Pedoman Ipsrs Baru
Pedoman Ipsrs Baru
IPSRS
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT
DI RUMAH SAKIT ” X ”
Instalasi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah suatu unit fungsional
untuk melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan
di rumah sakit yaitu sarana, prasarana dan peralatan selalu berada dalam keadaan
laik pakai.
A. Tujuan
Umum
Khusus
B. Mekanisme
Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana
dan peralatan rumah sakit memerlukan suatu sistem yang melibatkan bagian-
bagian yang saling berhubungan satu sama lain yaitu:
1. Sistem pengadaan
a. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana dan
peralatan yang digunakan dalam program pelayanan kesehatan serta
kebutuhan suku cadang yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan
perbaikan.
b. Mengadakan prasarana dan peralatan perbengkelan yang
memadai untuk digunakan oleh teknisi rumah sakit dalam pemeliharaan
dan perbaikan serta tenaga-tenaga yang terampil dan berkualitas.
2. Pola Pemeliharaan
a. Pemeliharaan pencegahan (preventive) ialah pemeliharaan
yang dilakukan pada selang waktu tertentu, dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan kerusakan atau bagian-bagiannya tidak
memenuhi kondisi yang dapat diterima. (contoh : pemeliharaan harian,
mingguan, bulanan, tahunan)
b. Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang
dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian atau seluruhnya, termasuk
penyetelan, penggantian bagian yang rusak untuk memenuhi kondisi
yang dapat diterima (contoh : perbaikan ringan, overhoul)
3. Pelaksanaan pemeliharaan
a. Pemeliharaan dilakukan oleh UPSRS, sepanjang memiliki
fasilitas kerja, tenaga yang mampu, dan pelatihan kerja tersedia dengan
cukup serta sesuai dengan norma keselamatan kerja yang berlaku, yang
termasuk kategori pemeliharaan ini adalah:
Tingkat nol
Tingkat 1
Tingkat 2
C. Sistem Pembinaan
a. Menjaga kebersihan terhadap sarana, prasarana dan
peralatan rumah sakit yang dilakukan secara rutin/setiap hari dan
berkesinambungan.
b. Meningkatkan sistem pemeliharaan dan perbaikan sarana,
prasarana dan peralatan rumah sakit melalui pendidikan, penataran dan
latihan untuk menunjang dan mengembangkan diri dalam rangka
pelaksanaan program pelayanan kesehatan.
c. Berpartisipasi dalam tim penyuluhan, pembinaan terhadap
pasien, pengunjung dan petugas/karyawan rumah sakit secara langsung
maupun melalui stiker dan pamflet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi,
informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber
produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur
dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga
mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, reverse
logistics dan pemaketan.
1. Perencanaan
2. Penganggaran
3. Pengadaan
4. Penyimpanan
5. Penyaluran
6. Penghapusan
7. Pengendalian
Siklus logistic adalah proses sebelum terjadinya kegiatan logistic sampai kegiatan
itu dapat dievaluasi. Diawali dengan perencanaan sampai proses pengawasan dan
pengendalian yang melibatkan semua unsure organisasi mulai dari puncak
pimpinan sampai dengan pemakai.
Yang terkait dalam siklus logistic adalah tergantung struktur organisasi di RS yang
bersangkutan, dimana letak organisasi pengelola logistic RS tersebut dan
bagaimana koordinasi diantara unit-unit yang terkait, sehingga sangat menentukan
siklus tersebut dapat berjalan.
