Panitera : Majelis Hakim akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri
(setelah majelis Hakim memasuki ruang sidang dan duduk di tempatnya hadirin
dipersilahkan duduk kembali).
Hakim ketua : Hari ini tanggal 11 Juni 2019 sidang tata usaha negara antara
Abdullah Ubaid sebagai penggugat berhadapan dengan Walikota Surabaya Fitria
Yunita, SH,MH sebagai tergugat dengan nomor: 213/2019/12/PTUN/Surabaya dibuka
dan terbuka untuk umum (ketuk palu 3x),
panitera, apakah penggugat dan tergugat sudah hadir?
Panitera : Pihak penggugat dan tergugat telah hadir pak Hakim yang mulia
Hakim ketua : Panitera persilahkan mereka masuk untuk dihadapkan kemuka
sidang
Panitera : Baik pak Hakim, para pihak dipersilahkan memasuki ruang sidang
dan menempati tempat yang telah disediakan.
KH P. Dan KH T. : (memasuki ruang sidang dan memberi hormat kepada Hakim
kemudian duduk)
Hakim ketua : Bagaimana pihak tergugat dan penggugat, apakah sidang sudah bisa
kita mulai?
KH P. Dan KH T. : Sudah pak Hakim yang mulia.
Hakim ketua : Pihak tergugat, apakah saudara telah menyiapkan eksepsi atas
gugatan penggugat tersebut?
KH T. 1 : Sudah pak yang mulia, saya sudah menyiapkan eksepsi atas gugatan
penggugat secara tertulis pak Hakim
Hakim ketua : Silahkan saudara bacakan jawaban gugatan tersebut
KH T. 2 : Baik pak Hakim yang mulia, terima kasih (membacakan jawaban
atas gugatan penggugat). Sudah pak Hakim
Hakim ketua : Apakah ada yang ingin saudara sampaikan berkenaan dengan
jawaban gugatan tersebut?
KH P. 1 : Ada yang mulia hakim
Hakim ketua : Silahkan saudara sampaikan hal yang berkenaan dengan jawaban
gugatan tersebut.
KH P. 2 : Bapak Hakim yang mulia, pada dalil gugatan yang kami layangkan, yang
berisikan tentang ketidakpuasan dari klien saya adalah karena surat keputusan tersebut
dianggap tidak sesuai dengan peraturan daerah Kota Surabaya.
Hakim Ketua : Selanjutnya, apakah Hakim anggota ada pertanyaan?
Hakim Anggota 1 : Ada pak Hakim, saya ingin bertanya kepada kuasa hukum
penggugat.
Hakim Ketua : Baiklah, dipersilahkan pak Hakim anggota 1.
Hakim Anggota 1 : Terima kasih yang mulia Hakim, kepada saudara kuasa hukum
penggugat, saudara tadi mengatakan bahwa tergugat terlebih dahulu melakukan
pemberitahuan secara lisan dan tulisan, tetapi dalam pelaksanaannya oleh tergugat
pada penggugat tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bisa saudara
buktikan bahwa pelaksanaannya kepada penggugat tersebut tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
KH P. 1 : Bisa pak Hakim yang terhormat, dibuktikan dengan tidak
adanya surat panggilan terhadap penggugat sebelum
mengeluarkan SK nomor : 13/II/1298/2019 tentang pencabut
izin usaha vape cafe.
Hakim Anggota 1 : Saudara kuasa hukum tergugat apakah ada yang ingin saudara
kemukakan berkenaan dengan argumen dari pihak penggugat?
KH T. 1 : Ada pak Hakim yang mulia, berkenaan dengan argumen tadi
pihak penggugat tersebut tidak benar pak hakim karena pihak
tergugat dalam pencabutan izin usaha vape café tersebut telah
dilaksanakan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Hakim anggota 1 : Bagaimana prosedur yang anda maksudkan?
KH T. : Prosedurnya yaitu dalam pencabutan izin usaha vape cafe
maka harus ada pemberitahuan kepada pihak yang
bersangkutan dan harus ada persetujuan dari instansi yang
terkait, kemudian harus ada alasan-alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan berkaitan dengan pencabutan izin
usaha toko tersebut
Hakim ketua : Bisakah saudara buktikan bahwa pemeriksaan tersebut sudah
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku?
