0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
112 tayangan1 halaman
Dokumen menjelaskan tentang sinyal analog dan digital dalam instrumen dan kontrol. Sinyal analog adalah sinyal berkelanjutan dengan nilai yang berubah secara terus menerus, sedangkan sinyal digital hanya memiliki dua nilai, yaitu 0 dan 1. Kedua jenis sinyal ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu input analog, output analog, input digital dan output digital. Dokumen memberikan contoh tentang transmiter temperatur yang mengirimkan sinyal 4-20
Dokumen menjelaskan tentang sinyal analog dan digital dalam instrumen dan kontrol. Sinyal analog adalah sinyal berkelanjutan dengan nilai yang berubah secara terus menerus, sedangkan sinyal digital hanya memiliki dua nilai, yaitu 0 dan 1. Kedua jenis sinyal ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu input analog, output analog, input digital dan output digital. Dokumen memberikan contoh tentang transmiter temperatur yang mengirimkan sinyal 4-20
Dokumen menjelaskan tentang sinyal analog dan digital dalam instrumen dan kontrol. Sinyal analog adalah sinyal berkelanjutan dengan nilai yang berubah secara terus menerus, sedangkan sinyal digital hanya memiliki dua nilai, yaitu 0 dan 1. Kedua jenis sinyal ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu input analog, output analog, input digital dan output digital. Dokumen memberikan contoh tentang transmiter temperatur yang mengirimkan sinyal 4-20
Dalam dunia Instrumentasi dan Kontrol terdapat dua jenis sinyal, yaitu sinyal digital dan analog. Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang mempunyai nilai kontinyu (tidak terputus) dimana besarannya berubah terhadap waktu atau ruang, dan mempunyai semua nilai untuk setiap nilai waktu (dan atau setiap ruang), yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dalam instrumentasi biasanya besarnya sinyal analog adalah 4 – 20 mA, 0 – 20 mA. Sinyal digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaan 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan yaitu 0 dan 1, off dan on (bilangan biner), sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh derau/noise. Dalam instrumentasi biasanya besarnya 0 dan 24 V, 0 dan 5 V. Sinyal Analog dan Digital dibagi menjadi 4 kelompok sinyal, yaitu : AI (Analog Input) AO (Analog Output) DI (Digital Input) DO (Digital Output) Keterangan : # Input adalah sinyal yang masuk ke kontroler (DCS) # Output adalah sinyal yang diberikan/ dikirim oleh kontroler (DCS). Jadi : Analog input : Sinyal 4 – 20 mA yang masuk ke kontroler (DCS) yang biasanya berasal dari Transmiter atau analizer, misalnya dari Transmiter temperatur, flow, level, tekanan atau analizer Oksigen, CO, silika dsbnya. Transmiter atau analizer mengirim sinyal 4–20 mA (Outputnya) adalah merupakan input bagi kontroler (DCS) yang nantinya dapat dipakai sebagai indikasi ataupun set poin untuk alarm maupun interlock dalam suatu sistem. Analog Output : Sinyal 4 – 20 mA yang diberikan / dikirim oleh kontroler (DCS) yang biasanya dikirim ke Kontrol Valve. Digital Input : Sinyal 0 atau 24 V yang masuk ke kontroler (DCS) yang biasanya berasal dari limit switch, speed switch, temperatur swith, presure switch, flow switch, level switch dsnya. Digital Output : Sinyal 0 atau 24 V yang diberikan/ dikirim oleh kontroler (DCS) yang biasanya dikirim ke solenoid valve untuk on/off valve. Anda dapat mendalami Instrumentasi dengan menjabarkan dan memahami alat-alat instrument yang termasuk dalam 4 I/O tersebut, karena itulah dunianya Instrumentasi. Contoh : Temperatur Transmitter, temperatur transmitter akan mengirimkan sinyal 4–20 mA ke kontroler (DCS), mengirim sinyal analog 4 mA saat zero indikasi sampai sinyal analog 20 mA saat full range. Range temperatur tersebut di Kontroler (DCS) harus sama dengan di transmitter agar indikasi yang ditampilkan di Kontroler (DCS) adalah besaran aktual temperatur di lapangan. Kalau range temperatur di Kontroler (DCS) adalah 0 – 100 °C ; maka transmitter juga harus di kalibrasi pada range 0 – 100 °C agar suhu aktual dilapangan yang disensing sensor sebagai 50 °C di kirim oleh transmitter sebagai 12 mA dan nantinya kontroler yang memiliki range temperatur yang sama 0 – 100 °C akan menerima 12 mA ini dan menampilkan sebagai suhu 50 °C. Karena pada range transmitter dan kontroler (DCS) 0 – 200°C; pada suhu 50 °C ini, transmitter akan mengirim sinyal 8 mA dan kontroler (DCS) akan menerima dan menampilkan 8 mA ini sebagai suhu 50 °C, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan. Jadi tidak ada masalah berapa pun range temperature tersebut asalkan range di transmitter dan Kontroler (DCS) sama. Cuma perlu di ingat bahwa pemilihan range tersebut disesuaikan dengan range temperatur prosses yang diukur, misalnya air 0 – 100 °C, LP steam 0 – 300 °C, MP steam 0 – 400 °C, Bed temperatur boiler 0 – 1200 °C.