Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) P-ISSN 1693-2862

Volume 10 No.2 (2022): 75-82 E-ISSN 2776-3080

Pengaruh Larutan Benzalkonium Klorida dalam Air terhadap


Sintasan Anakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Benzalkonium Chloride Solutions on Survival Rate of Oreochromis niloticus

Nurina Ayu1*
1
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama, Purwokerto
Jl. Sultan Agung No. 42, Karangklesem, Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas, Jawa Tengah 53145
email: ipi.unup@gmail.com

(Received: 07 March 2022; Accepted: 28 June 2022)

ABSTRAK

Benzalkonium klorida (BAC) merupakan surfaktan kationik yang memiliki kemanfaatan luas
dan bersifat mudah terikat dengan materi hayati. BAC mampu menyebabkan efek toksik terhadap
organisme perairan seperti ikan Oreochromis niloticus. Sebagai salah satu ikan yang paling banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, pada masa pemeliharaannya, ikan ini juga berisiko terpapar
BAC yang penggunaannya di Indonesia belum diregulasi dengan baik. Karenanya penelitian ini
bertujuan untuk mengobservasi efek toksik BAC di air terhadap ketahanan O. niloticus yang dilihat
dari angka sintasan setelah pemaparan selama 12 jam. Hasil menunjukkan kelangsungan hidup
anakan O. niloticus terpengaruh secara signifikan ketika media hidupnya diberi larutan BAC.
Angka sintasan yang diperoleh adalah 100%, 89%, 11%, 0% dan 0% untuk kelompok ikan yang
secara berurutan terpapar BAC dengan konsentrasi 0 µg/L, 0,05 µg/L, 0,1 µg/L, 0,15 µg/L, dan 0,2
µg/L. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi BAC dalam air berbanding terbalik dengan angka
sintasan anakan O. niloticus.

Kata Kunci: Benzalkonium Klorida, Surfaktan Kationik, Oreochromis niloticus, Angka Sintasan.

ABSTRACT
Benzalkonium chloride (BAC) is a cationic surfactant that has wide benefits and is easily
bound to biological materials. BAC is capable of causing toxic effects on aquatic organisms like
Oreochromis niloticus. As one of the most consumed fish in Indonesia, during the cultured period,
this fish is also at risk of being exposed to BAC which has not been properly regulated in
Indonesia. Therefore, this study aimed to observe the toxic effect of BAC in water on the resistance
of O. niloticus by the survival rate after 12 hours of exposure. The results showed that the survival
of O. niloticus seedlings was significantly affected when the live medium was given BAC solution.
The survival rates obtained were 100%, 89%, 11%, 0% and 0% for groups of fish that were
exposed to BAC with concentrations of 0 µg/L, 0.05 µg/L, 0.1 µg/L, 0.15 µg/L, and 0.2 µg/L
respectively. It can be concluded that the concentration of BAC in water is inversely proportional to
the survival rate of O. niloticus seedlings

Keyword: Benzalkonium Chloride, Cationic Surfactant, Oreochromis niloticus, Survival Rate

1. Pendahuluan dideteksi lebih mudah dibandingkan polutan-


Lingkungan perairan sangat mudah polutan mikro yang tidak bisa langsung
dipengaruhi oleh masukan dari berbagai teramati tanpa observasi dan analisis yang
sumber. Sistem air pada masyarakat modern lebih mendalam. Polutan mikro seperti
membawa banyak polutan masuk ke dalam benzalkonium klorida (BAC) banyak
lingkungan perairan yang pada akhirnya terdeteksi dalam air kelabu (Dwumfour-asare
berdampak terhadap semua organisme yang dan Adantey, 2017).
hidup maupun berasosiasi dengan perairan. Benzalkonium klorida yang telah
Polutan besar yang mudah terlihat dapat dikategorikan sebagai salah satu komponen

75 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)


