Anda di halaman 1dari 15

Model Implementasi Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN) di Kabupaten Pidie Jaya


Muhammad Adril a, Joni Dawud b , Hendrikus T. Gedeona c

a Sekretariat Daerah Kabupaten Pidie Jaya


b,c Politeknik STIA LAN Bandung

e-mail : a adrilmuhammad03@gmail.com, b jonidawud@yahoo.com,


c hendrikusgedeona@gmail.com

Abstrak
Pelayanan publik dewasa ini telah menjadi isu yang semakin strategis karena kualitas kinerja birokrasi dalam
memberikan pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan bermasyarakat. Perubahan
pemahaman yang memposisikan pemerintah daerah sebagai pelayan masyarakat, sudah selayaknya diikuti oleh
revitalisasi Kecamatan melalu penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan efektivitas organisasi Kecamatan dalam
pelayanan publik. Pelayanan Admnistrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 2010 merupakan upaya peningkatan kualitas pelayanan dalam rangka mendekatkan,
mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat serta menjadikan kecamatan sebagai pusat
pelayanan masyarakat dan simpul pelayanan bagi kantor/badan pelayanan perizinan terpadu di kabupaten.
Kabupaten Pidie Jaya dalam mengimplementasikan PATEN mengacu pada pendelegasian sebagian kewenangan
Bupati kepada camat di bidang perizinan dan non-perizinan yang diatur melalui Peraturan Bupati Pidie Jaya
Nomor 15 Tahun 2010 dan Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Dan
Uraian Tugas Personil Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam
Kabupaten Pidie Jaya. Penelitian ini bertujuan merumuskan model implementasi pelaksanaan PATEN di
Kabupaten Pidie Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan PATEN di Kabupaten Pidie
Jaya belum berjalan secara optimal. Untuk mengatasi permasalahan implementasi kebijakan PATEN di Kabupaten
Pidie Jaya, peneliti merumuskan model implementasi upaya kinerja transformasi yang mempengaruhi kinerja
kebijakan yang meliputi penguatan kelembagaan kecamatan sebagai organisasi pelaksanaan PATEN, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, pemenuhan sarana dan prasarana pendukung kebijakan dan pelaksanaan
monitoring dan evaluasi kebijakan.
Kata Kunci: implementasi kebijakan, paten, kecamatan

Implementation Model of Service Policy Administration Integrated District


(PATEN) in Pidie Jaya Regency
Abstract
Today's public service has become an increasingly strategic issue because the quality of the performance of the bureaucracy in providing
public services has broad implications in social life. Changes in understanding that position the local government as a public servant,
should be followed by the revitalization of the District through the implementation of the District Integrated Administration Service
(PATEN) with the aim of improving community welfare and increasing the effectiveness of the District organization in public services.
Based on the Regulation of the Minister of Home Affairs Number 4 of 2010, the District Integrated Administration Service (PATEN)
is an effort to improve service quality in the context of bringing closer, easier and faster services to the community as well as making
the sub-district a community service center and service node for integrated licensing service office/agencies in the district. Pidie Jaya
Regency in implementing PATEN refers to the delegation of part of the Regent's authority to the sub-district head in the field of
licensing and non-licensing which is regulated through Pidie Jaya Regent Regulation Number 15 of 2010 and Pidie Jaya Regent
Regulation Number 19 of 2018 Concerning Service Standards and Job Descriptions of Inner District Personnel Implementation of
Integrated Administrative Services in Inner District Pidie Jaya Regency. This study aims to formulate a model for the implementation
of the PATEN implementation in Pidie Jaya Regency. The results showed that the implementation of the PATEN policy in Pidie Jaya
Regency has not run optimally. To solve the problem of implementing the PATEN policy in Pidie Jaya Regency, researchers formulated
a model for implementing transformation performance efforts that affect policy performance which includes strengthening sub-district
institutions as PATEN implementation organizations, increasing human resource capacity, fulfilling facilities and infrastructure for
supporting policies and implementing monitoring and evaluation of policies.
Keywords: policy implementation, paten, district