PERENCANAAN
PENGANGGARAN
Penganggaran salah satu mata rantai siklus manajemen logistic yang dalam
pelaksanaannya erat hubungannya dengan perencanaan yang dibuat. Penganggaran
sebagai realisasi pendanaan suatu kegiatan operasional yang telah disesuaikan
dengan feedback dari perencanaan dengan mempertimbangkan efisiensi dan
efektifitas. Fungsi penganggaran adalah semua kegiatan dan usaha untuk
merumuskan perincian kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu yaitu skala
mata uang dan jumlah biaya. Dengan kata lain fungsi penganggaran mempunyai
hubungan timbale balik yang erat sekali dengan fungsi perencanaan oleh karena itu
perencanaan harus disusun secara realistis sesuai dengan pikiran dukungan sumber
dana yang ada dan bila perencanaan sudah disepakati harus ada kepastian bahwa
anggaran untu mendukunganya terjamin
PENGADAAN
1. Purchasing (membeli)
2. Leasing (menyewa)
3. Meminjam
4. Hibah/pemberian
5. Menukarkan
6. Reduce (membuat)
7. Repair (memperbaiki)
Pengadaan merupakan suatu siklus yang memerlukan langkah –langkah yang
beruntun, langkah-langkah dalam siklus tersebut adalah :
PENYIMPANAN
4. Pengamanan
3. Gudang tertutup
1. Gudang transit
2. Gudang serba guna
3. Gudang pendingin
PENYALURAN
Pendistribusian barang harus sesuai dengan permintaan, tepat waktu, tepat jumlah
serta sesuai dengan spesifikasinya. Pengeluaran barang dalam bentuk
pendidtribusian harus dengan persetujuan pihak yang berwenang sesuai dengan
perencanaan yang diminta oleh pemakai. Mekanisme pengeluaran barang adalah
sesuai dengan prinsip FIFO.
PENGHAPUSAN
PENGENDALIAN
STUKTUR ORGANISASI
IPSRS melaksanakan tugas dibidang pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana
dan peralatan rumah sakit, sebagai pelaksanaan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 134/Menkes/IV/78, tanggal 28 April 1978 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum.
Organisasi IPSRS
(Matrix)
Administrasi
Ket :
C. Uraian Tugas
Kepala Urusan IPSRS
Pengertian
Uraian tugas
Pengertian
Seseorang yang mempunyai tanggung-jawab dalam pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan sarana dan peralatan baik alat umum maupun alat kesehatan di
RS “X”
a. PJ, Penggan
b. ti dan Umum adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah
koordinasi Kepala IPSRS.
c. Bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,
prasarana dan peralatan rumah sakit.
d. Dalam melaksanakan tugasnya PJ, Pengganti dan Umum bertanggung-
jawab kepada Kepala IPSRS.
e. Kepala UPSRS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
- Urusan Administrasi Teknik
- Pelaksana Teknik
Tanggung-jawab
Uraian tugas
Pengertian
Tanggung-jawab
Uraian tugas
Teknisi Umum
Pengertian
Uraian tugas
D. Ketenagaan
Ketenagaan IPSRS
NO Jabatan Jumlah Pendidikan Keterangan
1. Kepala UPSRS 1 D3 / S1
Kualifikasi tenaga
2. Tenaga Administrasi 1 SLTA / D3 disesuaikan dengan
bidang tugasnya
3. Teknisi 9 STM / D3
1. Kepala IPSRS
Tingkat pendidikan D3 / S1
2. Tenaga Administrasi
Tingkat pendidikan SLTA / D3
3. Teknisi
Tingkat pendidikan D3 Elektromedik untuk teknisi alat kesehatan.
LINGKUP PEKERJAAN
B. Kegiatan IPSRS
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan,
mingguan dan harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian
sarana dan peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan
peralatan yang menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan
peralatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
- Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
- Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
- Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan
medis dan penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:
- Dalam rangka pengadaan.
- Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
- Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
- Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan, yaitu:
- Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
- Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:
- Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.
- Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.
- Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.
g. Melakukan rapat.
- Rapat internal IPSRS.
- Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas
teknik sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan
lancar. Dalam waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan
perkembangan dan sistem peralatan yang lama dan akan datang.
MEKANISME KERJA
Dilakukan
perbaikan
Permintaan teknisi yang
ditandatangani oleh Ka. Inst.
