Anda di halaman 1dari 22

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian blasting

Suatu permukaan logam yang baik adalah yang bersih dari semua jenis
pengotor seperti debu, karat dan pengotor lainnya, serta memiliki kekasaran
permukaan yang merata. Banyak macam cara yang digunakan untuk
membersihkan suatu permukaan logam , diantarannya memasukkan ke dalam
larutan asam, penyikatan dengan kawat, atau dengan penyemprotan partikel
padat yang berupa pasir sebagai zat abrasive atau disebut sandblasting.
Blasting adalah Proses pembersihan permukaan material dengan
menggunakan sistem penyemprotan udara bertekanan tinggi dengan berbagai
media seperti pasir,air dan lain-lain. Blasting dapat dikategorikan sebagai
surface trreament yang banyak diaplikasikan pada dunia keteknikan seperti pada
pembuatan kapal, maintenance system perpipaan, maintenance peralatan/mesin-
mesin fluida dan lain-lain.

2.2 Beberapa macam jenis Blasting

Jenis- jenis blasting terdiri dari 2 jenis yaitu:

1. Sanblasting
2. Wet blasting

Sandblasting adalah metode untuk membersihkan permukaan material


kontaminasi seperti karat, cat, garam, oli dan lain sebagainya atau untuk
memperoleh karakter profil material baik untukmemperkasar ataupun
memperhalus , metode ini sering diaplikasikan pada permukaan dengan tujuan
untuk meningkatkan daya rekat lapisan pada permukaan yang berbahan dasar
logam. Proses ini umunya dilakukan sebelum melakukan proses pelapisan
permukaan material. Metode pembersihan permukaan dengan Sandblasting
dilakukan dengan menyemprotkan abrasive material, biasanya berupa pasir
silica atau stell grit dengan tekanan yang relatif tinggi pada suatu permukaan.
Selain itu juga tujuan dari pembentukan profil kekasaran ini adalah untuk
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

perekat lapisan agar dapat tercapai tingkat perekatan yang baik antara
permukaan metal dengan bahan pelindung.
Tingkat kekasaran diakibatkan oleh tembakan partikel-partikel kecil yang
keras dan tajam ke permukaan material dengan kecepatan yang relative tinggi.
Akibat tumbukan oleh partikel-partikel tersebut pada permukaan material
dengan material yang relatite tinggi, material pada permukaan mengalami
deformasi plastis dan mengalami perubahan kekasaran material. Besarnya
deformasi dan kekasaran permukaan yang terjadi bergantung pada ukuran, berat
jenis, kekasaran partikel blasting, kecepatan partikel, dan sudut tembak, serta
lam waktu tembakan. Semburan pasir sandblasting yang tidak terkena
permukaan dapat menyembur sejauh dua puluh meter dengan kondisi sprai gun
mengarah kea rah horizontal. Maka dari itu penggunaan alat atau metode
pembersihan dengan cara sandblasting harus dioperasikan dengan sangat hati-
hati.
Sandblsting merupakan proses yang diadaptasi dari teknologi yang biasa
digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang beregerak dibidang oil & gas,
indutri ataupun fabrikasi guna membersihkan atau mengupas lapisan yang
menutupi sebuah obyek dan singkat biasanya berbahan dasar metal /besi dengan
bantuan butiran pasir khusus yang ditembakan landsung dari sebuah tabung
berktekanan tinggi ke obyek. Selain itu, oprator sandblasting harus memakai
perlengkapan khusus seperti pakaian, sarung tangan khusus, dan masker yang
telah dilengkapi saluran untuk pernapasan dan kacamata pelindung.
Sandblasting terbagi atas dua jenis , yaitu Sandblasting kering atau biasa
disebut Dry sandblasting dan sandblasting basah yaitu wet sandblasting. Dry
sandblasting biasa diaplikasikan ke benda-benda berbahan metal/besi yang tidak
beresiko terbakar dan benda-benda yang tidak beresiko meledak akibat
tumbukan dan gesekan material abrasive yang relative tinggi. Contoh dari
penggunaan dry sandblasting diaplikasikan ke tiang-tiang pancang, bodi dan
rangka mobil, bodi kapal laut, pipa cerobong, dan lain-lain. Sedangkan wet
sandblasting sedikit berbeda dengan dry sandblasting , perbedannnya biasa
diaplikasikan ke benda benda berbahan metal/besi yang beresiko terbakar atau
terletak di daerah yang beresiko terjadi kebakaran , seperti tangki bahan bakar ,
kilang minyak offshore, ataupun peralatan yang terdapat pada pom
bensin,dimana bahan untuk media yang ditembakkan yaitu pasir silica yang
digunakan, dicampur dengan bahan kimia khusus anti karat yang berguna untuk
meminialisir percikan api saat proses sandblasting terjadi.

