id 48
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
masih sangat baik untuk dilewati sepeda motor, mobil bahkan bus
pariwisata.
2. Konsep CPPB
UKM Amanah Bakery sudah sesuai dengan BPOM RI tahun 2012,
bahwa dalam menetapkan lokasi industri rumah tangga perlu
dipertimbangkan keadaan dan kondisi lingkungan yang mungkin dapat
merupakan sumber pencemaran potensial dan telah mempertimbangkan
berbagai tindakan pencegahan yang mungkin dapat dilakukan untuk
melindungi pangan yang diproduksinya, dari segi bangunan UKM Amanah
Bakery dalam keadaan yang bersih dan bebas dari pencemaran dan yang
berpotensi untuk mengkontaminasi.
B. Bangunan dan Fasilitas
1. Evaluasi
a. Bangunan ruang produksi
Bangunan UKM “Amanah Bakery” sudah bangunan permanen, serta
ruang produksinya sudah cukup luas (sekitar 80m2), bersih dan tidak
digunakan untuk produk lain selain pangan. Konstruksi bangunan UKM
Amanah Bakery terbuat dari bahan yang tahan lama, mudah dipelihara dan
dibersihkan atau didesinfektan (Gambar 4.2). Konstruksinya sudah
lengkap meliputi: lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu dan ventilasi.
Gambar 4.8 Lay Out Bangunan dan Peralatan Produksi pada UKM
Amanah Bakery
library.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Ket. A: Outlet
B: Ruang Produksi
1. Timbangan 5. Lemari dan Rak Pendiaman
2. Pencampur (Planetary Adonan
Mixer) 6. Steamer
3. Meja Kerja 7. Auto Gas Oven
4. Alat Pemotong Adonan 8. Tempat Pencucian Alat
C: Ruang Penyimpanan Sementara Hasil Produksi
9 Alat Pemotong Roti 10.Meja Kerja
D: Gudang Penyimpanan Bahan Baku
Pada UKM Amanah Bakery tata letak peralatan pada proses produksi
sudah sesuai, namun untuk beberapa hal dalam proses produksi perlu
diperhatikan tempat yang digunakan, misalnya pada saaat pendinginan dan
pengemasan sebaiknya dilakukan ditempat yang terpisah, bisa pada tempat
penyimpanan sementara produk jadi, sehingga tidak dilakukan dimeja ruang
produksi.
Semua peralatan seharusnya dipelihara, diperiksa dan dipantau agar
berfungsi dengan baik dan selalu dalam keadaan bersih. Pada UKM
Amanah Bakery untuk pemantauan alat secara khusus belum ada yang
menjadi penanggung jawabnya, namun untuk pembersihan saat alat akan
digunakan maupun sesudah digunakan selalu dilakukan, sebaiknya ada
karyawan yang khusus untuk memantau kebersihan alat-alat yang
digunakan.
D. Suplai Air
1. Evaluasi
Amanah Bakery menggunakan air yang bersumber dari air tanah yang
dipompa dengan pompa air listrik (Gambar 4.9). Penggunaan air tanah
dinilai pemilik UKM lebih hemat daripada menggunakan air dari PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Karanganyar. Air yang digunakan
selama proses produksi memiliki karakteristik jernih, tidak berbau, dan tidak
berwarna.
library.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
2. Konsep CPPB
Menurut BPOM RI nomor 2206 tahun 2012, fasilitas dan kegiatan
higiene dan sanitasi diperlukan untuk menjamin agar bangunan dan
peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah terjadinya kontaminasi
silang dari karyawan.
a) Fasilitas Higiene dan Sanitasi
Sarana pembersihan atau pencucian bahan pangan, peralatan,
perlengkapan dan bangunan (Iantai, dinding dan lain-lain), seperti sapu,
sikat, pel, lap dan kemoceng, deterjen, ember, bahan sanitasi sebaiknya
tersedia dan terawat dengan baik. Sarana pembersihan harus dilengkapi
dengan sumber air bersih. Air panas dapat digunakan untuk membersihkan
peralatan tertentu, terutama berguna untuk melarutklan sisa-sisa lemak dan
tujuan disinfeksi, bila diperlukan.
Sarana higiene karyawan seperti fasilitas untuk cuci tangan dan toilet
seharusnya tersedia dalam jumlah cukup dan dalam keadaan bersih untuk
menjamin kebersihan karyawan guna mencegah kontaminasi terhadap bahan
pangan. Sarana Cuci Tangan seharusnya: diletakkan di dekat ruang
produksi, dilengkapi air bersih dan sabun cuci tangan. Dilengkapi dengan
alat pengering tangan seperti handuk, lap atau kertas serap yang bersih.
Dilengkapi dengan tempat sampah yang tertutup. Sarana toilet seharusnya:
didesain dan dikonstruksi dengan memperhatikan persyaratan higiene,
sumber air yang mengalir dan saluran pembuangan. Diberi tanda peringatan
bahwa setiap karyawan harus mencuci tangan dengan sabun sesudah
menggunakan toilet. Terjaga dalam keadaan bersih dan tertutup.
Mempunyai pintu yang membuka ke arah luar ruang produksi.
Sistem pembuangan limbah seharusnya didesain dan dikonstruksi
sehingga dapat mencegah resiko pencemaran pangan dan air bersih. Sampah
harus segera dibuang ke tempat sampah untuk mencegah agar tidak menjadi
tempat berkumpulnya hama binatang pengerat, serangga atau binatang
lainnya sehingga tidak mencemari pangan maupun sumber air. Tempat
sampah harus terbuat dari bahan yang kuat dan tertutup rapat untuk
library.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
dsb) juga masih dalam keadaan baik dan layak digunakan. Bahan kimia
pencuci telah digunakan sesuai prosedur dan disimpan di dalam wadah yang
berlabel untuk menghindari pencemaran terhadap bahan baku dan produk
pangan.
Menurut BPOM RI tahun 2012, hama (binatang pengerat, serangga,
unggas dan lain-lain) merupakan pembawa cemaran biologis yang dapat
menurunkan mutu dan keamanan pangan. Kegiatan pengendalian hama
dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya hama ke ruang
produksi yang akan mencemari pangan. Setiap kali pasca pengambilan
bahan baku, akan selalu ditutup kembali pengemasnya untuk menjaga dari
hama tikus dan lain-lain.
