Anda di halaman 1dari 98

2020

MODUL
PERANCANGAN SIM

FAKULTAS DAKWAH IAIN SALATIGA


AGUNG SUPRAPTO, M.ENG
MODUL
PERANCANGAN SIM

AGUNG SUPRAPTO, M.ENG


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobilalamiin
Modul perkuliahan Perangancan Sistem Informasi Manajemen dapat
diselesaikan dan diterbitkan. Modul ini disusun untuk membantu para
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan pada program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Materi dalam modul in disusun untuk mempermudah mahasiswa dalam
melengkapi sebagian perkuliahan Perangancan Sistem Informasi Manajemen
yang dilakukan di laboratorium. Sebagaimana sifatnya untuk memandu dan
mendampingi mahasiswa, modul ini dikemas dalam bentuk yang sederhana,
praktis dan bisa langsung dipraktekkan. Penguasaan materi diarahkan pada
kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa yaitu dalam merancang Sistem
Informasi Manajemen.
Semoga dengan disusunnya modul ini dapat meningkatkan pemahaman dan
membantu keterampilan mahasiswa dalam mempelajari Perangcangan Sistem
Informasi Manajemen
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan masukan
dalam penyelesaian modul ini diucapkan banyak terimakasih. Semoga
kebaikannya mendapat balasan dari Allah SWT.
Penyusun

Agung Suprapto
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH
JL. Lingkar Salatiga, KM. 02, Pulutan, Sidorejo Kota Salatiga
Website: www.dakwah.iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN
Judul : Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Agung Suprapto, M.Eng
NIDN : 2025018301
Fakultas : Dakwah

Modul ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Perancangan
Sistem Informasi Manajemen di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

Salatiga, 2020
Dekan

Dr. Mukti Ali, M.Hum


NIP. 197509052001121001
SILABUS MATA KULIAH
PERANCANGAN SIM

Matakuliah : Perancangan Sistem Informasi Manajemen (SIM)


Kode Matakuliah : DAK214313
Fakultas : Dakwah
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Bobot : 3

A. Deskripsi Matakuliah
Mata kuliah Perancangan Sistem Informasi Manajemen ini membahas dan
mengkaji tentang pemahaman mahasiswa terhadap jaringan komputer dari
pengertian, perkembangan, layanan hingga membangun sebuah jaringan
komputer sendiri.

B. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi


1. Bidang Sikap dan Tata Nilai
a. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan mampu menunjukkan 156
sikap relegius dalam kehidupan perseorangan, masyarakat dan bangsa;
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalaam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral dan etika;
c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat,
berbangsa, bernegara dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;
d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa;
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan
kepercayaan serta pendapat atau temuan rasional orang lain;
f. Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
g. Menunjukkan sikap taat hukum dan disiplin dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara;
h. Meninternalisasikan nilai, norma, dan etika akademik dalam kehidupan
di masyarakat dan di negara;
i. Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
keahlianya secara mandiri;
j. Menginternalisasikan semangat kemandirian, kejuangan dan
kewirausahaan di tempat tugas dan di masyarakat;
k. Menjunjung tinggi dan menginternalisasi nilai-nilai etika keislaman
dalam kehidupan di masyarakat dan di negara;
l. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap nilai-nilai akademik yaitu
kejujuran, kebebasan dan otonomi akademik yang diembannya;
m. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi masyarakat;
n. Menampilkan diri sebagai pribadi yang stabil, dewasa, arif dan
berwibawa serta berkemampuan adaptasi (adaptability), fleksibilitas
(flexibility), pengendalian diri, (self direction), secara baik dan penuh
inisitaif di tempat tugas;
o. Bersikap inklusif, bertindak obyektif dan tidak deskriminatif berdasarkan
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi;
p. Menunjukkan etos kerja, rasa bangga, percaya diri dan menghargai
bidang tugas menjadi penyiar agama Islam;
q. Menunjukkan sikap kepemimpinan (leadership), bertanggungjawab
(accountability) dan responsibilitas (responsibility) atas pekerjaan di
bidang komunikasi dan penyiaran Islam secara mandiri;
r. Menginternalisasi semangat kemandirian/kewirausahaan dan inovasi
dalam pelaksaan tugas komunikasi dan penyiaran agama Islam pada
masyarakat.
2. Bidang Pengetahuan
a. Menguasai pengetahuan tentang filsafat pancasila, kewarganegaraan,
wawasan kebangsaan (nasionalisme) dan globalisasi;
b. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam menyampaikan
gagasan ilmiah secara lisan dan tertulis dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam perkembangan dunia akademik dan
dunia kerja (dunia non akademik);
c. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalam
perkembangan dunia akademik dan dunia kerja (dunia non akademik);
d. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam mengembangkan
pemikiran kritis, logis, kreatif, inovatif dan sistematis serta memiliki
keingintahuan intelektual untuk memecahkan masalah pada tingkat
individual dan kelompok dalam komunitas akademik dan non akademik;
e. Menguasai pengetahuan dasar-dasar keislaman sebagai agama rahmatan
lil ‘alamin;
f. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah integrasi keilmuan (agama
dan sains) sebagai paradigma keilmuan;
g. Menguasai langkah-langkah mengidentifikasi ragam upaya wirausaha
yang bercirikan inovasi dan kemandirian yang berlandaskan etika Islam,
keilmuan, profesional, lokal, nasional dan global;
h. Menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan teori komunikasi dan
penyiaran Islam, dakwah, dasar-dasar tabligh, penyiaran, jurnalistik,
periklanan, Public Relations, literasi informasi, baik dalam bentuk teoritik
dan empirik serta dan tata cara dalam ceramah umum, khutbah, orasi pada
beberapa event;
i. Menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan media
komunikasi dan penyiaran Islam yang baik, kreatif, inovatif, produktif
dan adaptif sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi;
j. Menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan konsep, filosofi, metode
disiplin keilmuan (body of knowledge) Ilmu Komunikasi dan Penyiaran
Islami yang relevan;
k. Menguasai materi dakwah (kajian Al-Quran, hadis, ilmu kalam, ushul
fikih dan fikih dan sejarah kebudayaan Islam) sebagai substansi dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam komunikasi dan penyiaran
Islam;
l. Menguasai pengetahuan bidang penyiaran, public speaking, programmer
media penyiaran Islam, kehumasan, MC, Keprotokolan, perancangan dan
desain agenda, advokasi kebijakan media, literasi informasi, publikasi
informasi melalui periklanan (advertising) baik pada media cetak,
elektronik maupun on line.
3. Bidang Keterampilan Umum
a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif
dalam kontek pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang
sesuai dengan bidang keahliannya;
b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur;
c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan
etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau
kritik seni;
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik, hasil kajiannya dalam bentuk
skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi;
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat, dalam konteks penyelasaian
masalah di bidang keahliannya berdasarkan hasil analisis informasi dan
data;
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega dan sejawat baik di dalam maupun di luar
lembaganya;
g. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok
melakukan supervise dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggungjawabnya dan mampu mengelola pembelajaran
secara mandiri;
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamanahkan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan mencegah plagiasi;
j. Menunjukkan kemampuan literasi informasi, media dan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan keilmuan dan
kemampuan kerja;
k. Mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan
bahasa Arab dan Inggris dalam perkembangan dunia akademik dan dunia
kerja;
l. Mampu berkolaborasi dalam team, menunjukkan kemampuan kreatif
(creativity skill), inovatif (innovation skill), berpikir kritis (critical
thinking) dan pemecahan masalah (problem solving skill) dalam
pengembangan keilmuan dan pelaksanaan tugas di dunia kerja;
m. Mampu membaca al-Qur’an berdasarkan ilmu qira’at dan ilmu tajwid;
Mampu menghafal dan memahami isi kandungan al-Qur’an juz 30 (Juz
Amma);
n. Mampu melaksanakan ibadah dan memimpin ritual keagamaan dengan
baik.
4. Keterampilan Khusus
a. Mampu melaksanakan dakwah Islam yang persuasif, humanis dan
moderat berdasarkan keilmuan dan etika dakwah;
b. Mampu menulis materi dakwah di media cetak, elektronik dan media on
line sebagai wujud dari keahlian komunikasi dan penyiaran Islam dalam
masyarakat;
c. Mampu mengelola aspek teknis hubungan publik dan komunitas (public
and community relation technical framework) misalnya Event Organizer,
Public Relations Officer (PRO), Media Relation Officer, dan lain-lain;
d. Mampu menjadi advokasi dan kebijakan media komunikasi (advocacy
and policy of media and communication channel framework) misalnya
analis isi media massa, aktivis advokasi media, pembuat kebijakan dan
lain-lain;
e. Mampu mengelola pengarusutamaan literasi informasi (information
literacy mainstreaming framework) misalnya, trainer, juru penerang, dan
lain-lain;
f. Mampu menjadi da’i professionalis (Professional da’i Framework)
misalnya, mubaligh, orator, penulis buku-buku Islami dan lainlain;
g. Mampu melakukan mediasi dalam mengatasi konflik sosial keagamaan,
antar da’i, dan media dalam masyarakat multi agama;
h. Mampu menyusun program, desain dan pengembangan media
komunikasi penyiaran Islam berdasarkan kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi;
i. Mampu menjalankan fungsi kehumasan pada instansi pemerintah dan
swasta (tenaga PR), mengelola event-event seremonial (keprotokolan)
sebagai wujud dari keahlian komunikasi dan penyiaran Islam dalam
masyarakat;
j. Mampu mendesain, mengelola dan mengembangkan lembaga
komunikasi dan penyiaran Islam;
k. Mampu mengkaji berbagai regulasi yang terkait dengan program
komunikasi dan penyiaran Islam;
l. Mampu melaksanakan penyiaran, sinematografi, fotografi, shooting,
editing, dubbing dan kegiatan komunikasi dan penyiaran lainnya;
m. Mampu mengelola produksi siaran radio/televisi, media cetak dan media
on line
n. Mampu menciptakan karya-karya kreatif dalam industri media seperti
spot iklan radio dan televisi, desain grafis untuk media cetak dan on line,
film film pendek dan dokumenter yang bernuansa Islami sebagai media
komunikasi dan penyiaran Islam;
o. Mampu menghafal ayat-ayat dan hadis-hadis tematik untuk kegiatan
penyiaran Islam pada masyarakat.

C. Capaian Pembelajaran Matakuliah


Matakuliah ini menjelaskan tentang perancangan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) secara umum mulai dari pengertian, sejarah, jenis-jenis SIM, dan sampai
pada perkemangan yang terjadi di dunia Sistem Informasi Manajemen. Mata
kuliah Perancangan SIM ini juga sangat berhubungan erat dengan mata kuliah
SIM. Setelah mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang konsep SIM,
matakuliah ini menjelaskan tentang bagaimana pengembangan atau perancangan
sebuah SIM. Jika dasar dari pengetehuan pengembangan dan perancangan sudah
dilewati maka matakuliah ini menjelaskan tentang ruang lingku, rancangan detai
dan perancangan output dari Sistem Informasi Manajemen. Setelah semua
konsep, mulai dari pengertian sampai strategi di atas dilalui, mata kuliah ini akan
menjelaskan dan juga mempraktekkan tentang bagaiman melakukan
perancangan input, perancangan proses 1 dan proses 2, perancangan database,
perancangan kendali, perancangan sistem dan sampai pada perancangan SIM
berbasis web secara utuh.

D. Sub-Capaian Pembelajaran Matakuliah


Berikut ini sub-capaian matakuliah yang harus dikuasai oleh mahasiswa di setiap
program pembelajaran
1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian, jenis,
teknologi, kelemahan dan kelebihan dari Sistem Informasi Manajemen yang
terangkum dalam konsep sistem informasi manajemen
2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana
merancang dan mengembangkan sistem informasi manajemen
3. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang Manajemen Resiko
di dalam Sistem Informasi Manajemen
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan mempraktekkan bagaimana memahami
definisi dan sekaligus membuat diagarm alir data dari sistem informasi
manajemen
5. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Kamus data dan struktur data
6. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan dan mempraktekkan tentang
Analisis perancangan Program Sistem Informasi Manajemen
7. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang cara merancang
Sistem Basis data
8. Praktikum sampai dengan bab 14.

E. Materi Perkuliahan/Bahan Kajian


Agar berhasil mencapai apa yang diuraikan dalam sub-CPMK di atas, maka
kepada mahasiswa disajikan materi perkuliahan yang akan dikaji selama satu
semester dengan skuensi sebagai berikut.

1. Konsep Sistem Informasi Manajemen


2. Metode pengembangan system
3. Manajemen Resiko
4. Diagram Alir Data
5. Kamus data dan Struktur Data
6. Analisis Perancangan program
7. Perancangan Sistem basis Data
8. Pertemuan 8 dan 14 Praktek
F. Referensi
1. D. Suryadi H.S., Bunawan, Pengantar Perancangan Sistem Informasi,
Gunadarma, 1996
2. Elmasri/Navathe, Fundamentals of Database System, Benjamin/Cummings
Publishing Company, Inc, 1989
3. Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta, 2001
4. Ariesto Hadi Sutopo, Analisis dan Desain Berorientasi Objek, J&J Learning
Yogyakarta, 2002
5. Adi Nugroho, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan
Metodologi Berorientasi Objek, Informatika Bandung, 2002
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 11
BAB I............................................................................................................................... 0
KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN .................................................................... 0
A. Pengantar ........................................................................................................... 0
B. Kemampuan Akhir yang diharapkan ................................................................... 1
C. Materi Ajar.......................................................................................................... 1
D. Evaluasi Belajar ................................................................................................. 18
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 18
BAB II............................................................................................................................ 19
METODE PENGEMBANGAN SISTEM.............................................................................. 19
A. Pengantar ......................................................................................................... 19
B. Kemampuan Akhir yang diharapkan ................................................................. 19
C. Materi Ajar........................................................................................................ 19
D. Evaluasi Belajar ................................................................................................. 25
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 25
BAB III........................................................................................................................... 26
MANAJEMEN RESIKO ................................................................................................... 26
A. Pengantar ......................................................................................................... 26
B. Kemampuan akhir yang di harapkan ................................................................ 26
C. Materi Ajar........................................................................................................ 26
D. Evaluasi Belajar ................................................................................................. 36
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 36
BAB III........................................................................................................................... 37
DIAGRAM ALIR DATA (DAD) ......................................................................................... 37
A. Pengantar ......................................................................................................... 37
B. Kemampuan Akhir yang diharapkan ................................................................. 37
C. Materi Ajar........................................................................................................ 37
D. Evaluasi Belajar ................................................................................................. 45
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 45
BAB IV .......................................................................................................................... 46
ANALISIS PERANCANGAN INPUT DAN OUTPUT ............................................................ 46
A. Pengantar ......................................................................................................... 46
B. Kemampuan Akhir yang diharapkan ................................................................. 46
C. Materi Ajar........................................................................................................ 46
D. Evaluasi Belajar ................................................................................................. 54
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 55
BAB V ........................................................................................................................... 56
KAMUS DATA DAN STRUKTUR DATA............................................................................ 56
A. Pengantar ......................................................................................................... 56
B. Kemampuan Akhir yang diharapkan ................................................................. 56
C. Materi Ajar........................................................................................................ 56
D. Evaluasi Belajar ................................................................................................. 61
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 62
BAB VI .......................................................................................................................... 63
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ........................................................................ 63
A. Pengantar ......................................................................................................... 63
B. Kemampuan Akhir yang diharapkan ................................................................. 63
C. Materi Ajar........................................................................................................ 63
1. Pengertian analisis system ............................................................................ 63
2. Tabel keputusan (decision table) .................................................................. 64
3. Bagian HIPO .................................................................................................. 65
4. Bagian alir program....................................................................................... 65
D. Evaluasi Belajar ................................................................................................. 78
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 78
BAB VII ......................................................................................................................... 79
PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA ............................................................................ 79
A. Pengantar ......................................................................................................... 79
B. Kemampuan Akhir yang diharapkan ................................................................. 79
C. Materi Ajar........................................................................................................ 79
1. Konsep dasar system database dan perencanaan database ......................... 79
D. Evaluasi belajar ................................................................................................. 84
E. Daftar Pustaka .................................................................................................. 84
BAB I

KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

A. Pengantar
Apabila memperhatikan secara saksama mengenai anatomi
tubuh maka kita dapat menyebutkan bagian-bagian dari tubuh, mulai
dari rambut, kepala, bulu alis, mata, hidung, telinga, mulut, lengan,
tangan, jari-jemari sampai ke kaki. Bayangkan jika salah satu dari
anggota tubuh tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Tentunya gerakan tubuh tidak sempurna. Dari bagianbagian tubuh
yang disebutkan tadi, masih terdapat bagian tubuh yang terletak di
bagian dalam, seperti bagian otak, pernafasan, jantung, darah yang
mengalir ke seluruh tubuh, paru-paru, hati, ginjal, tulang, kulit. Semua
organ tubuh atau bagian tubuh tersebut mempunyai fungsi dan tugas
masingmasing dan mekanisme kerjanya tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi saling berhubungan, saling ketergantungan satu sama lainnya
secara terpadu sehingga tubuh kita hidup dan bergerak secara
sempurna.
Dari setiap organ tubuh pun terdapat subbagian tubuh, seperti
struktur pernafasan yang terdiri dari hidung, tenggorokkan, paru-paru,
pembuluh darah, dan darah. Setiap unsur dari struktur pernafasan
tersebut memiliki fungsi tertentu dan bekerja dengan proses tertentu
untuk mencapai tujuan dari sistem pernafasan. Selain hal itu, ada suatu
komponen abstrak yang turut menggerakkan setiap bagian atau
subbagian dari tubuh kita yang tidak tampak, tetapi dapat dirasakan,
misalnya mata melihat makanan otak memberikan informasi pada
tangan untuk mengambil dan memasukan ke dalam mulut, selanjutnya
otak memberikan perintah untuk mengunyah makanan tersebut. Dari
contoh ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sistem tentunya
terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan
komponen-komponen yang membentuk sistem itu sendiri, sedangkan
proses merupakan uraian prosedur kerja setiap komponen dalam
mencapai tujuan dari system.
Ilustrasi ini memberikan gambaran bahwa kegiatan kecil
maupun besar menggunakan sistem dalam melakukan tugas dan
fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian pula kegiatan
dalam suatu organisasi tidak terlepas dari sistem dan informasi untuk
mencapai tujuannya. Sebagian besar kegiatan organisasi, saat ini
banyak menggunakan sistem informasi, jaringan, dan teknologi
internet dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini dilakukan dalam
rangka efisiensi pekerjaan, meningkatkan daya saing, dan
meningkatkan profit. Oleh karena itu, pengetahuan sistem informasi
bagi pengelola organisasi menjadi sangat penting dalam memperluas
jangkauan, mendapatkan masukan, mengikuti perkembangan baru
berkenaan kegiatan yang dijalankan, serta kemungkinan juga dapat
mengubah pola berpikirnya.
Sistem informasi manajemen menjadi sangat penting dalam
suatu organisasi dikarenakan terjadinya perubahan-perubahan yang
sangat cepat dari informasi konvensional ke informasi yang serba
digital sehingga dengan mudah, akurat, dan cepat pertukaran arus
informasi apa pun dapat diakses oleh setiap orang di mana saja berada.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi,
memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk
produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang
membawa manusia ke masyarakat ekonomi informasi. Demikian pula,
pergeseran terjadi dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka
yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka, seperti
melalui jaringan web atau penggunaan program software.

B. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Mahasiswa dapat memahami secara baik tentang Konsep dasar
Sistem Informasi Manajemen
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi setiap metode yang digunakan
dalam merancangan system informasi manajamene
3. Mahasiswa dapat memahami langkah-langkah terstruktur dari
perancangan system informasi manajemen dari awal sampai akhir

C. Materi Ajar
1. Pengertian Sistem
Jika ilustrasi dalam contoh di atas kita simak dengan saksama
bahwa sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari
komponenkomponen atau subsistem yang tertata dengan teratur,
saling interaksi, saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, dan
tidak dapat dipisahkan (integratif) untuk mewujudkan suatu tujuan.
Hal ini pun dikemukakan oleh Tata Sutabri bahwa sistem dapat
didefinisikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling
tergantung satu sama lain, dan terpadu. Maksud dari komponen atau
subsistem di dalam pengertian ini tidak hanya komponen fisik semata,
tetapi termasuk di dalamnya adalah komponen yang bersifat abstrak
atau komponen secara konseptual, seperti visi, misi, kebijakan,
prosedur, dan kegiatan informal lainnya. Dengan demikian, konsep
dasar suatu sistem dapat dilihat dari 2 pendekatan, yakni:

Gambar 1. Pendekatan konsep dasar Sistem

Suatu sistem dapat dilihat dari kumpulan komponen secara fisik


yang saling berinteraksi, saling berhubungan, dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan, contoh
sistem komputer terdiri dari komponen hardware dan software. Jika
suatu sistem dilihat dari komponen konseptual, yaitu kumpulan
prosedur-prosedur yang saling berinteraksi, saling ketergantungan,
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya untuk mencapai tujuan,
contoh sistem akuntansi yang memiliki prosedur atau langkah kerja
prosedur pencatatan bukti transaksi ke buku penerimaan kas, buku
pengeluaran kas, buku pembelian, buku penjualan, buku piutang, buku
utang, buku jurnal sampai tercipta siklus akuntansi yang tertib dan
terinformasikan laporan keuangan.
Dua pendekatan ini menunjukkan bahwa setiap sistem terdiri
dari struktur sistem dan proses sistem. Struktur sistem adalah
komponenkomponen yang membentuk sistem tersebut, sedangkan
proses sistem adalah yang menjelaskan tata kerja setiap komponen
tersebut untuk mencapai tujuan. Jadi, di dalam suatu sistem selalu
mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap
subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem dan melakukan suatu fungsi
tertentu serta mempengaruhi proses dari sistem secara keseluruhan.
Apabila suatu komponen atau suatu subsistem tersebut tidak
melakukan fungsinya sesuai sifat dari sistem itu maka kegiatan dari
sistem tersebut akan terganggu dan tidak efektif dalam mencapai
tujuannya. Subsistem menurut Norman L. Enger adalah serangkaian
kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya yang berhubungan dalam
suatu sistem. Menurut Gordon B. Davis menyatakan bahwa sistem
terbagi atas beberapa subsistemsubsistem. Batasan dan penghubung di
dalam suatu sistem ditelaah secara cermat untuk menjamin bahwa
hubungan antarsubsistem didefinisikan secara jelas dan bahwa jumlah
semua subsistem merupakan keseluruhan sistem.
Terdapat dua kelompok ahli yang memberikan definisi sistem
dengan penekanan kepada masing-masing pendekatan, satu kelompok
menekankan definisi kepada pendekatan prosedur atau proses sistem
dan satu kelompok lainnya menekankan kepada pendekatan
komponen. Namun, kedua pendapat ini tidak bertentangan hanya cara
pendekatan yang digunakan berbeda. Untuk memberikan gambaran, di
bawah ini dikutip pengertian sistem dari para pakar dalam Tata
Sutabri, sebagai berikut:
Gordon B. Davis menyatakan, sistem bisa berupa abstrak atau
fisis. Sistem abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan
atau konsepsi yang saling bergantung. Misalnya sistem teologi
adalah susunan yang teratur dari gagasan tentang Tuhan,
manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem yang bersifat
fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan Norman L. Enger menyatakan
suatu sistem dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan yang
berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti
pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi.

Apabila suatu sistem memiliki sesuatu yang lebih besar maka


sistem ini disebut super sistem atau supra sistem, misalnya sistem
akuntansi merupakan suatu sistem dari perusahaan dan perusahaan
merupakan suatu sistem yang lebih besar. Jika dilihat dari sisi
perusahaan sebagai suatu sistem maka sistem akuntansi dapat disebut
sebagai subsistem. Demikian pula apabila akuntansi dilihat sebagai
suatu sistem maka prosedur penerimaan kas sebagai subsistemnya.
Jika prosedur penerimaan kas dilihat sebagai suatu sistem maka sistem
akuntansi sebagai super sistem atau supra sistem. Kalau di gambarkan
sebagai berikut:

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari


pengertian sistem terdiri dari berikut ini:
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur atau subsistem-
subsistem
b. Subsistem-subsistem tersebut merupakan bagian terpadu
dari sistem itu sendiri.
c. Subsistem saling berhubungan dan saling ketergantungan
untuk mencapai tujuan dari system
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar

2. Karakteristik Sistem
Sesuatu dikatakan sebagai suatu sistem apabila memiliki sifat-
sifat tertentu seperti dikemukakan oleh Jogiyanto, sistem memiliki
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yakni berikut ini:
a. Mempunyai komponen-komponen (components).
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk
satu kesatuan. Komponenkomponen dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
b. Batas Sistem (Boundaries).
Setiap sistem memiliki batas-batas luar yang
memisahkannya dari lingkungannya. Batas sistem adalah
wilayah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem
yang lainnya atau dengan lingkungannya. Batas suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem (environment)
Lingkungan luar adalah lingkungan di luar batas sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Pengaruh tersebut dapat
bersifat positif atau negatif suatu sistem tersebut. Pengaruh
yang positif dapat dipelihara dan dijaga, sedangkan
pengaruh negatif harus dikendalikan karena dapat
mengganggu sistem.
d. Penghubung Sistem (interface)
Penghubung adalah media yang menghubungkan atau
mengintegrasikan antara satu subsistem ke subsistem yang
lainnya menjadi satu kesatuan.
e. Masukan system (input)
Masukan adalah serangkaian data (signal input) atau
maintenance input dari dalam atau dari luar lingkungan
untuk diolah dalam sistem untuk dioperasikan. Contoh di
dalam sistem komputer, program adalah maintenance input
yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan
data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil dari proses dan diklasifikasi menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran merupakan masukan
untuk subsistem yang lain. Informasi adalah keluaran yang
dihasilkan dari proses.
g. Pengolah Sistem (Pemrosesan)
Pengolah merupakan suatu yang merubah masukan menjadi
keluaran. Contoh Sistem akuntansi akan mengolah data-data
transaksi menjadi laporan keuangan yang diperlukan oleh
manajemen
h. Sasaran Sistem
Sistem yang baik tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai.
Sasaran adalah sesuatu yang menjadi target yang ingin
dicapai dari suatu sistem. Sasaran yang dicapai dari suatu
sistem menentukan masukan yang dibutuhkan. Suatu sistem
dikatakan berhasil apabila sasaran yang telah ditentukan
dapat dicapai dengan baik.
Untuk lebih jelas mengenai sifat sistem yang dimaksud di
atas maka dapat digambarkan sebagai berikut.
3. Klasifikasi Sistem
Berdasarkan Klasifikasi sistem dapat ditinjau dari berbagai segi,
seperti yang dikemukakan oleh Jogiyanto, di antaranya berikut ini:
a. Sistem Abstrak dan system fisik
Sistem abstrak adalah sistem berupa pemikiran atau ide-ide
yang tidak tampak secara fisik, seperti sistem teologia.
Sistem fisik adalah sistem yang nyata secara fisik, seperti
sistem komputer, sistem akuntansi, sistem informasi.
b. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan
manusia (human made system)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi secara alami, tidak
dibuat oleh manusia, misal sistem perputaran bumi. Sistem
buatan manusia adalah sistem yang dirancang dan dibuat
oleh manusia, misal sistem informasi akuntansi, sistem
pendidikan. Apabila sistem dirancang dan dibuat manusia
berinteraksi dengan mesin maka disebut humanmachine
system.
c. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak
tentu (probabilistic system)
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan
perilaku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antarbagian
dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem
sudah dapat diramalkan, misal sistem komputer. Sistem tak
tentu adalah sistem di mana kondisi ke depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung teori kemungkinan.
d. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka
(open system)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan
dengan lingkungan luar. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa campur tangan pihak luar. Namun, sebenarnya tidak
ada sistem yang tertutup, yang ada adalah relatif tertutup,
tidak benar-benar tertutup. Sistem terbuka adalah sistem
yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luar.
Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran
untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.

4. Pengertian data dan Informasi


Informasi dalam organisasi sangatlah penting keberadaannya,
sebab organisasi tanpa informasi akan lumpuh dan tidak bersinergi.
Ibaratkan aliran darah dalam tubuh, selama darah mengalir ke sekujur
tubuh maka organ tubuh tetap hidup dan bergerak sesuai fungsinya.
Agar tetap organ tubuh bergerak, tentu perlu dipelihara dan dijaga agar
aliran darah tetap mengalir ke bagian-bagian organ dalam tubuh.
Demikian pula, di dalam suatu organisasi jika terdapat informasi yang
tidak sampai ke subsistem maka kegiatan akan berakhir. Di dalam
organisasi keberakhiran informasi dalam hubungannya disebut
entropy. Informasi yang bermanfaat bagi sistem perlu dihindari dari
proses entropy tersebut. Dengan demikian, apa sebenarnya informasi
itu? begitu penting keberadaannya dalam organisasi. Untuk memahami
mengenai informasi, kita bahas mengenai data terlebih dahulu sebab
sumber dari informasi adalah data.
Data menurut Jogiyanto adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat
tertentu, sedangkan Informasi adalah sebagai hasil dari pengolahan
data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event)
yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Menurut John J. Longkutoy mengemukakan bahwa “istilah data
adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta
yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-
simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf atau simbol-simbol
yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dan lain-lain.
Jelasnya data itu dapat berupa apa saja dan dapat ditemui di mana saja.
Kemudian kegunaan data adalah sebagai bahan dasar yang objektif
(relatif) di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan
oleh pimpinan organisasi.”
Kenneth C. Laudon berpendapat bahwa data merupakan
sekumpulan baris fakta yang mewakili peristiwa yang terjadi pada
organisasi atau pada lingkungan fisik sebelum diolah ke dalam suatu
format yang dapat dipahami dan digunakan orang. Informasi adalah
data yang sudah dibentuk ke dalam format yang memiliki arti bagi
manusia.
Jadi, istilah data dan informasi berbeda, data berupa bahan
mentah sehingga perlu diolah dan relatif belum memberikan manfaat
bagi penggunanya sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui media-
media suatu model untuk dihasilkan menjadi suatu informasi yang
berguna. Misalnya, data persediaan setiap barang di gudang berupa
sejumlah lembaran kartu persediaan. Kartu persediaan tersebut belum
memberikan laporan yang jelas mengenai kondisi persediaan setiap
barang di gudang. Maka setiap kartu persediaan barang perlu diolah
lebih lanjut sehingga menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi
manajer. Dengan menggunakan media suatu model maka kartu
persediaan setiap barang dapat menghasilkan berbagai informasi,
seperti berikut ini:
a. Informasi laporan jumlah persediaan bahan mentah
berguna bagi manajemen dalam penyediaan bahan baku
yang harus dibeli.
b. Informasi laporan jumlah persediaan barang setengah jadi
berguna bagi manajemen alam menetapkan skala prioritas
produksi.
c. Informasi laporan jumlah persediaan barang jadi yang
berguna bagi manajemen untuk menentukan kebijakan
promosi penjualan.
d. Informasi laporan persediaan bahan mentah, setengah jadi,
dan barang jadi berguna bagi manajemen dalam menyusun
laporan keuangan perusahaan bagi akhir tahun tutup buku.

Jadi, apabila digambarkan secara sederhana pemrosesan data


menjadi informasi dapat dilihat di bawah ini:
Data dapat sangat sederhana, tetapi data juga dapat sangat
rumit. Oleh karena itu, data perlu diolah melalui suatu model tertentu
untuk menjadi informasi. Informasi akan diterima oleh Pemakai dan
Pemakai akan membuat suatu keputusan dan tindakan, hal ini berarti
akan menghasilkan tindakan yang lain dan akan menghasilkan data
baru yang lain. Data baru akan digunakan kembali oleh Pemakai dan
akan menjadi input, selanjutnya akan diolah kembali. Demikian terus
sehingga membentuk siklus yang menurut John Burch disebut siklus
informasi (information cycle) atau siklus pengolahan data.
Data yang memiliki nilai akan menghasilkan kualitas informasi.
Data yang berkualitas menurut Dr. Marseto Donosepoetro harus
memenuhi 3 ketentuan, yakni (a) ketelitian data (precesion), (b)
Komparabilitas data (comparability), dan (c) validitas data (validity).
a. Ketelitian data (precision)
Ketelitian data dapat ditentukan oleh kecilnya perbedaan
jika observasi yang menghasilkan data itu diulangi atau
sumber data yang sama digunakan dalam observasi
terhadap kasus yang sama
b. Komparabilitas data (comparability)
Data yang memiliki standarisasi yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga tidak menyulitkan dalam
mengambil suatu keputusan atau tidak menimbulkan
keraguan.
c. Validitas data (validity)
Data yang memiliki kegunaan yang tepat dengan kebutuhan
dari suatu tujuan yang ingin dicapai pemakai, sebab data
yang berkualitas belum tentu valid jika tidak menunjang
tujuan pemakai.