4
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Gambar 1.1 : prinsip kerja alat mini sandblasting (sumber :


https://www.cjcoating.com/2018/02/teknik-sandblasting.html?m=1)

Wet blasting adalah proses yang sama dengan sandblasting, bedanya


ditambahkan campuran air khusus yang sudah ditambahkan bahan anti karat,
kedalam pasir agar tidak menimbulkan percikan apidan debu pasir yang dapat
mengganggu proses produksi. Pada ujung nozzle memiliki 3 sambungan yang
berfungsi untuk menyemburkan air, pasir dan angin yang bisa dikeluarkan
secara bersamaan.
Wet blasting biasanya diaplikasikan untuk area khusus yang sensitive
terhadap percikan api dan atau debu, dan juga di ruang produksi yang tidak
memungkinkan adanya penghentian proses produksi sesaat.

2.3 Pengertian Abrasive

Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk membersihkan dan


mengarahkan permukaan. Bahan dengan menggunakan tekanan yang tingi
dengan suatu alat yang sering dikenal dengan blatspot atau Sandspot Selain
kebersihan yang diperlukan suatu pelapisan dasar umumya menuntut kekasaran
permukaan agar dapat merekat dengan baik sehingga dapat memberikan
perekatan dengan baik sehingga memberikan perlindungan yang
diharapkan.Jenis –jenis abrasive diantaranya adalah:

5
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

1. Silica sand

Silica sand merupaka bahan mineralalam yang terdiri dari Kristal silica dan
memiliki bentuk yang sedikit runcing. Kelebihanya efektif dapat membersihkan
permukaan dengan baik.Kekurangannya tidak bisa dignakan berulang
kali,sangat rapuh dan mimbulkan banyak debu yang kurang baik untuk
kesehatan manusia yang dapat menyebabkan penyakit silicosis atau penyakit
paru-paru karena kandungan silica yang sangat tinggi.

Gambar 1.2: pasir silica (sumber : foto sendiri)


2. Pasir Steel Shot

Steel Shot merupakan bahan abrasive yang diproduksi dari baja yang
memiliki bentuk yang bundar dan memiliki silica bebas kurang dari 1%. Steel
shot baik digunakan untuk membersihkan permukaan namun kurang efektif
dalam menciptakan kedalaman profil (kerusakan pada plat)oleh sebab itu
umumya dengan Abrsive jenis steel grit. Dapat digunakan kembali untuk
beberapa kali dan dipakai untuk shop blasting saja (pekerjaan blasting dalam
ruang tertutup).

6
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Gambar 1.3: pasir steel shot (sumber :


https://images.app.goo.gl/4bde4kr92Y3bzjm9)

3. Steel Grit

Steel grit adalah barang abrasive yang diproduksi dari baja namun memiliki
bentuk yang agak meruncing mengandung silica bebas kurang dari 1%.
Abrasive jenis ini dapat berkarat dan dapat berkarat dan dapat mengkontaminasi
permukaan yang dibersihkan, oleh sebab itu sebelum digunakan harus
diperhatirkan apakah abrasive itu berkarat atau tidak sebelum digunakan berkali-
kali tetapi digunakan untuk shop blasting (pekerjaan blasting dalam ruangan
tertutup).