2. Konsep CPPB
Lingkungan UKM Amanah Bakery berada di perkampungan yang
asri, cukup jauh dari jalan raya, sungai/selokan kotor dan genangan air. Hal
ini sudah sesuai dengan syarat bangunan IRT/UKM di konsep CPPB BPOM
RI tahun 2012. Lingkungan produksi yang baik akan memberikan
kenyamanan pekerja dalam bekerja memproduksi pangan. Lingkungan yang
baik juga harus didukung dengan etos kerja serta kedisplinan pekerja dalam
menjaga kebersihan area produksi. Pembersihan rutin alat, serta sanitasi
ruang merupakan tindakan preventif mencegah kontaminasi silang serta
menjaga kedisplinan pekerja dalam menjaga kebersihan area produksi.
Pengecekkan kondisi serta kebersihan peralatan yang akan digunakan
adalah langkah-langkah kecil meminimalkan resiko kontaminasi demi
keamanan produk pangan yang dihasilkan.
Limbah padat an-organik seperti plastik, kertas dan lain-lain
sebaiknya dipisahkan dari limbah organik, dan dikemas dengan kemasan
yang tertutup. Sedangkan limbah organik dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk. Sampah yang menumpuk dapat meningkatkan resiko timbulnya
hama apabila tidak segera dihilangkan.
library.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
H. Penyimpanan
1. Evaluasi
Penyimpanan yang baik dapat menjamin mutu dan keamanan bahan
dari produk pangan yang diolah. Bahan baku untuk pembuatan roti tawar
telur keju ditempatkan di ruang penyimpanan bahan baku yang terpisah
dengan ruang produksi (Gambar 4.9). Kondisi ruang penyimpanan bahan
baku selalu dijaga agar tetap bersih dan kering. Bahan baku telur diletakkan
di kotak-kotak kayu, sedangkan margarin, tepung, susu bubuk, keju dan
gula dalam kemasan plastik (primer), serta kardus ataupun karung
(sekunder), sedangkan IF-100, kalsium, garam dan ragi ditempatkan dalam
wadah yang bersih dan tertutup rapat. Penyimpanan bahan-bahan tersebut
tidak diletakkan langsung menyentuh lantai, namun ditempatkan pada rak
yang terbuat dari kayu dan disusun secara teratur. Sehingga memudahkan
pekerja ketika mengambil bahan.
2. Konsep CPPB
Menurut konsep CPPB P-IRT BPOM RI tahun 2012 penyimpanan
bahan yang digunakan dalam proses produksi (bahan baku, bahan penolong,
BTP) dan produk akhir dilakukan dengan baik sehingga tidak
mengakibatkan penurunan mutu dan keamanan pangan. Bahan dan produk
akhir harus disimpan terpisah dalam ruangan yang bersih, sesuai dengan
suhu penyimpanan, bebas hama, penerangannya cukup. Penyimpanan bahan
baku tidak boleh menyentuh lantai, menempel ke dinding maupun langit-
langit. Penyimpanan bahan dan produk akhir harus diberi tanda dan
menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan sistem First Expired
First Out (FEFO), yaitu bahan yang lebih dahulu masuk digunakan terlebih
dahulu dan produk akhir yang lebih dahulu diproduksi harus digunakan/
diedarkan terlebih dahulu. UKM Amanah Bakery juga menerapkan sistem
FIFO dan FEFO, akan tetapi belum ada pemberian penandaan khusus pada
bahan dan produk akhir. Bahan baku dicek tanggal kadaluwarsanya secara
manual oleh pekerja, sedangkan produk akhir tidak digunakan penandaan
khusus karena setiap hari roti selalu habis diambil agen-agen Amanah
Bakery. Penandaan tanggal kadaluwarsa bahan baku diperlukan untuk
memudahkan pengambilan bahan baku yang akan digunakan, tanpa harus
mengecek tanggal kadaluwarsa satu persatu.
Penyimpanan bahan pengemas dan label pangan diletakkan di lemari
kaca tertutup, hal ini sudah sesuai dengan konsep CPPB P-IRT BPOM RI
tahun 2012 karena telah diletakkan di tempat bersih dan terlindung sehingga
saat digunakan tidak mencemari produk pangan. Sedangkan dalam
penyimpanan mesin dan peralatan produksi yang telah dibersihkan tetapi
belum digunakan harus di tempat bersih dan dalam kondisi baik, sebaiknya
permukaan peralatan menghadap ke bawah, supaya terlindung dari debu,
kotoran atau pencemaran lainnya. Di UKM Amanah Bakery, karena
keterbatasan rak piring, beberapa alat yang telah dicuci diletakkan di ember
kering disamping pencucian. Penempatan alat bersih disamping area
library.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
kondisi yang baik, apakah bahan tersebut tidak sedang masa kadaluarsa,
juga dapat dilakukan uji organoleptik. Menurut Susiwi (2009) penilaian
dengan indra juga disebut penilaian organoleptik. Penilaian organoleptik
sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan
industri hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang penilaian ini dapat memberi
hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian dengan
indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif. Parameter yang
dapat digunakan dalam pengujian organoleptik adalah rasa, aroma, warna,
bentuk, maupun ada atau tidaknya benda asing.
a. Tepung Terigu
1) Evaluasi
Tepung terigu berasal dari biji gandum, yang mengandung
gluten. Gluten adalah protein yang tidak larut dalam air dan
mempunyai sifat elastis. Tepung terigu yang cocok digunakan untuk
membuat roti tawar adalah jenis tepung terigu yang mempunyai kadar
gluten antara 12% – 13%. Tepung ini diperoleh dari gandum keras
(hard wheat). Tingginya kadar protein menjadikan sifatnya mudah
dicampur, difermentasikan, daya serap airnya tinggi, elastis dan
mudah digiling. Karakteristik ini menjadikan tepung terigu hard
wheat sangat cocok untuk bahan baku roti, mie dan pasta karena
sifatnya elastis dan mudah difermentasikan. Kandungan glutennya
yang tinggi akan membentuk jaringan elastis selama proses
pengadukan. Pada tahap fermentasi gas yang terbentuk oleh ragi akan
tertahan oleh jaringan gluten, hasilnya adonan roti akan mengembang
besar dan empuk teksturnya. Tepung hard flour ini mempunyai sifat-
sifat: mampu menyerap air dalam jumlah yang relative tinggi dan
drajat pengembangan yang tinggi, memerlukan waktu pengadukan
yang lama, memerlukan hanya sedikit ragi (Farida, 2008).
Tepung terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan roti
tawar telur keju. Tepung terigu yang digunakan pada UKM Amanah
Bakery bermerek “Tali Mas” (Gambar 4.11) yang sudah memiliki
library.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
standar SNI. Diproduksi oleh PT. Sriboga Fluor Mill yang dikemas
dalam karung yang dilapisi plastik berukuran 25 kg.
b. Margarin
1) Evaluasi
Menurut SNI 01-3541 tahun 2002, margarin merupakan produk
makanan berbentuk emulsi (w/o), baik semipadat maupun cair.
