Skripsi
Oleh
Fanny Sagita Prianti
NIM: 1110016100013
Yang mengesahkan:
Pcinlbi11lbil18 1
Pentbinrbing ll
Skripsi bettudul Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekitar terhadap Hasil Belttar SiSWa
pada Konsep Keanekaragalnan Hayati disusun 。lch Fanny Sagita Prianti llINII
lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyttakan lulus dalam Чian Mmaqasah
pada tangga1 23 januari 2017 dihadapan dewan penguJi.Karena itu,penulis berhak memperoleh
gclar SarJana S l(S.Pd)dalam bidang Pendidikan Bio10gi.
食 2‐ ■
Ketua Panitia(Ketua」 urusan/Prodi Pcndidikan Biologi)
Dr.Yanti Herlantin Nl.Pd "‐
NIP.197101192008012010
興
Dr.Yanti Herlanti,M.Pd
NIP.197101192008012010
・2 F%11
る
PenguJl II
Yllke Mardiati.M.Si.
1-o - 2-2o17
(d-'*9'.
NIP.197601172007012013
Mengetahui:
NIP 1955041
KEMENTER:AN AGAMA No.Dokumen : FITK‐ FR‐ AKD-089
dengan ini menyatakan bahwa skipsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
Mahasiswa Ybs.
NIⅣ l.11100
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
bismillahirrahmannirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, karunia dan Hidayah-Nya,
sehinnga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Keanekaragaman Hayati” dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd) pada jenjang Strata I (S1)
di Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti. M.Sc, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yanti Herlanti, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Sujiyo Miranto, M.Pd dan Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan,
motivasi, dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Rohman, selaku guru biologi Sekolah SMA Negeri 1 Ciomas Bogor,
beserta dewan guru dan staf yang telah bersedia bekerja sama dan memberi
kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
iii
6. Ibunda Harnengsih dan Ayahanda tercinta Hendra Priatna yang selalu
memberikan doa dan dukungan secara moril maupun materil dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Suamiku Zainul Mukhlisin yang tak pernah henti dan lelah dalam
memberikan semangat, doa dan dukungan
8. Adikku Bestari Indah Prianti dan Hasna Afifah Prianti, yang turut
memberikan semangat dan dukungan.
9. Sahabatku tersayang Santi Meutia, Ninis Milatina, Anisa, dan Latifa
Nurrachman yang memberikan semangat dan doa bagi kesuksesan kita.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tak bisa penulis sebutkan satu
persatu, dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terimakasih atas
dukungan dan doanya. Semoga Allah membalas semua kebaikan merekan
dengan balasan yang lebih baik.
Dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnnya mahasiswa Program
Studi pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... ix
A. Teori Belajar.................................................................................................8
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa .......................................9
C. Deskripsi Teori Pembelajaran Pendekatan Lingkungan ..............................9
D. Deskripsi Teori Hasil Belajar.....................................................................17
E. Konsep Keanekaragaman Hayati ...............................................................26
F. Hasil Kajian Pustaka yang Relevan ..........................................................29
G. Kerangka Berpikir......................................................................................32
H. Hipotesis Penelitian ...................................................................................34
v
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................36
1. Kisi kisi Instrumen ...............................................................................36
2. Kalibrasi Instrumen..............................................................................37
a. Validitas ........................................................................................37
b. Reliabilitas ....................................................................................38
c. Daya Pembeda ...............................................................................38
d. Taraf Kesukaran ............................................................................39
F. Teknik Analisis Data .................................................................................40
a. Uji Normalitas .....................................................................................40
b. Uji Homogenitas .................................................................................41
c. Uji Peningkatan Hasil Belajar (N-gain) ...............................................42
d. Uji Hipotesis .......................................................................................42
e. Hipotesis Statistik ................................................................................43
D. Pembahasan .............................................................................................57
vi
A. Kesimpulan.....................................................................................................60
B. Saran ..............................................................................................................60
LAMPIRAN...........................................................................................................65
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...45
TABEL 4.2 Perbandingan Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...46
TABEL 4.7 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol.........52
TABEL 4.8 Data Uji Hipotesis Postest Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................53
TABEL 4.10 Data Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................54
TABEL 4.11 Uji Hipotesis Penelitian Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................55
TABEL 4.12 Uji Hipotesis Penelitian Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas (uji Liliefors) Data Pretest Siswa Kelas
Eksperimen...........................................................................................................197
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Roestiyah, N.K., Masalah-masalah Ilmu Keguruan, cetakan kedua, (Jakarta: Bina Aksara,
1986), h. VI
2
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005) Cet. 2, h. 103
1
2
lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa
fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar
mengajar.3.
adalah untuk tidak memilih metode terbaru sesuai dengan metode tradisional
tetapi untuk menciptakan lingkungan belajar yang berfungsi secara utuh.5
Cara yang digunakan dalam pendekatan lingkungan adalah dengan
meningkatkan konsep dan memotivasi siswa agar ingin mempelajari sebuah
materi pelajaran lebih lanjut. Hal ini menjadi tugas bagi guru untuk membuat
kerjasama kepada satu sama lain. Membentuk kerjasama dapat menguntungkan
bagi siswa jika guru memiliki tujuan bersama, komunikasi yang baik, memberi
dan mengambil hubungan serta memberikan koordinasi lebih besar antara
pembelajaran di kelas dan pengalaman di luar kelas.6
5 Hasan Akbayin, The Effect Of Blended Learning Model On High School Students’
Biology Achievement And On Their Attitudes Towards The Internet By TOJET, Journal of
Educational Technology, Vol.11, 2012.
6 Department for Education and Skills, 2006. Learing Outside the Classroom. Published by
the Department for Education and Skills.2006. AS. p. 2.
7 Mualim dan Khairul Hudam , Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Biologi
sub-Konsep Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol, 2 No1,
1999/2000..
5
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam dunia pendidikan. Adapun
manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
7
A. Teori Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan. Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan
pengetahuan belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.1
Setelah lahir teori kognitivisme, definisi pengetahuan atau menjadi
tahuan atau menjadi tahu semacam ini mengalami perubahan. Oleh kerena
itu, di dalam pengalamannya manusia selalu menghadapi sejumlah
fenomena atau fakta alami tertentu, maka pengetahuan hakikatnya juga
terbangun dari sekumpulam fakta-fakta, a bundle of facts. Oleh sebab itu
tidak berlebihan jika dalam dunia pendidikan berkembang moto:
“pengalaman adalah guru yang paling baik”, experience is the best teacher,
alam berkembang nenjadi guru. Konsep ini tentunya tidak harus dimaknai
seolah-olah belajar sekadar penjejalan pengetahuan kepada siswa, seperti
halnya yang dipikirkan dan dipraktikan oleh mereka yang berparadigma
bahwa belajar pada hakikatnya harus melalui pengajaran atau berfokus
kepada guru (teacher centered). Faktanya, tatkala alam berkembang nenjadi
guru, biasanya manusia belajar dari alam dengan mengamati, melakukan,
mencoba sera menyaksikan sesuatu proses, tidak sekadar reseptif dan pasif.2
1
Wina Sanjaya Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 5,h. 112.
2
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),
h.9.
8
9
3
Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. 2. h.151.
4
Muhibbin Syah, Psikologis Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), Cet. 1,h. 53-54.
5
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),
h.14.
10
6
Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. 2. Op.cit,
h.55.
7
Beyond Barriers To Learning Outside The Classroom In Natural Environments (London:
King’s college, 2010), p.1.
11
8
S, Higgins, P, and Nicol, Learning Outside the Classroom: theory and guidelines for
practice, (New York: routledge, 2011), h. 1.
9
Keith Brown MSP. Curriculum for excellence through outdoor learning. Skotlandia.
Learning and Teaching Scotland 2010.
12
10
Bob Samples, Revolusi Belajar untuk Anak, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet.1, h.209.
11
Bird, W, Natural Thinking – investigating the links between the natural environment,
biodiversity and mental health, 2007, p. 49.
13
12
Grant. Science Learning Outside The Classroom. Noyce Foundation , 2011, p.2.
13
Oemar Hamalik, Op.cit.,h.195.