Gambar 1.4: pasir steel grit (sumber :


https://images.app.goo.gl/Urq2uFgkoUce5Zjc7)

7
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

4. Coal Slag

Coal Slag merupakan ampas hasil oleh pembakaran industry yang


mengandung silica bebas kuarnga dari 1% dan memiliki bentuk persegi empat
atau agak lonjong dan mempunyai kekerasan 6 mohs dengan berat yang lebih
berat jika dibandingkan dengan pasir silica. Abrasive jenis ini dapat digunakkan
untuk membersihkan permukaan logam dan memperoleh kedalaman profil yang
cukup dalam. Umumnya tidak digunakkan untuk beberapa kali karena sifatnya
rapuh.

Gambar 1.5: pasir coal slag. (sumber: https://images.app.goo.gl/DeRgjAGti6ttnjd7)

5. Copper slag

Copper slag merupakan ampas hasil industri yang berasal dari peleburan
tembaga berbentuk persegi empat dan memiliki tingkat kekerasan 6 Mohns.
Abrasif ini memiliki kekerasan lebih rendah jika dibandingkan pasir silica
namun lebih berat jika dibandingkan pasir silica oleh sebab itu abrasive jenis ini
dapat digunakkan untuk membersihkan dan menciptakan profil dipermukaan
tetapi memiliki kelemahan sering menempel di dalam celah profil dan harus
dibersihkan dengan seksama.

8
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Gambar 1.6: pasir copper slag (sumber:


https://images.app.goo.gl/DXs4FzDMiMTTi1oZ8)

6. Alumunium Oxide

Alumunium Oxide merupakan jenis sintetik abrasive yang mempunyai


tingkat kekerasan permukaan dengan cepat karena beratnya dan bentuknya yang
memiliki sudut sangat runcing. Dipakai untuk sop blasting dan dapat digunakan
berulang kali untuk membersihkan permukaan.

Gambar 1.7 pasir alumunium oxide (sumber:


https://images.app.goo.gl/A4G6TVDreuYChPB6)

9
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

7. Silicone carbide

Silicon carbide merupakan jenis sintetik yang memiliki kekerasan yang


sangat tinggi. Dapat membersihkan dan menghasilkan profil dalam permukaan
dengan cepat karena memiliki sudut yang sangat runcing. Dapat digunakan
berulang kali untuk membersihkan permukaan.

Gambar 1.8 pasir silicone carbide. (sumber:


https://images.app.goo.gl/nTZMEerfmGqGZmHV6)

2.4 Parameter yang mempengaruhi proses sandblasting

Parameter yang bisa mempengaruhi proses sandblasting antara lain:


1. Ukuran butir(mesh)

Ukuran butir berkaitan dengan bentuk profil permukaan yang


terbentuk. Pada butiran yang kecil, bentuk profil permukaan yang dihasilkan
cenderunng lebih halus dibandingkan dengan ukuran butir yang lebih besar.

2. Sudut penyemprotan
Sudut penyemprotan adalah besarnya sudut yang digunakan dalam
penyemprotan antara nozzle dengan benda kerja yang disemprotkan sudut
yang biasa digunakan dalam penyemprotan antara 60°-120°. Sudut 90°
terhadap permukaan menghasilkan tumbukan yang paling besar.

10
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

3. Tekanan penyemprotan
Tekanan penyemprotan mempengaruhi daya dari abrasifnya.
Semakin besar tekanan yang digunakan , maka daya abrasifnya juga
semakin besar.

4. Jarak penyemprotan
Jarak penyemprotan adaah jarak antara nozzle dengan benda kerja
yang disemprot. Jarak penyemprotan bisa diatur sesuai dengan hasil yang
diinginkan.