Pemeriksaan Pemeriksaan
kelengkapan data kelengkapan data pengadaan
oleh sekretariat oleh sekretariat
Rumga (Alum) Jangmed (Alkes)
Dep. Logistik RS
Direktur Pengadaan untuk harga
“X”
barang > 1 juta
Persetujuan
Barang diterima oleh tim penerimaan barang Pengadaan Direksi Grup
Barang diserahkan pada instalasi peminta
Pengadaan
C. Tertib Administrasi
Guna tercapainya tertib administrasi di lingkungan kerja unit IPSRS maka hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah:
FASILITAS KERJA
A. Tempat kerja
1. Ruang Kepala IPSRS.
2. Ruang perlengkapan
3. Ruang Bengkel (workshop).
B. Alat kerja
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Filling kabinet.
d. Lemari arsip.
e. Rak data.
f. Meja kursi kerja.
g. Papan tulis.
2. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja workshop.
b. Peralatan kerja teknisi alkes.
c. Peralatan kerja teknisi umum.
C. Gudang
Gudang IPSRS digunakan sebagai tempat penyimpanan suku cadang prasarana
dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan.
PELAYANAN IPRS
Secara garis besar untuk pelayanan yang diberikan oleh BM dalam management
pengelolaan alat medik secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola
dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh
rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item dimana diperlukan
suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan
medik adalahIPRS dimana unit ini ditunjuk secara resmi. Bentuk pengelolaan yang
dilakukan seperti : inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasional,
pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan equipment dispossition.
Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS dapat membuka permintaan
barang dalam bentuk PPATK yang dibuat berdasarkan 2 alur besar; pengadaan
untuk sparepart dari alat medik yang digunakan untuk perbaikan dari kerusakan
dan pengadaan alat medik yang bersifat penambahan aset alat medik atau
pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau departemen dengan dilengkapi kajian
kebutuhan penambahan alat baru. BM dapat memberikan inputan mengenai
pengadaan berdasarkan inventarisasi alat medik dan spek teknik. Pengadaan yang
dibuat harus memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar
pengajuan permintaan diantaranya:
1. No. PPATK
2. Tanggal pengajuan
3. Nama barang yang diajukan
4. Jumlah barang yang diminta
5. Minimal stock
6. Sisa Stock
7. Keterangan bisa berupa alasan permintaan
PPATK yang diajukan akan di evaluasi dan disetujui oleh level of GA,
CEO, CFO, Direktur, Wadir Medik dan Wadir Keuangan, internal control
dan diterima oleh petugas pengadaan untuk proses pembeliannya.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap
alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan pemilik, data vendor, jumlah
alat. Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi
beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek
pemeliharaan secara keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat digunakan untuk
kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau
secara periodik paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau
penambahan alat baru.
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat
dioperasikan dengan mempersiapkan aksesoris maupun operasional
agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum alat
dihubungkan dengan satu daya.
b. Pemanasan
Pemanasan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu
alat, sebelum digunakan untuk tindakan pelayanan. Kegiatan-kegiatan
ini meliputi:
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat
dioperasikan dengan mempersiapkan aksesoris maupun operasional
agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum alat
dihubungkan dengan satu daya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap
suatu alat selama melakukan pelayanan kesehatan, agar dicapai hasil
yang optimal.
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum
melakukan pemeliharaan, agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, meliputi persiapan perintah kerja, formulir pelaporan
kerja, dokumen teknis perlatan kerja, bahan pemeliharaan, bahan
operasional, material bantu. Beritahukan kepada user, rencana
pelaksanaan dan jadwal pemeliharaan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah teknis yang sesuai dengan SOP
pemeliharaan dan dilakukan oleh IPSRS
d. Pengemasan
Pengemasan alat kerja adalah kegiatan perapihan dan penyimpanan
kembali peralatan kerja yang telah digunakan selama pemeliharaan alat
medik.
1. Sparepart management
Manajemen yang efektif pada suku cadang (perbaikan) adalah hal yang
mendasar dalam opersional harian IPSRS. Upaya manajemen diperlukan
untuk mencegah kelebihan stok dan menjamin ketersediaan sparepart kapan
pun sehingga bila mana terjadi kerusakan maka bisa disiapkan untuk
penggantian sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara
kontinyu yang disimpan dalam gudang milik IPSRS. Jika pemeliharaan
terjadwal diselenggarakan dengan benar, banyak suku cadang perbaikan
yang diperlukan, terutama suku cadang yang mahal dapat diantisipasi secara
lebih dini. Pengecualian tertentu dapat dibenarkan, untuk mendukung
pemeliharaan terhadap perbaikan yang harus dilakukan dengan segera, yaitu
untuk peralatan pendukung kehidupan (life support), resusitasi darurat atau
alat yang beroperasi secara terus menerus.