14
King’s College, Understanding the diverse benefits of learning in natural environments.
London, 2011.
14
15
Oemar Hamalik, Loc.cit., h.195-196
16
Barbara Ischinger. Creating Effective Teaching and Learning Environments: First Results
From Talis. OECD Publisihing 2009.
15
17
Syaiful Bahri Djamaran dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet.3, h.48
18
Beyond Barriers To Learning Outside The Classroom In Natural Environments , op.cit., p.3.
19
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.8 h.
102.
16
20
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) Cet.2, hal. 133
21
Muh, Hamzah Zaidin, Sekolah Masa Depan, Pemanfataan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar, Buletin pelangi peddiidkan, vo 3 no.2 tahun 2000 hal 44-45
17
22
Alice & David Kolb, The Kolb Learning Style Inventory, (tt.p:t.p, 2005), p.2.
23
Ibid., p. 12.
18
24
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet.
2, Ed.1, h.24.
25
Ibid.,
26
Muhibbin Syah, Op.cit., h. 59.
19
Ternyata ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari berbagai
pemaknaan itu, bahwa belajar merujuk kepada suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang
berdasarkan praktik atau pribadi atau perubahan struktur kognitif
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi
aktifnya dengan lingkungan atau sumber-sumber pembelajaran yang
ada di sekitarnya.28
27
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), Cet. 2. h. 17-18.
28
Suyono dan Hariyanto, Op.cit., h.14.
29
Roestiyah NK, Op.cit., h.143
30
Ibid.,
20
c. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman,
menurut teori Gestalt, belajar adalah proses mengembangkan
insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian
di dalam suatu situasi permasalahan. Teori Gestalt menganggap
bahwa insight adalah inti dari pembentukkan tingkah laku.31 Jadi
belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
d. Teori Konstruktivisme
Dasar prinsip filsafat konstruktivis yang mendasari adalah bahwa
semua pengetahuan dibangun secara langsung dan dirasakan oleh indera.
Konstruktivisme dimulai dari asumsi daripada pengetahuan, tidak peduli
bagaimana itu didefinisikan, terbentuk di otak manusia, dan subjek
berpikir tidak memiliki pilihan lain kecuali membangun apa yang dia tahu
pada dasar pengalaman sendiri. Semua pemikiran kita didasarkan pada
pengalaman kita sendiri.32
3. Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dijarkan. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian
pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.
Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan
kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai termasuk
31
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008)., h.120.
32
Daniel Muijs and David Reynold, Effective Teaching, (British: SAGE),p.61.
21
33
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h.44.
34
Purwanto, Loc.cit., h.44.
35
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h.22.
22
36
Ibid., h. 22-23
37
Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. (Bandung: PT Refika Aditama.
2001), h.86.
23
38
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar.
(Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001), h.86.
39
Roestiyah NK, Op.cit., h.151.
26
1. Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu
sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan
sebagainya.
2. Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak.
Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan
sebagainya.
40
Irmaningtyas, Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013. (Jakarta:
Erlangga, 2013), h.249.
41
Ibid.,
28
42
Yason Lukman Sudjito, Maestro, Bank Soal Biologi SMA Kelas X, XI, XII, (Jakarta: Grasindo,
2014)
43
Ibid.,
29
44
Michelle D. Staudinger,dkk, Impacts of Climate Change on Biodiversity, Ecosystems, and
Ecosystem Services, (tt.p:t.p, 2012), p.2-1.
45
Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi SMA kelas X, ( Surabaya: Yudhistira, 2007), h.18-23.
46
Karin Ulbrich, Josef and Faye, Biodiversity in education for sustainable development-
reflection on school-research cooperation, (Moscow: Pensoft, 2010)
30
47
Endah Hendarwati. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui
Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Sdn I Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS.
PEDAGOGIA Vol. 2, No. 1, 2013: h.59-70.
48
Euis Yuniastuti. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Biologi
Dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada Siswa Kelas Vii Smp Kartika V-1
Balikpapan. 2013.Volume 5 Nomor 1.
49
Ajaja O. Patrick. Effects of Field Studies on Learning Outcome in Biology.2010. J Hum
Ecol, 31(3): 171-177 (2010). Department of Science Education, Delta State University, Abraka,
Nigeria.
31
50
Bernadete I. Del Rosario. Science, Technology, Society and Environment (STSE)
Approach in Environmental Science for Nonscience Students in a Local Culture. Liceo Journal of
Higher Education Research Science and Technology Section.Vol. 6 No. 1 December 2009.
51
Pavol Prokop, dkk. Short-Term Effects of Field Programme on Students’ Knowledgeand
Attitude Toward Biology: a Slovak Experience. Journal of Science Education and Technology,
Vol. 16, No. 3, June 2007.
52
Emilia Fägerstam & Jonas Blom: Learning biology and mathematicsoutdoors: effects and
attitudes in a Swedish high school context. Journal of Adventure Education & Outdoor Learning.
2012.
32
G. Kerangka Berpikir
Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan
proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru yang menentukan
metode yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Dalam
proses pembelajaran sangat diperlukan metode pembelajaran yang tepat.
Hal tersebut agar terdapat kesesuaian antara materi yang akan disampaikan
dengan metode penyampaian yang digunakan. Metode pembelajaran yang
tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Demikian juga pada materi pelajaran yang terdapat pada mata
pelajaran biologi. Ketidaksesuaian mata pelajaran dengan metode yang
digunakan menyebabkan siswa akan menyebabkan siswa sulit untuk
memahami materi yang disampaikan.
Pada hakikatnya biologi merupakan ilmu yang erat kaitannya
dengan kehidupan atau lingkungan alam sekitar. Pada beberapa materi pada
pelajaran biologi sangat berkaitan dengan alam sekitar. Namun, sering kali
guru hanya menyampaikan dengan ceramah di dalam kelas dan jarang sekali
siswa diajak secara langsung mengamati atau mengakaitkan materi
pelajaran dengan lingkungan atau objek yang sebenarnya.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat menjadikan
siswa berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik,
mengembangkan kecakapan dasar siswa peduli terhadap lingkungan di
sekitarnya adalah pendekatan lingkungan.
Hasil belajar merupakan hal yang dimiliki atau diperoleh siswa
selama atau setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dalam proses
53
Dorothy Blair. Evaluative Review of the Benefits of School Gardening. Winter, vol. 40,
no. 2. 2009.
33
Pendekatan
lingkungan
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir diatas maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh
Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Keanekaragaman Hayati”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pembelajaran yang
biasa dilaksanakan
oleh guru dengan
Kontrol
menggunakan Tes Tes
metode konvensional
(ekspositori).
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2010), h.79.
35
36
E. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen, yaitu Tes. Tes
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
37
menguur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.2 Tes hasil belajar diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir
pembelajaran (postest). Adapun bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda dengan lima
options/pilihan jawaban (A,B,C,D,E) sebanyak 30 soal. Penjabaran konsep
untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan
evaluasi (C6).
1. Kalibrasi Instrumen
a. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Untuk mengetahui validitas soal
digunakan rumus koefisien korelasi biserial (y pbi)3.
ypbi =
Keterangan :
ypbis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p =
Apabila didalam perhitungan didapat rhit > rtabel maka item soal
tersebut valid. Dalam hal ini digunakan taraf signifikan 5%.
2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed.2, (Jakarta; Bumi Aksara 2012),
h, 67.
3
Ibid., h.93
38
b. Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes bentuk obyektif
digunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson)4.
∑
r11 =
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen.
k : banyaknya butir soal.
p : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar.
q : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah (q = 1- p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q.
Vt : varians total.
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan
rtabel. Jika rhit. > rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut.
r11 ≤ 0,20 : sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 : rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 : sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 : tinggi
0,80 < r11 ≤ 1,00 : sangat tinggi
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah.
Daya pembeda soal ditentukan dengan menggunakan rumus5 :
D= - = PA - PB
Keterangan :
JA : banyaknya peserta kelompok atas.
4
Sugiyono, op.cit., h. 132
5
Ibid., h.228
39
d. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu
sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
meningkatkan usaha menyelesaikannya, soal yang terlalu sukar atau
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan.
Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar
atau mudahnya suatu soal.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, digunakan rumus6 :
P=
Keterangan :
P : indeks kesukaran.
B : banyaknya siswa yang menjawab benar.
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes.
Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
p = 0,00 adalah soal terlalu sukar.
0,00 < p < 0,30 adalah soal sukar.
6
Ibid., h. 223
40
Keterangan :
X = nilai rata-rata hasil pendekatan lingkungan dan tidak
menggunakan pendekatan lingkungan
X = batas kelas dari interval
F = frekuensi
Kriteria pengujian :
7
Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung, Tarsito, 1996), Cet. Ke-6, h. 446-467.
41
( ) ( )
t= sebelumnya S = ( )
Keterangan :
X rata-rata hasil belajar pendidikan agama Islam dengan
menggunakan metode resitasi
Y rata-rata hasil belajar pendidikan agama Islam dengan tidak
menggunakan metode resitasi
S simpangan baku gabungan hasil belajar dengan
menggunakan metode resitasi dan tidak menggunakan
metode resitasi
nx hasil belajar dengan metode resitasi
ny hasil belajar dengan tidak menggunakan metode resitasi
t rasio yang akan dihitung
keterangan Pengujian :
tolak Ho dan terima Ha, bila t hitung > t tabel
terima Ho dan tolak Ha, bila t hitung < t tabel
42
N-gain =
d. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat, maka akan diketahui
tentang homogenitas dan normalitas data. Kemudian dilakukan
pengujian hipotesis, jika data homogen dan berdistribusi normal
data akan dianalisis dengan menggunakan Uji “t”, dengan rumus
sebagai berikut8
t=
dimana
( ) ( )
S2 =
Keterangan:
= − rimen
= −
8
Sudjana, Metode statistik, (Bandung: Trasito, 2002), ed.6, cet.2, h.239.
43
1. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik untuk menguji hipotesisi penelitian yang telah
dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho : µX = µY
Ha : µX = µY
Keterangan :
µX : rata-rata hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
lingkungan
µY : rata-rata hasil belajar dengan tidak menggunakan pendekatan
lingkungan
Ho : Hipotesis Nihil
Ha : Hipotesis Alternatif
BAB IV
Adapun data hasil penelitian ini adaah pretest dan posttest dari dua kelas, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest dilakukan sebelum proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan untuk kelas
eksperimen dan tidak menggunakan pendekatan lingkungan untuk kelas control.
Pretest ini dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada konsep
keanekaragaman hayati. Setelah dua kelas melaksanakan proses pembelajaran
dengan perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelas. Kemudian
dilaksanakan posttest yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan
hasil belajar siswa.
A. Hasil Penelitian
1. Perbandingan hasil pretest siwa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
Adapun sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen (X
MIA1 ) dan kelas kontrol ( X MIA2 ) dilakukan pretest yang bertujuan
untuk mengetahui pengtahuan awal siswa tentang konsep keanekaragaman
hayati. Hasil pretest dari kedua kelas adalah sebagai berikut:
45
46
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil pretest untuk kelas eksperimen nilai
maksimum 77.14 sedangkan nilai maksimum kelas control 68.57, nilai
minimum kelas eksperimen 28.57 sedangkan kelas control nilai minimum
14.28, rata-rata nilai kelas eksperimen 51.3313 sedangkan nilai rata-rata
kelas control, 41.00935, dan standar deviasi kelas eksperimen 11.2726
sedangkan standar deviasi kelas kontrol 10.4731
2. Perbandingan hasil postest siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
Adapun setelah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen ( X
MIA1 ) dengan menggunakan pendekatan lingkungan dan kelas kontrol (
X MIA2 ) dengan tidak menggunakan pendekatan lingkungan maka
dilakukan posttest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan setelah
dilakukan perlakuan. Hasil posttest dari kedua kelas adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
4. Hasil observasi guru dan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
a. Hasil Observasi Terhadap Guru
Berikut ini disajikan hasil observasi yang dilakukan terhadap
guru selama proses pembelajran berlangsung.
87.50
b. Mampu menyimak dan mengkritisi
serta mengarahkan penjelasan yang
dilakukan siswa
c. Mampu menyimpulkan materi dengan
jelas dan menarik
Rata-rata 84.58
Hasil pada tabel 4.3 di atas memiliki rata-rata 84.58 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan lingkungan yang dilakukan oleh guru berhasil dengan
baik.
Skor
Tahapan Indikator
(%)
Mengamati a. Mampu mendengarkan dan memperhaikan
83.33
penyampaian materi dan arahan dari guru
50
Data hasil observasi pada tabel 4.4 memiliki rata-rata 76.036. Hal
ini menunjukkan bahwa keberhasilan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dengan
baik
51
2. Homogenitas
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas kedua kelas
berdistribusi normal, selanjutnya dihitung homogenitas pada kedua
kelas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat perbedaan skor siswa
yang menggunakan pendekatan lingkungan dengan yang tidak
menggunakan pendekatan lingkungan, dalam penelitian ini
menggunakan uji Fisher. Adapun hasil uji homogenitas kedua kelas
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data N SD Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas 31 11.2726 1.15843584 1.84 Berdistribusi
eksperimen homogen
Kelas 31 10.47341
kontrol
1. Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data posttest
berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal
jika Lhitung < Ltabel.
a. Uji normalitas posttest kelas eksperimen
Adapun hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen adalah
sebagai berikut:
2. Homogenitas
Berdasarkan hasil uji perhitungan uji normalitas kedua kelas
berditribusi normal, selanjutnya dihitung homogenitas pada kedua
kelas. Uji homogenitas dalam penellitian dalam penelitian ini
menggunakan uji Fisher. Adapun hasil uji homogenitas kedua kelas
adalah sebagai berikut:
D. Pembahasan
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
lingkungan pada kelas eksperimen dan tidak menggunakan pendekatan
lingkungan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol (72.99097 > 72.99097 ).
Berdasarkan pengujian hipotesis posttest terhadap kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung > ttabel
(8.64134792 > 1.671). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada penggunaan pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar
siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Berdasarkan data kognitif hasil belajar dari sebelum dan sesudah
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan uji N-gain juga menunjukkan
adanya perbedaan dari kedua kelas. Nilai N-gain lebih tinggi kelas
eksperimen daripada kelas control (0.443613 > 0.252097). Hal tersebut
menunjukkan bahwa dengan pendekatan lingkungan, proses pembelajaran
sesuai dengan tuntutan kurikulum dan memudahkan guru dalam mengajar.
Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa memiliki
presenttasi yang baik. Hasil observasi terhadap guru memiliki presentasu
sebesar 84.375, sedangkan siswa memiliki presentase sebesar 79.51. Hal ini
menunjukkan bahwa guru dan siswa selama proses pembelajaran
menggunakan tahapan-tahapan pendekatan lingkungan berhasil dengan baik.
Selama proses pembelajaran berlangsung guru melakukan pembelajaran
sesuai dengan tahapan-tahapan pendekatan lingkungan. Guru berperan
sebagai fasilitator sekaligus motivtor yang baik. sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan dan membuat siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Pada tahap pertama (mengembangkan pemikiran) guru berhasil membuat
siswa penasaran terhadap fenomena-fenomena yang terkait dengan materi
keanekaragaman hayati. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
58
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pendekatan lingkungan dapat memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest, kelas eksperimen sebesar
72.9 lebih besar dari kelas kontrol sebesar 56.86. hal ini dibuktikan dengan
diperoleh thitung (4.83) lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 5% (1.67).
Pengaruh perlakuan juga terlihat dari rata-rata N-Gain untuk kelas
eksperimen sebesar 0.44 dan kelas kontrol sebesar 0.25.
B. Saran
Berdasarkan hasiil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Guru bidang studi dapat mengikut sertakan siswa yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran, khususnya dengan menggunakan
pembelajaran pendekatan lingkungan.
2. Guru bidang studi hendaknya memperhatikan alokasi waktu yang
tersedia dan menyesuaikan dengan jam pelajaran.
3. Diharapkan guru memberikan bacaan (buku paket biologi atau LKS)
yang sesuai dengan yang akan dipelajari sehingga tidak menyimpang
dari kurikulum.