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 19


1. PENDAHULUAN Menyadari hal ini pemerintah melalui
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Kementerian Dalam Negeri menerbitkan
tentang Pemerintahan Daerah secara tegas telah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun
diamanatkan bahwa untuk meningkatkan 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi
kesejahteraan rakyat akan ditempuh melalui Terpadu Kecamatan (selanjutnya disingkat
tiga jalur, yakni: peningkatan pelayanan publik, dengan PATEN), yang kemudian
pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri
peningkatan daya saing. Berdasarkan hal Dalam Negeri Nomor 238-270 tentang Petunjuk
tersebut nampak bahwa pelayanan publik Teknis Pedoman Pelayanan Administrasi
mempunyai peranan yang sangat penting Terpadu Kecamatan. PATEN merupakan
sebagai salah satu tugas umum pemerintah penyelenggaraan pelayanan publik secara
disamping regulasi dan pemberdayaan. Salah terpadu di kecamatan yang proses
satu latar belakang dilaksanakannya reformasi pengelolaannya mulai dari permohonan sampai
birokrasi adalah kualitas pelayanan publik yang ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam
belum memenuhi harapan masyarakat. Hal satu tempat artinya cukup melalui satu meja
tersebut terlihat dari tingkat kepuasan atau loket pelayanan. Sistem ini memposisikan
masyarakat terhadap pelayanan yang masih warga masyarakat hanya berhubungan dengan
rendah. petugas meja/loket pelayanan di kecamatan.
Kecamatan merupakan lembaga yang strategis Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya merupakan
dalam mengelola dan melayani berbagai salah satu pemerintah daerah yang telah
kepentingan masyarakat. Dalam menjamin menjalankan kebijakan PATEN di seluruh
tugas-tugas pemerintahan seperti kecamatan. Secara administratif Kabupaten
penyelenggaraan pembangunan, Pidie Jaya memiliki 8 kecamatan yaitu Bandar
kemasyarakatan dan pemerintahan umum yang Dua, Jangka Buya, Ulim, Meurah Dua,
termasuk didalamnya melaksanakan tugas Meureudu, Trienggadeng, Panteraja dan Bandar
pelayanan serta melaksanakan tugas yang Baru. Dalam menindaklanjuti Keputusan
didelegasikan oleh bupati/walikota. Sesuai Menteri Dalam Negeri Nomor 138-270 tahun
dengan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 2010 tentang Petunjuk Teknis PATEN,
17 Tahun 2018 tentang Kecamatan yaitu selain Pemerintah kabupaten mengeluarkan Peraturan
melaksanakan tugas atributif, camat Bupati Pidie Jaya Nomor 15 Tahun 2010 tentang
mendapatkan pelimpahan sebagian Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati
kewenangan bupati/walikota untuk Kepada Camat. Pelimpahan kewenangan
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan tersebut sejalan dengan Pasal 226 Undang-
yang menjadi kewenangan daerah undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan
kabupaten/kota dengan tujuan untuk bahwa Camat mendapatkan pelimpahan
memangkas birokrasi sekaligus meningkatkan sebagian kewenangan bupati/walikota untuk
mutu pelayanan kepada masyarakat. Kualitas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
pelayanan di kecamatan diharapkan akan yang menjadi kewenangan daerah
menjadi lebih baik setelah menjadi perangkat kabupaten/Kota. Kebijakan PATEN baru mulai
daerah dibandingkan pada saat sebagai diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten Pidie
perangkat desentralisasi yang pengaturannnya Jaya pada tahun 2012 di dua kecamatan yaitu
sangat sentralistik. Sebab tujuan pemberian Bandar Baru dan Bandar Dua.
otonomi daerah dan keberadaan daerah adalah Berikut dapat diuraikan fenomena-fenomena
untuk menyejahterahkan masyarakat melalui terkait implementasi kebijakan PATEN di
pemberdayaan dan penyediaan pelayanan Kabupaten Pidie Jaya berdasarkan pengamatan
publik secara efektif, efisien, ekonomis dan awal antara lain:
demokratis (Suwandi, 2002). 1. Sebuah kebijakan dapat dikatakan berhasil
Oleh karena itu, pemberian kewenangan dalam implementasinya apabila implementor
pemerintahan secara penuh kepada daerah mengetahui apa yang harus dilakukan dan
kabupaten/kota dimaksudkan karena daerah secara teknis dapat dilaksanakan. Penyusunan
itu lebih dekat kepada masyarakat sebagai pihak peraturan dalam rangka pemenuhan
yang dilayani dan diberdayakan. Asumsinya persyaratan substantif, pemerintah Kabupaten
semakin dekat jarak antara pelayan dan yang Pidie Jaya sudah melimpahkan kewenangan
dilayani maka pelayanan akan sesuai dengan melalui Peraturan Bupati Nomor 15 tahun 2010
harapan masyarakat. Apabila pelayanan sesuai tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan
dengan harapan masyarakat maka diharapkan Bupati Kepada Camat. Secara substansi
kualitas pelayanan akan menjadi lebih baik. peraturan bupati ini belum memuat beberapa
pelayanan perizinan yang secara empirik sudah
dapat dilaksanakan di tingkat kecamatan.
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 20
Misalnya pemberian izin usaha mikro dan kecil merupakan unsur penting yang menjalankan
sudah dapat dilaksanakan ditingkat kecamatan kebijakan. Misalnya respon pegawai terhadap
sesuai dengan amanat Peraturan Presiden pelayanan, kecakapan berkomunikasi dengan
Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan untuk penerima pelayanan dan unsur lainnya yang
Usaha Kecil dan Mikro kemudian secara teknis berpengaruh terhadap kepuasan pelayanan oleh
diatur lagi dengan Permendagri Nomor 83 masyarakat.
Tahun 2015 tentang Pedoman Pemberian Izin 3. Pemenuhan sarana prasarana penunjang
Usaha Mikro dan Kecil. Namun hal ini belum menjadi hal penting dalam proses pemberian
diatur dalam substansi pelimpahan sehingga pelayanan. Kantor kecamatan dalam kabupaten
camat belum bisa melaksanakan kewenangan Pidie Jaya memiliki luas area kantor yang relatif
tersebut. Adanya keraguan akan tumpang kecil. Semua ruangan dimanfaatkan untuk
tindih kewenangan antara kecamatan dan Dinas ruangan camat, sekretaris camat, para kepala
Pelayanan Terpadu Satu Pintu terkait izin usaha seksi serta kepala sub bagian sehingga untuk
mikro dan kecil. Pemerintah Kabupaten Pidie ruangan PATEN menggunakan ruangan bekas
Jaya juga dalam hal pemenuhan persyaratan penerimaan PBB (Pajak Bumi Bangunan) dan
administratif baru “hanya” menerbitkan hanya memiliki meja pendaftaran/loket untuk
Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2018 Tentang penerimaan pelayanan. Dalam pengamatan
Standar Pelayanan Dan Uraian Tugas Personil penulis melihat semua tahapan pelayanan
Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan PATEN hanya dipusatkan di meja
Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam pendaftaran/loket mulai dari penyerahan
Kabupaten Pidie Jaya. Peraturan ini secara berkas persyaratan sampai dengan tahap
substansi selanjutnya memunculkan penyerahan dokumen. Kondisi ruang tunggu
permasalahan tersendiri mengingat jenis-jenis yang sangat kecil dan belum memadai. Ruang
pelayanan yang ada di kecamatan belum diatur pengaduan tidak memiliki ruangan tersendiri
secara rinci dalam peraturan bupati tentang padahal pengelolaan pengaduan pelayanan
pelimpahan kewenangan yang disebutkan di merupakan elemen penting dalam
atas maupun perubahan peraturan bupati penyelenggaraan pelayanan. Selain dari unit
tentang pelimpahan kewenangan sehingga perangkat komputer masih sangat kurang,
memunculkan perdebatan terkait jenis ketersedian informasi pelayanan dinilai juga
pelayanan yang belum dilimpahkan kepada belum memenuhi kriteria pelayanan yang baik.
camat secara normatif. Artinya tanpa adanya 4. Masih kurangnya dukungan pembiayaan
pelimpahan kewenangan dari bupati/walikota operasional pelaksanaan kebijakan PATEN.
(substansi jenis pelayanan Peraturan Bupati Pemerintah sudah mengalokasi biaya PATEN
Nomor 19 Tahun 2018) camat tidak dapat yang bersumber pada anggaran pendapatan dan
menjalankan kewenangan pelayananan secara belanja kabupaten (APBK) yang digunakan
sah. Ada sekitar 4 jenis pelayanan perizinan dan untuk pembiayaan teknis operasional PATEN.
69 jenis pelayanan non- perizinan. Peraturan ini Belum optimalnya sosialisasi yang dilakukan
kemudian memunculkan dilematis antara oleh pihak pemerintah kabupaten terkait
kecamatan dan organisasi perangkat daerah adanya pelayanan melalui PATEN. Ini menjadi
yang juga menyelenggarakan pelayanan publik permasalahan tersendiri mengingat tujuan
terkait dengan pelaksanaan kewenangan utama dari suatu pelayanan adalah memenuhi
tersebut. kebutuhan
2. Pada aspek dukungan sumber daya masyarakat. Penjelasan dan alur pelayanan dan
pegawai/pelaksana teknis dalam proses syarat apa saja yang harus dilengkapi belum
penyelenggaraan PATEN belum memadai. Hal sepenuhnya di sosialisasikan kepada
ini bisa dikatakan karena proses pemberian masyarakat. Hal ini selain dikarenakan masih
pelayanan melalui PATEN merupakan minimnya peraturan teknis, tapi juga karena
pelayanan melalui tahapan yang melibatkan konteks dari kebijakan yang tidak terlalu umum
personil. Berdasarkan data jumlah pegawai sehingga kebijakan PATEN belum
(BKPSDM, 2019) misalnya di kecamatan Meurah menyeluruh diketahui oleh masyarakat.
Dua hanya memiliki 9 pegawai. Pemerintah Akibatnya masih banyak masyarakat yang
Kabupaten Pidie Jaya saat ini masih kekurangan memohon pelayanan yang datang ke kecamatan
pegawai negeri sipil yang berimbas pada tidak dengan tidak membawa berkas persyaratan
meratanya jumlah penempatan pegawai di produk layanan. Masyarakat Sebagai objek dari
kecamatan sehingga menyebabkan tidak sebuah kebijakan pelayanan, partisipasi dan
efektifnya proses pemberian pelayanan. Hal lain kepuasan masyarakat menjadi sesuatu yang
yang terabaikan tentunya pada aspek harus menjadi prioritas utama oleh
kompetensi pegawai dalam menyelenggarakan penyelenggara pelayanan. Pelaksanaan
PATEN juga sangat penting mengingat pegawai kebijakan PATEN juga memperhatikan
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 21
feedback dari masyarakat yaitu masyarakat lebih baik dengan berbagai permasalahan yang
berperan serta secara aktif untuk dihadapi.
menyelenggarakan PATEN yaitu dapat berupa
ikut serta dalam penyusunan standar layanan, Implementasi Kebijakan
memberikan masukan dalam proses Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2012:21)
penyelenggaraan layanan dan memenuhi semua mengemukakan bahwa implementasi intinya
persyaratan pada saat meminta layanan. adalah kegiatan untuk mendistribusikan
Berangkat dari sejumlah fenomena tersebut, keluaran kebijakan (to deliver policy output)
maka penulis melakukan penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh para implementer kepada
terhadap implementasi pelaksanaan kebijakan kelompok sasaran (target group) sebagai upaya
PATEN di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan untuk mewujudkan tujuan kebijakan.
latar belakang yang telah dikemukakan, maka Sedangkan Yousa (2007:7) mengatakan bahwa
perumusan masalah dalam penelitian ini yakni implementasi dipandang sebagai proses
sebagai berikut: interaksi antara suatu perangkat tujuan dan
1. Bagaimana implementasi kebijakan PATEN tindakan yang mampu untuk mencapainya.
di Kabupaten Pidie Jaya?
Implementasi merupakan tahapan untuk
2. Kendala dan upaya apa saja yang yang telah
membuktikan bahwa tujuan dari kebijakan
dilakukan dalam implementasi kebijakan
yang dibuat tersebut dapat dicapai. Masalah
PATEN di Kabupaten Pidie Jaya?
yang paling penting dalam implementasi
3. Bagaimana model implementasi kebijakan
menurut Welter William dalam Yousa (2007:74)
PATEN di Kabupaten Pidie Jaya?
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain adalah proses memindahkan suatu keputusan
sebagai berikut: ke dalam lingkungan atau operasional dengan
1. Menganalisis implementasi kebijakan cara tertentu.
PATEN di Kabupaten Pidie Jaya; Dalam konteks ini penulis menyimpulkan
2. Menganalisis kendala dan upaya yang telah bahwa implementasi merupakan sebuah
dilakukan dalam implementasi kebijakan tindakan dalam rangka menyampaikan sebuah
PATEN di Kabupaten Pidie Jaya; kebijakan kepada masyarakat yang dilakukan
3. Merumuskan model implementasi oleh penyelenggara pemerintahan kepada
pelaksanaan kebijakan PATEN di Kabupaten masyarakat sebagai sasaran kebijakan tersebut
Pidie Jaya. untuk bersama-sama merealisasikan dan
menyukseskan kebijakan tersebut. Dan terdapat
2. LANDASAN TEORI unsur penting proses implementasi yang harus
Kebijakan Publik dimiliki oleh penyelenggara kebijakan, yaitu
Kebijakan publik adalah sebuah keputusan atau adanya program yang dilaksanakan, adanya
serangkaian keputusan yang akan diambil oleh kelompok yang menjadi sasaran dari kebijakan
pemerintah untuk melaksanakan sesuatu atau tersebut dan perlu adanya sumber daya
tidak melaksanakan apapun dalam upaya penyelenggara kebijakan tersebut.
strategis pengambilan keputusan terbaik.
Upaya pemerintah untuk merumuskan Model Implementasi Kebijakan
kebijakan merupakan langkah operasionalisasi Pada penelitian ini model implementasi
dari sebuah keputusan dalam berbagai kebijakan yang digunakan adalah model
hubungan aspek publik. Dalam konteks pendekatan top-down yang dirumuskan oleh
penelitian ini, pelaksanaan kebijakan PATEN Van Meter dan Van Horn dengan pertimbangan
yang dikategorikan sebagai kebijakan pada bahwa model implementasi kebijakan sangat
level nasional melalui Kementerian Dalam relevan dengan fenomena permasalahan yang
Negeri yang kemudian selanjutnya diikuti oleh terjadi dalam pelaksanaan kebijakan PATEN
serangkaian kebijakan yang disusun oleh di Kabupaten
pemerintah daerah dalam hal operasionalisasi Pidie Jaya. Model pendekatan implementasi
dan implementasi kebijakan oleh Pemerintah kebijakan yang dirumuskan Van Meter dan Van
Kabupaten Pidie Jaya mempedomani Peraturan Horn disebut dengan A Model of the Policy
Bupati Nomor 19 Tahun 2018 Standar Implementation (1975). Proses implementasi ini
Pelayanan Dan Uraian Tugas Personil merupakan sebuah abstraksi atau performansi
Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan suatu pengejewantahan kebijakan yang pada
Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam dasarnya secara sengaja dilakukan untuk
Kabupaten Pidie Jaya. Artinya pemerintah meraih kinerja implementasi kebijakan yang
pusat dan dan daerah bersinergi terhadap tinggi yang berlangsung dalam hubungan
upaya peningkatan pelayanan ke arah yang berbagai variabel. Model ini mengandaikan

