat-otg
https://dkk.sukoharjokab.go.id/index.php/read/penggolongan-obat-dan-cara-
mendapatkannya

Anda mungkin juga menyukai