Anda di halaman 1dari 230

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Fanny Sagita Prianti
NIM: 1110016100013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LE,\I IJ.\ I,( I,I,.NCITSAI
IAN l., Il l\I, I [{ I] I N G S t( It I I,SI

Sli.ipsi l arrg bcr-irrclLtl I'cttgrtrttlt


Pcrrrlckatlrrr f,ilrgr<rrgil, 1'errrarrrp
I',ltrllt J(ottscp Kcaltcrl<al'agarrriu
tlasii Be rrr.jar Sisrr a
Iluvati (Kuasi Elisllcr-irncrr di Sl\IA
13ogor) disLtsLttt.le:lr Iirtntt)
Negcri lciorr,,rs
Srgite Pria,ti, NIr\4 il r00r6r000i3.
pr-ograrr stLrdiperdiclika,
Biologi' Jr-rt-Lrsarl Penciidil<arl llrrlLt
Pc,getahua, Ararn, IrakLrltas
IIrnu Tarbil,ah cian I(egLrruan.
Uirit'ersita-s Islarrl Nege.i S]',a.if
HiclaYatLrllah Jakarla. Telah
nrelalLri bimbingan dan dinyarakan
sah.seba_eai liar_r,a ilntiah
vang berhal. LrntLrk diLriikan
pacJa sicJang rlrrnaclasah
sesLrailterenlLran
-r
ang ditetalllian ()le h thliulras

Jakarta、 170k10bcr 2016

Yang mengesahkan:

Pcinlbi11lbil18 1
Pentbinrbing ll

NIP.19681228 200oo3 1 o03


NIP.1980051620071020ol
LEル IBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAⅡ

Skripsi bettudul Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekitar terhadap Hasil Belttar SiSWa
pada Konsep Keanekaragalnan Hayati disusun 。lch Fanny Sagita Prianti llINII

H10016100013,dittukan kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan(FIT]聡 UniVersitas

lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyttakan lulus dalam Чian Mmaqasah
pada tangga1 23 januari 2017 dihadapan dewan penguJi.Karena itu,penulis berhak memperoleh
gclar SarJana S l(S.Pd)dalam bidang Pendidikan Bio10gi.

Ciputat, 21 Februari 2017

Panitia Ujian Munaqasah


Tanggal Tanda'fangan

食 2‐ ■
Ketua Panitia(Ketua」 urusan/Prodi Pcndidikan Biologi)
Dr.Yanti Herlantin Nl.Pd "‐
NIP.197101192008012010

Dr.Yanti Herlanti,M.Pd
NIP.197101192008012010
・2 F%11

PenguJl II
Yllke Mardiati.M.Si.
1-o - 2-2o17
(d-'*9'.
NIP.197601172007012013

Mengetahui:

Dekan Fakul Ilmu Tarbiyah dan

NIP 1955041
KEMENTER:AN AGAMA No.Dokumen : FITK‐ FR‐ AKD-089

UIN JAKARTA FORM(FR)


Tg! 丁erbit i l Maret 2010
F:TK No. Revisi: : 01

l′ H」 ″anda Ⅳ0 95 Clpυ la′ ′
5イ ア
2′ nめ nesla
Ha

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRl

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Fanny Sagita Prianti

TempatlTgl.Lahir : Bogor, 14 Desember 1992


NIM i1110016100013
Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Biologi
Judul Skripsi ; Pengaruh Pemanfaatan Pendekatan Lingkungan Sekitar

terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Keanekaragaman Hayati

Dosen Pembimbing :1,Dr.SttiyO Miranto,M.Pd


2.NIciry Fadilah Noor,M.Si

dengan ini menyatakan bahwa skipsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,
Mahasiswa Ybs.

NIⅣ l.11100
ABSTRAK

FANNY SAGITA PRIANTI. Pengaruh Pendekatan Lingkungan Terhadap


Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Keanekaragaman Hayati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendekatan
Lingkungan dengan menggunakan metode kuantitatif (Quase Eksperiment)
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015
sampai dengan Februari 2015 di SMA Negeri 1 Ciomas Bogor, dengan sampel 62
siswa kelas X, yang diambil dari 2 kelas yang berbeda. Kelas pertama menjadi kelas
eksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran pendekatan lingkungan
dan kelas kedua menjadi kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah
saja. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes pilihan ganda 5
dengan alternatif jawaban sebanyak 35 soal. Hasil penelitian ini didapatkan
perbedaan antara rata-rata kelas eksperimen 51.3 dan kelas control 41. Dari hasil
perhitungan uji “t” ( α= 0.05) didapatkan nilai thitung(8.641) > ttabel (1.671). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar konsep keanekaragaman hayati.
Kata kunci: pendekatan lingkungan, hasil belajar.

i
ABSTRACT

FANNY SAGITA PRIANTI. Effect of Environmental Approaches Toward


Learning Outcomes On the Concept of Biodiversity.

This study aimed to determine the Learning Outcomes of Environmental


approach using quantitative methods (Quase Experiment) Against Student Result.
This study was conducted in January 2015 until February 2015 in SMA Negeri 1
Bogor Ciomas, with a sample of 62 students of class X are taken from two different
classes. The first class to be a class experiment treated with a learning approach to
the environment and a second class that only use the lecture method. The research
instrument used was 5 multiple-choice test instrument with alternative answers of
35 questions.
The results of this study is the difference between the average grade experiment
51.3 and grade control 41. From the calculation results 't' test (α = 0.05), obtained
tcount (8641)> ttable (1.671). It can be concluded that the environmental approach has
significant impact on learning outcomes of the concept of biodiversity

Keywords: environmental approach, learning outcomes.

ii
KATA PENGANTAR

bismillahirrahmannirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, karunia dan Hidayah-Nya,
sehinnga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Keanekaragaman Hayati” dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd) pada jenjang Strata I (S1)
di Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Atas terselesaikannya skripsi penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti. M.Sc, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yanti Herlanti, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Sujiyo Miranto, M.Pd dan Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan,
motivasi, dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Rohman, selaku guru biologi Sekolah SMA Negeri 1 Ciomas Bogor,
beserta dewan guru dan staf yang telah bersedia bekerja sama dan memberi
kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

iii
6. Ibunda Harnengsih dan Ayahanda tercinta Hendra Priatna yang selalu
memberikan doa dan dukungan secara moril maupun materil dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Suamiku Zainul Mukhlisin yang tak pernah henti dan lelah dalam
memberikan semangat, doa dan dukungan
8. Adikku Bestari Indah Prianti dan Hasna Afifah Prianti, yang turut
memberikan semangat dan dukungan.
9. Sahabatku tersayang Santi Meutia, Ninis Milatina, Anisa, dan Latifa
Nurrachman yang memberikan semangat dan doa bagi kesuksesan kita.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tak bisa penulis sebutkan satu
persatu, dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terimakasih atas
dukungan dan doanya. Semoga Allah membalas semua kebaikan merekan
dengan balasan yang lebih baik.

Dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnnya mahasiswa Program
Studi pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Januari 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Identifikasi Masalah .....................................................................................5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................6
D. Perumusan Masalah ....................................................................................6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS ....................................8

A. Teori Belajar.................................................................................................8
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa .......................................9
C. Deskripsi Teori Pembelajaran Pendekatan Lingkungan ..............................9
D. Deskripsi Teori Hasil Belajar.....................................................................17
E. Konsep Keanekaragaman Hayati ...............................................................26
F. Hasil Kajian Pustaka yang Relevan ..........................................................29
G. Kerangka Berpikir......................................................................................32
H. Hipotesis Penelitian ...................................................................................34

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................35

A. Tempat dan Waktu Penrlitian ...................................................................35


B. Metode dan Desain Penelitian....................................................................35
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................36

v
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................36
1. Kisi kisi Instrumen ...............................................................................36
2. Kalibrasi Instrumen..............................................................................37
a. Validitas ........................................................................................37
b. Reliabilitas ....................................................................................38
c. Daya Pembeda ...............................................................................38
d. Taraf Kesukaran ............................................................................39
F. Teknik Analisis Data .................................................................................40
a. Uji Normalitas .....................................................................................40
b. Uji Homogenitas .................................................................................41
c. Uji Peningkatan Hasil Belajar (N-gain) ...............................................42
d. Uji Hipotesis .......................................................................................42
e. Hipotesis Statistik ................................................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................45

A. Hasil Penelitian ........................................................................................45


1. Perbandingan Hasil Pretest ...................................................................45
2. Perbandingan Hasil Postest ..................................................................46
3. Hasil Uji N-gain ...................................................................................47
4. Hasil Observasi guru dan siswa.............................................................48
B. Pengujian Syarat Pengambilan Sampel ....................................................51
1. Normalitas ............................................................................................51
2. Homogenitas ..........................................................................................52
3. Pengujian Hipotesis Sampel ..................................................................52
C. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................................53
1. Normalitas ............................................................................................53
2. Homogenitas ..........................................................................................55
3. Pengujian Hipotesis Sampel ..................................................................55

D. Pembahasan .............................................................................................57

BAB V PENUTUP ...............................................................................................60

vi
A. Kesimpulan.....................................................................................................60
B. Saran ..............................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................61

LAMPIRAN...........................................................................................................65

vii
DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan Lingkungan................................45

TABEL 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...45

TABEL 4.2 Perbandingan Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...46

TABEL 4.3 Hasil Observasi terhadap Guru .........................................................48

TABEL 4.4 Hasil Observasi terhadap Siswa ........................................................49

TABEL 4.5 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen.................................51

TABEL 4.6 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .......................................51

TABEL 4.7 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol.........52

TABEL 4.8 Data Uji Hipotesis Postest Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................53

TABEL 4.9 Data Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol.......................................54

TABEL 4.10 Data Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................54

TABEL 4.11 Uji Hipotesis Penelitian Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................55

TABEL 4.12 Uji Hipotesis Penelitian Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................56

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas .....................................65

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..........................................................67

Lampiran 3 Pengenalan LKS ...............................................................................93

Rekap Analisis Butir Soal Eksperimen ............................................97

Lampiran 4 Rekap Analisis Butir Soal Kontrol .................................................106

Lampiran 5 RPP Kelas Eksperimen 1 ................................................................115

Lampiran 6 RPP Kelas Kontrol..........................................................................134

Lampiran 7 LKS Eksperimen.............................................................................152

Lampiran 8 Rubrik LKS Eksperimen.................................................................166

Lampiran 9 LKS Kontrol ...................................................................................171

Lampiran 10 Rubrik LKS Kontrol .....................................................................181

Lampiran 11 Lembar Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran


Pendekatan Lingkungan .......................................................................................186

Lampiran 12 Lembar Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran


Pendekatan Lingkungan .......................................................................................188

Lampiran 13 Hasil Observasi terhadap Guru .....................................................190

Lampiran 14 Skor Pretest Postest Kelas Eksperimen ........................................192

Lampiran 15 Skor Pretest Postest Kelas Kontrol ...............................................193

Lampiran 16 Skor LKS Pendekatan Lingkungan Kelas Eksperimen ................194

Lampiran 17 Skor LKS Pendekatan Lingkungan Kelas Kontrol .......................195

Lampiran 18 Langkah-langkah menghitung Normalitas dengan Liliefors .......196

ix
Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas (uji Liliefors) Data Pretest Siswa Kelas
Eksperimen...........................................................................................................197

Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas (uji Liliefors) Data Pretest Siswa


Kelas Kontrol .......................................................................................................199

Lampiran 21 Uji Homogenitas Data ..................................................................201

Lampiran 22 Uji Hipotesis Pretest .....................................................................203

Lampiran 23 Uji Normalitas (Liliefors) Data Postest Siswa Kelas


Eksperimen...........................................................................................................204

Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas (Liliefors) Data Postest Siswa Kelas


Kontrol .................................................................................................................206

Lampiran 25 Uji Homogenitas Data ..................................................................208

Lampiran 26 Perhitungan Uji Hipotesis Postest ................................................210

Lampiran 27 Uji N-Gain Kelas Eksperimen ......................................................211

Lampiran 28 Uji N-Gain Kelas Kontrol.............................................................212

Lampiran 29 Dokumen Foto Penelitian .............................................................213

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah masalah penting saat ini, yang menuntut


guru agar aktif dan kreatif dalam setiap bangsa lebih-lebih bagi bangsa yang
sedang membangun, dan pendidikan itu merupakan kerja bersama yang tidak
pernah selesai.1 Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik
dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun
dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para
pendidik disamping menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu juga
mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula
karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut.

Pemilihan pendekatan, metode, teknik dan strategi pembelajaran yang


sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan kurikulum serta potensi
siswa merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Ketepatan pemilihan sebuah metode akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan
keberhasilan siswa tersebut dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah lingkungan, lingkungan ini
dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. 2

Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan


sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses
interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah
laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada

1
Roestiyah, N.K., Masalah-masalah Ilmu Keguruan, cetakan kedua, (Jakarta: Bina Aksara,
1986), h. VI
2
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005) Cet. 2, h. 103

1
2

lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa
fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar
mengajar.3.

Menurut I Made Alit M, Jenins & Whitefield, Conant menyatakan,“Sains


merupakan rangkaian konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan
dan dikembangkan dari hasil eksperimentasi atau observasi yang sesuai untuk
eksperimentasi atau observasi berikutnya. Proses pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah”.4

Mata pelajaran biologi, merupakan sebuah ilmu yang mempelajari objek


dan persoalan gejala alam yang dapat menjadikan lingkungan sekitar sebagai
alternatif lain untuk menyiasati keterbatasan ruang kelas. Namun dalam praktik
pengajaran selama ini, kebanyakan guru sudah merasa cukup dengan
pembelajaran di dalam kelas. Ruangan kelas selama ini memang merupakan salah
satu unsur sarana pendidikan yang harus dipenuhi. Apalagi jika model
pembelajaran menggunakan multimedia, ketergantungan akan ruang kelas
sangatlah besar

Pada konsep keanekaragaman hayati, tatkala guru menjadi pusat kegiatan


pengajaran, sebagian besar guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada
siswa tanpa mengaitkan dengan lingkungan anak dan kurang menggali serta
mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki anak yang berasal dari lingkungan
dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari siswa di
sekolah, selain itu pengajaran IPA khususnya biologi di sekolah kurang dikaitkan
dengan isu sosial yang ada di lingkungan masyarakat siswa. Padahal,
pembelajaran dengan menggunakan penglihatan, mengatakan dan mengerjakan
sangatlah mempengaruhi hasil belajar siswa, tentu sangat berbeda hasilnya apabila
hanya dilakukan pembelajaran dengan membaca dan mendengar saja. Dengan
3
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 194.
4
Zulfiani, dkk,. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 46
3

demikian, hal yang wajar apabila pengajaran biologi di sekolah semata-mata


hanya dianggap berorientasi kepada tuntuan kurikulum yang telah tersedia di
dalam buku teks, sehingga materi pembelajaran biologi diraskan sebagai beban
yag harus diingat, dihafal, difahami, dan tidak dirasakan kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga dibutuhkan sebuah penedekatan pembelajaran
yang memberdayakan secara optimal dari seluruh indera siswa dalam belajar.

Salah satu jenis pendekatan pembelajaran yang lebih memberikan


pengalaman langsung serta memahami alam sekitar secara ilmiah dan melibatkan
seluruh indrera anak adalah pendekatan lingkungan hal ini dinilai oleh banyak
pendidik karena kemampuannya untuk meningkatkan minat dan meningkatkan
informasi yang sedang diajarkan di dalam kelas. Lingkungan adalah cara yang
baik untuk membahas suatu konsep. Jenis pendekatan ini dapat digunakan untuk
memperkenalkan sebuah objek yang akan dibahas di kelas, dan memperkuat
materi yang diajarkan di kelas. Selain itu pendekatan ini dapat memberikan titik
relevansi dengan menunjukkan bagaimana sumber belajar dapat digunakan dalam
dunia nyata oleh siswa.

Pembelajaran berbasis alam sebetulnya dapat secara fleksibel dilakukan,


yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sekitar siswa yang terdekat. Seorang guru
dituntut kemampuannya dalam memilih dan mempergunakan sumber belajar serta
menggali sumber belajar tersebut sebanyak mungkin dari lingkungan sekitar, di
mana siswa tersebut tinggal. Selain itu seorang guru juga dituntut kemampuannya
untuk bisa memilih dan memanipulasi dengan cermat dan bijak berbagai obyek
biologi yang ada di lingkungan sekitarnya agar dapat digunakan sebagai sumber
belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Neumeier menyatakan bahwa tidak ada rumus sederhana untuk


membangun lingkungan belajar yang baik. Titik yang perlu dipertimbangkan
adalah untuk menemukan kombinasi dari metode yang paling efektif dan
memadai sesuai dengan konten dan tujuan individu belajar. Yang penting
4

adalah untuk tidak memilih metode terbaru sesuai dengan metode tradisional
tetapi untuk menciptakan lingkungan belajar yang berfungsi secara utuh.5
Cara yang digunakan dalam pendekatan lingkungan adalah dengan
meningkatkan konsep dan memotivasi siswa agar ingin mempelajari sebuah
materi pelajaran lebih lanjut. Hal ini menjadi tugas bagi guru untuk membuat
kerjasama kepada satu sama lain. Membentuk kerjasama dapat menguntungkan
bagi siswa jika guru memiliki tujuan bersama, komunikasi yang baik, memberi
dan mengambil hubungan serta memberikan koordinasi lebih besar antara
pembelajaran di kelas dan pengalaman di luar kelas.6

Pendekatan ini mampu menerapkan pengetahuan mereka di berbagai


tantangan, belajar di luar kelas membangun jembatan antara teori dan realitas,
sekolah dan masyarakat, kaum muda dan masa depan mereka. Kualitas
pengalaman belajar dalam situasi nyata memiliki kapasitas untuk meningkatkan
prestasi di berbagai mata pelajaran dan untuk mengembangkan keterampilan
pribadi dan sosial yang lebih baik.

Pemanfaatan lingkungan untuk pengajaran biologi memiliki keuntungan


yang praktis dan ekonomis. Praktis karena mudah diperoleh dan ekonomis karena
murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. 7Di samping itu suasana akan lebih
cair, segar, yang tentunya akan menarik peserta didik untuk terus mencari dan
menemukan sesuatu serta memberikan siswa rasa tanggung jawab untuk mencapai
hasil belajar, membantu mereka untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan
mereka. Belajar di luar kelas menyediakan dukungan untuk berbagai bidang
kurikulum yang berbeda. Sebagai contoh, semua anak memiliki hak untuk
melakukan penelitian lapangan sebagai bagian dari studi geografis mereka.
Terkait dengan kurikulum, kegiatan ini memberikan langsung dan pengalaman

5 Hasan Akbayin, The Effect Of Blended Learning Model On High School Students’
Biology Achievement And On Their Attitudes Towards The Internet By TOJET, Journal of
Educational Technology, Vol.11, 2012.
6 Department for Education and Skills, 2006. Learing Outside the Classroom. Published by
the Department for Education and Skills.2006. AS. p. 2.
7 Mualim dan Khairul Hudam , Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Biologi
sub-Konsep Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol, 2 No1,
1999/2000..
5

yang relevan yang memperdalam dan memperkaya pembelajaran. Kebanyakan


materi pembelajaran dapat didekati dengan pendekatan lingkungan, bergantung
bagaimana guru mengemasnya.

Salah satu materi yang dapat menggunakan pendekatan lingkungan sekitar


adalah materi pembelajaran keanekaragaman hayati, materi ini menuntut guru dan
siswa mengenal keanekaragaman makhluk hidup, baik keanekaragaman tingkat
gen, jenis dan ekosistem. Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep
keanekaragaman hayati. Selanjutnya siswa diberi tugas atau dapat juga diajak
secara langsung untuk mengamati lingkungan yang ada di sekitarnya. Kombinasi
metode observasi , eksperimen dan diskusi akan melatih siswa untuk dapat
memotret adamya keanekaragaman hayati secara utuh. Dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar, siswa akan lebih mengenal dan memanfaatkan potensi alam
yang berada di sekitarnya sebagai sumber belajar yang efisien.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji


lebih jauh tentang “Pengaruh Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar
pada Konsep Keanekaragaman Hayati”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, timbulah beberapa permasalahan yang dapat di


identifikasi antara lain:

1. Guru merasa cukup dengan pembelajaran di dalam kelas


2. Guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga
pengajaran biologi di sekolah semata-mata berorientasi kepada tuntuan
kurikulum yang telah tersedia di dalam buku teks, sehingga materi
pembelajaran biologi diraskan sebagai beban yang harus diingat, dihafal,
difahami, dan tidak dirasakan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kurangnya mengaitkan pembelajaran dan pengetahuan anak dengan
lingkungan sekitar sebagai pendekatan dalam pembelajaran biologi
4. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang melibatkan
seluruh indera siswa
6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi


masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah adalah pendekatan
lingkungan
2. Pengaruh pendekatan lingkungan pada hasil belajar
3. Hasil belajar yang diukur difokuskan pada ranah kognitif
4. Lingkungan yang digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah atau siswa
5. Konsep yang diujicobakan adalah konsep Keanekaragaman Hayati

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yan peneliti uraikan di


atas, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah terdapat pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar pada


konsep keanekaragaman hayati?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:


1. Untuk mencoba bagaimana bentuk pendekatan lingkungan terhadap hasil
belajar pada konsep keanekaragaman hayati
2. Untuk menguji pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar pada
konsep keanekaragaman hayati
3. Untuk membandingkan bagaimanakah pengaruh pendekatan lingkungan pada
konsep keanekaragaman hayati

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam dunia pendidikan. Adapun
manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
7

1. Melengkapi atau memperluas teori yang sudah diperoleh melalui penelitian


lain sebelumnya
2. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang pendekatan lingkungan terhadap
hasil belajar siswa
3. Memberikan peluang kepada siapa saja untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dan mendalam tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori yang
belum digunakan dalam penelitian ini.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Teori Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan. Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan
pengetahuan belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.1
Setelah lahir teori kognitivisme, definisi pengetahuan atau menjadi
tahuan atau menjadi tahu semacam ini mengalami perubahan. Oleh kerena
itu, di dalam pengalamannya manusia selalu menghadapi sejumlah
fenomena atau fakta alami tertentu, maka pengetahuan hakikatnya juga
terbangun dari sekumpulam fakta-fakta, a bundle of facts. Oleh sebab itu
tidak berlebihan jika dalam dunia pendidikan berkembang moto:
“pengalaman adalah guru yang paling baik”, experience is the best teacher,
alam berkembang nenjadi guru. Konsep ini tentunya tidak harus dimaknai
seolah-olah belajar sekadar penjejalan pengetahuan kepada siswa, seperti
halnya yang dipikirkan dan dipraktikan oleh mereka yang berparadigma
bahwa belajar pada hakikatnya harus melalui pengajaran atau berfokus
kepada guru (teacher centered). Faktanya, tatkala alam berkembang nenjadi
guru, biasanya manusia belajar dari alam dengan mengamati, melakukan,
mencoba sera menyaksikan sesuatu proses, tidak sekadar reseptif dan pasif.2

1
Wina Sanjaya Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 5,h. 112.
2
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),
h.9.