Benzalkonium Chloride Solution on Survival Rate Ayu

polutan mikro di perairan patut diwaspadai kaitannya dengan pandemi Covid-19, telah
konsentrasinya dalam perairan umum menjadi sangat awam digunakan secara bebas
mengingat komponen ini banyak sekali oleh kalangan masyarakat luas.
terkandung dalam produk-produk biosida Toksisitas surfaktan kation BAC belum
yang beredar di pasaran. BAC tidak dapat banyak dijadikan fokus penelitian di Indonesia
dengan mudah dihilangkan di perairan umum meski daya racunnya telah menjadi
sebab teknologi pengolahan limbah yang kekhawatiran banyak ilmuwan lingkungan
umum digunakan sekarang belum perairan (Barber dan Hartmann, 2021; Chen et
mengembangkan mekanisme mendegradasi al., 2018; Forbes et al., 2018; Ikisa et al.,
surfaktan kation (Huang et al., 2017). 2019; Yu et al., 2020). Hal ini menjadi celah
Kebanyakan surfaktan memiliki kelompok dalam upaya perlindungan lingkungan dan
kepala ionik yang terhubung pada ekor yang organisme. Diketahui bahwa sebelum
bersifat hidrofobik, sementara rantainya terjadinya pandemi Covid-19, residu BAC
adalah rantai hidrokarbon bercabang banyak. banyak terdeteksi pada air-air limbah rumah
Surfaktan kation mengandung paling tidak sakit dan limbah domestik (Barber dan
satu rantai alkil yang terhubung pada atom Hartmann, 2021; Pereira dan Tagkopoulos,
positif dan kelompok alkil lain yang rata-rata 2019; Russo et al., 2017). Saat ini, setelah
berantai pendek yang mudah berubah seperti merebaknya pandemi Covid-19, pemerintah
kelompok metil ataupun benzil. Struktur ini telah mengeluarkan Protokol Kesehatan
memberikan kapasitas untuk berikatan dengan Aktivitas Masyarakat Spesifik, di Tempat
lumpur (sedimen) di saluran pembuangan, Kerja dan Fasilitas Umum Pencegahan
tanah, dan sedimen lainnya yang sebagian Penularan Covid-19 dalam Rangka Pemulihan
besar bemuatan negatif (Gheorghe et al., Ekonomi yang di dalamnya memuat himbauan
2020). Rantai alkil BAC yang mudah berubah kuat pemakaian produk-produk disinfektan
menyebabkan komponen ini mudah berikatan dan antiseptik untuk menghambat daya serang
dengan bahan lain di perairan terutama virus SARS-CoV-2 (Kemenkes, 2021).
dengan materi-materi biosolid. Meski Melengkapi himbauan ini, LIPI bahkan
demikian, ketika biosolid telah terpakai, sisa menerbitkan artikel berisikan daftar
fragmen BAC menjadi komponen bebas di disinfektan dan antiseptik yang bebas beredar
perairan yang menyebabkannya berikatan di pasaran. Dari 18 produk yang dicantumkan,
dengan komponen lain seperti sel-sel 7 di antaranya berbahan aktif BAC (Lembaga
organisme perairan. Ketika ini terjadi, BAC Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2020). Data ini
memberikan dampak toksik bagi organisme membawa asumsi bahwa akan terjadi
(Ndabambi dan Kwon, 2020; Russo et al., peningkatan kandungan BAC di perairan
2017). Saat inilah BAC menjadi polutan di umum yang mengiringi gaya hidup normal
perairan, yaitu ketika keberadaannya baru. Potensi negatif dari tekanan
memberikan dampak negatif bagi kehidupan antropogenik ini seharusnya dijadikan
maupun keseimbangan ekosistem perairan. landasan untuk kontrol lingkungan perairan
Konsentrasi BAC di perairan sulit yang lebih mendalam, sebab sejauh ini data
dideteksi secara pasti (Hora et al., 2020). makro tentang dampak krisis Covid-19 pada
Paling tidak ada dua faktor yang industri air besih nasional belum dapat
menyebabkan hal ini; yang pertama adalah terpetakan (Purwanto, 2020).
terbatasnya data mengenai toksisitas zat ini Organisme lingkungan perairan tentunya
pada organisme perairan di Indonesia, menjadi objek terdampak serius dari potensi
sedangkan yang kedua adalah belum negatif yang timbul. Ikan nila atau
banyaknya informasi mengenai paparan Oreochromis niloticus sebagai salah satu ikan
komponen ini di perairan permukaan. Meski paling populer untuk dibudidayakan di
demikian, diketahui bahwa sumber BAC Indonesia, berisiko tinggi terpapar surfaktan
sangat banyak di daratan sebelum memasuki kation seperti BAC ini jika sumber air telah
perairan, yaitu melalui kegiatan antropogenik terpapar bahan tersebut. Aktivitas manusia
yang melibatkan biosida, khususnya surfaktan yang menimbulkan potensi toksik bagi
kationik. Surfaktan kationik hampir selalu O.niloticus telah banyak dikaji. Salah satunya
didapati di produk-produk disinfektan dan adalah kajian yang melihat pengaruh toksisitas
antiseptik. Produk-produk yang saat ini, dalam limbah cair kelapa sawit terhadap ikan ini.