4. Agar tidak terdapat kekeliruan konsep guru hendaknya mendampingi
saat pembelajaran berlangsung.
60
Daftar Pustaka
Department for Education and Skills. Learning Outside the Classroom. 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
2008.
61
62
Samples, Bob. Revolusi Belajar untuk Anak. Bandung: Kaifa, Cet.1. 2002.
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi SMA kelas X. Surabaya, Yudhistira.
2007.
Sudjito, Yason Lukman. Mestro, Bank Soal Biologi SMA Kelas X,XI,XII.
Jakarta: Grasindo, 2014.
REFERENSI
BAB!
Д I
Sumber Belajar Biologi
(Jakarta; BumiAksara,
sub-Konsep Tumbuhan
200 l ),
Monokotil dan Dikotil. I ′
Bttletin Pelangi
Pendidikan, Vol,2 No1,
199912000..
Zulfiani dkk
Strategi Pemhelajaran
Salns, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta,
2oo9), h.46
BAB‖
Be1,on7 3orr,"rt ,o
Learning Outside The
Classroom In Naturol
Enyironments , op.cil., p.3. /
S.Nasution,Dノ ααス
″Fた Иsω _
∩ ︱
Bumi Aksara,2000)CCt 2,
hal.133
Alice&David Kolb,動
`
Kο ル んι ′ルgSク ル
α″
f″ ν
ι″′
ο4ソ ,Ctt.p:t,p,2005),
p.2.
P ヒ
Alice&David Kolb,Zみ θ
κο′
b ttι α′′F4gSク セ
f″ ッゎ ,xtt.p:t.p,2005),
`″
p.12. `ノ
Dewi Salma
Prawiradilaga, P r i ns ip
Disain Pembelaiaran, L/
(J akarta: Kencana, 2 00 8),
Cet 2,Ed.1,h.24.
Dewi Salma
Prawiradilaga, P r ins ip
Disqin Pembelajaran,
(Jakafta: Kencana, 2008),
Cet.2,Ed l,h.24
ⅣIuhibbin Syah,Op.cit.,
h 59・
ト
バ
Belajar Mengajar,
(Bandung: Pustaka Setia,
2005), Cet.2. h. l7-18.
Suyono dan Hariyanto,
た′
Roestiyah NK,の .ο ル.,
h.143 k′
Michelle D.
Staudinger,dkk, Impacts of
Climate Change on
B iodivers ity, Ecosystems,
a nd E co.sys t em S erv ic es,
(tt.p:t.p, 2012), p.2-1.
Endah Hendarwati.
Pengaruh Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar Melalui
Metode Inkuiri Terhadap
Hasil Belajar Siswa Sdn I
Sribit Delanggu Pqda
Pelajaran IPS.
PEDAGOGIA Vol.2, No,
l, 2013: h.59-70.
Dorothy Blair. Ev a lu at iv e
Review of the Benefits of
S chool G ar dening, Winter,
vol. 40, no. 2.2009.
BAB‖ │
Sugiyono, lv{etode
P ene Ii t i an Kua nt it at if
Kttaliratif dan R&D,
(Bandung:
Alfabeta,2010), h.79.
Suharsin.ri Arikunto,
Dasar-Dasar Evalttasi
Pendidikan, Ed.2,
(Jakarta; Bumi Aksara
20t2),h,61.
Suharsimi Arikunto,
Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan,Ed.2,
(Jakarta; Bumi Aksara
2012),h,93
65
Lampiran 1
Rata2= 29.10
Butir Soal= 50
Jumlah Subyek= 30
Lampiran 2
Kompetensi Inti :
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar:
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
69
3.1.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.1.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman
kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi
Aspek
Uraian Materi Indikator soal No Soal Jawaban
kognitif
Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena adanya
Menyebutkan a. Karakteristik hewan atau tumbuhan yang berbeda
terbentuknya tingkat b. Lingkungan yang berbeda
D C1
keanekaragaman c. Factor biotik
ekosistem d. Factor biotik dan abiotik
e. Interaksi antara faktor biotik yang berbeda didalamnya
Keanekaragaman tingkat gen terdapat pada kelompok tanaman
Tingkat Menyebutkan a. padi, pisang dan mahoni
Keanekaragaman contoh tingkat b. pisang raja, pisang kapok, dan pisang tanduk
B C1
Hayati keanekaragaman c. pepaya, kelapa, dan pinang
gen d. palem, mangga, dan kelapa
e. kelapa, nyiur, dan pisang
Mengidentifikasikan
gambar ke dalam
Identifikasikan gambar di bawah ini!
tingkat C C1
keanekaragaman
hayati
70
e. Variasi gen
Pada gambar di bawah ini manakah suatu ekosistem yang terdapat
tumbuhan homogen..
a.
b.
Membedakan
tingkat
D C2
keanekaragaman
ekosistem
c.
d.
e.
Memberi contoh B
B C2
tingkat Berikut adalah kelompok yang menunjukkan variasi individu dalam satu
72
ekosistem dengan
tingkat
keanekaragaman
spesies dan gen a.
b.
c.
d.
e.
Menelaah dampak Keanekaragaman gen terjadi karena susunan perangkat gen masing-
adanya masing individu dapat berbeda-beda dan perangkat gen mampu
A C4
keanekaragaman berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya pada pada contoh di
gen bawah ini
74
a.
ular air yang hidup di utara atau timur laut Amerika Serikat dan
b.
ular air yang hidup di bagian barat dari danau Erie, Amerika
Serikat
Pada contoh tersebut, keanekaragaman gen mengakibatkan
a. Tidak ada satu individu pun yang sama dengan yang lain
b. Setiap jenis makhluk hidup memiliki karakter yang berbeda
c. Tidak ada ekosistem yang sama karakternya
d. Makhluk hidup dibedakan atas kelas-kelas dan ordo-ordo
e. Terjadi keanekaragaman kromosom
Famili Leguminosae (kacang-kacangan), memiliki spesies yang beragam
seperti kacang tanah, kacang merah, kacang kapri, dan kacang hijau.
Menelaah hal-hal
Untuk mengelompokkan kedalam tingkatan keanekaragaman, hal-hal
yang perlu diamati
yang dapat kita amati, kecuali
dalam
a. morfologi E C4
mengelompokkan
b. habitat
ke dalam tingkatan
c. cara berkembangbiak
keanekaragaman
d. takson
e. umur
75
Menyusun jenis
makhluk hidup
berdasarkan
A C5
tingkatan
keanekaragaman
hayati
76
Banyaknya jenis ekosistem dalam hutan hujan tropis maka lebih banyak
juga keanekaragaman makhluk hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan
membuktikan a. Banyaknya jumlah makhluk hidup di dalam hutan hujan tropis
pernyataan dengan b. Banyaknya jenis habitat seperti tanah, air, pohon sebagai tempat
B C6
pernyataan yang tinggal makhluk hidup
tepat c. Banyaknya jenis tumbuhan sebagai makanan hewan herbivor
d. Banyaknya jenis hewan herbivor sebagai makanan hewan
karnivor
e. Banyaknya jumlah air yang tersedia
77
Dari table tersebut manakah hewan yang masuk ke dalam hewan tipe
australis
a. Badak dan harimau
b. Jalak bali dan elang jawa
c. Anoa dan komodo
d. Komodo dan nuri
e. Cendrawasih dan kangguru
Menelaah dampak D C4
yang terjadi apabila
ekosistem dirusak
82
a. Sumber makanan
b. Bahan pakaian
c. Bahan obat-obatan
d. Penyerap NO2
e. Bahan industry
Menganalisis fungsi Perusakan hutan di Kalimantan mendapat perhatian yang besar dari D C4
hutan sebagai paru- penduduk dunia karena dapat mengancam kehidupan di bumi. Hutan di
paru dunia Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia yang masih tersisa.