Margarin dibuat dari lemak makan dan atau minyak makan nabati,
dengan atau tanpa perubahan kimiawi termasuk hidrogenasi,
interestifikasi, dan telah rnelalui proses pemurnian, sebagai bahan
utama serta mengandung air dan bahan tambahan pangan yang
diizinkan. Bila diperlukan, margarin dapat pula mengandung lemak
susu yang kandungannya maksimum 3% dari total lemak.
Margarin yang digunakan pada UKM Amanah Bakery
merupakan margarin bermerek “Palmia Spesial” (Gambar 4.12),
yang sudah memiliki standar SNI. Pemilihan margarin ber-SNI dan
sudah berlabel halal merupakan salah satu cara UKM ini untuk
menjamin mutu produk akhir yang dihasilkan, produk yang
bersertifikat SNI tentu lebih aman daripada margarin curah yang
dijual bebas tanpa merek di pasaran. Hal ini karena, merek ber-SNI
dan berlabel halal tentu telah melalui sproses sertifikasi yang panjang
agar sesuai dengan standar yang telah dikeluarkan oleh Badan
Standarisasi Nasional. Margarin Palmia berkemasan sekunder kardus
karton, dan kemasan primer plastik bening.
d. Gula
1) Evaluasi
Menurut Iriyanti (2012) Gula diperlukan pada pembuatan
patiseri dengan fungsi utama adalah sebagai bahan pemanis, bahan
nutrisi untuk khamir dalam melakukan proses fermentasi, membantu
proses pembentukan krim, membantu dalam pembentukan warna kulit
roti yang baik dan menambahkan nilai gizi pada produk. Gula juga
memberikan efek melunakkan gluten sehingga roti yang dihasilkan
lebih empuk. Proses karamelisasi gula memberikan warna yang baik
pada roti. Gula akan mematangkan dan mengempukan susunan sel.
Bila persentase gula terlalu tinggi dalam adonan maka hasil roti akan
kurang baik, cenderung jatuh di bagian tengahnya. Gula memiliki sifat
higroskopis (kemampuan menahan air), sehingga dapat memperbaiki
daya tahan roti selama penyimpanan.
Gula yang digunakan di UKM Amanah Bakery merupakan jenis
gula kristal putih yang diproduksi oleh PT. Perkebunan Nusantara X
Gula ini dikemas dalam kemasan karung yang berlapis plastik
berukuran 50 kg tiap karungnya (Gambar 4.14). Gula UKM Amanah
Bakery sudah ber-SNI.
library.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id
e. Telur
1) Evaluasi
Menurut Iriyanti (2011), telur merupakan bahan yang biasa
digunakan dalam pembuatan kue terutama cake. Telur bersama tepung
membentuk kerangka atau struktur cake, selain itu telur juga
menyumbangkan kelembaban (mengandung 75% air dan 25% solid)
sehingga cake menjadi empuk, aroma, penambah rasa, peningkatan
gizi, pengembangan atau peningkatan volume serta mempengaruhi
warna dari cake. Telur yang digunakan adalah telur yang segar (pH 7
library.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id
f. Garam
1) Evaluasi
Menurut Koswara (2009), garam adalah bahan utama untuk
mengatur rasa. Garam adalah salah satu bahan pengeras, bila adonan
tidak memakai garam, maka adonan agak basah. Garam memperbaiki
pori-pori roti dan tekstur roti akibat kuatnya adonan, dan secara tidak
langsung berarti membantu pembentukan warna. Fungsi garam
memberikan rasa gurih pada roti, mengontrol waktu fermentasi, dan
menambah keliatan gluten. Garam yang digunakan pada UKM Amanah
Bakery dalam pembuatan roti tawar telur keju bermerek dagang “Refina”
yang telah ber-SNI (Gambar 4.16).
library.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id
g. Air
1) Evaluasi
Menurut Koswara (2009) air merupakan bahan yang berperan
penting dalam pembuatan roti, antara lain gluten terbentuk dengan
adanya air. Air sangat menentukan konsistensi dan karakteristik
reologi adonan, yang sangat menentukan sifat adonan selama proses
dan akhirnya menentukan mutu produk yang dihasilkan. Air juga
berfungsi sebagai pelarut bahan seperti garam, gula, susu dan mineral
sehingga bahan tersebut terdispersi secara merata dalam adonan.
Di UKM Amanah Bakery, air yang digunakan berasal dari
pompa air tanah dan sudah sesuai dengan standar SNI 01-3553 tahun
1994. Air ini tidak berwarna (jernih), memiliki rasa normal, tidak
berbau, serta bersih dari benda asing. Hasil pengamatan air dapat
dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Air
Parameter Standar Aktual
SNI 01-3553-1994
Warna Tidak berwarna, jernih Tidak berwarna, jernih
Rasa Normal Normal, tawar
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Benda asing Tidak ada Tidak ada, bersih
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (1994)
library.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id
2) Konsep CPPB
Air yang digunakan untuk proses produksi harus telah sesuai
standar yang telah ditetapkan, yaitu tidak berwarna (jernih), memiliki
rasa normal (tawar), tidak berbau, serta bersih dari benda asing.
Apabila air berwarna keruh, akan tetapi parameter rasa, bau normal
maka dapat dilakukan pengendapan dalam gentong/ penampungan air
agar kotoran-kotoran dapat mengendap di dasar, namun jika air terlalu
keruh maka menggunkan air dari sumber yang lain. Apabila air
memiliki rasa atau bau yang tidak sesuai standar maka air tidak
digunakan dalam proses produksi. Apabila terdapat benda asing pada
air seperti serangga kecil atau kotoran yang lain maka dapat dilakukan
penyaringan atau filtrasi. Adapun spesifikasi dan pengendalian mutu
air pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu Air
Parameter Batas Kritis Tindakan Tindakan koreksi
pengendalian
Warna Tidak Pengecekan Menggunakan
berwarna, sebelum sumber air yang lain.
jernih penggunaan Penghilangan benda
Rasa Normal asing dengan
Bau Tidak berbau pengendapan dan
Benda asing Tidak ada penyaringan.
h. Ragi
1) Evaluasi
Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan roti
memiliki sifat dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean
dough yeast), memperbaiki sifat osmotolesance (sweet dough yeast),
rapid fermentation kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki
kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam adonan
sangat berguna untuk mengembangkan adonan karena terjadi proses
peragian terhadap gula, memberi aroma (alkohol). Tiga jenis ragi yang
umum digunakan di Indonesia adalah ragi basah (compressed/fresh
yeast), ragi kering aktif (active dry yeast) dan ragi kering instan
library.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id
(instant dry yeast). Bentuk ragi cair jarang digunakan karena umur
simpan rendah dan juga butuh peralatan khusus (Farida, 2008).
