Anda di halaman 1dari 3

Nama : Galih Tri Hartadi

Kelas : 1B PeKom

NIM : 2001085065

MK : Literasi Gender

Kekerasan dalam pacaran

Pada saat saya kelas 11 SMA, teman perempuan baik saya yang ber
inisial AG menceritakan keluh kesah nya tentang hubungan pacaran dia
kepada saya. Dia menceritakan bahwa dia telah mendapatkan
perlakuan kekerasan dalam pacaran yaitu kekerasan verbal. Kekerasan
verbal yang dia dapatkan berupa cacian atau hinaan, posesif yang
berlebihan tanpa bukti yang jelas, dan mengekang kehidupan nya.

Teman saya AG mengungkapkan bahwa ia sering menerima cacian dan


hinaan ketika ada perdebatan di antara mereka berdua, contoh cacian
dan hinaan nya adalah berkata kasar menggunakan nama hewan, alat
vital dll. Sebab dari dia berkata kasar adalah kalah dari perdebatan.

Posesif belebihan tanpa bukti yang jelas, setiap dia AG jalan dengan
teman laki-laki nya sering di curigai bahwa AG telah berkhianat terhadap
pacarnya. Karena nya dia pacar dari AG mengekangnya tidak boleh
jalan dengan teman laki-laki nya hingga tukar atau meng ambil alih akun
sosmed nya agar tidak berkhianat.

Aneh nya si AG tidak memutusi hubungan pacaran nya karena dia


menyayangi si pacarnya, dia AG yakin bahwa bisa mengubah sikapnya
yang keras.
AG menceritakan bahwa pacarnya mempunyai latar belakang keluarga
yang buruk. Sedari kecil dia pacarnya AG melihat pertengkaran antara
ibu dan ayah nya dan kedua nya memustuskan hubungan suami istri
yaitu bercerai. Dia pacarnya AG sangat sedih dan kecewa melihat kedua
orangtua nya harus berpisah. Sehingga muncul lah sifat keras dan
posesif yang ada pada diri pacar nya AG.

Bullying

Pada saat saya kelas 10 SMA ada beberapa orang yang suka membully
teman nya. Saya mengambil sample teman sekelas saya yang suka di
bully ber inisial BL. Adapun pelaku bullying yang ber inisial CD, AS, dan
UB. Mereka bertiga adalah pelaku bullying terhadap BL.

Setiap hari BL mendapat perlakuan bullying secara verbal maupun non


verbal. Bullying verbal nya berupa perkataan kasar atau cacian yang
merendahkan diri nya atau lebih ke fisik nya. Usut punya usut BL
mempunyai kekurangan terhadap fisik nya yaitu warna kulit yang hitam
tidak seperti teman-teman nya yang mempunyai warna kulit coklat atau
kekuningan sehingga tiga pelaku bullying itu mencaci kekurangan fisik
nya. BL tidak berani membalas nya dia takut karena perbedaan tubuh
sang pelaku bullying lebih besar daripada BL dan juga sang pelaku
bullying ada tiga orang. BL juga sering dihina karena bodoh tidak seperti
teman lainnya yang mampu menyerap pelajaran dengan mudah. Dan
dia juga kerap sekali di suruh-suruh membeli jajanan di kantin. Saya
pribadi juga tidak dapat membantu karena waktu itu saya belum terlalu
mengenal nya. Maka dari itu saya mencoba untuk mendekati nya dan
mencoba melaporkan perlakuan bullying tersebut ke BK. Setelah
melaporkan perlakuan tersebut tiga pelaku di panggil ke BK untuk
memberikan keterangan nya masalah perlakuan bullying terhadap BL.

Namun mereka tidak jera setelah di panggil BK dan mendapatkan


hukuman berupa membersihkan WC. Mereka tetap melakukan bullying
terhadap BL bahkan mereka melakukan bullying yang parah berupa non
verbal tiga orang pelaku bullying tersebut mengeroyok dan memukul BL
karena dia berani membalas secara kontak fisik dan verbal.
Alhamdulillah nya banyak orang yang melerai pengeroyokan tersebut.
Dan lagi tiga pelaku tersebut dipanggil ke BK. Alhasil CD, AS, dan UB
mendapatkan hukuman berupa skorsing selama satu minggu. CD, AS,
dan UB dimarahi kedua orangtua nya sebab melakukan hal kotor
tersebut. Pada kelas 11 CD, AS, dan UB telah berubah secara signifikan
ketiga nya yang tadi nya suka bullying telah menjadi orang yang baik
dan menerima segala kekurangan dan kelebihan teman nya serta tidak
membedakan fisik atau rasisme. Alhamdulillah pada kelas 11 semua
teman di kelas saya dapat menerima kekurangan dan kelebihan orang di
sekitarnya baik guru maupun siswa. Kedekatan satu sama lain semakin
erat dan peduli ketika ada salah satu teman atau lebih yang
mendapatkan musibah.

Anda mungkin juga menyukai