Anda di halaman 1dari 2

BAB II Kajian Pustaka

A. Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha kecil dan menengah memiliki berbagai macam perpektif atau pemahaman baik itu di
masyarakat umum atau di lingkungan pendidikan, dibawah ini adalah pengertian tentang UKM
menurut para ahli dan Undang-Undang yang ada.Banyak istilah yang muncul dalam hubungannya
dengan usaha kecil dan menengah. Ada yang menyebutnya dengan istilah gelombang ekonomi
lemah (GEL) atau pengusaha ekonomi lemah (pegel) dan lain sebagainya

a. Menurut Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Usaha Kecil Menengah adalah suatu kegiatan masyarakat yang mengacu pada jenis usaha
masyarakat yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 200.000.000 yang di
dalamnya tidak termasuk tanah dan bangunan tempat berdirinya usaha dan kepemilikan
usahanya dimiliki oleh pribadi atau sendiri.

b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja sebanyak 5 sampai 19 orang, sedangkan 17 Pratomo,T dan Soejodono, A.
Ekonomi Sekala Kecil/Menengah dan Koprasi. ( Jakarta ,Ghalia .2004) , h. 3921 untuk usaha
menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja sebanyak 20 sampai 99
orang.

c. Menurut keputusan mentri keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994.

Badan usaha yang telah melakukan kegiatan/ usaha yang mempunyai penjualan/omset per
tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp. 600.000.000
(di luar tanah dan bangunan yang ditempati).

d. Menururt Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro kecil


dan menengah (UMKM):
1) Usaha Mikro adalah usaha mikro yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana yang diatur dalam undang-
undang.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi yang produktif dan dimiliki oleh orang perorangan serta
bukan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

3) Usaha Menengah adalah usaha yang dijalankan oleh orang pribadi atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau omset tahunan sesuai dengan yang diatur dalam
undang-undang 22

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa usaha kecil
menengah adalah usaha yang dapat menghasilkan omzet pertahun setinggi-tingginya Rp.
200.000.000- Rp. 600.000.000 dan tidak termasuk tanah dan bangunan serta memiliki pekerja 5
sampai 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang omsetnya paling
banyak Rp. 200.000.000 – Rp. 1.000.000.000 pertahun dan tidak termasuk tanah dan bangunan.

B. Kulit Jeruk

Kulit jeruk sudah banyak yang meneliti. Banyak sumber yang menyatakan bahwa kulit jeruk
mengandung kandungan yang bisa bermanfaat bagi manusia. Telah dijelaskan dalam jurnal
penelitian yang berjudul “POTENSI LIMBAH KULIT JERUK LOKAL SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL”
yaitu Kulit jeruk lokal memiliki kandungan total fenol yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan
dnegan varietas jeruk lain dari berbagai negara. Nilai total fenol bervariasi tergantung dari varietas,
jenis pelarut, dan lama ekstraksi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kulit jeruk lokal
Indonesia juga merupakan sumber antioksidan yang baik. Kandungan antioksidan ini juga bervariasi
antar-varietas. Kondisi ekstraksi yang optimal untuk masing-masing varietas kulit jeruk perlu menjadi
pertimbangan sehingga senyawa firokimia kulit jeruk juga dapat terekstrak secara optimal. Senyawa
fitokimia yang terdapat pada kulit jeruk lokal Indonesia menunjukkan berbagai sifat biologis yang
bermanfaat bagi manusia, sehingga limbah kulit jeruk lokal Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pangan fungsional.

Penelitian lain juga menyatakan dalam review artikel Aktivitas Kulit Jeruk dalam Bidang Farmasi
bahwa Berdasarkan kajian literatur diketahui bahwa kandungan senyawa metabolit sekunder kulit
jeruk manis yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, glikosida, steroid, karbohidrat, pektin, senyawa fenolik,
kumarin, glikosida, saponin, dan terpenoid. Diketahui aktivitas farmakologis pada kulit jeruk manis
yaitu sebagai antibakteri (senyawa 1,8-cineole, d-limonene, 5-C-glycosyl flavones: lucenin-2, vicenin-
2, stellarin-2, lucenin-2-41- methyl ether and scoparin; one 3-hydroxy-3-methylglutaryl glycolsyl,
flavonol: 3-hydroxy-3-methyl-glutaryl glycosyl quercetin), antijamur (senyawa limonene, ?-pinene, ?-
pinene, dan ?-myrcere), antioksidan (senyawa neohesperidin, hesperidin, 5-C-glycosyl flavornes:
lucenin-2,vicenin-2, stellarin-2, lucenin-2-41- methyl ether and scoparin; one 3-hydroxy-3
methylglutaryl glycosylflavonol: 3-hydroxy-3-methylglutaryl glycosyl quercetin; and one flavone O-
glycosides: chrysoeriol7-O-neoesperidoside dan komponen fenolik yaitu polymethoxylated flavones,
O-glycosylated flavones, C-glycosylated flavones, O-glycosylated flavonols, O-glycosylated flavanones
(glycosylated flavonones), insektisda (senyawa flavonoid, d-limonene, limonoid, saponin, dan tanin),
tabir surya (senyawa antranilat dan hesperidin), peluruh steroform (senyawa limonene),
antidiabetes (senyawa flavonoid), antikolesterol (senyawa flavonoid dan pektin) dan penyembuh
luka (senyawa hesperidine, PMF, limonene, vitamin A, vitamin C , dan vitamin E). Serta bentuk
sediaan yang telah dibuat dari kulit jeruk manis yaitu berupa masker peel-off sebagai antibakteri,
masker gel sebagai antioksidan, tablet hisap sebagai vitamin C, sabun mandi cair sebagai
antioksidan, serta gel untuk penyembuhan luka.

Anda mungkin juga menyukai