Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA

DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS

LISNA WULANDARI

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Oleh Kepala Desa
di Kantor Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis”. Penelitian ini dilakukan di
Kantor Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Adapun yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penerapan standar pelayanan minimal oleh
Kepala Desa di Kantor Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis?, 2) Bagaimana
hambatan yang timbul dalam penerapan standar pelayanan minimal oleh Kepala Desa di Kantor
Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis?, 3) Bagaimana upaya – upaya yang
dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan standar pelayanan minimal oleh Kepala
Desa di Kantor Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis?
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan, studi lapangan yang terdiri
dari observasi dan wawancara serta studi dokumentasi. Adapun yang menjadi informan dalam
penelitian ini adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa serta masyarakat penerima pelayanan di
Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sebanyak 13 orang.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 1) Penerapan Standar Pelayanan Minimal
oleh Kepala Desa di Kantor Desa Saguling belum berjalan secara maksimal dikarenakan terdapat
beberapa hambatan dalam penerapannya dan masih memerlukan beberapa perbaikan dalam
beberapa hal. 2) adanya hambatan yang terdiri dari: masih sulitnya ketersediaan blangko
kependudukan yang diperlukan dalam proses pelayanan, terdapat masyarakat yang belum mengerti
prosedur pelayanan, masih adanya sebagian Perangkat Desa yang belum disiplin dalam
memberikan pelayanan, petugas tidak ada di kantor saat masyarakat melakukan pelayanan, dan
komputer yang terkadang eror. 3) adanya upaya yang dilakukan yaitu Perangkat Desa menuliskan
prosedur pelayanan di papan informasi, berkerjasama dengan RT, RW dan Dusun setempat untuk
memberi penjelasan kepada masyarakat terkait pengisian formulir pelayanan, melakukan penataan
ruangan, memberikan saran kepada Kepala Desa untuk melengkapi komputer supaya semua
Perangkat Desa dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat, memperbaiki komputer dan
melengkapi kekurangan printer tersebut. Terkait dengan disiplin Perangkat Desa, Kepala Desa
telah berusaha untuk memberikan pembinaan dan arahan secara berkala terhadap disiplin
Perangkat Desa tersebut.

Kata Kunci Standar Pelayanan Minimal, Pelayanan publik

A. PENDAHULUAN lain, sehingga menimbulkan citra yang kurang


Penyelenggaraan pelayanan publik baik terhadap citra pemerintah baik di tingkat
merupakan upaya negara untuk memenuhi pusat, daerah bahkan di tingkat desa sekalipun.
kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga Oleh karena itu perlu adanya penerapan standar
negara atas barang, jasa, dan pelayanan pelayanan minimal supaya pemerintah dapat
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara menjadikan tolok ukur atau acuan dalam
pelayanan publik. Kondisi obyektif menunjukkan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
bahwa penyelenggaraan pelayanan publik masih Standar Pelayanan Minimal sebagaimana
dihadapkan pada sistem pemerintahan yang diatur dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat
belum efektif dan efisien serta kualitas sumber (17) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal Pemerintahan Daerah adalah ketentuan mengenai
ini terlihat dari masih banyaknya keluhan dan jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
pengaduan dari masyarakat baik secara langsung urusan pemerintahan wajib yang berhak
maupun melalui media massa, seperti: prosedur diperoleh setiap warga negara secara minimal.
yang berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka Berdasarkan hasil observasi, nampak
waktu penyelesaian, biaya yang harus penerapan standar pelayanan minimal di Desa
dikeluarkan, persyaratan yang tidak transparan, Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten
sikap petugas yang kurang responsif, dan lain-

