Makalah Matdas Kelompok 5 Integral Aet 3 Revisi Ke - 3 Marthin
Makalah Matdas Kelompok 5 Integral Aet 3 Revisi Ke - 3 Marthin
MAKALAH
Disusun Oleh :
KELOMPOK V
1. INDAH MARSYA NITHA S. 220301153
2. INTAN DWI NAOMI N. 220301139
3. JEREMI SABATIAN PELAWI 220301154
4. JOSUA PASARIBU 220301141
5. LEANDRO AGUSTIN BATUBARA 220301129
6. MARTHIN LUTHER HAREFA 220301143
7. SAHMAN PAISAL SILALAHI 220301122
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB 2 PEMBAHASAN 4
BAB 3 INTEGRAL TAK TENTU 6
BAB 4 KOMPUTASI INTEGRAL TAK TENTU 10
KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
Daftar Tabel
Tabel 3.1 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Integral dan turunan adalah konsep yang penting dalam matematika. Integral dan turunan
merupakan dua operasi utama di dalam kalkulus. Prinsip-prinsip integral diformulasikan oleh Isaac
Newton and Gottfried Leibniz pada abad 17 dengan memanfaatkan hubungan erat yang ada antara
anti turunan dan integral tentu, yaitu suatu hubungan yang memungkinkan kita untuk menghitung
secara mudah nilai yang sebenarnya dari banyak integral tentu tanpa perlu memakai jumlah
Riemann. Hubungan ini disebut teorema dasar kalkulus. Melalui teorema dasar kalukulus mereka
mengembangkan konsep integral yang dikaitkan dengan turunan. Sehingga integral dapat
didefinisikan sebagai anti turunan.
Berdasarkan peta konsep integral, integral tak tentu diperoleh dari konsep turunan. Turunan
digunakan untuk mendefinisikan konsep anti turunan yang menghasilkan sifat-sifat aljabar integral
dan dengan teorema dasar kalkulus digunakan untuk mendefinisikan integral tentu dan
memunculkan sifat-sifat aljabar integral tentu.
Dari integral tentu dapat digunakan untuk mendefinisikan dan menghitung panjang, luas,
volume yang memuat juga konsep volume benda putar, usaha/kerja, momen, dan pusat masa.
Untuk menyelesaikan persoalan pada konsep integral tentu maka muncul teknik pengintegralan
yang bersifat integral parsial dan dengan menggunakan aturan rantai maka muncul aturan substitusi
yang mencakup juga substitusi trigonometri.
Integral tak tentu atau antiderivatif adalah suatu bentuk operasi pengintegralan suatu fungsi
yang menghasilkan suatu fungsi baru. Fungsi ini belum memiliki nilai pasti (berupa variabel)
sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan fungsi tak tentu ini disebut integral tak tentu.
1.3 Tujuan
iii
BAB I
PERKENALAN INTEGRAL
Contoh Soal:
1.∫ (3 x ¿−4 x +5)dx=∫ 3 x dx−∫ 4 x dx +∫ 5 dx ¿ ¿ 3∫ x dx−4 ∫ x dx+5 ∫ dx
2 2 2
1 2+1 1 1+1
¿3∙ x −4 ∙ x +5 x+ c
2+1 1+1
3 4
¿ x 3 – x 2 +5 x+ c
3 2
3 2
¿ x −2 x +5 x +c
iii
4 3 +1 2 2 +1 3 1+1
2. ∫ ( 4 x −2 x +3 x−4 ) dx =
3 2
x − x + x −4 x
3+1 2+ 1 1+1
4 4 2 3 3 2
¿ x − x + x −4 x+ c
4 3 2
4 2 3 3 2
¿ x − x + x −4 x+ c
3 2
¿ ∫ ( x 2 x +3 x−6 ) dx
1 2 +1 1
¿ x + −6 x +c
2+ 1 1+1
6 2+1 2 1+1
4. ∫ ( 6 x +2 x+1 ) dx =
2
x + x + x+ 6
2+1 1+1
6 3 2 2
¿ x + x + x +c
3 2
¿ 2 x3 + x 2 + x+ 6
2 2+1
5.∫ 2 x dx =
2
x +c
2+1
2
¿ x 3+ c
3
BAB II
Integral tak tentu atau antiderivatif adalah suatu bentuk operasi pengintegralan
suatufungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru. Fungsi ini belum memiliki nilai
pasti (berupa variabel) sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan fungsi tak
tentu ini disebut "integral tak tentu".