5. Waktu penyemprotan
Waktu penyemprotan permukaan dapat mempengaruhi kekasaran
permukaan benda kerja. Semakin lama penyemprotan, maka permukaan
yang dihasilkan semakin kasar. Rentang waktu yang digunakan ketika
proses penyemprotan biasanya didasarkan pengalaman operator.

2.5 Spesimen uji plat Stainless Stell 304

Stainless steel juga dikenal sebagai baja paduan dengan kandungan minimal
kronium sebesar 18,34%. Stainless steel merupakan baja tahan korosi atau karat
dibandingkan dengan baja biasa. Baja karbon akan mengalami korosi jika
terkena udara yang lembab. Oksida besi akan mempercepat korosi dengan
membentuk lebih oksida besi. Stainless stell memiliki cukup jumlah kronium
sehingga film pasif membentuk kronium oksida yang mencegah korosi
permukaan lebih lanjut dan blok korosi dari logam menyebar ke struktur
internal.

Gambar 1.9: stainless steel (sumber: https://buc.kim/d/5eT1tWdYjg67?pub)

11
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Dalam ilmu metallurgy, baja tahan karat biasa disebut inox steel atau inox yang
berasal dari bahasa perancis “inoxydable”. Ini disebabkan karena baja tahan
karat memiliki daya tahan terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu
lingkungan biasa dapat dicapai karena adanya tambahan krom.
Lapisan kromium tersebut akan membentuk lapisan yang sangat tipis dan
bersifat tidak aktif, sehingga lapisan tersebut dapat melindungi material baja saat
kontak langsung dengan oksigen. Stainlees steel AISI 304 mrupakan salah satu
dari tipe material yang banyak digunakan

sebagai alat orthopedic, walaupun jika dilihat dari segi tingkat ketahanan
kualitasnya masih dibawah stainless steel 316 dan juga titanium. Tetapi baja
tahan karat ini telah memenuhi standar medis sehingga dapat digunakan untuk
keperluan medis.

Gambar 2.0: Plat stainlees steel 304 (sumber:


https://buc.kim/d/6mfMJKBUu0uZ?pub)

Stainlees steel merupakan baja tahan karat yang sulit untuk bereaksi
terhadap udara dan air karena memiliki kandungan karbon (callister,2001:S231).
Stainlees steel 304 merupakan salah satu tipe material yang sering digunakan
oleh para medis sebagai alat bantu implan pada jaringan tulang manusia, tetapi
jika dilihat dari segi ketahanan korosi masih dibawah material titanium. Baja
tahan karat AISI 304 merupakan material yang mudah didapat di pasaran, sudah
secara umum diproduksi massal, dan relatif murah. Baja tahan karat ini memiliki
sifat mudah dibentuk (machinability), tahan karat dan ringan.

12
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

2.6 Kekasaran permukaan

Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis


rata-rata permukan. Dalam dunia industry, permukaan benda kerja memiliki
nilai kekasaran permukaan yang berbeda, sesuai dengan

kebutuhan dari penggunaan alat tersebut. Pada nilai kualitaskekasaran


permukaan terkecil dimulai dari penggunaan alat tersebut. Pada nilai kekasaran
permukaan terdapat bebrapa kriteria nilai kualitas (N) yang berbeda, dimana
nilai kualitas kekasaran permukaan telah diklarifikasi oleh ISO. Nilai kualitas
kekasaran permukaan terkecil dimulai dari N1 yang memiliki nilai kekasaran
permukaan (Ra) 0,0025 μm. (Dasar-dasar Metrologi Industri ,1998)