Data dapat diklasifikasi menurut jenis, sifat, dan sumbernya.


Menurut jenisnya data dibagi menjadi dua, yakni data hitung dan data
ukur. Jika dilihat dari segi sifatnya dapat dibagi dua diklasifikasi, yakni
data kualitatif dan data kuantitatif. Dilihat dari sumbernya data dapat
diklasifikasi menjadi data internal dan data eksternal
1. Kualitas Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu
organisasi sehingga begitu penting posisinya, sebab dapat
digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan
berhubungan erat dengan nilai keputusan itu sendiri. Fungsi
utama dari informasi adalah menambah pengetahuan atau
mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Oleh karenanya
kualitas informasi menjadi sangat penting. Kualitas informasi
akan sangat tergantung kepada 3 hal seperti yang dikemukakan
oleh Jogiyanto, yaitu sebagai berikut.
a. Informasi harus akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
bias atau menyesatkan. Akurat berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya. Mengapa informasi itu harus
akurat? Sebab dari sumber informasi sampai ke penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise)
yang dapat mengubah dan merusak informasi tersebut.
b. Informasi harus tepat pada waktunya
Informasi yang dikirim atau diterima tidak boleh terlambat
diterima si penerima, sebab informasi yang usang tidak akan
mempunyai nilai lagi. Apalagi jika informasi tersebut
merupakan dasar untuk dijadikan dalam pengambilan
keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat maka
berakibat fatal bagi suatu organisasi. Perlu dipahami,
mahalnya informasi dikarenakan harus cepatnya didapat
sehingga diperlukan teknologi informasi untuk mengolah
dan mengirimkannya
c. Informasi harus relevan
Informasi harus memiliki manfaat bagi pemakainya dan
relevansi informasi bagi setiap orang akan berbeda.

2. Nilai Informasi
Pada umumnya, nilai informasi ditentukan oleh 2 hal, yaitu
manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi
dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan
dengan biaya untuk mendapatkannya. Kegunaan informasi
adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses
pengambilan keputusan tentang keadaan.
Namun, perlu dipahami bahwa informasi yang digunakan di
dalam suatu sistem informasi pada umumnya digunakan untuk
beberapa kegunaan sehingga sulit untuk membandingkan suatu
bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya
untuk mendapatkannya sebab sebagian besar informasi
dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam manajemen.
Pengukuran nilai informasi pada umumnya dihubungkan
dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Menurut
Tata Sutabri bahwa nilai informasi ini didasarkan kepada 10
sifat, yaitu (a) mudah diperoleh, (b) luas dan lengkap, (c)
ketelitian, (d) kecocokan, (e) ketepatan waktu, (f) kejelasan, (g)
keluwesan, (h) dapat dibuktikan, (i) tidak ada prasangka, dan (j)
dapat diukur.
5. Pengertian Sistem Informasi manajemen
Saat ini pengetahuan sistem informasi manajemen begitu
penting bagi para pengelola organisasi terutama manajer di dalam
perusahaan. Hal ini berkaitan dengan terjadinya perubahan-perubahan
yang sangat kuat yang mengubah lingkungan dunia bisnis yang
semakin kompetitif dan lahirnya teknologi digital yang mampu
melayani berbagai kegiatan secara cepat dan efisien. Hal yang
melatarbelakangi SIM menjadi sangat penting dikarenakan terjadi 4
perubahan kata Kenneth C. Loudon. Perubahan pertama, semakin
kuatnya ekonomi global. Perubahan kedua, transformasi masyarakat
ekonomi dan industri ke dalam layanan ekonomi yang berbasis
pengetahuan dan informasi. Perubahan ketiga, transformasi
perusahaan bisnis dan perubahan keempat adalah lahirnya perusahaan
digital.
Sebenarnya sistem informasi telah digunakan oleh para manajer
atau para pengusaha di dalam mengelola organisasi atau
perusahaannya terutama dalam pengambilan keputusan, sebelum
teknologi komputer ada. Hanya bentuk sistem informasi yang
digunakan masih disimpan secara manual dengan menggunakan sistem
kearsipan tertentu. Informasi disimpan berupa lembaran-lembaran
kertas yang beraneka macam. Jika informasi tersebut diperlukan maka
dokumen-dokumen tersebut harus dibongkar. Terkadang dokumen
yang diperlukan segera sudah tidak pada tempatnya atau kemungkinan
lembaran telah rusak dan cetakannya sudah tidak terbaca. Hal ini
memperlambat di dalam pengambilan keputusan dan tidak efisien.
Dengan lahirnya teknologi komputer maka merubah pola
pengelolaan data untuk menjadi suatu informasi yang lebih cepat dan
akurat. Melalui software tertentu, dokumen-dokumen yang berupa
lembaran tadi dapat disimpan secara digital dan dengan sekali
sentuhan maka seluruh dokumen yang diperlukan dengan mudah
tersaji dengan cepat dan efisien. Namun, perubahan ini sering merubah
persepsi orang bahwa jika berbicara sistem informasi selalu yang
dipahami adalah komputer yang terhubung dengan jaringan dalam
sistem komputer tersebut. Oleh karena itu, pada uraian ini dijelaskan
mengenai sistem informasi manajemen agar tidak terjadi salah
persepsi mengenai hal tersebut.
Sistem informasi menurut Tata Sutabri adalah suatu sistem di
dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan. Menurut Jogiyanto, sistem informasi didefinisikan sebagai
suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari
orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedurprosedur dan
pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi
penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal
kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian
internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar
informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Kenneth C. Laudon, mendefinisikan sistem informasi secara
teknis sebagai satuan komponen yang saling berhubungan yang
mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses,
menyimpan, serta mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sebagai
tambahan terhadap pendukung pengambilan keputusan, koordinasi,
dan kendali, sistem informasi dapat juga membantu para manajer dan
karyawan untuk meneliti permasalahan, memvisualisasikan pokok-
pokok yang kompleks, dan menciptakan produkproduk baru.
Pada dasarnya, di dalam sistem informasi mengandung 3
kegiatan, yakni kegiatan input (masukan), pemrosesan, dan output
(keluaran). Ketiga Kegiatan tersebut menghasilkan informasi yang
diperlukan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian
operasional, analisis pemecahan masalah, dan menciptakan produk
baru. Kegiatan input untuk mendeteksi bahan-bahan atau serangkaian
data-data yang diperlukan baik dari lingkungan internal maupun dari
lingkungan sekitar organisasi. Kegiatan pemrosesan adalah mengolah
dan menganalisis data input yang diperoleh menjadi suatu bentuk yang
memiliki arti atau format yang dapat dipahami manusia. Kegiatan
output adalah mendistribusikan informasi kepada pihakpihak pemakai
atau pengguna. Setelah ketiga kegiatan berjalan, selanjutnya sistem
informasi memerlukan umpan balik untuk dipergunakan sebagai
evaluasi dan perbaikan dalam pengambilan keputusan berikutnya
Saat ini sistem informasi lebih berfokus kepada sistem informasi
yang berbasis komputer dengan harapan semua yang dihasilkan lebih
cepat, akurat, dan berkualitas sehingga dalam pengambilan keputusan
lebih efisien dan efektif. Namun, perlu dipahami bahwa konsep suatu
sistem informasi atau keputusan berdasarkan komputer bukan berarti
otomatisasi total karena sistem manusia/mesin menyiratkan bahwa
sebagian tugas sebaiknya dikerjakan oleh manusia dan sebagian oleh
mesin sehingga membentuk suatu sistem gabungan antara keduanya.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang
disebut dengan blok bangunan (building block), yaitu sebagai berikut:
1. Blok Masukan
Blok masukan berupa data yang masuk ke dalam sistem
informasi termasuk metode dan media untuk menangkap
data yang akan dimasukkan seperti dokumen-dokumen
dasar
2. Blok Model
Blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan
model matematika yang akan memanipulasi data input dan
data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
ditentukan untuk menghasilkan output yang diinginkan
3. Blok Keluar
Produk dari suatu sistem informasi adalah output yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi
yang berguna bagi semua tingkatan manajemen serta semua
pemakai system
4. Blok teknologi
Teknologi merupakan tool box dari suatu pekerjaan sistem
informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, penyimpanan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan output, serta membantu
pengendalian dari sistem keseluruhan. Teknologi terdiri dari
3, yakni brainsware, software, dan hardware.
5. Blok Basis Data
Database merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan pada
hardware computer dan digunakan oleh software untuk
memanipulasi. Data yang disimpan di dalam database perlu
diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang
dihasilkan memiliki kualitas. Organisasi database yang baik
juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Database diakses menggunakan paket software yang disebut
database management system (DBMS).

6. Blok Kendali
Banyak hal-hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti
bencana, temperatur, air, debu kecurangan, kegagalan dari
sistem itu sendiri maka blok kendali perlu dirancang dan
diterapkan untuk mencegah kerusakan dari sistem
informasi dan bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat dengan cepat diatasi.

Dengan demikian, sistem informasi manajemen merupakan


penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh setiap tingkatan
manajemen. Untuk lebih memahami mengenai sistem informasi
manajemen, di bawah ini dikutip beberapa pengertian dikemukakan
para ahli, seperti:

a. Jogiyanto mendefinisikan, sistem informasi manajemen


(SIM) sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem
informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna
untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian. Raymond Mc. Leod,
mengemukakan bahwa SIM adalah sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa Output
informasi digunakan oleh manajer maupun nonmanajer
dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam
memecahkan masalah. Sedangkan menurut Komaruddin
dalam Effendy, SIM adalah pendekatan yang terorganisir dan
terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi
yang tepat yang memberikan kemudahan bagi proses
manajemen.
b. Gordon B. Davis, mendefinisikan “SIM” adalah sistem
manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi
untuk mendukung fungsi operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi.
c. Joseph F. Kelly mengemukakan pendapatnya bahwa “SIM”
adalah perpaduan sumber daya manusia dan sumber daya
yang berbasis komputer yang menghasilkan kumpulan
penyimpanan, komunikasi, penggunaan data untuk tujuan
operasi manajemen yang efisien serta perencanaan bisnis.

Apabila kita menyimak pengertian yang dikemukakan para ahli


di atas, bahwa melihat suatu sistem harus dilihat secara total dari
berbagai aspek, baik dari sumber daya manusia sebagai pengolah data,
prosedur, metode, perangkat lunak, perangkat keras, model
manajemen, keputusan, dan basis data. SIM merupakan kumpulan dari
sistem-sistem informasi, SIM tergantung dari besar-kecil organisasi
dapat terdiri dari sistem-sistem informasi seperti berikut:
1. Sistem Informasi Akuntansi
2. Sistem Informasi pemasaran
3. Sistem Informasi manajemen persediaan
4. Sistem Informasi personalia
5. Sistem Informasi distribusi
6. Sistem Informasi pembelian
7. Sistem Informasi pergudangan
8. Sistem Informasi penelitian dan pengembangan
9. Sistem Informasi teknik
10. Sistem Informasi kekayaan, dan
11. Sistem Informasi analisis kredit

Sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk


memberikan informasi kepada semua tingkatan manajemen, dari lower
level management, middle level management, dan top level
management.
6. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Seperti telah di uraikan pada penjelasan sebelumnya bahwa SIM
telah digunakan dalam kegiatan suatu organisasi sebelum teknologi
komputer lahir, hanya masih bersifat manual. Dengan ditemukannya
teknologi komputer maka pengolahan data dilakukan menggunakan
hardware dan software. Pada awalnya menerapkan teknologi
komputer dalam sistem informasi manajemen terfokus pada
pengolahan data. Perkembangan selanjutnya terfokus kepada
penekanan informasi dan pendukung keputusan. Untuk melihat lebih
jauh perkembangan sistem informasi manajemen, di bawah ini
diuraikan secara singkat perkembangan atau fase-fase sebagai berikut:

1. Fase yang berfokus pada pengolahan data


Pada pertengahan abad ke-20, perusahaan-perusahaan
masih mengabaikan pentingnya sebuah informasi bagi para
manajer, teknologi komputer pada saat itu digunakan
terbatas pada aplikasi akuntansi yang dikenal dengan sistem
informasi akuntansi (SIA). Aplikasi akuntansi yang berbasis
Komputer itu dikenal dengan nama electronic data
processing (EDP)

2. Fase berfokus pada Informasi


Pada tahun 1964, diperkenalkan generasi baru, komputer
yang menggunakan sirkuit silikon yang disebut silicon chip
circuity yang memiliki daya proses lebih besar dan lebih baik
dari yang sebelumnya. Pada fase ini dipromosikan komputer
untuk konsep sistem informasi manajemen. Alat itu
diciptakan dengan tujuan utama untuk menghasilkan
informasi manajemen, yang saat itu mulai terlihat
kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan
informasi di dalam manajemen. Perkembangan teknologi ini
tidak mulus dikarenakan:
a. kurangnya pengetahuan para pemakai tentang computer
b. kurangnya pengetahuan tentang bidang informasi dan
awam peran manajemen;
c. peralatan komputer terbatas dan mahal;
d. . para pemakai terlalu ambisius bahwa sistem informasi
dapat mendukung semua lapisan manajemen.
3. Fase Pendukung Keputusan
Pada fase ini sejumlah ilmuwan Massachussets Institute of
Technology memformulasikan konsep baru yang diberi
nama Descison Support System (DSS) atau sistem
pendukung keputusan yang menghasilkan informasi yang
ditujukan untuk menghasilkan keputusan yang harus di buat
oleh manajemen. Sistem informasi manajemen ini
dimaksudkan untuk menyediakan informasi pemecahan
masalah bagi para manajer secara umum, sedangkan DSS
dimaksudkan untuk mendukung satu orang manajer secara
khusus.
4. Fase Komunikasi
Perkembangan selanjutnya lahir aplikasi yang disebut
otomatisasi kantor (Office Automation, OA), yang mampu
memberikan fasilitas komunikasi para manajer. Hal ini
memudahkan komunikasi dan produktivitas para manajer
dan pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik.
Pada tahun 1964 saat IBM mengumumkan produknya, yang
disebut Magnettic Tape, yaitu mesin tik yang dapat mengetik
kata-kata yang telah direkam dalam pitak magnet. Operasi
pengetikan ini mengarah pada aplikasi OA yang disebut
pengolahan kata (word processing). Sistem OA ini
berkembang meliputi aplikasi; konferensi jarak jauh
(teleconferencing), voice mail, surat elektronik, dan desktop
publishing
5. Fase Potensial pada Konsultasi
Perkembangan sekarang ini adalah penerapan kecerdasan
buatan (artificial intelligence, AI), ditujukan untuk masalah-
masalah bisnis. Ide ini timbul bahwa komputer dapat
diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis
untuk memecahkan masalah karena dianggap sama dengan
otak manusia. Bagian sistem AI adalah sistem pakar yang
disebut expert system, yaitu aplikasi yang memiliki fungsi
sebagai spesialis dalam hal tertentu. Pada fase ini, teknologi
komputer memiliki kemampuan sebagai konsultan yang
dapat memberikan pemecahan masalah.
D. Evaluasi Belajar
1. Jelaskan pengeritan dari SIM
2. Apa saja komponen-komponen di dalam Sistem informais manajemen
3. Fase-fase apa saja yang harus dilalui dalam membangun system
informasi manajamen?

E. Daftar Pustaka
Atmosudirdjo. 2012. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : STIA-
Lembaga Administrasi Niaga Press.

Bangun, Wilson. 2008. Intisari Manajemen. PT Refika Aditama.