KH T. 2 : Bisa pak Hakim, dalam membuat surat keputusan pencabutan
izin usaha vape café oleh walikota kepada penggugat, tergugat
mengikuti cara yang benar pak Hakim yang mulia, yang
pertama yaitu telah melakukan panggilan lisan, dalam hal ini
tim yang dibentuk oleh Walikota. Yang kedua tergugat telah
melakukan panggilan secara tertulis kepada penggugat dalam
hal ini yang dibentuk oleh Walikota.
Hakim Ketua : Selanjutnya, apakah Hakim ada pertanyaan?
Hakim Anggota II : Ada yang mulia hakim, saya ingin bertanya kepada kuasa
hukum tergugat.
Hakim Ketua : Baiklah dipersilahkan Hakim anggota II.
Hakim anggota II : Terima kasih yang mulia Hakim, baiklah saudara kuasa hukum
tergugat, tolong saudara tunjukkan surat-surat yang berkenaan
dengan penjelasan saudara tadi?
KH T. 1 : (memberikan surat-surat tersebut kepada Hakim suratsurat
tersebut).
Hakim anggota II : Saudara penggugat, apakah benar saudara pernah menerima
surat panggilan yang disebutkan oleh pihak penggugat.
Penggugat : Tidak pernah pak Hakim yang mulia
Hakim ketua : KH P., apakah ada yang perlu saudara kemukakan lagi?
KH P. 1 : Ada pak Hakim yang mulia, bolehkah kami melihat surat
panggilan yang diperlihatkan tadi?
Hakim ketua : Boleh, silahkan maju kepada penggugat dan kuasa hukumnya
dipersilahkan untuk maju.
Penggugat dan KH P. 1&2 : (maju kemuka sidang dan memeriksa surat tersebut,
kemudian kembali ketempat semula)
Hakim ketua : Saudara kuasa hukum tergugat, apakah ada yang ingin
disampaikan?
KH T. 1 : Ada pak Hakim yang mulia
Hakim ketua : Silahkan
KH T. 2 : Bapak Hakim yang mulia, pihak kami telah memberikan surat
peringatan secara tertulis berupa surat keputusan mengenai
usaha vape cafe. Jika surat tersebut tidak sampai ketangan
penggugat, maka itu bukan kesalahan dari pihak kami “cukup
pak Hakim”.
Hakim ketua : Baiklah, kepada pihak penggugat dan tergugat, apakah ada
yang ingin ditambahkan lagi?
KH T. 1 : Tidak pak Hakim, akan tetapi bila diizinkan kami meminta
agar sidang ditunda selama 7 hari, karena kami akan
menghadirkan saksi-saksi pak Hakim yang mulia.
Majelis Hakim : (setelah majelis Hakim berembuk). Panitera, satu minggu
setelah sidang ini dilaksanakan tepatnya tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 19 Juni yang mulia
Hakim ketua : Baiklah permintaan saudara kami terima, atas permintaan
tergugat, maka sidang ditunda dan dilanjutkan 7 hari setelah
sidang ini ditetapkan, tepatnya pada tanggal 19 Juni 2019.
Dengan ini pihak-pihak yang berkepentingan diharapkan
kehadirannya pada sidang berikutnya dan dengan ini
dinyatakan bahwa para pihak telah dipanggil secara patut,
sidang hari ini ditutup (ketuk 3 kali).
Panitera : Majelis Hakim meninggalkan ruang sidang, hadirin di mohon
berdiri
SIDANG KETIGA 19 JUNI 2019
Sidang sengketa Tata Usaha Negara
Nomor : 213/2019/12/PTUN/Surabaya
Antara : Abdullah Ubaid sebagai penggugat berhadapan dengan Walikota Surabaya
Fitria Yunita, SH,MH sebagai tergugat
Panitera : Majelis Hakim akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon
berdiri, hadirin dimohon duduk kembali
Hakim ketua : Hari ini tanggal 19 Juni 2019 sidang Tata Usaha Negara
nomor: 213/2019/12/PTUN/Surabaya Antara Abdullah Ubaid
sebagai penggugat berhadapan dengan Walikota Surabaya
Fitria Yunita, SH,MH sebagai tergugat, dibuka dan terbuka
untuk umum (ketuk 3 kali). Panitera apakah pihak penggugat
dan tergugat telah hadir?
Panitera : Sudah yang mulia
Hakim ketua : Panitera persilahkan mereka untuk dihadapkan kemuka sidang
Panitera : Baik pak Hakim, para pihak dipersilahkan memasuki ruangan
sidang dan menempati tempat yang telah disediakan.