Manakah kemampuan tumbuhan yang merupakan fungsi hutan sebagai
paru-paru dunia
a. Menggunakan oksigen untuk menghasilkan bahan makanan pada
proses respirasi
b. Menyerap oksigen dari udara untuk membentuk uap air pada
proses transpirasi
c. Menyerap karbon dioksida untuk membentuk uap air pada proses
evaporasi
d. Menyerap karbon dioksida untuk membentuk oksigen pada
proses fotosintesis
e. Menyerap uap air untuk membentuk bahan makanan pada proses
85
asimilasi
Mengategorikan Kekayaan aneka jenis flora dan fauna sudah lama dimanfaatkan untuk D C5
manfaat berbagai aspek, misalnya kebun binatang, kebun raya, dan hutan wisata
keanekaragaman yang manfaatnya masuk kedalam aspek
hayati ke dalam a. Social dan budaya
aspek tertentu b. Social dan ekonomi
c. Politik dan pendidikan
d. Pendidikan dan rekreasi
e. Kesehatan dan budaya
Mengkritsi tindakan Kebakaran hutan di Riau terjadi secara sengaja oleh tangan manusia B C6
yang dapat dengan tujuan memudahkan mereka dalam membabat hutan, namun
mengurangi fungsi yang terjadi angin kencang semakin membesarkan api sehingga
keanekaragaman berhektar-hektar hutan hangus terbakar. Bagaimana seharusnya kita
hayati mengkritisi peristiwa tersebut terkait dengan manfaat keanekaragaman
hayati
a. Cara tersebut boleh saja dilakukan asalkan dapat dikontrol
penyebaran kobaran apinya
b. Cara tersebut tentu dapat memusnahkan spesies-spesies secara
cepat dan mengurangi fungsi hutan sebagai penyimpan air
c. Pengguna lahan sebaiknya mengontrol keadaan angin sebelum
mereka melakukan pembakaran hutan
d. Kebakaran hutan dapat menimbulkan penyakit ISPA
e. Cara tersebut dapat dikatakan eksploitasi hutan yang seharusnya
tidak dilakukan oleh siapapun
Upaya Mendefinisikan Timbulnya spesies baru dapat diakibatkan oleh factor domestikasi, D C1
pelestarian istilah domestikasi artinya
keanekaragaman a. Memelihara jenis hewan atau tumbuhan tertentu untuk keperluan
86
hayati hidup
b. Mengumpulkan babi hutan dan anjing hutan untuk persediaan
makanan
c. Menjinakan kucing untuk menangkan tikus
d. Menjinakan hewan liar dan membudidayakan tanaman air
e. Memelihara hutan-hutan agar hewan atau tumbuhan yang ada
sesuai dengan keadaan aslinya
Mendefinisikan Yang dimaksud dengan konservasi adalah A C1
istilah konservasi a. Usaha pemeliharaan atau perlindungan secara teratur untuk
mencegah kemusnahan dengan jalan mengontrol,
mempertahankan, dan menyelamatkan
b. Penggalian sumber daya alam baik sumber daya alam biotic
maupun abiotik untuk kepentingan negar dalam meningkatkan
hajat hidup rakyatnya
c. Usaha penanaman kembali hutan-hutan yang telah gundul
d. Eksploitasi sumber daya alam hayati secara besar-besaran untuk
meningkatkan devisa Negara dan mengurangi pengangguran
e. Usaha pelestarian sumber daya alam yang dpelopori oleh
kelompok penyayang lingkungan
Memberikan contoh Contoh tempat pelestarian keanekaragaman hayati secara eksitu adalah A C2
tempat pelestarian a. Kebun raya dan kebun binatang
alam secara eksitu b. Cagar alam dan taman nasional
c. Taman wisata dan hutan lindung
d. Kebun raya dan taman nasional
e. Kebun binatang dan taman nasional
Membedakan istilah Pelestarian sumber daya alam ada dua yaitu secara in situ dan eksitu. A C2
pelestarian alam Perbedaannya adalah
secara in situ dan a. Pelestarian in situ dilakukan di habitat asli, sedangkan eksitu
87
Memutuskan usaha Indonesia terkenal memiliki kekayaan sumber daya hayati yang D C6
perlindungan yang melimpah, kekayaan tersebut tersebar di daratan maupun di lautan. Hal
tepat melalui inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai megadiversity country.
konservasi Namun kini, kekayaan hewan endemik seperti harimau sumatera, badak
bercula satu, komodo di Indonesia kian merosot, sehingga diperlukan
konservasi sebagai usaha perlindungan. Hal yang mendukung usaha
perlindungan melalui konservasi di bawah ini, kecuali
a. Melakukan usaha pengembangbiakan hewan-hewan yang
terancam punah
b. Melakukan usaha peternakan, seperti beternak buaya, iguana, dan
kupu-kupu
c. Memberikan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya
keanekaragaman hayati dalam kehidupan
d. Membuat ranjau hewan liar di kawasan konservasi
e. Turut melindungi bentuk konservasi yang telah dilakukan seperti
cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional
System Mendeskripsikan Kunci dikotomi mengklasifikasikan organisme dengan membagi A C1
klasifikasi cara kunci dikotomi kelompoknya menjadi
89
Menyusun urutan Buatlah klasifikasi dikotomi pada gambar hewan di bawah ini secara A C5
klasifikasi dikotomi berurutan
comodoensis
c. Animalia Chordate Reptilia Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis
d. Animalia Reptilia Chordate Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis
e. Animalia Reptilia Chordate Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis
Menyimpulkan A C6
urutan takson pada
sistem klasifikasi
Pada piramida di atas, manakah urutan yang tepat dari takson terendah
92
ke takson tertinggi
a. Felis silvestris-felis-felidae-karnivora-mamalia-chordata-
animalia
b. Felis silvestris-felidae-felis-karnivora-mamalia-chordata-
animalia
c. Felis-felidae-Felis silvestris-karnivora-mamalia-chordata-
animalia
d. Animalia-chordata-mamalia-karnivora-felidae-felis-Felis
silvestris
e. Animalia-karnivora-mamalia-chordata-felis-felidae-Felis
silvestris
93
Lampiran 3
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk
bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan
individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai
ekosistem.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Keanekaragaman gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan
(gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman
tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya :
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genoti
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan
terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya
variasi tadi.
3. Keanekaragaman ekosistem
Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai
keanekaragaman hayati.
TINGKAT TAKSONOMI
Disebut juga tingkat pengelompokkan.Tingkatan ini disusun oleh kelompok
(takson) yang paling umum sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan
urutan tingkatan sebagai berikut:
1. Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan)
2. Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan)
95
3. Classis (Kelas)
4. Ordo (Bangsa)
5. Familia (Suku)
6. Genus (Marga)
7. Species (Jenis)
TATA NAMA
Dalam pemberian nama mahluk hidup kita mengenal nama daerah (anjing, dog)
dan nama ilmiah (ex: canine). Nama daerah hanya dapat dimengerti oleh
penduduk di daerah itu. Nama Ilmiah digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di
seluruh dunia menggunakan bahasa latin/yang dilatinkan. Setiap organisme hanya
memiliki satu nama yang sah.
1. Nama kelas adalah nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi
kelas Equisetinae.
96
2. Nama ordo adalah nama genus + ales. contoh: zingiber + ales, menjadi
ordo Zingiberales.
3. Nama famili adalah nama genus + aceae. contoh: Canna + aceae, menjadi
famili Cannacea
Konsep :Keanekaragaman
hayati
Kelas :
Ketiga hewan tersebut dapat
4. Pada gambar di bawah ini
digolong kedalam
manakah suatu ekosistem yang
keanekaragaman pada tingkat
terdapat tumbuhan homogen..
a. variasi
b. gen
c. jenis
d. ekosistem darat
e. ekosistem laut
a.