76 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)


Benzalkonium Chloride Solution on Survival Rate Ayu

Disimpulkan bahwa ikan nila masih bisa bahan kimia C-Kimia dengan asumsi bahan
menoleransi konsentrasi limbah cair kelapa tersebut merupakan bahan yang banyak
sawit di bawah 3 mg/L, sedangkan pada digunakan dalam pembuatan cairan biosida
konsentrasi 35 mg/L ikan nila akan yang beredar di masyarakat.
mengalami mortalitas 100% jika terpapar
limbah tersebut selama 48 jam (Zulfahmi et 2.2. Pelaksanaan Penelitian
al., 2017). Sedangkan untuk limbah Anakan O.niloticus yang diperoleh dari
pewarnaan jeans, 50% ikan nila mampu UPTD BIAT Kutasari ditempatkan dalam bak
bertahan setelah pemaparan 24 jam terhadap aklimatisasi berisi air 50 L sebelum
air limbah berkonsentrasi 50% (Caroline et dipindahkan ke dalam bak perlakuan
al., 2019). Deterjen, salah satu golongan yang bervolume 10 L air. Sebelum digunakan,
cukup dekat kaitannya dengan BAC berbagi seluruh bak yang digunakan dilapisi plastik
fungsi surfaktan, juga diujikan terhadap ikan bagian luar dan dalam, lalu dibersihkan dan
nila. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin disterilkan dengan cara dijemur, kemudian
tinggi konsentrasi deterjen yang diberikan direndam larutan methylene blue selama 1 x
maka semakin tinggi pula tingkat mortalitas 24 jam. Aklimatisasi dilakukan dengan
ikan nila. Pada uji coba ini, pemaparan pada menempatkan calon ikan uji di dalam bak
ikan nila dilakukan selama 96 jam dan selama 7 hari. Selama aklimatisasi, ikan diberi
dikemukakan bahwa salah satu alasan pakan secara adsatiasi.
mengapa angka mortalitas semakin tinggi Penelitian diawali dengan memindahkan
adalah karena menurunnya daya tahan O. ikan uji dari bak aklimatisasi ke bak
niloticus seiring bertambahnya waktu perlakuan. Kepadatan untuk masing-masing
pemaparan (Megawati, 2017). Selain bak perlakuan adalah 10 ekor/bak dan bak
penelitian-penelitian tersebut, belum ada tersebut dilengkapi dengan aerator. Dua puluh
penelitian mengenai respons O.niloticus empat (24) jam setelah pemindahan, masing-
terhadap paparan BAC di Indonesia. Maka masing bak diberi BAC berkonsentrasi 0,05
dari itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk µg/L, 0,1 µg/L, 0,15 µg/L, dan 0,2 µg/L.
mengkaji pengaruh BAC terhadap sintasan Setiap level perlakuan ini diulang sebanyak 9
hidup anakan O.niloticus. Penelitian ini kali pengulangan. Konsentrasi yang
merupakan studi awal pengamatan yang dapat digunakan sebagai penguji dalam penelitian
dijadikan landasan untuk penelitian lebih ini berpatokan pada literatur tentang
lanjut tentang tingkat toksisitas BAC terhadap konsentrasi BAC oleh Barber dan Hartmann.
O. niloticus, maupun tentang efek yang lebih Literatur ini mencantumkan beberapa data
terperinci terhadap ikan ini dilihat dari sisi mengenai konsentrasi BAC di perairan umum
fisiologis dan biokimia. yang ditemukan pada beberapa penelitian
(Barber dan Hartmann, 2021).
2. Metode Penelitian Respons yang diujikan pada penelitian ini
Penelitian ini secara garis besar adalah kelangsungan hidup anakan O.niloticus
dilakukan dalam dua tahapan yaitu tahap setelah media hidupnya dicampur dengan
persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian benzalkonium klorida. Kelangsungan hidup
yang di dalamnya termasuk analisis data. dihitung menggunakan formulasi:
t
2.1. Persiapan Penelitian
Bahan uji pada penelitian ini meliputi air Keterangan:
sebagai media hidup ikan, anakan ikan nila SR : derajat kelangsungan hidup (%)
(O.niloticus) dan larutan benzalkonium Nt : jumlah ikan hidup akhir pengamatan
klorida. Sebelum digunakan, air dideklorinasi (ekor)
terlebih dahulu menggunakan aerator selama N0 : jumlah ikan pada awal pengamatan
24 jam sebelum dimasukkan ke dalam ember (ekor)
penampungan dan bak perlakuan. Ikan uji
diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT)
Kutasari, Purbalingga dengan ukuran antara 3-
6 cm. Benzalkonium klorida dibeli dari toko