Nomor: 99/SK/IV/2021
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Abdullah Ubaid
Tempat/ tanggal lahir : Surabaya, 22 Februari 2000
Jenis kelamin : Laki- laki
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Bumi Marina Emas, Kec. Sukolilo, Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA/sederajat
Selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA
Dalam hal ini memilih domisili hukum kuasanya, memberikan kuasanya kepada:
M Shohibul Ahzam, S.H, dan M. Zibbat Hidayatul Huda, S.H
Advokat pada kantor advokat dan konsultan hukum Z&S Law Firm, yang berkedudukan di
Jl. Ngagel Jaya Utara No. 17 Surabaya dalam hal ini dapat bertindak secara bersama-sama
atau sendiri- sendiri untuk selanjutnya disebut sebagi PENERIMA KUASA
KHUSUS
Untuk dan atas nama pemberi kuasa, mewakili mendampingi kepentingan hukum pemberi
kuasa sebagai PENGGUGAT, membuat, menandatangani serta mengajukan gugatan
Prihal pencabutan izin usaha ke pengadilan negeri tata usaha kota Surabaya Terhadap R
Muhammad Fitria Yunita disebut sebagai TERGUGAT
Surat kuasa ini diberikan honorarium, hak, menentukan domisili, hak retensi, hak substitusi
berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 1944, Undang- Undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang advokat Indonesia. Demikian surat kuasa ini dibuat dan
berlaku sejak ditanda tangani.
Surabaya, 20 Mei 2019
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa,
Materai
Kepada
Yth. Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Surabaya
Di – Tempat
Perihal : Gugatan
Lampiran : –
Sebagai PENGGUGAT
Demikian surat gugatan ini saya sampaikan, atas perhatian Majelis Hakim saya
ucapkan terima kasih.
SURAT KUASA
Nomor: 70/SK/IV/2021
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fitria Yunita
Tempat/ tanggal lahir : Surabaya, 20 Mei 1990
Jenis kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Bronggalan 2B, Kec Tambaksari, Surabaya
Agama : Islam
Jabatan : Walikota Surabaya
Pendidikan : Srata 2
Selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA
Dalam hal ini memilih domisili hukum kuasanya, memberikan kuasanya kepada:
Andi Rahmi Arditha Taufik, S.H, dan Bahri Nur Setiawan, S.H
Advokat pada kantor advokat dan konsultan hukum Pillar Law Firm, yang berkedudukan di
Jl. Wijaya Kusuma No. 48, Surabaya dalam hal ini dapat bertindak secara bersama-sama
atau sendiri- sendiri untuk selanjutnya disebut sebagai PENERIMA KUASA
KHUSUS
Untuk dan atas nama pemberi kuasa, mewakili mendampingi kepentingan hukum pemberi
kuasa sebagai TERGUGAT, membuat, menandatangani serta mengajukan gugatan ke
pengadilan negeri tata usaha kota Surabaya Terhadap Abdullah Ubaid disebut sebagai
PENGGUGAT
Surat kuasa ini diberikan honorarium, hak, menentukan domisili, hak retensi, hak substitusi
berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 1944, Undang- Undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang advokat Indonesia. Demikian surat kuasa ini dibuat dan
berlaku sejak ditanda tangani.
Surabaya, 12 April
Pemberi Kuasa,
Materai
Penerima Kuasa
Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya
Pemeriksa perkara Nomor. 14/2019/03/PTUN/Surabaya
Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya
di Surabaya
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Tareq Jati Pamungkas, S.H., M.H : Advokat, berkewarganegaraan Indonesia, dan
berkantor pada KANTOR HUKUM Maju Jaya Lawfirm, beralamat di Jl. Sekeloa
Selatan I No. 2, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 28 Juni
2019
Bertindak untuk dan atas nama:
Nama : Yuniva, S.H., M.H.
Alamat : Jl. Karang Empat Besar No. 154
Surabaya Pekerjaan : Walikota Surabaya
Yang selanjutnya akan disebut sebagai TERGUGAT.
Melawan
Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tidak Berwenang Memeriksa, Mengadili dan
Memutus Perkara a quo.