Bandung.

Al Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.


Yogyakarta: Andi Offset
BAB II

METODE PENGEMBANGAN SISTEM


A. Pengantar
Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting,
semakin pesat perkembangan suatu perusahaan maka sistem
informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting.
Tuntutan keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah
akibat adanya tuntutan perkembangan perusahaan, perkembangan
teknologi, kebijakan pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan
kebutuhan informasi

B. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Mahasiswa dapat menguasai metode-metode di dalam pengembangan
system informasi
2. Mahasiswa dapat menyebutkan kelebihan dan kekurangan di setiap
metode pengembangan aplikasi

C. Materi Ajar
1. Pengertian SDLC (Software Development Life Cycle)
SDLC atau Software Development Life Cycle atau System
Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau
mengubah suatu system perangkat lunak dengan menggunakan model-
model atau metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan
sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (Rosa dan Shalahuddin,
2015). Beberapa model proses:
a. Model Air Terjun (Water Fall)
Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2015:28-30) Model SDLC air
terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier
(sequential linier) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model
air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak
secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain,
pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support).
Berikut langkah-langkah yang penting dalam model ini sebagai
berikut:
i. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif
untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar
dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang
dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat
lunak pada tahap ini perlu didokumentasikan
ii. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang
fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak
termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak,
representasi antarmuka, dan prosuder pengodean. Tahap ini
mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis
kebutuhan ke representasi desain agar dapat
diimplementasikan menjadi program pada tahap
selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada
tahap ini juga perlu didokumentasikan
iii. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat
lunak. Hasil dari tahap ini adalah program computer sesuai
desain yang telah dibuat pada tahap desain
iv. Pengujian
Pengujian focus pada perangkat lunak secara dari segi lojik
dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah
diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
(error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan yang diinginkan.
v. Pendukung atau pemeliharaan
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak
mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user.
Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang
muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat
lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap
pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses
pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk
perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk
membuat perangkat lunak baru.

Kelebihan Waterfall

i. Keuntungan pengembangan dengan metode waterfall


adalah metode ini memungkinkan untuk departementalisasi
dan kontrol. proses pengembangan model fase satu per satu,
sehinggameminimalis kesalahan-kesalahan yang mungkin
akan terjadi. Pengembanganya bergerak dari konsep, yaitu
melalui desain, implementasi, pengujian, instalasi,
troubleshooting, dan berakhir di operasi dan pemeliharaan
ii. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini
dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap.
Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
iii. Document pengembangan system sangat terorganisir,
karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap
sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau
tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
iv. Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah
tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-
asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika
kebutuhan sudah diketahui dengan baik.

Kelemahan waterfall

i. Kerugian pembangunan menggunakan metode waterfall adalah


tidak memungkinkan untuk banyak refleksi atau revisi jika
terjadi kesalahan. Karna setelah aplikasi ini dalam tahap
pengujian, sangat sulit untuk kembali dan mengubah sesuatu
yang tidak terdokumentasi dengan baik dalam tahap konsep
ii. Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan
tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu
produk.
iii. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui
sejak awal pengembangan yang berakibat pada tahapan
selanjutnya.
iv. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit
sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidak pastian pada saat
awal pengembangan.
v. Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak
akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada
tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
vi. Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti
pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.

b. Model Prototyping
Digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan
mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang
diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak. Model
prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan
terhadap perangkat lunak yang akan dibuat, dan protoptipe
merupaka program yang belum jadi.

Mock-up adalah sesuatu yang digunakan sebagai model desain


untuk mengajar, demonstrasi, evaluasi desain, promosi atau
keperluan lain yang mempu menyediakan atau
mendemonstrasikan sebagian besar fungsi perangkat lunak dan
memungkinkan pengujian desain perangkat lunak

c. Model Rapid Application Development (RAD)


Model proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat
incremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek. Model
RAD merupakan adaptasi dari model air terjun versi kecepatan
tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk pengembangan
setiap komponen perangkat lunak

a. Pemodelan system
Untuk memodelkan fungsi bisnis untuk mengetahui informasi
apa yang terkait proses bisnis, informasi apa saja yang harus
dibuat, siapa yang harus membuat informasi tersebut,
bagaimana alur informasi tersebut, proses apa saja yang terkait
informasi tersebut
b. Pemodelan data
Memodelkan data apa saja yang dibutuhkan berdasarkan
pemodelan bisnis dan mendefinisikan atribut-atribut beserta
relasinya dengan data yang lain.
c. Pemodelan proses
Mengimplementasikan fungsi bisnis yang sudah didefinsikan
terkait dengan pendefinisian data.
d. Pembuatan Aplikasi
Implementasi proses dan data menjadi program.
e. Pengujian dan pergantian
Menguji komponen yang sudah dibuat

d. Model Iteratif
Mengkombinasikan proses-proses pada model air terjun dan
iteratif pada model prototipe yang menghasilkan versi-versi
perangkat lunak yang sudah mengalami penambahan fungsi untuk
setiap pertambahannya.Model ini cocok untuk pengembang dengan
turnover staf yang tinggi. Model Inkremental dibuat untuk
mengatasi kelemahan model waterfall yang tidak mengakomodasi
iterasi dan mengatasi kelemahan dari metode prototipe yang
memiliki proses terlalu pendek.

e. Model Spiral
Memasangkan iteratif pada model prototipe dengan kontrol dan
aspek sistematik yang diambil dari model air terjun yang
menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan perangkat
lunak yang memiliki versi yang terus bertambah fungsinya. Model
Spiral dibagi menjadi beberapa kerangka aktivitas atau disebut juga
wilayah kerja (task region). Cocok digunakan untuk
mengembangkan aplikasi dengan skala besar tetapi target waktu
dan biaya tidak terlalu tinggi.

a. Komunikasi dengan Pelanggan (customer Communication),


Untuk membangun komunikasi yang efektif antara pengembang
(developer) dan pelanggan (customer)
b. Perencanaan (Planning), Untuk mendefinisikan sumber daya,
waktu, dan informasi yang terkait dengan proyek
c. Analisa Resiko (Risk Analysis),Diperlukan untuk
memperkirakan resiko dari segi teknis maupun manajemen.
d. Rekayasa, Diperlukan untuk membangun satu atau lebih
representasi dari aplikasi perangkat lunak (dapat juga berupa
prototipe).
e. Konstruksi dan Peluncuran (Construction and release),
Dibutuhkan untuk mengonstruksi, menguji, melakukan
instalasi, dan menyediakan dukungan terhadap user.
f. Evaluasi Pelanggan (customer Evaluation), Untuk mendapatkan
umpan balikberdsarkan evaluasi representasi perangkat lunak
yang dihasilkan dari proses rekayasa dan diimplementasikan
pada tahap instalasi.

D. Evaluasi Belajar
1. Apa pengertian dari metode pengembangan system?
2. Sebutkan metode pengembangan system yang ada saat ini?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari system Waterfall?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari system prototyping?

E. Daftar Pustaka
Hanif Al-Fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi,
Yogyakarta, Penerbit: Andi.

Imam Suroso, MSc. Penjelasan tentang SDLC (system development life


cycle).
BAB III

MANAJEMEN RESIKO
A. Pengantar
Bab ini membicarakan risiko, proses manajemen risiko, dan
enterprise risk management. Secara singkat, pengertian dan definisi
risiko cukup beragam. Sumber risiko pada dasarnya adalah
ketidakpastian. Ketidakpastian memunculkan risiko. Proses
manajemen risiko adalah tahapan yang dilakukan untuk mengelola
risiko secara sistematis. Enterprise Risk Management (ERM) adalah
manajemen risiko dalam suatu organisasi. Modul satu berikut ini
membicarakan lebih lanjut ketiga konsep dasar manajemen risiko
tersebut.

B. Kemampuan akhir yang di harapkan


1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari manajemen resiko
2. Mahasiswa dapat menjelaskan kondisi ketidakpastian sebagai sumber
resiko
3. Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa contoh kerugian yang
dialami organisasi akibat kegagalan dalam manajemen resiko
4. Mahasiswa dapat menjelaskan proses atau tahapan dalam
pengelolaan resiko
5. Mahasiswa dapat menyebutkan komponen-komponen dalam
enterprise risk management.

C. Materi Ajar
1. Resiko dan kondisi ketidakpastian
Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap
hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu
yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh,
jika kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita
bertabrakan dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan).
Jika kita mempunyai saham, ada risiko harga saham yang kita pegang
turun nilainya, sehingga kita tidak memperoleh keuntungan (kejadian
yang tidak kita harapkan). Jika bank memberikan kredit kepada suatu
perusahaan, maka ada kemungkinan perusahaan tersebut gagal bayar
(tidak membayar bunga dan/atau cicilan pinjamannya).
Apa yang dimaksud dengan risiko? Risiko bisa didefinisikan
dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai
kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk
analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh
menyimpang dari yang diharapkan. Deviasi standar merupakan alat
statistik yang bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan, karena
itu deviasi standar bisa dipakai untuk mengukur risiko. Pengukuran
yang lain adalah menggunakan probabilitas. Sebagai contoh,
pengemudi kendaraan orang muda lebih sering mengalami kecelakaan
dibandingkan dengan orang dewasa. Probabilitas terjadinya
kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan untuk
orang dewasa. Karena itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih
tinggi dibandingkan untuk orang dewasa.
Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan
kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi
ketidakpastian. Praktis kita menghadapi banyak ketidakpastian di
dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan.
Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga
menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian dalam dunia ini
adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebut
menyebabkan munculnya risiko. Ketidakpastian itu sendiri ada banyak
tingkatannya. Tabel berikut ini menunjukkan tingkatan ketidakpastian
dengan karakteristiknya.

Pada tingkatan pertama, kondisi kepastian sangat tinggi. Hasil


bisa diprediksi dengan relatif pasti. Hukum alam merupakan contoh
kepastian tersebut. Sebagai contoh, kita bisa memprediksi dengan pasti
bahwa bumi mengitari matahari selama 360 hari (satu tahun).
Tingkatan selanjutnya adalah ketidakpastian objektif, dengan contoh
adalah dadu, jika kita melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu
angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (ada enam kemungkinan hasil). Kita bisa
menghitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar, yaitu 1/6.
Tingkatan berikutnya adalah ketidakpastian subjektif, dengan
contoh adalah kecelakaan mobil. Identifikasi hasil dan probabilitas
(kemungkinan) yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebih sulit
dilakukan. Sebagai contoh, jika kita pergi keluar dengan mobil, berapa
besar probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil? Dan jika terjadi
kecelakaan, kerusakan atau kerugian yang bagaimana yang akan kita
dapatkan? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Tingkatan berikutnya adalah kondisi sangat tidak pasti, dengan contoh
eksplorasi angkasa. Kita tidak tahu apa hasil yang akan diperoleh dari
eksplorasi angkasa, apakah akan bertemu dengan makhluk asing
(alien), ataukah menemukan planet yang mirip bumi, atau apa yang
akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasi
hasil yang barangkali bisa diperoleh dari eksplorasi angkasa seperti itu.
Tentu saja juga akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk
masing-masing kemungkinan hasil tersebut.
Ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang
tinggi; Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat
ketidakpastiannya. Bagan berikut ini menunjukkan fluktuasi harga
beberapa instrumen (dihitung berdasarkan deviasi standar tahunan).
Terlihat bahwa semua harga instrumen berfluktuasi. Sebagai contoh,
saham mempunyai fluktuasi sebesar 14%, sementara harga listrik
mempunyai fluktuasi sebesar 228%.
Hasil empiris pada bagan di atas menunjukkan bahwa di dunia
ini semuanya serba tidak pasti. Saham, valas (FX), harga minyak,
sampai dengan harga listrik, mempunyai fluktuasi, meskipun dengan
tingkat fluktuasi yang berbeda-beda. Kepastian adalah ketidakpastian
itu sendiri. Dengan demikian risiko ada di mana-mana, mencakup
semua instrumen.

hun. Sebagai ilustrasi, Indonesia mengalami perubahan sistem


kurs dari tetap menjadi mengambang pada pertengahan tahun 1997.
Sebelum krisis pada tahun 1997, Indonesia menganut sistem kurs
tetap, dengan menetapkan kurs Rp/$ pada tingkat sekitar Rp2.500/$.
Pada pertengahan tahun 1997, untuk mengurangi tekanan terhadap
kurs karena ada krisis ekonomi, pemerintah mengambangkan kurs
Rp/$. Sistem kurs mengambang tersebut masih berlaku sampai saat ini.
Kurs Rp/$ tidak lagi tetap, tetapi bisa berubah tergantung mekanisme
pasar. Sistem kurs mengambang tersebut mengakibatkan fluktuasi
kurs Rp/$ jauh lebih tinggi dibandingkan dengan fluktuasi kurs Rp/$
pada sistem kurs tetap.
Mengapa fluktuasi cenderung meningkat? Ada beberapa faktor
yang mendorong peningkatan fluktuasi tersebut, seperti:
a. Globalisasi dunia.
b. Liberalisasi dunia.
c. Proses Informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang
semakin cepat.
Kejadian di suatu negara akan lebih cepat mempengaruhi
negara lain. Dengan kondisi seperti itu, fluktuasi akan cenderung
meningkat. Liberalisasi dunia (membuka pasar domestik terhadap
investor asing) mempunyai efek yang sama dengan globalisasi.
Hambatan antar negara menjadi berkurang. Aliran modal menjadi lebih
mudah untuk masuk atau keluar. Hal semacam ini akan meningkatkan
fluktuasi dunia. Sebagai ilustrasi, krisis ekonomi di Thailand pada
tahun 1997, memicu terjadinya krisis ekonomi di negaranegara
sekitarnya (Indonesia, Filipina, Malaysia) dengan cepat. Investor
dengan cepat memindahkan dananya dari Thailand dan negara-negara
sekitarnya ke negara-negara lain yang dianggap lebih aman.
Terbukanya perekonomian dunia memungkinkan pergerakan modal
yang cepat semacam itu.
Teknologi yang semakin maju membuat investor atau pelaku
pasar semakin canggih dalam memproses informasi. Kecanggihan
tersebut akan mendorong pelaku pasar untuk lebih cepat memperoleh
informasi dan bertindak lebih cepat atas informasi tersebut.
Kemudahan informasi dan reaksi yang cepat dari investor akan
mendorong fluktuasi harga yang semakin tinggi.
Globalisasi, liberalisasi, dan teknologi yang semakin canggih
akan semakin meningkatkan fluktuasi harga, semakin meningkatkan
ketidakpastian. Fluktuasi tersebut ternyata praktis dialami oleh semua
atau sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia.
Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa risiko ada di mana-
mana, dan risiko cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun.

2. Tipe Tipe Resiko


Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan,
kebakaran, risiko kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga,
dan lainnya. Untuk memudahkan pemahaman dan analisis terhadap
risiko, kita bisa memetakan atau mengelompokkan risiko-risiko
tersebut. Salah satu cara untuk mengelompokkan risiko adalah dengan
melihat tipe-tipe risiko. Bagan berikut ini menunjukkan bahwa risiko
bisa dikelompokkan ke dalam dua tipe risiko: risiko murni dan risiko
spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan dinamis dan statis.

Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko


spekulatif dengan penjelasan sebagai berikut ini.
a. Risiko murni (pure risks) adalah risiko di mana
kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan
keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi
kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe ini
adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya.
Contoh lain adalah risiko banjir menghantam rumah kita.
Kejadian seperti itu akan merugikan kita. Tetapi rumah
berdiri di tempat tertentu tidak secara langsung akan
mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran
atau banjir, di samping individu yang terkena dampaknya,
masyarakat secara keseluruhan juga akan dirugikan.
Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko
murni.
b. Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan
terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian
dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh
tipe risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita
mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian.
Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli) saham.
Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan),
bisa juga analisis kita salah, harga saham bukannya
meningkat, tetapi malah turun (kita memperoleh kerugian).
Risiko spekulatif juga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis.
Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu
tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya.
Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian karena
penjualannya turun, perusahaan lain barangkali akan
memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Secara total,
masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut.
Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa
dibedakan antara risiko yang dinamis dan yang statis.
a. Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu.
Sebagai contoh, risiko terkena petir merupakan risiko yang
muncul dari kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko
ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu
b. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu.
Sebagai contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan
teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru. Misal, jika
masyarakat semakin kritis, sadar akan haknya, maka risiko
hukum (legal risk) yang muncul karena masyarakat lebih
berani mengajukan gugatan hukum (sue) terhadap
perusahaan, akan semakin besar.
Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan
objektif dengan penjelasan sebagai berikut ini.
a. Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi
parameter yang objektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga
atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa
diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return
saham adalah 25% per tahun.
b. Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang
terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang
akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko
tertentu. Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar
yang sama sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian
berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda.
Orang yang konservatif akan menganggap risiko investasi di
pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang
agresif, risiko investasi di pasar modal dianggap tidak terlalu
tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang tersebut melihat pada
risiko objektif yang sama, yaitu standar deviasi return
sebesar 25% per tahun.
Berikut ini contoh-contoh risiko yang biasa dihadapi oleh suatu
organisasi. Risiko-risiko tersebut dikelompokkan ke dalam risiko
murni dan spekulatif
Pembagian risiko ke dalam dua tipe, yaitu risiko murni dan
risiko spekulatif, barangkali tidak sepenuhnya memuaskan. Ada
beberapa jenis risiko yang barangkali bisa masuk ke dalam risiko murni
maupun spekulatif. Sebagai contoh, risiko tuntutan hukum bisa
dimasukkan ke dalam risiko murni, tetapi jika dilihat sebagai
konsekuensi kegiatan bisnis, maka risiko tersebut bisa dimasukkan ke
dalam risiko spekulatif. Pembagian semacam itu bukan ‘harga mati’.
Pembagian semacam itu diharapkan memudahkan kita memahami
jenis-jenis risiko dan karakteristiknya.
3. Proses Manajemen Resiko
Risiko ada di mana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit
dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka
organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam
beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran
organisasi tersebut. Karena itu risiko penting untuk dikelola.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehingga
kita bisa memperoleh hasil yang paling optimal. Dalam konteks
organisasi, organisasi juga akan menghadapi banyak risiko. Jika
organisasi tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka
organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Karena
itu risiko yang dihadapi oleh organisasi tersebut juga harus dikelola,
agar organisasi bisa bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko.
Perusahaan sering kali secara sengaja mengambil risiko tertentu,
karena melihat potensi keuntungan dibalik risiko tersebut. Manajemen
risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
a. Identifikasi risiko.
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko
apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang
dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan
oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet, dan lainnya.
Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan
menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak
diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpanan
minyak tanah. Api merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh
dekat minyak tanah merupakan kondisi yang meningkatkan
terjadinya kecelakaan, bangunan yang bisa terbakar merupakan
eksposur yang dihadapi perusahaan. Misalkan terjadi kebakaran,
kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan (peril).
Identifikasi semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari
sumber risiko sampai ke terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada
beberapa situasi, risiko yang dihadapi oleh perusahaan cukup
standar. Sebagai contoh, bank menghadapi risiko terutama adalah
risiko kredit (kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya).
Untuk bank yang juga aktif melakukan perdagangan sekuritas,
maka bank tersebut akan menghadapi risiko pasar. Setiap bisnis
akan menghadapi risiko yang berbeda-beda karakteristiknya.
b. Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan
mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk
memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita
memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih
mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan
untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis
risiko tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan
probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi.
Dengan probabilitas tersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko.
Sebagai contoh, ada risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau
komet, tetapi probabilitas risiko semacam itu sangat kecil
(0,000000001). Karena itu risiko tersebut tidak perlu diperhatikan.
Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan probabilitas (misal)
0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko kebakaran perlu
diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan bahwa
dengan menggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan
prioritisasi risiko, sehingga kita bisa lebih memfokuskan pada
risiko yang mempunyai kemungkinan yang besar untuk terjadi.
Contoh lain adalah membuat matriks dengan sumbu mendatar
adalah probabilitas terjadinya risiko, dan sumbu vertikal adalah
tingkat keseriusan konsekuensi risiko tersebut (severity, atau
besarnya kerugian yang timbul akibat risiko tersebut). Setiap risiko
bisa dievaluasi kemudian dimasukkan ke dalam matriks tersebut.
Sebagai contoh, risiko kebakaran mempunyai probabilitas 0,6
(tinggi). Jika kebakaran terjadi, maka kerugian yang diakibatkan
akan besar juga (tinggi). Dengan demikian risiko kebakaran akan
ditempatkan pada kuadran probabilitas tinggi dan severity tinggi.
Selanjutnya langkah yang lebih tepat bisa dirumuskan. Sebagai
contoh, untuk risiko kebakaran seperti itu, langkah yang lebih aktif
bisa ditujukan untuk menangani risiko kebakaran tersebut
Untuk risiko lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa
dilakukan. Sebagai contoh, risiko perubahan tingkat bunga bisa
diukur dengan teknik duration (durasi). Modul identifikasi dan
pengukuran risiko spekulatif akan banyak membicarakan
pengukuran risiko perubahan tingkat bunga. Risiko pasar bisa
dievaluasi dengan menggunakan teknik VAR (Value At Risk).
Pemahaman kita terhadap beberapa risiko sudah cukup baik
sehingga teknik pengukuran risiko tersebut sudah berkembang.
Sementara pemahaman kita terhadap risiko lain belum begitu baik
sehingga teknik pengukuran risiko tersebut belum begitu
berkembang. Teknik lain untuk mengukur risiko adalah dengan
mengevaluasi dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.
c. Pengelolaan risiko
Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah
mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal
mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup
serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan
berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan (retention),
diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Erat kaitannya
dengan manajemen risiko adalah pengendalian risiko (risk control),
dan pendanaan risiko (risk financing).
• Penghindaran. Cara paling mudah dan aman untuk
mengelola risiko adalah menghindar. Tetapi cara semacam
ini barangkali tidak optimal. Sebagai contoh, jika kita ingin
memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau
kita harus keluar dan menghadapi risiko tersebut. Kemudian
kita akan mengelola risiko tersebut.
• Ditahan (Retention). Dalam beberapa situasi, akan lebih
baik jika kita menghadapi sendiri risiko tersebut (menahan
risiko tersebut, atau risk retention). Sebagai contoh,
misalkan seseorang akan keluar rumah membeli sesuatu
dari supermarket terdekat, dengan menggunakan
kendaraan. Kendaraan tersebut tidak diasuransikan. Orang
tersebut merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara dia
akan mengendarai kendaraan tersebut dengan hati-hati.
Dalam contoh tersebut, orang tersebut memutuskan untuk
menanggung sendiri (menahan, retention) risiko kecelakaan
• Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang
kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua
eksposur saja. Sebagai contoh, kita barangkali akan
memegang aset tidak hanya satu, tetapi pada beberapa aset,
misal saham A, saham B, obligasi C, properti, dan sebagainya.
Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut
diharapkan bisa dikompensasi oleh keuntungan dari aset
lainnya.
• Transfer Risiko. Jika kita tidak ingin menanggung risiko
tertentu, kita bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain
yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. Sebagai
contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi
kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung
kerugian dari kecelakaan tersebut.
• Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk
mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko
atau kejadian yang tidak kita inginkan. Sebagai contoh,
untuk mencegah terjadinya kebakaran, kita memasang
alarm asap di bangunan kita. Alarm tersebut merupakan
salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran.
• Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti
bagaimana ‘mendanai’ kerugian yang terjadi jika suatu risiko
muncul. Sebagai contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana
menanggung kerugian akibat kebakaran tersebut, apakah
dari asuransi, ataukah menggunakan dana cadangan? Isu
semacam itu masuk dalam wilayah pendanaan risiko.
Di samping proses manajemen risiko seperti yang disebutkan di
muka, manajemen risiko suatu organisasi juga memerlukan
infrastruktur baik keras maupun lunak. Sebagai contoh, manajemen
risiko barangkali akan memerlukan sistem komputer untuk analisis
risiko. Manajemen risiko juga memerlukan staf dan struktur organisasi
yang tepat. Infrastruktur manajemen risiko tidak dibahas secara
khusus dalam modul ini. Modul enam menyajikan ilustrasi bagaimana
perusahaan terkemuka dunia mengembangkan manajemen risiko
dalam organisasinya

D. Evaluasi Belajar
1. Jelaskan kenapa risiko muncul? Apakah di dunia ini tidak ada sesuatu
yang pasti? Jelaskan!
2. Jelaskan tipe-tipe risiko. Kenapa tipe-tipe risiko penting dipelajari?
3. Jelaskan proses manajemen risiko, kenapa proses manajemen risiko
penting dipelajari?

E. Daftar Pustaka
Anthony and Govindarajan. (2009). Management Control System. Jilid
2. Jakarta: Salemba Empat.
Bramantyo, Djohanputro. (2006). Manajemen Risiko Korporat
Terintegrasi. Jakarta: PPM.
Athoilah, Anton, (2010), Dasar-dasar Manajemen, C.V Pustaka Setia,
Bandung
Andhika, I.M. (2011). Implementasi ISO 31000 Sebagai IT Risk
Management pada PT. Bank Mandiri, TBK. Majalah Ilmiah UNIKOM.
10(1).23-34.
Anatan, Lina dan Ellitan, Lena. (2008). Supply Chain Management Teori
dan Aplikasi . CV. Alfabeta: Bandung.
BAB III

DIAGRAM ALIR DATA (DAD)


A. Pengantar
Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu
diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus
dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk
memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan
alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan DFD ini sering
disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses,
diagram alur kerja, atau model fungsi.

B. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik tentang Konsep diagram
alir data
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik tentang Pendekatan
diagram alir data
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik tentang Kelebihan
kekurangan diagram alir data
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik tentang Aturan main
diagram alir data

C. Materi Ajar
1. Konsep Dasar DAD
Menggambarkan pandangan mengenai masukan, proses dan
keluaran sistem yang berhubungan dengan masukan, proses dan keluaran
serta mempresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail
dalam sistem yang lebih besar. Diagram alir data juga mampu
mengkonseptualisasikan bagaimana data-data berpindah di dalam
organisasi. Pada aliran data menekankan logika yang mendasari system.
Diagram arus data (Data Flow Diagram), atau DFD, adalah suatu
gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah
bentukbentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir
melalui suatu proses yang saling berkaitan McLeod (2001:590).
Berikut simbol-simbol dalam DAD:
Keterangan:
1. Kotak rangkap dua digunakan untuk menggambarkan suatu entitas
eksternal, misalnya sebuah perusahaan, seseorang atau sebuah mesin
yang dapat mengirim data atau menerima data dari sistem dan
merupakan sumber atau tujuan data. Entitas diberi nama dengan kata
benda.
2. Tanda panah, menunjukan perpindahan data dari satu titik ke titik lain,
aliran data yang muncul secara simultan bias digambarkan dalam kata
benda.
3. Bujursangkar dengan sudut membulat digunakan untuk menunjukan
adanya proses transformasi dan aliran data yang meninggalkan suatu
proses selalu diberi label yang berbeda dari aliran data yang masuk.
Dapat memberi nama seperti sistem kontrol inventaris, menghitung,
memverifikasi, menyiapkan, mencetak, dan lain-lain
4. Persegi Panjang dengan ujung terbuka yang menunjukan data. Dalam
diagram alir data logika, jenis penyimpanan fisik (misal disk) tidak
ditetapkan. penyimpanan dapat berupa penyimpanan manual, seperti
lemari file, atau sebuah file atau basis data terkomputerisasi.
2. Pengertian DAD
Data flow diagram (DFD) adalah ilustrasi alur sebuah sistem. Biasanya,
DFD banyak digunakan oleh seseorang yang bekerja di bidang sistem
informasi. Diagram ini dipopulerkan oleh Ed Yourdon dan Larry
Constantine pada akhir 1970-an dalam bukunya yang bertajuk
Structured Design. Hingga saat ini, DFD banyak digunakan dalam
pengembangan berbagai sistem, termasuk software development.
Sebelum mengetahui penggunaan data flow diagram (DFD) lebih
lanjut, kamu perlu memahami apa itu DFD. DFD adalah peta aliran
informasi untuk setiap proses atau sistem. Adapun menurut SmartDraw,
DFD adalah gambaran bagaimana data diproses oleh suatu sistem dari segi
input dan output.
Dari dua definisi tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa DFD
adalah gambaran arus informasi yang diproses dari input menuju sebuah
output tertentu. DFD fokus pada arus informasi, asal dan tujuan data,
hingga bagaimana data tersebut disimpan.
biasanya, DFD digunakan untuk menjelaskan atau menganalisis
sebuah sistem informasi. Selain itu, diagram ini juga bisa dimanfaatkan
dalam proses software development. Banyak analis lebih memilih DFD
daripada jenis diagram lainnya. Analis dapat menggunakan DFD untuk
membuat gambaran sebuah sistem, kemudian memberikannya pada
programmer. Selanjutnya, programmer akan membuat coding
berdasarkan arahan analis yang tertuang dalam DFD.
Banyak proses dalam suatu sistem yang sulit dijelaskan oleh kata-
kata. Oleh karena itu, untuk menyederhanakannya, kamu bisa
menggunakan DFD yang disusun secara visual. Ada berbagai simbol yang
digunakan dalam DFD, yaitu persegi panjang, lingkaran, dan panah. Setiap
simbol memiliki makna yang berbeda dan akan diberi label untuk
menjelaskan semua step tersebut. Anda bisa membuat DFD sederhana
menggunakan tangan. Namun, ada pula beberapa software khusus yang
bisa kamu gunakan untuk membuat DFD, seperti EasyCase, Power
Designer 6, dan Unified Manual Language (UML).
3. Fungsi DAD
Pada dasarnya, ada tiga fungsi utama dari DFD, yaitu sebagai berikut:
• Penggambaran system
Fungsi pertama dari DFD adalah sebagai penggambaran sistem.
DFD dapat kamu gunakan untuk menggambarkan sistem
sebagai suatu jaringan yang fungsional. Di dalam jaringan
tersebut, ada berbagai komponen yang dihubungkan satu sama
lain menggunakan alur data. Dengan begitu, kamu bisa
memahami setiap alur yang ada dalam sistem tersebut.
• Pembuatan Model
Selain menggambarkan sistem, DFD juga dapat kamu gunakan
untuk membuat sebuah model yang baru. Kamu bisa
menekankan fungsi sistem-sistem tertentu untuk melihat
bagian yang lebih detail dari DFD tersebut. Dengan begitu, kamu
bisa melihat beberapa bagian penting untuk acuanmu
merancang sebuah model.
• Penyampaian rancangan system
Fungsi DFD yang ketiga adalah menyampaikan rancangan
sistem kepada pihak lain. DFD dapat menggambarkan alur data
secara lebih mudah melalui pendekatan visual. Oleh karena itu,
kamu bisa menggambarkan rancangan sistem menggunakan
DFD dan menyampaikannya pada programmer, pembuat
sistem, klien, dan siapa pun yang perlu mengetahuinya. Mereka
pun akan lebih mudah memahami rancangan yang kamu buat.
4. Aturan Utama pembuatan DAD
• Jumlah input dan output
Setiap DFD setidaknya harus memiliki satu input dan satu
output. Hal ini disebabkan karena DFD harus menggambarkan
alur sistem dari awal hingga akhir.
• Hubungan data store
Aturan DFD selanjutnya adalah setiap data store harus
terhubung dengan setidaknya satu input dan satu output.
Dengan begitu, data store bisa menyimpan semua data yang
masuk ke sistem.
• Datastore harus di proses
Setiap data yang tersimpan di data store harus melalui sebuah
proses yang menjadikannya sebuah output.
• Posisi Proses
Setiap proses yang terdapat di DFD harus menjalani proses
lainnya atau tersimpan di data store.
5. Simbul dalam DAD
Di dalam DAD terdapat simbul-simbul, yaitu:
• External Entity
Simbol pertama yang digunakan dalam DFD adalah external
entity atau terminator. External entity adalah pihak yang berada
di luar sistem, bisa berupa individu, organisasi, divisi,
perusahaan, atau sistem lain. External entity akan memberikan
input ke sistem atau menerima output dari sistem. Simbol DFD
yang satu ini digambarkan dengan simbol kotak atau persegi
panjang. . Setiap sistem pasti mempunyai batasan sistem
(boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan
luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output
kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity)
merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang
dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada
di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau
menerima output dari system. Simbul external entitiy:

• Process
Process dalam DFD adalah proses yang dilakukan sebuah mesin
untuk mengubah input menjadi output menjadi format yang
berbeda. Hal ini digambarkan dengan simbol lingkaran atau
persegi panjang dengan garis di bagian dalamnyaData Store
Data store adalah file yang menyimpan data atau informasi
untuk digunakan kemudian. Dengan kata lain, data store adalah
database. Biasanya, data store berupa tabel sehingga lebih
mudah diolah. Setiap data store harus terhubung dengan
setidaknya satu input dan satu output, seperti dikutip dari
Visual Paradigm. Data store digambarkan dengan simbol dua
garis sejajar. Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang
dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus
data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data
yang akan keluar dari proses. Untuk physical data flow diagram
(PDFD), proses yang dapat dilakukan oleh orang, mesin atau
komputer, sedang untuk logical data flow diagram (LDFD),
suatu proses hanya menunjukkan proses dari komputer. Suatu
proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau dengan
simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut sudutnya
tumpul.