2.7 Permukaan

Permukaan adalah suatu batas yang memisahkan benda padat dengan


sekitarnya. Istilah lain yang berkaitan dengan permukaan yaitu profil atau
bentuk adalah garis hasil pemotongan secara normal atau serong dari suatu
penampang permukaan
Bentuk dari suatu permukaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu permukaan
yang kasar (roughness) dan permukaan yang bergelombang (waviness).
Permukaan yang kasar berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur yang
terjadi karena getaran pisau (pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat dari
permukaan (feed) pisau potong dalam proses pembuatanya. Sedangkan
permukaan yang bergelombang mempunyai bentuk gelombang yang lebih
panjang dan tidak teratur yang dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya
posisi senter yang tidak tepat,adanya gerakan tidak lurus (non linier) dari
pemakanan (feed), getaran mesin, tidak imbangnya (balance) batu gerinda,
perlakuan panas (heat treatment) yang kurang baik, dan sebagainya. Dari
kekasaran (roughness) dan gelombang (wanivess) inilah kemudian timbul
kesalahan bentuk.

13
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Gambar 2.1: Kekasaran, gelombang dan kesalahan bentuk dari suatu


permukaan (Munadjim, Dasar-dasar Metrologi Industri ,1998)

2.8 Parameter Kekasaran permukaan

Untuk mengukur kekasaran permukaan, sensor (stylus) alat ukur harus


digerakan mengikuti lintasan yang berupa garis lurus dengan jarak yang telah
ditentukan. Panjang lintasan ini disebut dengan panjang pengukuran (traversing
length). Sesaat setelah jarum bergerak dan sesaat sebelum jarum berhenti alat
ukur melakukan perhitungan berdasarkan data yang dideteksi oleh jarum
peraba. Bagian permukaan yang dibaca oleh sensor alat ukur kekasaran disebut
panjang sampel.

Gambar 2.2 : Profil suatu permukaan (Munadjim, Dasar-dasar Metrologi


Industri ,1998)

14
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Menurut Munadjim pada (Dasar-dasar Metrologi Industri ,1998) dijelaskan


beberapa bagian dari profil permukaan, yaitu :
1. Profil Geomatris Ideal (Geometrically ideal profile)
Profil ini merupakan profil dari geometris permukaan yang ideal
yang tidak mungkin diperoleh dikarenakan banyaknya faktor yang
mempengaruhi dalam proses pembuatanya.

2. Profil Referensi (Reference Profile)


Profil ini digunakan sebagai dasar dalam menganalisis karakteristik
dari suatu permukaan.

3. Profil terukur (Measured profile)


Profil terukur adalah profil dari suatu permukaan yang diperoleh
melalui proses pengukuran.

4. Profile dasar (Root profile)


Profil dasar adalah profil referensi yang digeserkan kebawah hingga
tepat pada titik paling rendah pada profil terukur.

5. Profile tengah (Centre profile)


Profil tengah adalah profil yang berada ditengah – tengah dengan
posisi sedemikian rupa sehingga jumlah luas bagian atas profil tengah
sampai pada profil terukur sama dengan jumlah luas bagian bawah profil
tengah sampai pada profil terukur.

6. Kedalaman Total (Peak to Valley), Rt


Kedalan total ini adalah besarnya jarak dari profil referensi sampai
dengan profil dasar.

7. Kedalaman Perataan (Peak to Mean Line), Rp


Kedalaman perataan (Rp) merupakan jarak rata-rata dari profil
referensi sampai dengan profil terukur.

8. Kekasaran Rata-rata Arinetis (Mean Roughness Indec), Ra


Kekasaran rata-rata merupakan harga-harga rata-rata secara
aritmetis dari harga absolut antara harga profil terukur dengan profil tengah.

9. Kekasaran Rata-rata Kuadratis (Root Mean Square Height),Rg

15
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Besarnya harga kekasaran rata-rata kuadratis ini adalah jarak


kuadrat rata-rata dari harga profil terukur sampai dengan profil tengah.

2.9 Analisis Morphologis Alat Mini Sandblasting

Analisis morfologi merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan


terstruktur untuk mencari alternatif penyelesaian dengan menggunakan matriks
sederhana. Analisis morfologi ini dibuat sebagai pertimbangan yang sistematis
untuk memilih komponen dan mekasnime mesin yang terbaik. Spesifikasi mesin
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Keharusan (demands) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus dimiliki


mesin (jika tidak terpenuhi maka mesin merupakan solusi yang tidak
diterima).