2. Penyebab keanekaragaman
individu dalam satu spesies
adalah
a. Pengaruh lingkungan b.
b. Perbedaan makanan
c. Susunan gen dalam
kromosom
d. Jumlah kromosomnya c.
e. Jumlah gen dalam kromosom
8.
a.
ular air yang hidup di utara
atau timur laut Amerika
Serikat dan
b.
ular air yang hidup di bagian
barat dari danau Erie,
Amerika Serikat
99
3. Felis domestica
31. Yang dimaksud dengan 4. Musa paradisiacal
konservasi adalah
a. Usaha pemeliharaan atau Manakah yang kekerabatannya
perlindungan secara teratur paling dekat?
untuk mencegah kemusnahan a. 1 dan 2
dengan jalan mengontrol, b. 1 dan 3
mempertahankan, dan c. 2 dan 3
menyelamatkan d. 3 dan 4
b. Penggalian sumber daya alam e. 2 dan 4
baik sumber daya alam biotic
maupun abiotik untuk 34. Citrus nobilis adalah nama ilmiah
kepentingan negar dalam dari jeruk keprok; kata Citrus
meningkatkan hajat hidup menunjukkan takson
rakyatnya a. Filum
c. Usaha penanaman kembali b. Family
hutan-hutan yang telah c. Kelas
gundul d. Genus
d. Eksploitasi sumber daya alam e. Spesies
hayati secara besar-besaran
untuk meningkatkan devisa 35. Contoh tempat pelestarian
Negara dan mengurangi keanekaragaman hayati secara eksitu
pengangguran adalah
e. Usaha pelestarian sumber a. Kebun raya dan kebun
daya alam yang dpelopori binatang
oleh kelompok penyayang b. Cagar alam dan taman
lingkungan nasional
c. Taman wisata dan hutan
32. Tingkat takson tumbuhan yang lindung
terbesar adalah d. Kebun raya dan taman
a. Filum nasional
b. Divisi e. Kebun binatang dan taman
c. Genus nasional
d. Kelas
e. Ordo
b.
107
b. 8. Keanekaragaman ekosistem
terbentuk karena adanya
a. Karakteristik hewan atau
tumbuhan yang berbeda
b. Lingkungan yang berbeda
c. c. Factor biotik
d. Factor biotik dan abiotik
e. Interaksi antara faktor biotik
yang berbeda didalamnya
d.
9.
108
Lampiran 5
Pertemuan ke- : 1
I. Kompetensi Inti :
III. Indikator
- Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
117
V. Materi Ajar
a. Pengertian keanekaragaman hayati
b. Tingkatan keanekaragaman hayati
c. Keanekaragaman hayati Indonesia
mengenai definisi
keanekaragaman
hayati serta berbagai
tingkatannya
Mengamati
Mengembangkan - Guru membentuk - Masing-masing siswa 5 menit
pemikiran kelompok yang merapat kepada teman
masing-masing sekelompoknya
terdiri dari 5-6 siswa
Melaksanakan - Guru meminta siswa - Siswa mengamati 15 menit
kegiatan inquiri mengamati lingkungan dan
lingkungan dan keberadaan makhluk
keberadaan makhluk hidup dengan
hidup dengan mengelilingi kawasan di
mengelilingi hutan lindung
kawasan hutan
lindung
Menanya
Mengembangkan - Guru bertanya - Siswa menjawab 2 menit
sifat ingin tahu kepada seluruh pertanyaan guru
siswa, apakah
terdapat beragam
macam makhluk
hidup di hutan
lindung?
- Guru memberikan
- Siswa menjawab dan
pertanyaan kepada 2 3 menit
menyebutkan spesies-
orang siswa, apa
spesies yang terdapat di
120
Mengumpulkan data
- Siswa menuliskan 10 menit
- Guru meminta siswa
berbagai macam
menuliskan
ekosistem di LKS secara
berbagai macam
berkelompok
ekosistem yang
terdapat di hutan
lindung
Menghadirkan - Siswa menuliskannya di 10 menit
- Guru meminta siswa
model sebagai LKS secara berkelompok
menyebutkan dan
contoh belajar
mengelompokkan
makhluk hidup yang
ditemukan pada
masing-masing
ekosistem ke dalam
tingkatan
keanekaragaman
hayati dengan
menggunakan LKS
121
materi di pertemuan
selanjutnya
- Menutup pelajaran 2 menit
dengan berdoa dan
salam
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)
Mengetahui,
(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
125
Lampiran 5
Pertemuan ke- : 2
I. Kompetensi Inti :
III. Indikator
- Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di Indonesia
berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
127
V. Materi Ajar
a. Manfaat keanekaragaman hayati
b. Penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati
c. Upaya pelestarian keanekaragman hayati
d. System klasifikasi makhluk hidup
Pembelajaran waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Pendahuluan - Mengucapkan salam - Siswa menjawab salam 2 menit
dan persiapan dan mengatur posisi
dengan rapi
Menanya
Melaksanakan - Membimbing siswa - Menulis hal-hal yang 5 menit
kegiatan inquiri menulis hal-hal diperoleh dari
yang diperoleh dari pengamatan
hasil pengamatan
Mengembangkan - Mendorong siswa - Siswa bertanya kepada 5 menit
sifat ingin tahu bertanya kepada teman atau kepada guru
siswa lain atau apabila ada yang kurang
130
Mengumpulkan data
Menghadirkan - Siswa menyusun dan
- Membimbing siswa 10 menit
model sebagai menyajikan hasil
menyusun dan
contoh belajar pengamatan pada LKS
menyajikan hasil
pengamatan
berdasarkan
manfaat masing-
masing makhluk
hidup yang
ditemukan di hutan
lindung
Mengasosiasi
- Membimbing siswa
- Siswa beridiskusi
berdiskusi 15 menit
sesama kelompoknya
mengkaitkan
mengenai keterkaitan
makhluk hidup yang
antara makhluk hidup
ditemukan dari hasil
yang ditemukan dengan
pengamatan
manfaat yang diperoleh
langsungnya dengan
dari masing-masing
manfaat yang
makhluk hidup
diperoleh dari
masing-masing
individu makhluk
hidup
- Membimbing siswa
131
Mengkomunikasikan
- Guru meminta siswa - Siswa
mempresentasikan mempresentasikan di 20 menit
hasil data di LKS depan kelas
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
133
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)
Mengetahui,
(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
134
Lampiran 6
Pertemuan ke- : 1
I. Kompetensi Inti :
III. Indikator
- Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
136
V. Materi Ajar
a. Pengertian keanekaragaman hayati
b. Tingkatan keanekaragaman hayati
c. Keanekaragaman hayati Indonesia
Mengamati
- Guru membentuk - Masing-masing siswa 5 menit
kelompok yang merapat kepada teman
masing-masing sekelompoknya
terdiri dari 5-6 siswa
- Guru memberikan 2 menit
gambar hutan hujan
tropis melalui media
PPT
- Guru meminta siswa - Siswa mengamati 3 menit
mengamati gambar gambar hutan hujan
hutan hujan tropis tropis yang diberikan
guru
Menanya
- Guru bertanya - Siswa menjawab 5 menit
kepada seluruh pertanyaan guru
siswa, apakah
terdapat beragam
macam makhluk
hidup di hutan hujan
tropis?
- Guru memberikan 10 menit
- Siswa menjawab dan
pertanyaan kepada 2
menyebutkan spesies-
139
Mengasosiasi
- Siswa melaksanakan 13 menit
- Guru meminta siswa
perintah guru dengan
mendiskusikan
berdiskusi dan
mengenai perbedaan
mengerjakan LKS yang
kekayaan flora dan
diberikan guru.
fauna berdasarkan
garis Wallace dan
garis weber
12 menit
- Guru meminta siswa
140
mendiskusikan
makhluk hidup yang
telah disebutkan
untuk
dikelompokkan
berdasarkan
penyebaran wilayah
menggunakan LKS.
presentasi siswa
melalui media PPT
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
142
Mengetahui,
(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
143
Lampiran 6
Pertemuan ke- : 2
I. Kompetensi Inti :
III. Indikator
- Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di Indonesia
berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
145
V. Materi Ajar
a. Manfaat keanekaragaman hayati
b. Penyebab tinggi dan menghilangnya keanekaragaman hayati
c. Upaya pelestarian keanekaragman hayati
d. System klasifikasi makhluk hidup
keanekaragaman
hayati?