8
9

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa


Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai dengan
tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun faktor-faktor itu
digolongkan sebagai berikut.3
C. Deskripsi Teori Pembelajaran Pendekatan Lingkungan
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan
secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak
didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama
dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang
guru ambil dalam pengajaran.4
Menurut Suyono dan Haryanto, contoh pendekatan pembelajaran
adalah5:
a. Pendekatan lingkungan
b. Pedekatan ekspositori dan pendekatan heuristik
c. Pendekatan kontekstual
d. Pendekatan konsep
e. Pendekatan keterampilan proses
f. Pendekatan deduktif
g. Pendekatan induktif
h. Pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat (STM)
i. Pendekatan kompetensi
j. Pendekatan holistik dan lainnya

2. Pengertian Pendekatan Lingkungan

3
Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. 2. h.151.
4
Muhibbin Syah, Psikologis Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), Cet. 1,h. 53-54.
5
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),
h.14.
10

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan


lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses
belajar mengajar, karena di dalamnya terdapat sebuah interaksi dimana
lingkungan yang menyediakan rangsangan terhadap siswa begitupun
sebaliknya siswa yang memberikan respons terhadap lingkungan.
Lingkungan dapat juga berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak
didik, karena yang terjadi di dalam lingkungan di mana anak ini berada,
ia akan mendapat pengaruh yang bermacam-macam. Dengan sendirinya
pengaruh dari lingkungan ini belum tentu baik oleh karena itu harus
selektif. Kalau kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kita akan
merasa aman, tenteram, tidak terisolir oleh masyarakat.6
Menghubungkan belajar dengan lingkungan alam akan memberikan
berbagai manfaat, baik dari segi pendidikan kesehatan dan dari sosial
budaya. Namun, penelitian telah menemukan bahwa anak-anak
kehilangan hubungan mereka dengan lingkungan alam dan ini sangat
merugikan anak-anak yang tinggal di perkotaan, 10% dari anak-anak
bermain di lingkungan alam dibandingkan dengan 40% orang dewasa
ketika mereka masih muda. Ini merupakan 'kepunahan pengalaman'
yang memiliki dampak jangka panjang yang merugikan pada
lingkungan dan sikap. 7
Belajar di luar ruangan adalah dengan melibatkan anak-anak dan
remaja dalam berbagai cara. Guru bertindak sebagai fasilitator,
menggunakan pendekatan multi-indera dan pengalaman. Ini mendorong
anak untuk terlibat dalam emosi, fisik, pengalaman estetika, spiritual
dan kognitif sebagai bagian dari pembelajaran mereka. Tempat atau
konteks di mana pembelajaran terjadi merupakan bagian integral dari

6
Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. 2. Op.cit,
h.55.

7
Beyond Barriers To Learning Outside The Classroom In Natural Environments (London:
King’s college, 2010), p.1.
11

proses pembelajaran, hubungan antara orang yang terlibat, kegiatan


yang dilakukan dan tempat di mana pembelajaran terjadi memerlukan
pemikiran dan pertimbangan untuk memaksimalkan kesempatan belajar
dan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi anak-anak.8
Belajar di luar ruangan dapat menjadi pendekatan pendidikan yang
mendorong anak-anak dan usia menengah untuk membuat hubungan
langsung sehingga melahirkan pengalaman, mengarah ke pemahaman
yang lebih dalam di antara bidang kurikulum dan memenuhi kebutuhan
peserta didik. Belajar di luar ruangan, yang digunakan dalam berbagai
cara, akan memperkaya kurikulum dan membuat belajar
menyenangkan, bermakna dan relevan untuk anak-anak dan usia
menengah. belajar di luar ruangan dapat memberikan pembangunan
berkelanjutan pendidikan melalui inisiatif seperti bekerja untuk
meningkatkan keanekaragaman hayati di lapangan sekolah,
mengunjungi hutan lokal, menjelajahi dan terlibat dengan masyarakat
lokal dan mengembangkan rencana perjalanan sekolah.
Terdapat manfaat kesehatan untuk belajar di luar ruangan. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan greenspace atau 'olahraga hijau'
meningkatkan kesehatan. Khususnya, belajar di luar pada umumnya
menghasilkan peningkatan tingkat aktivitas fisik. di samping itu,
berinteraksi dengan greenspace (berjalan, berkebun, dll) meningkatkan
emosional kesejahteraan dan kesehatan mental. penggunaan teknologi
baru sebagai bagian dari pendekatan yang direncanakan untuk belajar di
luar ruangan akan menambah nilai ke hasil bagi anak-anak dan orang
muda. pengalaman direkam secara digital, misalnya, dapat diambil
kembali ke kelas dan digunakan untuk memperkuat dan memperluas
pengalaman itu sendiri.9

8
S, Higgins, P, and Nicol, Learning Outside the Classroom: theory and guidelines for
practice, (New York: routledge, 2011), h. 1.
9
Keith Brown MSP. Curriculum for excellence through outdoor learning. Skotlandia.
Learning and Teaching Scotland 2010.
12

Sistem otak-pikiran kita merupakan turunan sistem alam. semua


indra dan penginderaan kita berkembang dari sapuan proses alam yang
berlangsung selama ribuan tahun. Setiap kunjungan ke alam
mengembalikan kemampuan kita untuk menjadi manusia yang utuh. 10
Hubungan anak dengan alam berubah ketika mereka pergi melalui
masa remaja. Banyak penelitian di seluruh dunia secara konsisten
menunjukkan bahwa usia antara 13 dan 17 tahun ada pengurangan
dalam afinitas untuk lingkungan alam. Banyak remaja menyatakan
rumah mereka sendiri atau wilayah hijau seperti taman, lapangan
olahraga atau halaman belakang sebagai daerah pilihan mereka untuk
duduk dan bermain. Ada juga jauh lebih tinggi kedekatan dengan daerah
komersial termasuk pusat perbelanjaan. Tempat tersebut mendukung
para remaja di mana mereka bisa berinteraksi dan melakukan aktifitas-
aktivitas dengan teman sebaya mereka. Jika pengaturan alam
mendukung kecenderungan ini mereka lebih disukai. Mereka
menggambarkan di luar ruangan dan tempat umum mereka lebih sukai
dalam hal karakteristik sosial mereka (bergaul dengan teman-teman
tanpa gangguan). 11 Mereka berfikir bahwa lingkungan hijau merupakan
tempat yang menakjubkan. Hal ini memiliki implikasi bagi generasi
anak-anak yang tidak memiliki pengalaman langsung dengan alam,
mereka akan melihatnya sebagai sesuatu yang mereka tidak dapat
fahami dan kenali. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak juga usia
menengah lebih menyukai kehidupan di lingkungan luar dibandingkan
di dalam ruangan, sehingga dalam pembelajaran pun terlebih mata
pelajaran Biologi akan mereka sangat sukai apabila dilakukan di luar
kelas atau lingkungan sekitar.
Dalam data nasional dan internasional data prestasi siswa di bidang
sains, hasilnya dapat dikatakan mengecewakan. Hal ini mendorong para

10
Bob Samples, Revolusi Belajar untuk Anak, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet.1, h.209.
11
Bird, W, Natural Thinking – investigating the links between the natural environment,
biodiversity and mental health, 2007, p. 49.
13

pemimpin politik dan pakar pendidikan untuk mencari langkah-langkah


yang diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
David A. Ucko, mantan pejabat senior di Sains Nasional Foundation,
mengatakan “lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar
dampaknya pada kesadaran masyarakat (siswa) dari segi pemahaman,
dan keterlibatan antara ilmu pengetahuan dengan ajaran yang terkait”.12
Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara
gradual, ialah “alam sekitar” dan “lingkungan”. Alam sekitar mencakup
segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat
letaknya, baik masa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada
dimensi waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di
alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada
individu.13
Belajar di lingkungan alam memberikan manfaat langsung yang
beragam seperti pendidikan, kesehatan dan manfaat psikologis dan tidak
langsung mulai dari sosial untuk keuangan. Namun, saat ini , banyak
anak yang kehilangan hubungan mereka dengan alam terlebih bagi anak
perkotaan. Sebagai contoh, saat ini 10% dari anak-anak bermain di
lingkungan alam dibandingkan dengan orang dewasa 40% ketika
mereka masih muda. Ini merupakan kepunahan pengalaman yang
memiliki dampak jangka panjang yang merugikan pada sikap
lingkungan dan perilaku. Laporan ini bertujuan untuk memperluas dan
memperdalam pemahaman kita tentang alam manfaat belajar di
lingkungan alami.14
Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor
kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan
faktor belajar yang penting.

12
Grant. Science Learning Outside The Classroom. Noyce Foundation , 2011, p.2.
13
Oemar Hamalik, Op.cit.,h.195.
14
King’s College, Understanding the diverse benefits of learning in natural environments.
London, 2011.
14

Lingkungan belajar/pembelajaran/pendidikan terdiri dari berikut


ini.15
a. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok
besar atau kelompok kecil.
b. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu
pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
c. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang
dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang
dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat mnjadi faktor
pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai,
norma, dan adat kebiasaan.

Menurut Creemers dan Rezigt dalam buku Teaching And Learning


International Survey menyatakan Lingkungan kelas adalah pengaturan
di mana belajar siswa berlangsung. Ini menyangkut lingkungan fisik,
sistem sosial, suasana, dan norma-norma dan nilai-nilai. Studi yang
dilakukan di berbagai daerah di dunia telah menunjukkan bahwa
lingkungan khususnya lingkungan kelas adalah salah satu yang paling
penting dari prestasi siswa.16

Pemanfaatan lingkungan sangat penting dalam pembelajaran IPA,


karena lingkungan dapat dipandang sebagai sasaran belajar atau
merupakan obyek yang dipelajari anak, lingkungan sebagai sumber
belajar,ada bermacam-macam sumber misalnya buku, laboratorium,
tenaga ahli, atau kebun sekitar sekolah. Dengan demikian, sumber belajar
itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang
mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar
adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).

15
Oemar Hamalik, Loc.cit., h.195-196
16
Barbara Ischinger. Creating Effective Teaching and Learning Environments: First Results
From Talis. OECD Publisihing 2009.
15

Drs. Sudirman N mengatakan, sumber belajar sesungguhnya banyak


sekali terdapat di mana-mana: di sekolah, di halaman, di pusat kota, di
pedesaan, dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran
tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-
kebijakan lainnya.17

Rickinson dalam bukunya literature Review Of Outdoor Learning


menyimpulkan bahwa "Bukti substansial ada untuk menunjukkan
bahwa lingkungan, baik untuk dipahami, direncanakan secara memadai,
baik untuk diajarkan dan efektif ditindaklanjuti, menawarkan
kesempatan untuk siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dengan untuk menambah nilai dan pengalaman
sehari-hari mereka di kelas“.18 Dengan menggunakan pendekatan
lingkungan, guru dapat mengajak anak-anak untuk menyadari betapa
besarnya kasih sayang Ilahi pada MakhlukNya, dan dengan demikian
mereka pun masuk menghargai hasil ciptaan itu, dan yang paling
diharapkan ialah sejak dini mereka mau mengerjakan segala perintah
Ilahi sebagai tanda bersyukur padaNya. Ketika hal ini direncanakan dan
dilaksanakan dengan baik, belajar di luar kelas memberikan kontribusi
signifikan untuk meningkatkan hasil belajar serta kepribadian siswa.

3. Teknik Pendekatan Lingkungan


Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan
dengan dua cara:19
a. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan metode karyawisata,
metode pemberian tugas, dan lain-lain

17
Syaiful Bahri Djamaran dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet.3, h.48
18
Beyond Barriers To Learning Outside The Classroom In Natural Environments , op.cit., p.3.

19
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.8 h.
102.
16

b. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk


kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti
nara sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.

Sementara cara untuk menggunakan sumber-sumber dalam


lingkungan untuk kepentingan belajar adalah sebagai berikut:20

a. Membawa siswa ke dalam lingkungan dan masyarakat untuk


keperluan pelajaran (karyawisata, service project, school camping,
survey, interview)
b. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke dalam kelas untuk
kepentingan pelajaran (resource persons, benda-benda, seperti
pameran atau koleksi).

4. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan


Tujuan menggunakan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran
adalah memanfaatkan atau menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk keperluan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan
lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan
digunakan sebagai sumber belajar.
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari upaya pemberdayaan
lingkungan sebagai sumber belajar21:
a. Memberikan perubahan iklim dan suasana pembelajaran kepada
siswa
b. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan praktikum
terhadap apa yang dipelajarinya di dalam kelas

20
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) Cet.2, hal. 133
21
Muh, Hamzah Zaidin, Sekolah Masa Depan, Pemanfataan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar, Buletin pelangi peddiidkan, vo 3 no.2 tahun 2000 hal 44-45
17

c. Memperpendek jarak antar teori dan praktik, siswa diharakan dapat


menyaksian langsung kaitan antara teori dan praktik dalam
pengalaman nyata
d. Memungkinkan siswa bisa belajar mandiri, sehingga dapat
mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru
e. Memperluas wawasan siswa tentang berbagai fakta keilmuan yang
ditemukan di alam nyata.

D. Deskripsi Teori Hasil Belajar


1. Pengertian Belajar
Kolb menyatakan bahwa belajar dipahami sebagai sebuah proses,
bukan hasil. Untuk meningkatkan pembelajaran, fokus utama adalah
pada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran mencakup umpan
balik tentang efektivitas upaya belajar mereka. Belajar pun dapat
dikatakan hasil dari interaksi sinergis antara manusia dan lingkungan.
Dalam istilah Piaget, pembelajaran terjadi melalui proses asimilasi
pengalaman baru terhadap konsep yang sudah ada.22
Dalam proses belajar menurut Kolb terdapat dua aspek atau
dimensi yakni pengalaman langsung yang kongkrit (CE) pada suatu
pihak dan konseptualisasi abstrak (AC) pada pihak lain. Dimensi
kedua ialah : eksperimentasi aktif (AE) pada suatu pihak dan
observasi reflektif (RO) pada pihak lain. Individu selalu mencari
kemampuan belajar tertentu dalam situasi tertentu. Jadi individu itu
dapat beralih dari pelaku (AE) menjadi pengamat (RO), dan dari
keterlibatan langsung (CE) menjadi analisa abstrak (AC).23
Pakar teknologi pendidikan, Gagne, Briggs, & Wager menyatakan
bahwa proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal
peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal, yaitu pengaturan kondisi
belajar. Proses belajar terjadi karena sinergi memori jangka pendek dan

22
Alice & David Kolb, The Kolb Learning Style Inventory, (tt.p:t.p, 2005), p.2.
23
Ibid., p. 12.
18

jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu


pembelajaran atau lingkungan belajar. Melalui indranya, peserta didik
dapat menyerap materi secara berbeda. Pengajar mengarahkan agar
pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat berlangsung
lancar.24
Menurut Magnesen (Dryden & Vos, 1999) belajar terjadi dengan:25
1. Membaca sebanyak 10%
2. Mendengar 20%
3. Melihat 30%
4. Melihat dan mendengar sebanyak 50%
5. Mengatakan 70%
6. Mengatakan sambil mengerjakan sebanyak 90%

Pemberdayaan optimal dari seluruh indera seseorang dalam belajar


dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Ternyata, seseorang
yang belajar dan terlibat langsung dengan suatu kegiatan atau
mengerjakan sesuatu dianggap sebagai cara yang terbaik dan bertahan
lama.

Menurut Muhibin Syah, belajar merupakan kegiatan yang berproses


dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.26

Selain itu, belajar adalah proses perubahan perilaku berkat


pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah
perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut pengetahuan,

24
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet.
2, Ed.1, h.24.
25
Ibid.,
26
Muhibbin Syah, Op.cit., h. 59.
19

keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan


belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai
proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab
guru.27

Ternyata ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari berbagai
pemaknaan itu, bahwa belajar merujuk kepada suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang
berdasarkan praktik atau pribadi atau perubahan struktur kognitif
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi
aktifnya dengan lingkungan atau sumber-sumber pembelajaran yang
ada di sekitarnya.28

2. Teori-teori Belajar Kognitif


a. Teori Medan dan Lewin
Seseorang yang menghadapi masalah, kalau ingin memecahkan,
maka orang akan meletakkan persoalan itu pada suatu medan atau
contex sehingga dapat menghubungkan antara persoalan dengan
contexnya sehingga terpecahkan masalahnya.29
b. Teori Tanggapan
Yang mengemukakan teori ini ialah Herbart, yang menentang teori
Ilmu Jiwa Daya, karena dianggap tidak ilmiah, sebab Psikologi Daya
tak dapat menerangkan kehidupan jiwa. Herbart menghendaki
supaya Psikologi mampu menerangkan kehidupan jiwa, untuk itu ia
mengemukakan Teori Tanggapan, ialah unsur jiwa yang paling
sederhana adalah tanggapan.30

27
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), Cet. 2. h. 17-18.
28
Suyono dan Hariyanto, Op.cit., h.14.
29
Roestiyah NK, Op.cit., h.143
30
Ibid.,
20

c. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman,
menurut teori Gestalt, belajar adalah proses mengembangkan
insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian
di dalam suatu situasi permasalahan. Teori Gestalt menganggap
bahwa insight adalah inti dari pembentukkan tingkah laku.31 Jadi
belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
d. Teori Konstruktivisme
Dasar prinsip filsafat konstruktivis yang mendasari adalah bahwa
semua pengetahuan dibangun secara langsung dan dirasakan oleh indera.
Konstruktivisme dimulai dari asumsi daripada pengetahuan, tidak peduli
bagaimana itu didefinisikan, terbentuk di otak manusia, dan subjek
berpikir tidak memiliki pilihan lain kecuali membangun apa yang dia tahu
pada dasar pengalaman sendiri. Semua pemikiran kita didasarkan pada
pengalaman kita sendiri.32

Itulah teori-teori yang dapat kita pelajari. Bagi seorang guru


perlu sekali mendalami teori-teori belajar itu, agar dapat
menerapkan dalam tugasnya waktu mengadakan interaksi belajar
mengajar.

3. Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dijarkan. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian
pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.
Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan
kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai termasuk

31
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008)., h.120.
32
Daniel Muijs and David Reynold, Effective Teaching, (British: SAGE),p.61.
21

pendidikan.33 Hasil belajar seseorang dapat berubah sesuai dengan


perubahan pengalaman dan perilaku belajarnya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan, bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah merupakan
perwujudan dari kegiatan belajar. Hasil belajar setiap orang secara nyata
akan berbeda satu dengan yang lainnya, karena pengalaman belajar dan
perilaku belajar tidak sama. Pengalaman belajar diwujudkan dalam
bentuk tingkat pengetahuan terhadap materi-materi yang dipelajari
dapat diketahui dari kegiatan belajarnya.
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasill” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan
yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi
barang jadi. Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi
istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangungan, termasuk hasil
belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas
dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula
dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa
berubah perilakunya dibanding sebelumnya.34
Gagne mengelompokkan hasil belajar menjadi 5 macam: 35
a. Keterampilan intelektual (merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem ingkungan skola stik)
b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang
didalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah.
c. Informasi verbal. Pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menghitung, dan sebagainya.

33
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h.44.
34
Purwanto, Loc.cit., h.44.
35
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h.22.
22

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional


yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah laku terhadap seseorang, barang,atau
kejadian.

Ada tiga ranah yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa


besar capaian hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Hal tersebut didukung pula oleh Sudjana yang
mengemukakan hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan menjadi tiga
ranah, yaitu: 36

a. Kognitif; pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan


kecerdasan logika
b. Afektif; sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan emosional
c. Psikomotor; keterampilan atau yang mencakup kecerdasan
kinestetik, kecerdadan visual-spasial, dan kecerdasan musikal.

Pada penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar


pada ranah kognitif saja.

Hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni


pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Kedua aspek pertama (pengetahuan dan pemahaman) disebut
kognitif tingkat rendah, sedangkan keempat aspek berikutnya (aplikasi
analisis, dan evaluasi) disebut kognitif tingkat tinggi.

Enam aspek tersebut diantaranya :37

1. Tipe Hasil Belajar: Pengetahuan


“Istilah “pengetahuan” ini sebenarnya kurang tepat sebab selain
mengandung makna pengetahuan faktual juga pengetahuan

36
Ibid., h. 22-23
37
Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. (Bandung: PT Refika Aditama.
2001), h.86.
23

hafalan, pengetahuan untuk diingat, misalnya rumus, batasan,


definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh,
nama-nama kota. Dalam proses pembelajaran, istilah-istilah
tersebut memang perlu dihafal dan diingat peserta didik, sebab
penguasaan ini sebagai dasar bagi pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep lainnya.
2. Tipe Hasil Belajar: Pemahaman
Hasil belajar tipe pemahaman ini lebih tinggi dari pada tipe hasil
belajar pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan
memahami ini setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan.
Yang termasuk pemahaman misalnya, memberikan dengan
susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang telah dibaca atau
didengarnya, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain
3. Tipe hasil Belajar: Aplikasi
Ranah kognisi yang lebih tinggi dari pemahaman adalah aplikasi.
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau
situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau
petunjuk teknis. Misalnya, menerapkan ide ke dalam situasi baru
menerapkan teori dalam percobaan di laboratorium, atau
menerapkan petunjuk teknis dalam situasi nyata. Tetapi,
penerapan berulang-ulang pada situasi sama akan beralih
menjadi pengetahuan hafalan, tidak lagi pada tataran aplikasi.
Kuncinya, suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru
bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada
satu unsur lagi yang perlu masuk, yaitu sesuatu yang umum
sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus.
4. Tipe Hasil Belajar: Analisis
Ranah kognisi setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis.
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-
unsur atau bagian bagian yang tetap terpadu. Yang dianalisis bisa
24

menyangkut sistematika, proses, atau cara kerja suatu kegiatan.


Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang,
maka ia akan dapat mengaplikasikanya pada situasi baru secara
kreatif.
5. Tipe Hasil Belajar: Sintesis
Apabila kegiatan analisis menampak pada usaha yang tetap
terpadu, maka sintesis menyatukan unsur-unsur atau bagian-
bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah
berpikir divergen. Mensintesiskan unit-unit yang tersebar tidak
sama dengan mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar.
Dengan demikian, mengartikan analisis sebagai memecah
integritas perlu dilakukan secara hati-hati dan penuh telaah.
Sebab, berpikir secara sintesis pada dasarnya bukan kebalikan
secara analisis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal
untuk menjadikan orang lebih kreatif, dan berpikir kreatif inilah
yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif
sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreativitas ini
berseiring dengan cara berpikit divergen atau sintesis, orang
mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau
menemukan abstraksinya atau operasionalnya. Dengan
kreativitasnya, ia dapat mengembangkan kehidupannya.
6. Tipe Hasil Belajar: Evaluasi
Jenis ranah kognitif terakhir adalah evaluasi. Evaluasi adalah
pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dikaitkan dengan tujuan, gagasan, cara kerja, solusi, metode,
materi, dan sebagainya. Dilihat dari segi tersebut maka dalam
evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. Dalam
tes, standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase
“menurut pendapat Saudara” atau “menurut teori tertentu”. Fase
yang pertama diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar
diperbandingkan atau lingkupan variasi kriterianya sangat luas.
25

Fase yang kedua lebih jelas standarnya. Untuk mempermudah


mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tesnya
hendaklah menyebutkan kriteria secara eksplisit. Pada
realitasnya, mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, kemampuan
memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan
belajar, kesempatam kerja, dapat mengembangkan partisipasi
serta tanggung jawabnya sebagai warga negara patut ada pada
diri setiap orang. Yang perlu dipahami adalah pengembangan
kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi,
analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar


Strategi pembelajaran merupakan syarat terjadinya
keefektifan pembelajaran, baik pendekatan yang berorientasi pada
kondisi pembelajaran yang dikendalikan oleh pengajar maupun
yang berorientasi pada pada peserta didik. Semakin baik pendekatan
belajar yang diterapkan menjamin kebutuhan belajar dan sesuai
tingkat pendidikan serta karakteristik peserta didik maka makin baik
pula pencapaian hasil belajar. Hal ini berarti peningkatan hasil
belajar dapat ditentukan oleh pendekatan belajar yang diterapkan.
Dengan demikian strategi pembelajaran dapat menjadi indikasi
untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan hasil belajar.38
Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai
dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu.
Adapun faktor-faktor itu dapat digolongkan sebagai berikut:39

38
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar.
(Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001), h.86.
39
Roestiyah NK, Op.cit., h.151.
26

1. Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu
sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan
sebagainya.
2. Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak.
Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan
sebagainya.

E. Konsep Keanekaragaman Hayati


Konsep menunjukkan suatu hubungan antar konsep-konsep yang
lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap
pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu dapat
terjadi. Konsep merupakan pikiran seseorang atau sekelompok orang-orang
yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan
meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Konsep dapat
mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengalaman baru,
sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep menurut Hida Taha seperti yang dikutip Wina Sanjaya lebih
tinggi tingkatanya dari ide pokok. Memahami konsep berarti memahami
semua yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih
mendalam. Konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga
pemahaman konsep akan terkait dalam berbagai situasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,
karakter atau aktribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta,
baik merupakan proses, peristiwa, benda, atau fenomena di alam yang
membedakannya dari kelompok lainnya.
Indonesia merupakan Negara kepulauan, memiliki pulau yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Pulau-pulau tersebut memiliki
keadaan alam yang berbeda-beda dan menampilkan kekhususan kehidupan
27

di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki


keanekaragaman flora, fauna, dan mikroorganisme yang tinggi.
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah
variasi gen, spesies, dan ekosistem.40 Berdasarkan pengertiannya,
keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu41:
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi
dalam suatu jenis atau spesies makhluk hidup. Contohnya varietas
mangga (Mangifera indica), misalnya mangga manalagi, cengkir, golek,
gedong, apel, kidang, dan bapang.
2. Keanekaragaman Jenis (Spesies)
Keanekargaman jenis (spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan
pada komunitas atau sekelompok berbgai spesies yang hidup di suatu
tempat. Contohnya di suatu halaman terdapat pohon mangga, kelapa,
rambutan, jeruk, bunga mawar, melati, cempaka, jahe, kunyit, burung,
kumbang, lebah, semut, kupu-kupu, dan cacing.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, kemudian, terjadi hubungan yang saling
memengaruhi antara satu spesies dengan lingkungan abiotik tempat
hidupnya, misalnya suhu, udara, air, tanah, kelembapan, cahaya
matahari, dan mineral.
Keanekaragaman hayati, didefinisikan sebagai variasi dari semua
kehidupan di bumi, untuk itu dibutuhkan pengelompokkan makhluk
hidup guna memudahkan manusia untuk mempelajarinya. Proses
pengelompokkan disebut juga klasifikasi. Tujuan utama dari klasifiksi
pada makhluk hidup adalah menyederhanakan objek studi makhuk
hidup yang sangat beraneka ragam sehingga akan lebih mudah dalam

40
Irmaningtyas, Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013. (Jakarta:
Erlangga, 2013), h.249.
41
Ibid.,
28

mempelajarinya. Pengelompokkan ini dilakukan berdasarkan


persamaan dan perbedaan cirri-ciri yang dimiliki makhluk hidup
tersebut. 42
Di dalam system klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam
kelompok besar hingga kelompok kecil. Kategori yang diggunakan
Linnaeus adalah Kingdom (Kerajaan), Filum (Keluarga besar), Class
(Kelas), Ordo (Bangsa), Familia (Suku), Genus (Marga), dan Species
(Jenis). Penulisan nama spesies yang dibuat oleh Carolus Linnaeus
dinamakan Binomial nomenklatur (system nama ganda). Aturan
penamaan spesies meliputi 43:
1. Terdiri dari dua kata
2. Ditulis dengan bahasa Latin
3. Kata pertama menunjukkan nama Genus dan kata kedua
menunjukkan Ephitethon specificum (penunjuk jenis)
4. Huruf awal kata pertama ditulis capital, sedangkan huruf awal kata
kedua tidak
5. Penulisan nama spesies harus dicetak miring

Namun variasi atau kebaragaman makhuk hidup kini di mana


mereka harus menghadapi ancaman kepunahan akibat hilangnya habitat
dan tekanan antropogenik lainnya. Dengan demikian manusialah yang
bertanggung jawab untuk melestarikan keanekaragaman hayati sebelum
hilang selamanya melalui kepunahan. Sejak itu, kemajuan dalam
penelitian ilmiah dan teknologi telah sangat meningkatkan pengetahuan
kita tentang hewan, tumbuhan, jamur, invertebrata, dan
mikroorganisme yang terdiri dari ekosistem bumi. Belum lagi ancaman
terhadap keanekaragaman hayati yang dihasilkan dari kegiatan manusia

42
Yason Lukman Sudjito, Maestro, Bank Soal Biologi SMA Kelas X, XI, XII, (Jakarta: Grasindo,
2014)
43
Ibid.,
29

termasuk hilangnya habitat dan degradasi, eksploitasi berlebihan,


polusi, dan penyakit. 44
Untuk itu, diperlukan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
diantaranya45
1. Usaha perlindungan melalui Konservasi, seperti cagar alam,
suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, taman
hutan raya dan taman buru
2. Usaha Perlindungan melalui Peraturan Perundangan
3. Usaha Perlindungan melalui Keppres

Materi keanekaragaman hayati sangatlah kompleks dalam isinya


tidak bisa dikurangi atau terlalu menyederhanakan masalah. Oleh karena
itu, materi ini memeberikan tantangan untuk pengajar. Diperlukan jenis
metode pembelajaran yang dapat membantu mencegah siswa
mendapatkan kehilangan motivasi dan membantu hasil belajarnya.
Kegiatan belajar dengan menggunakan biaya yang rendah dapat menjadi
yang pertama dan langkah yang mudah untuk melakukan pemebelajaran
keanekaragaman hayati seperti pembelajaran berbasis lingkungan.46

F. Hasil Kajian Pustaka yang Relevan


Endah Hendarwati, dalam penelitiannya Pengaruh Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui Metode Inquiri Terhadap
Hasil Belajar Siswa SDN I Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar mempunyai kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata
aktivitas siswa sebesar 3,11. Selain itu, hasil belajar dengan menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri lebih baik

44
Michelle D. Staudinger,dkk, Impacts of Climate Change on Biodiversity, Ecosystems, and
Ecosystem Services, (tt.p:t.p, 2012), p.2-1.
45
Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi SMA kelas X, ( Surabaya: Yudhistira, 2007), h.18-23.
46
Karin Ulbrich, Josef and Faye, Biodiversity in education for sustainable development-
reflection on school-research cooperation, (Moscow: Pensoft, 2010)
30

dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode


ceramah.47
Euis Yuniastuti dalam penelitiannya Upaya Meningkatkan
Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Biologi Dengan Pendekatan
Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada Siswa Kelas VII Smp Kartika V-1
Balikpapan. Hasil penelitiannya adalah penerapan pendekatan
pembelajaran jelajah alam sekitar dapat meningkatkan keterampilan proses
siswa dalam melakukan praktikum biologi, khususnya mengenai dampak
pencemaran lingkungan. Hasil belajar siswa sebagai dampak dari kenaikan
keterampilan proses juga mengalami kenaikan di tiap siklus, yakni mulai
dari rata–rata persen ketuntasan sebesar 42,22% (siklus I), menjadi 56,67%
(siklus II), dan terakhir mencapai 83,33% (siklus III). 48
Ajaja O. Patrick dalam penelitiannya, Effects of Field Studies on
Learning Outcome in Biology. Hasil penelitiannya adalah bahwa
pengalaman field trip dapat meningkatkan pemahaman siswa proses ilmu
pengetahuan, sikap peningkatan siswa terhadap biologi dan secara
signifikan mempengaruhi prestasi biologi mereka.49
Bernadete I. Del Rosario, dalam penelitiannya Science, Technology,
Society and Environment (STSE) Approach in Environmental Science for
Nonscience Students in a Local Culture. Hasil penelitian ini adalah
pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta
pengaruhnya terhadap lingkungan. Dalam analisis perspektif sosial budaya
dan moral lebih menunjukkan hasil yang lebih dominan. Hasil penelitian
memberikan motivasi untuk semua orang yang melibatkan buku teks dalam

47
Endah Hendarwati. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui
Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Sdn I Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS.
PEDAGOGIA Vol. 2, No. 1, 2013: h.59-70.
48
Euis Yuniastuti. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Biologi
Dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada Siswa Kelas Vii Smp Kartika V-1
Balikpapan. 2013.Volume 5 Nomor 1.
49
Ajaja O. Patrick. Effects of Field Studies on Learning Outcome in Biology.2010. J Hum
Ecol, 31(3): 171-177 (2010). Department of Science Education, Delta State University, Abraka,
Nigeria.
31

pembelajaran sehingga keterlibatan siswa dalam pengalaman dunia nyata


harus lebih didorong lagi. 50
Pavol Prokop, dkk. Short-Term Effects of Field Programme on
Students’ Knowledgeand Attitude Toward Biology: a Slovak Experience.
Penelitian ini menemukan peningkatan yang signifikan dan positif dalam
sikap siswa terhadap alam, lingkungan luar dan dalam pembelajaran
biologi. Selain itu, siswa memiliki pemahaman konsep ekologi seperti
ekosistem dan jaring makanan yang lebih baik. Penelitian ini menunjukkan
efek jangka pendek yang signifikan dari kunjungan lapangan pada sikap
siswa dan pengetahuan terhadap biologi.51
Emilia Fägerstam & Jonas Blom. Learning biology and
mathematicsoutdoors: effects and attitudes in a Swedish high school context
. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belajar biologi di lingkungan luar
memiliki nilai kognitif dan dampak afektif yang positif. Mereka juga
menghargai tingkat yang lebih tinggi interaksi antara siswa. Temuan lain
dari wawancara adalah bahwa murid dari kelas di luar ruangan
menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dalam retensi pengetahuan jangka
panjang. Mereka mengingat lebih baik kegiatan dan isi materi daripada
siswa yang belajar di dalam ruangan.52
Dorothy Blain, dalam penelitiannya Evaluative Review of the
Benefits of School Gardening. Hasil Studi kuantitatif menunjukkan hasil
positif dari inisiatif sekolah di bidang berkebun, tetapi mereka tidak
menunjukkan bahwa sikap lingkungan anak-anak atau perilaku sosial secara

50
Bernadete I. Del Rosario. Science, Technology, Society and Environment (STSE)
Approach in Environmental Science for Nonscience Students in a Local Culture. Liceo Journal of
Higher Education Research Science and Technology Section.Vol. 6 No. 1 December 2009.

51
Pavol Prokop, dkk. Short-Term Effects of Field Programme on Students’ Knowledgeand
Attitude Toward Biology: a Slovak Experience. Journal of Science Education and Technology,
Vol. 16, No. 3, June 2007.
52
Emilia Fägerstam & Jonas Blom: Learning biology and mathematicsoutdoors: effects and
attitudes in a Swedish high school context. Journal of Adventure Education & Outdoor Learning.
2012.
32

konsisten meningkatkan dengan berkebun. Studi kualitatif


mendokumentasikan lingkup yang lebih luas dari hasil yang diinginkan,
termasuk berbagai perilaku sosial dan lingkungan yang positif.53

G. Kerangka Berpikir
Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan
proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru yang menentukan
metode yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Dalam
proses pembelajaran sangat diperlukan metode pembelajaran yang tepat.
Hal tersebut agar terdapat kesesuaian antara materi yang akan disampaikan
dengan metode penyampaian yang digunakan. Metode pembelajaran yang
tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Demikian juga pada materi pelajaran yang terdapat pada mata
pelajaran biologi. Ketidaksesuaian mata pelajaran dengan metode yang
digunakan menyebabkan siswa akan menyebabkan siswa sulit untuk
memahami materi yang disampaikan.
Pada hakikatnya biologi merupakan ilmu yang erat kaitannya
dengan kehidupan atau lingkungan alam sekitar. Pada beberapa materi pada
pelajaran biologi sangat berkaitan dengan alam sekitar. Namun, sering kali
guru hanya menyampaikan dengan ceramah di dalam kelas dan jarang sekali
siswa diajak secara langsung mengamati atau mengakaitkan materi
pelajaran dengan lingkungan atau objek yang sebenarnya.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat menjadikan
siswa berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik,
mengembangkan kecakapan dasar siswa peduli terhadap lingkungan di
sekitarnya adalah pendekatan lingkungan.
Hasil belajar merupakan hal yang dimiliki atau diperoleh siswa
selama atau setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dalam proses

53
Dorothy Blair. Evaluative Review of the Benefits of School Gardening. Winter, vol. 40,
no. 2. 2009.
33

belajar mengajar, hasil belajar siswa merupakan indikator keberhasilan atau


tidaknya proses tersebut.
Oleh karena itu maka diperlakukan strategi belajar yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan pendekatan
lingkungan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
34

Masalah Pelajaran biologi

Metode dan strategi yang tepat


1. Pembelajaran merasa cukup dengan materi pelajaran
di dalam kelas
2. Guru memerlukan metode
pembelajaran yang tepat
3. Siswa diajak secara langsung
mengamati dan mengaitkan
materi pelajaran dengan
lingkungan atau objek
4. sebenarnya

Pendekatan
lingkungan

Hasil belajar biologi


siswa

Gambar 2.1. Alur Kerangka berpikir

H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir diatas maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh
Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Keanekaragaman Hayati”
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitaian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ciomas Bogor yang
berlokasi di jalan Ciomas kabupaten Bogor, sedangkan waktu penelitian ini
dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, dari bulan September
2014 sampai dengan Oktober 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, dengan nonequivalent group designs, dimana pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompk control tidak dipilih secara random.1
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini disajikan sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan Lingkungan

Kelompok Perlakuan Pretest Postest


Pembelajaran dengan
menggunakan
Eksperimen pendekatan Tes Tes
lingkungan

Pembelajaran yang
biasa dilaksanakan
oleh guru dengan
Kontrol
menggunakan Tes Tes
metode konvensional
(ekspositori).

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2010), h.79.

35
36

Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan subyek penelitian


2. Menentukan secara acak kelompok eksperimen dan kelompok control.
3. Menyeimbangkan kedua kelompok yang berdistribusi normal agar dapat
diketahui bahwa kedua kelompok berangkat dari titik tolak yang sama yaitu
dengan mencari homogenitasnya.
4. Pada pembelajaran, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan
pendekatan lingkungan. Sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan
yang biasa dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode
konvensional (ekspositori).
5. Kedua kelompok diberi tes pada awal dan akhir pembelajaran.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, apabila seseorang ingin


meneliti siswa elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitinya
merupakan penelitian populasi. Adapun target dalam populasi ini adalah
keseluruhan siswa/siswi SMA Negeri 1 Ciomas Bogor angkatan 2014/2015.
Adapun populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.
SMA Negeri 1 Ciomas. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
tes penguasaan konsep berupa tes objektif.

E. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen, yaitu Tes. Tes
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
37

menguur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.2 Tes hasil belajar diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir
pembelajaran (postest). Adapun bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda dengan lima
options/pilihan jawaban (A,B,C,D,E) sebanyak 30 soal. Penjabaran konsep
untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan
evaluasi (C6).

1. Kalibrasi Instrumen
a. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Untuk mengetahui validitas soal
digunakan rumus koefisien korelasi biserial (y pbi)3.

ypbi =

Keterangan :
ypbis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total

p =

q = proporsi siswa yang menjawab salah


q = 1- p

Apabila didalam perhitungan didapat rhit > rtabel maka item soal
tersebut valid. Dalam hal ini digunakan taraf signifikan 5%.

2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed.2, (Jakarta; Bumi Aksara 2012),
h, 67.
3
Ibid., h.93
38

b. Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes bentuk obyektif
digunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson)4.

r11 =

Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen.
k : banyaknya butir soal.
p : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar.
q : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah (q = 1- p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q.
Vt : varians total.
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan
rtabel. Jika rhit. > rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut.
r11 ≤ 0,20 : sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 : rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 : sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 : tinggi
0,80 < r11 ≤ 1,00 : sangat tinggi
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah.
Daya pembeda soal ditentukan dengan menggunakan rumus5 :
D= - = PA - PB

Keterangan :
JA : banyaknya peserta kelompok atas.

4
Sugiyono, op.cit., h. 132
5
Ibid., h.228
39

JB : banyaknya peserta kelompok bawah.


BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar.
BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
D < 0,00 adalah soal sangat jelek.
0,00 < D < 0,20 adalah soal jelek.
0,20 < D < 0,40 adalah soal cukup.
0, 40 < D < 0,70 adalah soal baik.
0,70 < D < 1,00 adalah soal sangat baik.

d. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu
sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
meningkatkan usaha menyelesaikannya, soal yang terlalu sukar atau
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan.
Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar
atau mudahnya suatu soal.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, digunakan rumus6 :
P=

Keterangan :
P : indeks kesukaran.
B : banyaknya siswa yang menjawab benar.
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes.
Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
p = 0,00 adalah soal terlalu sukar.
0,00 < p < 0,30 adalah soal sukar.

6
Ibid., h. 223
40

0,30 < p < 0,70 adalah soal sedang.


0,70 < p < 1,00 adalah soal mudah.
p = 1,00 adalah soal terlalu mudah.

F. Teknik Analisa Data


Data yang diperoleh dari perpustakaan digunakan sebagai teori yang
dijadikan pedoman oleh penulis untuk melakukan penelitian lapangan.
Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya
diolah dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti,
sehingga dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa hasil penelitian
yang berupa “Pengaruh Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar
pada Konsep Keanekaragaman Hayati” digunakan analisa kuantitatif yaitu
analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara
menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan data statistik.
Analisa data diawali dengan pengujian persyaratan analisis yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dari analisis data yang
dilakukan sebelum analisis statistik.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diteliti berdistribusi normal/tidak. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan rumus liliefors.7
∑ .
X= ∑

Keterangan :
X = nilai rata-rata hasil pendekatan lingkungan dan tidak
menggunakan pendekatan lingkungan
X = batas kelas dari interval
F = frekuensi
Kriteria pengujian :

7
Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung, Tarsito, 1996), Cet. Ke-6, h. 446-467.
41

Lhit < Ltab, data berdistribusi tidak normal


Lhit > Ltab, data berdistribusi normal
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui apakah data sampel tersbut
bersifat homogen atau tidak. Dilakukan dengan menggunakan uji
fisher pada taraf signifikansi 0,05:3
Setelah diketahui hasil ujian syarat analisis, maka dapat
dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji.t dengan
signifikasi a=0.05 yaitu dengan rumus

( ) ( )
t= sebelumnya S = ( )

Keterangan :
X rata-rata hasil belajar pendidikan agama Islam dengan
menggunakan metode resitasi
Y rata-rata hasil belajar pendidikan agama Islam dengan tidak
menggunakan metode resitasi
S simpangan baku gabungan hasil belajar dengan
menggunakan metode resitasi dan tidak menggunakan
metode resitasi
nx hasil belajar dengan metode resitasi
ny hasil belajar dengan tidak menggunakan metode resitasi
t rasio yang akan dihitung

keterangan Pengujian :
tolak Ho dan terima Ha, bila t hitung > t tabel
terima Ho dan tolak Ha, bila t hitung < t tabel
42

c. Uji peningkatan hasil belajar (N-gain)


Dalam teknik analisis peningkatan hasil belajar, peneliti
menggunakan N-gain. N-gain adalah selisih antara nilai pretest dan
posttest, yang menunjukkan peningkatan pemahaman atau
penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Uji
peningkatan hasil belajar digunakan rumus normalized gain, yaitu:

N-gain =

Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa mengalami


peningkatan atau tidak, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
g > 0,7 : tinggi
0,3 < g < 0,7 : sedang
g < 0,7 : rendah

d. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat, maka akan diketahui
tentang homogenitas dan normalitas data. Kemudian dilakukan
pengujian hipotesis, jika data homogen dan berdistribusi normal
data akan dianalisis dengan menggunakan Uji “t”, dengan rumus
sebagai berikut8

t=

dimana
( ) ( )
S2 =

Keterangan:

= − rimen

= −

= Banyak data kelompok eksperimen

8
Sudjana, Metode statistik, (Bandung: Trasito, 2002), ed.6, cet.2, h.239.
43

= Banyak data kelompok kontrol

= Simpangan baku hasil belajar kelompok eksperimen

= Simpangan baku hasil belajar kelompok kontrol

t = Hasil hitung distribusi t

= Nilai deviasi gabungan

Hasil perhitungan t-hitung dibandingkan dengan t-tabel pada


taraf signifikasi 5% (0,05) dengan kriteria:

Tolak Ho, bila thitung > ttabel

Terima Ho, bila thitung < ttabel

1. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik untuk menguji hipotesisi penelitian yang telah
dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho : µX = µY
Ha : µX = µY
Keterangan :
µX : rata-rata hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
lingkungan
µY : rata-rata hasil belajar dengan tidak menggunakan pendekatan
lingkungan
Ho : Hipotesis Nihil
Ha : Hipotesis Alternatif
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun data hasil penelitian ini adaah pretest dan posttest dari dua kelas, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest dilakukan sebelum proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan untuk kelas
eksperimen dan tidak menggunakan pendekatan lingkungan untuk kelas control.
Pretest ini dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada konsep
keanekaragaman hayati. Setelah dua kelas melaksanakan proses pembelajaran
dengan perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelas. Kemudian
dilaksanakan posttest yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan
hasil belajar siswa.