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 22


bahwa implementasi kebijakan berjalan secara 4. Komunikasi antar organisasi terkait dan
linear dari keputusan politik, pelaksana dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan.
kinerja kebijakan publik. Selanjutnya variabel- Komunikasi antar instansi menentukan
variabel yang dikemukakan oleh Van Meter dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
Van Horn tersebut dijelaskan dalam Wahab implementasi kebijaksanaan publik. Agar
(2004:79) yaitu: kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan
1. Standar dan tujuan kebijakan efektif, menurut Van Horn dan Van Mater
Ukuran kebijakan yang tidak terlalu tinggi akan (dalam Widodo, 1974) apa yang menjadi
membuat kinerja penyelenggara terlihat kurang standar tujuan harus dipahami oleh para
baik. Target yang terlalu tinggi tetapi tidak individu (implementors) yang bertanggung
dapat dicapai hanya akan membuat pegawai jawab atas pencapaian standar dan tujuan
pesimis. Standar pelayanan yang tidak terlalu kebijakan, karena itu standar dan tujuan harus
tinggi namun dapat dicapai akan menambah dikomunikasikan kepada para pelaksana.
motivasi pegawai. Standar pelayanan dapat Komunikasi dalam kerangka penyampaian
ditingkatkan secara bertahap ketika target informasi kepada para pelaksana kebijakan
sebelumnya sudah berhasil dicapai. Van Meter tentang apa menjadi standar dan tujuan harus
dan Van Horn (Sulaeman, 1998) konsisten dan seragam (consistency and
mengemukakan untuk mengukur kinerja uniformity) dari berbagai sumber informasi.
implementasi kebijakan tentunya menegaskan
standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai 5. Disposisi atau sikap para pelaksana.
oleh para pelaksana kebijakan, kinerja kebijakan Sikap dan perilaku yang dibuat oleh pelaksana
pada dasarnya merupakan penilaian atas akan memengaruhi kinerja kebijakan, oleh
tingkat ketercapaian standar dan sasaran karena itu, dalam menyelenggarakan kebijakan
tersebut. pelayanan publik diperlukan sikap yang ramah,
cepat tanggap, bertanggung jawab, disiplin,
2. Sumber Daya cerdas, tegas, dan tidak pilih kasih dalam
Keberhasilan implementasi kebijakan sangat memberikan pelayanan. Sikap mereka itu
tergantung dari kemampuan memanfaatkan dipengaruhi oleh pendangannya terhadap
sumber daya yang tersedia. Manusia suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh
merupakan sumber daya yang terpenting kebijakan itu terhadap kepentingan-
dalam menentukan keberhasilan suatu kepentingan organisasinya dan kepentingan-
implementasi kebijakan. Setiap tahap kepentingan pribadinya.
implementasi menuntut adanya sumber daya
manusia yang berkualitas sesuai dengan 6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik
pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan Sejauh mana lingkungan eksternal turut
yang telah ditetapkan secara apolitik. Selain mendorong keberhasilan kebijakan publik.
sumber daya manusia, sumber daya finansial Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang
dan waktu menjadi perhitungan penting dalam tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah
keberhasilan implementasi kebijakan dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
Karena itu, upaya implementasi kebijakan
3. Kateristik Organisasi Pelaksana mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal
Ciri-ciri atau sifat badan/instansi pelaksana yang kondusif.
yang mencakup struktur birokrasi dan Penelitian ini menggunakan pendekatan model
kemampuan instansi tersebut untuk tidak implementasi kebijakan oleh Van Meter dan
terpengaruh oleh intervensi pihak luar yang Van Horn dengan pertimbangan bahwa model
memiliki kepentingan dalam penyelenggaraan ini sesuai dengan fenomena-fenomena
kebijakan tersebut. Pusat perhatian pada agen permasalahan dalam implementasi kebijakan
pelaksana meliputi organisasi formal dan PATEN. Alasan lainnya bahwa model
organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi Van Meter dan Van Horn
pengimplementasian kebijakan. Hal ini penting menggunakan pendekatan atas-bawah (top-
karena kinerja implementasi kebijakan akan down approach model). Pada model ini
sangat dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta penyelenggaraan kebijakan ini sangat berfokus
cocok dengan para agen pelaksananya. Hal ini pada pelaksana kebijakan yaitu sejauh mana
berkaitan dengan konteks kebijakan yang akan pelaksana kebijakan menyusun materi
dilaksanakan pada beberapa kebijakan dituntut pelaksana kebijakan dan bagaimana
pelaksana kebijakan yang ketat dan displin. membangun komunikasi dengan instansi
pelaksana terkait dan partisipasi masyarakat