77 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)


Benzalkonium Chloride Solution on Survival Rate Ayu

3. Hasil dan Pembahasan Konsentrasi BAC 0,05 µg/L sudah dapat


3.1. Tingkat Sintasan Ikan Nila menyebabkan kematian pada anakan
(O.niloticus) O.niloticus dalam jangka waktu 12 jam hingga
Nilai kelangsungan hidup anakan menurunkan angka kelangsungan hidup
Oreochromis niloticus yang media hidupnya menjadi 89%. Ketika konsentrasi ditingkatkan
diberi BAC setelah pengamatan selama dua menjadi 0,1 µg/L, kelangsungan hidup anakan
belas jam dapat terlihat pada Tabel 1. ikan nila menurun lagi menjadi hanya 11%.
Pada konsentrasi yang lebih besar dari 0,1
Tabel 1. Kelangsungan Hidup Oreochromis µg/l, anakan ikan nila sama sekali tidak
niloticus setelah Diberi Larutan mampu bertahan selama 12 jam. Uji lanjut
BAC selama 12 Jam juga menunjukkan bahwa peningkatan
Sintasan konsentrasi BAC memberikan perbedaan yang
Benzalkonium Klorida (µg/L)
(%) signifikan antara konsentrasi 0 µg/L (kontrol),
0 100 a 0,05 µg/L, dan 0,1 µg/L. Sementara
0,05 89 b kelangsungan hidup anakan O. niloticus yang
terpapar BAC 0,1 µg/L, 0,15 µg/L, dan 0,2
0,1 11 c µg/L tidak menunjukkan perbedaan
0,15 0c signifikan. Bisa diinterpretasikan bahwa BAC
0,2 0c berkonsentrasi 0,1 µg/L memiliki efek
mematikan yang sama dengan konsentrasi
Kelangsungan hidup anakan O. niloticus yang lebih tinggi.
terpengaruh secara signifikan ketika media Pengamatan sintasan anakan O. niloticus
hidupnya diberi larutan BAC. Kelompok dilakukan setiap jam dan hasilnya ditunjukkan
kontrol yang media hidupnya tidak diberi oleh Gambar 1.
BAC menunjukkan sintasan 100%.
110%
100%
90%
80%
Angka sintasan

70%
60% 0 µg/l
50%
40% 0,05
µg/l
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jam Pengamatan
Gambar 1. Angka Sintasan Anakan O. niloticus pada Pengamatan Setiap Jam

Angka sintasan pada perlakuan 0 µg/L drastis baru terjadi pada jam pengamatan
(kontrol) stabil pada level 100% hingga akhir ketiga. Konsentrasi 0,05 µg/L tidak
masa pengamatan yaitu jam ke-12. Setelah menunjukkan penurunan sintasan sebelum dua
diberi perlakuan, mortalitas mulai terlihat jam pengamatan, dan hingga akhir masa
pada jam pertama pengamatan untuk pengamatan perlakuan ini memiliki level
konsentrasi 0,15 µg/L, dan 0,2 µg/L. Sintasan penurunan angka sintasan yang paling landai
pada konsentrasi 0,15 µg/l menunjukkan dibandingkan konsentrasi 0,1 µg/L, 0,15 µg/L,
angka 50% sedangkan pada konsentrasi 0,2 dan 0,2 µg/L. Hal ini menunjukkan bahwa
µg/L angka sintasan menurun drastis hingga waktu juga harus diperhitungkan sebagai
hanya 20%. Konsentrasi 0,1 µg/L juga faktor pemicu respons biologis akibat paparan
menunjukkan penurunan sintasan sejak jam BAC.
pertama pengamatan, namun penurunan