Apa sajakah yang Siswa menyebutkan hal- 2 menit
dapat dilakukan untuk hal yang dapat dilakukan
melestarikan untuk melestarikan
keanekaragaman keanekaragaman
- Mendorong siswa
148
bertanya kepada
siswa lain atau
kepada guru
mengenai hal yang
diamati
Mengasosiasi
- Membimbing siswa
berdiskusi - Siswa beridiskusi 20 menit
mengkaitkan hasil sesama kelompoknya
pengamatan pada mengkaitkan hasil
gambar dengan pengamatan dengan
manfaat makhluk manfaat
hidup
- Membimbing siswa
berdiskusi
menemukan - Siswa mendiskusikan 10 menit
penyebab-penyebab penyebab-penyebab
menurunnya menurunnya
keanekaragaman keanekaragaman hayati
hayati beserta upaya beserta upaya
pelestariannya pelestariannya
149
Mengkomunikasikan - Siswa
- Guru meminta siswa mempresentasikan di
mempresentasikan depan kelas 25 menit
hasil data di LKS
secara berkelompok
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)
Mengetahui,
(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
L
K
S
K
E
L
A nnnn
KEANEKARAGAMAN
X
HAYATI
I
P
A
152
153
Ketika kita mengamati makhluk hidup di sekitar kita, gejala yang dapat
kita amati adalah adanya variasi makhluk hidup dengan berbagai macam ciri-
cirinya. Variasi tersebut meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan lain
sebagainya. Variasi tersebut terdapat dalam satu jenis (spesies) makhluk hidup
(tingkat gen), atau terdapat dalam spesies-spesies yang berbeda (tingkat spesies).
Ada juga variasi yang terjadi karena ekosistem (lingkungan) yang berbeda
(tingkat ekosistem).
Hasil Pengamatan
a.
a.
b. b.
c.
c.
Ciri: a.
a. b.
b.
c. c.
155
A B C
D E F
G H I
K L
(sawah) (lapangan)
156
Tingkat Jenis/Spesies
1.
2.
3.
4.
5.
Tingkat Genetik
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan
: Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup
Hasil Pengamatan
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
159
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
Alfred R. Wallace dan Max Weber turut membagi kawasan kekayaan flora
dan fauna di Indonesia dengan garis pembatas, garis yang membentang mulai dari
Selat Lombok ke utara melewati Selat Makasar dikenal sebagai garis Wallace,
sedangkan garis pembatas di sebelah timur Sulawesi yang membentang ke utara
hingga Kepulauan Aru di Selatan dikenal sebagai garis Weber.
Kegiatan 3 : Membedakan kekayaan flora dan fauna berdasarkan garis Wallace dan
Weber
Cara Kerja : Masukkan spesies/jenis makhluk hidup yang ditemukan ke dalam tabel
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Manfaat
Nama Spesies
1. Eksperimen I (Skor A)
Pertanyaan (Skor B)
No Kriteria Penilaian Skor
1 Menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas dan 2
benar
Kurang tepat dalam menjelaskan keanekaragaman hayati 1
Tidak menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas 0
dan benar
2 Menjelaskan perbedaan dari 3 tingkatan keanekaragaman 3
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 2 tingkatan keanekaragaman 2
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 1 tingkatan keanekaaragaman 1
hayati
Tidak menjelaskan perbedan dari masing-masing 0
tingkatan keanekaragaman hayati
3 Menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 2
keanekaragaman
Menyebutkan 1 faktor yang menimbulkan 1
keanekaragaman
Tidak menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 0
169
keanekaragaman
4 Memberikan 3 contoh dari masing-masing tingkatan 3
keanekaragaman hayati
Memberikan 2 contoh dari masing-masing tingkatan 2
keanekaragaman hayati
Memberikan 1 contoh dari masing-masing tingkatan 1
keanekaragaman hayati
Tidak memberikan contoh dari masing-masing tingkatan 0
keanekaragaman hayati
5 Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 2
Kurang tepat dalam menjelaskan sistem klasifikasi 1
makhluk hidup
Tidak menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 0
6 Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan alas an 4
suatu spesies harus diberi nama ilmiah dengan tepat dan
benar
Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan kurang 2
tepat dalam memberikan alas an spesies harus diberikan
nama ilmiah
Kurang tepat dalam menjelaskan aturan pemberian nama 1
ilmiah dan kurang tepat dalam memberikan alas an
spesies harus diberikan nama ilmiah
Tidak menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan 0
tidak memberikan alas an spesies harus diberikan nama
ilmiah
7 Menyebutkan dan menjelaskan factor yang menyebabkan 2
menghilangnya keanekaragaman hayati
Menyebutkan dan kurang tepat dalam menjelaskan factor 1
yang menyebabkan menghilangnya keanekaragaman
hayati
170
Ketika kita mengamati makhluk hidup di sekitar kita, gejala yang dapat
kita amati adalah adanya variasi makhluk hidup dengan berbagai macam ciri-
cirinya. Variasi tersebut meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan lain
sebagainya. Variasi tersebut terdapat dalam satu jenis (spesies) makhluk hidup
(tingkat gen), atau terdapat dalam spesies-spesies yang berbeda (tingkat spesies).
Ada juga variasi yang terjadi karena ekosistem (lingkungan) yang berbeda
(tingkat ekosistem).
Suaka margasatwa, hutan lindung, dan cagar alam merupakan bentuk upaya yang
dilakukan pemerintah guna melindungi keberadaan hewan dan tumbuhan yang
semakin langka keberadaannya. Selain itu ketiga tempat tersebut memiliki
keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem air dan darat untuk
menunjang kehidupan makhluk hidup, dan dari kedua jenis ekosistem inilah kita
bisa menemukan wujud ekosistem yang beragam dan kompleks.
Di bawah ini terdapat berbagai macam gambar, pilihlah manakah yang termasuk
ke dalam ekosistem dan tentukan hewan dan tumbuhan apa saja yang menempati
ekosistem tersebut!
A B C
D E F
G H I
Kingdom :
2. Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
3. Famili :
Genus :
Spesies :
5. Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Alfred R. Wallace dan Max Weber turut membagi kawasan kekayaan flora
dan fauna di Indonesia dengan garis pembatas, garis yang membentang mulai dari
Selat Lombok ke utara melewati Selat Makasar dikenal sebagai garis Wallace,
sedangkan garis pembatas di sebelah timur Sulawesi yang membentang ke utara
hingga Kepulauan Aru di Selatan dikenal sebagai garis Weber.