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 23


dan juga mecermati berbagai kekuatan politik, 3. METODE PENELITIAN
sosial, ekonomi yang mempunyai pengaruh Dalam melakukan penelitian ini, penulis
terhadap sasaran yang ingin dicapai. menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode ini penulis
Konsep Pelayanan Publik gunakan karena bertujuan untuk
Pengertian pelayanan publik menurut Undang- menggambarkan tentang objek penelitian yang
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang penulis teliti. Penelitian ini dilakukan dengan
Pelayanan Publik, pada Pasal 1 ayat (1), yaitu: teknik wawancara, observasi dan studi
“Pelayanan publik adalah kegiatan atau dokumentasi. Wawancara dilakukan penulis
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan pada informan yang telah ditentukan,
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan kemudian penulis juga melakukan observasi
perundang-undangan bagi setiap warga atau pengamatan terhadap objek yang diteliti
Negara dan penduduk atas barang, jasa, yaitu pengamatan terhadap proses
dan/atau pelayanan administratif yang penyelenggaraan PATEN, mulai dari
pemenuhan substansi, aspek regulasi, teknis
disediakan oleh penyelenggara pelayanan
penyelenggaraan, dan penunjang sarana
publik.”
prasarana dalam penyelenggaraan PATEN.
Selanjutnya dokumentasi yaitu penulis mencari
Salah satu bentuk inovasi dalam
laporan pelaksanaan PATEN di seluruh
penyelenggaraan pelayanan publik adalah
Kecamatan dalam Kabupaten Pidie Jaya yang
PATEN yaitu penyelenggaraan pelayanan
dapat mendukung penelitian yang sedang
publik di kecamatan dari tahap permohonan dilakukan. Hasil dari wawancara, observasi dan
sampai tahap terbitnya dokumen dalam satu dokumentasi tersebut kemudian penulis sajikan
tempat. Dalam Peraturan Menteri dalam Negeri dan kembangkan dalam bentuk tulisan dan
Pasal 3 Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman dilakukan pembahasan dengan teori yang telah
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan, ditetapkan.
maksud dari penyelenggaraan PATEN adalah Penulis melakukan proses pengumpulan data
mewujudkan kecamatan sebagai pusat berdasarkan fokus penelitian yang telah
pelayanan masayarakat dan menjadi simpul ditetapkan sebelumnya. Adapun yang menjadi
pelayanan bagi dinas/badan pelayanan instrumen pengambilan data dalam penelitian
terpadu di kabupaten/kota. Selain itu ini adalah penyusunan pedoman wawancara
penyelenggaraan PATEN bertujuan untuk terhadap informan kunci yang telah disusun
meningkatkan kualitas dan mendedikasikan sesuai dengan kebutuhan data di lapangan,
pelayanan kepada masyarakat. selanjutnya pedoman observasi di lapangan
terkait dengan proses penyelenggaraan PATEN
Penelitian ini dilakukan dengan serta studi dokumentasi terhadap laporan
menggambarkan implementasi kebijakan PATEN tahunan.
PATEN berdasarkan Peraturan Bupati Pidie Pemeriksaan keabsahan data merupakan
Jaya Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Pelimpahan pembuktian bahwa apa yang telah diamati oleh
Sebagian Kewenangan Bupati Kepada Camat peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya
dan Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 19 ada di lapangan dan apakah penjelasan yang
Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Dan diberikan memang sesuai dengan yang
Uraian Tugas Personil Kecamatan Dalam sebenarnya ada, Maka untuk memverifikasi
Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi data yang diperoleh, teknik yang dilakukan
Terpadu Kecamatan Dalam Kabupaten Pidie dalam penelitian ini dengan memanfaatkan
Jaya. Pendekatan masalah implementasi informan yang telah diwawancarai sebelumnya
kebijakan dilakukan dengan menggunakan untuk kemudian meminta tanggapan kembali
model Van Meter Van Horn. Peneliti melakukan terhadap kesesuaian transkrip wawancara
analisis sejauh mana implementasi berdasarkan dengan informasi yang disampaikan
keenam variabel tersebut dengan melakukan sebelumnya.
Adapun teknik verifikasi data yang digunakan
wawancara dan pengamatan di lapangan.
dalam penelitian ini adalah:
Setelah mendapatkan hasil analisis
1. Triangulasi dalam penelitian ini adalah
implementasi berdasarkan keenam variabel
pengecekan data dengan menggunakan
tersebut, peneliti merumuskan model
berbagai sumber, misalnya dokumen, arsip,
implementasi sebagai solusi untuk terwujudnya
hasil wawancara dan hasil observasi;
penyelenggaraan PATEN secara optimal di 2. Member check dilakukan dengan
kabupaten Pidie Jaya. membawa kembali transkrip wawancara,
laporan akhir, atau dokumen lain kepada
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 24
informan untuk proses pengecekan kembali 1. Meningkatkan kualitas pelayanan aparatur
data yang diperoleh. Setelah peneliti melalui reformasi birokrasi yang efisien, bersih,
menyimpulkan hasil wawancara atau mencatat tertata dan berwibawa;
hasil observasi dan mempelajari dokumen, 2. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
kemudian mendeskripsikan, menginterpretasi, menurunkan angka kemiskinan dengan
dan memaknai data secara tertulis, kemudian memaksimalkan pemanfaatan potensi sumber
dikembalikan kepada sumber data untuk daya daerah dan perluasan lapangan usaha;
diperiksa kebenarannya, ditanggapi, dan jika 3. Meningkatkan kualitas pelayanan
perlu ada tambahan data baru; pendidikan dan kesehatan;
3. External auditor, yaitu mengajak 4. Meningkatkan pemerataan infrastruktur
seorang auditor (external auditor) untuk pendukung layanan dasar dan perekonomian
mereview keseluruhan proyek penelitian. secara terintegrasi dan terpadu;
Dalam menerapkan teknik ini, peneliti meminta 5. Mewujudkan kehidupan berbasis
bantuan tim pembimbing penelitian untuk pemberdayaan dan perlindungan sosial yang
memberikan masukan dan saran terkait berlandaskan nilai-nilai syariat islam.
dengan hasil penelitian. Untuk mendapatkan
hasil analisis data yang sesuai dengan tujuan Gambaran Organisasi Kecamatan dalam
penelitian, maka teknik analisis data dalam Kabupaten Pidie Jaya
penelitian ini menggunakan 4 (empat) tahapan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19
dari Miles dan Huberman, 1994:428-429 yaitu Tahun 2008 tentang Kecamatan yang sudah
proses pengumpulan data (data collection), diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah
reduksi data (data reduction), penyajian data Nomor 17 Tahun 2018 menyebutkan bahwa
(data display), dan penarikan kesimpulan kecamatan merupakan perangkat daerah
(conclusion drawing). kabupaten sebagai pelaksana teknis
kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja
4. HASIL DAN PEMBAHASAN tertentu dan dipimpin oleh camat. Camat
Gambaran Umum Kabupaten Pidie Jaya berkedudukan di bawah dan bertanggung
Kabupaten Pidie Jaya memiliki luas wilayah jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
1.162,84 Km², yang terdiri dari luas daratan 954 Adapun susunan organisasi kecamatan
Km2 dan luas lautan sebesar 210,84 Km2. berdasarkan Qanun Kabupaten Pidie Jaya
Kabupaten Pidie Jaya berada pada belahan utara Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
bukit barisan yang terdiri dari kawasan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pidie
penggunungan, dataran rendah dan kawasan Jaya, terdiri dari:
perairan (laut). Secara administrasi Kabupaten a. Camat
Pidie Jaya memiliki 8 Kecamatan 34 kemukiman b. Sekretariat Kecamatan, membawahi:
dan 222 Desa/Gampong. 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Penduduk merupakan sebagai potensi sumber 2. Sub Bagian Keuangan;
daya manusia, pada tahun 2015 jumlah 3. Sub Bagian Program dan Perencanaan
penduduk Kabupaten Pidie Jaya mencapai c. Seksi Pemerintahan
161,849 jiwa, dan mencapai 47,392 kepala d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan
keluarga (KK). Pertumbuhan penduduk Gampong
Kabupaten Pidie Jaya terjadi peningkatan bila e. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban
dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. f. Kelompok Jabatan Fungsional
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
kecamatan Bandar Baru sebanyak 37.654 jiwa tersebut, kecamatan mempunyai fungsi:
(23,26%), sedangkan jumlah penduduk terkecil a. Pengoordinasian penyelenggaraan tugas-
terdapat di kecamatan Panteraja yaitu sebanyak tugas pemerintahan umum, pemerintahan
9.253 jiwa (5,72%). daerah, keagamaan, pembangunan dan
Berdasarkan pemetaan potensi dan kondisi kemasyarakatan;
wilayah kabupaten Pidie Jaya saat ini serta b. Pembinaan pemerintahan mukim dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah gampong;
Kabupaten (RPJMK) Pidie Jaya periode 2014- c. Pengoordinasian, pembinaan ketentraman
2019 memiliki visi yaitu mewujudkan dan ketertiban umum;
masyarakat Pidie Jaya yang aman, sejahtera, dan d. Pengoordinasian penerapan dan penegakan
mandiri dengan berlandaskan undang-undang peraturan perundang-undangan;
Pemerintahan Aceh dengan misi sebagai e. Pembinaan dan penyelesaian masalah
berikut: pertanahan dan kependudukan;