2. Keinginan (wishes) disingkat W, yaitu syarat yang masih dapat


dipertimbangan keberadaannya agar dapat dimiliki oleh alat yang dirancang.

Tuntutan Tingkat
Persyaratan
NO perancangan kebutuhan

1 Energi a. Menggunakan udara bertekanan D


tinggi
D
2 Kinematika a. Mekanisme mudah beroprasi

a. Mudah didapat dan murah harganya D


b. Baik kualitas mutunya
c. Sesuai dengan standart umum W
3 Material d. Memiliki umur pakai yang panjang D
e. Mempunyai sifat mekanis yang baik D

a. Diameter tabung blaspot D


b. Tinggi D
4 Geometri c. Volume D
d. Dimensi keseluruhan alat dapat W
diperbesar/ diperkecil

16
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

a. Sesuai dengan tuntutan kebutuhan D


5 Ergonomi b. Mudah dipindahkan D
c. Mudah pengopresianya D

a. Konstruksi harus kuat dan kokoh D


6 Keselamatan b. Bagian yang berbahaya ditutup D

a. Dapat diproduksi bengkel kecil D


7 Produksi b. Suku cadang mudah didapat D
c. Biaya produksi relative murah W
d. Dapat dikembangkan lagi W

a. Biaya perawatan murah D


8 Perawatan b. Perawatanya mudah dilakukan D
c. Perawatannya secara berkala W

Transportasi a. Mudah dipindahkan D


9 b. Tidak perlu alat khusus untuk D
memindahkan

Tabel 1.1: Petimbangan perancangan Alat Mini Sandblasting

2.10 Gambar dan Komponen utama pada alat mini sandblasting

Gambar 2.3 : Komponen alat mini sandblasting. (sumber: desain sendiri)


1. Tabung

17
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Berfungsi untuk menampung dan mencampur udara dan pasir


menjadi satu.

2. Air in valve
Merupakan komponen dari alat mini sandblasting yang berfungsi
untuk mengatur ,membuka, dan menutup aliran udara bertekanan tinggi dari
kompresor menuju ke tabung.

3. Manometer
Merupakan komponen pada alat mni sandblasting yang berfungsi
untuk mengetahui dan mengukur tekanan campuran udara dan pasir yang
ada di dalam tabung pada alat mini sandblasting.

4. Sambungan pipa T
Berfungsi untuk menyambung pipa dari 3 sisi bagian.

5. Pipa
Berfungsi untuk menyalurkan udara dan pasir yang bertekanan
tinggi menuju selang.

6. Nozzle
Berfungsi untuk memecahkan campuran udara dan pasir yang
bertekanan tinggi dari selang menuju spesimen yang akan disemprotkan
menjadi bagian kecil(droplet) dan mendistribusikan secara merata pada
objek .adapun fungsi lainnya pada nozzle antara lain:
a. Menentukan butiran ukuran semprot / spray( droplet/size)
b. Mengatur flowrate / rating ( angka curah)
c. Mengatur distribusi semprotan yang dapat dipengaruhi oleh pola
semprotan , sudut semprotan , dan lebar semprotan.

7. Selang
Fungsi selang pada alat mini sandblasting ini adalah untuk
menyalurkan campuran udara dan pasir yang bertekana tinggi menuju
nozzle.

18
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

8. Pasir silica
Adalah pasir yang berfungsi sebagai abrasive material yang akan
disemprotkan kea rah spesimen uji guna mendapatkan kekasarn permukaan.

9. Kompresor
Pada alat mini sandblasting ini fungsi kompresor adalah sebagai
penghasil mesin penghasil udara bertekanan tinggi.