78 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)


Benzalkonium Chloride Solution on Survival Rate Ayu

Kematian anakan O. niloticus yang Tubuh anakan O. niloticus yang mati


terpapar BAC menunjukkan bahwa pada penelitian ini mengalami pendarahan
konsentrasi bahan tersebut dalam perairan yang tampak jelas di area bawah operkulum
berbanding terbalik dengan tingkat dan pangkal sirip dada seperti terlihat pada
sintasannya. Semakin tinggi konsentrasinya, Gambar 2.
semakin rendah sintasan anakan O. niloticus.
BAC yang merupakan xenobiotik bagi
organisme perairan dikategorikan sebagai
salah satu komponen dalam golongan
surfaktan kation yang memiliki efek toksik
besar. Efek BAC yang telah diketahui
terhadap organisme perairan di antaranya
adalah terhambatnya kemampuan luminesens
(Huang et al., 2017), terhambatnya
pertumbuhan (Elersek et al., 2018), kerusakan
sel, perubahan DNA dan kematian (Barber Gambar 2. Ikan yang Mati Akibat
dan Hartmann, 2021), serta perubahan struktur Pemaparan BAC
komunitas mikroba di perairan (Chacón et al.,
2021). Selain efek langsung, BAC juga Perdarahan yang terjadi dapat diakibatkan
menyebabkan terjadinya hambatan oleh rusaknya jaringan insang karena
penyerapan N dan Mg pada selada yang surfaktan kation seperti BAC memasuki tubuh
ditanam secara hidroponik. Komponen ini melalui dua mekanisme, yaitu terserap melalui
menghalangi 50% penyerapan nutrien pada kulit dan insang, serta terbawa ke dalam tubuh
tanaman vaskular serta menyebabkan tanaman melalui jalur pencernaan (Hora et al., 2020).
selada mengalami nekrosis, klorosis dan layu Oleh karenanya, insang menjadi salah satu
(Khan et al., 2018). organ utama yang berisiko tinggi mengalami
Efek nekrosis ditunjukkan bukan hanya kerusakan jika ikan terpapar materi surfaktan.
pada tanaman, namun juga terhadap Kerusakan insang juga berpengaruh pada
organisme perairan. BAC dapat memenetrasi kerusakan organ-organ lain yang berhubungan
membran sel lalu mengganggu interaksi lemak dengan insang terutama organ hati (Yolanda
membran ataupun protein transmembran di et al., 2017).
dalam sel. Gangguan yang disebabkan oleh Pengaruh paparan BAC terhadap
BAC berupa gangguan pada materi fisik dan organisme perairan dipengaruhi oleh beberapa
kimiawi organisme (Chacón et al., 2021; hal yaitu spesies yang diamati, lama paparan,
Chen et al., 2018). Nitrogen bermuatan akan serta konsentrasi dan campuran zat yang
tertahan di permukaan membran dan diujikan. Pada penelitian tentang O. niloticus
menghalangi distribusi muatan lainnya. yang dipelihara dalam produced water, yaitu
Sebagai tambahan, komponen ini memiliki air yang merupakan hasil samping produksi
target intraseluler dan mampu berikatan minyak dan gas, BAC menyebabkan kematian
dengan DNA. Ini terlihat pada sel embrio ikan pada ikan tersebut setelah 96 jam pemaparan
zebra yang terpapar BAC (Christen et al., (Ikisa et al., 2019). Sementara saat BAC
2017). Pada konsentrasi yang lebih tinggi, dikombinasikan dengan obat antikanker, efek
mekanisme toksik BAC menyerupai toksisitasnya terhadap krustasea Ceriodaphnia
mekanisme toksik logam berat yaitu dubia menjadi lebih tinggi dibandingkan saat
menyebabkan tekanan besar bagi proses spesies tersebut dipaparkan pada komponen
metabolisme sel. Penetrasi rantai alkil pada tunggal saja (Russo et al., 2017). Faktor
surfaktan ke dalam membran sel bersifat waktu juga berpengaruh terhadap efek toksik
oksidatif sehingga meningkatkan BAC dan golongan sejenisnya. Respons
permeabilitas ion terhadap sel. Sel mengalami biologis ditunjukkan oleh perubahan GSH
kekurangan cairan akibat peningkatan jumlah pada hati Cyprinus carpio yang dipaparkan
ion yang masuk dan terjadilah nekrosis pada benzethonium klorida (BEC), yaitu
jaringan yang diinisiasi oleh nekrosis sel golongan BAC cair. Respons yang terlihat
(Gheorghe et al., 2020; Yolanda et al., 2017). terkait dengan waktu paparan di mana level
GSH menurun 44% setelah 96 jam (Gheorghe