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 25


f. Penyelenggaraan dan pembinaan ideologi disebutkan tersebut menjadi standar dalam
negara, kesatuan bangsa, perlindungan pemberian pelayanan melalui PATEN.
masyarakat dan demokrasi; Berdasarkan hasil wawancara dan studi
g. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan dokumentasi dapat diketahui bahwa
pembangunan dan partisipasi masyarakat; dikeluarkannya Peraturan Bupati Pidie Jaya
h. Pengoordinasian pemeliharaan prasarana Nomor 19 Tahun 2018 sebenarnya sudah
dan fasilitas umum; memberi kejelasan terhadap standar dan tujuan
i. Pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan penyelenggaraan kebijakan PATEN namun
pemerintahan; disisi lain penyusunan standar pelayanan harus
j. Penyusunan program pembinaan sesuai dengan pelimpahan kewenangan Bupati
administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga; kepada camat sebagai pemenuhan syarat
k. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang substantif dalam penyelenggaraan PATEN di
menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang kecamatan. Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor
belum dapat dilaksanakan pemerintahan 15 Tahun 2010 sampai dengan dikeluarkannya
mukim dan gampong; standar pelayanan belum dilakukan perubahan
l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan sebagai tindak lanjut pemenuhan dasar hukum
pelaporan; dan camat dalam pelaksanaan PATEN di kecamatan.
m. Penyelenggaraan tugas-tugas kedinasan Secara keseluruhan peneliti menilai aspek
lainnya yang diberikan oleh bupati sesuai standar dan tujuan kebijakan sudah
dengan bidang tugas dan fungsinya. dilaksanakan dengan baik namun perlu
dilakukan penyesuaian kembali terhadap
Implementasi Kebijakan PATEN di legalitas pelaksanaan standar kebijakan.
Kabupaten Pidie Jaya Sumber daya yang utama dalam implementasi
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, terhitung PATEN adalah sumber daya manusianya
sejak 28 Desember 2011 secara serentak (pegawainya). Ketersedian sumber daya
menerapkan sistem Pelayanan Administrasi manusia secara lingkup organisasi juga perlu
Terpadu Kecamatan (PATEN). Sebagai pilot diperhatikan karena merupakan implementor
project, Pemerintah Pidie Jaya menetapkan dua utama dalam pelaksanaan program terhadap
kecamatan yaitu, Bandar Baru dan Bandar Dua sasaran. Berdasarkan penelitian pada aspek
melalui Keputusan Bupati Pidie Jaya Nomor 279 sumber daya manusia dalam pelaksanaan
Tahun 2011 tentang Penetapan Kecamatan kebijakan PATEN secara jumlah sudah
Sebagai Penyelenggara Pelayanan Administrasi memadai walaupun ada beberapa kecamatan
Terpadu Kecamatan (PATEN) Kabupaten Pidie yang masih mengalami keterbatasan pegawai
Jaya. karena faktor kebutuhan internal organisasi
Berdasarkan hasil penelitian pelayanan di sehingga jumlah ketersediaan pegawai hanya
kecamatan melalui PATEN belum terlihat perlu dilakukan pemeratan di seluruh
optimal karena pada dasarnya kebijakan kecamatan. Namun pada aspek upaya
PATEN baru mulai diterapkan pada tahun 2018 penguatan kualitas/kompetensi pegawai belum
setelah dikeluarkannya Peraturan Bupati Pidie terlaksana dengan baik sehingga pemberian
Jaya Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Standar pelayanan secara keseluruhan belum berjalan
Pelayanan Dan Uraian Tugas Personil secara maksimal.
Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Selanjutnya pada aspek dukungan sumber daya
Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam finansial terhadap penyelenggaraan kebijakan
Kabupaten Pidie Jaya. Adapun standar PATEN belum dilakukan secara maksimal
pelayanan ini diterapkan di Kabupaten Pidie terhadap upaya pemenuhan dukungan
Jaya mengacu pada Peraturan Bupati Pidie Jaya penganggaran terhadap operasional
Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Standar pelaksanaan kebijakan PATEN. Peneliti menilai
Pelayanan Dan Uraian Tugas Personil dukungan anggaran menjadi penting sebagai
Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan wujud keseriusan dalam mendukung
Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam penerapan kebijakan.
Kabupaten Pidie Jaya. Secara keseluruhan Terkait dengan struktur birokrasi organisasi
standar pelayanan dalam implementasi PATEN atau agen pelaksana dalam kebijakan PATEN
di Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 4 jenis adalah kecamatan dalam kabupaten Pidie Jaya.
pelayanan perizinan dan 69 jenis pelayanan non- Perangkat kecamatan diatur berdasarkan
perizinan. Pelayanan non-perizinan meliputi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008
pemberian surat keterangan, penandatangan Tentang Kecamatan dan perubahan terakhir
turut mengetahui dan rekomendasi. Dalam yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
implementasinya jenis pelayanan yang 2018 Tentang Kecamatan. Dalam konteks
penyelenggaraan kebijakan PATEN, kecamatan
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 26
mempunyai tugas melaksanakan sebagian besar adalah putra-putri daerah asal Pidie Jaya.
kewenangan pemerintah kabupaten di wilayah Secara otomatis, kesamaan etnis, budaya, dan
kerjanya, yang mencakup bidang pemerintahan, bahasa lokal menjadi aspek penting terciptanya
ekonomi, pembangunan, kesejahteraan rakyat situasi sosial yang lebih efisien dan kondusif.
dan pembinaan kehidupan masyarakat serta Kondisi ekonomi juga memiliki pengaruh dalam
urusan pelayanan umum lainnya yang menentukan jalannya sebuah kebijakan.
diserahkan Bupati. Kecamatan sebagai Implementasi kebijakan PATEN yang berjalan
perangkat daerah memiliki legitimasi kuat secara optimal secara tidak langsung akan
dalam penyelenggaraan pelayanan di tingkat menumbuhkan semangat perekonomian.
bawah. Berdasarkan hasil observasi dan Konektivitas itu dapat terlihat dari mudahnya
wawancara, aspek karakteristik agen pelaksana pengurusan izin usaha dan administrasi lainnya
sebagai penyelenggaran kebijakan PATEN bagi para pengusaha mikro dan makro
sangat kuat dalam upaya implementasi misalnya. Hal ini akan meningkatkan
kebijakan. Namun perlu dilakukan pemenuhan antusiasme dan pertisipasi maayarakat dalam
secara kriteria kelembagaan. Kriteria kecamatan mendungkung implementasi kebijakan.
untuk penyelenggaraan PATEN mengacu pada Selanjutnya kondisi politik dan peran partisipasi
ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri masyarakat sangat berpengaruh dalam
Nomor 4 tahun 2010 tentang Pedoman PATEN, menyukseskan kebijakan dilingkungan tersebut.
kecamatan harus memenuhi 3 persyaratan yaitu Pemerintah harus mampu meyakinkan
substantif, administratif dan teknis. Sejak masyarakat bahwa tujuan utama dibuat dan
Peraturan Bupati Nomor 19 tahun 2018 tentang dilaksanakannya sebuah kebijakan tersebut
Standar Pelayanan Dan Uraian Tugas Personil untuk memudahkan masyarakat dan
Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan memberikan pelayanan yang berorientasikan
Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam pelayanan masyarakat. ketiga faktor yaitu
Kabupaten Pidie Jaya mulai diberlakukan, pihak sosial, ekonomi dan politik saling mendukung
implementor memiliki antusiasme dan terhadap implementasi kebijakan PATEN.
komitmen dalam melaksanakan kebijakan
tersebut, meskipun dengan kondisi keterbatasan Kendala dan Upaya dalam Implementasi
yang ada. Mengingat pentingnya pelayanan Kebijakan PATEN di Kabupaten Pidie Jaya
publik di daerah terutama tingkat kecamatan Sejak diberlakukan kebijakan PATEN di seluruh
dan strategisnya posisi kecamatan sebagai ujung kecamatan pada tahun 2014 berdasarkan
tombak pelayanan, maka perlu peran aktif Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 15 Tahun
camat beserta bawahannya dalam mewujudkan 2010 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan
sasaran yang ingin dicapai melalui PATEN. Bupati Kepada Camat dan Peraturan Bupati
Secara umum kebijakan PATEN mendapat Pidie Jaya Nomor 19 Tahun 2018 Tentang
