Anda di halaman 1dari 1

Nama : Faiqotul Mayda Rahma

NIM : 20402061
Kelas : MDBS PS5 C
Materi : Pertemuan 10
Tema 7 : Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah

Manajemen Likuiditas bank adalah mengelola bagaimana bank dapat memenuhi baik kewajiban yang
sekarang maupun kewajiban yang akan datang bila terjadi penarikan atau pelunasan asset liability yang
sesuai perjanjian ataupun yang belum diperjanjikan (tidak terduga).
Suatu bank syari’ah dikatakan likuid apabila :
1) Dapat memelihara GWM di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Dapat memelihara Giro di Bank Koresponden. Giro di Bank Koresponden adalah rekening yang
dipelihara di Bank Koresponden yang besarnya ditetapkan berdasarkan Saldo Minimum.
3) Dapat memelihara sejumlah kas secukupnya untuk memenuhi pengambilan uang tunai.
Dalam pengelolaan dana, bank akan mengalami salah satu dari tiga hal di bawah ini :
1) Posisi seimbang (squere) dimana persedian dana sama dengan kebutuhan dana yang tersedia
2) Posisi lebih (long) dimana persediaan dana lebih dari kebutuhan dana yang tersedia.
3) Posisi kurang (short) dimana persediaan dana kurang dari kebutuhan dana.
Penilaian terhadap faktor likuditas dilakukan dengan menilai dua rasio, yaitu rasio kewajiban bersih antar
bank terhadap modal inti dan rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima oleh bank.
Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua macam rasio yaitu :
1) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar.
2) Rasio antara pembiayaan terhadap dana yang diterima oleh bank.
Likuiditas perbankan syariah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1) DPK adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat yang meliputi simpanan
giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito.
2) CAR merupakan Rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana
untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh
kegiatan operasi bank.
3) NPF merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi resiko
kegagalan pembayaran kredit oleh debitur semakin tinggi tingkat NPF suatu Bank Syariah maka
mengakibatkan menurunnya likuiditas pada Bank Syariah tersebut.
4) BOPO adalah persentase jumlah biaya operasional bank terhadap jumlah pendapatan yang
dihasilkan bank dalam suatu periode waktu tertentu.
5) Inflasi dan FDR adalah jika inflasi meningkat maka nilai uang akan menurun dan hal tersebut akan
menyebabkan masyarakat untuk menarik uangnya dari bank untuk memenuhi kegiatan belanjanya
maka dana di perbankan akan berkurang sehingga akan mempengaruhi tingkat FDR perbankan.
6) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah
berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (PBI No.
10/11/PBI/2008).
Oleh karena itu, penilaian kinerja suatu lembaga khususnya lembaga perbankan syariah menjadi penting
dilakukan karena bank syariah memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian setiap harinya. Jika
sebuah bank syariah tidak mampu memenuhi kewajibannya dengan kata lain tidak likuid maka hal ini akan
berpengaruh terhadap kinerja dan perkembangannya, lebih lanjut akan berdampak negative atas
kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas bank syariah.

Anda mungkin juga menyukai