468
Ciamis masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari Standar pelayanan adalah tolok ukur yang
beberapa permasalahan yang ditemukan, seperti: dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
1. Masih lambannya pelayanan yang diberikan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan
Perangkat Desa kepada masyarakat. sebagai kewajiban dan janji penyelenggara
Contoh: Dalam SOP berdasarkan Keputusan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang
Bupati Ciamis Nomor 65 Tahun 2010 tentang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
Standar Pelayanan Minimal Urusan terukur.
Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten Menurut Zaenal dan Muhibudin (2015:
Ciamis pembuatan KTP sesuai dengan standar 120) menjelaskan bahwa:
pelayanan 5 hari harus selesai diterbitkan, namun Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
pada kenyataannya melebihi batas yang telah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
ditetapkan. yang merupakan urusan wajib daerah yang
2. Tidak adanya kepastian waktu pelayanan. berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Contoh: Waktu penyelesaian pelayanan dalam Istilah SPM mengacu pada standar pelayanan
SOP berdasarkan Keputusan Bupati Ciamis paling minimal yang mampu diberikan daerah
Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar kepada masyarakat dalam pelayanan yang
Pelayanan Minimal Urusan Pemerintahan Dalam bersangkutan dengan urusan wajib daerah. Jadi,
Negeri di Kabupaten Ciamis pembuatan KTP SPM mencakup seluruh urusan wajib pemerintah
selama 5 hari dan KK selama 7 hari, namun daerah, bukan hanya dalam unit pelayanan.
sebagian masyarakat tidak mengetahui karena Berdasarkan Peraturan Menteri
tidak adanya kepastian waktu yang diberikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
oleh Perangkat Desa. Birokrasi No 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk
3. Sikap petugas pemberi pelayanan yang Teknis Penyusunan, Penetapan, Dan Penerapan
kurang baik. Standar Pelayanan, prinsip standar pelayanan
Contoh: Ketika ada masyarakat yang akan yaitu sederhana, konsistensi. partisipatif.
membuat KTP petugas pemberi pelayanan akuntabel, berkesinambungan, transparansi dan
bersikap kurang ramah dalam melayani. keadilan.
3. Kepala Desa
B. LANDASAN TEORITIS Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1. Pelayanan Publik 2014 Pasal 26 ayat (1) Tentang Desa. Kepala
Menurut Ratminto (dalam Hardiyansyah, Desa adalah pemerintah desa atau yang disebut
2011: 11) pelayanan publik adalah segala bentuk dengan nama lain dibantu Perangkat Desa
jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
maupun jasa publik yang pada prinsipnya Kepala Desa bertugas menyelenggarakan
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan
instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau pemberdayaan masyarakat Desa.
Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya Pada pasal 26 ayat (2) Dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun melaksanakan tugas Kepala Desa berwenang:
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan a. Memimpin penyelenggaraan
perundang-undangan. Pemerintahan Desa;
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah b. Mengangkat dan memberhentikan
No 96 Tahun 2012 Bab I Ketentuan Umum Perangkat Desa;
dalam Pasal 1 ayat (1) tentang Pelaksanaan c. Memegang kekuasaan pengelolaan
Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang keuangan dan aset desa;
Pelayanan Publik, bahwa yang dimaksud dengan: d. Menetapkan peraturan desa;
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian e. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan Belanja Desa;
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- f. Membina kehidupan masyarakat desa;
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk g. Membina ketentraman dan ketertiban
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan masyarakat desa;
administratif yang disediakan oleh penyelenggara h. Membina dan meningkatkan
pelayanan publik. perekonomian desa serta
2. Standar Pelayanan Minimal mengintegrasikannya agar mencapai
Berdasarkan Peraturan Bupati Ciamis No perekonomian skala produktif untuk
6 Tahun 2015 tentang Pedoman Standar sebesar-besarnya kemakmuran
Pelayanan disebutkan pada pasal 1 angka 4 masyarakat desa;