dukungan dari pihak kecamatan sebagai inovasi Standar Pelayanan Dan Uraian Tugas Personil
dalam pemberian pelayanan. Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam
dengan baik jika terjadi komunikasi efektif Kabupaten Pidie Jaya sudah berlaku selama
antara pelaksana program (kebijakan) dengan kurang lebih 8 (delapan) tahun, namun masih
para kelompok sasaran (target group). ditemukan kendala dalam pelaksanaannya
pelaksanaan koordinasi SKPD terkait dengan yaitu diantaranya:
implementasi PATEN sudah terlaksana dengan 1. Pelimpahan Kewenangan yang Menjadi
baik. Secara keseluruhan peneliti menilai aspek Persyaratan Substantif Belum Dipertegas
komunikasi antar organisasi terkait kegiatan Pemberian pelayanan kepada masyarakat pada
pelaksanaan yang meliputi sosialisasi program prakteknya memerlukan koordinasi lintas
kepada sasaran dan koordinasi dengan SKPD sektor di tingkat kecamatan, terutama karena
terkait sudah mengarah dan tepat. Namun disisi kecamatan merupakan titik temu berbagai
lain penyampaian kebijakan PATEN kepada satuan kerja penyelenggara pelayanan lini
masyarakat sebagai penerima pelayanan belum depan, seperti puskesmas, sekolah dan
sepenuhnya terlaksana. kependudukan, dengan warga di tingkat desa
Menurut Van Meter dan Van Horn, aspek yang mengakses langsung pelayanan.
lingkungan sosial, ekonomi dan politik sangat Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan
mempengaruhi implementasi kebijakan publik masih ada tumpang tindih wewenang
suatu instansi. Implementasi PATEN di khususnya antara pihak kecamatan dan pihak
Kabupaten Pidie Jaya dalam konteks Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan
lingkungan sosial bisa dikatakan sangat dalih kapasitas organisasi dan sektoral. Masing-
mendukung. Hal tersebut tak terlepas dari latar masing instansi terkadang masih berebut
belakang para implementator yang sebagian wewenang dengan klaim sepihak.
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 27
Menunjukkan bahwa antara keduanya tidak 2018 tidak diiringi dengan pemenuhan sarana
memiliki batasan yang jelas sehingga terjadi dan prasarana yang memadai baik sesuai
permasalahan implementasi administrasi di dengan standar yang telah ditentukan mulai
lapangan. Begitu juga dengan Dinas dari tempat pemopresan berkas, ruang tunggu
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan tempat pengelolaan informasi. kondisi
(Disdukcapil) yang masih menganggap kantor yang sangat terbatas, menjadikan
beberapa jenis pelayanan administrasi beberapa fungsi tempat menjadi satu. Bahkan
kependudukan yang belum menjadi ada beberapa kantor kecamatan tidak memiliki
kewenangan kecamatan. Padahal, apabila ruang tunggu pelayanan. Kemudian
sebagian wewenang itu dipercayakan bagi ketersediaan perangkat komputer penunjang
pihak kecamatan tentu dapat mengurangi beban operasional PATEN yang sangat terbatas.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil itu Berdasarkan pengamatan di lapangan
sendiri dalam memenuhi pelayanan perangkat komputer PATEN kerap digunakan
administrasi. untuk kebutuhan lainnya di kantor kecamatan
Jenis pelimpahan kewenangan bupati kepada sehingga menghambat proses penyelesaian
camat berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 15 pelayanan. Di era digitalisasi seperti sekarang
Tahun 2010 menunjukkan pelimpahan ini, kebutuhan akan jumlah unit komputer
kewenangan yang bersifat administratif merupakan penunjang utama. Minimnya
tergolong sangat sedikit, yaitu 2 (dua) pelayanan ketersediaan jumlah unit komputer akan
perizinan sedangkan pelayanan non-perizinan berdampak pada pelayanan, pada akhirnya
sebanyak 10 (sepuluh) jenis pelayanan. Secara penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
umum substansi Peraturan ini hanya baik itu perizinan atau non-perizinan tidak
dilimpahkan tugas dalam aspek fasilitasi dan berjalan secara maksimal. Kondisi ketersedian
koordinasi, pembinaan dan pengawasan serta sarana dan prasarana penunjang PATEN di
pengelolaan dan pemungutan. Hal ini kantor kecamatan dalam Kabupaten Pidie Jaya
menunjukkan minimnya kewenangan yang masih belum bisa memenuhi syarat teknis
bersifat administratif tidak bisa menjadikan dalam penyelenggaraan PATEN. Dilihat dari
kecamatan sebagai simpul pelayanan melalui aspek minimnya penyediaan dan dukungan
penyelenggaraan PATEN. Namun secara kinerja sarana prasarana dan dukungan sumber daya
kecamatan bisa dinilai dari semua kewenangan finansial mengindikasikan belum
yang dilimpahkan. Artinya pemenuhan aspek sepenuhnya memiliki komitmen terhadap
substantif dari pelimpahan kewenangan belum perbaikan pelayanan di tingkat kecamatan.
cukup kuat dalam penyelenggaraan PATEN. Artinya kemauan politik (political will) kepala
Bahkan beberapa jenis pelayanan tidak lagi daerah untuk menjadikan kecamatan sebagai
relevan dengan kondisi sekarang artinya adanya simpul pelayanan atau pusat pelayanan
pergeseran paradigma dalam administrasi masyarakat di kecamatan belum terealisasi.
publik sesuai dengan tuntutan lingkungan, 3. Kurang Berperannya Pembinaan
seperti situasi dan kondisi sosial Pelaksanaan PATEN
kemasyarakatan, perubahan iklim politik, dan Salah satu evaluasi implementasi PATEN oleh
ekonomi. Banyak perizinan dan non-perizinan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum
yang harus diperbaharui. Kementerian Dalam Negeri (Ditjen. PUM
2. Terbatasnya Dukungan Anggaran dan Kemendagri) pada tahun 2014 (Majalah Ditjen.
Sarana Prasarana Pendukung Kebijakan PUM Kemendagri edisi Januari-Juni 2014) yaitu
Mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri pada pembinaan dan evaluasi PATEN oleh
Nomor 4 Tahun 2010, salah satu persyaratan Kabupaten. Ditjen. PUM menilai metode
pelaksanaan PATEN yaitu persyaratan teknis pembinaan kab/kota terhadap pelaksanaan
yang meliputi pemenuhan sarana prasarana dan PATEN masih menjadi persoalan.
pelaksana teknis. Terpenuhinya sarana dan Berdasarkan hasil penelitian, laporan evaluasi
prasarana yang memadai tentu saja mendukung yang disampaikan oleh kecamatan, minimnya
pelaksanaan sebuah kebijakan. Karena, apabila tindak lanjut terhadap persoalan yang
sebuah kebijakan tidak didukung oleh sarana disampaikan. Idealnya tim teknis pelaksanaan
dan prasarana yang memadai maka dapat PATEN melaksanakan monitoring dan evaluasi
dipastikan bahwa suatu kebijakan tidak akan secara berkala setiap 6 bulan sekali langsung di
berjalan dengan efektif. kecamatan dengan turun bersama tim dan SKPD
Berdasarkan informasi dan hasil pengamatan terkait dan melakukan upaya penyelesaian
terhadap kondisi ketersediaan sarana dan persoalan dan hambatan di lapangan.
prasarana dalam penyelenggaraan PATEN, Lemahnya pembinaan akan memperangaruhi
peneliti menilai setelah di berlakukannya kinerja penyelenggaraan kebijakan. Salah satu
Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 19 Tahun metode pembinaan melalui pemberian
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 28
penghargaan (reward) bagi kecamatan dengan penunjang pelaksanaan kebijakan PATEN yaitu
pelaksanaan PATEN terbaik. dengan melakukan penambahan unit
Melihat berbagai kendala implementasi PATEN komputer/laptop, meja, dan filling kabinet yang
di Pidie Jaya, Pemerintah telah melakukan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
upaya-upaya dalam mengimplementasikan kondisi keuangan. Penambahan sarana
kebijakan PATEN antara lain sebagai berikut: prasarana dilakukan oleh kecamatan yang
1. Pengembangan Infrastruktur Sistem bersumber dari APBD. Pemerintah kabupaten
Pelayanan Pidie jaya juga menambah biaya honorarium
Faktor infrastruktur dan teknologi merupakan petugas PATEN pada tahun 2019 sebagai bentuk
perangkat yang menjadi vital bagi kemampuan dukungan penyelenggaraan pelayanan di
organisasi publik untuk dapat mengelola kecamatan.
elemen organisasi yang terkait dengan operasi