Apabila sebuah turunan dari suatu fungsi, jika diintegralkan akan menghasilkan
sebuah fungsi itu sendiri. Contoh turunan dari fungsi aljabar yaitu y=x 2 adalah
iii
y =3 x yang jika ditulis dalam integral y= ∫ 3 x dx . Beberapa kasus ditemukan
' 2 2
bahwa banyak fungsi memiliki hasil turunan yang sama seperti contoh tersebut
seperti y=x 3 +3 atau y=x 3−10 keduanya memiliki turunan y '=3 x 2.
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥) +
𝐶 Atau
a
∫ a x n dx= (n+1) x n +1+ c
a. ∫ 8𝑥3 + 4𝑥 + 3 𝑑𝑥
= 2𝑥4 + 2𝑥2 + 3𝑥 + 𝐶
b. ∫ 2𝑥(2𝑥2 + 4)𝑑𝑥
= ∫(4𝑥3 + 8𝑥)𝑑𝑥
= 𝑥4 + 4𝑥2 + 𝐶
Untuk soal diatas kita dapat menyelesaikannya dengan cara seperti yang
sudah diterangkan namun bisa juga memakai integral parsial. Integrasi parsial adalah
kaidah yang mengubah integral perkalian fungsi menjadi bentuk lain,yang
diharapkan lebih sederhana. Kaidah ini berasal dari kaidah darab pada kalkulus
diferensial. Disebut Integral Parsial, karena sebagian bentuk dilakukan operasi
turunan sebagian operasi Integral.
Bila u=f ( x ) , v=g ( x ) , dan diferensial du=f ' ( x ) dx dan dv =g ' ( x ) dx ; maka
dalam bentuk yang paling sederhana aturan perkalian ini adalah
iii
dv du
∫ u dx dx=uv−∫ v dx dx
Atau lebih sederahana :
∫ u dv =uv−∫ v du
BAB III
KOMPUTASI INTEGRAL TAK TENTU
Tabel 3.1
Fungsi Integralnya
2 '
y=x +2 y =2 x
y=x 2 +5 y ' =2 x
2 '
y=x +10 y =2 x
2 '
y=x −20 y =2 x
Fungsi yang berbeda-beda pada kolom 1, menghasilkan turunan yang samapada kolom
2. Apabila proses diatas dibalik, maka turunannya akan kembali ke fungsi semula
yang berbeda-beda. Karena satu fungsi turunan, fungsi integralnya bisa berbeda-
bedatergantung kon stantanya. Integral tentu sajadidefinisikan sebaga berikut :
F (x) disebut anti turunan dari f (x) pada interval I bila F (x)=f ( x )∀ x ∈ I
∫ f ( x ) d x=F ( x )+ C
Dimana C=konstanta
Contoh:
f ( x ) = x 2+ 10 merupakananti turunan dari f ( x ) = 2 x karena f ' ( x ) = f ( x )
Perhatikanlah
Fungsi y = x n memiliki turunan y’= n x n−1
Fungsi y = x n memiliki turunan y’= (n + 1) x n
Maka ∫ (n−1) x d x = x n+1+C
n
iii
Bagi kedua ruas dengan (n+1), hasilnya:
x n+1
∫ x dx= n+1 + C , n ≠−1
n
Berdasarkan sifat :
3 +1 1+1
x x
¿ −
3+1 1+1
4 2
x x
¿ −
4 2
1 4 1 2
¿ x − x +c
4 2
¿ 3∫ x dx−2∫ x 4 dx
1+1 4+1
x x
¿3 −2
1+1 4+1
3 4 2 5
¿ x − x +c
2 5
Berdasarkan sifat :
1
∫ x n dx= n+1 + c , n ≠ 1
3
1.∫ √ x dx=∫ x 4 dx
4 3
iii
3
1 +1
¿ x 4 +c
3
+1
4
7
1 4
¿ x +c
7
4
7
4
¿ x 4 +c
7
1
2.∫ 3
dx=∫ x −3 dx
x
1
¿ x−3+1 +c
−3+1
1 −2
¿ x +c
−2
1
¿− +c
2 x2
Berdasarkan sifat
∫ ( f ( x ) ± g ( x ) ) dx=∫ f ( x ) dx ±∫ g ( x ) dx
¿ ∫ [ ( 12 x2 +14 x +2 ) + ( 9 x 2 +3 x−8 ) ] dx
¿ ∫ ( 21 x2 +17 x−6 ) dx
21 2 +1 17 1+1
¿ x + x −6 x + c
2+ 1 1+1
21 3 17 2
¿ x + x −6 x + c
3 2
17 2