469
i. mengembangkan sumber pendapatan Standar Pelayanan disebutkan pada pasal 1 angka
desa; 6 disebutkan bahwa Organisasi penyelenggara
j. mengusulkan dan menerima pelimpahan pelayanan publik yang selanjutnya disebut
sebagaian kekayaan negara guna organisasi penyelenggara adalah satuan kerja
meningkatkan kesejahteraan masyarakat penyelenggara pelayanan publik yang berada di
desa; lingkungan institusi penyelenggara negara,
k. mengembangkan kehidupan sosial korporasi, lembaga independen yang dibentuk
budaya masyarakat desa; berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan
l. memanfaatkan teknologi tepat guna; pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
m. mengoordinasikan Pembangunan desa dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan
secara partisipatif; publik.
n. mewakili desa di dalam dan di luar Sedangkan tugas dan kewajiban Kepala
pengadilan atau menunjuk kuasa hukum Desa yaitu mensejahterakan masyarakat desa,
untuk mewakilinya sesuai dengan dengan kata lain mensejahterakan disini juga
ketentuan peraturan perundang- berarti memberikan pelayanan yang terbaik
undangan; dan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang
o. melaksanakan wewenang lain yang telah ditetapkan. Pelayanan yang diberikan
sesuai dengan ketentuan peraturan tentunya harus sesuai dengan penerapan standar
perundang-undangan. pelayanan yang dibuat dan ditentukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
4. Keterkaitan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal dengan tugas Kepala Desa C. METODE PENELITIAN
Pemberian pelayanan yang baik kepada Penelitian ini menggunakan metode
masyarakat diharapkan menjdadi lebih responsif penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
terhadap kepentingan masyarakat itu sendiri, dilakukan untuk mengetahui gambaran suatu
dimana paradigma pelayanan masyarakat yang variabel secara terperinci, tanpa membuat
telah berjalan selama ini beralih dari pelayanan perbandingan atau menghubungkannya dengan
yang sifatnya sentralistik ke pelayanan yang lebih variabel lain. Tujuan dari penelitian deskriptif
memberikan fokus pada kepuasan masyarakat. Mely G. Tan (2012: 28) mengatakan bahwa:
Zaenal dan Muhibudin (2015: 120) “Penelitian deskriptif menggambarkan secara
menjelaskan bahwa: tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala,
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau
yang merupakan urusan wajib daerah yang frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. gejala dan gejala lain dalam masyarakat.
Istilah SPM mengacu pada standar pelayanan Penelitian deskriptif bisa digunakan baik untuk
paling minimal yang mampu diberikan daerah menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
kepada masyarakat dalam pelayanan yang (tidak berhipotesis) dan menguji hipotesis
bersangkutan dengan urusan wajib daerah. Jadi, (berhipotesis).
SPM mencakup seluruh urusan wajib pemerintah Subjek penelitian ini adalah Kepala Desa
daerah, bukan hanya dalam unit pelayanan. dan Perangkat Desa di Kantor Desa Saguling
Menurut Peraturan Bupati Ciamis No 6 Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis serta
Tahun 2015 tentang Pedoman Standar Pelayanan masyarakat Desa Saguling penerima pelayanan.
disebutkan pada pasal 1 angka 4 bahwa: Sasarannya adalah untuk mendapatkan informasi
Standar pelayanan adalah tolok ukur yang atau data terkait dengan standar pelayanan
dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan minimal tersebut serta hambatan dan upaya
pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan dalam penerapan standar pelayanan minimal.
sebagai kewajiban dan janji penyelenggara Adapun subjek penelitian ditetapkan
kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang sebagai berikut: Kepala Desa Saguling,
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan Sekretaris Desa, Kepala Urusan Perencanaan dan
terukur. Keuangan, Kepala Urusan Tata Usaha dan
Dari teori-teori yang telah dibahas dapat Umum, Kepala Seksi Pemerintahan dan Kepala
disimpulkan mengenai keterkaitan Kepala Desa Seksi Pelayanan dan masyarakat Desa Saguling
dengan Penerapan Standar Pelayanan Minimal di selaku penerima pelayanan sebanyak 7 orang.
Kantor Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Teknik pengumpulan data yang
Kabupaten Ciamis sebagaimana Peraturan Bupati digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
Ciamis No 6 Tahun 2015 tentang Pedoman menggunakan studi kepustakaan dan studi