kegiatan sehari-hari, misalnya database, Perumusan Model Implementasi Kebijakan
tindakan manual, aturan teknis, prosedur, dan PATEN di Kabupaten Pidie Jaya
teknologi informasi. Upaya Pemerintah Upaya transformasi dimaksudkan membangun
Kabupaten Pidie Jaya dalam mengatasi langkah strategis dalam mengimplementasi
keterbatasan sarana dan prasarana penunjang kebijakan PATEN di Kabupaten Pidie Jaya
pelaksanaan PATEN setelah diberlakukannya untuk melakukan perubahan secara signifikan
Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 19 Tahun dalam rangka mewujudkan optimalisasi
2018 adalah merancang aplikasi SIMPATEN penyelenggaraan PATEN di kecamatan. Berikut
sebagai aplikasi database pelayanan berbasis beberapa langkah-langkah tranformasi yang
web sebagai pusat database pelayanan perlu dilakukan pemerintah Kabupaten Pidie
administrasi di kecamatan. Tujuannya untuk Jaya antara lain sebagai berikut:
menyimpan database dan menyamakan semua 1. Penguatan Kelembagaan
format dokumen administrasi di seluruh Berikut beberapa langkah penguatan
kecamatan. Sehingga format produk pelayanan kelembagaan dalam rangka transformasi
melalui SIMPATEN akan sama di seluruh implementasi PATEN:
kecamatan. Pemerintah juga mengeluarkan a. Perubahan Pelimpahan Kewenangan
surat keputusan Bupati tentang pendamping Bupati Kepada Camat.
SIMPATEN sebagai pendampingan di Diberlakukannya Peraturan Bupati Pidie Jaya
kecamatan. SIMPATEN SIMPATEN belum bisa Nomor 19 Tahun 2018 tentang Standar
diakses oleh masyarakat karena belum Pelayanan Dan Uraian Tugas Personil
terintegrasi secara online sehingga penggunaan Kecamatan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
SIMPATEN hanya untuk internal operator Administrasi Terpadu Kecamatan Dalam
kecamatan saja. Dengan hadirnya aplikasi Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi
SIMPATEN, seluruh pelayanan perizinan dan Terpadu Kecamatan Dalam Kabupaten Pidie
non-perizinan dalam Kabupaten Pidie Jaya kini Jaya belum didukung oleh perubahan
punya format surat resmi atau satu format pelimpahan kewenangan yang diberikan.
untuk semua kecamatan. Surat rekomendasi Beberapa jenis pelayanan belum dilimpahkan
juga tidak dapat dipalsukan atau ditiru, karena oleh Bupati kepada camat. Guna memastikan
ada barcode PATEN untuk legalnya sebuah kepastian hukum penyelenggaraan PATEN oleh
dokumen yang dikeluarkan. Ketersedian kecamatan perlu ditegaskan kembali, jenis
fasilitas pendukung pelayanan merupakan satu pelayanan yang disebutkan dalam Peraturan
kesatuan yang tidak bisa dikesampingkan baik Bupati Pidie Jaya Nomor 19 Tahun 2018 pada
fasilitas utama maupun pendukung lainnya perubahan pelimpahan kewenangan.
yang dapat menambah kepuasan masyarakat Seperti yang dijelaskan sebelumnya peraturan
terhadap kualitas pelayanan yang dirasakan. Bupati Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Dengan pengembangan SIMPATEN diharapkan pelimpahan sebagian kewenangan Bupati
dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang kepada Camat sudah cukup lama dikeluarkan
dirasakan masyarakat yang mengakses sebagai pedoman pelimpahan kewenangan
pelayanan di kecamatan. Kualitas pelayanan namun seiring dinamika perubahan berbagai
baik dari segi efektifitasnya maupun efisiensi regulasi dan kondisi ekonomi sosial masyarakat
kerja sehingga dapat digunakan dan perlu dilakukan perubahan pelimpahan
dibutuhkan masyarakat saat melakukan kewenangan sebagai bentuk komitmen
pengajuan pelayanan. pelayanan publik dan penegasan terhadap
2. Penambahan Sarana Penunjang dan penguatan kecamatan sebagai instansi
Anggaran Operasional PATEN pelaksana PATEN.
Upaya pemerintah kabupaten Pidie Jaya untuk b. Penyusunan Standar Operasional Prosedur
mengatasi keterbatasan sarana prasarana (SOP)
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 29
Untuk memastikan bahwa proses pelayanan masyarakat saat melakukan pengajuan
dapat berjalan secara konsisten diperlukan perizinan. Penataan fisik ruangan pelayanan
adanya prosedur operasi standar atau standard PATEN dapat meningkatkan antusiasme
operating procedures (SOP). Dengan adanya pelayanan.
SOP, maka proses pengolahan yang dilakukan 4. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
secara internal dalam unit pelayanan dapat Penerapan PATEN perlu dipantau
berjalan sesuai dengan acuan yang jelas, penyelenggaraannya, apakah sudah sesuai
sehingga dapat berjalan secara konsisten. SOP dengan ketentuan yang berlaku, manfaat yang
kemudian dilaksanakan sesuai dengan Surat diterima oleh masyarakat dan pemerintah
Keputusan Bupati Pidie Jaya tentang SOP daerah dan faktor-faktor penghambat dan
pelaksanaan kegiatan PATEN. peluang bagi peningkatan kualitas kebijakan
c. Pengembangan Sistem Pengelolaan PATEN. Tujuannya adalah menilai
Pengaduan perkembangan pelaksanaan PATEN dan
Pengaduan masyarakat merupakan satu sumber mengetahui hambatan-hambatan dalam
informasi bagi upaya-upaya penyelenggara penerapannya serta peluang yang dapat
pelayanan untuk secara konsisten menjaga dilanjuti untuk peningkatan kualitas PATEN.
pelayanan yang dihasilkannya sesuai dengan Model implementasi yang dirumuskan
standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu merupakan pengembangan dari upaya
perlu didesain suatu sistem pengelolaan transformasi yang mempengaruhi kinerja
pengaduan yang secara dapat efektif dan efisien kebijakan menurut model implementasi Van
mengolah berbagai pengaduan masyarakat Meter dan Van Horn.
menjadi bahan masukan bagi perbaikan kualitas
pelayanan. Dalam hal-hal tertentu, memang
terdapat pelayanan publik yang pengelolaannya
dapat dilakukan secara khusus untuk
menghasilkan kualitas yang baik. Dalam banyak
hal pemerintah juga dapat melakukan
privatisasi kebijakan.
2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Manusia
Pengembangan sumber daya manusia (SDM)
merupakan suatu fungsi operasional dalam
manajemen sumber daya manusia yang
berisikan kegiatan-kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kompetensi pegawai melalui Gambar : Model Implementasi Kebijakan
peningkatan pengetahuan (knowledge) PATEN di Kabupaten Pidie Jaya
ketrampilan (skill), kemampuan (ability) dan
aspek-aspek lainnya. Pengembangan sumber Kebijakan PATEN yang saling mendukung
memberikan input transformasi yang saling
daya manusia ini penting untuk dilaksanakan
disebabkan adanya perubahan baik manusia, mempengaruhi berdasarkan hasil analisis.
teknologi, pekerjaan, maupun organisasi 1. Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur
(Yuniarsih dan Suwatno, 2008). beberapa tingkat keberhasilanya. Ukuran dan tujuan
alternatif pengembangan SDM yang bisa kebijakan dalam mengimplementasikan
dilaksanakan diantaranya lokakarya etika kebijakan harus sesuai dengan apa yang
pelayanan, pelatihan prosedur PTSP serta dimaksud dirumuskan sebuah. Adapun
pelaksanaan studi banding. inputnya pemenuhan peraturan/regulasi dalam
3. Pemenuhan Sarana dan Prasarana hal ini perubahan pelimpahan kewenangan.
Adanya pembaharuan fasilitas lama dan Karena dijadikan kriteria penilaian, (evaluasi &
pengadaan sarana prasarana baru menjadi hal monitoring) maka standar dan tujuan kebijakan
dasar dalam penyelenggaraan PATEN. Unsur- dirumuskan secara spesifik dan konkrit. Standar
unsur modern diterapkan pada tingkat dan tujuan kebijakan tersebut akan mengarah
kecamatan untuk memberikan pelayanan kepada penguatan kelembagaan kecamatan
terbaik bagi masyarakat. Dengan pemenuhan sebagai instansi penyelenggaraan PATEN agar
fasilitas diharapkan dapat meningkatkan tujuan kinerja kebijakan dapat dicapai sesuai
kualitas pelayanan yang dirasakan masyarakat dengan tujuan organisasi. Kemudian standar
yang mengakses pelayanan di kecamatan. dan tujuan kebijakan secara langsung
Kualitas pelayanan baik dari segi efektifitasnya mempengaruhi aktivitas implementor/pihak
maupun efisiensi kerja sehingga dapat kecamatan dan upaya komunikasi antar SKPD
digunakan secara baik dan dibutuhkan terkait.