2.11 Analisis teknik perancangan untuk Alat Mini Sandblasting

2.11.1 Analisa tabung sandblasting sesuai deng standard ASME section VII

Menurut popov (1978) bejana tekan berdinding tipis adalah bejana


yang memiliki dindingnidealnya bekerja sebagai membran, yaitu tidak
terjadi lenturan dari dinding tersebut. Sebenarnya bola merupakan bentuk
bejana tekan tertutup yang paling ideal bia isinya memiliki berat yang bisa
dibaikan, tetapi pada kenyataanya pembuatan bejana tekan berbentuk bola
sangan sulit sehingga orang lebih memilih bejana tekan berbentuk silinder.
Bejana tekan berbentuk silindris pada umunya baik kecuali pada sambungan
– sambungan lasnya.
Untuk mengasaukan kekuatan sambungan las yang baikmaka
material yang digunakan untuk merancang harus memenuhi persyaratan dan
harus memiliki sifat mampu las yang baik. Sedangkan bahan yang
mengalami tegangan karena tekanna harus memenuhi salah satu dari
spesifikasi yang terdapat dalam ASME section II dan harus dibatasi pada
bahan yang diijinkan dalam part of subjection C (UG – 4(a), ASME). Selain
itu suhu desain harus tidak kurang dari suhu rata-rata logam dari seluruh
tebalnya yang mungkin terjadi pada kondisi operasi bejana tersebut (UG-
20(a),ASME) dan tidak boleh melampaui suhu maksimum yang tertea pada
spesifikasi grade material untuk harga tegangan tarik ijin masimum yang
diberikan dalam tabel material.
Kegagalan pada bejana baja karbon bisa terjadi karena pecah ulet
atau karena penggabungan void-void mikro, retak getas (brittle facture) atau
retak pecah, atau sobekan yang terjadinkarena retak rapuh. Penurunan
temperatu, penambahan takikan, dan laju pembebanan yang tinggi akan
mendorong terjadinya retak rapuh.
Perubahan dari retak rapuh ke retak ulet tergantung pada ukuran
butir dan komposisi baja yag merupakan sifat dri material tersebut (R,L
Sindelar,dkk, 1999)

19
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Menurut Tom Siewert (..) Retak awal dimulai pada daerah yang
memiliki struktur mikro yang keras ini berbentuk selama pengelasan pada
saat perbaikan.

2.11.2 Beban yang bekerja pada tabung

Tekanan desain adalah tekanan yang digunakan untuk menentukan


ketebalan dinding (shell) minimum yang diperlukan bejana. Tekanan desain
diatas tekanan operasi nya (10% dari tekanan operasi atau minimum 10 psi)
ditambah dengan besarnya statistic head dari kerja udara bertekanan. untuk
bejana Code nonvacum adalah 15 psi. Untuk tekanan desain yang lebih kecil
Code tidak berlaku. Bejana dengan tekanan operasi terukur harganya negatif
umumnya didesain untuk bejana vakum.

2.11.3 Aspek yang perlu diketahui sebelum melakukan perancangan tabung


sandblasting

1. Kebutuhan
Langkah pertama yang menjadi awal perancanagan alat sandblasting
mini adalah mengetahui berapa besar tekanan maksimal yang harus dipakai
sesuai dengan kebutuhan yang ada dilapangan untuk itu besar tekanan
maksimal dari alat mini sandblasting adalah 6 – 8 bar / 60 – 125 psi.

