Disusun Oleh :
Kelompok 7
Anjeli ( 2019.01.015 )
Julina ( 2019.01.017 )
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TARBIYAH
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ustadz Agus Rifki Ridwan Mata
kuliah Tafsir.
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan senang hati kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat meperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
b. Rumusan Masalah..............................................................................1
a. Tujuan Penulisan...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
b.Definisi Tahlili......................................................................................3
d.Penafsiran Tahlili................................................................................11
a.Kesimpulan.........................................................................................17
b.Saran...................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tafsir merupakan hal yang penting pada setiap waktu dan
tempat, Hal itu dikarenakan kebutuhan umat islam kebutuhan umat islam
beragam satu sama lainnya dalam satu daerah, atau masa dahulu dengan masa
dapat mudah dipahami oleh masyarakat muslim dengan realita mereka yang
iv
metode tafsir maudhu‟i.Keempat, metode tafsir muqoron.Pembagian
sehingga para ahli ilmu membagi metode tafsir yang digunakan oleh
oleh para ulama dahulu dan paling luas cakupan bahasannya. Hal itu
penafsiran tahlili.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
v
C. Tujuan Penulisan
vi
BAB II
PEMBAHASAN
Kata metode berasal dari bahasa Latin yaitu berasal dari kata methodos.
Kata methodos itu sendiri berasal dari akar kata metadan hodos. Meta berarti
„menuju, melalui, mengikuti, sesudah‟, sedangkan hodos berarti „jalan, cara, dan
prosedur atau proses untuk mencapai apa yang diinginkan.1 Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, kata metode berarti cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara
menyikap sesuatu yang tertutup3.Ini seperti kata „tafsir‟ yang disebutkan dalam
kata tafsir secara istilah kelimuan adalah ilmu yang membahas tentang al Qur‟an
al Karim dari segi dilalah (petunjuk)nya yang diinginkan oleh Allah sesuai
1
Definition Of Method, Accessed Oktober 2017.
https://www.merriamwebster.com/dictionary/method
2
Definisi kata metode, diakses oktober 2017, https://kbbi.kemdikbud.go.id/ entri/metode
3
Ibnu Faris, Maqa>yis al-Lugah hal 355.
vii
kemampuan manusia.4 Imam al-Zarkasyi mengatakan bahwa ilmu untuk
memahami kitabullah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad saw, untuk
dalamnya. Hal itu akan membutuhkan ilmu bahasa, nahwu (grammer), sharaf,
ushul fiqih, qiraat dan lainnya. Dan membutuhkan juga pengetahuan asbab nuzul,
nasikh dan mansukh.5 Imam Abu Hayyan rhm juga menjelaskan bahwa tafsir
Sedangkan kata tahlili bentuk kata arab „‟ حمcontoh „دة حمLL ‟انعقyang
Adapun definisi tafsir tahlili secara istilah adalah metode yang digunakan
seorang mufasir dalam menyingkap ayat sampai pada kataperkatanya, dan mufasir
melihat petunjuk ayat dari berbagai segi serta menjelaskan keterkaitan kata
dengan kata lainnya dalam satu ayat atau beberapa ayat.Tidak ditemukan definisi
baik makna, pendapat ulama, I‟rab, balaghah, hukum, dan lainnya yang
4
Muhammad Abd al Adzim al-Zarqa>ni, Mana>hil al Urfa>n fi Ilm al Qur‟an (Beirut:
Dar al-Kitab al-Arabi, 1995) hal 2/6.
5
Muhammad Abdullah al-Zarkasyi, Al-Burhan fi „Ulum al-Qur‟an (Kairo: Dar l-Turats,
1984) juz 1/13.
6
Muhammad Yusuf, Abu Hayyan, Al-Bahru al-Muhith (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,
1993) juz 1/121.
7
Muhammad al-Ra>zi, Mukhtar al Shihah, (Kairo: al-Saktah al-Jadid, 1329H) hal 411.
viii
diperhatikan oleh mufasir. Jadi tafsir tahlili dapat kita katakan; bahwa mufassir
meneliti ayat al Qur‟an sesuai dengan tartib dalam mushaf baik pengambilan pada
sejumlah ayat atau satu surat, atau satu mushaf semuanya, kemudian dijelaskan
I‟rabnya, sebab turun ayat, dan hal yang berkaitan dengan hukum atau
hikmahnya.8
ini. Penafsiran Al- Qur’an dengan metode tahlili dapat mengambil beberapa
Pertama, tafsir bil ma’tsur yaitu penafsiran ayat al-Qur’an dengan ayat;
penafsiran ayat dengan Hadith Nabi saw. untuk ayat yang dirasa sulit dipahami
oleh para sahabat; atau penafsiran ayat dengan hasil ijtihad para sahabat; atau
penafsiran ayat dengan hasil ijtihad para tabi’in. Adapun pengertian yang lainnya
tokoh-tokoh besar tabi’in karena mereka pada umumnya menerimanya dari para
sahabat.9
8
Musa‟id al-Tayyar, su‟al an al-tafsir al-tahlili, http://www.attyyar.net/ container.php?
