Anda di halaman 1dari 17

i

TUGAS ARTIKEL

JUAL BELI DROPSHIPPING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

(Diajukan Untuk Persyaratan Tugas Akhir Mata Kuliah Fiqih Muamalah)

DisusunOleh:
Fiqih Darmawan 2151010214

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
ii

KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya sehingga artikel
inidapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis ucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihakyang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Tujuan dibuatnya artikel ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Fiqih Muamalah” juga untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada
para pembaca yang senantiasa membaca artikel yang telah penulis susun
sedemikian rupa.Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca,untuk dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin


masih banyak kekurangan dalam artikel ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan artikel ini.

Bandar Lampung,10 Desember 2022

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II TEORI UMUM
A. Hukum Islam Dalam Jual-Beli Dropshiping......................................3
B. Rukun Dan Syarat Jual Beli Dropshiping..........................................5
BAB III PEMBAHASAN
A. Definisi Jual Beli Dropshiping dalam Ekonomi Islam......................7
B. Mekanisme Jual Beli Dropshiping.....................................................8
C. Kelebihan dan kekurangan Dropshiping............................................9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Islam adalah satu-satunya agama yang tidak hanya mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan saja (ibadah) melainkan juga
mengatur hubungan antar manusia dengan manusia(muamalah). Hal
ini dibuktikan dalam kitab suci Islam yakni al-Qur’an yang di
dalamnya memuat berbagai macam aspek ilmu baik ilmu dunia
maupun akhirat dan atura-aturan tertentu untuk tujuan kemaslahatan
manusia. Selain itu, terdapat pula hadits yang berfungsi untuk
menjelaskan kandungan al-Qur’an dan memuat hukum yang tidak ada
dalam al-Qur’an.
Dalam pengambilan hukum,ulama berusaha untuk memahami
dan menafsirkan apa-apa yang dimuat dalam al-Qur’an. Hal ini
dikarenakan al-Qur’an bersifat global dan berfungsi sebagai sumber
hukum dalam islam.Pengambilan hukum tersebut dalam islam disebut
dengan istimbath al-ahkam.Hasil dari istimbath al-ahkam tersebut
dibungkus ke dalam sebuah ilmu yang disebut dengan ilmu fiqh.
Aktifitas jual-beli sudah dikenal sejak zaman sebelum kelahiran
Muhammad ke dunia ini.Masyarakat jahiliyah adalah merupakan
masyarakat yang dikenal dengan bisnisnya (berdagang/jual
beli).Mereka bepergian untuk berbisnis pada waktu yang telah
ditentukan yaitu terjadi pada dua musim; musim panas dan musim
dingin. Pada musim panas mereka akan berbisnis ke Yaman (Persia
sebagai negara jajahannya) dan pada musim dingin mereka akan
berbisnis ke Syam (Persia sebagai negara jajahannya). Pada bulan haji
mereka sebagai tuan rumah dalam skala hajatan besar untuk
berdagang di negaranya sendiri yaitu di sekitaran ka’bah dan ka’bah
merupakan tempat pertemuan antar seluruh umat manusia untuk
berbisnis dan ketika itu dilakukan ibadah haji.
2

B. RumusanMasalah
1. Bagaimana konsep jual beli dan transaksi dropshipping
online?
2. Bagaimana kajian fiqih mu’amalah mengenai jual beli dan
transaksi dropshipping online?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep jual beli dan transaksi dropshipping
online
2. Untuk menjelaskan kajian fiqih mu’amalah mengenai jual beli
dan transaksi dropshipping online
3

BAB II
TEORI UMUM

A. Hukum Islam dalam Jual - Beli Dropshiping


1. Sistem dropshipping bermasalah (Haram)
Jual-beli online dropshipping sebenarnya sama dengan jual-beli
pada umumnya. Ada jual-beli halal ada juga jual-beli haram, ada jual-
beli yang legal ada juga jual-beli yang ilegal, ada jual-beli tipu-
menipu, ada jual-beli yang saling ridho. Dasar hukum jual-beli online
sama dengan jual-beli pada umumnya, kemudian jual-beli online
dropshipping akadnya berbeda dengan jual-beli saham.