2. Perencanaan spesifikasi tabung


Setelah menentukan tekanan maksimal adalah 6 – 8 bar / 60 – 125
psi maka harus menentukan tinggi dan juga diameter tabung terlebih dahulu.
Unuk menghitung
\

3. Faktor Keamanan
Faktor keamanan (SF) adalah faktor yang digunakan untuk
mengevaluasi keamanan dari suatu elemen mesin Achmad,(1999:3). Analisa
faktor keamanan banyak digunakan pada proses membandingkan antara
tegangan dengan kekuatan untuk menaksir angka keamanannya. Cara
menentukan faktor keamanan dg rumus berikut:
𝜎𝑢
𝑆𝐹 =
𝜎𝑦

Keterangan: (2.1)
SF = Safety factor

20
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

𝜎𝑦 = Nilai tensile Stenght ST 37 (N/mm)


𝜎𝑢 = Nilai yield Stenght ST 37 (N/mm)

2.11.4 komponen utama tabung sandblasting

komponen utama bejana tekan merupakan komponen yang paling dominan dan
selalu ada pada setiap bejana tekan. Komponen-komponen ini antara lain shell, head.

1. Shell (dinding)

shell adalah komponen yang paling utama yang berisi fluida yang bertekanan. Pada
umumnya ada dua tipe shell yang ada yaitu shell silindris dan spherical shell. Tetapi
hanya shell silindris seiring digunakan dalam desain bejana tekan.Ketebalan shell
dipengaruhi oleh tekanan desain. Tekanan desain dibedakan menjadi dua yaitu
tekanan desain internal dan tekanan desain eksternal. Untuk menentukan ketebalan
shell harus memperhatikan beban yang terjadi pada shell. arah penyambungan shell
juga akan mempengaruhi perhitungan ketebalan shell. dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

𝑃. 𝑅
𝑡 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 =
𝑆 . 𝐸 − 0,6 . 𝑃
(2.2)
Keterangan :
P = Tekanan desain internal (psi)
R = Jari – jari dala shell (inchi)
S = Tegang ijin maksimum (psi)
E = Efisiensi sambungan las
t = Ketebalan minimum shell (inchi)

21
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

2. head

seluruh bejana tekan harus ditutup dengan head. Head lebih banyak berbentuk kurva
dari pada pelat datar. Bentuk kurva lebih banyak memiliki keuntungan antara lain
kuat sehingga ketebalan head bisa lebih tipis, lebih ringan walaupun agak mahal.
Dapat dihitung menggunakkan rumus :

𝑃. 𝐷
𝑡ℎ𝑒𝑎𝑑 =
2 . 𝑆 . 𝐸 − 0,2 . 𝑃
(2.2)
Keterangan :
P = Tekanan desain internal (psi)
D = Diameter dalam shell (Inchi)
S = Tegang ijin maksimum (psi)

E = Efisiensi sambungan las


t = Ketebalan minimum shell (Inchi)

3. Opening

Opening adalah komponen silinder yang berupa lubang yang menembus


shell atau head dari bejana tekan. Nozel memiliki beberapa fungsi antara
lain:

 Merekatkan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari


atau ke bejana tekan.
 Sebagai tempat untuk sambungan instrumen, seperti level
gauges, thermowells atau pressure gauges.
 Sebagai tempat masuk pasir.

22
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Ketebalan dinding nozel yang diperlukan (trn)

𝑃. 𝑅𝑛
𝑡𝑜 =
𝑆. 𝐸 − 0,6. 𝑃

Dimana:

P = tekanan desain ( psi)


R = diameter dalam vessel (inchi)

Rn = diameter dalam nozel (inchi)


S = tegangan ijin maskimum (psi)
E = efisiensi sambungan las

4. Sambungan las pada tabung sandblasting.

Sambungan las pada tabung yang dirancang dikategorikan


menjadi beberapa bagian menurut standar ASME Part UW.

1. Kategori A

Sambungan berlas melingkar yang berada pada badan utama yang


menghubungkan head dengan shell.

2. Kategori B

Sambungan berlas yang menghubungkan opening , ke head atau


sambungan yang menghubungkan opening ke shell

23
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik UNTAG Surabaya

Gambar 2.4 : Bagian-bagian pada tabung yang dilas. (sumber: desain sendiri)

Tipe-tipe sambungan las pada tabung sandblasting


1. Double welded butt joint

2. Singgle welded butt joint

24

Anda mungkin juga menyukai