Dalam industri bakery, fungsi utama ragi dalam adonan adalah
sebagai berikut: leavening agent (pengembang adonan), ragi
mengkonsumsi gula dan mengubahnya menjadi gas karbondioksida
(CO2), sehingga adonan mengembang. Memproses gluten (protein
pada tepung) sehingga dapat membentuk jaringan yang dapat
menahan gas tersebut (maturating the dough gluten structure).
Menghasilkan flavour (aroma dan rasa) pada roti karena selama
fermentasi ragi juga menghasilkan sejenis etanol yang menghasilkan
aroma khusus.
Pada ukm amanaha bakery ragi yang digunakan merupakan
jenis ragi kering instan (instant dry yeast) yang bermerek dagang
“Mauripan” yang diproduksi oleh PT Jaya Fermex dengan berat 500g
(Gambar 4.17). Ragi ini sudah bersertifikasi halal. Secara
organoleptik, ragi pada UKM Amanah sudah sesuai dengan SNI, hal
ini dapat dilihat pada Tabel 4.15.
2) Konsep CPPB
Ragi kering berbentuk seperti butiran kering kecil-kecil,
dibungkus dalam kemasan timah yang mengandung nitrogen agar
tetap awet. Ragi kering aktif diperkirakan terdiri dari 92% zat padat
dan 8% zat cair. Yeast atau ragi harus selalu dalam kondisi yang baik
agar dapat bekerja secara efisien. Ciri-ciri ragi yang masih baik antara
lain : Apabila diraba terasa dingin. Berwarna krem, butir-butir kecil
dan bersih, berbau sedap seperti buah apel yang masak. Ciri-ciri dari
ragi yang kondisinya kurang baik: berwarna cerah, kering, kalau
diraba agak terasa hangat, berbau tidak enak, beremah. Ciri-ciri ragi
yang sudah rusak: warnanya cokelat gelap (tua), butir-butirnya
lembek, agak sedikit lengket, berbau tidak enak. Tindakan koreksi
yang dilakukan apabila pada saat penerimaan bahan baku sudah dalam
keadaan yang kurang bagus maka dikembalikan ke pemasok, namun
apabila ragi rusak selama penyimpanan, maka dilakukan evaluasi pada
penyimpanan dan ragi tidak digunakan. Adapun spesifikasi dan
pengendalian mutu ragi pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu Ragi
Parameter Batas Kritis Tindakan Tindakan
pengendalian koreksi
Bentuk Butir-butir Memilih ragi ber- Evaluasi
kecil SNI penyimpanan
Warna Krem Memilih ragi yang ragi, tidak
Bau Khas ragi masih tersimpan menggunaka
(seperti buah dengan baik n ragi yang
apel masak) (kemasannya masih berubah
Suhu Terasa dingin baik) mutu.
ditangan
i. IF-100
1) Evaluasi
Softener/conditioner adalah bahan tambahan makanan yang
berfungsi melembutkan dan meghaluskan tekstur roti dan cake. Ada
dua jenis softener/conditioner yaitu untuk cake dan roti.
Berbagai merk softener untuk cake yang biasa ada dipasaran
library.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id
2) Konsep CPPB
Pada saat pembelian bread conditioner perlu dilakukan tindakan
pengendalian berupa pengecekan kualitas if-100 melalui pengujian
organoleptik meliputi parameter warna, bentuk, aroma, ada tidaknya
kotoran serta kondisi kemasan. Dengan pengujian organoleptik
tersebut, dapat dipastikan bahwa if-100 sudah sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan, apabila if-100 tidak sesuai dengan standar maka
akan dikembalikan ke pemasok apabila produk tersebut baru datang,
namun apabila produk tersebut berubah saat penyimpanan maka perlu
dilakukan evalusi pada penyimpanan produk. Adapun spesifikasi dan
pengendalian mutu bread conditioner dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu IF-100
Parameter Batas Kritis Tindakan Tindakan koreksi
pengendalian
Warna Putih Pengecekan Tidak digunakan
Bentuk Butiran kemasan saat ketika mutu
Aroma Normal pembelian. berubah selama
Kotoran Tidak boleh Penyimpanan penyimpanan dan
ada pada tempat melakukan sortasi
yang kering. jika ada kotoran.
j. Kalsium
1) Evaluasi
Ada beberapa pengawet yang kita kenal, yang sering digunakan
dalam produksi usaha ataupun untuk keperluan rumah tangga.
Beberapa yang dijual secara resmi adalah benzoat, potasium sorbet,
sodium propionate, calcium propionate. Fungsi semua bahan pengawet
tersebut sama yaitu memperpanjang daya simpan makanan dan
menghambat tumbuhnya mikroorganisme yang dapat membuat
makanan cepat basi. Berikut ini adalah pengunaan yang tepat untuk
masing-masing jenis makanan: Benzoat biasa digunakan untuk
mengawetkan kue-kue basah, sambal, minuman, atau masakan.
Potasium sorbet biasa digunakan untuk mengawetkan makanan yang
banyak mengandung air seperti buah kalengan. Sodium
library.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
k. Keju
1) Evaluasi
Menurut Murti (2002), keju merupakan gumpalan atau substansi
yang dibentuk karena koagulasi protein susu dari ternak ruminansia.
Proein susu tersebutdigumpalkan oleh rennet, karena dihasilkan oleh
asam laktat tambahan atau asam laktat hasil kerja jasad renik. Keju
mempunyai kadar air tertentu setelah melalui proses pemanasan,
penekanan, pemotongan dan pematangan pada kondisi, waktu dan
kelembaban tertentu. Keju dapat menjadi penambah cita rasa dan nilai
gizi dari roti karena mengandung kasein, lemak, peptida, protein,
mineral dan vitamin.
