Anda di halaman 1dari 5

1) Pengertian PIRT atau Pangan Industri Rumah Tangga dan kedudukannya dalam

UMKM

Sebelum membahas mengenai PIRT. Maka terlebih dahulu mengetahui pengertian


pangan. Pangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI diartikan sebagai makanan
1
. Kemudian Pengertian pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
tahun 2012 tentang pangan, dalam pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pangan adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
perternakan, perairan, dan air baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan
sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan
berupa bumbu masak, bahan-bahan penyedap, dan bahan-bahan lainnya yang berfungsi untuk
pelengkap penyajian makanan, bahan baku pangan, bahan lainnya yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman 2. Sedangkan
menurut Aufa Aulia Kanza dan Sukma Chaedir Umar Pangan dalam tulisannya berjudul
mutu gizi dan keamanan pangan, bahwa pangan adalah bahan-bahan yang di makan sehari-
hari untuk memenuhi kebutuhan energi bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja, dan
pergantian jaringan tubuh yang rusak. Pangan juga dapat diartikan sebagai bahan sumber gizi.
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling asasi atau kebutuhan pokok (basic need)
3
. jadi Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia.
Sedangkan definisi dari industri, menurut KBBI menyatakan bahwa industri ialah
kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan seperti
mesin 4. Selanjutnya definisi rumah tangga menurut KBBI yaitu yang berkenaan dengan
urusan kehidupan dalam rumah, dalam arti luas, rumah tangga tidak hanya terbatas pada
keluarga, bisa berupa rumah tangga perusahaan, rumah tangga negara, dan lain sebagainya.
Istilah rumah tangga bisa juga didefinisikan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan urusan
kehidupan di rumah. Sedangkan istilah berumah tangga secara umum diartikan sebagai
berkeluarga 5. Maka jika digabungkan makna dari home berarti rumah, tempat tinggal,
ataupun kampung halaman. Sedang industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk
barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, home industry (atau biasanya ditulis/dieja
1
https://kbbi.web.id/pangan-2 . diakses pukul 14:35 tanggal 5 April 2021
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
3
Aufa Aulia Kanza dan Sukma Chaedir Umar, Mutu Gizi dan Keamanan Pangan (Departemen Biologi
Universitas Padjadjaran: Bandung, 2015). Hlm.2
4
https://kbbi.web.id/industri . diakses pukul 15:27 tanggal 5 April 2021
5
https://kbbi.web.id/rumah%20tangga . diakses pukul 15:32 tanggal 5 April 2021
dengan “home industri”) atau industri rumah tangga adalah rumah usaha produk barang atau
juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini
dipusatkan di rumah .6
Menurut kimbal pengertian industri rumah tangga disebut pula sebagai suatu kegiatan
keluarga, yaitu sebagai unit-unit konsumtif dan produktif yang terdiri dari paling sedikit dua
anggota rumah tangga yang sama, sama-sama menanggung pekerjaan, makanan dan tempat
berlindung 7. jadi home industry atau industri rumah tangga adalah sistem produksi yang
menghasilkan nilai tambah yang dilakukan di lokasi rumah perorangan, dan bukan di suatu
pabrik. Dari skala usaha, industri rumahan termasuk usaha mikro dan usaha kecil. Umumnya
industri rumahan tergolong sector informal yang berproduksi secara unik, terkait dengan
kearifan local, sumber daya setempat dan mengedepankan buatan tangan. Home industri
biasanya bergerak dalam sekala kecil, dari tenaga kerja yang bukan professional dan modal
yang kecil.
Berbagai badan pemerintah serta berbagai macam instansi menggunakan definisi
industri kecil atau industri rumah tangga yang berbeda-beda. Berbagai macam definisi
industri kecil tersebut antara lain:
1. Menurut kemenrindag (depertemen perindustrian dan perdagangan) tahun 1999,
industri kecil merupakan kegiatan usaha industri yang memiliki investasi sampai Rp.
200.000.000,- tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha.
2. Berdasarkan menteri negara koperasi & pengusaha kecil menengah, yang dimaksud
dengan usaha kecil atau industri rumah tangga adalah usaha yang asetnya (tidak
termasuk tanah dan bangunan), bernilai ≤ rp.200 juta atau omzet tahunan ≤ rp.1 milyar.
3. Menurut biro pusat statistik tahun 2003, mendefinisikan industri kecil adalah usaha
rumah tangga yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang belum
jadi atau setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan
jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan yang paling banyak 19 orang termasuk
pengusaha.
4. Menurut Keputusan Presiden Ri No. 99 tahun 1998 pengertian usaha kecil adalah:
“kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara

6
Saifuddin Zuhri. Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam Dalam Rangka
Pengentasan Kemiskinan. Lamongan. Jurnal Manajemen dan Akutansi. Vol.2 No.3. Fakultas Ekonomi.
Universitas Islam Darul , Ulum Lamongan, 2013. Hal 48.
7
Kimbal.R.W. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil : Sebuah Studi kualitatif (Yogyakarta: Penerbit
Depublis. 2015). Hal 27.
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah, bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangandan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008
disebutkan bahwa “ Kriteria usaha mikro yaitu:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan ; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah)”.
Kemudian usaha kecil dalam UU No. 20 tahun 2008 disebutkan bahwa usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM,
yang menyatakan bahwa Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), tidak
termasuk tanah dan bangunan ; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah)8.
Kemudian dalam pasal 6 ayat 3 dikatakan bahwa Kriteria Usaha Menengah adalah
sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).

8
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
Jadi dapat disimpulkan bahwa industri rumah tangga atau yang biasa dikenal dengan
home industri ini bisanya digolongkan ke dalam jenis usaha kecil karena jenis kegiatan
ekonomi ini dipusatkan di rumah karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola
keluarga. Proses produksi dilakukan di samping atau di dalam rumah dari pemilik usaha,
mereka tidak mempunyai tempat khusus. Biasanya teknologi yang digunakan sangat
sederhana yang pada umumnya manual. pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi berbasis
dirumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang
berdomisili di tempat tinggal itu dengan mengajak beberapa orang di sekitar sebagai
karyawannya.
Dan kemudian pengertian PIRT itu sediri singkatan dari Pangan Industri Rumah
Tangga, menurut Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga 9
pasal 1
angka 3 menerangkan bahwa: “industri rumah tangga pangan (IRTP) adalah perusahaan
pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan
manual hingga semi otomatis”. Kemudian pada pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa pangan
produksi IRTP adalah pangan olahan hasil produksi IRTP yang diedarkan dalam kemasan
eceran dan berlabel. Menurut situs Portal Informasi Indonesia, PIRT adalah izin jaminan
usaha makanan atau minuman rumahan yang dijual memenuhi standar keamanan atau
minuman rumahan yang dijual memenuhi standar keamanan makanan atau izin edar produksi
pangan olahan yang diproduksi oleh UKM untuk dipasarkan secara lokal. Para pelaku
industri ini sebelum memulai bisnisnya, mereka harus terlebih dahulu mengurus sertifikat
perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) atau Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan
oleh bupati/wali kota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah
memenuhi persyaratan pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran pangan produksi IRTP.
Jadi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) adalah sertifikasi perizinan bagi
industri yang memproduksi makanan dan minuman dengan skala rumahan. Namun produksi
skala rumahan ini tetap menempelkan label pada kemasan produknya, yang pada label ini
terdaftar nomor indikasi bahwa produk makanan terdaftar di Dinas Kesehatan area dimana
makanan di produksi. Ini berarti PIRT adalah tanda bahwa produksi makanan layak untuk
dijual juga merupakan salah satu perizinan yang wajib dimiliki oleh produsen pangan. Izin
PIRT dapat meningkatkan kepercayaan konsumen akan produk yang dikonsumsi. Selain itu,

9
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah
PIRT dibutuhkan apabila para pelaku usaha ini ingin mendistribusikan produk lebih jauh
seperti di toserba, minimarket, supermarket, dan jenis lainnya. Kemudian sertifikasi perijinan
PIRT ini diberikan dalam periode waktu tertentu berdasarkan masa kadaluarsa dari produk
makanan tersebut. Untuk produk pangan yang memiliki masa kadaluarsa lebih dari tujuh hari,
sertifikasi PIRT dapat berlaku selama 5 tahun. Sementara produk pangan yang memiliki masa
kadaluarsa kurang dari tujuh hari, sertifikasi PIRT hanya berlaku selama periode tiga tahun.
Walau memiliki batas masa berlaku, sertifikasi PIRT ini yang dapat diperpanjang setelah
masa berlaku selesai.

Referensi:
Aufa Aulia Kanza dan Sukma Chaedir Umar. 2015. Mutu Gizi dan Keamanan Pangan .
Departemen Biologi Universitas Padjadjaran: Bandung.

Saifuddin Zuhri. 2013. Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam
Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan. Lamongan. Jurnal Manajemen dan Akutansi. Vol.2
No.3. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Darul , Ulum Lamongan.

Kimbal.R.W. 2015. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil : Sebuah Studi kualitatif.
Yogyakarta: Penerbit Depublis. 2015

Peraturan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Link:
https://kbbi.web.id/pangan-2 . diakses tanggal 5 April 2021

https://kbbi.web.id/industri . diakses tanggal 5 April 2021

https://kbbi.web.id/rumah%20tangga . diakses tanggal 5 April 2021

Anda mungkin juga menyukai