470
lapangan. Studi kepustakaan merupakan teknik 2. Waktu Penyelesaian Pelayanan
pengumpulan data dengan mempelajari buku- Berdasarkan hasil penelitian yang terdiri
buku dan bahan pustaka lainnya yang ada dari ketepatan waktu penyelesaian pelayanan,
hubungannya dengan masalah yang sedang ketepatan waktu tunggu pelayanan dan cepat atau
diteliti. Sedangkan studi lapangan penelitian ini lambat pelayanan yang diberikan oleh Perangkat
terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumen. Desa cukup baik, hal ini terlilhat dari ketepatan
Proses analisis data mengacu kepada pendapat waktu pelayanan tergantung adanya Kepala Desa
Miles and Huberman (dalam Sugiyono: 247) di tempat atau tidak sehingga jika Kepala Desa
bahwa aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi berada di tempat proses pelayanan akan cepat,
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan begitupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan
dan verifikasi. pendapat Ratminto (2016: 212) bahwa:
“Waktu penyelesaian pelayanan berkaitan dengan
D. HASIL PENELITIAN DAN jangka waktu dan kecepatan penyelesaian suatu
PEMBAHASAN pelayanan publik mulai dari dilengkapinya atau
1. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dipenuhinya persyaratan teknis dan/ atau
Oleh Kepala Desa di Kantor Desa Saguling persyaratan administratif sampai dengan
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis selesainya suatu proses pelayanan”.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Berdasarkan analisis penulis dapat
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dijelaskan bahwa dalam memberikan waktu
Oleh Kepala Desa di Kantor Desa Saguling penyelesaian pelayanan kurang baik. Yaitu dapat
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, dapat dilihat dengan tidak adanya ketepatan waktu
diuraikan sebagai berikut: penyelesaian pelayanan dikarenakan Perangkat
1. Prosedur Pelayanan Desa yang bersangkutan tidak ada di tempat saat
Berdasarkan hasil penelitian mengenai masyarakat membutuhkan pelayanan dan
prosedur pelayanan yang terdiri dari adanya dokumen kependudukan yang tidak tersedia. Hal
tahapan dan jadwal pelayanan yang telah itulah yang membuat waktu penyelesaian
ditetapkan oleh pemberi pelayanan kepada pelayanan menjadi lebih lamban. Sedangkan
masyarakat cukup baik. Hal ini terlihat dari sesuai dengan teori bahwa pelayanan yang
adanya tahapan yang diberikan oleh Perangkat diberikan harus sesuai dengan jangka waktu dan
Desa kepada masyarakat terkait pelayanan yang kecepatan penyelesaian suatu pelayanan publik.
diberikan, namun terdapat masyarakat yang tidak Namun pelayanan publik yang diberikan oleh
mengerti dan tidak paham terhadap prosedur Perangkat Desa belum sesuai dengan yang
dalam pelayanan, dikarenakan belum adanya seharusnya. Hal inilah yang mempengaruhi tidak
prosedur pelayanan yang ditempel pada papan tercapainya penerapan standar pelayanan
informasi. Hal ini sejalan dengan pendapat minimal.
Ratiminto (2016: 226) bahwa: 3. Biaya Pelayanan
“Prosedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan Berdasarkan hasil penelitan mengenai
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat biaya pelayanan yang terdiri dari adanya
dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan”. kepastian dan rincian biaya pelayanan yang harus
Berdasarkan hasil analisis penulis dapat diinformasikan dan biaya pelayanan yang
dijelaskan bahwa prosedur pelayanan yang terdiri terjangkau sudah baik, karena memang tidak ada
dari indikator adanya tahapan dan jadwal dalam peraturan yang mengharuskan masyarkat untuk
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat membayar biaya pelayanan kepada Perangkat
cukup baik. Perangkat Desa sejauh ini sudah Desa, hal ini sejalan dengan pendapat Ratminto
memberikan penjelasan terkait tahapan-tahapan (2016 : 217) bahwa: “Biaya pelayanan dipungut
pelayanan, namun disisi lain masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
seringkali tidak mengerti terhadap penjelasan undangan yang telah ditetapkan”.
yang diberikan oleh Perangkat Desa. Hal ini Berdasarkan analisis penulis dapat
disebabkan karena Perangkat Desa tidak dijelaskan bahwa dimensi terkait biaya pelayanan
menempel prosedur pelayanan yang berupa cukup baik. Hal ini sudah sesuai dengan
tahapan, persyaratan dan jadwal pelayanan pada peraturan perundang-undangan bahwa tidak ada
papan informasi. Sedangkan sesuai teori bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan
prosedur pelayanan harus memberikan pelayanan. Terkait hal ini Perangkat Desa sudah
kemudahan kepada masyarakat, maka dalam hal mematuhi peraturan perundang-undangan yang
ini belum memungkinkan tercapainya penerapan berlaku. Dalam dimensi ini memungkinkan
standar pelayanan minimal. tercapainya penerapan standar pelayanan
minimal.