Berikut beberapa prinsip syariat Islam dalam perniagaan yang


perlu dicermat karena berkaitan erat dengan sistem dropshipping:
a. Prinsip kejujuran
Berharap mendapatkan keuntungan dari suatu perniagaan
bukan berarti menghalalkan dusta. Dalam praktik dropship
penjual tidak memberitahu apakah barang yang dipesan benar-
benar milik penjual atau justru barang tersebut memang tidak
ada, dan ketika pembeli hendak membeli barulah penjual
mencari barang tersebut. Karena itu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menekankan pentingnya arti kejujuran dalam
berbisnis, diantaranya sabda beliau, “Kedua orang yang
terlibat transaksi jual-beli, selama belum berpisah, memiliki
hak pilih untuk membatalkan atau meneruskan akadnya. Bila
keduanya berlaku jujur dan transparan, maka akad jual-beli
mereka diberkahi.Namun bila mereka berlaku dusta dan
saling menutup-nutupi, niscaya keberkahan penjualannya
dihapuskan”. (Muttafaqun ‘alaih).
4

b. Prinsip jangan menjual barang yang tidak di miliki


Agama Islam begitu menekankan kehormatan harta
kekayaan umatnya. Oleh karena itu, Islam mengharamkan atas
umatnya melakukan berbagai bentuk tindakan merampas atau
memanfaatkan harta orang lain tanpa izin atau kerelaan
darinya. Allah swt. berfirman dalam surah An-Nisa ayat 29 :
‫ع ْن‬ َ ‫َِل ا َ ْن ت َ ُك ْونَ تِ َج‬
َ ً ‫ارة‬ ِ َ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ََل ت َأ ْ ُكلُ ْٰٓوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
ٰٓ َّ ‫اط ِل ا‬
‫ّٰللاَ َكانَ ِب ُك ْم َر ِح ْي ًما‬ َ ُ‫اض ِم ْن ُك ْم ۗ َو ََل ت َ ْقتُلُ ْٰٓوا ا َ ْنف‬
‫س ُك ۗ ْم ا َِّن ه‬ ٍ ‫ت ََر‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu”. Kemudian hadits Rasulullah saw.,
“Tidak halal harta orang muslim kecuali atas dasar kerelaan
jiwa darinya”. (HR. Ahmad dan lainnya).

Praktik jual-beli online dropshipping dalam menjalankan


bisnisnya ada yang melanggar dari salah satu prinsip-prinsip diatas
atau bahkan seluruhnya, sehingga praktik tersebut keluar dari aturan-
aturan syariat Islam, alias haram. Pihak dropshipper bisa saja
mengaku sebagai pemilik barang atau paling tidak sebagai agen
produk, padahal pada kenyataannya tidak demikian. Karena caranya
ini bisa jadi konsumen menduga bahwa ia mendapatkan barang
dengan harga murah dan terbebas dari praktik percaloan, padahal
kenyataannya tidak demikian.

2. Pendapat yang Menghalalkan Dropshipping


Adapun pendapat yang menyatakan bahwa dropshipping itu halal
karena dalam hukum jual-beli tidak ada syarat yang melarang
seseorang menjual barang milikorang lain(samsarah) dan juga tidak
ada keharusan seseorang harus punya barang terlebih dahulu(salam).
Dalam praktik penelitian penulis mendapatkan kasus bahwasannya
ada yang menerapkan sistem dropshipping dengan cara seperti broker
5

atau makelar. Mekanismenya, ketika pembeli sudah menyatakan


kesepakatannya dalam jual-beli kemudian buyer segera mentransfer
sejumlah uang ke rekening, namun rekening yang di tuju adalah
rekening agen bukan rekening dropshipper, ketika dana sudah masuk
barulah pihak agen memberikan fee atau upah atas jasa penjualan
produk tersebut. Jadi prinsipnya, seseorang boleh menjual barang
milik orang lain, dengan syarat diizinkan dan dibolehkan oleh yang
punya barang.