79 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)


Benzalkonium Chloride Solution on Survival Rate Ayu

et al., 2020). Masih terkait dengan waktu dan pembersih tangan, BAC dilarang untuk
pemaparan, efek antagonis BAC juga dapat digunakan (Pereira dan Tagkopoulos, 2019).
dibalikkan melalui kombinasi oksidasi Peraturan ini disusun dengan
UV/klorin di mana efek penghambatan mempertimbangkan bukan hanya efek
kemampuan luminesens Photobacterium toksiknya terhadap organisme, termasuk
phosphoreum menurun hingga hanya 9% manusia, namun juga efek jangka panjang
setelah BAC didegradasi selama 120 menit terhadap lingkungan (Barber dan Hartmann,
(Huang et al., 2017). Mengacu pada berbagai 2021).
hasil penelitian tersebut, penelitian ini
memberikan gambaran kualitatif yang selaras 4. Kesimpulan dan Saran
tentang efek paparan BAC terhadap Sintasan anakan O.niloticus setelah
organisme perairan, yaitu bahwa organisme media hidupnya diberi BAC mengalami
akan mengalami efek antagonis atas penurunan seiring dengan bertambahnya
pemaparan BAC pada lama pemaparan konsentrasi BAC yang diberikan. Konsentrasi
tertentu. Dalam hal ini, efek yang dialami oleh BAC ≥ , 5 µg/L menimbulkan respons
anakan O. niloticus adalah menurunnya angka mortalitas dalam satu jam pertama pemaparan
sintasan. bagi anakan O.niloticus. BAC bersifat toksik
Uji-uji toksisitas yang banyak dilakukan bagi biota perairan hingga ke level molekuler
merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan menyebabkan perdarahan terutama di area
bukan hanya efek toksik terhadap individu, insang dan jaringan-jaringan lain yang terkait
namun juga menjadi langkah paling mendasar dengan insang.
untuk mengetahui pengaruh toksik suatu Penelitian lanjutan dapat dilakukan dari
substansi terhadap suatu sistem. Selain itu, tiga aspek yang berbeda. Aspek
respons terhadap toksikan dapat diamati dari ekotoksikologi yang lebih mendalam yang
level individu hingga ke level molekuler. meliputi uji akut dan konsentrasi efek sangat
Respons molekuler biasanya mengamati diperlukan untuk pendalaman data. Aspek lain
perubahan biokimiawi dalam individu. yang bisa dieksplorasi adalah pengamatan
Pengamatan ini memakan waktu yang relatif histopatologi terhadap ikan nila yang terpapar
singkat dibandingkan pengamatan perubahan BAC. Aspek yang ketiga adalah aspek
lingkungan. Pengamatan ini juga lingkungan di mana perlu dilakukan observasi
menunjukkan hubungan yang lebih spesifik mendalam tentang kandungan BAC di
antara entitas biologis dengan bahan kimia perairan alami.
tertentu (Berniyanti, 2018). BAC merupakan
bahan kimia yang dikaji sejak tahun 1915 dan Daftar Pustaka
penggunaannya berkembang sangat masif Barber, O. W., Hartmann, E.M. (2021).
hingga sekarang. Awalnya surfaktan ini Benzalkonium chloride: A systematic
digunakan untuk mensterilisasi peralatan review of its environmental entry
medis, kemudian pemanfaatannya meluas through wastewater treatment, potential
sebagai disinfektan peralatan di tempat makan impact, and mitigation strategies.
umum, pengendalian infeksi di markas militer Critical Reviews in Environmental
dan rumah sakit, serta pada akhirnya Science and Technology, 0(0), 1–30.
memasuki industri pengolahan makanan https://doi.org/10.1080/10643389.2021.
sebagai disinfektan mesin-mesin pengolah 1889284
makanan. Pemanfaatan ini masih berlanjut Berniyanti, T. (2018). Biomarker Toksisitas
hingga sekarang dan bahkan menjadi makin Paparan Logam Tingkat Molekuler
intens sejak munculnya pandemi Covid-19 (Pertama). Airlangga University Press.
(Hora et al., 2020). https://books.google.co.id/books?id=_m
Di Eropa, European Comission (EC) dan rIDwAAQBAJ
dewan Uni Eropa telah mengatur penggunaan Caroline, J., Handriyono, R. E., Ximenes, S.
BAC. Dalam peraturan tersebut dinyatakan S., Nilam, M. (2019). Analisis Tingkat
bahwa dalam produk makanan residu BAC Toksisitas Limbah Pewarnaan Jeans
hanya boleh berkisar antara 0,5 mg/kg hingga Menggunakan Ikan Nila (Oreochromis
0,1 mg/kg; sedangkan penggunaan BAC niloticus). Journal of Research and
untuk produk biosida seperti sabun antiseptik Technology, 5(2), 99–105.

