PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Salah satu tindakan yang paling umum dan sering dilakukan oleh dokter gigi
adalah pencabutan gigi atau dalam istilah kedokteran gigi disebut dengan ekstraksi
gigi. Tindakan pencabutan gigi dilakukan sebagai upaya akhir pada pasien dengan
kondisi gigi yang rusak dan tidak dapat dirawat lagi. Pada proses pencabutan gigi
akan menimbulkan jaringan luka dan kerap terjadi komplikasi, oleh karena itu
pencabutan gigi harus dilakukan dengan teknik yang benar (Sim, 2021;
Mardiyantoro, 2019; Hutagalung, 2018; Wiantari, 2018).
Jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubrum) merupakan salah satu
jenis tanaman herbal yang sering dan mudah ditemui, jahe merah memiliki rimpang
berwarna merah hingga jingga muda dengan rasa yang sangat pedas dan aroma yang
tajam. Komponen-komponen kimia yang ada pada jahe merah memiliki efek
farmakologi berupa antiinflamasi, antioksidan, analgesik, antikarsinogenik,
antibakteri, non-toksik dan non-mutagenik. Pemanfaatan jahe merah ini umumnya
dijadikan sebagai bahan baku obat karena mengandung zat aktif berupa gingerol,
shogaol, triterpenoid, flavonoid dan saponin. Gingerol dan shogaol memiliki
aktvitas antiinflamasi yang mampu mengurangi proses inflamasi dengan cara
menghambat pembentukan prostaglandin. Flavonoid berperan sebagai antioksidan
yang kuat untuk melindungi tubuh dan juga berperan dalam mengaktifkan
makrofag untuk fagositosis. Saponin berfungsi untuk mengaktifkan TGF-β,
naiknya kadar TGF-β akan meningkatkan proliferasi fibroblas, yang nantinya
berpengaruh terhadap jumlah sel fibroblas sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan luka (Munir, 2020; Fransiska, 2020; Huyen, 2020; Suharto, 2019;
Herawati, 2019; Jayanudin, 2019; Rahayu,2018).