• Dataflow
Data flow adalah arus data yang mengalir di antara suatu proses,
terminator, dan data store. Hal ini digambarkan dengan simbol
tanda panah. Kesimpulannya, DFD adalah diagram alur data
yang digunakan untuk perancangan suatu sistem. Kamu bisa
memanfaatkan DFD dalam perencanaan dan pengembangan
sistem apa pun. Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu
panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process),
simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity).
Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa
masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat
berbentuk sebagai berikut ini:
- Formulir atau dokumen yang digunakan di perusahaan
- Laporan tercetak yang dihasilkan oleh system
- Tampilan atau output di Iayar komputer yang dihasilkan
oleh system
- Masukan untuk computer
- Komunikasi ucapan
-
6. Kelebihan Pendekatan Alir Data
1. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem yang
terlalu dini
2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam
sistem dan sub sistem.
3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan
pengguna melalui alir data.
4. Menganalis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah
datadata dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan

7. Diagram Alir Data Logika dan Fisik

Kategori diagram alir data :

1. Diagram alir data logika, memfokuskan pada bisnis serta


bagaimana bisnis tersebut beroperasi dan tidak berhubungan
dengan bagaimana sistem dibangun.
2. Diagram alir data fisik, menunjukan bagaimana system tersebut
diimplementasikan termasuk perangkat keras, perangkat lunak,
file-file dan orang-orang yang terlibat dalam system.

8. Aturan Main Menggambar DAD


1. Dalam DFD tidak boleh menghubungkan antara EXTERNAL
ENTITY dengan EXTERNAL ENTITY secara langsung.
2. Dalam DFD tidak boleh menghubungkan antara DATA STORE
dengan DATA STORE secara langsung
3. Dalam DFD tidak boleh menghubungkan antara DATA STORE
dengan EXTERNAL ENTITY secara langasung (atau sebaliknya)
4. Setiap PROSES harus ada DATA FLOW yang masuk dan DATA
FLOW yang keluar
5. Aliran data tidak boleh terbelah menjadi dua atau lebih aliran
data yang berbeda.
9. Tahapan Proses pembuatan DAD
1. DIAGRAM KONTEKS: Tingkatan tertinggi dalam diagram alir
data dan hanya memuat satu proses, menunjukan sistem secara
keseluruhan, diberi nomor nol dan tidak memuat penyimpanan
data
2. DIAGRAM NOL (0): Menggambarkan detail dari diagram
konteks, masukan dan keluaran yang ditetapkan dalam diagram
konteks tetap konstan dalam semua diagram sub urutannya dan
sudah menunjukan bentuk penyimpanan
3. Diagram Detail: dikembangkan untuk menciptakan diagram
anak yang lebih mendetail. Proses pada diagram 0 yang
dikembangkan disebut parent process (proses induk) dan
diagram yang dihasilkan disebut child diagram, apabila proses
tersebut tidak dapat lagi dikembangkan disebut sebagai proses
primitive
10. Langkah-langkah Mengembangkan DAD
1. Membuat sebuah daftar tentang kegiatan-kegiatan bisnis dan
digunakan untuk menentukan berbagai macam : entitas eksternal,
aliran data, prosesproses, penyimpanan data.
2. Menciptakan sebuah diagram yang menunjukan entitas-entitas
eksternal dan aliran-aliran data menuju system
3. Menggambar diagram nol yang menunjukan prosesproses dan
penyimpanan data.
4. Menciptakan diagram anak untuk setiap proses dalam diagram 0.
5. Mengecek kesalahan dan memastikan label-label yang ditetapkan
untuk setiap proses dan aliran data.

D. Evaluasi Belajar
1. Terangkan tentang Konsep diagram alir data dan pentingnya di dalam
membangun aplikasi atau system informasi manajemen
2. Sebutkan manfaat dari penggunaan Pendekatan diagram alir data di
dalam memulai merancangan system informasi manajemen
3. Jelaskan tentang Kelebihan kekurangan diagram alir data
4. Jelaskan tentang Aturan main diagram alir data

E. Daftar Pustaka
Afyenni, R. (2014). Perancangan Data Flow Diagram Untuk Sistem
Informasi Sekolah. TEKNOIF, Vol. 2 No., 1–3
Antonio, H., & Safriadi, N. (2012). Rancang Bangun Sistem Informasi
Administrasi, Rancang Bangun Sistem, Vol.4 No.2, 12-13.
Eirene, S., & Nainggolan, R. (2012). Sistem Informasi Teknik
Informatika. Sistem Informasi, 1–9.
Amin, R., dan Pitriani, P. (2018). Penerapan metode forward chaining
untuk diagnosa penyakit insomnia. Jurnal PILAR Nusa Mandiri, Vol.14,
No.1.
BAB IV

ANALISIS PERANCANGAN INPUT DAN OUTPUT


A. Pengantar
Sistem informasi yang dibangun membutuhkan masukan atau input
agar sistem tersebut bisa berjalan sesuai dengan tujuan dibuatnya
system. Output dari sistem informasi ini berupa keterangan dan
penjelasan dari kata kunci atau keyword yang dimasukkan oleh
pengguna.

B. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Mahasiswa mampu menjabarkan dengan baik tentang pengertian
output, dan perancangan output
2. Mahasiswa mampu menyebutkan tipe-tipe dari output, format,
dan langkah rancangan output secara umum
3. Mahasiswa mampu menjabarkan dengan baik tentang pengertian
input, dan perancangan input
4. Mahasiswa mampu menyebutkan tipe-tipe dari input, format, dan
langkah rancangan input secara umum

C. Materi Ajar
1. Perancangan Output

Rancangan Output merupakan hasil dari adanya inputan data yang


akan diberikan kepada entitas luar. Output adalah informasi yang
dikirim kepada pengguna melalui sistem informasi yang dapat berupa
: Print, Screen, Audio, CD-ROM or CD-RW, DVD, E-mail, World Wide
Web, Electronic output. Output (keluaran) adalah produk dari sistem
informasi yang dapat dilihat. lstilah output ini kadang-kadang
membingungkan, karena output dapat terdiri dari macam-macam jenis.
Output dapat berupa hasil di media keras (seperti misalnya kertas,
microfilm) atau hasil di media lunak (berupa tampilan di layar
monitor). Disamping itu output dapat berupa hasil dari suatu proses
yang akan digunakan oleh proses lain dan tersimpan di suatu media
seperti tape, disk atau kartu. Yang akan dimaksud dengan output pada
tahap desain ini adalah output yang berupa tampilan di media keras
atau di layar monitor.

Tujuan dibuat rancangan output adalah :

1. Merancang output untuk tujuan tertentu


2. Membuat output bermanfaat bagi para pengguna
3. Mengirim jumlah output yang tepat
4. Menyediakan distribusi output yang tepat
5. Menyediakan output tepat waktu
6. Memilih metoda output yang paling tepat dan paling efektif

1.1. Tipe Output


• Output internal
Adalah output yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
manajemen. Output ini akan tetap tinggal di dalam perusahaan
dan akan disimpan sebagai arsip atau dimusnahkan bila sudah
tidak digunakan lagi. Output jenis ini dapat berupa
laporanlaporan terinci, laporan-laporan ringkasan dan laporan-
laporan lainnya
• Output eksternal
Adalah output yang akan didistribusikan kepada pihak luar yang
membutuhkannya. Contoh output ekstern adalah faktur, check,
tanda terima pembayaran dan lain sebagainya. Banyak output
ekstern ini dibuat di formulir yang sudah tercetak sebelumnya
(preprinted form) dan sistem informasi hanya menambahkan
bagianbagian tertentu yang masih harus diisi.
1.2. Format Output
Bentuk atau format dari output dapat berupa keterangan-
keterangan (narrative), tabel atau pabrik. Yang paling banyak
dihasilkan adalah output yang berbentuk tabel. Akan tetapi
sekarang dengan kemampuan teknologi komputer yang dapat
menampilkan bentuk grafik, maka output berupa grafik juga mulai
banyak dihasilkan, terutama output untuk keperluan manajemen
tingkat menengah ke atas
1.3. Langkah-langkah rancangan output secara umum
Desain output secara umum ini dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
• Menentukan kebutuhan output dari sistem baru
Output yang akan didesain dapat ditentukan dari diagram arus
data, DAD, sistem baru yang telah dibuat. Output di DAD
ditunjukkan oleh arus data dari suatu proses ke kesatuan luar
atau dari suatu proses ke proses lainnya.
• Menentukan parameter dari output
Setelah output-output yang akan didesain telah dapat
ditentukan, maka parameter dari output selanjutnya juga dapat
ditentukan. Parameter ini meliputi tipe dari output, formatnya,
media yang digunakan, alat output yang digunakan, jumlah
tembusannya, distribusinya dan periode output.

2. Perancangan Input
Merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah
dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi-transaksi
yang dilakukan oleh organisasi. Formulir adalah perangkat penting
untuk mengendalikan aliran kerja dan digunakan untuk menangkap
(capture) data yang terjadi sering juga disebut Dokumen Dasar. Bila
berpikir tentang input, biasanya juga akan berpikir tentang alat
input (input device) yang akan digunakan, semacam keyboard, card
reader dan lain sebagainya. Alat input dapat digolongkan ke dalam
2 golongan, yaitu alat input langsung (online input device). Alat
input langsung merupakan alat input yang langsung dihubungkan
dengan CPU, misalnya adalah keyboard, mouse, touch screen dan
lain sebagainya. Alat input tidak langsung adalah alat input yang
tidak langsung dihubungkan dengan CPU, misalnya KTC
(keytocard), KTT (keytotape) dan KTD (keytodisk).
2.1. Proses Input
Tergantung dari alat input yang digunakan, proses dari input dapat
melibatkan dua atau tiga tahapan utama, yaitu :
• Penangkapan data (data capture).
Merupakan proses mencatat kejadian nyata yang terjadi akibat
transaksi yang dilakukan oleh organisasi ke dalam dokumen
dasar. Dokumen dasar merupakan bukti transaksi.
• Penyiapan data (data preparation)
Yaitu mengubah data yang telah ditangkap ke dalam bentuk
yang dapat dibaca oleh mesin (machine readable form, misalnya
kartu plong, pita magnetik atau disk magnetik)
• Pemasukan data (data entry)
Merupakan proses membaca atau memasukkan data ke dalam
computer
2.2. Tipe Input
Input dapat dikelompokkan ke dalam :
• Input ekstern (external input)
Adalah input yang berasal dart luar organisasi, seperti misalnya
faktur pembelian, kwitansi-kwitansi dart luar organisasi
• Input intern (internal input)
Adalah input yang berasal dari dalam organisasi, seperti
misalnya faktur penjualan, order penjualan dan lain sebagainya.
Umumnya dokumen dasar yang akan didesain adalah dokumen
dasar untuk data capture input intern
2.3. Langkah-langkah rancangan input secara umum
Yang perlu didesain secara rinci untuk input adalah bentuk dari
dokumen dasar yang digunakan untuk menangkap data, kodekode
input yang digunakan dan bentuk dari tampilan input di alat input.
Untuk tahap desain input secara umum, yang perlu dilakukan oleh
analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu input-input
yang akan didesain secara rinci tersebut. Langkahlangkah ini adalah
sebagai berikut :
• Menentukan kebutuhan input dari sistem baru
Input yang akan didesain dapat ditentukan dari DAD sistem
baru yang telah dibuat. Input di DAD ditunjukkan oleh arus data
dari suatu kesatuan luar ke suatu proses dan bentuk tampilan
input di alat input yang ditunjukkan oleh suatu proses
memasukkan data
• Menentukan parameter dari input
Setelah input-input yang akan didesain telah dapat ditentukan,
maka parameter dari input selanjutnya juga dapat ditentukan.
Parameter ini meliputi : - bentuk dari input, dokumen dasar atau
bentuk isian di alat input (dialog layar terminal). - sumber input
- jumlah tembusan untuk input berupa dokumen dasar dan
distribusinya alat input yang digunakan - volume input - periode
input
3. Rancangan database
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di
simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu
untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu
komponen yang penting di sistem informasi, karena berfungsi
sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapan
database dalam sistem informasi disebut dengan database system.
Sistem basis data (database system) ini adalah suatu sistem
informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk
beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu
organisasi.
Untuk tahap desain database secara umum, yang perlu
dilakukan oleh analis adalah mengidentifikasi terlebih dahulu file-
file yang diperlukan oleh sistem informasi. File-file database yang
dibutuhkan oleh sistem dapat dilihat pada desain model yang
digambarkan dalam bentuk diagram arus data. Langkah-langkah
desain database secara umum adalah sebagai berikut :
• Menentukan kebutuhan file database untuk sistem baru
File yang dibutuhkan dapat ditentukan dari DAD sistem baru
yang telah dibuat.
• Menentukan parameter dari file database
Setelah file file yang dibutuhkan telah dapat ditentukan, maka
parameter dari file selanjutnya juga dapat ditentukan.
Parameter ini meliputi :
- tipe dari file : file induk, file transaksi, file sementara dan
lain sebagainya.
- media file : hard disk, diskette atau pita magnetik
- organisasi dari file : apakah file tradisional (file urut,
atau file akses langsung) atau
- organisasi database (struktur berjenjang jaringan atau
hubungan field kunci dari file).
4. Rancangan Kontrol
Suatu sistem merupakan subyek dari mismanajemen,
kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan dan
penyelewengan-penyelewengan umum lainnya. Pengendalian yang
diterapkan pada sistem informasi sangat berguna untuk tujuan
mencegah atau menjaga terjadinya hal hal yang tidak diinginkan
(kesalahan-kesalahan atau kecurangankecurangan). Pengendalian
intern juga dapat digunakan untuk melacak kesalahan-kesalahan
yang sudah terjadi sehingga dapat dikoreksi.
Dalam pengembangan suatu sistem informasi, analis dan
perancang sistem harus memikirkan pengendalian yang ada atau
yang akan diterapkannya. Sistem informasi sebagai sistem yang
terbuka (open system) tidak bisa dijamin sebagai suatu sistem yang
bebas dari kesalahan-kesalahan atau kecurangan-kecurangan.
Apabila sistem tersebut dilengkapi dengan suatu pengendalian
yang berguna untuk mencegah atau menjaga halhal yang negatif
tersebut, maka sistem akan dapat terus melangsungkan hidupnya.
Suatu sistem harus dapat melindungi dirinya sendiri. Pengendalian
yang baik merupakan cara bagi suatu sistem informasi untuk
melindungi dirinya dari hal-hal yang merugikan. Pengendalian
dalam sistem informasi dapat dikategorikan lebih lanjut ke dalam
pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi
(application control).
4.1. Pengendalian secara umum
Pengendalian secara umum merupakan pengendalian diluar
aplikasi pengolahan data yang terdiri dari :
1. Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasi ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan pemisahan tugas (segregatian of duties) dan
pemisahan tanggungjawab (segregation of responsibilities)
yang tegas.
2. Pengendalian dokumentasi
Dokumentasi ini penting untuk keperluan-keperluan
sebagai berikut :
- Mempelajari cara mengoperasikan system
- Sebagai bahan training
- Dasar pengembangan sistem lebih lanjut
- Dasar bila akan memodifikasi atau memperbaiki
sistem di kemudian hari
- Materi acuan bagi pemeriksa system
Dokumentasi yang ada diantaranya dapat berupa :
- Dokumentasi prosedur
Dapat berisi prosedur-prosedur yang harus
dilakukan pada suatu keadaan tertentu, seperti
misalnya prosedur pengetesan program, prosedur
penggunaan file, prosedur pembuatan backup dan
restore dan lain sebagainya
- Dokumentasi system
Menunjukkan bentuk dari sistem pengolahan data
yang digambarkan dalam bagan alir sistem (system
flowchart) atau diagram arus data.
- Dokumentasi program
Menggambarkan logika dari program dalam bentuk
bagan alir program (program flowchart) atau dalam
bentuk tabel keputusan (decision table) atau dalam
bentuk structured chart serta cetakan program.
Dokumentasi program sangat dibutuhkan oleh
programmer bila akan memodifikasi atau
mengembangkan program
- Dokumentasi operasi
Berisi penjelasan-penjelasan cara dan prosedur-
prosedur mengoperasikan program. Dokumentasi ini
sangat berguna bagi operator
- Dokumentasi data
Berisi definisi-definisi dari itemitem data di dalam
database yang digunakan oleh sistem informasi.
Dokumentasi data dapat dalam bentuk Kamus Data.
Dokumentasi data banyak dibutuhkan oleh Database
Administrator dan pemeriksa system
3. Pengendalian Perangkat Keras
Pengendalian perangkat keras (hardware control)
merupakan pengendalian yang sudah dipasang di dalam
komputer itu (built in) oleh pabrik pembuatnya.
Pengendalian ini dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan
atau tidak berfungsinya perangkat keras (hardware
mulfunction). Pengendalian perangkat keras dapat berupa
pemeriksaan pariti (parity check), pemeriksaan gaung (echo
check), pemeriksaan baca setelah rekam (read after write
check), pemeriksaan baca ulang (dual read check),
pemeriksaan validitas (validity check) dan pemeriksaan
kesalahan lain-lain (miscellaneous errors check).
4. Pengendalian keamanan fisik
Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan
untuk menjaga keamanan terhadap perangkat keras,
perangkat lunak dan manusia di dalam perusahaan. Bila
pengendalian keamanan fisik tidak dilakukan secara
mestinya, maka dapat mengakibatkan :
- menurunnya operasi kegiatan
- membahayakan system
- hilangnya atau menurunnya pelayanan kepada
langganan
- hilangnya harta kekayaan milik perusahaan
5. Pengendalian Keamanan data
Menjaga integritas dan keamanan data merupakan
pencegahan terhadap data yang tersimpan di simpanan luar
supaya tidak hilang, rusak dan tidak diakses oleh orang yang
tidak berhak. Beberapa cara pengendalian telah banyak
diterapkan untuk maksud ini, diantaranya :
- dipergunakan data log
- proteksi file
- pembatasan pengaksesan (access restriction)
- data backup dan recovery
6. Pengendalian Komunikasi
Jika sistem informasi menggunakan suatu network
komunikasi untuk mentransmisikan data dari satu tempat
ke tempat lain, analis sistem harus memikirkan
pengendalian untuk ini. Pengendalian komunikasi
dimaksudkan untuk menangani kesalahan selama proses
mentransmisikan data dan untuk menjaga keamanan dari
data selama pengiriman data tersebut. Pengendalian ini
ditujukan untuk menangani kesalahan transmisi dan
keamanan data sewaktu transmisi.
4.2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang
diterapkan selama proses pengolahan data berlangsung.
Pengendalian aplikasi (application control) dapat dikategorikan
ke dalam :
1. Pengendalian masukan (input control)
Mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa data transaksi
yang valid telah lengkap, terkumpul semuanya serta bebas
dari kesalahan sebelum dilakukan proses pengolahannya
2. Pengendalian pengolahan (processing control)
Tujuan dari pengendalian pengolahan ini adalah untuk
mencegah kesalahankesalahan yang terjadi selama proses
pengolahan data yang dilakukan setelah data dimasukkan ke
dalam komputer. Kesalahan pengolahan dapat terjadi
karena program aplikasi yang digunakan untuk mengolah
data mengandung kesalahan.
3. Pengendalian keluaran (output control)
Keluaran (output) yang merupakan produk dari pengolahan
data dapat disajikan dalam dua bentuk utama, yaitu dalam
bentuk hard copy dan dalam bentuk soft copy. Dalam bentuk
hard copy yang paling banyak dilakukan adalah berbentuk
laporan yang dicetak menggunakan alat cetak (printer) dan
dalam bentuk soft copy yang paling umum adalah berbentuk
tampilan di layar terminal.
5. Rancangan Teknologi
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara
keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software) dan teknisi
(humanware atau brainware).
1. Teknologi perangka Keras
Teknologi perangkat keras komputer dapat terdiri dari :
- Alat masukan
- Alat pemroses
- Alat output
- Simpanan luar
2. Teknologi Perangkat Lunak
Perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam :
- Perangkat lunak sistem operasi (operating system)
- Perangkat lunak bahasa (language software)
- Perangkat lunak aplikasi (application software)
3. Teknologi Komunikasi data
Network adalah jaringan dari sistem komunikasi data yang
melibatkan sebuah atau lebih sistem komputer yang
dihubungkan dengan jalur transmisi dan alat komunikasi
membentuk satu sistem. Dengan network, komputer yang satu
dapat menggunakan data di komputer yang lain, dapat
mencetak laporan di printer komputer yang lain, dapat memberi
berita ke komputer yang lain walaupun berlainan area. Dalam
tahap desain teknologi secara umum, yang perlu dilakukan oleh
analis sistem adalah mengidentifikasi jenis dari teknologi yang
dibutuhkan dan jumlahnya yang diperlukan oleh sistem
informasi.
- Menentukan jenis teknologi untuk sistem baru
- Menentukan jumlah dari teknologi.