80 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)


Benzalkonium Chloride Solution on Survival Rate Ayu

Chacón, L., Arias-andres, M., Mena, F., Gheorghe, S., Mitroi, D. N., Stan, M. S.,
Rivera, L., Hernández, L., Achi, R., Staicu, C. A., Cicirma, M., Lucaciu, I.
Garcia, F., Rojas-Jimenez, K. (2021). E., Nita-lazar, M., Dinischiotu, A.
Short-term exposure to benzalkonium (2020). Evaluation of Sub-Lethal
chloride in bacteria from activated Toxicity of Benzethonium Chloride in
sludge alters the community diversity Cyprinus carpio Liver. Applied
and the antibiotic resistance pro fi le. Sciences, 10, 1–15.
Journal of Water & Health, 19(6), 895– https://doi.org/doi:10.3390/app1023848
906. 5
https://doi.org/10.2166/wh.2021.171 Hora, P., Pati, S.G., Mcnamara, P.J., Arnold,
Chen, M., Zhang, X., Wang, Z., Liu, M., W.A. (2020). Increased Use of
Wang, L., Wu, Z. (2018). Impacts of Quaternary Ammonium Compounds
quaternary ammonium compounds on during the SARS- CoV-2 Pandemic and
membrane bioreactor performance: Beyond : Consideration of
Acute and chronic rsponses of Environmental Implications
microorganisms. Water Research, 134, Department of Civil, Environmental,
153–161. and Geo-Engineering , University of
https://doi.org/10.1016/j.watres.2018.01 Minnesota–Twin. Environmental
.073 Science & Technology Letters, 7, 622–
Christen, V., Faltermann, S., Brun, N. R., 631.
Kunz, P. Y., Fent, K. (2017). https://doi.org/10.1021/acs.estlett.0c004
Cytotoxicity and molecular effects of 37
biocidal disinfectants (quaternary Huang, N., Wang, T., Wang, W., Wu, Q., Li,
ammonia, glutaraldehyde, poly A., Hu, H. (2017). UV/chlorine as an
(hexamethylene biguanide) advanced oxidation process for the
hydrochloride PHMB) and their degradation of benzalkonium chloride:
mixtures in vitro and in zebra fish Synergistic effect, transformation
eleuthero-embryos. Science of the Total products and toxicity evaluation. Water
Environment, 586(1204–1218). Research, 114, 246–253.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2017. https://doi.org/10.1016/j.watres.2017.02
02.114 .015
Dwumfour-asare, B., Adantey, P. (2017). Ikisa, K., Babatunde, B., Hart, A. (2019).
Greywater characterization and Acute Toxicity of Benzalkonium
handling practices among urban Chloride Mixture with Treated
households in Ghana: the case of three Produced Water to Juveniles of
communities in Kumasi Metropolis. A Freshwater Tilapia- Oreochromis
Journal of the International Association niloticus. Journal of Applied Sciences
on Water Pollution Research, 76(3–4), and Environmental Management, 23(6),
4304–4313. 1169–1174.
https://doi.org/10.2166/wst.2017.229 https://doi.org/https://dx.doi.org/10.431
Elersek, T., Zenko, M., Filipic, M. (2018). 4/jasem.v23i6.26
Ecotoxicity of disinfectant Kemenkes. (2021). Protokol Kesehatan
benzalkonium chloride and its mixture Aktivitas Masyarakat Spesifik, di
with antineoplastic drug 5-fluorouracil Tempat Kerja dan Fasilitas Umum
towards alga Pseudokirchneriella Pencegahan Penularan Covid-19
subcapitata.pdf. Peer J. dalam Rangka Pemulihan Ekonomi
https://doi.org/10.7717/peerj.4986 (Program Bali Bangkit).
Forbes, S., Morgan, N., Humphreys, G. J. Khan, A.H., Libby, M., Winnick, D., Palmer,
(2018). Loss of Function in Escherichia J., Sumarah, M., Ray, M. B., Macfie,
coli exposed to Environmentally S.M. (2018). Uptake and phytotoxic
Relevant Concentrations of effect of benzalkonium chlorides in
Benzalkonium Chloride. December, 1– Lepidium sativum and Lactuca sativa.
31. Journal of Environmental Management,
https://doi.org/10.1128/AEM.02417-18 206, 490–497.