1. Bahwa surat keputusan Nomor : 13/II/1298/2019 Tanggal 20 Maret 2019 tentang
pencabutan izin Usaha Momo Cafe terhadap saudara Satria Nenda Eka Saputra
Yang dikeluarkan oleh Tergugat adalah keputusan Tata Usaha Negara
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009, sebab :
a.Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum tata usaha negara yang berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
b.Atau bahwa Surat Keputusan Nomor : 13/II/1298/2019 Tanggal 20 Maret
2019 Tentang pencabutan izin usaha Momo Cafe sebagaimana ditentukan
oleh Pasal 2 dan/atau Pasal 49 UU PTUN, sehingga sesuai dengan ketentuan
pasal 2 dan/atau Pasal 49 UU PTUN adalah bukan merupakan Keputusan Tata
Usaha Negara yang menjadi objek sengketa.
c.Atau gugatan tersebut diajukan lewat tenggang sebagaimana yang tercantum
dalam pasal 55 UU PTUN, sehingga PTUN tidak berwenang lagi untuk
memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tersebut.
PETITUM
Berdasarkan uraian dan dasar hukum yang Tergugat sampaikan, baik dalam Eksepsi
dan Jawaban, mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memutus :
DALAM EKSEPSI
Apabila Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berpendapat lain, mohon keadilan
yang seadil-adilnya dalam suatu peradilan yang baik (ex aequo et bono).
Hormat kami
Kuasa Hukum TERGUGAT
Mater
Andi Rahmi Arditha Taufik, S.H
ai
10.00
Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya yang memeriksa dan menyelesaikan segketa
Tata Usaha Negara dalam tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan
putusan, dalam perkara
ANTARA
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 28 Maret 2019 untuk selanjutnya disebut
sebagai PENGGUGAT
MELAWAN
• Bahwa penggugat atas nama satria nenda eka saputra adalah direktur café
vape di Surabaya. Dalam menjalankan usahanya, penggugat selaku pemilik
café vape memang tidak menjual minuman beralkohol ditempat umum.
• Penggugat selaku direktur café vape sudah mengantongi izin yang sah
berdasarkan pada perda kota Surabaya nomor 4 tahun 2008 tentang izin
gangguan bagi kegiatan usaha, perusahaan dan industry,
• Penggugat sebagai direktur café vape juga mengantongi izin perda kota
Surabaya pasal 13 nomor 10 tahun 2014 tentang pelarangan pengedaran dan
penjualan minuman beralkohol di tempat umum.
PETITUM
Bahwa berdasarkan hal tersebut maka Penggugat berdasarkan Pasal 53 ayat (1) UU
No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 jo UU No. 51 Tahun 2009 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara mohon kepada Ketua Pengadilan TUN untuk memutus :
1. Mengabulkan gugatan para penggugat untuk seluruhnya
2. Menyatakan batal atau tidak sah : Surat keputusan nomor : 13 /II/ 1298/2019
tentang pencabutan izin usaha vape café pada tanggal 20 maret 2019
3. Memerintahkan para tergugat untuk mencabut : Surat keputusan nomor :
13/II/1298/2019 tentang pencabutan izin usaha vape café pada tanggal 20
maret 2019.
4. Memerintahkan kepada tergugat untuk menerbitkan surat keputusan yang
berisi tentang rehabilitas para penggugat kedalam stats, kedudukan, harkat,
dan martabatnya semula sebagai pemilik café vape
5. Menghukum tergugat untuk membiayai biaya perkara ini
Menimbang , bahwa atas gugatan Penggugat tersebut pihak Tergugat telah
mengajukan jawaban tertulisnya pada tanggal 07 Juni 2015 dengan
mengemukakan alasan-alasan sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI.
Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tidak Berwenang Memeriksa, Mengadili dan
Memutus Perkara a quo.
1. Bahwa surat keputusan Nomor : 13/II/1298/2019 Tanggal 20 Maret 2019 tentang
pencabutan izin Usaha Vape Cafe terhadap saudara Satria Nenda Eka Saputra
Yang dikeluarkan oleh Tergugat adalah keputusan Tata Usaha Negara
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 angka 9 UU No.51 Tahun 2009, sebab:
a. Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi
tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual
dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata.
b. Atau bahwa Surat Keputusan Nomor : 13/II/1298/2019 Tanggal 20
Maret 2019 Tentang pencabutan izin usaha Vape Cafe sebagaimana
ditentukan oleh Pasal 2 dan/atau Pasal 49 UU PTUN, sehingga sesuai
dengan ketentuan pasal 2 dan/atau Pasal 49 UU PTUN adalah bukan
merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek
sengketa.
c. Atau gugatan tersebut diajukan lewat tenggang sebagaimana yang
tercantum dalam pasal 55 UU PTUN, sehingga PTUN tidak
berwenang lagi untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan
sengketa tersebut.
2. Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana diuraikan diatas mohon kepada
Ketua Majelis Hakim dapat memeriksa putusan sebagai berikut:
a. Menerima Eksepsi Tergugat tentang kewenangan absolut.
b. Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tidak
berwenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara
Nomor : 213/2019/12/PTUN/Surabaya yaitu gugatan yang berkaitan
dengan Nomor:13/II/1298/2019.
c. Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima
d. Menghukum Penggugat untuk membayar perkara
DALAM EKSEPSI:
1. Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima 3.
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya
perkara ini.
Bahwa karena hal tersebut diatas Penggugat sangat dirugikan dengan Keputusan
TUN Nomor :13/II/1298/2019 karena berdasarkan Pasal 53 ayat (1) UU No. 5 Tahun
1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 jo UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara tindakan Tergugat sebagai Walikota Pemkot Surabaya dalam
menerbitkan Keputusan TUN Nomor :13/II/1298/2019 bertentangan dengan Undang-
Undang.
Bahwa berdasarkan Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 jo UU
No. 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara gugatan ini Penggugat
ajukan dalam tenggang waktu 90 hari sejak Keputusan TUN Nomor :13 /II/
1298/2019 diterima.
Bahwa berdasarkan hal tersebut maka Penggugat berdasarkan Pasal 53 ayat (1) UU
No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 jo UU No. 51 Tahun 2009 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara mohon kepada Ketua Pengadilan TUN untuk memutus :
1. Mengabulkan gugatan para penggugat untuk seluruhnya
2. Menyatakan batal atau tidak sah : Surat keputusan nomor : 13 /II/ 1298/2019
tentang pencabutan izin usaha vape café pada tanggal 20 maret 2019
3. Memerintahkan para tergugat untuk mencabut : Surat keputusan nomor :
13/II/1298/2019 tentang pencabutan izin usaha vape café pada tanggal 20
maret 2019.
4. Memerinthkan kepada tergugat untuk menerbitkan surat keputusan yang
berisi tentang rehabilitas para penggugat kedalam stats, kedudukan, harkat,
dan martabatnya semula sebagai pemilik café vape
5. Menghukum tergugat untuk membiayai biaya perkara ini
DALAM EKSEPSI:
Menimbang, bahwa gugatan yang diajukan oleh Pihak Penggugat adalah pada
pokoknya seperti terurai diatas;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi yang diajukan pihak Tergugat setelah Majelis
teliti dan telaah dengan seksama maka kami berpendapat bahwasanya eksepsi yang
diajukan tersebut merupakan eksepsi yang seyogyanya diajukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Bahwa kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara adalah mengadili sengketa
tata usaha negara sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU No. 5 Tahun 1986 jo
UU No. 9 Tahun 2004 jo UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata
Usaha
Negara disebutkan bahwa Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu
pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap
sengketa tata usaha negara.
2. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang dimaksud dengan Sengketa Tata
Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara
antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata
usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Bahwa yang dimaksud Keputusan Tata Usaha Negara berdasarkan Pasal 1
angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha
Negara yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku,
yang bersifat konkrit, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata.
4. Bahwa kemudian pada Pasal 2 huruf a UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9
Tahun 2004 jo UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
dijelaskan bahwa yang tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata
Usaha Negara adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan
perbuatan hukum perdata.
5. Bahwa dalam Pasal 77 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun
2004 jo UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
dijelaskan bahwa Eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan dapat
diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak ada eksepsi
tentang kewenangan absolut Pengadilan apabila Hakim mengetahui hal itu,
ia karena jabatannya wajib menyatakan bahwa Pengadilan tidak berwenang
mengadili sengketa yang bersangkutan.
Oleh karena itu, Tergugat mohon kiranya Majelis Hakim berkenan untuk menolak
gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima dan
menyatakan bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tidak berwenang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini
MENGADILI
DALAM EKSEPSI :
Menerima Eksepsi yang diajukan oleh pihak Tergugat
DALAM POKOK PERKARA :
HAKIM ANGGOTA
PANITERA