471
4. Produk Pelayanan 6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Berdasarkan hasil penelitian bahwa
produk pelayanan yang terdiri dari adanya kompetensi petugas pemberi pelayanan dalam
kepuasan masyarakat dari pelayanan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat cukup
dibebankan, masyarakat mendapatkan pelayanan baik, meskipun memerlukan beberapa hal
sesuai dengan yang diharapkan dan Perangkat perbaikan dan peningkatan. Hal ini sejalan
Desa memberikan pelayanan sesuai dengan dengan pendapat Surjadi (2012 : 69) bahwa:
kebutuhan masyarakat dapat dikatakan cukup “Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus
baik. Hal ini sejalan dengan pendapat ditetapkan dengan tepat berdasarkan
Hardiansyah (2011:12) bahwa: pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan
Pelayanan publik sebagai pemberian perilaku yang dibutuhkan”.
layanan atau melayani keperluan orang atau Berdasarkan analisis penulis dapat
masyarakat dan/atau organisasi lain yang dijelaskan bahwa kompetensi petugas pemberi
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, pelayanan dalam hal ini petugas yang
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang memberikan pelayanan bersikap sopan, ramah,
ditentukan dan ditujukan untuk memberikan sigap, disiplin dan menghargai masyarakat yang
kepuasan kepada penerima pelayanan”. membutuhkan pelayanan adalah faktor penting
Berdasarkan analisis penulis dapat terwujudnya penerapan standar pelayanan
dijelaskan bahwa dalam dimensi produk minimal dalam memberikan pelayanan kepada
pelayanan, indikator yang dianggap cukup baik masyarakat. kompetensi petugas pemberi
yaitu kepuasan masyarakat dari pelayanan yang pelayanan saat melayani masyarakat cukup baik
diberikan. Hal ini terlihat dari pelayanan yang meskipun masih ada beberapa hal yang perlu
diberikan oleh Perangkat Desa belum diperbaiki Hal inilah yang mempengaruhi tidak
sepenuhnya memberikan kepuasan kepada tercapainya penerapan standar pelayanan
masyarakat disebabkan karena adanya keluhan minimal itu sendiri.
dari masyarakat terkait pelayanan yang diberikan. 2. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Dalam
5. Sarana dan Prasarana Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Oleh Kepala Desa di Kantor Desa Saguling
bahwa menyangkut kondisi fasilitas yang tersedia Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis
dalam menunjang proses penerapan standar Menurut Ratminto dan Atik (Jurnal
pelayanan minimal. Hal ini mencakup penulisan Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014)
keberadaan dan fungsinya dalam menunjang menyatakan bahwa:
kemudahan, kelancaran proses pelayanan dan “Dalam perspektif pelayanan, terjadi kesenjangan
memberikan kenyamanan pengguna pelayanan. (gap) atau perbedaan persepsi antara aparatur
Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian (2010: pelayanan dengan masyarakat pengguna jasa
211) bahwa: layanan memang dapat menjadi hambatan
Sarana dan prasarana dalam sebuah menghadirkan suatu pelayanan yang berkualitas.”
pelayanan publik merupakan sebuah media yang Berdasarkan observasi di lapangan,
harus dipenuhi secara baik, agar tujuan organisasi ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam
dapat tercapai. Karena tidak dapat dipungkiri, penerapan standar pelayanan minimal oleh
sarana dan prasarana yang kurang baik dapat Kepala Desa di Kantor Desa Saguling Kecamatan
mempengaruhi kinerja dari pelayanan publik itu Baregbeg Kabupaten Ciamis tersebut
sendiri. diantaranya:
Berdasarkan analisis penulis dapat 1. Masih sulitnya ketersediaan blangko
dijelaskan bahwa dalam menyediakan sarana dan kependudukan yang diperlukan dalam
prasarana cukup baik, namun dalam hal prosedur pelayanan dan masyarakat yang
penyediaan kantor belum memadai hal ini terlihat datang ke rumah Perangkat Desa diluar jam
dari ruangan belum didesain, tidak adanya batas kerja tidak sesuai dengan aturan bahwa
penghalang diantara tiap bagian, kurangnya pelayanan hanya boleh dilakukan pada jam
prasarana komputer dan belum adanya marka kerja di Kantor Desa Saguling.
parkir. Kondisi ini tentu mengakibatkan tidak 2. Masyarakat yang ingin dilayani tanpa
efektifnya penerapan standar pelayanan minimal mengikuti prosedur yang benar tanpa
kepada masyarakat. Seperti yang kita ketahui membawa surat pengantar dari RT, RW dan
bahwa ketersediaan sarana dan prasarana Dusun setempat dan Petugas tidak ada di
ditujukan agar mempercepat dan memudahkan kantor saat masyarakat membutuhkan
proses pelayanan kepada masyarakat. pelayanan sehingga pelayanan lambat