81 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)


Benzalkonium Chloride Solution on Survival Rate Ayu

https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2017. The Indonesian Journal of Development


10.077 Planning, 4(2), 207–214.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.111
(2020). Daftar Sementara Bahan Aktif Russo, C., Kundi, M., Lavorgna, M., Parrella,
dan Produk Rumah Tangga untuk A. (2017). Benzalkonium Chloride and
Disinfeksi Virus Corona Penyebab Anticancer Drugs in Binary Mixtures :
COVID-19 | Lembaga Ilmu Reproductive Toxicity and
Pengetahuan Indonesia. Genotoxicity in the Freshwater
http://lipi.go.id/berita/Daftar- Crustacean Ceriodaphnia dubia.
Sementara-Bahan-Aktif-dan-Produk- Archives of Environmental
Rumah-Tangga-untuk-Disinfeksi- Contamination and Toxicology, 74(4),
Virus-Corona-Penyebab-COVID- 546–556.
19/21979 https://doi.org/10.1007/s00244-017-
Megawati, I.A. (2017). Uji Toksisitas 0473-y
Deterjen terhadap Ikan Nila Yolanda, S., Rosmaidar, Nazaruddin,
(Orheochromis niloticus) [Universitas Armasyah, T., Balqis, U., Fahrimal, Y.
Maritim Raja Ali Haji]. In FKIP (2017). Pengaruh Paparan Timbal (Pb)
UMRAH. http://jurnal.umrah.ac.id/wp- Terhadap Histopatologis Insang Ikan
content/uploads/gravity_forms/1- Nila (Oreochromis nilloticus). Jimvet,
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/ 1(4), 736–741.
2015/09/pdf-jurnal-skripsi.pdf Yu, X., Kamali, M., Aken, P. Van, Appels, L.,
Ndabambi, M., Kwon, J.H. (2020). Bruggen, V. Der, Dewil, R. (2020).
Benzalkonium ion sorption to peat and Advanced Oxidation of Benzalkonium
clays: Relative contributions of ion chloride in Aqueous Media Under
exchange and van der Waals Ozone and Ozone/UV Systems
interactions. Chemosphere, 247, Degradation kinetics and toxicity
125924. evaluation. Chemical Engineering
https://doi.org/10.1016/j.chemosphere.2 Journal, 127431.
020.125924 https://doi.org/10.1016/j.cej.2020.1274
Pereira, B. M. P., & Tagkopoulos, I. (2019). 31
Benzalkonium chlorides: Uses, Zulfahmi, I., Muliari, & Mawaddah, I. (2017).
regulatory status, and microbial Toksisitas limbah cair kelapa sawit
resistance. Applied and Environmental terhadap ikan nila (Oreochromis
Microbiology, 85(13), 1–27. niloticus, Linneus 1758) dan ikan
https://doi.org/10.1128/AEM.00377-19 bandeng (Chanos chanos Froskall
Purwanto, E. W. (2020). Pembangunan Akses 1755). Agricola, 7(1), 44–55
Air Bersih Pasca Krisis Covid-19.
Jurnal Perencanaan Pembangunan:

82 Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science)

Anda mungkin juga menyukai