Webinar Harmonisasi Organisasi Profesi Guru
Webinar Harmonisasi Organisasi Profesi Guru
Oleh:
Sumardiansyah Perdana Kusuma
Landasan Historis
● Perserikatan Goeroe Hindia Belanda
Landasan Filosofis ●
(1912)
PGHB => PGI (1933)
- Pedagogi Akademis ● Kongres Guru Indonesia (24-25
November 1945) cikal bakal lahirnya
- Pedagogi Idealistik PGRI
- Progresif (Intelektual ● Organisasi profesi guru bermunculan
pasca reformasi dan terbitnya UU.
Transformative) 14/2005
● Perlu diingat peran organisasi
pendidikan lain seperti Muhammadiyah
(1912), Tamansiswa (1922), Nahdlatul
Ulama (1926), MPK (1930)
“Guru adalah kaum intelektual. Menjadi guru adalah pekerjaan mulia dan terhormat. Guru
harus mampu mengajar, mendidik, menginspirasi, dan menggerakan peserta didik”
Definisi:
Organisasi profesi guru adalah perkumpulan berbadan hukum yang didirikan
dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru
(UU 14/2005 Pasal 1 Ayat 13)
Kewenangan:
Sifat: Menetapkan dan menegakan kode etik
Independen, Guru wajib Memberikan bantuan hukum kepada
menjadi anggota, pemerintah guru
dapat memfasilitasi pembinaan Memberikan perlindungan profesi guru
Melakukan pembinaan dan
dan pengembangan profesi guru
pengembangan profesi guru
(Pasal 41 ayat 2, 3, 5) Memajukan pendidikan nasional (Pasal
42)
Fungsi:
Organisasi profesi guru berfungsi memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir,
wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada
masyarakat
(Pasal 41 ayat 2)
UU 14/2005 Pasal 43 dan 44
“Kecerdasan tidak tinggal ”di otak semata-mata atau hanya menjadi bahan
pembicaraan saja, melainkan juga merupakan hasil yang berbentuk kebendaan
yang berguna bagi manusia”
Secara pribadi, selain sebagai pendiri dan pengelola sekolah, Sjafei adalah
guru yang idealis. Sebagai lulusan guru yang pernah menempuh pendidikan di
Belanda, kalau saja ia mau bekerja di kantor atau sekolah milik pemerintah
Belanda, pastilah ia akan mendapat gaji besar sebagaimana yang pernah
ditawarkan kepadanya, antara 350-700 gulden pada masa itu, namun sejarah
mencatat justru Sjafei lebih memilih mengajar di Desa kecil serta merintis
sekolah untuk membebaskan kaum pribumi dari kebodohan dan ketertindasan
(Mengeja Pemikiran Pendidikan Indonesiasentris Engku Mohammad Sjafei,
2019).
Inklusivitas Organisasi Profesi!
Kemajemukan Indonesia
Sebagai sebuah ciptaan, Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Indonesia adalah negeri lautan dengan taburan pulau-pulau diatasnya. Perpaduan
lautan dan daratan dengan berbagai ragam potensi yang ada didalamnya menjadikan
Indonesia sebagai negara Kepulauan (archipelago) terbesar di dunia. Secara fisik
Kepulauan Indonesia memiliki 1.904.569 km² luas wilayah, 18.108 jumlah pulau,
81.000 km² garis pantai, dan 2,7 juta luas perairan atau 70% dari luas wilayah
Indonesia yang membentang dari 6⁰ 08’ LU - 11⁰ 15’ LS dan 94⁰ 45’ BT – 141⁰ 05’ BT.
Sedangkan secara kebudayaan, Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari
1.331 suku bangsa, 652 bahasa daerah, 6 agama, dan 187 kelompok penghayat
kepercayaan.
Perrenialisme Keindonesiaan
Bagian II
Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Pasifik,
sehingga secara geografis Indonesia menempati lokasi strategis dalam jalur lalu lintas
masyarakat dunia. Sudah sejak lama Indonesia menjadi tempat persinggahan
masyarakat dunia, mereka datang dari berbagai bangsa dengan turut membawa ragam
budaya dari tanah asalnya, lalu ragam budaya asing tersebut bertemu dan berinteraksi
dengan ragam budaya asli Indonesia, sehingga melahirkan berbagai bentuk budaya
baru yang bercampur dalam balutan kearifan lokal, kemudian membentuk “model
Indonesia” dengan “karakteristik Indonesia” dan “citarasa Indonesia”. Selain itu
posisi Indonesia sebagai pusat persemaian dan penyerbukan silang budaya ikut
melahirkan kultur masyarakat yang inklusif, plural, serta mampu mengembangkan
berbagai corak kebudayaan yang lebih banyak dibandingkan dengan kawasan dunia
manapun.
Kemajemukan Indonesia
“Mendarah Daging”