Pada UKM Amanah Bakery keju yang digunakan merupakan
jenis keju cheddar. Keju ini berasal dari Inggris. Mempunyai rasa
lembut sampai dengan tajam tergantung umur keju. Warnanya mulai
dari kuning pucat sampai oranye. Keju cheddar tua lebih disukai
karena rasanya yang tajam dan warnanya yang menarik. Keju cheddar
muda agak lunak, rasanya lembut serta warnanya pucat. Untuk
penggunaan dalam cake dan cookies, biasanya diparut. Dapat
dicampurkan ke dalam adonan atau sebagai topping. Keju cheddar
yang digunakan memiliki merk dagang “Prochiz” yang sudah
bersertifikasi halal (Gambar 4.20). Hasil pengamatan dapat dilihat
pada Tabel 4.21.
library.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id
Pembentukan masing-masing
seberat 450 g
Pengistirahatan (intermediet
profing), 10 menit pada suhu ruang
Pengemasan
2) Konsep CPPB
Mutu bahan baku yang digunakan akan berpengaruh terhadap
produk akhir yang dihasilkan. Dalam persiapan bahan baku, kebersihan
bahan serta kesesuaian dengan standar mutu merupakan parameter
penting yang harus diperhatikan. Tindakan pengendalian yang dapat
dilakukan adalah dengan pengecekan organoleptik bahan baku sebelum
digunakan. Bahan baku yang tidak sesuai standar, maka dilakukan sortasi
ulang atau apabila perlu dikembalikan ke pemasok. Spesifikasi dan
pengendalian mutu persiapan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu Proses Persiapan Bahan
Baku
Proses Parameter Batas Kritis Tindakan Tindakan
pengendalian koreksi
Persiapan Kebersihan, Tidak ada Pengecekan Sortasi
Bahan standar benda asing secara ulang,
Baku mutu bahan, organoleptik
b. Pengadukan bahan
1) Evaluasi
Pencampuran bertujuan untuk pembentukan adonan atau
development yang ditandai terbentuknya adonan yang lembut, elastis,
ekstensibel dan nampak kering serta tidak lengket. Pencampuran
dianggap selesai bila adonan sudah menjadi kalis yaitu lembut, elastis,
library.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id
dilihat dari hasil adonan yang dihasilkan yaitu menjadi adonan yang
kalis. Pengadukan dilakukan kurang lebih 25 menit. Evaluasi mutu
proses pengadukan bahan dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Evaluasi Mutu Proses Pengadukan Bahan
Proses Parameter proses Pengujian produk
Standar Aktual inline proses
Pengadukan Bahan tercampur Bahan Pengecekan tekstur
bahan rata (homogen) tercampur rata. adonan (kalis
Waktu 20-30 Waktu yang /tidak kalis)
menit, dengan diperlukan
kecepatan 73- kurang lebih 25
216 rpm, suhu menit, dengan
0
adonan 26 C kecepatan
(Wahyudi, 2003) pengaduk 143
rpm
2) Konsep CPPB
Pencampuran adonan bertujuan untuk mendistribusikan
komponen-komponen bahan secara homogen (protein, karbohidrat,
lemak, air) dan untuk membentuk matriks gluten. Pencampuran dianggap
selesai bila adonan sudah menjadi kalis yaitu lembut, elastis, kering, serta
resisten terhadap peregangan (tidak mudah sobek). Cara pengujian
kecukupan pengadukan yang umum dilakukan adalah dengan meregang-
regang segumpal adonan membentuk lembaran tipis. Untuk memperoleh
efek tersebut, pengaduk harus menekan, meregang dan melipat adonan.
Tahap – tahap mixing terdiri dari beberapa tahap yaitu pick up (semua
bahan telah bercampur menjadi satu adonan), clean up (adonan sudah
tidak melekat lagi pada bowl), develop (permukaan adonan mulai terlihat
licin/halus permukaannya dan elastis), final (permukaan adonan licin,
halus dan kering), dan let down (adonan mulai over mix, kelihatan basah,
lengket, lembek dan tidak elastis).
Tindakan pengendalian yang perlu dilakukan yaitu dengan
mengaduk bahan dengan cermat, hingga tercampur rata antara bahan
baku dengan air. Waktu yang digunakan untuk pengadukan juga harus
diperhatikan, karena terlalu lama waktu yang digunakan maka akan
library.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id
c. Fermentasi
1) Evaluasi
Tujuan fermentasi adalah untuk proses pematangan adonan,
sehingga adonan mudah ditangani dan dapat menghasilkan produk
bermutu baik. Selain itu fermentasi berperan dalam pembentukan cita
rasa roti. Hal yang terpenting dalam melakukan fermentasi adalah
membuat kondisi lingkungan suhu dan kelembapan ideal untuk
berkembangnya ragi roti. Baik babon maupun adonan biasanya
difermentasi pada suhu 30 dengan kelembaban 5 80 %.
Fermentasi dapat dilakukan di atas meja dan ditutup dengan plastik agar
permukaannya tidak mengering, dimasukkan dalam ember plastik yang
terlebih dahulu diolesi margarine dan dimasukkan ruang terkontrol. Lama
fermentasi biasanya 15 menit.
Pada UKM Amanah Bakery fermentasi dilakukan diatas meja
(Gambar 4.24) dalam suhu ruang dibiarkan kurang lebih 30 menit
sampai mengembang. Saat pendiaman adonan ditutupi dengan plastik
library.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id
agar permukaan tidak kering dan tidak tertempel oleh debu dan kotoran.
Evaluasi mutu proses fermentasi dapat dilihat pada Tabel 4.27.
2) Konsep CPPB
Menurut Subagjo (2007), proses fermentasi pertama ini dilakukan
selama 30 0 menit suhu 5 29°C supaya adonan mengembang.
Ditambahkan oleh Koswara (2009), jika suhu dan kelembaban udara
diruangan seimbang maka hasil adonan yang diperoleh akan menjadi
seragam. Pada tahapan fermentasi pertama, hal yang terjadi adalah
adonan akan mengembang dikarenakan adanya gas CO2 yang dihasilkan
oleh ragi, sehingga adonan akan mengembang dua kali lebih besar dari
keadaan semula (Mudjajanto, 2008).
Tindakan pengendalian pada proses fermentasi pertama adalah
mengontrol waktu, suhu dan kelembapan (ketiganya harus seimbang).
Tindakan koreksi apabila volume belum mengembang maka dilakukan
library.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id
2) Konsep CPPB
Proses make up dibagi menjadi dua bagian: pembagian dan
pembulatan. Pembagian dengan manual diperlukan penimbangan agar
ukuran produk menjadi seragam. Lakukan dengan cepat dan seakurat
mungkin untuk menghindari fermentasi yang berlebihan. Membagi
adonan dengan alat manual dough devider potongan dapat lebih
homogen dan berat yang seragam. Selain itu, rounding juga berfungsi
untuk mengurangi kelengketan adonan dan mengurangi penggunaan
tepung pada tahap moulding. Potongan adonan hasil pembagian yang
masih kasar permukaanya dengan bentuk belum beraturan selanjutnya
dibulatkan membentuk bulatan yang halus dengan kulit yang relatif tebal.
Proses pembulatan dapat dilakukan dengan tangan dengan gaya tarik
menarik adonan ke arah tengah di bagian bawah. Adapun Spesifikasi dan
pengendalian mutu proses pemebtukan dapat dilihat pada Tabel 4.30.
library.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id
2) Konsep CPPB
Intermediet proofing sebaiknya dilakukan ditempat yang yang
bersih, tertutup sehingga tidak ada debu yang nempel dan kotoran juga
tidak masuk. Intermediet proofing dilakukan selama kurang lebih 15
menit sampai adonan kembali elastis setelah dilakukan pemotongan dan
penimbangan serta setelah dilakukannya pembulatan pada adonan.