Karena penggunaan suku cadang umumnya tidak tentu, investasi dana yang
berlebihan dalam pengadaan suku cadang harus dihindari. Lokasi rumah sakit dan
sumber (penjual) suku cadang, kepentingan peralatan dan potensi kehilangan
pendapatan akan menjadi faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan
kebutuhan stok suku cadang.
1. Biaya pemeliharaan
BM selaku pengelola alat medik, mempunyai hak untuk menentukan
kebijakan yang dibuat untuk dapat menjamin alat medik dapat dipakai
dengan baik dengan faktor keselamatan terjamin. Untuk membuat hal
demikian pastinya akan memerlukan biaya. Jumlah biayanya dengan sekian
banyak item pastilah tidak sedikit. BM membuat estimasi anggaran dengan
mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
perbaikan di 1 tahun sebelumnya. Anggaran yang diusulkan
mempertimbangkan hal-hal yang penting, diantaranya:
1. Alat medik tidak bisa dikelola secara in house, perlu vendor terkait
untuk menanganinya.
2. Melihat spare part yang sering di adakan.
3. Besarnya biaya perbaikan kerusakan yang terjadi.
Biaya pemeliharaan alat medik merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dan pasti
adanya. Faktor ini didesak karena setiap alat medik yang dipakai atau digunakan
pastilah ada komponen yang aus, perlu diseting ulang untuk dinormalkan kembali
dan harus terjamin operasional alat medik yang baik sehingga pelayanan medis
dapat maksimal.
2. Biaya Perbaikan
Biaya perbaikan adalah biaya yang dianggarkan/dikeluarkan sebagai proses
perbaikan.
a. Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis alat
medik pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan fisik alat
apakah masih sesuai dengan standar operasional alat medik tersebut.
b. Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan alat.
Pelumasan, pengecasan, dll.
c. Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi dari alat
medik.
d. Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya yang terselusur (trackable) ke standar nasional
dan atau internasional.
e. Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandarkan ulang
output seting agar dapat mengembalikan unjuk kerja dari alat medik baru.
f. Over Houl
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengganti beberapa
komponen penting pada alat medik yang telah terukur usia pakainya (usia
pakai spare telah habis)
KERUSAKAN
Penyebab kerusakan pada alat medik dikarenakan oleh 2 faktor, faktor pertama
adalah kerusakan yang ditimbulkan dari segi internal alat medik itu sendiri seperti:
ketahanan komponen yang kurang baik dan faktor kedua karena adanya faktor luar
yang secara langsung dan tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan,
contohnya: human error dan frekuensi pemakaian yang tinggi. Kerusakan alat
medik BM menggolongkannya menjadi 3 golongan seperti:
1. Golongan 1
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang
ditimbulkan masih dalam taraf ringan dan masih dapat diperbaiki tanpa perlu
penggantian komponen alat.
2. Golongan 2
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang
ditimbulkan masuk dalam kondisi menengah dimana diperlukan adanya
penggantian komponen alat dimana komponen pengganti ada dalam stok
gudang spare part teknik dan atau kerusakannya masih dapat diperbaikik oleh
petugas medical teknik. Setelah perbaikan kondisi alat tidak berubah fungsi,
bentuk dan tidak mempengaruhi operasional alat seperti sedia kala.
3. Golongan 3
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang
ditimbulkan masuk dalam kondisi berat dimana diperlukan adanya
penggantian komponen alat secara sebagian dan atau menyeluruh tetapi
untuk penggantian komponen memerlukan usaha dan biaya perbaikan yang
besar.