D. Evaluasi Belajar
1. Jabarkan definisi tentang pengertian output, dan perancangan
output
2. Sebutkan tipe-tipe dari output, format, dan langkah rancangan
output secara umum
3. Jabarkan dengan baik tentang pengertian input, dan perancangan
input
4. Sebutkan tipe-tipe dari input, format, dan langkah rancangan input
secara umum

E. Daftar Pustaka
Anonim., 2000. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input Output.
Badan Pusat Statistik. DKI Jakarta.
________,2001. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input Output. Badan
Pusat Statistik: DKI Jakarta.
BAB V

KAMUS DATA DAN STRUKTUR DATA


A. Pengantar
Struktur data sangat penting dalam komponen komputer dan
bahasa pemrograman. bersamaan dengan struktur data, juga sangat
penting untuk mengetahui bagaimana untuk memperbaiki masalah
atau menemukan solusi menggunakan struktur data. dari simple
handphone buku kontak sampai DNA kompleks profile yang
mencocokan system, penggunaan struktur data dan algoritma
digunakan dimanapun.

B. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Mahasiswa mampu memahami konsep struktur data
2. Mahasiswa mampu mendefinisikan struktur data
3. Mahasiswa mampu menguraikan efisiensi dalam struktur data

C. Materi Ajar
4. Kamus data (Data Dictionary)
Menurut McLeod (2001:582) “kamus data adalah suatu
penjelasan tertulis mengenai data yang berada didalam database”.
Kamus Data atau data dictionary atau disebut juga dengan istilah
sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dapat
digunakan metodelogi objek, berorientasi data menjelaskan detail lagi
tentang hubungan entitas.
Fungsi dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat
mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap dan
untuk menghindari penggunaan kata-kata yang sama karena kamus
data disusun secara abjad.
Pada tahap analisis sistem kamus data baik digunakan untuk
pada tahap analisa maupun pada tahap perancangan sistem. Pada
tahap analisa kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara
analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di
sistem tersebut serta informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem
(user). Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada dalam data
flow diagram. Arus data yang ada dalam data flow diagram bersifat
global maksudnya hanya ditujukan nama arus datanya saja yaitu
keterangan lebih lanjut tentang struktur dari suatu arus data dalam
diagram alir data secara lebih rinci lagi dapat dilihat pada kamus data.
Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang
data yang dicatatnya. Untuk maksud dan tujuan ini, maka kamus data
harus memuat hal- hal sebagai berikut :
a. Arus Data
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data
akan menuju. Fungsi arus data supaya memudahkan mencari arus
data didalam data flow diagram (DFD).
b. Nama Arus Data
Karena kamus data dibuatkan berdasarkan arus data yang
mengalir didata flow diagram (DFD), maka nama arus data juga
dicatat dalam kamus data.
c. Tipe Data
Data yang mengalir biasanya dalam bentuk laporan serta dokumen
hasil cetakan komputer. Dengan demikian bentuk dari data yang
mengalir dapat berupa dokumen dasar atau formulir, dokumen
hasil cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan dilayar
monitor, variabel, parameter dan field-field. Bentuk tersebut dapat
juga disebut tipe data
d. Struktur Data
Menunjukkan struktur data yang dicatat pada kamus data yang
terdiri dari item-item atau elemen-elemen data
e. Alias atau Nama Lain
Alias atau nama lain perlu dituliskan bila nama lain ada. Dikatakan
perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang
berbeda untuk orang atau departemen yang satu dengan yang
lainnya
f. Volume
Volume yang perlu dicatat dikamus data adalah tentang volume
rata-rata dan volume puncak dari arus data. Volume rata-rata
menunjukkan banyaknya rata-rata arus data yang mengalir dalam
satu periode tertentu. Sedangkan volume puncak menunjukkan
volume terbanyak
g. Periode
Menunjukkan kapan terjadi arus dataini, kapan input data harus
dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program harus
dilakukan dan kapan laporan-laporan harus dihasilkan
h. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang
dicatat dalam kamus data maka bagian penjelasan diisi dengan
keteranganketerangan tentang arus data tersebut.

Selain hal tesebut diatas, kamus data juga mempunyai suatu


bentuk untuk mempersingkat arti atau makna dari simbol yang
dijelaskan yang disebut Notasi. Notasi tersebut adalah:
1. Notasi Tipe Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi format input
maupun outputsuatu data. Notasi yang umum digunakan antara
lain :
2. Notasi Struktur Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi elemen data. Dimana
notasi yang umum digunakan adalah :

5. Struktur Data
Pertama kali Anda mendengar kalimat struktur data, apakah yang
terlintas dalam benak Anda? Sebagian orang menjawab struktur data
seperti struktur–struktur bangunan atau rangka–rangka bangunan
seperti kayu atau besi untuk memberikan ruang–ruang pada sebuah
bangunan. Adapun jawaban lainnya yaitu seperti struktur organisasi di
sebuah organisasi maupun lembaga, seperti ketua, sekretaris,
bendahara, anggota dan sebagainya.
5.1. Definisi Struktur Data

Sebenarnya kita selalu berinteraksi dengan struktur data,


misalkan:

1. Membuka file dalam komputer. Struktur data pada sistem


file menggunakan suatu lokasi tertentu untuk menyimpan
file tersebut dalam tempat penyimpanan (disk), sehingga
file tersebut dapat diambil atau diperlihatkan kepada user.
Setiap konten pada file tersebut dapat disimpan pada
berbagai bagian disk yang tersedia. Penyimpanan dan
pencarian file tersebut bukanlah hal yang mudah, karena
komputer harus melakukan berbagai proses untuk
mendapatkan informasi sesuai dengan keinginan user.
2. Melihat kontak pada telepon genggam. Struktur data
digunakan untuk melihat nomor telepon yang terdapat pada
daftar kontak telepon berdasarkan sebagian data. Sebelum
Anda selesai melakukan pengetikan nama yang Anda cari
pada telepon, maka telepon Anda akan memberikan
beberapa nama yang mirip jika terdapat banyak kemiripan,
atau akan langsung memberikan nama yang Anda cari jika
tidak terdapat kemiripan dengan nama lainnya dalam
telepon Anda.
3. Masuk (login) ke dalam media sosial. Server akan
menggunakan informasi login Anda untuk mencari
informasi akun Anda. Hal tersebut tidak mudah, karena
media sosial yang popular pasti memiliki ratusan, bahkan
miliaran user yang aktif.
4. Melakukan pencarian di dalam website. Mesin pencarian
(search engine) menggunakan struktur data untuk
menemukan website berdasarkan kata kunci pencarian
yang diberikan user. Hal ini pun tidak mudah, karena lebih
dari 8.5 milyar website dalam internet dan setiap website
tersebut memiliki banyak konten yang dapat dijadikan
sebagai istilah pencarian tersebut.
5. Telepon layanan darurat (9-1-1). Jaringan layanan darurat
akan melihat nomor telepon Anda dalam suatu struktur data
yang memetakan nomor telepon Anda dengan alamat Anda,
sehingga dapat mengirimkan mobil polisi, ambulan, atau
pemadam kebakaran menuju alamat Anda tanpa harus
menunggu. Hal ini sangat penting, karena orang yang
membuat panggilan tersebut mungkin tidak dapat
memberikan alamat yang tepat, sehingga dapat
menyebabkan penundaan yang mempertaruhkan antara
hidup dan mati.

Berdasarkan beberapa contoh yang telah dipaparkan, maka


struktur data sudah menjadi hal yang sangat penting dalam keseharian
kita. Dengan demikian kita perlu memahami bagaimana kinerja dari
struktur data sehingga mampu menerapkan berbagai konsep dan
istilah yang terdapat dalam struktur data. Struktur data adalah cara
untuk menyimpan, menyusun, dan mengurutkan data sehingga data
tersebut dapat digunakan dengan efisien pada suatu media komputer
(Morin, 2012)
Struktur data dapat diterapkan ke dalam bahasa pemrograman
untuk mendapatkan pengolahan informasi sesuai dengan tipe dan
struktur data yang digunakan. Bahasa pemrograman yang akan
digunakan dalam mata kuliah ini adalah bahasa Java, yang merupakan
salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi. Pada bab ini akan
dibahas mengenai pengenalan Java, tipe data sederhana, deklarasi data,
pemetaan ke dalam tempat penyimpanan (storage), organisasi logik
dan fisik, serta waktu pelaksanaan program sebagai ukuran data
masukan (input).

5.2. Efisiensi dan Interface Struktur Data

Pembahasan mengenai efisiensi dan interface struktur data


menjadi modal awal dalam memahami struktur data. Dalam
pembahasan ini mahasiswa akan diperkenalkan dengan konsep
kebutuhan struktur data terhadap perkembangan kemampuan
komputer serta operasi dasar yang digunakan dalam implementasi
struktur data (Morin, 2012)

D. Evaluasi Belajar
1. Jelaskan secara singkat tentang konsep struktur data !
2. Apa yang anda fahami tentang definisi dari struktur data?
3. Uraikan efisiensi dalam struktur data!
E. Daftar Pustaka
Erliansyah Nasution dan Indra Yatini B.2005. Algoritma dan Struktur
Data. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Algoritma dan Pemrograman Dasar. Rinaldi Munir. Buku 1
Penerbit Informatika Bandung.
BAB VI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM


A. Pengantar
“Flowchart adalah teknik penyusunan instruksi untuk penulisan
program komputer terstruktur dengan menggunakan gambar-
gambar/simbol-simbol. Tujuan utama dari penggunaan flowchart
adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah
secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-
simbol standar.

B. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dari analisis
sistem
2. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian dari flowchart
3. Mahasiswa mampu menyebutkan simbul-simbul dari flowchart

C. Materi Ajar
1. Pengertian analisis system
Menurut Mcleod (2001, p88), analisa sistem adalah penelitian suatu
system yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru
atau diperbaharui. Sedangkan menurut Jeffrey L. Whitten, et al (2004,
p165-166), analisa sistem adalah teknik pemecahan masalah dengan
cara memecahkan sistem ke dalam komponen-komponen dengan
tujuan mempelajari komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk
menyelesaikan tujuan mereka. Perancangan sistem merupakan
pelengkap dari analisa sistem ke dalam suatu sistem yang utuh dengan
tujuan mendapatkan sistem yang lebih baik. Ada enam tahap analisis
sistem:

a. Mengumumkan penelitian sistem.