A. Hasil Penelitian
1. Perbandingan hasil pretest siwa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
Adapun sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen (X
MIA1 ) dan kelas kontrol ( X MIA2 ) dilakukan pretest yang bertujuan
untuk mengetahui pengtahuan awal siswa tentang konsep keanekaragaman
hayati. Hasil pretest dari kedua kelas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai maksimum 77.14 68.57
Nilai minimum 28.57 14.28
Mean 51.3313 41.009355
Standar deviasi (SD) 11.2726 10.47341

45
46

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil pretest untuk kelas eksperimen nilai
maksimum 77.14 sedangkan nilai maksimum kelas control 68.57, nilai
minimum kelas eksperimen 28.57 sedangkan kelas control nilai minimum
14.28, rata-rata nilai kelas eksperimen 51.3313 sedangkan nilai rata-rata
kelas control, 41.00935, dan standar deviasi kelas eksperimen 11.2726
sedangkan standar deviasi kelas kontrol 10.4731

2. Perbandingan hasil postest siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
Adapun setelah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen ( X
MIA1 ) dengan menggunakan pendekatan lingkungan dan kelas kontrol (
X MIA2 ) dengan tidak menggunakan pendekatan lingkungan maka
dilakukan posttest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan setelah
dilakukan perlakuan. Hasil posttest dari kedua kelas adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Nilai maksimum 91.42 74.28
Nilai minimum 57.14 40
Mean 72.99097 56.8619355
Standar deviasi (SD) 9.089803 9.685172

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil posttest untuk kelas eksperimen


nilai maksimum 91.42, sedangkan nilai maksimum kelas kontrol 74.28,
nilai minimum kelas eksperimen 57.14 sedangkan kelas kontrol nilai
miimum 40, rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 72.99097, sedangkan
nilai rata-rata kelas kontrol 56.8619355, dan standar deviasi kelas
eksperimen 9.089803 , sedangkan standar deviasi kelas kontrol 9.685172.
47

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata pretest siswa kelas


eksperimen 51.33 dan kelas kontrol 41.00. Hal tersebut menunjukkan
bahwa antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
kemampuan awal yang sama. Kemudian setelah dilakukan perlakuan
terhadap kelas eksperimen diperoleh rata-rata 72.99 untuk kelas
eksperimen dan 56.86 untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen.
Berdasarkan rata-rata tersebut kelas eksperimen memiliki rata-rata posttest
lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan lingkungan.

3. Hasil uji N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol


Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan penguasaan
konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru dengan cara
menghitung nilai normal gain yang merupakan selisih antara nilai pretest
dab posttest yang dicapai oleh siswa, berdasarkan hasik perhitungan
diperoleh skor normal gain pada kelas eksperimen dan kontrol sebagai
berikut.
Adapun dalam penelitan ini jumlah siswa untuk kelas eksperimen
adalah 31 dan jumlah siswa untuk kelas kontrol adalah 31. Data hasil uji
N-gain untuk kelas eksperimen memiliki rata-rata 0.443613 sedangkan
kelas kontrol memiliki rata-rata 0.252097. Berdasarkan rata-rata tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sedang. Siswa kelas eksperimen yng memiliki
kriteria tinggi berjumlah 3 siswa, kriteria sedang berjumlah 20 siswa,
dan kriteria rendah berjumlah 8 siswa. Sedangkan siswa kelas kontrol
yang memiliki kriteria tinggi berjumlah 0, kriteria sedang berjumlah 15
siswa, dan kriteria rendah berjumlah 16 siswa. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
48

4. Hasil observasi guru dan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
a. Hasil Observasi Terhadap Guru
Berikut ini disajikan hasil observasi yang dilakukan terhadap
guru selama proses pembelajran berlangsung.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Guru

Tahapan Fenomena Skor

Mengamati a. Mampu menyampaikan materi dan


arahan dengan lugas dan sistematis
b. Mampu mengamati lingkungan dan 93.75
keberadaan makhluk hidup yang
dapat dijadikan sumber belajar siswa
Menanya Mampu bertanya dan membangkitkan
75.00
keingintahuan siswa dengan baik
Mengumpulkan
a. Mampu mengaitkan fakta-fakta dalam
data kehidupan sehari-hari siswa dengan
topic bahasan
87.50
b. Mampu memberikan definisi dan
penjelasan tentang topic bahasan
dengan baik kepada siswa
Mengasosiasi a. Mampu membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
membangun pengetahuan mereka
secara mandiri 79.16
b. Mampu mendorong dan memotivasi
siswa untuk memberikan penjelasan
dengan kalimat mereka sendiri
49

c. Mampu mengingatkan dan


memberikan pertimbangan serta
arahan dengan baik kepada siswa
tentang konsep yang mereka temukan
Mengomunikasa. Mampu mendorong siswa untuk
ikan melakukan evaluasi terhadap proses
pembelajaran yang sudah mereka
lakukan

87.50
b. Mampu menyimak dan mengkritisi
serta mengarahkan penjelasan yang
dilakukan siswa
c. Mampu menyimpulkan materi dengan
jelas dan menarik
Rata-rata 84.58

Hasil pada tabel 4.3 di atas memiliki rata-rata 84.58 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan lingkungan yang dilakukan oleh guru berhasil dengan
baik.

b. Hasil Observasi Terhadap Siswa


Berikut adalah hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Siswa

Skor
Tahapan Indikator
(%)
Mengamati a. Mampu mendengarkan dan memperhaikan
83.33
penyampaian materi dan arahan dari guru
50

b. Mampu melakukan pengamatan lingkungan


dan keberadaan makhluk hidup yang berada
di sekitar lingkungan sekolah
Menanya Mampu bertanya pada guru terkait materi
75
yang dipelajari
Mengumpulkan a. Mampu mengaitkan fakta –fakta dalam
data kehidupan sehari-hari siswa dengan topik
bahasan 66.66
b. Mampu menjelaskan konsep dengan
kalimat siswa sendiri dengan baik
Mengasosiasi a. Mampu bekerja dalam kelompok dengan
baik
b. Mampu membangun dan mengembangkan
pengetahuan dengan mandiri
c. Mampu memberikan bukti dan klarifikasi 82.28
dari penjelasan yang siswa lakukan secara
baik
d. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan
diskusi secara maksimal
Mengomunikasikan a. Mampu mempresentasikan sebuah konsep
pada suatu kondisi yang berbeda
b. Mampu menyimpulkan suatu konsep yang 72.91
mereka temuka selama proses pembelajaran
belangsung
Rata-rata 76.036

Data hasil observasi pada tabel 4.4 memiliki rata-rata 76.036. Hal
ini menunjukkan bahwa keberhasilan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dengan
baik
51

B. Pengujian Prasyarat Pengambilan Sampel


Adapun untuk menghitung prasarat pengambilan sampel
membutuhkan data pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-
rata pretest kelas eksperimen 51.3312903 dan kelas kontrol 41.0093548.
Pretest dilakukan sebelum diberikan perlakuan. Untuk melakukan uji
prasyarat sampel maka dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
1. Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pretest
berdistribusi normal atau tidak.
Data dikatakan berdistribusi normal jika Lhitung < Ltabel.
a. Uji normalitas pretest kelas eksperimen
Adapun hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas Berdistribusi
Pretest 31 0.10707742 0.1591303
eksperimen normal

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut diperoleh bahwa Lhitung =


0.10707742 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikam 5%
dan derajat kebebasan 31. Lhitug < Ltabel atau 0.10707742 <
0.1591303. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji normalitas pretest kelas kontrol
Adapun hasil uji normalitas kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas Berdistribusi
Pretest 31 0.1067677 0.1591303
kontrol normal
52

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut diperoleh bahwa Lhiung =


0.1067677 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikan 5 %
dan derajat kebebasan 31. Lhitung < Ltabel atau 0.1067677 <
0.1591303. maka dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
kontrol berdistribusi normal.

2. Homogenitas
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas kedua kelas
berdistribusi normal, selanjutnya dihitung homogenitas pada kedua
kelas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat perbedaan skor siswa
yang menggunakan pendekatan lingkungan dengan yang tidak
menggunakan pendekatan lingkungan, dalam penelitian ini
menggunakan uji Fisher. Adapun hasil uji homogenitas kedua kelas
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data N SD Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas 31 11.2726 1.15843584 1.84 Berdistribusi
eksperimen homogen
Kelas 31 10.47341
kontrol

Berdasarkan tabel 4.7 uji homogenitas data pretest kelas


eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi homogen karena Fhitung < Ftabel atau 1.15843584 < 1.84
pada derajat kebebasan 60 dari n1+n2-2 sedangkan n1 = 31 dan n2 =
31. Sehingga kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang
sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Pengujian hipotesis sampel
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka
langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
53

posttest dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dengan hasil


sebagai berikut:

Tabel 4.8 Data Uji Hipotesis Pretest Sampel Kelas Eksperimen


dan Kelas Kontrol
Data N SD thitung ttabel Kesimpulan
Kelas H0 ditolak
31 11.2726
eksperimen terdapat
perbedaan
signifikan rata-
4.83741508 1.671 rata skor pretest
Kelas
31 10.47341 kelas
kontrol
eksperimen
dengan kelas
control

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat disimpulkan bahwa data


pretest kedua kelas terletak pada daerah penolakan Ho, karena nilai
thitung > ttabel atau 4.83741508 > 1.671 pada derajat kebebasan 60 dari
n1+n2 – 2 dengan n1 = 31 dan n2 = 31.

C. Pengujian Prasyarat Analisis


Berdasarkan data pretest yang telah dijelaskan maka dalam pengujian
prasyarat analisis membutuhkan data posttest kelas eksperimen dan kelas
control. Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan,. Perlakuan pada kelas
eksperimen menggunakan pendekatan lingkungan dan pada kelas kontrol
tidak menggunakan pendekatan lingkungan. Rata-rata posttest kelas
eksperimen adalah 72.99097 sedangkan kelas kontrol sebbesar 56.8619355.
untuk melakukan uji prasyarat hipotesis, data yang diperoleh dihitung
normalitas dan homogenitasnya, kemudian dapat dilanjutkan untuk uji
parametric atau nonparametrik untuk uji hipotesis.
54

1. Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data posttest
berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal
jika Lhitung < Ltabel.
a. Uji normalitas posttest kelas eksperimen
Adapun hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.9 Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen


Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas Posttest 31 0.10707742 0.1591303 Berdistribusi
eksperimen normal

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut diperoleh bahwa Lhitung =


0.10707742 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikan 5 %
dan derajat kebebasan 31. Lhitung < Ltabel atau 0.10707742 <
0.1591303. Maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas
eksperimen berdistribusi normal.

b. Uji normalitas posttest kelas kontrol


Adapun hasil uji normalitas kelas kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol


Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas Posttest 31 0.10070645 0.1591303 Berdistribusi
kontrol normal

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut diperoleh bahwa Lhitung =


0.10070645 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikan 5 %
dan derajat kebebasan 31. Lhitung < Ltabel atau 0.10070645 <
55

0.1591303. Maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas


eksperimen berdistribusi normal.

2. Homogenitas
Berdasarkan hasil uji perhitungan uji normalitas kedua kelas
berditribusi normal, selanjutnya dihitung homogenitas pada kedua
kelas. Uji homogenitas dalam penellitian dalam penelitian ini
menggunakan uji Fisher. Adapun hasil uji homogenitas kedua kelas
adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan


Kelas Kontrol
Data N SD Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas Berdistribusi
31 9.089803
eksperimen 1.13528718 1.84 homogen
Kelas kontrol 31 9.685172

Berdasarkan tabel 4.11 uji homogenitas data posttest kelas


eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi homogen karena Fhitung < Ftabel atau 1.13528718 < 1..84
pada derajat kebebasan 60 dari n1 + n2 -2 sedangkan n1= 31 dan n2 =
31. Sehingga kedua kelas tersebut berdistribusi homogen.

3. Pengujian hipotesis sampel


Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitaas maka
langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
posttest dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dengan hasil
sebagai berikut:
56

Tabel 4.12 Uji Hipotesis Penelitian Posttest Kelas Eksperimen dan


Kelas Kontrol
Data N SD thitung ttabel Kesimpulan
Kelas 31 9.089803 8.64134792 1.671 H0 ditolak
eksperimen terdapat
Kelas 31 9.685172 perbedaan
kontrol signifikan rata-
rata skor
posttest kelas
eksperimen
dengan kelas
kontrol

Berdasarkan tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa data posttest


kedua kelas terletak pada daerah penerimaan H1 dan penolakan H0,
karena nilai thitung > ttabel atau 8.64134792 > 1.671 pada derajat
kebebasann 60 dari n1 + n2 – 2 dengan n1 = 31 dan n2 = 31. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 8.64134792 >
1.671. Selain itu rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan kelas kontrol, yaitu 72.99097 > 56.8619355. Sehingga
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil
belajar biologi dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Hal
tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
57

D. Pembahasan
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
lingkungan pada kelas eksperimen dan tidak menggunakan pendekatan
lingkungan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol (72.99097 > 72.99097 ).
Berdasarkan pengujian hipotesis posttest terhadap kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung > ttabel
(8.64134792 > 1.671). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada penggunaan pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar
siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Berdasarkan data kognitif hasil belajar dari sebelum dan sesudah
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan uji N-gain juga menunjukkan
adanya perbedaan dari kedua kelas. Nilai N-gain lebih tinggi kelas
eksperimen daripada kelas control (0.443613 > 0.252097). Hal tersebut
menunjukkan bahwa dengan pendekatan lingkungan, proses pembelajaran
sesuai dengan tuntutan kurikulum dan memudahkan guru dalam mengajar.
Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa memiliki
presenttasi yang baik. Hasil observasi terhadap guru memiliki presentasu
sebesar 84.375, sedangkan siswa memiliki presentase sebesar 79.51. Hal ini
menunjukkan bahwa guru dan siswa selama proses pembelajaran
menggunakan tahapan-tahapan pendekatan lingkungan berhasil dengan baik.
Selama proses pembelajaran berlangsung guru melakukan pembelajaran
sesuai dengan tahapan-tahapan pendekatan lingkungan. Guru berperan
sebagai fasilitator sekaligus motivtor yang baik. sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan dan membuat siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Pada tahap pertama (mengembangkan pemikiran) guru berhasil membuat
siswa penasaran terhadap fenomena-fenomena yang terkait dengan materi
keanekaragaman hayati. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
58

menggali keingintahuan siswa terhadap fenomena yang sedang dipelajari.


Selain itu guru berhasil membuat belajar lebih bermakna dengan menjadikan
siswa bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya. Sementara itu siswa pada tahap ini
dapat melakukan pengamatan keberadaan makhluk hidup di lingkungan
sekitar sekolah serta mampu menjawab pertanyaan guru dengan maksimal.
Pada tahap selanjutnya hingga tahap terakhir, siswa berhasil dengan baik
dalam mengevaluasi dan menganalisis kekurangan serta kelebihan dari diri
mereka masing-masing selama kegiatan pembelajaran, sehingga kedepannya
mereka dapat melakukan perbaikan-perbaikan selama proses maupun hasil
dari pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa dan guru mengetahui apa
saja yang menjadi kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran
sehingga pada akhirnya mereka menyadari tentang apa yang seharusnya yang
dilakukan pada pembelajaran berikutnya agar lebih baik lagi. Sementara guru
menyimpulkan tentang konsep atau materi dari awal sampai akhir
pembelajaran.
Tahapan-tahapan dalam pembelajaran pendekatan lingkungan dapat
memperbaiki kualitas dan hasil pembelajaran. Siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan ini terdorong untuk lebih aktif, kreatif dan
mampu menganalisis setiap permasalahan dengan cara mereka sendiri,
sehingga kemandirian siswa dalam pembelajaran ini lebih meningkat serta
kemampuan siswa dalam menjelaskan suatu konsep tentang keanekaragaman
hayati menjadi lebih baik. Siswa mendapatkan pengalaman yang bermakna
dan hasil belajar yang lebih maksimal. Pembelajaran dengan model ini juga
menjadikan kerjasama antara guru dan siswa menjadi lebih baik. karena
kerjasama kerjasama yang baik inilah proses dan pembelajaran dengan lebih
baik.
Dengan demikian, data baik dari hasil pretest dan posttest, kelas
eksperimen memiliki rata-rata skor yang tinggi daripada kelas kontrol.
Dengan pembelajaran pendekatan lingkungan menunjukkan adanya pengaruh
pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar. Dengan demikian proses
59

pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator dan mediator, dan mendorong


siswa untuk belajar mandiri dan terbiasa bekerja ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pendekatan lingkungan
membantu siswa dalam mengungkapkan dan menemukan fakta dan konsep,
serta menumbuhkan sikap dan nilai ilmiah didalam pembelajaran biologi.
Sehingga pembelajaran Biologi menjadi lebih bermakna dan siswa dapat
menemukan sendiri pengetahuannya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pendekatan lingkungan dapat memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest, kelas eksperimen sebesar
72.9 lebih besar dari kelas kontrol sebesar 56.86. hal ini dibuktikan dengan
diperoleh thitung (4.83) lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 5% (1.67).
Pengaruh perlakuan juga terlihat dari rata-rata N-Gain untuk kelas
eksperimen sebesar 0.44 dan kelas kontrol sebesar 0.25.

B. Saran
Berdasarkan hasiil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Guru bidang studi dapat mengikut sertakan siswa yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran, khususnya dengan menggunakan
pembelajaran pendekatan lingkungan.
2. Guru bidang studi hendaknya memperhatikan alokasi waktu yang
tersedia dan menyesuaikan dengan jam pelajaran.
3. Diharapkan guru memberikan bacaan (buku paket biologi atau LKS)
yang sesuai dengan yang akan dipelajari sehingga tidak menyimpang
dari kurikulum.
4. Agar tidak terdapat kekeliruan konsep guru hendaknya mendampingi
saat pembelajaran berlangsung.

60
Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar.Bandung:


Pustaka Setia, Cet. 2. 2005.

Ajaja O. Patrick. Effects of Field Studies on Learning Outcome in


Biology.Nigeria: Department of Science Education, Delta State
University, Abraka. 2010.

Akbayin, Hasan.The Effect of Blended Learning Model on High School


Students’ Biology Achievement and on Their Attitudes Towards the
Internet By TOJET, Journal of Educational Technology. 11, 2012.

Anonim. Beyond Barriers To Learning Outside the Classroom in Natural


Environments. 2010

Anonim. Learning Outside the Classroom . AS: Published by the Department


for Education and Skills. 2006

Bird, W. Natural Thinking – investigating the links between the natural


environment, biodiversity and mental health. 2007.

Blair, Dorothy. Evaluative Review of the Benefits of School Gardening.


Winter. 2009.

Brown, Keith MSP.. Curriculum for excellence through outdoor learning.


Skotlandia: Learning and Teaching Scotland. 2010.

Dahar, Ratna Wilis. Beberapa pendekatan Pembelajaran IPA. Jurnal Aneka


Widya STKIP Singaraja, no.2 2001.

Department for Education and Skills. Learning Outside the Classroom. 2006.

Djaafar, Tengku Zahara. Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil


Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
2008.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar-Mengajar, Edisi


Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 3. 2006.

Euis Yuniastuti, “Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar


Biologi dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada

61
62

Siswa Kelas Vii Smp Kartika V-1 Balikpapan”. Skripsi Balikpapan:


2013.

Fagerstam, Emilia & Jonas Blom. Learning Biology and Mathematics


outdoors: effects and attitudes in a Swedish high school context.
Journal of Adventure Education & Outdoor Learning. 2012.

Grant. Science Learning Outside The Classroom. 2011.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2001.

Hemaningsih ,Deulia. “Penerapan Pendekatan Lingkungan untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok
Bahasan Sumber Daya Alam dan Lingkungan”. respsitory.upi.edu,
pdf.

Ibrahim,Nurdin. Pemanfaatan Tutorial Audia Interaktif untuk Perataan Kualitas


Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. .44, 2003.

Ischinger, Barbara Ischinger. Creating Effective Teaching and Learning


Environments. First Results From Talis. OECD Publisihing. 2009.

Irmaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurikulum 2013

K. Roestiyah.N. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara,


Cet. 2. 1998.

Keith Brown MSP. Curriculum for excellence through outdoor learning.


Scotlandia. 2010.
King’s College London. Understanding the diverse benefits of learning in
natural environments. London. 2011.
The Kolb, David & Alice. The Kolb Learning Style Inventory. 2005.
Mualim dan Khairul Hudam. Pemanfaatan, Lingkungan sebagai Sumber
Belajar Biologi sub-Konsep Tumbuhan Monokotil dan Dikotil.
Buletin Pelangi Pendidikan. 2. 1999/2000.
Muhibbin Syah. Psikologis Belajar. Jakarta: Logos, Cet.1. 2001.
Mujis, Daniel dan David Reynold. Effective Teaching. British: SAGE

Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.5.


2007.
63

Nasution, S. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.2.


2000.

Orlu Chukwuemeka. Environmental Influence on Academic Performance of


Secon School Students in Port Harcourt Local Government
AreaRivers State. Journal of Economics and Sustainable
Development. Vol.4, No.12. Department of Social Studies, Ignatius
Ajuru University of Education: Port Harcourt. 2013.

Prawiradiliga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana,


Cet.2. 2008.

Prokop, Pavol. Short-Term Effects of Field Programme on Students’


Knowledgeand Attitude Toward Biology: a Slovak Experience.
Journal of Science Education and Technology. 2007

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2011.

P, S, Higgins, and Nicol. Learning Outside the Classroom: theory and


guidelines for practice. New York: routledge. 2011.

R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta. 2003

Rosario, Bernadete I. Del. Science, Technology, Society and Environment


(STSE) Approach in Environmental Science for Nonscience Students
in a Local Culture. Liceo Journal of Higher Education Research
Science and Technology Section. 2009

Samples, Bob. Revolusi Belajar untuk Anak. Bandung: Kaifa, Cet.1. 2002.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2008.

Sofyan, Ahmad,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.


Jakarta: UIN Press, Cet. 1. 2006.

Sofyan, Ahmad. Perilaku Belajar Biologi Siswa MAN. Jurnal Kependidikan,


Keislaman, dan Kebudayaan, Didaktika Islamika. 1. 2003.

Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi SMA kelas X. Surabaya, Yudhistira.
2007.

Sudjana, Nana. Metode Statistika. Bandung, Tarsito, Cet.6. 1996.


64

Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada. 2005.