B. Rukun dan Syarat Jual-Beli Dropshiping


1. Rukun dan Syarat jual beli dropship
Rukun dan syarat jual-beli berikutnya ialah objek transaksi. Jual-
beli ecommerce maupun jual-beli salam dan istisna’ harus ada objek
dalam transaksinya. Jual-beli e-commerce, objek transaksinya
merupakan sesuatu yang dapat diserahkan pada waktu yang telah
disepakati, diketahui secara jelas keterangan informasi objek pada
website tersebut, serta diketahui harga barang tersebut. Sama halnya
dengan jual-beli as-salam dan istisna’, objek transaksi merupakan
sesuatu yang dapat diserahkan pada waktu yang terlah disepakati,
diketahui secara jelas mengenai keterangan dan informasi langsung
oleh pihak penjual. Dalam transaksi bisnis ada yang namanya hak
pilih, baik itu dalam jualbeli, sewa menyewa, pinjam meminjam dan
sebagainya. Dalam ilmu fiqih hak pilih itu sama dengan khiyar. Dalam
transaksi e-commerce terdapat beberapa hak khiyar diantaranya:
a. Khiyar majelis, adalah hak pilih dari pihak yang
melangsungkan akad untuk membatalkan kontrak selama
mereka masih berada pada tempat diadakannya kontrak
(majelis akad) dan belum berpisah secara fisik.
b. Khiyar syarat, adalah khiyar yang ditetapkan batasan
waktunya.190 Dalam transaksi e-commerce, khiyar syarat
terjadi ketika pembeli menginginkan produk tertentu namaun
pihak penjual belum memiliki barang tersebut, maka pepembe
6

mengadakan syarat jika dalam tiga hari tidak ada maka batal
transaksinya.
c. Khiyar aib, tejadi ketika objek dalam transaksi cacat. Khiyar
aib ini hampir sama dengan garansi, dimana jika produk yang
dibeli mengalami kerusakan atau cacat maka pembeli dapat
menukarnya kembali atau memembatalkannya.

Adapun rukun yang harus terpenuhi dalam jual-beli online


dropshipping diantaranya:
1) Pihak yang terkait dalam transaksi, Aqid ialah pihak-pihak
yang melakukan transaksi. Dalam hal jual-beli terdapat pihak
yang terkait pada transaksi, dalam hal ini penjual dan pembeli.
2) Objek transaksi, mengenai objek transaksi, produk yang
dijual-belikan melaui e-commerce tidak dapat dilihat dan
dipegang langsung oleh pihak pembeli. Supaya diketahui
kondisi produk tersebut dalam transaksi jual-beli online
dropshipping maka pihak penjual menjelaskan secara detail
mengenai spesifikasi barang yang dijualnya. Sebagaimana
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibn Abbas, Nabi
SAW. bersabda, “Barang siapa melakukan salaf(salam),
hendaklah ia melakukan dengan takaran yang jelas dan
timbangan yang jelas, untuk jangka waktu yang diketahui”.
(HR. Bukhari) .Hadits di atas menjelaskan bahwa dalam
transaksi salam hendaknya memberi penjelasan selengkap-
lengkapnya kepada pihak pembeli baik berupa cici-ciri fisik,
jenis produk, bahan dari produk tersebut, kualitas produk
tersebut dan sebagainya.
7

BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi Dropshoping Jual-Beli dalam Ekonomi Islam


Dropshipping merupakan sistem jual beli tanpa modal atau
dikenal sebagai urudlu al-tijarah dalam ajaran Islam . Penjual hanya
berfungsi sebagai perantara perdagangan (samsarah) atau selaku
orang yang diberi hak kuasa untuk menjual barang oleh supplier atau
pemasok. Barang yang diperjualbelikan mengikuti klasifikasi barang
yang disediakan oleh penyedia stok-nya. Adapun harga barang, maka
ada dua kemungkinan, yaitu: pertama, pedagang memberikan harga
sendiri atas barang yang dijual, yang berbeda dengan harga pokok
pemilik stok. Kedua, pedagang hanya berperan selaku orang yang
mendapatkan izin menjualkan barang milik supplier (seharga yang
sudah ditetapkan pemilik stok, dengan tetap mendapat keuntungan
sesuai kesepakatan, red).

Transaksi dropshipping menurut Feri Sulianta merupakan salah


satu satu metode jual beli secara online, di mana badan usaha atau
perorangan baik itu toko online atau pengecer (dropsip) tidak
melakukan penyetokkan barang, dan barang didapat dari jalinan kerja
sama dengan perusahaan lain yang memiliki barang yang
sesungguhnya atau yang disebut dropshipper.Secara istilah
dropshipping adalah metode jual beli secara online, dropship adalah
istilah bagi toko online, dan dropshipper adalah perusahaan yang
menawarkan barang dagangan untuk dijual yang akan mengirim
barang langsung kepada konsumen setelah toko online membayar
harga barang dan biaya pengiriman.
8

B. Mekanisme Jual-Beli Dropshiping


Proses yang pertama ialah setiap konsumen yang ingin
bertransaksi jualbeli online harus memiliki account terlebih dahulu,
(terdapat pada beberapa website besar contoh Bukalapak, Tokopedia,
Zalora, Olx dan sebagainya) terkadang ada juga yang mengharuskan
untuk bergabung terlebih dahulu dalam sebuah grup. Bergabung
dalam sebuah grup digunakan untuk mengetahui identitas pengunjung
atau calon pembeli, sehingga apabila terjadi transaksi jual-beli pihak
online shop dapat dengan mudah untuk mengetahui identitas dan
menghubungi pembeli. Identitas pembeli harus jelas dan lengkap, jika
tidak maka penjual akan mendapatkan kesulitan untuk memproses
transaksinya. Jika pembeli ddalam mengisi informasi yang tidak
sesuai dengan identitas asli maka tindakan ini akan merugikan kedua
belah pihak.