fun=artview&id=335
9
La Ode Ismail Ahmad, Konsep Metode Tahlili Dalam Penafsiran Al-Qur’an Jurnal.
ix
Tafsir bi al ma’tsur juga dikenal dengan tafsir bi al riwayah, artinya
penafsiran akan berjalan terus selama riwayat masih ada, jika riwayat habis, maka
ma’tsur adalah Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Imam Ibn Jarir al-Tabari.
bahasa Arab, asbab al nuzul, nasikh-mansukh dan beberapa hal yang diperlukan
oleh lazimnya seorang penafsir. Tafsir bi al ra’yi (rasional) juga dikenal dengan
tafsir bi al dirayah, artinya penafsiran akan berjalan terus ada atau tidak adanya
riwayat.12 Dalam menyikapi tafsir bi al ra’yi, para ulama ada yang menerima dan
ulama tafsir, maka penafsiran itu bisa diterima. Sebaliknya, jika tidak memenuhi
keislaman yang diwarnai dengan munculnya berbagai disiplin ilmu, aneka warna
metode penafsiran, serta lahirnya para pakar di berbagai bidang keilmuan. Dengan
bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu alQur’an, hadits dan ilmu
hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain, seorang mufassir menggunakan segenap
10
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran…. h. 132
11
Muhammad Husein al-Zahabi dalam Abd.Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir,
( Yogyakarta:Teras), 2005. h. 43.
12
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran .... h. 46.
x
Haqa’iq al-Ta’wil, karangan Mahmud al-Nasafi, dan Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani
Ketiga, tafsir sufi, yaitu penafsiran yang dilakukan para sufi yang pada
dipahami kecuali oleh orang-orang sufi dan yang melatih diri untuk menghayati
ajaran tasawuf. Tafsir shufi disebut juga dengan tafsir Isyari yaitu penafsiran
orang-orang sufi terhadap al-Qur’an yang bermula dari anggapan bahwa riyadhah
(latihan) rohani yang dilakukan seorang sufi bagi dirinya akan menyampaikan ke
hatinya dari limpahan ghaib.13 Di antara kitab tafsir sufi adalah kitab: Tafsir al-
persoalan-persoalan hukum Islam. Corak Tafsir Fikih adalah tafsir yang lebih
cendrung pada tinjauan hukum dari ayat yang di tafsirkan. Tafsir ini banyak di
temukan dalam kitab-kitab fikih yang dikarang oleh imam-imam dari berbagai
mazhab yang berbeda. Tafsir ini muncul seiring dengan kemunculan tafsir bil
ma’tsur. Hal tersebut karena dalam pembinaan masyarakat Islam di Madinah nabi
banyak sekali mendapat pertanyaan dari para sahabat terkait dengan pertanyaan
hukum14. Tafsir fiqhi banyak terdapat dalam sejarah islam terutama setelah
13
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulum al-Qur’an, terj., Madzakir AS, (Lentera
Antar Nusa; Jakarta, 2004), h. 465
14
Rosalinda, Tafsir Tahlili: sebuah …, h. 21
xi
metode fikih adalah Tafsir Ahkam al-Qur’an, karya AlJassah, dan al-Jami’ li
pendekatan logika atau pemikiran filsafat yang bersifat liberal dan radikal. 15
tafsir falsafi adalah kitab Mafatih al-Ghayb karya Fakhr al-Din al-Razi.
Keenam, tafsir ‘ilmi, Tafsir ini mulai muncul akibat dari perkembangan
tafsir ini adalah untuk memperkuat teori-teori ilmiah dan bukan sebaliknya. Di
antara kitab tafsir ‘ilmi adalah kitab al-Islam Yata’adda, karya Wahid al-Din
Khan.
dengan bahasa yang lugas, dengan menekankan tujuan pokok diturunkannya al-
15
Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu …. h. 134.
16
M. Quraish Shihab dkk, Sejarah dan ‘Ulum al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.
h. 183.
17
Rosalinda, Tafsir Tahlili: sebuah …, h. 4
xii
masalah umat islam dan bangsa pada umumnya. 18 Di antara kitab tafsir adabi
ijtima’i adalah Tafsir al-Mannar karya Muhammad ’Abduh dan Rasyid Ridha.
C.Penafsiran Tahlili
18
Muhammad Husain al-Dzahabi dalam Quraish Shihab et.al., Sejarah dan Ulum
alQuran, (Jakarta: Pustaka Firdaus 2001) h. 184.
xiii
xiv
xv