Tindakan koreksi yang perlu dilakukan pada peng istirahatan adonan
adalah mengintrol waktu yang digunakan dan mengecek kondisi adonan,
jika adonan tidak kembali elastis dalam waktu yang ditentukan maka
ditambah waktu dan apabila masih belum elastis dan masih pecah-pecah
maka dilakukan pembulatan ulang dan dipisah dari yang lain. Adapun
spesifikasi dan pengendalian mutu proses pengistirahatan dapat dilihat
pada Tabel 4.32.
Tabel 4.32 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu Proses Istirahat
Proses Parameter Batas Tindakan Tindakan
Kritis pengendalian koreksi
Istirahat Adonan Adonan Kontrol waktu Jika adonan
kembali elastis, dan masih pecah-
elastis. tidak memperhati- pecah maka
Waktu pecah- kan kondisi dilakukan
kurang pecah adonan pembulatan
lebih 15 lagi.
menit
library.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id
2) Konsep CPPB
Penggulungan sebaiknya dilakukan ketika adonan melaluinya
ujung depan lempengan tertahan sementara sabuk bagian bawah
mendorong ke depan sehingga lempengan tergulung membentuk silinder.
Lapisan-lapisan tersebut masih longgar ketika meninggalkan
penggulung, selanjutnya silinder adonan tersebut disil dengan ketat,
sehingga pada waktu dipanggang tidak terbuka tetapi mengembang
membentuk potongan roti yang khas. Selain itu udara diantara lapisan
lapisan adonan terperas dan adonan menjadi panjang sesuai dengan
ukuran loyang dalam pembuatan roti tawar. Secara manual dua langkah
library.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id
ini dikerjakan sekaligus yaitu dengan cara menekan tepi gulungan setiap
sepertiga atau seperempat gulungan.
Pada saat peletakkan adonan, sambungan adonan harus berada
pada bagian bawah. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terbukanya
sambungan selama final proofing atau pemanggangan. Hal yang harus
diperhatikan: pada waktu penggunaan loaf pan alumunium sebelumnya
harus diolesi dengan margarin. Bersihkan semua bagian loaf pan dengan
air (pembersihan harus sampai pada sudut-sudut pada loyang). Terutama
bagian dasar loyang yang mengandung lemak dan serpihan-serpihan
kue/roti yang menempel diloyang (pembersihan serpihan roti/kue jangan
menggunakan pisau karena akan merusak loyang). Loaf pan disimpan di
rak dengan posisi terbalik/tengkurap, dan diusahakan setiap hari harus
dibersihkan dengan lap yang tidak berbau dan bersih. Jangan dilempar,
dibanting, dikerok menggunakan benda tajam. Adapun spesifikasi dan
pengendalian mutu proses dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Tabel 4.33 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu Proses Moulding dan
Panning
Proses Parameter Batas Tindakan Tindakan
Kritis pengendalian koreksi
Moulding Adonan Adonan Mengontrol Melakukan
dan tergulung tergulung gulungan, penggulungan
Panning dengan baik. dengan menekan ulang serta
Sambungan baik. sampai melakukan
berada tekanan pengecekan
dibawah sepertiga atau
seperempat
gulungan
g. Final Proofing
1) Evaluasi
Final proofing dilakukan sebelum adonan dimasukkan ke dalam
oven. Final proofing merupakan tahap fermentasi akhir sehingga
terjadi pengembangan adonan yang mencapai volume optimum baik.
Temperatur sekitar 35 – 40 °C dan kelembaban relatif 80 – 85 %.
Dalam fermentasi ini ragi roti menguraikan gula dalam adonan
library.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id
2) Konsep CPPB
Fermentasi akhir sebaiknya dilakukan pada tempat yang tertutup.
Suhu dan kelembapan juga sebaiknya diperhatikan, biasanya suhu yang
digunakan untuk fermentasi akhir berkisar 35 – 40 °C dan
kelembapannya berkisar 80 – 85 %. Tindakan pengendalian yang harus
dilakukan adalah mengontrol suhu dan kelembapan serta waktu yang
digunakan untuk fermentasi akhir. Jika adonan tidak mengembang
sempurna pada waktu yang telah ditetapkan maka dilakukan
perpanjangan waktu sampai satu jam, jika belum mengembang dengan
sempurna lagi maka tetap dilakukan pemanggangan namun dipisahkan.
Adapun spesifikasi dan pengendalian mutu proses final proofing dapat
dilihat pada Tabel 4.36.
Tabel 4.36 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu Proses Final Proofing
Proses Parameter Batas Kritis Tindakan Tindakan
pengendlian koreksi
Final Adonan Volume Mengontrol Perpanjangan
Proofing mengem- mengemban suhu dan waktu yang
bang dengan g sampai kelembapan digunakan.
sempurna, lebih tinggi serta waktu Jika masih
sampai 20% dari loyang yang belum
lebih tinggi yang digunakan. mengembang
dari loyang digunakan dengan
yang sempurna
digunakan, maka
waktu yang dilakukan
digunakan pemanggangan
30-60 menit
pada suhu 35
– 40 °C dan
kelembapan
berkisar 80 –
85 %.
h. Pemanggangan
1) Evaluasi
Menurut Faridah (2008) sebelum melakukan pembakaran atau
pemanggangan, suhu oven harus dipastikan sudah sesuai dengan produk
yang akan dibakar. Suhu dan lamanya pembakaran dipengaruhi oleh
library.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id
oven, loyang, dan produk yang akan di bakar. Hal-hal yang harus
diperhatikan pada proses pembakaran adalah: Volume adonan akan
bertambah pada waktu 5 6 menit pertama di dalam oven. Karamelisasi
dari gula mulai memberi warna pada kulit roti. Suhu pembakaran untuk
roti tawar berkisar 00 2200C sedangkan untuk roti manis dan sejenisnya
berkisar 0 1800C.
Pada UKM Amanah Bakery, jenis oven yang digunakan adalah
auto gas oven dengan sumber energi LPG (Gambar 4.27). Proses
pemanggangan menggunakan suhu atas 150oC dan suhu bawah 240oC
selama 30 menit, proses produksi roti tawar telur keju di UKM Amanah
Bakery telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Evaluasi mutu
proses pemanggangan roti tawar telur keju dapat dilihat pada Tabel 4.37.
2) Konsep CPPB
Selama proses pendinginan pasca pengovenan roti tawar telur keju,
parameter pengendalian mutu pendinginan adalah suhu roti tawar telur
keju. Roti tawar telur keju didinginkan selama satu jam, setelah itu
dilakukan pengecekan terhadap suhu roti tawar telur keju. Apabila suhu
library.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id
roti tawar telur keju telah mencapai suhu standar proses pendinginan
(±320C), maka dilanjutkan proses selanjutnya yaitu pemotongan roti
tawar telur keju dengan alat pemotong roti yang memiliki ketebalan 1,2
cm. Akan tetapi, apabila suhu roti tawar telur keju pasca pendinginan
selama 30 menit belum mencapai suhu standar, maka proses pendinginan
dilanjutkan hingga mendapatkan suhu roti tawar telur keju yang standar,
lalu dikemas. Adapun spesifikasi dan pengendalian mutu proses
pendinginan dapat dilihat pada Tabel 4.40.
Tabel 4.40 Spesifikasi dan Pengendalian Mutu Proses Pendinginan
Proses Parameter Batas Tindakan Tindakan
Kritis pengendalian koreksi
Pendingi- Suhu roti Suhu roti Kontrol lama Menambah
nan (±320C), atau minimal waktu waktu
sama dengan 320C pendinginan pendinginan
suhu ruang dan suhu .
ruangan
Keterangan:
A: Penyimpanan hari pertama
B: Penyimpanan hari kedua
1) Pengujian kadar air
Menurut Singh (2009) kadar air menunjukkan jumlah air yang
terkandung dalam bahan pangan. Dua basis yang digunakan untuk
menunjukkan kandungan air dalam bahan adalah kadar air basis basah
dan kadar air basis kering. Kadar air basis basah adalah jumlah air
yang terdapat dalam suatu massa bahan basah. Sedangkan kadar air
basis kering adalah jumlah air yang terdapat dalam suatu massa bahan
padatan kering. Menurut Broker (1974) metode penentuan kadar air
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode langsung dan metode
tidak langsung. Metode langsung menerapkan metode oven dan
metode destilasi. Pada metode oven, sampel bahan diletakkan ke
dalam oven hingga diperoleh berat konstan pada bahan. Penentuan
kadar air pada metode oven didasarkan pada banyaknya air yang
hilang dari produk. Menurut Legowo (2004), air merupakan
komponen penting dalam bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi "acceptability", kenampakan, kesegaran, tekstur, serta
cita rasa pangan. Kenaikan sedikit kandungan air pada bahan pangan
kering dapat mengakibatkan kerusakan, baik akibat reaksi kimiawi
maupun pertumbuhan mikroba pembusuk.
Dalam pengujian kadar air roti tawar telur keju UKM Amanah
Bakery, dilakukan metode pengujian dengan menggunakan oven.
Sampel yang digunakan adalah sampel roti tawar telur keju
penyimpanan sehari dan dua hari. Penentuan kadar air cara
pengeringan (thermogravitimetri) memiliki prinsip menguapkan air
yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat kontan (selisih penimbangan 0.002
gram) yang berarti semua air sudah teruapkan, pada suhu 100o
105oC (Sudarmadji, 2010). Hasil pengujian kadar air sesuai, dapat
library.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id
disimpulkan bahwa kadar air roti tawar telur keju sesuai standar kadar
air roti tawar menurut SNI 01-3840 tahun 1995. Kadar air sampel roti
tawar telur keju penyimpanan sehari dan dua hari berturut-turut adalah
sebesar 29,8% dan 30,3%. Dimana standar mutu roti tawar sesuai SNI
01-3840 tahun 1995 maksimal harus 40%.
2) Pengujian kadar abu
Kadar abu dapat menunjukkan total mineral dalam suatu bahan
pangan. Menurut Winarno (1995), sebagian besar bahan makanan,
yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri
dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral juga dikenal sebagai zat
organik atau kadar abu. Menurut Sudarmadji (2010), penetuan kadar
abu dapat dilakukan dengan cara langsung dengan mengoksidasi
semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar (500 600o selama
8 jam kemudian menimbang sisa pembakaran yang tertinggal
sebagai abu. Jumlah sampel pada analisis kadar abu adalah sekitar 5
g. Prinsip pengujian kadar abu menurut SNI 01-2891 tahun 1992
adalah pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi air
dan CO2, tetapi bahan organik tidak. Bahan organik yang dimaksud
dalam SNI ini adalah mineral yang terkandung dalam bahan. Hasil
dari pengujian kadar abu sesuai dapat dilihat bahwa kadar abu roti
tawar telur keju sudah sesuai dengan standar SNI 01-2891 tahun 1992.
Hasil penimbangan kadar abu, pada sampel penyimpanan sehari dan
dua hari secara berturut turut adalah sebagai berikut 0,41% dan 0,37%
sedangkan syarat mutu kadar abu SNI roti tawar maksimal adalah 1%.
3) Pengujian kadar lemak
Menurut Ketaren (1986), penentuan kadar minyak atau lemak
suatu bahan dapat dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi
dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena
pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan
kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena
library.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id
tumbuh pada roti. Jika roti sudah ditumbuhi kapang, sebaiknya tidak
dimakan karena ada beberapa kapang yang dapat menghasilkan racun
(mikotoksin), misalnya Aspergillus flavus dan penampakannya sulit
dibedakan secara visual dengan kapang yang tidak menghasilkan
racun.
Menurut Vivianti (2015), kapang adalah sekelompok mikroba
yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki filamen
(miselium). Kapang termasuk mikroba yang penting dalam
mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam industri
makanan, kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan.
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya
yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan
berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai
warna tergantung dari jenis kapang.
Faktor-faktor yang mempercepat kebusukan roti antara lain
kualitas bahan baku, waktu dan suhu pemanggangan yang kurang,
roti dikemas sebelum dingin, dan terjadinya kontaminasi setelah
pemanggangan (pada tahap pendinginan, pengirisan dan
pengemasan). Sumber kontaminasi antara lain udara, peralatan
misalnya mesin pengiris, peralatan pendingin roti, conveyor belts dan
rak, pengemas dan lingkungan penyimpanan seperti suhu, kelembaban
dan lokasi. Penerapan cara pengolahan pangan yang baik pada industri
roti akan mencegah dan mengurangi terjadinya kontaminasi setelah
pemanggangan roti, namun demikian sulit untuk menjamin
lingkungan bebas spora kapang.
Hasil pengujian kapang sampel roti tawar telur keju UKM
Amanah Bakery pada penyimpanan dapat disimpulkan bahwa
kandungan kapang pada roti tawar telur keju sesuai batas standar SNI
01-3840 tahun 2009 tentang roti tawar yaitu 1x104 koloni/g. Hasil
perhitungan kapang pada sampel roti tawar telur keju penyimpanan
library.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id
satu hari dan dua hari secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
3,5x103 koloni/g dan 4,3x103 koloni/g.
b. Konsep CPPB
Berikut (Tabel 4.42) merupakan konsep pengendalian mutu produk
akhir pada produk roti tawar telur keju di UKM Amanah Bakery yang
terdapat pada
Tabel 4.42 Konsep Pengendalian Mutu Produk Akhir Roti Tawar Telur
Keju
Parameter Batas kritis Tindakan Tindakan koreksi
pengendalian
Air Maks 40% Kontrol banyaknya Evaluasi
air yang digunakan persentase bahan
baku
Abu Maks 1% Kontrol bahan baku Penggunaan
bahan baku sesuai
standar
Lemak - Kontrol bahan Evaluasi ulang
berlemak persentase bahan
baku
Kapang Maks 1x104 Kebersihan dan Perbaikan sanitasi
koloni/g sanitasi alat, bahan, alat, bahan, ruang,
ruang, lingkungan lingkungan dan
dan pekerja pekerja
ditingkatkan
Angka Maks 1x106 Kebersihan dan Perbaikan sanitasi
Lempeng Koloni/g sanitasi alat, bahan, alat, bahan, ruang,
Total (ALT) ruang, lingkungan lingkungan dan
dan pekerja pekerja
ditingkatkan
4. Kemasan
a) Evaluasi
Menurut Nurminah (2002), pengertian umum dari kemasan adalah
suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang dikemas dan
dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya
kemasan yang dapat membantu mencegah dan mengurangi kerusakan,
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan
fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan kemasan
library.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id
dengan baik. Pada pelabelan ini informasi berat bersih, tanggal produksi
maupun kadalursa tidak dicantumkan.
2. Konsep CPPB
Pelabelan pada UKM Amanah Bakery belum sesuai dengan konsep
CPPB P-IRT, bahwa kemasan pangan IRT seharusnya diberi label yang
jelas dan informatif untuk memudahkan konsumen dalam memilih,
menangani, menyimpan, mengolah dan mengonsumsi pangan IRT. Label
pangan sekurang-kurangnya memuat :
a) Nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT yang ada di Peraturan
Kepala Badan POM HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 tentang
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.
b) Daftar bahan atau komposisi yang digunakan
c) Berat bersih atau isi bersih
d) Nama dan alamat IRTP
e) Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa
f) Kode produksi
g) Nomor P-IRT
Pada UKM Amanah Bakery seharusnya dalam pelabelan minimal
ditambahkan lagi tanggal produksi, tanggal kadaluarsa dan berat bersih roti
yang dikemas agar informasi tersampaikan dengan jelas pada konsumen dan
konsumen dapat menangani dan menyimpan produk dengan tepat.
K. Pengawasan oleh Penanggung Jawab
1. Evaluasi
Seorang penanggung jawab diperlukan untuk mengawasi seluruh
tahap proses produksi serta pengendaliannya untuk menjamin dihasilkannya
produk pangan yang bermutu dan aman. Pada UKM Amanah Bakery selalu
melakukan pengawasan dalam setiap tahapan proses produksi, mulai dari
penerimaan bahan baku hingga proses akhir pengemasan. Akan tetapi pada
UKM ini tidak ada penanggung jawab khusus hal-hal yang berkaitan dengan
higiene dan sanitasi industri, sehingga beberapa proses sanitasi masih belum
dapat dioptimalkan.
library.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id
2. Konsep CPPB
Pada UKM Amanah Bakery pengawasan oleh penanggung jawab
belum sesuia dengan konsep CPPB P-IRT BPOM RI Nomor
HK.03.1.23.04.12.2206 (2012), karena pada UKM ini tidak ada
penanggung jawab khusus mengenai hal-hal higiene dan sanitasi pangan.
Konsep CPPB yang seharusnya dilakukan adalah, menunjuk salah satu
karyawan atau menambah satu karyawan lagi sebagai penanggung jawab
hal-hal yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi pangan serta proses
produksi pangan yang ditangani. Penanggung jawab minimal harus
mempunyai pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan praktek higiene dan
sanitasi pangan serta proses produksi pangan yang ditanganinya.
Penanggung jawab seharusnya melakukan pengawasan secara rutin yang
mencakup pengawasan bahan, pengawasan proses dan tindakan koreksi
apabila terjadi kekeliruan selama proses produksi berlangsung. Akan lebih
baik pemilik UKM Amanah Bakery lebih menyadari pentingnya proses
higiene dan sanitasi UKM sehingga dapat meningkatkan mutu produk yang
dihasilkan.
L. Penarikan Produk
1. Evaluasi
Penarikan produk pangan adalah tindakan menghentikan peredaran
pangan karena diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit/keracunan
pangan atau karena tidak memenuhi persyaratan/ peraturan perundang-
undangan di bidang pangan. Tujuannya adalah mencegah timbulnya korban
yang lebih banyak karena mengkonsumsi pangan yang membahayakan
kesehatan dan/ atau melindungi masyarakat dari produk pangan yang tidak
memenuhi persyaratan keamanan pangan. Selama ini, UKM Amanah
Bakery belum pernah melakukan penarikan terhadap produk yang telah
dijualnya. Pelanggan belum pernah ada yang komplain terkait kasus
keracunan karena produk yang dihasilkan oleh UKM Amanah Bakery.
2. Konsep CPPB
library.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id
N. Pelatihan Karyawan
1. Evaluasi
Menurut konsep CPPB P-IRT tahun 2012 pimpinan dan karyawan
IRTP harus mempunyai pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip dan
praktik higiene dan sanitasi pangan serta proses pengolahan pangan. Dengan
pengetahuan dasar praktik higiene dan sanitasi produksi pangan, pemilik
dan karyawan mampu mendeteksi resiko yang mungkin terjadi dan bila
perlu mampu memperbaiki penyimpangan yang terjadi serta dapat
memproduksi pangan yang bermutu dan aman. Pemilik harus sudah pernah
mengikuti penyuluhan tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk
Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT). Pemilik tersebut harus
menerapkannya serta mengajarkan pengetahuan dan ketrampilannya kepada
karyawan yang lain. Pada UKM Amanah Bakery pemilik sudah memenuhi
konsep CPPB dengan baik.
2. Konsep CPPB
Pelatihan karyawan yang dilakukan oleh UKM Amanah Bakery sudah
sesuai dengan dengan CPPB P-IRT tahun 2012 tentang pimpinan dan
karyawan IRTP harus mempunyai pengetahuan dasar mengenai prinsip-
prinsip dan praktik higiene dan sanitasi pangan serta proses pengolahan
pangan.