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 30


2. Sebuah kebijakan atau keputusan yang telah kebijakan yang terlibat membangun koordinasi
dikomunikasikan dengan jelas dan konsisten, pelaksanaan program. Oleh karena itu perlu
tidak menjamin kebijakan tersebut akan berjalan dilakukan penguatan kelembagaan sebagai
secara efektif jika tidak didukung oleh sumber legitimasi kapasitas organisasi melalui
daya yang tersedia. Sumber daya menjadi faktor penyusunan Standard Operational Procedur
penting untuk implementasi kebijakan agar (SOP) sebagai acuan kinerja pelayanan melalui
berjalan efektif yang dapat berwujud pada PATEN. Aktivitas implementor dan komunikasi
kompetensi SDM (implementor) dapat berupa antar SKPD terkait akan mempengaruhi
lokakarya/pelatihan dan penyediaan sarana karakteristik implementor dan disposisi/ sikap
dan prasarana. Sumber daya akan pelaksana dalam mencapai target kinerja
mempengaruhi aktivitas implementor/ kebijakan.
komunikasi antar SKPD terkait. Hal ini akan 6. Lingkungan eksternal turut mendorong
mengarah pada karakteristik keberhasilan kebijakan publik yang telah
implementor/budaya kerja kecamatan dan ditetapkan. Kondisi ekonomi, sosial, dan politik
sikap implementor (komitmen) pada kinerja pada akhirnya akan mempengaruhi partisipasi
pelayanan. dan antusiasme terhadap pelaksanaan
3. Pusat perhatian pada karakteristik agen kebijakan. Dalam konteks penyelenggaraan
pelaksana adalah kapasitas organisasi yang PATEN Hal ini akan mempengaruhi
akan terlibat pengimplementasian kebijakan karakteristik agen pelaksana yaitu eksistensi
publik. Hal ini sangat penting karena kinerja kecamatan, selanjuntnya mempengaruhi sikap
implementasi kebijakan publik akan sangat para pelaksana serta mempengaruhi juga kinerja
banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat pelayanan.
serta cocok dengan para agen pelaksananya.
Oleh karena itu perlu dilakukan penguatan 5. PENUTUP
kapasitas organisasi/kelembagaan melalui Kesimpulan
penyusunan peraturan terkait dengan Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti
pelaksanaan kebijakan secara jelas. Legitimasi dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
posisi agen pelaksana menjadi penting dalam 1. Secara umum, tujuan implementasi
membangun kinerja kebijakan. Karakteristik kebijakan PATEN di Kabupaten Pidie Jaya
agen pelaksana akan mempengaruhi adalah untuk mencapai kualitas pelayanan yang
mempengaruhi aktivitas kerja kecamatan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
koordinasi antar SKPD yang terlibat dan akan pada hakekatnya pelayanan publik adalah
menujukkan sikap implementor terhadap pemberian pelayanan prima kepada masyarakat
penyelenggaraan peyalanan di kecamatan. Ini yang merupakan perwujudan kewajiban
akan mengarah pada kinerja palayanan publik aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.
yaitu optimalisasi implementasi kebijakan Pelaksanaan PATEN di Kabupaten Pidie Jaya
PATEN. belum berjalan secara optimal baik dari aspek
4. Disposisi/sikap pelaksana dalam standar kebijakan dan pemenuhan sumber daya
mengimplementasikan kebijakan PATEN pendukung kebijakan maupun pada
diperlukan karakteristik yang mampu pemenuhan persyaratan susbtantif,
mengayomi dan melayani dengan sungguh- administratif dan teknis.
sungguh terhadap apa yang menjadi kewajiban 2. Adapun kendala dalam implementasi
pelayanan. budaya kerja kecamatan dan sikap PATEN di Kabupaten Pidie Jaya antara lain
aparatur (komitmen) pada kinerja pelayanan yaitu pelimpahan kewenangan yang menjadi
menjadi penting. Hal-hal yang mendorong dan persyaratan substantif belum dipertegas, hal ini
memotivasi komitmen adalah dukungan sarana menyangkut dengan standar kebijakan dalam
dan prasarana yang memadai sesuai dengan mengelola penyelenggaraan pelayanan melalui
fasilitas standar pelayanan dan dukungan PATEN. Selanjutnya terbatasnya dukungan
anggaran operasionalisasi yang ideal. Salah satu anggaran dan sarana prasarana pendukung
teknik dalam budaya dan etos kerja kecamatan kebijakan, artinya di berlakukannya Peraturan
adalah dengan peningkatan kapasitas SDM. Bupati Pidie Jaya Nomor 19 Tahun 2018 tidak
Karakteristik implementor yang memiliki sikap diiringi dengan pemenuhan sarana dan
komitmen akan mempengaruhi prasarana yang memadai sesuai dengan standar
terselenggaranya kebijakan PATEN. yang telah ditetapkan dan kendala terakhir yaitu
5. Setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan kurang berperannya pembinaan yang dilakukan
dengan baik jika terjadi ada komunikasi efektif terkait dengan pelaksanaan PATEN.
antara pelaksana program (kebijakan) dengan 3. Adapun Upaya yang telah dilakukan
para kelompok sasaran (target group). Artinya oleh pemerintah kabupaten Pidie Jaya adalah
kecamatan dengan SKPD penyelenggaran pengembangan infrastruktur sistem pelayanan
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 31
melalui SIMPATEN (Sistem Pelayanan Creswell,W.J. 2010. Research Design:
Administrasi Pelayanan Terpadu Kecamatan) Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
dan penambahan sarana penunjang dan Mixed (Edisi Ketiga, Terjemahan Achmad
anggaran operasional PATEN. Fawaid).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Model implementasi yang dirumuskan
sebagai upaya optimalisasi dalam Moleong, Lexy J, 2010. Metodologi Penelitian
mengimplementasikan kebijakan PATEN di Kualitatif, edisi revisi. Bandung: Remaja
kabupaten Pidie Jaya adalah upaya kinerja Rosdakarya.
transformasi yang saling mempengaruhi kinerja
kebijakan. Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R. (2012).
kesimpulan, maka peneliti memberikan Implementasi Kebijakan Publik.
beberapa saran dan rekomendasi bagi Yogyakarta: Gava Media.
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya yang menjadi
bahan pertimbangan yaitu sebagai berikut: Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2013.
1. Guna memperbaiki kinerja pelayanan publik Manajemen Pelayanan (Pengembangan
di daerah terutama di tingkat kecamatan Model Koseptual, Penerapan Citizen’s
disarankan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya Charter dan Standar Pelayanan
sudah seharusnya melakukan penegasan Minimal).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
terhadap standar kebijakan melalui pemberian
pelimpahan kewenangan Bupati kepada camat Sinambella, L. Poltak, dkk. 2014. Reformasi
sebagai bentuk komitmen terhadap pelaksanaan Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
PATEN dan pemenuhan persyaratan
pelaksanaan PATEN. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
2. Guna menunjang penyelenggaraan kebijakan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PATEN di kecamatan disarankan untuk dapat
dilakukan penyediaan sarana dan prasarana Tachjan, H. 2008. Implementasi Kebijakan
sesuai dengan standar pelayanan yang telah Publik. Bandung: Truenorth.
ditetapkan mulai dari penataan fisik ruangan
pelayanan PATEN, tempat pemrosesan berkas, Taufiqurokhman, Evi S. 2018. Teori dan
ruang tunggu pelayanan sampai pada tempat Manajemen Perkembangan Pelayanan
penyerahan dokumen dengan konsep front Publik. Tanggerang Selatan: UMJ Press.
office sebagai upaya komitmen pemenuhan
sarana prasarana pendukung kebijakan PATEN. B. Jurnal dan Karya Ilmiah Lainnya
3. Guna mendukung teknis penyelenggaraan Al Padil, Rahman. 2016. Implementasi Sistem
PATEN, Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya Pelayanan Administrasi Terpadu
memperhatikan hal-hal yang menyangkut Kecamatan (Paten) di Kecamatan Lumbis
dengan petunjuk teknis/pedoman, personil, Induk, Kabupaten Nunukan”. e-Journal
dan anggaran Operasional dengan penyusunan Ilmu Pemerintahan. Vol 4 (1), hal. 442-454.
petunjuk teknis/pedoman, personil dan
anggaran operasionalisasi sebagai insentif dan Akib, Haedar. 2010. Implementasi Kebijakan :
motivasi penyelenggaraan pelayanan. Apa, Mengapa, Bagaimana. Jurnal
4. Pemerintah kabupaten Pidie Jaya melalui Administrasi Publik. Volume 1 No. 1 Thn.
bagian pemerintahan agar pembinaan dan 2010.
evaluasi dilakukan secara berkala dan
melakukan upaya pembelajaran dan melakukan Hulu, Terima Berkat. 2017. Analisis Kebijakan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia Pelayanan Administrasi Terpadu
melalui pendidikan dan pelatihan ataupun Kecamatan Di Kabupaten Nias. Medan:
melakukan kegiatan studi banding. Universitas Sumatera Utara.

6. DAFTAR PUSTAKA Dewi, Far’ah Nadia Prasetya. 2014.


A. Buku-buku Implementasi kebijakan Permendagri
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Nomor 4 tentang PATEN (Studi Kasus Di
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Kantor Kecamatan Temanggung). UMY.
Rineka Cipta.
Fahturrahman, M. 2016. Faktor Birokrasi dalam
Keberhasilan Implementasi Kebijakan
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 32
Publik. TARBAWI Volume 2. No. 02, Juli- Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Desember 2016. ISSN 2442-8809. Pemerintah Daerah.

Hanny, Bayu A.P. 2017. Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018
Pelayanan Administrasi Terpadu tentang Kecamatan.
Kecamatan (Paten) Di Kecamatan
Mustikajaya Kota Bekasi. Jurnal politikom Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4
indonesiana vol. 2 e – ISSN: 2528 – 2069. Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan
Terpadu Kecamatan.
Muslim E. S. (2017). Catatan Kebijakan:
Memperkuat Kecamatan dalam Qanun Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Meningkatkan Akses dan Kualitas Pembentukan dan Susunan Perangkat
Pelayanan Dasar. Jakarta, Indonesia: Daerah Kabupaten Pidie Jaya.
Yayasan AKATIGA dan RTI International
bekerja sama dengan Badan Perencanaan Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 15 Tahun
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 tentang Pelimpahan Sebagian
dan Kolaborasi Masyarakat dan Kewenangan Bupati Kepada Camat.
Pelayanan untuk Kesejahteraan
(KOMPAK). Peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 19 Tahun
2018 Tentang Standar Pelayanan Dan
Prianto, Agus. 2016. Menakar Kualitas Uraian Tugas Personil Kecamatan Dalam
Pelayanan Publik. Malang: In-Trans Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi
eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Terpadu Kecamatan Dalam Kabupaten
Nomor 3, 2015: 1472-1486 1486. Pidie Jaya.

Sagita, Novie Indrawati. 2018. Dilema D. Sumber Lainnya


Pelimpahan Wewenang Walikota Dalam https://ombudsman.go.id/news/r/ombudsm
Pelaksanaan Pelayanan Terpadu an-pelayanan-pemda-paling-banyak-diadukan-
Kecamatan (PATEN) Di Kota Bandung. masyarakat.
Jurnal Transparansi E-ISSN 2622-0253
Vol. 1, No. 2, Desember 2018, pp. 244-258. https://www.kemendagri.go.id/index.php/bl
Umar, Zulkarnain. 2017. Analisis Implementasi og/27172-288-KabupatenKota-Telah-
Kebijakan Standar Pelayanan Mininal Menerapkan-Pelayanan-Administrasi-
Untuk Peningkatan Kualitas Layanan TerpaduKecamatan.
Publik Di Daerah. Jurnal Analisis dan
Kebijakan Publik Vol. 3 Number 1 Juni https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010
2017 Pissn: 2460-6162 | eISSN 2527-6476. /04/13/implementasi-kebijakan-publik-model-
van-meter-van-horn-the-policy-
C. Peraturan Perundang-undangan implementation-process/.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. https://aceh.tribunnews.com/2011/12/28/pe
mkab-pijay-terapkan-paten

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 33

Anda mungkin juga menyukai