Langkah kedua yaitu memilih barang belanja. Dalam jual-beli


pihak pembeli memiliki hak untuk memilih, meneruskan, atau
membatalkan barang yang akan dibelinya. Memilih kategori produk
yang ingin dipilih adalah salah satu cara yang banyak dilakukan untuk
belanja online, caranya dengan memilih produk yang diinginkan.
Langkah selanjutnya jika konsumen sudah menentukan barangbarang
yang ingin dibeli, selanjutnya masuk dalam tahap pembayaran untuk
melakukan transaksi lebih lanjut. Dalam beberapa website online
shop, konsumen akan dialihkan terlebih dahulu ke halaman
login/daftar jika sebelumnya konsumen belum mendaftar pada
halaman tersebut. Hal yang terpenting dalam pendaftaran yaitu nama
konsumen, alamat tempat tinggal lengkap dan nomor telpon/hp.
Beberapa praktik online shop ada juga yang melakukan pemesanan
menggunakan via smartphone, diantaranya dengan chat(whatsapp,
blackberry massengger, line), sms, atau telpon. Dengan cara begitu
konsumen tidak perlu lagi repot-repot membuka website toko penjual.
9

Dalam transaksi online shop barang yang sudah dibeli tidak


dapat langsung diserahkan ke pembeli, tetapi dibutuhkan bantuan jasa
pengiriman yang tentunya pengirimannya harus jelas, informasi
tujuan pengiriman pun juga harus jelas.Apabila terjadi kesalahan atau
keliru dalam memberikan informasi tujuanpengiriman, maka barang
tidak sampai kepada yang dituju. Lain halnya jika kesalahan itu ada
pada pihak jasa pengiriman, maka pihak toko/reseller dapat
memberikan klaim terhadap pengiriman tersebut.

C. Kelebihan Dan Kekurangan Dropship


Jual beli sistem dropship memiliki kelebihan dan kekurangan
yang didapatkan, berikut beberapa kelebihan dan kekurangan jika
menetapkan sistem ini, khususnya bagi dropshipper:
1. Kelebihan Sistem Dropshipping
a. Menjadi dropshipper tidak direpotkan dengan stok barang.
b. Menjadi dropshipper tidak direpotkan waktu, karena
kebanyakan dropshipper melakukkannya sebagai bisnis
sampingan.
c. Menjadi dropshipper tidak direpotkan dengan kenanikan dan
penurunan harga, karena harganya sudah ditetapkan supplier.
d. Menjadi dropshippper tidak direpotkan biaya produksi.
e. Menjadi dropshipper tidak direpotkan proses pembuatan
produk
f. Menjadi dropshipper tidak disrepotkan pengemasan barang,
karena dilakukan oleh supplier.

2. Kekurangan sistem Dropshipping


a. Harga produk tidak bisa dibuat oleh dropshipper.
b. Semua produk tidak bisa dimodifikasi/diganti oleh
dropshipper.
c. Produk bukan milik dropshipper sepenuhnya karena
dropshipper hanya sebatas menjual atau mempromosikan saja.
10

d. Kesulitan memantau stock barang, karena barang yang dijual


tidak bersifat ready stock, tentu bolak-balik menghubungi
supplier untuk memastikan bahwa stok barang ada dan
munkin hal ini akan memeberikan kesulitan tersendiri.
e. Kesulitan menjawab komplain dari konsumen, mengingat
barang yang dijual tidak secara langsung dikirim oleh
dropshipper, maka bisa saja saat konsumen atau pembeli
melakukan komplain (misal karena cacat atau kerusakan
barang yang diterima pembeli) dropshipper akan mengalami
kesulitan tersendiri. Tentu dropshipper tidak akan mengelak
dari tanggung jawab kepada pembeli karena mereka
beranggapan dropshipper adalah penjual langsung.
f. Tidak bisa COD ketika pembeli memintanya, COD atau cash
on delivery biasanya lebih dikenal dengan membayar ditempat
(ketemuan), jika konsumen ingin COD maka sebagai
dropshipper akan sulit untuk menjelaskan karena barang tidak
ada ditangan.

