BAB 1 | Pendahuluan
1.1. L A T A R B E L A K A N G P E N U L I S A N
CAMAT
SEKCAM
KELP.JABATAN FUNGSIONAL SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBAG PERENC. & KEU.
KASI PEMERINTAHAN KASI TRANTIB KASI PEREKONOMIAN KASI KESSOS KASI PEMB. FISIK
DESA
Gambar 2 | Lineritas Tujuan dan Sasaran Renstra Kecamatan Tarik dengan RPJMD.
1.2. P E R U M U S A N M A S A L A H
1.3. T U J U A N P E N U L I S A N
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan karya tulis ini antara
lain untuk :
1.4. M E T O D E P E N E L I T I A N
1.5. R U A N G L I N G K U P P E M B A H A S A N
2. 1 . G A M B A R A N K O N D I S I Y A N G D I I N G I N K A N
faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan
perceived atau kualitas jasa yang diharapkan dan kualitas jasa yang diterima
atau dirasakan.
konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi). Jenis inovasi perubahan di sektor publik
menurut handbook Inovasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa
Timur ada 8 (delapan) jenis :
1. Inovasi proses. Beberapa ruang lingkup dari inovasi proses antara lain
standar operasional prosedur (SOP), tata laksana, sistem, dan prosedur.
2. Inovasi metode. Inovasi metode dapat dipahami sebagai strategi, cara,
dan teknik baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
3. Inovasi produk, dapat didefinisikan sebagai penciptaan atau modifikasi
barang atau jasa untuk meningkatkan kualitas, citra, fungsi, dan
sebagainya dari barang atau jasa tersebut.
4. Inovasi konseptual. Inovasi konseptual dapat diartikan sebagai
perubahan cara pandang atas masalah yang ada sehingga memunculkan
solusi atas masalah tersebut.
5. Inovasi teknologi. Inovasi teknologi merupakan penciptaan atau
penggunaan dari teknologi baru yang lebih efektif dan mampu
memecahkan masalah.
6. Inovasi struktur organisasi. Inovasi struktur organsiasi dapat berupa
pengadopsian model organisasi baru yang menggantikan model lama
yang tidak sesuai perkembangan organisasi.
7. Inovasi hubungan. Inovasi hubungan dalam Handbook ini dimaknai
sebagai bentuk dan mekanisme baru dalam berhubungan dengan pihak
lain demi tercapainya tujuan bersama.
2. 2 . G A M B A R A N K O N D I S I Y A N G S E B E N A R N Y A
2. Prosedur pelayanan dirasa masih belum tuntas atau tidak praktis meski
metode yang digunakan metode one stop service. Seharusnya
masyarakat yang ingin mengajukan pelayanan di desa, masih harus ke
kecamatan untuk proses penyelesaian. Idealnya, suatu berkas yang
dimohon di desa lebih pas kalau selesai prosesnya juga di desa.
Sehingga tidak menyulitkan yang mondar-mandir ke desa dan ke
kecamatan.
3. Terbatasnya kapasitas pegawai yang mampu dibidang teknologi
informasi sehingga pemanfaatan sistem informasi yang ada belum
optimal. Hal ini tidak sebanding dengan fasilitas yang tersedia. Jumlah
staf yang menangani pelayanan di Kecamatan Tarik ada 5 (lima) orang,
diantaranya hanya 1 (satu) yang bertugas sebagai operator. Jaringan
sistem administrasi kependudukan sebenarnya sudah ada, akan tetapi
lemahnya koneksi internet antara dinas terkait dan kecamatan kadang
membuat petugas kewalahan meng-input berkas pemohon.
4. Belum meratanya kemampuan perangkat desa dalam pelaksanaan tugas
administrasi dan pelayanan publik di desa. Sudah saatnya dukungan
pelayanan publik harusnya juga tersedia di desa. Kenyataan di lapangan
masih ada beberapa perangkat desa yang minim pengetahuannya
tentang pentingnya administrasi dan belum menangani secara optimal,
meski jalur koordinasi dan komunikasi terus terjaga dengan kecamatan.
5. Kurangnya kemampuan pengelolaan anggaran dana desa untuk
penyediaan pelayanan publik. Dengan adanya dana desa, seharusnya
desa mampu memberikan fasilitasi untuk mendukung terselenggaranya
pelayanan publik. Mayoritas dana desa digunakan untuk pembangunan
fisik dan urusan pemberdayaan masyarakat.
94,1 93,92
95
90
85,65
Target
85 Realisasi
80
75
2011
2012 2013 2014 2015
2. 3 . R U M U S A N P E R M A S A LA H A N
Berdasarkan gambaran kondisi yang ada di Kecamatan Tarik, maka
penulis mencoba merumuskan kembali permasalahan dibidang pelayanan
publik, yaitu :
1. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Kecamatan Tarik dalam
penyediaan layanan administrasi terpadu kepada warga melalui
pemanfaatan teknologi informasi, agar tercapai pelayanan yang praktis,
mudah dan terjangkau, akuntabel dan transparan?
2. Manfaat apa saja yang diperoleh dalam pengembangan layanan
administrasi terpadu berbasis teknologi tersebut? Baik bagi pemerintah
kecamatan maupun masyarakat?
3. 1 . A N A L I S I S P E R M A S A L A H A N
Yang kedua adalah where atau dimana, lokasi yang menjadi pusat
pelayanan adalah Kantor Pelayanan Kecamatan Tarik dan Kantor
Pelayanan yang ada di 20 Desa se-Kecamatan Tarik. Masyarakat perlu
mendapatkan akses kemudahan dan kecepatan dalam hal prosedur layanan.
Untuk itu desa juga menjadi tempat dimana pelayanan itu berawal dan
berakhir. Masyarakat yang mengurus layanan administrasi kependudukan
dan perijinan cukup mendatangi Kantor Desa setempat dan mengambil
hasilnya juga di desa setempat, kecuali beberapa pelayanan menyangkut
waris yang harus mendatangi kantor kecamatan.
Melalui sistem dan aplikasi berbasis web dan android, juga dapat
membantu warga/masyarakat dalam mengontrol proses layanan atau
tracking system. Masyarakat akan mengetahui sejauh mana atau sampai
dimana berkas yang dimohon telah diproses dan ketepatan waktu
penyelesaian dokumen tidak hanya melalui web atau android akan tetapi
melalui notifikasi yang dikirim melalui sms gateway. Masyarakat juga dapat
mengikuti info terkini seputar pelayanan melalui sms masking dan dapat
mengirimkan keluhan melalui sms center selain melalui media sosial yang
ada. Dengan demikian asas tranparansi dan akuntabilitas pelayanan juga
terwujud, disamping akan mengurangi praktek calo pelayanan oleh oknum.
3. 2 . A L T E R N A T I F P E M E C A H A N M A S A L A H
kepada desa untuk memproses sejumlah dokumen penting, dan (2) masih
terbatasnya kapasitas dan skill perangkat desa yang benar-benar memahami
administrasi dan pelayanan umum serta urusan teknis. Disamping itu
terdapat kelemahan lainnya yang bersifat non teknis yaitu masih rendahnya
penghasilan Kepala Desa beserta perangkatnya, yang mana berpotensi
memicu KKN dan munculnya oknum seperti calo dalam hal urusan
pelayanan.
BAB 4 | Penutup
4. 1 . K E S I M P U L A N
4.1.SARAN
DAFTAR | Pustaka