Ketika perusahaan menerapkan sistem baru, manajemen bekerja
sama dengan pekerja perihal sistem baru tersebut.
b. Mengorganisasikan tim proyek.
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi.
Melalui wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan
dan survey.
d. Mendefinisikan kriteria kinerja system
Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah
selanjutnya adalah menspesifikasi secara tepat apa yang harus
dicapai oleh sistem.
e. Menyiapkan usulan rancangan
Analisa sistem memberikan kesempatan bagi para manajer untuk
membuat keputusan terusan atau hentikan untuk kedua kalinya.
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
Manajer dan komite pengarah sistem informasi manajemen
mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah memberi
persetujuan atau tidak.

Desain Program Secara Permodul Yaitu memecah-mecah suatu


masalah yang rumit yang akan diprogramkan kedalam beberapa
elemenelemen yang nantinya akan diintegrasikan kembali menjadi
satu kesatuan untuk memenuhi kebutuhan sistem. Alat-alat
perancangan program.

2. Tabel keputusan (decision table)


Tabel keputusan adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menyelesaikan logika didalam program yang terdiri dari baris dan kolom.
Tabel keputusan terdir dari 4 bagian utama, yaitu :
a. Condition stub, berisi kondisi yang akan diseleksi
b. Condition entry, berisi kondisi yang akan diseleksi (Y atau T dengan
simbol N)
c. Action Stub, berisi pernyataan yang akan dikerjakan
d. Action entry, digunakan untuk memberi tanda tindakan mana yang
dilakukan dan mana yang tidak dilakukan

Format standar yang digunakan untuk menampilkan suatu tabel


keputusan:

Langkah-langkah membuat tabel keputusan :

a. Menentukan kondisi yang akan diseleksi


b. Menentukan jumlah kemungkinan dari kondisi yang akan akan terjadi
, yaitu sebanyak N=2*. Contoh n=3, N=23=8
c. Menentukan tindakan yang akan dilakukan
d. Mengisi condition entry
e. Mengisi action entry

3. Bagian HIPO
Sasaran HIPO, yaitu : Untuk menyediakan suatu struktur guna
memahami fungsi dari system, Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi
yang harus diselesaikan oleh program, Untuk menyediakan penjelasan
dari input dan output pada masing-masing tiap tingkatan dari HIPO,
Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
pemakai. Diagram dalam paket HIPO:
a. Visual table contents (VTOC)
b. Overview Diagram
c. . Detail Diagrams

4. Bagian alir program


DIAGRAM ALUR / FLOWCHART; Alat yag dipakai untuk membuat
algoritma adalah diagram alur atau flowchart. Sedangkan arti khusus
dari flowchart itu sendiri adalah simbol-simbol yang digunakan untuk
menggambarkan urutan proses yang terjadi dalam sebuah program
atau suatu diagram yang menggambarkan logika suatu program dan
merupakan alat bantu komunikasi dan dokumentasi.
a. Program dan sistem Flowchart
1. Program flowchart, program flowchart merupakan simbol-
simbol yang menggambarkan proses secara rinci dan detail
antara instruksi yang satu dengan instruksi yang lainnya
didalam suatu program komputer yang bersifat logik.
2. Sistem Flowchart merupakan simbol-simbol yang
menggambarkan urutan prosedur secara detail di dalam
suatu sistem komputerisasi dan bersifat fisik
b. Pedoman membuat flowchart
Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada
beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti :
• Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari
kiri ke kanan.
• Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati
dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya
• Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara
jelas.
• Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan
menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan MENGHITUNG
PAJAK PENJUALAN.
• Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang
benar.
• Lingkup dan cakupan dari aktifitas yang sedang digambarkan
harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan
yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu
digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus
digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang
terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak
berkaitan dengan sistem.
• Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.
c. Jenis Flowchart
• Flowchart Sistem (System Flowchart)
Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur
kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem
secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-
prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain,
flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan
prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk
suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang
mengalir melalui sistem dan proses yang
mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam
flowchart sistem dapat digambarkan secara online
(dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline
(tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya
mesin tik, cash register atau kalkulator). Contoh sederhana
untuk flowchart sistem dapat dilihat pada gambar berikut ini
:

• Flowchart Paperwork
Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis
melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga
dengan Flowchart Document. Kegunaan utamanya adalah
untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu
bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan
diproses, dicatat dan disimpan. Gambar berikut
menggambarkan suatu contoh flowchart document:
• Flowchart Skematik
Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang
menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart
Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol
flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar
komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang
digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan
sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan
seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol
flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai
ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu
yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol
abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar
ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang
sistem, hal ini disebabkan oleh ketidakmengertian tentang
simbol-simbol yang digunakan. Gambar juga memudahkan
pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan
oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan
tanpa ada salah pengertian. Berikut ini gambar contoh
flowchart skematik
• Flowchart program
Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem.
Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci
tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur
sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan
setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang
tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart
program untuk menggambarkan urutan instruksi dari
program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart
program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas
pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi. Suatu contoh
flowchart program dapat dilihat pada gambar berikut ini :
• Flowchart Process
Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran
rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis
langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau
sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus:

Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial


dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses
manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini
digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu
laporan atau form. Gambar dibawah ini menggambarkan
suatu contoh flowchart proses.
d. Simbul simbul flowchart
Simbol-simbol flowchart yang biasanya dipakai adalah simbol-
simbol flowchart standar yang dikeluarkan oleh ANSI dan ISO.
Simbol-simbol ini dapat dilihat pada gambar berikut:
D. Evaluasi Belajar
1. Jelaskan pengertian dari Analisis system!
2. Apa yang dimaksud dengan Table keputusan?
3. Apa pentingnya Flowchart di dalam perancangan system?
4. Ebutkan Jenis flowchart dan jelaskan masing-masingnya!
5. Ada berapa Simbul flowchart ?

E. Daftar Pustaka
Jogiyanto, analisis dan desain system informasi Andi off set
Yogyakarta, 1990.
Tavri D. Mahyusir, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan data. PT
Elex Media Komputindo, 1989.
Yourdon Edward, Modern Structur Analisis, Prentice – Hall, Inc, 1989.
BAB VII

PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA

A. Pengantar
Database atau basis data merupakan sebuah kumpulan data
yang terorganisasi dan dihubungkan satu sama lain untuk
memudahkan pencarian informasi.
Maka, database perusahaan berarti kumpulan berbagai data dan
informasi tentang perusahaan yang disusun sistematis. Data tersebut
dapat diperiksa, diolah, ataupun dimanipulasi menggunakan program
komputer untuk kepentingan perusahaan. Database memiliki peran
penting mengelola data perusahaan dengan lebih efektif dan efisien.
Dalam pengelolaannya, database menggunakan sebuah program atau
sistem manajemen database yang disebut Database Management
System (DMS).

B. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Mahasiswa dapat memahami dengan baik tentang konsep dasar dari
system database
2. Mahasiswa dapat memahami tentang perencanaan database
3. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis model database

C. Materi Ajar
1. Konsep dasar system database dan perencanaan database
Database (basis data) merupakan kumpulan data yang saling
berhubungan. Hubungan antar data dapat ditunjukan dengan adanya
field/kolom kunci dari tiap file/tabel yang ada. Dalam satu file atau
table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk,
yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record
(umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang
saling berhubungan menunjukan bahwa field tersebut dalam satu
pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record.Adapun
Struktur Database adalah : Database File/Table Record Elemen
data/FieldDari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data
mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu :

• Bersifat data oriented dan bukan program oriented.


• Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu
mengubah basis datanya.
• Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun
strukturnya.
• Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah
• Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

Prinsip utama Data Base adalah pengaturan data dengan tujuan


utama fleksibelitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali.
Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :

• Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan


• Data dalam jumlah besar.
• Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/Sharebility).
• Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi dan
ketidakkonsistenan data

6. Data Model
Sekumpulan konsep-konsep untuk menerangkan data,
hubungan-hubungan antara data dan batasan-batasan data yang
terintegrasi di dalam suatu organisasi. Tujuan model data adalah untuk
Menyajikan data agar mudah di modifikasi dan di mengerti.
2.1 Jenis-jenis model
1. Model data berbasis objek
Model data berbasis objek menggunakan konsep entitas,
atribut dan hubungan antar entitas. Model data berbasis
objek terdiri dari :
• Entity Relationship model
Model untuk menjelaskan hubungan antar data
dalam basis data berdasarkan suatu persepsi bahwa
real word terdiri dari objek-object dasar yang
mempunyai hubungan atau relasi antara objek-objek
tersebut
• Semantik data model
Hampir sama dengan Entity Relationship model
dimana relasi antara objek dasar tidak dinyatakan
dengan simbol tetapi menggunakan kata-kata
(Semantic).
2. Model data berbasis record
Model ini berdasarkan pada record untuk menjelaskan
kepada user tentang hubungan logic antar data dalam basis
data
3. Model data fisik
Digunakan untuk menguraikan data pada internal level.
Beberapa model yang umum digunakan :
• Model data fisik
Model ini menggabungkan memori dan transaksi
database dalam satu kesatuan model.
• Frame memory
Frame Memory adalah sebuah virtual view dari
tempat penyimpanan sekunder yang digunakan untuk
mendukung penyimpanan record database
4. Model data konseptual
Model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia
nyata terdiri dari koleksi obyek- obyek dasar yang
dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship)
antara entitas- entitas itu. Biasanya direpresentasikan dalam
bentuk Entity Relationship Diagram.
7. Entity Relationship Diagram
Basis data Relasional adalah kumpulan dari relasi-relasi yang
mengandung seluruh informasi berkenaan suatu entitas/ objek yang
akan disimpan di dalam database. Tiap relasi disimpan sebagai sebuah
file tersendiri. Perancangan basisdata merupakan suatu kegiaatan yang
setidaknya bertujuan sebagai berikut:
• Menghilangkan redundansi data
• Meminimumkan jumlah relasi di dalam basis data
• Membuat relasi berada dalam bentuk normal, sehingga
dapat meminimumkan permasalahan berkenaan dengan
penambahan, pembaharuan dan penghapusan.
Entity relationship diagram / ERD adalah suatu pemodelan dari
basisdata relasional yang didasarkan atas persepsi di dalam dunia
nyata, dunia ini senantiasa terdiri dari sekumpulan objek yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Suatu objek disebut
entity dan hubungan yang dimilikinya disebut relationship. Suatu
entity bersifat unik dan memiliki atribut sebagai pembeda dengan
entity lainnya
Tahapan pembuatan ERD:
• Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas
yang akan terlibat.
• Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing
himpunan entitas.
• Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi
diantara himpunan entitas- himpunan entitas yang ada
beserta foreign key-nya.
• Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap
himpunan relasi.
• Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan
atribut-atribut deskriptif (non key).
8. Teknik Normalisasi
Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak
digunakan sebagai pemandu dalam merancang basisdata relasional”.
Pada dasarnya, normalisasi adalah proses dua langkah yang
meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan
kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari
tabel relasional.
4.1 Tujuan normalisasi :
• Mengatur data dalam kelompok-kelompok sehingga masing-
masing kelompok hanya menangani bagian kecil sistem.
• Meminimalkan jumlah data yang berulang dalam basisdata.
• Membuat basisdata yang datanya diakses dan dimanipulasi
secara cepat dan efisien tanpa melupakan integrasi data.
• Mengatur data sedemikian rupa sehingga ketika
memodifikasi data, anda hanya mengubah pada suatu tempat.
4.2 Aturan Normalisasi
• Hilangkan kelompok berulang, buat tabel terpisah untuk
setiap himpunan atribut yang berhubungan dan tentukan
kunci utama pada masing-masing tabel.
• Hilangkan data berulang, jika sebuah atribut hanya
tergantung pada sebagian kunci utama gabungan,
pindahkan atribut ke tabel lain.
• Hilangkan kolom yang tidak tergantung pada kunci, jika
atribut tidak tergantung pada kunci, pindahkan atribut ke
tabel lain.
• Pisahkan relasi majemuk, tidak ada tabel yang bias
mengandung dua atau lebi relasi 1:n atau n:m yang tidak
berhubungan langsung.
• Pisahkan relasi majemuk yang berhubungan secara
semantik, ada batasan pada informasi yang
memperbolehkan pemisahan relasi many-to-many yang
berhubungan secara logis.
• Bentuk normal optimal, sebuah model hanya dibatasi oleh
fakta sederhana.
• Bentuk normal domain-key, sebuah model harus terbebas
dari semua anomaly
4.3 Tahapan Normalisasi
1. Bentuk Normal Kesatu (1 NF / First Normal Form) Bentuk
Bentuk Normal Kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data
dibentuk dalam file flat, data dibentuk dalam satu record demi
satu record dan nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada
set atribut yang berulang ulang atau atribut bernilai ganda
(multi value). Tiap field hanya satu pengertian, bukan
merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua.
Hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata kata
sehingga artinya lain. Atom adalah zat terkecil yang masih
memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki
sifat induknya.
2. Bentuk Normal Kedua
(2NF)Bentuk Normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk
data telah memenuhi kriteria bentuk Normal Kesatu. Atribut
bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada
kunci utama, sehingga untuk membentuk Normal Kedua ha
ruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field harus
unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
3. Untuk menjadi bentuk Normal Ketiga maka relasi haruslah
dalam bentuk Normal Kedua dan semua atribut bukan primer
tidak punya hubungan yang transitif. Artinya setiap atribut
bukan kunci harus bergantung hanya pada kunci primer secara
menyeluruh. Contoh pada bentuk Normal kedua di atas
termasuk juga bentuk Normal Ketiga karena seluruh atribut
yang ada di situ bergantung penuh pada kunci primernya.
4. Boyce-Codd Normal Form (BNCF) Boyce-Codd Normal Form
mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk Normal
ketiga. Untuk menjadi BNCF, relasi harus
dalam bentuk Normal Kesatu dan setiap atribut dipaksa
bergantung pada fungsi pada atribut super key.
9. Bahasa query formal
Query adalah suatu objek database yang dapat digunakan
untuk menampilkan, menyunting atau menganalisa suatu data dengan
memberikan baris-baris perintah tertentu. Pada aplikasi ini sudah
dilengkapi dengan Structured Query Language (SQL) yang menjadi
standard bahasa dalam mengolah database. Dengan SQL kita dapat
mempersingkat penulisan listing program yang panjang karena pada
setiap perintahnya dapat mencakup banyak perintah sekaligus.
Bahasa query formal basis data relasional adalah bahasa untuk
meminta informasi dari basis data. Bahasa query relasional formal
merupakan bahasa antara yang digunakan basis data, yaitu SQL
dikonversi menjadi bahasa relasional formal sehingga dapat
diterapkan sekumpulan informasi untuk memperoleh query paling
efisien.
Terdapat dua jenis bahasa query relasional formal yang utama,
yaitu:
1. Aljabar relasional.
aljabar relasional merupakan kumpulan operasi
terhadap relasi dimana setiap operasi menggunakan
satu atau lebih relasi untuk menghasilkan satu relasi
yang baru dan termasuk kategori prosedural dan juga
menyediakan seperangkat operator untuk
memanipulasi data.
2. Kalkulus relasional
Kalkulus relasional adalah bahasa query yang non
prosedural. Bahasa ini mendeskripsikan informasi yang
diinginkan tanpa memberi prosedurnya secara detil
untuk mendapatkan informasi tersebut.

D. Evaluasi belajar
1. Apa yang anda ketahui tentang konsep dasar system dan
perancanaan database?
2. Apa yang dimaksud dengan data model?
3. Ada berapa jenis-jenis dari data model? Sebut dan jelaskan masing-
masingnya!
4. Apa yang dimaksud dengan query?

E. Daftar Pustaka
Adi Nugroho, ST., MMSI, 2004, Konsep Perancangan Sistem Basis Data,
Andi Offset, Yogyakarta
Fathansyah Ir, 2002, Basis Data, Informatika, Bandung
Jogiyanto H.M., 2002, Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Andi
Offset, Yogyakarta
Bambang Hariyanto, Ir. MT., 2004, Sistem Manajemen Basis Data,
Informatika, Bandung

Anda mungkin juga menyukai