472
3. Kesulitan anggaran untuk menyediakan 2. Hambatan yang ditemui dalam penerapan
sarana dan prasarana. standar pelayanan minimal yang dilakukan
4. Sebagian Perangkat Desa tidak disiplin oleh Kepala Desa beserta Perangkat Desa
dalam memberikan pelayanan hal ini di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg
ditunjukkan dengan pelayanan yang Kabupaten Ciamis yang dapat
dilakukan di luar kantor desa. mempengaruhi kualitas pelayanan yang
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk diterima oleh masyarakat di Desa
Mengatasi Hambatan – Hambatan yang Dihadapi Saguling. Hambatan-hambatan tersebut
Dalam Penerapan Standar Pelayanan Minimal terdiri dari: masih sulitnya ketersediaan
(SPM) Oleh Kepala Desa di Kantor Desa blangko kependudukan yang diperlukan
Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten dalam proses pelayanan, masyarakat yang
Ciamis kurang paham terhadap prosedur
Berdasarkan observasi di lapangan, pelayanan, terdapat masyarakat yang
upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi belum mengerti prosedur pelayanan yaitu
hambatan-hambatan dalam penerapan standar tanpa membawa surat pengantar dari RT,
pelayanan minimal oleh Kepala Desa di Kantor RW dan Dusun setempat, dan masih
Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten adanya sebagian Perangkat Desa yang
Ciamis tersebut diantaranya: belum disiplin dalam memberikan
1. Menempel prosedur pada papan informasi pelayanan, hal tersebut mengakibatkan
supaya masyarakat dapat mengetahui pelayanan yang diterima masyarakat akan
mengenai tahapan dan jadwal pelayanan. lebih lama, petugas tidak ada di kantor saat
Dan memberikan penjelasan terkait belum masyarakat melakukan pelayanan sehingga
tersedianya blangko kependudukan. pelayanan lambat, masih belum
2. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat memadainya kantor yang digunakan
dan bekerjasama dengan RT, RW dan karena bangunan kantor sudah terlalu tua,
Dusun setempat untuk memberikan komputer yang terkadang eror sehingga
penjelasan bahwa formulir yang berkaitan menghambat dalam proses pelayanan.
dengan pelayanan yang dibutuhkan 3. Berdasarkan hasil wawancara yang
sebelum diberikan ke pihak pemerintah dilakukan, maka diketahui adanya upaya-
desa diisi terlebih dahulu dan Perangkat upaya dalam mengatasi hambatan-
Desa yang berada di tempat tetap melayani hambatan yang dilakukan dalam Penerapan
masyarakat. Standar Pelayanan Minimal oleh Kepala
3. Kepala Desa mengupayakan anggaran dan Desa di Kantor Desa Saguling Kecamatan
memaksimalkan dari anggaran yang Baregbeg Kabupaten Ciamis sebagai
tersedia. berikut: Perangkat Desa memberikan
4. Kepala Desa mempertegas peraturan yang penjelasan kepada masyarakat terkait tidak
ditetapkan untuk Perangkat Desa supaya tersedianya dokumen kependudukan,
dapat memberikan pelayanan kepada menuliskan prosedur pelayanan di papan
masyarakat dengan disiplin. informasi, berkerjasama dengan RT, RW
dan Dusun setempat untuk memberi
E. KESIMPULAN DAN SARAN penjelasan kepada masyarakat terkait
1. Kesimpulan pengisian formulir pelayanan, Perangkat
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui Desa yang berada di tempat tetap
observasi dan wawancara mengenai “Penerapan memberikan pelayanan kepada masyarakat
Standar Pelayanan Minimal oleh Kepala Desa di dengan sepengetahuan Perangkat Desa
Kantor Desa Saguling Kecamatan Baregbeg yang bersangkutan, memberikan sosialisasi
Kabupaten Ciamis” maka dapat penulis kepada masyarakat terkait prosedur
simpulkan sebagai berikut: pelayanan, Perangkat Desa melakukan
1. Penerapan Standar Pelayanan Minimal penataan ruangan yang sesuai dengan tata
oleh Kepala Desa di Kantor Desa Saguling pemerintahan, memperbaiki komputer
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis serta Perangkat Desa secara bergantian
belum berjalan secara maksimal memakai printer dan melengkapi
dikarenakan terdapat beberapa hambatan kekurangan printer tersebut. Terkait
dalam penerapannya dan masih dengan disiplin Perangkat Desa, Kepala
memerlukan beberapa perbaikan dalam Desa telah berusaha untuk memberikan
beberapa hal. pembinaan dan arahan secara berkala
terhadap disiplin Perangkat Desa tersebut.