Sudjito, Yason Lukman. Mestro, Bank Soal Biologi SMA Kelas X,XI,XII.
Jakarta: Grasindo, 2014.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja


Rosdakarya. 2011.

Staudinger, Michelle D. Impact of Climate Change on Biodiversity,


Ecosystem, and Ecosystem Services. 2012.

Zaidin, Muh Hamzah. Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan Sebagai


Sumber Belajar, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol 3, 2000.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN


Jakarta, Cet.I. 2009.
1 /

REFERENSI

BAB!

Buku Ju rna I Kete ra nga n


Roestil'ah, N.K, Hasan Akbayin, The Eff'ect
lvlo.s ct I a h- n r o.t a I a h I I mtt Of Blerrded Learning
Kcgtu'u a n, cetlkan keduc N4odel On High School
Students'Biology
Achievement And On
Their Att it udes Towards
The Internet By TOJET,
Journal o/ Educalional
Techtolos,, Vol.l l, 20 I2
Abu Ahmadi, Joko Tri Departnrent for Education
Prasetya, Strategi and Skills, 2005. Learing
Belajar Mengajar Outside the Classroon.r.
Published by the
Department for Education
and Skills.2006. AS
Oemar Hamalik Oemar Mualim dan Khairul
Harnalik, Proses IIudam , Pemanfaatan
Lingkungan sebagai
Belajar Mengajar,

Д I
Sumber Belajar Biologi
(Jakarta; BumiAksara,
sub-Konsep Tumbuhan
200 l ),
Monokotil dan Dikotil. I ′
Bttletin Pelangi
Pendidikan, Vol,2 No1,
199912000..

Zulfiani dkk
Strategi Pemhelajaran
Salns, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta,
2oo9), h.46

BAB‖

Buku Jurnal keterangan


卜luhibbin S)ah, BeyonC Barriers To
Psノ たοノ
οgむ βノ9グ α″ ,
Learning Outside The
(Jakalta:Logos,1999), C I ass r o o tn I n l,lalurol
Cct l,h53-54. Etuirorunenls (London:
King's college. 2010), p.1

Su_vono dan Hariy'anto, S, Higgins, P, and Nicol,


Belajar dan Learning Outside tlte
tem b e I aj ar an, (Bandung: Classroom; theory anC
Remaja guide I ines fo r p r a ct i ce,
Rosdakarya.20 I I ). h. l-1. (Nerv York: routledge,
20 I 1), h. 1.
Oeinar Hamalik P″ οscs Bird, W, Natural Thinking
βθ/″ α′/1re″ g″ α″
′ - investigating the links
(Jakarta Bumi Aksara, betuteen lhe nalurol
2001), environ menl, b i od iv ers i ty
and mental health,200'7 ,
p.49.

Oemar Hamalik, Grant Sο ′


θ77εθα/″ ,″ g
6ン・θ′ム,h195. `ι
θンなメ
グθrみ cc′αssrθ θ7η
Noycc Foundation,
2011,p.2.

Bob Samples,R`ソ ο′sノ King's College,


βθ′げαr夕 ″′ヶた/4α た “, Un ders Io n di ng th e d ivers e
(Bandung:Kaifa,2002), beneJits oJ' learning in
Cet.1,h.209. natural environmenls.
London,201 l.

Oemar Hamalik,五 οοθ″., Keith Brown MSP.


h.195‐ 196 Curriculum for excell ence
t hrough outdoor lear ning.
Skotl andia. Leaming and
Teaching Scotland 2010
Syaiful Bahri Djamaran King's College,
dan Aswan Zain, Strategi Unders tanding the div ers e
Belajar-Mengajar, benefits of learning in
(Jakarta: Rineka Cipta, natural environments.
2006), Cet.3, h.48 London, 201 L

Mulyasa,M7″ α″ G″rタ Barbara Ischinger.


Prο ,sノ οηαl,(Bandung: Creating Effective
PT.RemaJa Rosdakaり a, Teaching and Leorning
2009),Cet.8h.102. Environments: First
Results Fron Talis. OECD
Publisihing 2009.

Be1,on7 3orr,"rt ,o
Learning Outside The
Classroom In Naturol
Enyironments , op.cil., p.3. /
S.Nasution,Dノ ααス
″Fた Иsω _
∩ ︱

/s鉗 んを″gげ αr,(Jaka“ a:


l r

Bumi Aksara,2000)CCt 2,
hal.133

Alice&David Kolb,動
`
Kο ル んι ′ルgSク ル
α″
f″ ν
ι″′
ο4ソ ,Ctt.p:t,p,2005),
p.2.
P ヒ

Alice&David Kolb,Zみ θ
κο′
b ttι α′′F4gSク セ
f″ ッゎ ,xtt.p:t.p,2005),
`″
p.12. `ノ

Dewi Salma
Prawiradilaga, P r i ns ip
Disain Pembelaiaran, L/
(J akarta: Kencana, 2 00 8),
Cet 2,Ed.1,h.24.
Dewi Salma
Prawiradilaga, P r ins ip
Disqin Pembelajaran,
(Jakafta: Kencana, 2008),
Cet.2,Ed l,h.24
ⅣIuhibbin Syah,Op.cit.,
h 59・

Abu Ahmadi dan Joko


Tri Prasetya, Strategi



Belajar Mengajar,
(Bandung: Pustaka Setia,
2005), Cet.2. h. l7-18.
Suyono dan Hariyanto,
た′
Roestiyah NK,の .ο ル.,
h.143 k′

Wina Sanjaya, Strategi


Pembelajaran
Berorientasi Standar
Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana,

Daniel Muijs and David


Reynold, Effective
Teaching, (British:
SAGE)′ p.61.
Pwrvanto, Ev aluas i Has i I
Belaj ar, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar.l. h.44. ,A
Purvvanto, Loc. c it., h.44
胎′
Nana Sudjan a, P enilai an
Hasil Proses Belajor
Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya,
2010),h.22.

Nana Sudjana, Penilaian


∩ Ⅵ γ l

Hasil Proses Belajar


Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya,
2010),h.22-23

Tengku Zahara Djaafar,


Kontribusi Strategi
Pembelajaran terhadap
Hasil Belaj ar. (Jakarta:
Universitas Negeri
Irnar-ringtyas, B i o I og i
untttk SMtl/lvlA kelas X
berdosarkqn kurkulum
20 I 3. (lakarta
2013), h 219
Irnaningtyas, BioLogi
untuk SA,[,4/\L4 kelas X
berdasarkan kurkulum
20 I 3. (lakana:
2013), h.219
Yason Lukman Sudjito,
Maestro, Bank Sool
Biologi SMA Kelos X, Xl,
Xll, Qakarta: Grasindo,
20L4l

Yason Lukman Sudjito,


Moestro, Bonk Sool
Biologi SMA Kelos X, Xl,
Xll, (Jakarla: Grasindo,
20t4)

Michelle D.
Staudinger,dkk, Impacts of
Climate Change on
B iodivers ity, Ecosystems,
a nd E co.sys t em S erv ic es,
(tt.p:t.p, 2012), p.2-1.

Bagod Sudjadi dan Siti


Laila, Biologi SM4 kelas
X, ( Surabaya: Yudhistira,
2007), h. I 8-23.
Karin Ulbrich. Josef and
F ay'e, B iodivers iq, 11,
e ducatiott
fot' sus I oi n a ble
dev eI op nt e nt- r efl e ct i o n
ott school-resectrclt
co op e r a t i o n, (Mosco,uv:
Pensoft,20l0)

Endah Hendarwati.
Pengaruh Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar Melalui
Metode Inkuiri Terhadap
Hasil Belajar Siswa Sdn I
Sribit Delanggu Pqda
Pelajaran IPS.
PEDAGOGIA Vol.2, No,
l, 2013: h.59-70.

Euis Yuniastfii. Upaya


Kelera ntpi! an P r os es D a tt
Hasil Belajctr Biologi
Dengon Pendekatan
Pembelajaran Jelajah
Alam Sekitar Pada Sisv,u
Kelas L/ii Smp Karlika L'- I

B a I i kpapan. 20 I 3.Volurne
5 Nomor I
Ajaja O. Patrick. E/Jbcts of
Field Studies on Learning
Ottl co m e i n B i olo 9,,.20 10.
J Hum Ecol, 3 l(3): I7 l-
l7'1 (2010) Departrnent of
Science Education, Delta
State Universiry, Abraka,
Nigeria.

Bernadete I. Del Rosario.


Science, Technology,
Sociely and Environment
(STSE) Approach in
Environmental Science for
Nonscience Students in a
Local Culture. Liceo
Journal of Higher
Education Research
Science and Technologt
Section.Yol.6 No. I
December 2009.

Pavol Prokop, dkk. Short-


Term Effects of Field
Programme on Students'
Kr.rorvl edgeandAnitude
Tou,ard Biology: a Slovak
Experience Jourttal of
Science Edttcation and
Te chnolog,, Vol. I6, No.
3, June 2007
E,milia Fiigerstam & Jonas
Blom: Learning biology
and mathematicsouldoors.
effects and attitudes in a
Su,edish high school
context. Journal of
Advenlure Education &
Outdoor Learning 2012.
ヽ γ

Dorothy Blair. Ev a lu at iv e
Review of the Benefits of
S chool G ar dening, Winter,
vol. 40, no. 2.2009.
BAB‖ │

Buku Jurnal Kete ra nga n

Sugiyono, lv{etode
P ene Ii t i an Kua nt it at if
Kttaliratif dan R&D,
(Bandung:
Alfabeta,2010), h.79.

Suharsin.ri Arikunto,
Dasar-Dasar Evalttasi
Pendidikan, Ed.2,
(Jakarta; Bumi Aksara
20t2),h,61.

Suharsimi Arikunto,
Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan,Ed.2,
(Jakarta; Bumi Aksara
2012),h,93
65

Lampiran 1

Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas

Rata2= 29.10

Simpang Baku= 10.32

Korelasi XY= 0.83

Reliabilitas Tes= 0.91

Butir Soal= 50

Jumlah Subyek= 30

No. Butir Daya Pembeda Tingkat Korelasi Sign. Korelasi


Soal (%) Kesukaran
Asli
1 1 25.00 Mudah 0.169 -
2 2 50.00 Sedang 0.409 Sangat Signifikan
3 3 25.00 Sedang 0.417 Sangat Signifikan
4 4 0.00 Sangat Mudah 0.043 -
5 5 62.50 Sedang 0.426 Sangat Signifikan
6 6 100.00 Sedang 0.794 Sangat Signifikan
7 7 37.50 Sedang 0.433 Sangat Signifikan
8 8 37.50 Sedang 0.164 -
9 9 62.50 Sedang 0.642 Sangat Signifikan
10 10 87.50 Sedang 0.174 Sangat Signifikan
11 11 62.50 Sukar 0.517 Sangat Signifikan
12 12 62.50 Sedang 0.411 Sangat Signifikan
13 13 37.50 Sedang 0.239 -
14 14 -25.00 Sangat Mudah -0.261 -
15 15 12.50 Sangat Sukar 0.139 -
16 16 37.50 Sedang 0.493 Sangat Signifikan
17 17 -25.00 Sukar -0.236 -
18 18 75.00 Mudah -0.749 Sangat Signifikan
19 19 75.00 Sedang 0.538 Sangat Signifikan
20 20 62.50 Mudah 0.621 Sangat Signifikan
21 21 25.00 Sukar 0.260 -
22 22 50.00 Sedang 0.446 Sangat Signifikan
23 23 100.00 Sedang 0.864 Sangat Signifikan
24 24 0.00 Sangat Mudah -0.016 -
25 25 100.00 Sedang 0.712 Sangat Signifikan
66

26 26 87.50 Sedang 0.760 Sangat Signifikan


27 27 87.50 Sedang 0.582 Sangat Signifikan
28 28 0.00 Sangat Mudah NAN NAN
29 29 100.00 Sedang 0.759 Sabgat Signifikan
30 30 50.00 Sedang 0.488 Sangat Signifikan
31 31 62.50 Sedang 0.555 Sangat Signifikan
32 32 12.50 Sangat Mudah 0.200 -
33 33 50.00 Sedang 0.488 Sangat Signifikan
34 34 62.50 Sedang 0.562 Sangat Signifikan
35 35 50.00 Mudah 0.630 Sangat Signifikan
36 36 37.50 Sukar 0.223 -
37 37 50.00 Mudah 0.400 Sangat Signifikan
38 38 62.50 Sedang 0.588 Sangat Signifikan
39 39 62.50 Sukar 0.425 Sangat Signifikan
40 40 50.00 Sedang 0.480 Sangat Signifikan
41 41 87.50 Sedang 0.826 Sangat Signifikan
42 42 87.50 Sedang 0.831 Sangat Signifikan
43 43 25.00 Sedang 0.236 -
44 44 0.00 Sukar 0.096 -
45 45 50.00 Sangat Mudah 0.584 Sangat Signifikan
46 46 62.50 Sedang 0.542 Sangat Signifikan
47 47 50.00 Sedang 0.493 Sangat Signifikan
48 48 25.00 Mudah 0.436 Sangat Signifikan
49 49 -12.50 Sangat Mudah -0.037 -
50 50 62.50 Mudah 0.719 Sangat Signifikan
67

Lampiran 2

KISI-KISI INSTRUMENKELAS X PENGUASAAN KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Ciomas Bogor

Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Keanekaragaman Hayati

Tahun Pelajaran : 2014/2015

Jumlah Soal : 50 soal

Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan Ganda

Kompetensi Inti :

KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
68

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar:
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
69

3.1.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.1.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman
kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi

Aspek
Uraian Materi Indikator soal No Soal Jawaban
kognitif
Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena adanya
Menyebutkan a. Karakteristik hewan atau tumbuhan yang berbeda
terbentuknya tingkat b. Lingkungan yang berbeda
D C1
keanekaragaman c. Factor biotik
ekosistem d. Factor biotik dan abiotik
e. Interaksi antara faktor biotik yang berbeda didalamnya
Keanekaragaman tingkat gen terdapat pada kelompok tanaman
Tingkat Menyebutkan a. padi, pisang dan mahoni
Keanekaragaman contoh tingkat b. pisang raja, pisang kapok, dan pisang tanduk
B C1
Hayati keanekaragaman c. pepaya, kelapa, dan pinang
gen d. palem, mangga, dan kelapa
e. kelapa, nyiur, dan pisang
Mengidentifikasikan
gambar ke dalam
Identifikasikan gambar di bawah ini!
tingkat C C1
keanekaragaman
hayati
70

Ketiga hewan tersebut dapat digolong kedalam keanekaragaman pada


tingkat
a. variasi
b. gen
c. jenis
d. ekosistem darat
e. ekosistem laut
Adanya perbedaan warna kulit, bentuk hidung, dan bentuk rambut yang
dimiliki setiap orang merupakan perwujudan dari
a. Keanekaragaman hayati
b. Keanekaragaman tingkat gen B C2
Membedakan c. Keanekaragaman tingkat jenis
tingkat tingkat d. Keanekaragaman tingkat genus
keanekaragaman e. Keanekaragaman tingkat ekosistem
hayati Yang bukan merupakan keanekaragaman genetic adalah
a. Variasi warna
b. Variasi bentuk D C2
c. Perbedaan ukuran
d. Perbedaan jenis
71

e. Variasi gen
Pada gambar di bawah ini manakah suatu ekosistem yang terdapat
tumbuhan homogen..

a.

b.
Membedakan
tingkat
D C2
keanekaragaman
ekosistem
c.

d.

e.

Memberi contoh B
B C2
tingkat Berikut adalah kelompok yang menunjukkan variasi individu dalam satu
72

keanekaragaman spesies adalah


gen
A a. jambu air, jambu biji, jambu mete
b. mangga harum manis, mangga golek, mangga manalagi
c. jahe, lengkuas, temu lawak
d. terong, tomat, kentang
e. kelapa hijau, kelapa sawit
Perhatikan beberapa contoh keanekaragaman pada berbagai pedagang
berikut.
1. Berbagai macam pohon mawar
2. Berbagai macam ikan hias
3. Berbagai macam pisang
Menentukan contoh
4. Berbagai macam burung
yang tepat mengenai
Keanekaragaman barang dagangan yang menunjukkan keanekaragaman D C3
tingkat
tingkat jenis/spesies ditunjukkan oleh…
keanekaragaman
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
Penyebab keanekaragaman individu dalam satu spesies adalah
a. Pengaruh lingkungan
Menentukan faktor-
b. Perbedaan makanan
faktor penyebab C C3
c. Susunan gen dalam kromosom
keanekaragaman
d. Jumlah kromosomnya
e. Jumlah gen dalam kromosom
Menghubungkan Pada gambar di bawah ini manakah suatu ekosistem yang memiliki
B C3
keanekaragaman tingkat keanekaragaman gen dan spesies tertinggi
73

ekosistem dengan
tingkat
keanekaragaman
spesies dan gen a.

b.

c.

d.

e.

Menelaah dampak Keanekaragaman gen terjadi karena susunan perangkat gen masing-
adanya masing individu dapat berbeda-beda dan perangkat gen mampu
A C4
keanekaragaman berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya pada pada contoh di
gen bawah ini
74

a.
ular air yang hidup di utara atau timur laut Amerika Serikat dan

b.
ular air yang hidup di bagian barat dari danau Erie, Amerika
Serikat
Pada contoh tersebut, keanekaragaman gen mengakibatkan
a. Tidak ada satu individu pun yang sama dengan yang lain
b. Setiap jenis makhluk hidup memiliki karakter yang berbeda
c. Tidak ada ekosistem yang sama karakternya
d. Makhluk hidup dibedakan atas kelas-kelas dan ordo-ordo
e. Terjadi keanekaragaman kromosom
Famili Leguminosae (kacang-kacangan), memiliki spesies yang beragam
seperti kacang tanah, kacang merah, kacang kapri, dan kacang hijau.
Menelaah hal-hal
Untuk mengelompokkan kedalam tingkatan keanekaragaman, hal-hal
yang perlu diamati
yang dapat kita amati, kecuali
dalam
a. morfologi E C4
mengelompokkan
b. habitat
ke dalam tingkatan
c. cara berkembangbiak
keanekaragaman
d. takson
e. umur
75

Semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem maka semakin


sedikitnya keanekaragaman tingkat gen.
Pernyataan yang benar untuk melengkapi kalimat di atas adalah
a. semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem maka
semakin banyaknya keanekaragaman tingkat gen
Membuat
b. semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem maka
pernyataan yang
semakin berkurangnya keanekaragaman tingkat gen A C5
benar
c. semakin sedikit suatu spesies pada suatu ekosistem maka
keanekaragaman
semakin banyaknya keanekaragaman tingkat gen
d. semakin sedikit suatu spesies pada suatu ekosistem maka
semakin bertambahnya keanekaragaman tingkat gen
e. semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem maka
semakin menurunnya keanekaragaman tingkat
Perhatikan gambar dibawah ini!

Menyusun jenis
makhluk hidup
berdasarkan
A C5
tingkatan
keanekaragaman
hayati
76

Bagaimana jenis makhluk hidup sesuai tingkatan keanekaragaman hayati


a. Ekosistem: sawah, Spesies: padi, wereng, ular, Gen: padi IR,
padi Rojolele, ular hijau, ular kadut
b. Ekosistem sawah, Spesies: padi, ikan, wereng, ular, Gen: padi
IR, padi Rojolele, ular hijau, ular kadut
c. Ekosistem: sawah, Spesies: padi IR, padi Rojolele, ayam
kampung, ayam negeri, wereng, Gen: padi, ayam, wereng
d. Ekosistem: kebun, Spesies: rumput, wereng, ayam, ular, Gen:
rumput gajah, rumput teki, ayam kampung, ayam negeri, ular
hijau, ular kadut
e. Ekosistem: kebun, Spesies: rumput gajah, rumput teki, wereng,
ular hijau, ular kadut, Gen: rumput, wereng, ular

Banyaknya jenis ekosistem dalam hutan hujan tropis maka lebih banyak
juga keanekaragaman makhluk hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan
membuktikan a. Banyaknya jumlah makhluk hidup di dalam hutan hujan tropis
pernyataan dengan b. Banyaknya jenis habitat seperti tanah, air, pohon sebagai tempat
B C6
pernyataan yang tinggal makhluk hidup
tepat c. Banyaknya jenis tumbuhan sebagai makanan hewan herbivor
d. Banyaknya jenis hewan herbivor sebagai makanan hewan
karnivor
e. Banyaknya jumlah air yang tersedia
77

Bila dibandingkan, kedua kawasan tersebut memiliki iklim yang


Menyimpulkan berbeda, namun bagaimanakah cara melihat kesamaan makhluk
tingkatan hidupnya A C6
keanekaragaman a. Memiliki tumbungan dengan morfologi daun berbentuk duri
untuk mengurangi penguapan
b. Memiliki tumbuhan dengan morfologi daun yang lebar untuk
memperbesar penguapan
c. Memiliki hewan-hewan yang mampu melakukan hibernasi
d. Didominasi hewan-hewan berkulit tebal yang mengandung
lemak lebih banyak
e. Didominasi hewan mamalia berambut lebat untuk menjaganya
dari suhu yang rendah
Keunikaan keanekaragaman hayati Indonesia ditandai oleh
a. hewan bertipe oriental
Mendeskripsikan
b. tumbuhan bertipe Malesiana
keanekaragaman E C1
Keanekaragaman c. hewan bertipe Australia
hayati Indonesia
hayati Indonesia d. tumbuhan yang bersifat endemic
e. semua benar
Membedakan fauna- Keanekaragaman hayati tertinggi Indonesia terdapat di Papua, C C2
78

fauna di Indonesia kemudian Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.


Semuanya memiliki flora dan fauna endemik yang unik. Di bawah ini
contoh hewan endemik yang berasal dari Papua dan Sumatera adalah
a. tapir dan nuri
b. badak dan orang utan
c. burung cendrawasih dan harimau
d. orang utan dan merak
e. babirusa dan anoa
Garis Weber yang menghalangi penyebaran hewan merupakan garis
pemisah hewan merupakan garis pemisah antara pulau-pulau
Membedakan garis a. Sumatera dan Jawa
weber dengan garis b. Jawa dan Bali E C2
Wallace c. Kalimantan dan Sulawesi
d. Sulawesi dan Maluku
e. Maluku dan Papua
Yang merupakan fauna di kawasan Wallacea, antara lain
a. Wau-wau, beruang, gajah
Memberikan contoh
b. Babirusa, anoa, maleo
fauna di kawasan A C2
c. Dara bermahkota, walabi, kasuari
Wallace
d. Kakatua, kuda, ular sanca hijau
e. Nuri, buaya, merak
Tumbuhan buah merah dapat ditemukan di daerah
a. Kalimantan
Menentukan asal b. Sumatera
E C3
daerah suatu flora c. Jawa
d. Bali
e. Papua
79

Hewan Hewan Hewan


oriental peralihan austrialis

Mamalia Banyaknya Mamalia


berukuran reptile yang berkantong
besar dan berukuran besar
berambut

Burung Mamalia sedikit Burung


memiliki memiliki memiliki
Menelaah ciri-ciri warna yang rambut warna yang
hewan kurang indah dan
E C4
oriental,peralihan menarik mencolok
dan australis

Dari table tersebut manakah hewan yang masuk ke dalam hewan tipe
australis
a. Badak dan harimau
b. Jalak bali dan elang jawa
c. Anoa dan komodo
d. Komodo dan nuri
e. Cendrawasih dan kangguru

Mengategorikan Berikut ciri-ciri hewan berdasarkan kawasan penyebarannya.