¿ 7 x 3+ x −6 x+ c
2
Berdasarkan sifat
∫ kf ( x)dx=k ∫ f ( x ) dx
iii
1
∫ 4 ( 4 x 2−6 x +2 x−5 ) dx
1
¿ ∫ ( 4 x −4 x−5 ) dx
2
4
1
¿
4 ∫ ( 4 x 2−4 x−5 ) dx
¿ (
1
4
∫ 4 2+1
2+1
x −
4 1+1
1+1
x −5 x +c )
¿ ∫ ( x − x −5 x+ c )
1 4 4 3 2
4 3 2
¿ ∫ ( x −2 x −5 x+ c )
1 4 3 2
4 3
4 3 2 2 5
¿ x − x − x +c
12 4 4
1 3 1 2 5
¿ x − x − x+ c
3 2 4
1
∫ 3 ( 2 x 2−8 x +4 x −7 ) dx
1
¿ ∫ ( 2 x −4 x−7 ) dx
2
3
1
¿
3
∫ ( 2 x2 −4 x−7 ) dx
¿ (
1
∫ 2 2+1
3 2+1
x −
4 1+1
1+1
x −7 x +c )
¿ ∫ ( x − x −7 x +c )
1 2 4 3 2
3 3 2
¿ ∫ ( x −2 x −7 x +c )
1 2 3 2
3 3
2 3 2 2 7
¿ x − x − x +c
9 3 3
BAB IV
KESIMPULAN
iii
1. Dalam sejarah matematika, integral lebih dikenal sebagai anti-diferensial atau yang
kitakenal juga sebagai anti-turunan. Dengan kata lain integral adalah kebalikan dari
turunan. Baikintegral ataupun differensial, keduanya merupakan bagian dari ilmu
Kalkulus dalam Matematika.Menurut sejarah, tokoh yang mengembangkan dan
memperkenalkan konsep differensial dananti-differensial (integral) dalam ilmu
matematika adalah Gottfried Wilhelm Leibniz, atau lebihdikenal dengan Leibniz saja.
Lambang integral seperti cacing berdiri dahulunya dikenal dengan “Notasi Leibniz”,
karena Leibnizlah yang memperkenalkan konsep integral dalam Matematika. Lambang
integralseperti ini: ∫, diambil dari huruf pertama nama Leibniz, yaitu huruf “L”, namun
pada zamandahulu orang menuliskan huruf “L” dalam bentuk yang indah. Sejak ilmu
matematika berkembang dari abad sebelum masehi sampai abad sesudahmasehi juga
sampai sekarang jaman modern. Ilmu tentang integral mengalami perkembanganyang
cukup bagus. Dari integral yang dikembangkan oleh Leibnizh pada abad sesudah
masehisampai integral yang kembangkan oleh Henstock-kurzweill jaman modern
sekarang ini. menurutsejarahnya, orang yang tercatat pertama kali mengemukakan ide
tentang integral adalahArchimides, seorang ahli matematika bangsa Yunani yang berasal
dari Syracusa (287 – 212 SM). Ia menggunakan ide itu untuk menghitung luas daerah
lingkaran, daerah yang dibatasi paraboladan tali busur, dan sebagainya
2. Integral Tak Tentu (undefinite integral) adalah bentuk integral yang variabel
integrasinya tidak memiliki batas sehingga integrasi dari sebuah fungsi akan
menghasilkan banyak kemungkinan dan hanya dinyatakan sebagai penyelesaian umum.
3. Penyelesaian integral tak dapat diperoleh dengan menguraikan soal dan
menyesuaikan dengan sifat-sifat integral tak tentu yang ada, kemudian dioperasikan
sesuai sifat, hal yang selalu dijumpai dalam proses penyelesaian integral tak tentu adalah
bagian proses penerapan operasi Penurunan/diferensial pada fungsi integral sehingga
nantinya akan diperoleh penyelesaian yang dinyatakan dalam penyelesaian umum
iii
DAFTAR PUSTAKA
iii