Kegiatan 3 : Membedakan kekayaan flora dan fauna berdasarkan garis Wallace dan
Weber
Cara Kerja : Masukkan spesies/jenis makhluk hidup yang ada pada gambar ke
dalam table
178
Cara Kerja : Tentukan manfaat jenis makhluk hidup yang terdapat pada LKS
(minimal 5)
1. Eksperimen I (Skor A)
Pertanyaan (Skor B)
No Kriteria Penilaian Skor
1 Menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas dan 2
benar
Kurang tepat dalam menjelaskan keanekaragaman hayati 1
Tidak menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas 0
dan benar
2 Menjelaskan perbedaan dari 3 tingkatan keanekaragaman 3
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 2 tingkatan keanekaragaman 2
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 1 tingkatan keanekaaragaman 1
hayati
Tidak menjelaskan perbedan dari masing-masing 0
tingkatan keanekaragaman hayati
3 Menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 2
keanekaragaman
Menyebutkan 1 faktor yang menimbulkan 1
keanekaragaman
Tidak menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 0
keanekaragaman
184
LAMPIRAN 11
Skala
No Tahapan Fenomena Dilaksanakan nilai
1 Mengembangkan a. Mampu menyampaikan 1 2 3 4
pemikiran materi dan arahan dengan Ya Tidak
lugas dan sistematis
b. Mampu mengamati 1 2 3 4
lingkungan dan keberadaan
makhluk hidup yang dapat Ya Tidak
dijadikan sumber belajar
siswa
c. Mampu membimbing dan 1 2 3 4
mengarahkan siswa dalam
Ya Tidak
membangun pemikiran
mereka secara mandiri
2 Melaksanakan kegiatan a. Mampu mengaitkan fakta- 1 2 3 4
inquiri fakta dalam kehidupan
Ya Tidak
sehari-hari siswa dengan
topic bahasan
b. Mampu memberikan definisi 1 2 3 4
dan penjelasan tentang topic
Ya Tidak
bahasan dengan baik kepada
siswa
3 Menanya Mampu bertanya dan 1 2 3 4
membangkitkan
Ya Tidak
keingintahuan siswa dengan
baik
4 Menghadirkan model a. Mampu membimbing dan 1 2 3 4
mengarahkan siswa dalam
Ya Tidak
membangun pengetahuan
mereka secara mandiri
b. Mampu mendorong dan 1 2 3 4
memotivasi siswa untuk
memberikan penjelasan Ya Tidak
dengan kalimat mereka
sendiri
c. Mampu mengingatkan dan 1 2 3 4
memberikan pertimbangan
serta arahan dengan baik Ya Tidak
kepada siswa tentang konsep
yang mereka temukan
187
LAMPIRAN 12
Kelompok
Skor
No Tahapan Indikator Nilai Rata2
Total
I II III IV V VI
1 Mengembangkan a. Mampu mendengarkan dan memperhaikan penyampaian materi
4 4 3 3 4 4 22 91.66
Pemikiran dan arahan dari guru
b. Mampu melakukan pengamatan lingkungan dan keberadaan 83.33
3 4 3 2 3 3 18 75
makhluk hidup yang berada di sekitar lingkungan sekolah
c. Mampu menjawab pertayaan guru dengan maksimal 3 3 3 3 3 3 18 75
2 Melaksanakan a. Mampu mengaitkan fakta –fakta dalam kehidupan sehari-hari
3 3 3 2 3 2 16 66.66
kegiatan inquiri siswa dengan topic bahasan
b. Mampu menjelaskan konsep dengan kalimat siswa sendiri
3 3 2 3 2 4 17 70.83 74.99
dengan baik
c. Mampu bekerja kelompok dengan baik 3 4 4 3 3 3 20 83.33
d. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan diskusi secara maksimal 4 4 3 2 3 3 19 79.16
3 Bertanya Mampu bertanya pada guru terkait materi yang dipelajari 4 3 2 2 4 3 18 75 75
4 Menghadirkan a. Mampu memberikan bukti dan klarifikasi dari penjelasan yang
4 4 4 3 4 3 22 91.66 83.33
model siswa lakukan secara baik
189
Keterangan : Rentang 1-4 dan Skor Tertiggi untuk tahapan pendekatan lingkungan adalah 100
Skor 79.51 menunjukkan bahwa siswa selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan
berhasil dengan baik
190
LAMPIRAN 13
mereka temukan
5 Refleksi a. Mampu mendorong siswa
untuk melakukan evaluasi
terhadap proses
pembelajaran yang sudah 3 3 6 75.00
mereka lakukan
87.50
b. Mampu menyimpulkan
materi dengan jelas dan 4 4 8 100.00
menarik
6 Penilaian a. Mampu menyimak dan
mengkritisi serta
3 4 7 87.50
mengarahkan penjelasan
yang dilakukan siswa
87.50
b. Mampu memberikan
penugasan untuk
3 3 6 75.00
menambah pengetahuan
serta nilai siswa
Rata-rata 84.375
Jadi skor 84.375 menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan proses pembelajaran
pendekatan selama penelitian berhasil dengan sangat baik.
192
LAMPIRAN 14
No Pretest Postest
1 51.42 60
2 45.71 68.57
3 28.57 68.57
4 57.14 82.85
5 54.28 85.71
6 51.42 77.14
7 60 62.85
8 77.14 82.85
9 62.85 71.42
10 71.42 82.85
11 45.71 68.57
12 31.42 62.85
13 54.28 60
14 37.14 65.71
15 54.28 74.28
16 31.42 57.14
17 51.42 71.42
18 48.57 77.14
19 42.85 77.14
20 54.28 88.57
21 48.57 62.85
22 54.28 68.57
23 37.14 77.14
24 42.85 62.85
25 45.71 80
26 65.71 71.42
27 60 85.71
28 62.85 91.42
29 51.42 74.28
30 51.42 74.28
31 60 68.57
Rata2 51.33129 72.9909677
193
Lampiran 15
No Pretest Postest
1 42.85 40
2 42.85 51.42
3 48.57 65.71
4 28.57 51.42
5 37.14 68.57
6 54.28 54.28
7 45.71 54.28
8 22.85 42.85
9 28.57 54.28
10 28.57 62.85
11 42.85 57.14
12 51.42 45.71
13 31.42 68.57
14 45.71 74.28
15 45.71 62.85
16 48.57 57.14
17 40 65.71
18 40 65.71
19 34.28 40
20 48.57 74.28
21 40 42.85
22 34.28 60
23 51.42 60
24 42.85 57.14
25 48.57 60
26 42.85 62.85
27 68.57 62.85
28 31.42 60
29 42.85 51.42
30 14.28 42.85
31 45.71 45.71
Rata2 41.009358 56.8619355
194
Lampiran 16
Kelas Eksperimen
No Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
195
Lampiran 17
No Skor
1 75
2 75
3 75
4 75
5 75
6 75
7 87
8 87
9 87
10 87
11 87
12 87
13 95
14 95
15 95
16 95
17 95
18 95
19 95
20 77
21 77
22 77
23 77
24 77
25 80
26 80
27 80
28 80
29 80
30 80
31 80
Rata2 83.290
196
Lampiran 18
1. Pengamatan xi, x2,…xn untuk dijadikan bilangan baku zi, z2,…zn dengan
□
menggunakan rumus zi = = (x merupakan rata-rata dan s
LAMPIRAN 19
= 11.2726
198
= 0.1591303
5. Kesimpulan , Lhitung < Ltabel atau 0.10707742 < 0.1591303, maka terima
Ho artinya data berdistribusi normal
199
LAMPIRAN 20
Rata2 41.009355
Sd 10.47341
Lhit 0.1067677
Ltab 0.1591303
1. Rata-rata nilai pretest kelas eskperimen
∑ fixi
=
∑f
1591.27
=
31
= 41.009355
2. Simpangan baku (standar deviasi)
∑ ( ̅)
S=
= 10.47341
200
= 0.1591303
5. Kesimpulan , Lhitung < Ltabel atau 0.1067677 < 0.1591303, maka terima Ho
artinya data berdistribusi normal
201
LAMPIRAN 21
.
= .
Fhitung = 1.15843584
4. Menentukan derajat kebebasan:
202
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.15843584 <1.84 berarti H0 diterima, maka
memiliki varians yang homogen.
203
LAMPIRAN 22
( ) ( )
t= dengan dsg =
. .
t= =
.
( ) . ( ) .
. . .
t= . . .
=
.
t= .
= √118.381914
t = 4.83741508 = 10.8803453
Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 4.83741508 > 1.671
dengan df = (31+31)-2 = 60. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga nilai rata-rata kelas control dan kelas eksperimen berbeda nyata.
204
= 72.99097
2. Simpangan baku (standar deviasi)
∑ ( )
S=
= 9.089803
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
205
.
=
√
= 0.1591303
5. Kesimpulan, Lhitung < Ltabel atau 0.10375484 < 0.1591303, maka terima
H0 artinya data berdistribusi normal.
206
LAMPIRAN 24
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas Kontrol
= 56.8619355
2. Simpangan baku (standar deviasi)
∑ ( ̅)
S=
S = 9.685172
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
207
.
=
√
= 0.1591303
5. Kesimpulan
Lhitung < Ltabel atau 0.10070645 < 0.1591303 maka terima H0 artinya data
berdistribusi normal
208
LAMPIRAN 25
.
= .
Fhitung = 1.13528718
4. Menentukan derajat kebebasan:
209
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.13528718 <1.84 berarti H0 diterima, maka
memiliki varians yang homogen.
210
LAMPIRAN 26
( ) ( )
t= dengan dsg =
. .
t= =
.
( ) . ( ) .
. . .
t= . . .
=
.
t= .
= √88.2135377
t =8.64134792 = 9.39220622
Berdasarkan uji-t posttest diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 8.64134792 > 1.671
dengan df = (31+31) – 2 = 60. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga nilai rata-rata kelas control dan kelas eksperimen tidak berbeda
nyata.
211
LAMPIRAN 27
LAMPIRAN 28
LAMPIRAN 29
Dokumen Foto Penelitian