A C5
hewan pada 1. -Mamalia berukuran kecil
80

kawasan tertentu -Banyak hewan berkantung


berdasarkan ciri- -Tidak terdapat spesies kera
cirinya -Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
2. -Mamalia yang berukuran besar
-Terdapat berbagai macam kera
-Terdapat hewan endemic
-Burung-burung memiliki warna yang kurang menarik dibanding
burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau
3. -Banyaknya reptil yang berukuran besar
-mamalia berambut sedikit
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, hewan yang memilikii ciri pada no 2
termasuk dalam kategori hewan
a. Oriental
b. Peralihan
c. Austrialis
d. Wallace
e. Weber
Keanekaragaman tumbuhan dipengaruhi oleh adaptasi tumbuhan dengan
lingkungan sekitar. Alasan yang tepat untuk menilai pernyataan di atas
Menilai pernyataan a. keberagaman tumbuhan dipengaruhi pula oleh suhu lingkungan
dengan memberikan di sekitarnya
alasan yang tepat b. tumbuhan hanya mengambil makanan di lingkungan sekitarnya
mengenai pengaruh saja E C6
adaptasi tumbuhan c. tumbuhan akan lebih mudah dalam memperoleh makanan di
terhadap lingkungan sekitarnya
keanekaragaman d. untuk menghindari hewan pemangsa
e. habitat tumbuhan sangat mempengaruhi morfologinya demi
kelangsungan hidupnya
Penyebab Mendefinisikan Kerusakan suatu habitat disebabkan oleh polusi merupakan definisi dari C C1
81

menghilangnya istilah penyebab a. Fragmentasi habitat


keanekaragaman menghilangnya b. Eksploitasi habitat
hayati keanekaragaman c. Degradasi habitat
hayati d. Global warming
e. Eutrofikasi
Memberikan contoh Berikut ini beberapa mekanisme terjadinya degradasi habitat, kecuali E C2
dari mekanisme a. Eutrofikasi
terjadinya degradasi b. Hujan asam
habitat c. Penggunaan DDT
d. Pemanasan global
e. Reboisasi

Menghubungkan Kegiatan manusia yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati D C3


kegiatan manusia adalah
dengan tinggi atau a. Introduksi spesies eksotik
hilangnya b. Reboisasi
keanekaragaman c. Pemuliaan tanaman
hayati d. Pembuatan taman-taman kota
e. Konservasi plasma nutfah

Menelaah dampak D C4
yang terjadi apabila
ekosistem dirusak
82

Kasus penebangan liar, menghabiskan ratusan bahkan ribuan pohon


sebagai habitat juga produsen bagi konsumen herbivor. Pada kasus
tersebut, bagaimana akibat yang timbul jika salah satu kompenen dalam
hutan dimusnahkan
a. Keadaan ekosistem hutan teap dalam keadaan stabil
b. Populasi hewan mengalami kepunahan
c. Populasi tumbuhan mengalami kepunahan
d. Musnahnya populasi yang lain
e. Tidak ada tumbuhan dan hewan lain yang ikut musnah

Mengkombinasikan Tingginya keanekaragaman hayati difaktori dengan adanya upaya C C5


antara tingginya pelestarian makhluk hidup. Aktivitas yang mampu mempertahankan
keanekaragaman keanekaraman hayati yang tepat
hayati dengan upaya a. Pembuatan terasering pada lahan miring-meningkatkan
pelestarian makhluk keanekaragaman padi
hidup b. Reboisasi – memunculkan kembali keanekaragaman tumbuhan
yang pernah hilang
c. System tebang pilih – menjaga tumbuhan yang masih memiliki
potensi untuk tumbuh
d. Pemupukan pada lahan tandus – memperbaiki kualitas tanah
e. Irigasi – memanfaatkan lahan agar tidak tandus
Memutuskan terkait Saat ini, tidak sedikit habitat hewan dan tumbuhan yang telah rusak atau E C6
penyebab berubah fungsinya, kerusakan alam semakin parah dengan adanya
menghilangkan kegiatan penebangan kayu hutan secara liar, pembangunan pemukiman
keanekaragaman dan industri, pembangunan perkebunan dan ekstensifikasi pertanian.
hayati Langkah yang tepat untuk melestarikan habitat dan keanekaragaman
makhluk hidup, kecuali
a. Membangun kawasan suaka alam yang memiliki dan melindungi
83

tumbuhan, hewan, ekosistem yang khas


b. Membangun kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa
keanekaragaman dan keunikan jenis satwa dengan melakukan
pembinaan terhaadap habitatnya
c. Mengelola ekosistem asli dengan system zonasi
d. Membangun kawasan yang di dalamnya terdapat potensi satwa
buru yang diperuntukkan untuk rekreasi buru
e. Melalukan pemisahan suatu habitat menjadi lebih kecil lagi
Manfaat Menyebutkan Terumbu karang Indonesia selain menyimpan keindahan, juga C C1
keanekaragaman peranan terumbu berpotensi sebagai tujuan wisata dan sangat berperan bagi ekosistem
hayati karang bagi laut. Pernyataan berikut ini yang bukan peranan terumbu karang bagi
ekosistem laut ekosistem laut adalah
a. Tempat hidup berbagai jenis ikan
b. Tempat hidup alga
c. Kaya ikan hias
d. Sumber makanan bagi ikan
e. Tempat menyimpan telur bagi jenis ikan tertentu
Mengidentifikasikan Indonesia kaya dengan berbagai jenis tanaman anggrek. Berbagai jenis D C2
manfaat anggrek anggrek dimanfaatkan manusia sebagai
bagi manusia a. Bahan makanan sumber karbohidrat
b. Bahan makanan sumber protein
c. Bahan pembuat jamu
d. Tanaman hias
e. Tanaman penghijauan
Menemukaan B C3
manfaat dari suatu Tumbuhan berikut bermanfaat untuk
tanaman
84

a. Sumber makanan
b. Bahan pakaian
c. Bahan obat-obatan
d. Penyerap NO2
e. Bahan industry
Menganalisis fungsi Perusakan hutan di Kalimantan mendapat perhatian yang besar dari D C4
hutan sebagai paru- penduduk dunia karena dapat mengancam kehidupan di bumi. Hutan di
paru dunia Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia yang masih tersisa.
Manakah kemampuan tumbuhan yang merupakan fungsi hutan sebagai
paru-paru dunia
a. Menggunakan oksigen untuk menghasilkan bahan makanan pada
proses respirasi
b. Menyerap oksigen dari udara untuk membentuk uap air pada
proses transpirasi
c. Menyerap karbon dioksida untuk membentuk uap air pada proses
evaporasi
d. Menyerap karbon dioksida untuk membentuk oksigen pada
proses fotosintesis
e. Menyerap uap air untuk membentuk bahan makanan pada proses
85

asimilasi

Mengategorikan Kekayaan aneka jenis flora dan fauna sudah lama dimanfaatkan untuk D C5
manfaat berbagai aspek, misalnya kebun binatang, kebun raya, dan hutan wisata
keanekaragaman yang manfaatnya masuk kedalam aspek
hayati ke dalam a. Social dan budaya
aspek tertentu b. Social dan ekonomi
c. Politik dan pendidikan
d. Pendidikan dan rekreasi
e. Kesehatan dan budaya
Mengkritsi tindakan Kebakaran hutan di Riau terjadi secara sengaja oleh tangan manusia B C6
yang dapat dengan tujuan memudahkan mereka dalam membabat hutan, namun
mengurangi fungsi yang terjadi angin kencang semakin membesarkan api sehingga
keanekaragaman berhektar-hektar hutan hangus terbakar. Bagaimana seharusnya kita
hayati mengkritisi peristiwa tersebut terkait dengan manfaat keanekaragaman
hayati
a. Cara tersebut boleh saja dilakukan asalkan dapat dikontrol
penyebaran kobaran apinya
b. Cara tersebut tentu dapat memusnahkan spesies-spesies secara
cepat dan mengurangi fungsi hutan sebagai penyimpan air
c. Pengguna lahan sebaiknya mengontrol keadaan angin sebelum
mereka melakukan pembakaran hutan
d. Kebakaran hutan dapat menimbulkan penyakit ISPA
e. Cara tersebut dapat dikatakan eksploitasi hutan yang seharusnya
tidak dilakukan oleh siapapun
Upaya Mendefinisikan Timbulnya spesies baru dapat diakibatkan oleh factor domestikasi, D C1
pelestarian istilah domestikasi artinya
keanekaragaman a. Memelihara jenis hewan atau tumbuhan tertentu untuk keperluan
86

hayati hidup
b. Mengumpulkan babi hutan dan anjing hutan untuk persediaan
makanan
c. Menjinakan kucing untuk menangkan tikus
d. Menjinakan hewan liar dan membudidayakan tanaman air
e. Memelihara hutan-hutan agar hewan atau tumbuhan yang ada
sesuai dengan keadaan aslinya
Mendefinisikan Yang dimaksud dengan konservasi adalah A C1
istilah konservasi a. Usaha pemeliharaan atau perlindungan secara teratur untuk
mencegah kemusnahan dengan jalan mengontrol,
mempertahankan, dan menyelamatkan
b. Penggalian sumber daya alam baik sumber daya alam biotic
maupun abiotik untuk kepentingan negar dalam meningkatkan
hajat hidup rakyatnya
c. Usaha penanaman kembali hutan-hutan yang telah gundul
d. Eksploitasi sumber daya alam hayati secara besar-besaran untuk
meningkatkan devisa Negara dan mengurangi pengangguran
e. Usaha pelestarian sumber daya alam yang dpelopori oleh
kelompok penyayang lingkungan
Memberikan contoh Contoh tempat pelestarian keanekaragaman hayati secara eksitu adalah A C2
tempat pelestarian a. Kebun raya dan kebun binatang
alam secara eksitu b. Cagar alam dan taman nasional
c. Taman wisata dan hutan lindung
d. Kebun raya dan taman nasional
e. Kebun binatang dan taman nasional
Membedakan istilah Pelestarian sumber daya alam ada dua yaitu secara in situ dan eksitu. A C2
pelestarian alam Perbedaannya adalah
secara in situ dan a. Pelestarian in situ dilakukan di habitat asli, sedangkan eksitu
87

eksitu dengan pemindaahan individu dari tempat aslinya ke tempat lain


b. Pelestarian in situ dilakukan di laboratorium , sedangkan eksitu
dengan memindahkan dri tempat aslinya ke tempat lain
c. Pelestarian in situ dilakukan di laboratorium, sedangkan eksitu
dengan membuat kebun plasma nutfah
d. Pelestarian in situ dilakukan di habitat asli, sedangkan eksitu
dengan membuat taman nasional
e. Pelestarian in situ dilakukan dengan membuat hutan lindung,
sedangkan eksitu membuat kebun binatang
Menemukan solusi Keanekaragaman genetic dapat ditingkatkan melalui B C3
untuk meningkatkan a. Reboisasi dan hibridisasi
keanekaragaman b. Hibridisasi dan domestikasi
genetic c. Hibridisasi dan migrasi
d. Migrasi dan reboisasi
e. Domestikasi dan reboisasi
Mengidentifikasi Perhatikan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan upaya D C4
karakteristik kebun pelestarian sumber daya alam hayati berikut.
raya 1. Merupakan konservasi in situ
2. Terdiri atas kumpulan tumbuhan
3. Melestarikan plasma nutfah organisme tertentu
4. Dimanfaatkan untuk rekreasi
Konservasi berbentuk Kebun Raya mempunyai karakteristik
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
Mengategorikan Usaha pemerintah dalam pelesterian keanekaragaman hayati Indonesia C C5
88

bentuk konservasi dilakukan dengan berbagai cara, misalnya perlindungan melalui


ke dalam usaha konservasi terhadap badak bercula satu di ujung kulon dan komodo di
pelestarian pulau Komodo NTT. Kawasan pelestarian alam yang memiliki
keanekaragaman ekosistem asli dimasukkan ke dalam bentuk
hayati a. Suaka margasatwa
b. Cagar alam
c. Taman nasional
d. Taman buru
e. Taman wisata alam

Memutuskan usaha Indonesia terkenal memiliki kekayaan sumber daya hayati yang D C6
perlindungan yang melimpah, kekayaan tersebut tersebar di daratan maupun di lautan. Hal
tepat melalui inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai megadiversity country.
konservasi Namun kini, kekayaan hewan endemik seperti harimau sumatera, badak
bercula satu, komodo di Indonesia kian merosot, sehingga diperlukan
konservasi sebagai usaha perlindungan. Hal yang mendukung usaha
perlindungan melalui konservasi di bawah ini, kecuali
a. Melakukan usaha pengembangbiakan hewan-hewan yang
terancam punah
b. Melakukan usaha peternakan, seperti beternak buaya, iguana, dan
kupu-kupu
c. Memberikan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya
keanekaragaman hayati dalam kehidupan
d. Membuat ranjau hewan liar di kawasan konservasi
e. Turut melindungi bentuk konservasi yang telah dilakukan seperti
cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional
System Mendeskripsikan Kunci dikotomi mengklasifikasikan organisme dengan membagi A C1
klasifikasi cara kunci dikotomi kelompoknya menjadi
89

mengklasifikasikan a. Dua kelompok yang lebih kecil


organisme b. Dua atau lebih kelompok yang lebih kecil
c. Tiga kelompok yang lebih kecil
d. Tiga atau lebih kelompok yang lebih kecil
e. Empat kelompok yang lebih kecil
Mengidentifikasikan Tingkat takson tumbuhan yang terbesar adalah B C1
tingkat takson a. Filum
terbesar pada b. Divisi
tumbuhan c. Genus
d. Kelas
e. Ordo
Membedakan Citrus nobilis adalah nama ilmiah dari jeruk keprok; kata Citrus A C2
tingkatan takson menunjukkan takson
a. Filum
b. Family
c. Kelas
d. Genus
e. Spesies
Membedakan sistem System klasifikasi berdasarkan cara memperoleh makanan menghasilkan D C2
klasifikasi kingdom-kingdom
berdasarkan cara a. Plantae, Animalia
memperoleh b. Fungi, Animalia
makanannya c. Virus, Monera
d. Fungi, Animalia, Plantae
e. Fungi, Monera, Plantae
Menunjukkan Nama ilmiah lada adalah Piper nigrum, sedang nama ilmiah sirih adalah C C3
kesamaan dan Piper betle. Hal ini berarti lada dan sirih
perbedaan pada a. Spesies sama, genus berbeda
90

kedua spesies b. Genus sama, family berbeda


c. Genus sama, spesies berbeda
d. Spesies sama, genus sama
e. Spesies, genus, dan family berbeda
Menelaah beberapa Berikut ini adalah nama ilmiah beberapa organisme: E C4
spesies yang 1. Curcuma domestica
memiliki 2. Musa textilis
kekerabatan paling 3. Felis domestica
dekat 4. Musa paradisiacal
Manakah yang kekerabatannya paling dekat?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4

Menyusun urutan Buatlah klasifikasi dikotomi pada gambar hewan di bawah ini secara A C5
klasifikasi dikotomi berurutan

Kingdom Filum Divisi Kelas Ordo Family genus Spesies


a. Animalia Chordata Reptilia Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis
b. Animalia Reptilia Chordata Squamata Varanidae Varanus Varanus
91

comodoensis
c. Animalia Chordate Reptilia Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis
d. Animalia Reptilia Chordate Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis
e. Animalia Reptilia Chordate Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis

Menyimpulkan A C6
urutan takson pada
sistem klasifikasi

Pada piramida di atas, manakah urutan yang tepat dari takson terendah
92

ke takson tertinggi
a. Felis silvestris-felis-felidae-karnivora-mamalia-chordata-
animalia
b. Felis silvestris-felidae-felis-karnivora-mamalia-chordata-
animalia
c. Felis-felidae-Felis silvestris-karnivora-mamalia-chordata-
animalia
d. Animalia-chordata-mamalia-karnivora-felidae-felis-Felis
silvestris
e. Animalia-karnivora-mamalia-chordata-felis-felidae-Felis
silvestris
93

Lampiran 3

Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk
bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan
individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai
ekosistem.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :

1. Keanekaragaman gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan
(gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman
tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya :
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genoti
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan
terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya
variasi tadi.

2. Keanekaragaman jenis (spesies)

Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen.


Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya
beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan,
94

tumbuhan dan mikroba.


misalnya :

- variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka


termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada
perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.

3. Keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari


ekosistem di biosfir.
misalnya :
ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing
ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya
lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan
tropis di dalamnya ada harimau.

Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai
keanekaragaman hayati.

Cara Klasifikasi Dan Tata Nama

TINGKAT TAKSONOMI
Disebut juga tingkat pengelompokkan.Tingkatan ini disusun oleh kelompok
(takson) yang paling umum sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan
urutan tingkatan sebagai berikut:

1. Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan)

2. Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan)
95

3. Classis (Kelas)

4. Ordo (Bangsa)

5. Familia (Suku)

6. Genus (Marga)

7. Species (Jenis)

TATA NAMA

Dalam pemberian nama mahluk hidup kita mengenal nama daerah (anjing, dog)
dan nama ilmiah (ex: canine). Nama daerah hanya dapat dimengerti oleh
penduduk di daerah itu. Nama Ilmiah digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di
seluruh dunia menggunakan bahasa latin/yang dilatinkan. Setiap organisme hanya
memiliki satu nama yang sah.

CARA PEMBERIAN NAMA JENIS

Sistem tata nama yang digunakan disebut "binomial nomenclatur" yaitu


pemberian nama jenis/spesies dengan menggunakan 2 kata. Misalnya: padi >
Oryza sativa. Cara :
Kata depan : nama marga (genus)
Kata belakang : nama petunjuk spesies (spesies epithet). Sistem binomial
nomenklatur dipopulerkan pemakaiannya oleh Carolus Linnaeus.

CARA PEMBERIAN NAMA KELAS, BANGSA DAN FAMILI

1. Nama kelas adalah nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi
kelas Equisetinae.
96

2. Nama ordo adalah nama genus + ales. contoh: zingiber + ales, menjadi
ordo Zingiberales.
3. Nama famili adalah nama genus + aceae. contoh: Canna + aceae, menjadi
famili Cannacea

Manfaat Mempelajari Keanekaragaman Hayati

1 Dengan mengetahui adanya keanekaragamaan gen merupakan modal dasar


untuk melakukan rekayasa genetika dan hibridisasi (kawin silang) untuk
mendapatkan bibit unggul yang diharapkan.

2 Dengan mengetahui adanya kenaekaragaman jenis dapat menuntun kita


untuk mencari alternatif dari bahan makanan, bahan sandang, dan papan,
juga dapat menuntun kita memilih hewan-hewan unggul yang dapat
dibudidayakan.

3 Dengan mengetahui adanya keanekaragaman ekosistem kita dapat


mengembangkan sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu
sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan peternakan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
97

Lampiran 3 rambut yang dimiliki setiap


orang merupakan perwujudan
dari
Jenis soal : Pretest a. Keanekaragaman hayati
b. Keanekaragaman tingkat gen
Alokasi waktu : 60 menit c. Keanekaragaman tingkat
jenis
Nama :
d. Keanekaragaman tingkat
1. Identifikasikan gambar di bawah genus
ini! e. Keanekaragaman tingkat
ekosistem

Mata Pelajaran: Biologi

Konsep :Keanekaragaman
hayati

Kelas :
Ketiga hewan tersebut dapat
4. Pada gambar di bawah ini
digolong kedalam
manakah suatu ekosistem yang
keanekaragaman pada tingkat
terdapat tumbuhan homogen..
a. variasi
b. gen
c. jenis
d. ekosistem darat
e. ekosistem laut
a.
2. Penyebab keanekaragaman
individu dalam satu spesies
adalah
a. Pengaruh lingkungan b.
b. Perbedaan makanan
c. Susunan gen dalam
kromosom
d. Jumlah kromosomnya c.
e. Jumlah gen dalam kromosom

3. Adanya perbedaan warna kulit,


bentuk hidung, dan bentuk
98

Pada contoh tersebut,


keanekaragaman gen
mengakibatkan
d. a. Tidak ada satu individu
pun yang sama dengan
yang lain
b. Setiap jenis makhluk
e. hidup memiliki karakter
yang berbeda
c. Tidak ada ekosistem yang
5. Keanekaragaman ekosistem
sama karakternya
terbentuk karena adanya
d. Makhluk hidup dibedakan
a. Karakteristik hewan atau
atas kelas-kelas dan ordo-
tumbuhan yang berbeda
ordo
b. Lingkungan yang berbeda
e. Terjadi keanekaragaman
c. Factor biotik
kromosom
d. Factor biotik dan abiotik
e. Interaksi antara faktor biotik
7. Yang bukan merupakan
yang berbeda didalamnya
keanekaragaman genetic
6. Keanekaragaman gen terjadi
adalah
karena susunan perangkat gen
a. Variasi warna
masing-masing individu dapat
b. Variasi bentuk
berbeda-beda dan perangkat gen
c. Perbedaan ukuran
mampu berinteraksi dengan
d. Perbedaan jenis
lingkungannya. Misalnya pada
e. Variasi gen
pada contoh di bawah ini

8.

