Pengertian PIRT Atau Pangan Industri Rumah Tangga Dan Kedudukannya Dalam UMKM
Pengertian PIRT Atau Pangan Industri Rumah Tangga Dan Kedudukannya Dalam UMKM
UMKM
6
Saifuddin Zuhri. Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam Dalam Rangka
Pengentasan Kemiskinan. Lamongan. Jurnal Manajemen dan Akutansi. Vol.2 No.3. Fakultas Ekonomi.
Universitas Islam Darul , Ulum Lamongan, 2013. Hal 48.
7
Kimbal.R.W. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil : Sebuah Studi kualitatif (Yogyakarta: Penerbit
Depublis. 2015). Hal 27.
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah, bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangandan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008
disebutkan bahwa “ Kriteria usaha mikro yaitu:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan ; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah)”.
Kemudian usaha kecil dalam UU No. 20 tahun 2008 disebutkan bahwa usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM,
yang menyatakan bahwa Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), tidak
termasuk tanah dan bangunan ; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah)8.
Kemudian dalam pasal 6 ayat 3 dikatakan bahwa Kriteria Usaha Menengah adalah
sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
8
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
Jadi dapat disimpulkan bahwa industri rumah tangga atau yang biasa dikenal dengan
home industri ini bisanya digolongkan ke dalam jenis usaha kecil karena jenis kegiatan
ekonomi ini dipusatkan di rumah karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola
keluarga. Proses produksi dilakukan di samping atau di dalam rumah dari pemilik usaha,
mereka tidak mempunyai tempat khusus. Biasanya teknologi yang digunakan sangat
sederhana yang pada umumnya manual. pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi berbasis
dirumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang
berdomisili di tempat tinggal itu dengan mengajak beberapa orang di sekitar sebagai
karyawannya.
Dan kemudian pengertian PIRT itu sediri singkatan dari Pangan Industri Rumah
Tangga, menurut Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga 9
pasal 1
angka 3 menerangkan bahwa: “industri rumah tangga pangan (IRTP) adalah perusahaan
pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan
manual hingga semi otomatis”. Kemudian pada pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa pangan
produksi IRTP adalah pangan olahan hasil produksi IRTP yang diedarkan dalam kemasan
eceran dan berlabel. Menurut situs Portal Informasi Indonesia, PIRT adalah izin jaminan
usaha makanan atau minuman rumahan yang dijual memenuhi standar keamanan atau
minuman rumahan yang dijual memenuhi standar keamanan makanan atau izin edar produksi
pangan olahan yang diproduksi oleh UKM untuk dipasarkan secara lokal. Para pelaku
industri ini sebelum memulai bisnisnya, mereka harus terlebih dahulu mengurus sertifikat
perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) atau Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan
oleh bupati/wali kota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah
memenuhi persyaratan pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran pangan produksi IRTP.
Jadi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) adalah sertifikasi perizinan bagi
industri yang memproduksi makanan dan minuman dengan skala rumahan. Namun produksi
skala rumahan ini tetap menempelkan label pada kemasan produknya, yang pada label ini
terdaftar nomor indikasi bahwa produk makanan terdaftar di Dinas Kesehatan area dimana
makanan di produksi. Ini berarti PIRT adalah tanda bahwa produksi makanan layak untuk
dijual juga merupakan salah satu perizinan yang wajib dimiliki oleh produsen pangan. Izin
PIRT dapat meningkatkan kepercayaan konsumen akan produk yang dikonsumsi. Selain itu,
9
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah
PIRT dibutuhkan apabila para pelaku usaha ini ingin mendistribusikan produk lebih jauh
seperti di toserba, minimarket, supermarket, dan jenis lainnya. Kemudian sertifikasi perijinan
PIRT ini diberikan dalam periode waktu tertentu berdasarkan masa kadaluarsa dari produk
makanan tersebut. Untuk produk pangan yang memiliki masa kadaluarsa lebih dari tujuh hari,
sertifikasi PIRT dapat berlaku selama 5 tahun. Sementara produk pangan yang memiliki masa
kadaluarsa kurang dari tujuh hari, sertifikasi PIRT hanya berlaku selama periode tiga tahun.
Walau memiliki batas masa berlaku, sertifikasi PIRT ini yang dapat diperpanjang setelah
masa berlaku selesai.
Referensi:
Aufa Aulia Kanza dan Sukma Chaedir Umar. 2015. Mutu Gizi dan Keamanan Pangan .
Departemen Biologi Universitas Padjadjaran: Bandung.
Saifuddin Zuhri. 2013. Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam
Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan. Lamongan. Jurnal Manajemen dan Akutansi. Vol.2
No.3. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Darul , Ulum Lamongan.
Kimbal.R.W. 2015. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil : Sebuah Studi kualitatif.
Yogyakarta: Penerbit Depublis. 2015
Peraturan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Link:
https://kbbi.web.id/pangan-2 . diakses tanggal 5 April 2021