473
2. Saran masyarakat yang sesuai dengan standar
Setelah penulis mengamati dan pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
mempelajari “Penerapan Standar Pelayanan
Minimal oleh Kepala Desa di Kantor Desa
Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten
Ciamis”, maka penulis mencoba memberikan
saran untuk bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pelayanan di Desa DAFTAR PUSTAKA
Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Abdurahman, Maman. 2011. Dasar-
Ciamis sebaiknya Perangkat Desa dasar metode Statistika. Bandung: CV Pustaka
meningkatkan kerjasama dan koordinasi Setia.
dengan semua pihak yaitu RT, RW dan Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian
Dusun setempat agar masyarakat dapat Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
dengan jelas mengetahui kejelasan dan Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan
kepastian pelayanan, selain itu juga harus Publik. Yogyakarta: Gava Media.
melakukan sosialisasi kepada masyarakat Mukarom, Zaenal dan Muhibudin Wijaya
terkait pelayanan yang diberikan. Laksana. 2015. Manajemen Pelayanan Publik.
2. Supaya hambatan dapat diatasi sebaiknya Bandung: CV Pustaka Setia.
permasalahan-permasalahan yang dihadapi Pasolong, Harbani. 2013. Metode
seperti: Penelitian Administrasi Publik. Bandung:
a. Terkait dengan kompetensi dan disiplin Alfabeta.
Perangkat Desa serta pemahaman terhadap Ratminto. 2016. Manajemen Pelayanan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM), agar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kepala Desa bekerjasama dengan Sedarmayanti. 2010. Reformasi
Pemerintah Daerah dalam hal ini Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan
dinas/instansi terkait untuk memberikan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan
pembinaan teknis kompetensi dan disiplin Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang
Perangkat Desa serta pemahaman Standar Baik). Bandung: PT Refika Aditama.
Pelayanan Minimal (SPM), agar Perangkat Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian
Desa memahami tugas pokok dan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
fungsinya. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
b. Terkait dengan prasarana seperti Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung:
tersedianya halaman parkir di Kantor Desa Alfabeta.
Saguling agar Pemerintah Desa dapat Surjadi. 2012. Pengembangan Kinerja
membenahi ruang parkir yang ada Pelayanan Publik. Bandung: PT Refika Aditama.
bekerjasama dengan pihak swasta sehingga
bisa dijadikan pendapatan desa dari sektor Dokumen
parkir kendaraan. Keputusan Bupati Ciamis No 65 Tahun
3. Supaya penerapan standar pelayanan 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Urusan
minimal dapat dilaksanakan dengan baik Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten
maka seyogyanya Perangkat Desa Desa Ciamis.
Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Peraturan Bupati Ciamis No 6 Tahun
Ciamis melakukan berbagai upaya seperti 2015 tentang Pedoman Standar Pelayanan.
melakukan sosialisasi kepada masyarakat Peraturan Bupati Ciamis No 80 Tahun
agar masyarakat mengetahui prosedur 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
dalam pelayanan dan meningkatkan kinerja Pemerintah Desa.
perangkat desa supaya pelayanan yang Peraturan Menteri Dalam Negeri No 62
diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
masyarakat dan pembenahan sarana dan Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
prasarana seperti mengajukan biaya Kabupaten/Kota.
renovasi ke Pihak Pemerintah Daerah Undang-Undang No 25 Tahun 2009
Kabupaten Ciamis supaya minimal dapat Tentang Pelayanan Publik.
sesuai dengan standar pelayanan minimal. Undang-Undang No 6 Tahun 2014
4. Kepala Desa dan Perangkat Desa lebih Tentang Desa.
meningkatkan kinerja dalam rangka
pemberian pelayanan publik kepada

474
IDENTITAS PENULIS
Lisna Wulandari yang lahir di Ciamis
tanggal 1 Januari 1995, tercatat sebagai
mahasiswa pada jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Galuh.

475

Anda mungkin juga menyukai