a.
ular air yang hidup di utara
atau timur laut Amerika
Serikat dan

b.
ular air yang hidup di bagian
barat dari danau Erie,
Amerika Serikat
99

Bila dibandingkan, kedua c. tumbuhan akan lebih


kawasan tersebut memiliki mudah dalam
iklim yang berbeda, namun memperoleh makanan di
bagaimanakah cara melihat lingkungan sekitarnya
kesamaan makhluk hidupnya d. untuk menghindari hewan
a. Memiliki tumbuhan pemangsa
dengan morfologi daun e. habitat tumbuhan sangat
berbentuk duri untuk mempengaruhi
mengurangi penguapan morfologinya demi
b. Memiliki tumbuhan kelangsungan hidupnya
dengan morfologi daun
yang lebar untuk 10. Banyaknya jenis ekosistem
memperbesar penguapan dalam hutan hujan tropis
c. Memiliki hewan-hewan maka lebih banyak juga
yang mampu melakukan keanekaragaman makhluk
hibernasi hidupnya. Hal ini dapat
d. Didominasi hewan-hewan dibuktikan dengan:
berkulit tebal yang a. Banyaknya jumlah
mengandung lemak lebih makhluk hidup di dalam
banyak hutan hujan tropis
e. Didominasi hewan b. Banyaknya jenis habitat
mamalia berambut lebat seperti tanah, air, pohon
untuk menjaganya dari sebagai tempat tinggal
suhu yang rendah makhluk hidup
c. Banyaknya jenis
9. Keanekaragaman tumbuhan tumbuhan sebagai
dipengaruhi oleh adaptasi makanan hewan herbivor
tumbuhan dengan lingkungan d. Banyaknya jenis hewan
sekitar. Alasan yang tepat herbivor sebagai makanan
untuk menilai pernyataan di hewan karnivor
atas e. Banyaknya jumlah air
a. keberagaman tumbuhan yang tersedia
dipengaruhi pula oleh
suhu lingkungan di 11. Keunikaan keanekaragaman
sekitarnya hayati Indonesia ditandai oleh
b. tumbuhan hanya a. hewan bertipe oriental
mengambil makanan di b. tumbuhan bertipe Malesiana
lingkungan sekitarnya c. hewan bertipe Australia
saja d. tumbuhan yang bersifat
endemic
100

e. semua benar c. Pemuliaan tanaman


d. Pembuatan taman-taman kota
12. Tumbuhan buah merah dapat e. Konservasi plasma nutfah
ditemukan di daerah
a. Kalimantan 16. Berikut ini beberapa mekanisme
b. Sumatera terjadinya degradasi habitat,
c. Jawa kecuali
d. Bali a. Eutrofikasi
e. Papua b. Hujan asam
c. Penggunaan DDT
13. Keanekaragaman hayati tertinggi d. Pemanasan global
Indonesia terdapat di Papua, e. Reboisasi
kemudian Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Sulawesi, dan Maluku. 17. Berikut ciri-ciri hewan
Semuanya memiliki flora dan berdasarkan kawasan
fauna endemik yang unik. Di penyebarannya.
bawah ini contoh hewan endemik 1. -Mamalia berukuran kecil
yang berasal dari Papua dan -Banyak hewan berkantung
Sumatera adalah -Tidak terdapat spesies kera
a. tapir dan nuri -Jenis-jenis burung memiliki
b. badak dan orang utan warna yang beragam
c. burung cendrawasih dan 2. -Mamalia yang berukuran
harimau besar
d. orang utan dan merak -Terdapat berbagai macam
e. babirusa dan anoa kera
-Terdapat hewan endemic
14. Kerusakan suatu habitat -Burung-burung memiliki
disebabkan oleh polusi warna yang kurang menarik
merupakan definisi dari dibanding burung-burung di
a. Fragmentasi habitat daerah Australia, tetapi dapat
b. Eksploitasi habitat berkicau
c. Degradasi habitat 3. -Banyaknya reptil yang
d. Global warming berukuran besar
e. Eutrofikasi -mamalia berambut sedikit

15. Kegiatan manusia yang dapat Berdasarkan ciri-ciri tersebut,


menurunkan keanekaragaman hewan yang memilikii ciri pada
hayati adalah no 2 termasuk dalam kategori
a. Introduksi spesies eksotik hewan
b. Reboisasi a. Oriental
101

b. Peralihan b. Social dan ekonomi


c. Austrialis c. Politik dan pendidikan
d. Wallace d. Pendidikan dan rekreasi
e. Weber e. Kesehatan dan budaya

18. 20. Tingginya keanekaragaman


hayati difaktori dengan adanya
upaya pelestarian makhluk hidup.
Aktivitas yang mampu
mempertahankan keanekaraman
hayati yang tepat
a. Pembuatan terasering pada
lahan miring-meningkatkan
keanekaragaman padi
b. Reboisasi – memunculkan
Kasus penebangan liar, kembali keanekaragaman
menghabiskan ratusan bahkan ribuan tumbuhan yang pernah hilang
pohon sebagai habitat juga produsen c. System tebang pilih –
bagi konsumen herbivor. Pada kasus menjaga tumbuhan yang
tersebut, bagaimana akibat yang masih memiliki potensi untuk
timbul jika salah satu kompenen tumbuh
dalam hutan dimusnahkan d. Pemupukan pada lahan
a. Keadaan ekosistem hutan tandus – memperbaiki
teap dalam keadaan stabil kualitas tanah
b. Populasi hewan mengalami e. Irigasi – memanfaatkan lahan
kepunahan agar tidak tandus
c. Populasi tumbuhan
mengalami kepunahan
d. Musnahnya populasi yang
lain 21. Tumbuhan berikut bermanfaat
e. Tidak ada tumbuhan dan untuk
hewan lain yang ikut musnah

19. Kekayaan aneka jenis flora dan


fauna sudah lama dimanfaatkan
untuk berbagai aspek, misalnya
kebun binatang, kebun raya, dan
hutan wisata yang manfaatnya
masuk kedalam aspek:
a. Social dan budaya
102

a. Sumber makanan rusak atau berubah fungsinya,


b. Bahan pakaian kerusakan alam semakin parah
c. Bahan obat-obatan dengan adanya kegiatan
d. Penyerap NO2 penebangan kayu hutan secara
e. Bahan industry liar, pembangunan pemukiman
dan industri, pembangunan
22. Kebakaran hutan di Riau terjadi perkebunan dan ekstensifikasi
secara sengaja oleh tangan pertanian. Langkah yang tepat
manusia dengan tujuan untuk melestarikan habitat dan
memudahkan mereka dalam keanekaragaman makhluk hidup,
membabat hutan, namun yang kecuali;
terjadi angin kencang semakin a. Membangun kawasan suaka
membesarkan api sehingga alam yang memiliki dan
berhektar-hektar hutan hangus melindungi tumbuhan,
terbakar. Bagaimana seharusnya hewan, ekosistem yang khas
kita mengkritisi peristiwa b. Membangun kawasan suaka
tersebut terkait dengan manfaat alam yang memiliki ciri khas
keanekaragaman hayati berupa keanekaragaman dan
a. Cara tersebut boleh saja keunikan jenis satwa dengan
dilakukan asalkan dapat melakukan pembinaan
dikontrol penyebaran kobaran terhaadap habitatnya
apinya c. Mengelola ekosistem asli
b. Cara tersebut tentu dapat dengan system zonasi
memusnahkan spesies-spesies d. Membangun kawasan yang di
secara cepat dan mengurangi dalamnya terdapat potensi
fungsi hutan sebagai satwa buru yang
penyimpan air diperuntukkan untuk rekreasi
c. Pengguna lahan sebaiknya buru
mengontrol keadaan angin e. Melalukan pemisahan suatu
sebelum mereka melakukan habitat menjadi lebih kecil
pembakaran hutan lagi.
d. Kebakaran hutan dapat
menimbulkan penyakit ISPA 24. Perusakan hutan di Kalimantan
e. Cara tersebut dapat dikatakan mendapat perhatian yang besar
eksploitasi hutan yang dari penduduk dunia karena
seharusnya tidak dilakukan dapat mengancam kehidupan di
oleh siapapun bumi. Hutan di Kalimantan
merupakan salah satu paru-paru
23. Saat ini, tidak sedikit habitat dunia yang masih tersisa.
hewan dan tumbuhan yang telah Manakah kemampuan tumbuhan
103

yang merupakan fungsi hutan b. Melakukan usaha peternakan,


sebagai paru-paru dunia; seperti beternak buaya,
a. Menggunakan oksigen untuk iguana, dan kupu-kupu
menghasilkan bahan c. Memberikan kesadaran pada
makanan pada proses masyarakat tentang
respirasi pentingnya keanekaragaman
b. Menyerap oksigen dari udara hayati dalam kehidupan
untuk membentuk uap air d. Membuat ranjau hewan liar
pada proses transpirasi di kawasan konservasi
c. Menyerap karbon dioksida e. Turut melindungi bentuk
untuk membentuk uap air konservasi yang telah
pada proses evaporasi dilakukan seperti cagar alam,
d. Menyerap karbon dioksida suaka margasatwa dan taman
untuk membentuk oksigen nasional.
pada proses fotosintesis
e. Menyerap uap air untuk 26. System klasifikasi berdasarkan
membentuk bahan makanan cara memperoleh makanan
pada proses asimilasi menghasilkan kingdom-kingdom
a. Plantae, Animalia
25. Indonesia terkenal memiliki b. Fungi, Animalia
kekayaan sumber daya hayati c. Virus, Monera
yang melimpah, kekayaan d. Fungi, Animalia, Plantae
tersebut tersebar di daratan e. Fungi, Monera, Plantae
maupun di lautan. Hal inilah
yang membuat Indonesia dikenal 27. Timbulnya spesies baru dapat
sebagai megadiversity country. diakibatkan oleh factor
Namun kini, kekayaan hewan domestikasi, artinya
endemik seperti harimau a. Memelihara jenis hewan atau
sumatera, badak bercula satu, tumbuhan tertentu untuk
komodo di Indonesia kian keperluan hidup
merosot, sehingga diperlukan b. Mengumpulkan babi hutan
konservasi sebagai usaha dan anjing hutan untuk
perlindungan. Hal yang persediaan makanan
mendukung usaha perlindungan c. Menjinakan kucing untuk
melalui konservasi di bawah ini, menangkap tikus
kecuali d. Menjinakan hewan liar dan
a. Melakukan usaha membudidayakan tanaman
pengembangbiakan hewan- air
hewan yang terancam punah e. Memelihara hutan-hutan agar
hewan atau tumbuhan yang
104

ada sesuai dengan keadaan 29. Pelestarian sumber daya alam


aslinya ada dua yaitu secara in situ dan
eksitu. Perbedaannya adalah
28. a. Pelestarian in situ dilakukan
di habitat asli, sedangkan
eksitu dengan pemindaahan
individu dari tempat aslinya
ke tempat lain
b. Pelestarian in situ dilakukan
di laboratorium , sedangkan
eksitu dengan memindahkan
dri tempat aslinya ke tempat
lain
c. Pelestarian in situ dilakukan
di laboratorium, sedangkan
eksitu dengan membuat
kebun plasma nutfah
d. Pelestarian in situ dilakukan
di habitat asli, sedangkan
Pada piramida di atas, manakah eksitu dengan membuat
urutan yang tepat dari takson taman nasional
terendah ke takson tertinggi e. Pelestarian in situ dilakukan
dengan membuat hutan
a. Felis silvestris-felis-felidae- lindung, sedangkan eksitu
karnivora-mamalia-chordata- membuat kebun binatang
animalia
b. Felis silvestris-felidae-felis- 30. Kunci dikotomi
karnivora-mamalia-chordata- mengklasifikasikan organisme
animalia dengan membagi kelompoknya
c. Felis-felidae-Felis silvestris- menjadi;
karnivora-mamalia-chordata- a. Dua kelompok yang lebih
animalia kecil
d. Animalia-chordata-mamalia- b. Dua atau lebih kelompok
karnivora-felidae-felis-Felis yang lebih kecil
silvestris c. Tiga kelompok yang lebih
e. Animalia-karnivora-mamalia- kecil
chordata-felis-felidae-Felis d. Tiga atau lebih kelompok
silvestris yang lebih kecil
e. Empat kelompok yang lebih
kecil
105

3. Felis domestica
31. Yang dimaksud dengan 4. Musa paradisiacal
konservasi adalah
a. Usaha pemeliharaan atau Manakah yang kekerabatannya
perlindungan secara teratur paling dekat?
untuk mencegah kemusnahan a. 1 dan 2
dengan jalan mengontrol, b. 1 dan 3
mempertahankan, dan c. 2 dan 3
menyelamatkan d. 3 dan 4
b. Penggalian sumber daya alam e. 2 dan 4
baik sumber daya alam biotic
maupun abiotik untuk 34. Citrus nobilis adalah nama ilmiah
kepentingan negar dalam dari jeruk keprok; kata Citrus
meningkatkan hajat hidup menunjukkan takson
rakyatnya a. Filum
c. Usaha penanaman kembali b. Family
hutan-hutan yang telah c. Kelas
gundul d. Genus
d. Eksploitasi sumber daya alam e. Spesies
hayati secara besar-besaran
untuk meningkatkan devisa 35. Contoh tempat pelestarian
Negara dan mengurangi keanekaragaman hayati secara eksitu
pengangguran adalah
e. Usaha pelestarian sumber a. Kebun raya dan kebun
daya alam yang dpelopori binatang
oleh kelompok penyayang b. Cagar alam dan taman
lingkungan nasional
c. Taman wisata dan hutan
32. Tingkat takson tumbuhan yang lindung
terbesar adalah d. Kebun raya dan taman
a. Filum nasional
b. Divisi e. Kebun binatang dan taman
c. Genus nasional
d. Kelas
e. Ordo

33. Berikut ini adalah nama ilmiah


beberapa organisme:
1. Curcuma domestica
2. Musa textilis
106

Lampiran 4 ular air yang hidup di bagian


barat dari danau Erie,
Jenis soal : Postest Amerika Serikat
Alokasi waktu : 60 menit Pada contoh tersebut,
keanekaragaman gen
Nama : mengakibatkan
a. Tidak ada satu individu
pun yang sama dengan
1. Adanya perbedaan warna kulit,
yang lain
bentuk hidung, dan bentuk
b. Setiap jenis makhluk
rambut yang dimiliki setiap
hidup memiliki karakter
orang merupakan perwujudan
yang berbeda
dari
c. Tidak ada ekosistem yang
a. Keanekaragaman hayati
sama karakternya
b. Keanekaragaman tingkat gen
d. Makhluk hidup dibedakan
c. Keanekaragaman tingkat
atas kelas-kelas dan ordo-
jenis
ordo
d. Keanekaragaman tingkat
e. Terjadi keanekaragaman
genus
kromosom
e. Keanekaragaman tingkat
ekosistem
3. Identifikasikan gambar di bawah
ini!
2. Keanekaragaman gen terjadi
karena susunan perangkat gen
masing-masing individu dapat
berbeda-beda dan perangkat gen
mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya pada
pada contoh di bawah ini

Ketiga hewan tersebut dapat


digolong kedalam
a.
keanekaragaman pada tingkat
ular air yang hidup di utara
atau timur laut Amerika a. variasi
Serikat dan b. gen
c. jenis
d. ekosistem darat
e. ekosistem laut

b.
107

4. Yang bukan merupakan


keanekaragaman genetic adalah
a. Variasi warna e.
b. Variasi bentuk
c. Perbedaan ukuran 7. Banyaknya jenis ekosistem
d. Perbedaan jenis dalam hutan hujan tropis
e. Variasi gen maka lebih banyak juga
keanekaragaman makhluk
5. Penyebab keanekaragaman hidupnya. Hal ini dapat
individu dalam satu spesies dibuktikan dengan:
adalah a. Banyaknya jumlah
a. Pengaruh lingkungan makhluk hidup di dalam
b. Perbedaan makanan hutan hujan tropis
c. Susunan gen dalam b. Banyaknya jenis habitat
kromosom seperti tanah, air, pohon
d. Jumlah kromosomnya sebagai tempat tinggal
e. Jumlah gen dalam kromosom makhluk hidup
c. Banyaknya jenis
6. Pada gambar di bawah ini tumbuhan sebagai
manakah suatu ekosistem yang makanan hewan herbivor
terdapat tumbuhan homogen.. d. Banyaknya jenis hewan
herbivor sebagai makanan
hewan karnivor
e. Banyaknya jumlah air
a. yang tersedia

b. 8. Keanekaragaman ekosistem
terbentuk karena adanya
a. Karakteristik hewan atau
tumbuhan yang berbeda
b. Lingkungan yang berbeda
c. c. Factor biotik
d. Factor biotik dan abiotik
e. Interaksi antara faktor biotik
yang berbeda didalamnya
d.
9.
108

Kalimantan, Jawa, Sulawesi,


dan Maluku. Semuanya
memiliki flora dan fauna
endemik yang unik. Di bawah
ini contoh hewan endemik
yang berasal dari Papua dan
Sumatera adalah
a. tapir dan nuri
b. badak dan orang utan
c. burung cendrawasih dan
harimau
d. orang utan dan merak
Bila dibandingkan, kedua e. babirusa dan anoa
kawasan tersebut memiliki
iklim yang berbeda, namun 11. Keanekaragaman tumbuhan
bagaimanakah cara melihat dipengaruhi oleh adaptasi
kesamaan makhluk hidupnya tumbuhan dengan lingkungan
a. Memiliki tumbuhan sekitar. Alasan yang tepat
dengan morfologi daun untuk menilai pernyataan di
berbentuk duri untuk atas
mengurangi penguapan a. keberagaman tumbuhan
b. Memiliki tumbuhan dipengaruhi pula oleh
dengan morfologi daun suhu lingkungan di
yang lebar untuk sekitarnya
memperbesar penguapan b. tumbuhan hanya
c. Memiliki hewan-hewan mengambil makanan di
yang mampu melakukan lingkungan sekitarnya
hibernasi saja
d. Didominasi hewan-hewan c. tumbuhan akan lebih
berkulit tebal yang mudah dalam
mengandung lemak lebih memperoleh makanan di
banyak lingkungan sekitarnya
e. Didominasi hewan d. untuk menghindari hewan
mamalia berambut lebat pemangsa
untuk menjaganya dari e. habitat tumbuhan sangat
suhu yang rendah mempengaruhi
morfologinya demi
10. Keanekaragaman hayati kelangsungan hidupnya
tertinggi Indonesia terdapat di
Papua, kemudian Sumatera,
109

12. Keunikaan keanekaragaman 1. -Mamalia berukuran kecil


hayati Indonesia ditandai oleh -Banyak hewan berkantung
a. hewan bertipe oriental -Tidak terdapat spesies kera
b. tumbuhan bertipe Malesiana -Jenis-jenis burung memiliki
c. hewan bertipe Australia warna yang beragam
d. tumbuhan yang bersifat 2. -Mamalia yang berukuran
endemic besar
e. semua benar -Terdapat berbagai macam
13. Kerusakan suatu habitat kera
disebabkan oleh polusi -Terdapat hewan endemic
merupakan definisi dari -Burung-burung memiliki
a. Fragmentasi habitat warna yang kurang menarik
b. Eksploitasi habitat dibanding burung-burung di
c. Degradasi habitat daerah Australia, tetapi dapat
d. Global warming berkicau
e. Eutrofikasi 3. -Banyaknya reptil yang
berukuran besar
14. Berikut ini beberapa mekanisme -mamalia berambut sedikit
terjadinya degradasi habitat,
kecuali Berdasarkan ciri-ciri tersebut,
a. Eutrofikasi hewan yang memilikii ciri pada
b. Hujan asam no 2 termasuk dalam kategori
c. Penggunaan DDT hewan
d. Pemanasan global a. Oriental
e. Reboisasi b. Peralihan
c. Austrialis
15. Kegiatan manusia yang dapat d. Wallace
menurunkan keanekaragaman e. Weber
hayati adalah
a. Introduksi spesies eksotik 17.
b. Reboisasi
c. Pemuliaan tanaman
d. Pembuatan taman-taman kota
e. Konservasi plasma nutfah

16. Berikut ciri-ciri hewan


berdasarkan kawasan
penyebarannya.
110

Kasus penebangan liar, 19. Tumbuhan berikut bermanfaat


menghabiskan ratusan bahkan ribuan untuk
pohon sebagai habitat juga produsen
bagi konsumen herbivor. Pada kasus
tersebut, bagaimana akibat yang
timbul jika salah satu kompenen
dalam hutan dimusnahkan

a. Keadaan ekosistem hutan


teap dalam keadaan stabil
b. Populasi hewan mengalami
kepunahan
c. Populasi tumbuhan
mengalami kepunahan
a. Sumber makanan
d. Musnahnya populasi yang
b. Bahan pakaian
lain
c. Bahan obat-obatan
e. Tidak ada tumbuhan dan
d. Penyerap NO2
hewan lain yang ikut musnah
e. Bahan industry
20. Tumbuhan buah merah dapat
18. Tingginya keanekaragaman
ditemukan di daerah
hayati difaktori dengan adanya
a. Kalimantan
upaya pelestarian makhluk hidup.
b. Sumatera
Aktivitas yang mampu
c. Jawa
mempertahankan keanekaraman
d. Bali
hayati yang tepat
e. Papua
a. Pembuatan terasering pada
lahan miring-meningkatkan
21. Kekayaan aneka jenis flora dan
keanekaragaman padi
fauna sudah lama dimanfaatkan
b. Reboisasi – memunculkan
untuk berbagai aspek, misalnya
kembali keanekaragaman
kebun binatang, kebun raya, dan
tumbuhan yang pernah hilang
hutan wisata yang manfaatnya
c. System tebang pilih –
masuk kedalam aspek:
menjaga tumbuhan yang
a. Social dan budaya
masih memiliki potensi untuk
b. Social dan ekonomi
tumbuh
c. Politik dan pendidikan
d. Pemupukan pada lahan
d. Pendidikan dan rekreasi
tandus – memperbaiki
e. Kesehatan dan budaya
kualitas tanah
e. Irigasi – memanfaatkan lahan
22. Kebakaran hutan di Riau terjadi
agar tidak tandus
secara sengaja oleh tangan
111

manusia dengan tujuan untuk melestarikan habitat dan


memudahkan mereka dalam keanekaragaman makhluk hidup,
membabat hutan, namun yang kecuali;
terjadi angin kencang semakin a. Membangun kawasan suaka
membesarkan api sehingga alam yang memiliki dan
berhektar-hektar hutan hangus melindungi tumbuhan,
terbakar. Bagaimana seharusnya hewan, ekosistem yang khas
kita mengkritisi peristiwa b. Membangun kawasan suaka
tersebut terkait dengan manfaat alam yang memiliki ciri khas
keanekaragaman hayati berupa keanekaragaman dan
a. Cara tersebut boleh saja keunikan jenis satwa dengan
dilakukan asalkan dapat melakukan pembinaan
dikontrol penyebaran kobaran terhaadap habitatnya
apinya c. Mengelola ekosistem asli
b. Cara tersebut tentu dapat dengan system zonasi
memusnahkan spesies-spesies d. Membangun kawasan yang di
secara cepat dan mengurangi dalamnya terdapat potensi
fungsi hutan sebagai satwa buru yang
penyimpan air diperuntukkan untuk rekreasi
c. Pengguna lahan sebaiknya buru
mengontrol keadaan angin e. Melalukan pemisahan suatu
sebelum mereka melakukan habitat menjadi lebih kecil
pembakaran hutan lagi.
d. Kebakaran hutan dapat
menimbulkan penyakit ISPA 24. Perusakan hutan di Kalimantan
e. Cara tersebut dapat dikatakan mendapat perhatian yang besar
eksploitasi hutan yang dari penduduk dunia karena
seharusnya tidak dilakukan dapat mengancam kehidupan di
oleh siapapun bumi. Hutan di Kalimantan
merupakan salah satu paru-paru
23. Saat ini, tidak sedikit habitat dunia yang masih tersisa.
hewan dan tumbuhan yang telah Manakah kemampuan tumbuhan
rusak atau berubah fungsinya, yang merupakan fungsi hutan
kerusakan alam semakin parah sebagai paru-paru dunia;
dengan adanya kegiatan a. Menggunakan oksigen untuk
penebangan kayu hutan secara menghasilkan bahan
liar, pembangunan pemukiman makanan pada proses
dan industri, pembangunan respirasi
perkebunan dan ekstensifikasi
pertanian. Langkah yang tepat
112