Berdasarkan pemamparan di atas dapat disimpulkan bahwa dropshipper


dan pembeli selaku pihak jual beli sistem dropship sudah memahami rukun
dan syarat jual beli dalam hukum Islam. Dropshipper sudah tahu resiko yang
akan dihadapi dengan melakukan jual beli dropship tersebut, seperti yang
juga sudah penulis jelaskan bahwa resiko-resiko yang mungkin akan terjadi
bisa diatasi oleh dropshipper, sehingga menutup kemungkinan terjadinya
komplain dari konsumen.
11

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dropship adalah suatu usaha penjualan tanpa harus memiliki
produk apapun. Cara melakukan pelaksanaan jual beli droship yang
dilakukan dropshipper adalah dengan cara mengupload foto- foto
menarik barang yang akan dijual di media sosial intagram, kemudian
menuliskan kalimat promosi yang mencantumkan kontak person
whatsapp supaya konsumen tersebut mudah menghubungi apabila
berminat dan tertarik dengan barang yang ada pada gambar tersebut.
Apabila konsumen berminat untuk membeli barang dropshipper maka
harus menghubungi kontak person dropshipper, dan mentransfer uang
kepada dropshipper sesuai harga modal ditambah dengan ongkos
kirim barang sesuai kesapakatan antara dropshipper dan konsumen.
Setelah konsumen menyepakati harga dan perjanjian tersebut, maka
selanjutnyadropshipper memesan barang dan mentransfer uang
kepada supplier sesuai harga jualbarang. Sebelum barang dikirim oleh
supplier, supplier mengadakan perjanjian dengandropshipper bahwa
barang yang sudah dipesan tidak bisa dikembalikan.Selanjutnya
Supplier akan mengirim barang kepada konsumen sesuai dengan
nama dropshipper.

2. Jual beli dropship menurut hukum Islam adalah mubah dan bisa
dijalankan dengan menggunakan pilihan beberapa akad seperti salam
dan wakalah. Jual beli dropship dikatakan jual beli salam karena
dropshipper menjual barang kepada konsumen dengan pembayaran di
awal, namun dropshipper sudah menjelaskan spesifikasi barang
tersebut kepada konsumen, sehingga rukun dan syarat jual beli salam
sudah terpenuhi. Selain akad salam, jual beli dropship dapat
menggunakan akad wakalah, dimana pihak dropshipper merupakan
12

wakil dalam menjual barang milik supplier kepada konsumen.


Pembolehan sistem ini berdasarkan kaidah umum dalam fiqih
muamalah yang menyebutkan bahwa “hukum asal dalam semua
bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”.

B. Saran
1. Untuk dropshiper dan supplier, tranksaksi jual beli dropship
merupakan jual beli yang menguntungkan kedua belah pihak,
sebaiknya dari pihak dropshipper dan supplier memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya kepada konsumen dengan mengedapankan
kejujuran, supaya tidak menimbulkan asumsi yang tidak baik dari
masyarakat/konsumen.
2. Untuk konsumen dropshipper, agar terhindar dari penipuan terkait
barang yang akan dipesan kepada dropshipper, sebaiknya dalam
memesan barang lebih teliti dan berhati-hati dengan menanyakan
segala sesuatu terkait barang tersebut yang belum dimengerti, baik
kepada teman atau dropshipper.
13

DAFTAR PUSTAKA

Aswunatha, Julia dan Suharto.1996. Panduan Praktis internet.


Jakarta Widyaloka.

Ash-Shawi,Shalahd an Abdullah al-Muslim.2011. Fikih


Ekonomi KeKeuang Islam. Jakarta: Darul Haq,
cetakan III.

Hasan, M. Ali. 2014. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam


(Fiqh Muamalat). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kadir, Abdul Muhammad. 2014. HukumPerdata Indonesia.


Bandung: PT Citra AdityaBakti.

Kartika, Rini Fatma dan Asep Supyadillah. 2013. Fikih


Muamalah Kontemporer.
Jakarta: PT. Wahana Kardofa.

Purwaningsih,Endang. 2010. Hukum bisnis. Bogor: Ghalia


Indonesia.
14

Anda mungkin juga menyukai