PERBAIKAN
Pelayanan perbaikan selalu tetap menjadi kegiatan sehari-hari BM. Perbaikan
dapat didefinisikan adalah kegiatan yang bersifat darurat berupa perbaikan
terhadap kerusakan alat medik yang mendadak atau tidak terduga dan harus segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan dengan didukung
adanya tenaga yang selalu siap dan fasilitas pendukung yang juga siap mensuport
permasalahan. Frekuensi perbaikan tidak terencana dapat ditekan serendah
mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan rutin. Kegiatan
perbaikan dapat dilakukan oleh teknisi medik dan vendor alat medik. Untuk dapat
memperbaiki alat medik yang mengalami kerusakan dan memerlukan sejumlah
biaya tertentu maka IPSRS sebagai unit pengelola alat medik dapat mengajukan
permintaan perbaikan dengan alur seperti berikut:
a. Alat medik yang rusak harus ada Form Request Service (FRS) dimana FRS
tersebut menjelaskan kapan terjadinya, unit asal pemakainya dan yang paling
penting penyebab kerusakannya.
b. Respon untuk perbaikan pada alat medik hanya untuk penggantian spare part
bukan untuk penggantian unit.
c. Membuat pengajuan perbaikan dalam form PPATK yang diketahui jajaran
management (Head of GA, Direktur, GM Purchasing dan bila CITO dapat
langsung mendapat persetujuan dari Direktur).
d. Setelah perbaikan selesai dilakukan maka IPSRS akan membuat laporan
kepada manager maintenance.
e. Biaya yang dikeluarkan dicatat dan akan dievaluasi dikemudian hari sebagai
bahan acuan penentuan kebijakan selanjutnya.
IPSRS juga setiap tahunnya membuat anggaran biaya pemeliharaan yang juga
didalamnya termasuk anggaran perbaikan.
Pelaku perbaikan
1. Teknisi Medik OIH
Untuk penanganan kerusakan atas alat medik, BM juga dapat menanganinya
secara internal. Yang dilakukan dari proses perbaikan adalah:
Waktu perbaikan
Untuk melakukan perbaikan atas kerusakan alat medik, BM mempunyai kebijakan
diantaranya:
KALIBRASI
Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: “setiap instrumen
harus dianggap tidak cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti
pengujian dan kalibrasi bahwa instrumen tersebut memang baik”. Dengan
mengacu kepada filosofi tersebut, maka terhadap instrumen yang masih baru harus
dilakukan pengujian atau kalibrasi sebelum dipergunakan.
1. Petugas kalibrasi
Yang dapat melakukan pengujian kalibrasi adalah institusi penguji yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta harus memenuhi
persyaratan antara lain:
1. Berbadan hukum.
2. Memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam pengujian dan kalibrasi
alat medik.
3. Memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji dan
kalibrasi untuk alat medik.
4. Memperoleh ijin dari DEPKES RI.
5. Waktu kalibrasi
Sebagaimana ditetapkan pada permenkes No.36/MENKES/Per/IV/1998 alat
kesehatan yang dipergunakan disarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau
dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun.
Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan
kriteria:
OVERHOUL
Overhoul adalah bagian dari pemeliharaan korektif yaitu kegiatan perbaikan
terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan
penggunaannya. Untuk penentuan dari waktu pelaksanaan over houl dapat ditinjau
dari segi:
Dalam menidentifikasi sebuah piranti untuk diganti, unit IPSRS harus melakukan
tindakan tertentu, pertama, tanggung jawab untuk pemesanan suku cadang habis
pakai dan khusus harus diperhatikan sehingga tidak menambah biaya pengeluaran.
Peralatan yang lama dapat ditempatkan ditempat penyimpanan dan dipakai sebagai
unit cadangan. Ini pilihan yang harus sedikit dipilih, karena tetap membutuhkan
dukungan suku cadang kemungkinan lain dapat dipilih pembelian sistem tukar-
tambah, mengkanibalkan suku cadang untuk menunjang peralatan yang sejenis,
memindahkan peralatan ke laboratorium penelitian, atau menyumbangkannya
kepada organisasi lain. Pilihan terakhir adalah membiarkan barang tidak bisa
dipakai dan menjualnya sebagai besi tua.
BAB IV
PEMBAHASAAN
BAB V
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA