Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individu

Hukum Perlindungan Konsumen


(Achmad Syahid, SH.,MH.Li)

NAMA : YANES PRANATA


NIM : 041267341

UNIVERSITAS TERBUKA
2019
1. Pertanyaan :
Bagaimana upaya konsumen berdasarkan peraturan perundang undangan untuk
mendapatkan kompensasi ganti kerugian terhadap pelaku usaha yang memproduksi
pangan berbahaya?
Jawaban :
Prosedur langkah hukum yang dapat lakukan, kita mengacu pada Pasal 45 UU
Perlindungan Konsumen yang berbunyi:

(1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga
yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau
melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.
(2) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar
pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
(3) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-
undang.
(4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan,
gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut
dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang
bersengketa.

Penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud pada Pasal 45 ayat (2) UU


Perlindungan Konsumen, tidak menutup kemungkinan penyelesaian damai oleh
para pihak yang bersengketa. Pada setiap tahap diusahakan untuk menggunakan
penyelesaian damai oleh kedua belah pihak yang bersengketa.

Yang dimaksud dengan penyelesaian secara damai adalah penyelesaian yang


dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengketa (pelaku usaha dan konsumen)
tanpa melalui pengadilan atau badan penyelesaian sengketa konsumen dan tidak
bertentangan dengan UU Perlindungan Konsumen.

SUMBER : https://gatrik.esdm.go.id//assets/uploads/download_index/files/e39ab-uu-nomor-8-
tahun-1999.pdf
2. Pertanyaan :
Bagaimana cara pembuatan iklan yang tidak merugikan konsumen berdasarkan
Undang-undang?
Jawaban :
(1) Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang :

a. mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga


barang dan/atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan/atau jasa;
b. mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasa;
c. memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan/atau jasa;
d. tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang dan/atau jasa;
e. mengeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa seizin yang berwenang atau
persetujuan yang bersangkutan;
f. melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
periklanan.

(2) Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan yang telah
melanggar ketentuan pada ayat (1).

3. Pertanyaan :
Apa arti penting bagi konsumen adanya pengaturan barang yang beredar di Indonesia
harus mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan dalam bahasa
Indonesia?
Jawaban :
1. Sebagai pemenuhan hak konsumen, khususnya hak untuk mendapatkan informasi.
Ada tiga aspek dalam pemenuhan hak atas informasi ini, yaitu ketersediaan informasi,
informasi tersebut menggunakan bahasa yang dipahami konsumen dan informasi
tersebut ditampilkan dalam media yang dapat dengan mudah diakses oleh konsumen.
2. Untuk meyakinkan bahwa sebelum konsumen membeli dan menggunakan produk
tersebut, konsumen sudah paham dengan benar tentang produk tersebut (product
knowledge), khususnua menyangkut kegunaan / fungsi dari produk tersebut,
spesifikasi produk dan mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dg produk
tersebut, serta mengerti apa harus dilakukan konsumen ketika ada masalah dengan
produk tersebut.
3. Dengan adanya manual berbahasa Indonesia, berarti besar kemungkinan produk
tersebut masuk ke Indonesia secara legal dan produk tersebut dibuat dan diedarkan
untuk pasar Indonesia.
4. Produk tersebut dibuat sudah disesuaikan dengan infrastruktur yang ada di
Indonesia . Sama-sama perangkat telekomunikasi, kadar sisem yang dipakai antar
negara berbeda. Jadi ada kepastian Infrastruktur yang ada di Indonesia aksesible
terhadap produk tersebut.

SUMBER https://dianatrikurnia.wordpress.com/2014/06/09/perlindungan-konsumen/

4. Pernyataan :
Apa inti sari perlindungan konsumen dalam bidang :
Jawaban :
a. Jasa kesehatan : UU.no.8 / 1999 tentang perlindungan konsumen (UUPK)
Mempunyai 2 sasaran pokok,yaitu:
1. Memberdayakan konsumen dalam hubungan dengan pelaku usaha (publik atau
privat) barang dan atau jasa.
2. Mengembangkan sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung jawab.

Hak konsumen kesehatan berdasarkan UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan


konsumen, yaitu :
1. Memilih.
2. Informasi yang benar,jelas dan jujur.
3. Didengar pendapat dan keluhannya..
4. Mendapat advokasi ,pendidikan dan perlindungan konsumen.
5. Dilayani secara benar,jujur,tidak diskriminativ.
6. Memperoleh kompenasi,ganti rugi,dan atau penggantian.
b. Jasa periklanan : UU perlindungan konsumen UU No. 8 /1999 KUHP,UU pers.dsb
di samping itu masalah periklanan juga diatur oleh tata krama cara periklanan
Indonesia.
Dalam asas-asas umum tata krama dan tata cara periklanan Indonesia di
tentukan bahwa;
1. Iklan harus jujur ,bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan hukum
yang berbeda
2. Iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan/ merendahkan martabat
agama,tata susila, budaya,suku,golongan.
3. Iklan harus dijiwai oleh asa-asas persaingan yang sehat.
4.
SUMBER : https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/Perlindungan-Konsumen-Kesehatan1.pdf

Anda mungkin juga menyukai