b. Menyerap oksigen dari udara d. Membuat ranjau hewan liar


untuk membentuk uap air di kawasan konservasi
pada proses transpirasi e. Turut melindungi bentuk
c. Menyerap karbon dioksida konservasi yang telah
untuk membentuk uap air dilakukan seperti cagar alam,
pada proses evaporasi suaka margasatwa dan taman
d. Menyerap karbon dioksida nasional.
untuk membentuk oksigen
pada proses fotosintesis 26. Timbulnya spesies baru dapat
e. Menyerap uap air untuk diakibatkan oleh factor
membentuk bahan makanan domestikasi, artinya
pada proses asimilasi a. Memelihara jenis hewan atau
tumbuhan tertentu untuk
25. Indonesia terkenal memiliki keperluan hidup
kekayaan sumber daya hayati b. Mengumpulkan babi hutan
yang melimpah, kekayaan dan anjing hutan untuk
tersebut tersebar di daratan persediaan makanan
maupun di lautan. Hal inilah c. Menjinakan kucing untuk
yang membuat Indonesia dikenal menangkap tikus
sebagai megadiversity country. d. Menjinakan hewan liar dan
Namun kini, kekayaan hewan membudidayakan tanaman
endemik seperti harimau air
sumatera, badak bercula satu, e. Memelihara hutan-hutan agar
komodo di Indonesia kian hewan atau tumbuhan yang
merosot, sehingga diperlukan ada sesuai dengan keadaan
konservasi sebagai usaha aslinya
perlindungan. Hal yang
mendukung usaha perlindungan 27. Yang dimaksud dengan
melalui konservasi di bawah ini, konservasi adalah
kecuali a. Usaha pemeliharaan atau
a. Melakukan usaha perlindungan secara teratur
pengembangbiakan hewan- untuk mencegah kemusnahan
hewan yang terancam punah dengan jalan mengontrol,
b. Melakukan usaha peternakan, mempertahankan, dan
seperti beternak buaya, menyelamatkan
iguana, dan kupu-kupu b. Penggalian sumber daya alam
c. Memberikan kesadaran pada baik sumber daya alam biotic
masyarakat tentang maupun abiotik untuk
pentingnya keanekaragaman kepentingan negar dalam
hayati dalam kehidupan
113

meningkatkan hajat hidup


rakyatnya 29. Kunci dikotomi
c. Usaha penanaman kembali mengklasifikasikan organisme
hutan-hutan yang telah dengan membagi kelompoknya
gundul menjadi;
d. Eksploitasi sumber daya alam a. Dua kelompok yang lebih
hayati secara besar-besaran kecil
untuk meningkatkan devisa b. Dua atau lebih kelompok
Negara dan mengurangi yang lebih kecil
pengangguran c. Tiga kelompok yang lebih
e. Usaha pelestarian sumber kecil
daya alam yang dpelopori d. Tiga atau lebih kelompok
oleh kelompok penyayang yang lebih kecil
lingkungan e. Empat kelompok yang lebih
kecil
28. Pelestarian sumber daya alam
ada dua yaitu secara in situ dan 30. Contoh tempat pelestarian
eksitu. Perbedaannya adalah keanekaragaman hayati secara
a. Pelestarian in situ dilakukan eksitu adalah
di habitat asli, sedangkan a. Kebun raya dan kebun
eksitu dengan pemindaahan binatang
individu dari tempat aslinya b. Cagar alam dan taman
ke tempat lain nasional
b. Pelestarian in situ dilakukan c. Taman wisata dan hutan
di laboratorium , sedangkan lindung
eksitu dengan memindahkan d. Kebun raya dan taman
dri tempat aslinya ke tempat nasional
lain e. Kebun binatang dan taman
c. Pelestarian in situ dilakukan nasional
di laboratorium, sedangkan
eksitu dengan membuat 31. System klasifikasi berdasarkan
kebun plasma nutfah cara memperoleh makanan
d. Pelestarian in situ dilakukan menghasilkan kingdom-kingdom
di habitat asli, sedangkan a. Plantae, Animalia
eksitu dengan membuat b. Fungi, Animalia
taman nasional c. Virus, Monera
e. Pelestarian in situ dilakukan d. Fungi, Animalia, Plantae
dengan membuat hutan e. Fungi, Monera, Plantae
lindung, sedangkan eksitu
membuat kebun binatang
114

32. Tingkat takson tumbuhan yang


terbesar adalah
a. Filum
b. Divisi
c. Genus
d. Kelas
e. Ordo

33. Citrus nobilis adalah nama


ilmiah dari jeruk keprok; kata
Citrus menunjukkan takson
a. Filum
b. Family
c. Kelas
d. Genus Pada piramida di atas, manakah
e. Spesies urutan yang tepat dari takson
terendah ke takson tertinggi
34. Berikut ini adalah nama ilmiah
beberapa organisme: a. Felis silvestris-felis-felidae-
1. Curcuma domestica karnivora-mamalia-chordata-
2. Musa textilis animalia
3. Felis domestica b. Felis silvestris-felidae-felis-
4. Musa paradisiacal karnivora-mamalia-chordata-
animalia
Manakah yang kekerabatannya c. Felis-felidae-Felis silvestris-
paling dekat? karnivora-mamalia-chordata-
a. 1 dan 2 animalia
b. 1 dan 3 d. Animalia-chordata-mamalia-
c. 2 dan 3 karnivora-felidae-felis-Felis
d. 3 dan 4 silvestris
e. 2 dan 4 Animalia-karnivora-mamalia-
chordata-felis-felidae-Felis
35. silvestris
115

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)

I. Kompetensi Inti :

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
116

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai


kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi

III. Indikator
- Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
117

- Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat


keanekaragaman hayati
- Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia

IV. Tujuan Pembelajaran


- Siswa mampu mendeskripsikan masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
- Siswa mampu membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) melalui
lingkungan sekitar sekolah
- Siswa mampu mengidentifikasikan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu menjelaskan kekayaan flora, fauna di Indonesia
- Siswa mampu membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia berdasarkan
makhluk hidup yang berada di lingkungan sekitar sekolah.

V. Materi Ajar
a. Pengertian keanekaragaman hayati
b. Tingkatan keanekaragaman hayati
c. Keanekaragaman hayati Indonesia

VI. Metode Pembelajaran


Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Pendekatan lingkungan

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran


Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Pembelajaran waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Pendahuluan - Mengucapkan - Siswa menjawab salam, 2 menit
118

salam, berdoa dan berdoa mengatur posisi


pesiapan dengan rapi

- Mengecek kehadiran - Siswa menjawab


siswa kehadiran ketika
diabsent

- Menjelaskan tujuan - Siswa mendengarkan 1 menit


pembelajaran yang penjelasan awal guru
akan disampaikan

- Menjelaskan model - Siswa mendengarkan 2 menit


pembelajaran penjelasan guru
lingkungan sekitar

Memberikan pemandu Siswa mendengarkan


kesempatan untuk arahan dari pemandu 3 menit
memaparkan arahan
2. Apersepsi Bagaimana Siswa menjawab 2 menit
keanekaragaman pertanyaan guru mengenai
hayati bisa terbentuk? keanekaragaman hayati
Apa sajakah contoh Siswa menyebutkan
di sekitar kita yang contoh-contoh
menunjukkan keanekaragaman
keanekaragaman?

Kegiatan Inti (100 menit)


Ceramah - Guru menjelaskan - Siswa mendengarkan 10 menit
kepada siswa penjelasan dari guru
119

mengenai definisi
keanekaragaman
hayati serta berbagai
tingkatannya

Mengamati
Mengembangkan - Guru membentuk - Masing-masing siswa 5 menit
pemikiran kelompok yang merapat kepada teman
masing-masing sekelompoknya
terdiri dari 5-6 siswa
Melaksanakan - Guru meminta siswa - Siswa mengamati 15 menit
kegiatan inquiri mengamati lingkungan dan
lingkungan dan keberadaan makhluk
keberadaan makhluk hidup dengan
hidup dengan mengelilingi kawasan di
mengelilingi hutan lindung
kawasan hutan
lindung

Menanya
Mengembangkan - Guru bertanya - Siswa menjawab 2 menit
sifat ingin tahu kepada seluruh pertanyaan guru
siswa, apakah
terdapat beragam
macam makhluk
hidup di hutan
lindung?
- Guru memberikan
- Siswa menjawab dan
pertanyaan kepada 2 3 menit
menyebutkan spesies-
orang siswa, apa
spesies yang terdapat di
120

saja makhluk hidup hutan lindung


yang terdapat di
hutan lindung?
- Guru memberikan - Siswa bertanya kepada 5 menit
kesempatan kepada pemandu hal-hal yang
siswa untuk belum difahami
bertanya kepada
pemandu seputar
keanekaragaman
hayati di hutan
lindung

Mengumpulkan data
- Siswa menuliskan 10 menit
- Guru meminta siswa
berbagai macam
menuliskan
ekosistem di LKS secara
berbagai macam
berkelompok
ekosistem yang
terdapat di hutan
lindung
Menghadirkan - Siswa menuliskannya di 10 menit
- Guru meminta siswa
model sebagai LKS secara berkelompok
menyebutkan dan
contoh belajar
mengelompokkan
makhluk hidup yang
ditemukan pada
masing-masing
ekosistem ke dalam
tingkatan
keanekaragaman
hayati dengan
menggunakan LKS
121

Mengasosiasi - Siswa melaksanakan 10 menit


- Guru meminta siswa perintah guru dengan
mendiskusikan berdiskusi dan
mengenai perbedaan mengerjakan LKS yang
kekayaan flora dan diberikan guru.
fauna berdasarkan
garis Wallace dan
garis weber 10 menit
- Guru meminta siswa
mendiskusikan
makhluk hidup yang
telah disebutkan
untuk
dikelompokkan
berdasarkan
penyebaran wilayah
menggunakan LKS.

Mengkomunikasikan - Siswa menyiapkan karya 20 menit


Guru meminta siswa seperti laporan dan
mempresentasikaan berbagai tugas lainnya
siswa data-data, hasil dengan temannya
diskusi kelompok

Kegiatan Akhir (25 menit)


- Guru memberikan Siswa memperhatikan dan 5 menit
122

predikat kepada menerima penilaian guru


masing-masing
kelompok
- Guru memberikan 5 menit
penghargaan
kepada kelompok
yang memiliki
nilai tinggi

Refleksi - Guru memberikan Siswa bertanya kepada 5 menit


kesempatan kepada guru mengenai hal yang
masing-masing siswa belum difahami mengenai
untuk bertanya tingkatan dan kekayaan
seputar tingkatan dan keanekaragaman hayati di
kekayaan Indonesia
keanekaragaman
hayati di Indonesia

- Guru menyimpulkan - Siswa turut 5 menit


hasil diskusi dan menyimpulkan
presentasi siswa

Penilaian - Guru memberi tugas Siswa melaksanakan tugas 2 menit


rumah kepada siswa dari guru
untuk menjawab
soal-soal yang
diberikan secara
individu.
- Guru memberi tugas 1 menit
untuk membaca
123

materi di pertemuan
selanjutnya
- Menutup pelajaran 2 menit
dengan berdoa dan
salam

VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)

IX. Teknik dan Bentuk Instrumen


124

Teknik Bentuk Instrumen


Tes untuk kerja Lembar observasi
Tes tertulis Pretest dan postest
portofolio Lembar Kerja Siswa

Bogor, 03 September 2014

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi


Peneliti

(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
125

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)

I. Kompetensi Inti :

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
126

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai


kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi

III. Indikator
- Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di Indonesia
berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
127

- Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang


menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia
- Mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui laporan pengamatan
tingkat keanekaragaman hayati

IV. Tujuan Pembelajaran


- Siswa mampu menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati
di Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
- Siswa mampu mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-
faktor yang menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
- Siswa mampu mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Siswa mampu menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui
laporan pengamatan tingkat keanekaragaman hayati

V. Materi Ajar
a. Manfaat keanekaragaman hayati
b. Penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati
c. Upaya pelestarian keanekaragman hayati
d. System klasifikasi makhluk hidup

VI. Metode Pembelajaran


Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Pendekatan lingkungan

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran


Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
128

Pembelajaran waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Pendahuluan - Mengucapkan salam - Siswa menjawab salam 2 menit
dan persiapan dan mengatur posisi
dengan rapi

- Mengecek kehadiran - Siswa menjawab


siswa kehadiran ketika
diabsent

- Menjelaskan tujuan - Siswa mendengarkan 1 menit


pembelajaran yang penjelasan awal guru
akan disampaikan

- Menjelaskan model - Siswa mendengarkan 2 menit


pembelajaran penjelasan guru
lingkungan sekitar

Memberikan Siswa menjawab 1 menit


pertanyaan awal pertanyaan dari guru
tentang apa yang
diketahui siswa
mengenai konservasi
keanekaragaman
hayati di Indonesia
2. Apersepsi Bagaimana apabila Siswa menjawab 2 menit
tidak adanya pertanyaan guru
keanekaragaman
hayati?
Apa sajakah yang Siswa menyebutkan hal-
129

dapat dilakukan untuk hal yang dapat dilakukan 2 menit


melestarikan untuk melestarikan
keanekaragaman keanekaragaman

Kegiatan Inti (100 menit)


Mengamati
- Guru meminta siswa - Siswa bergabung dengan 5 menit
bergabung dengan kelompoknya masing-
kelompoknya masing
sambil membawa
alat tulis
Mengembangkan - Membimbing dan - Siswa melakukan 15 menit
pemikiran mengawasi siswa pengamatan dengan
melakukan mengidentifikasi
identifikasi tumbuhan dan hewan
tumbuhan dan untuk mengetahui
hewan mengenai masing-masing
manfaatnya yang manfaatnya
ada di lingkungan
hutan lindung

Menanya
Melaksanakan - Membimbing siswa - Menulis hal-hal yang 5 menit
kegiatan inquiri menulis hal-hal diperoleh dari
yang diperoleh dari pengamatan
hasil pengamatan
Mengembangkan - Mendorong siswa - Siswa bertanya kepada 5 menit
sifat ingin tahu bertanya kepada teman atau kepada guru
siswa lain atau apabila ada yang kurang
130

kepada guru difahami mengenai


mengenai manfaat manfaat makhluk hidup
makhluk hidup yang yang ditemukan
diamati/ditemukan

Mengumpulkan data
Menghadirkan - Siswa menyusun dan
- Membimbing siswa 10 menit
model sebagai menyajikan hasil
menyusun dan
contoh belajar pengamatan pada LKS
menyajikan hasil
pengamatan
berdasarkan
manfaat masing-
masing makhluk
hidup yang
ditemukan di hutan
lindung

Mengasosiasi
- Membimbing siswa
- Siswa beridiskusi
berdiskusi 15 menit
sesama kelompoknya
mengkaitkan
mengenai keterkaitan
makhluk hidup yang
antara makhluk hidup
ditemukan dari hasil
yang ditemukan dengan
pengamatan
manfaat yang diperoleh
langsungnya dengan
dari masing-masing
manfaat yang
makhluk hidup
diperoleh dari
masing-masing
individu makhluk
hidup
- Membimbing siswa
131

menemukan - Siswa mendiskusikan 10 menit


penyebab factor-faktor penyebab
menurunnya menurunnya
keanekaragaman keanekaragaman hayati
hayati beserta dan upaya
upaya pelestariannya
pelestariannya
- Membimbing siswa
berdiskusi untuk - Siswa menyelesaikan 15 menit
menyusun laporan laporan

Mengkomunikasikan
- Guru meminta siswa - Siswa
mempresentasikan mempresentasikan di 20 menit
hasil data di LKS depan kelas

Kegiatan Akhir (25 menit)


- Guru memberikan Siswa memperhatikan dan 5 menit
predikat kepada menerima penilaian guru
masing-masing
kelompok
- Guru memberikan 5 menit
penghargaan
kepada kelompok
yang memiliki
nilai tinggi

- Guru memberikan Siswa bertanya kepada 5 menit


132

kesempatan kepada guru mengenai hal yang


masing-masing siswa belum difahami mengenai
untuk bertanya materi hari ini
seputar klasifikasi
makhluk hidup,
manfaat dan upaya
pelestarian
keanekaragaman
hayati

Refleksi - Guru menyimpulkan - Siswa turut 5 menit


hasil diskusi dan menyimpulkan
presentasi siswa

Penilaian - Guru memberikan Siswa melaksanakan tugas 5 menit


latihan soal dari guru

VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
133

- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)

IX. Teknik dan Bentuk Instrumen


Teknik Bentuk Instrumen
Tes untuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Tes tertulis Pretest dan postest
Lembar Kerja Siswa dan
portofolio
rubrik

Bogor, 03 September 2014

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi


Peneliti

(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
134

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)

I. Kompetensi Inti :

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
135

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai


kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi

III. Indikator
- Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
136

- Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat


keanekaragaman hayati
- Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia
IV. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu mendeskripsikan masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
- Siswa mampu membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) melalui gambar
- Siswa mampu mengidentifikasikan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu menjelaskan kekayaan flora, fauna di Indonesia
- Siswa mampu membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia berdasarkan
makhluk hidup yang berada di gambar

V. Materi Ajar
a. Pengertian keanekaragaman hayati
b. Tingkatan keanekaragaman hayati
c. Keanekaragaman hayati Indonesia

VI. Metode Pembelajaran


Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Strategi Ekspositori
Media PPT (Power Point)
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Persiapan - Mengucapkan salam - Siswa menjawab salam 2 menit
dan persiapan dan mengatur posisi
duduk dengan rapi
137

- Mengecek kehadiran - Siswa menjawab


siswa kehadiran ketika
diabsent

- Menjelaskan tujuan - Siswa mendengarkan 1 menit


pembelajaran yang penjelasan awal guru
akan disampaikan

- Mengulas materi - Siswa mendengarkan 2 menit


sebelumnya dan penjelasan guru
mengkaitkannya
dengan materi yang
akan dibahas
Memberikan Siswa menjawab 1 menit
pertanyaan awal pertanyaan guru
tentang apa yang
diketahui siswa
mengenai
keanekaragaman
hayati di Indonesia
Bagaimana Siswa menjawab 2 menit
keanekaragaman pertanyaan guru mengenai
hayati bisa terbentuk? keanekaragaman hayati
Apa sajakah contoh Siswa menyebutkan
di sekitar kita yang contoh-contoh 2 menit
menunjukkan keanekaragaman
keanekaragaman?

Kegiatan Inti (90 menit)


138

2. Penyajian - Guru menjelaskan - Siswa mendengarkan 10 menit


kepada siswa penjelasan dari guru
mengenai definisi
keanekaragaman
hayati serta berbagai
tingkatannya

Mengamati
- Guru membentuk - Masing-masing siswa 5 menit
kelompok yang merapat kepada teman
masing-masing sekelompoknya
terdiri dari 5-6 siswa
- Guru memberikan 2 menit
gambar hutan hujan
tropis melalui media
PPT
- Guru meminta siswa - Siswa mengamati 3 menit
mengamati gambar gambar hutan hujan
hutan hujan tropis tropis yang diberikan
guru
Menanya
- Guru bertanya - Siswa menjawab 5 menit
kepada seluruh pertanyaan guru
siswa, apakah
terdapat beragam
macam makhluk
hidup di hutan hujan
tropis?
- Guru memberikan 10 menit
- Siswa menjawab dan
pertanyaan kepada 2
menyebutkan spesies-
139

orang siswa, apa spesies yang terdapat di


saja makhluk hidup hutan hujan tropis
yang terdapat di
hutan hujan tropis?
3. Korelasi
Mengumpulkan data
- Siswa menuliskan 5 menit
- Guru meminta siswa
berbagai macam
menuliskan
ekosistem di LKS secara
berbagai macam
berkelompok
ekosistem
- Siswa menuliskannya di 10 menit
- Guru meminta siswa
LKS secara berkelompok
menyebutkan dan
mengelompokkan
makhluk hidup pada
masing-masing
ekosistem ke dalam
tingkatan
keanekaragaman
hayati dengan
menggunakan LKS

Mengasosiasi
- Siswa melaksanakan 13 menit
- Guru meminta siswa
perintah guru dengan
mendiskusikan
berdiskusi dan
mengenai perbedaan
mengerjakan LKS yang
kekayaan flora dan
diberikan guru.
fauna berdasarkan
garis Wallace dan
garis weber
12 menit
- Guru meminta siswa
140

mendiskusikan
makhluk hidup yang
telah disebutkan
untuk
dikelompokkan
berdasarkan
penyebaran wilayah
menggunakan LKS.

- Siswa menyiapkan karya 25 menit


Mengkomunikasikan seperti laporan dan
Guru meminta siswa berbagai tugas lainnya
mempresentasikaan dengan teman
siswa data-data, hasil sekelompok
diskusi kelompok

Kegiatan Akhir (35 menit)


- Guru memberikan - Siswa bertanya kepada
kesempatan kepada guru mengenai hal yang 10 menit
masing-masing belum difahami
siswa untuk mengenai tingkatan dan
bertanya seputar kekayaan
tingkatan dan keanekaragaman hayati
kekayaan di Indonesia
keanekaragaman
hayati di Indonesia

4. Menyimpulkan - Guru menyimpulkan - Siswa turut 15 menit


hasil diskusi dan menyimpulkan
141

presentasi siswa
melalui media PPT

5.Mengaplikasikan - Guru memberi tugas Siswa melaksanakan tugas 5 menit


rumah kepada siswa dari guru
untuk menjawab
soal-soal yang
diberikan secara
individu.
- Guru memberi tugas
untuk membaca
materi di pertemuan
selanjutnya
- Guru menutup - Siswa berdoa dan 5 menit
pembelajaran menjawab salam
dengan doa dan
salam

VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
142

- LKS SMA/MA (KTSP)


- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)

IX. Teknik dan Bentuk Instrumen


Teknik Bentuk Instrumen
Tes untuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Tes tertulis Pretest dan postest
Lembar Kerja Siswa dan
Portofolio
rubrik

Bogor, 07 September 2014

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi


Peneliti

(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
143

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)

I. Kompetensi Inti :

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
144

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai


kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi

III. Indikator
- Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di Indonesia
berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
145

- Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang


menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia
- Mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui laporan pengamatan
tingkat keanekaragaman hayati

IV. Tujuan Pembelajaran


- Siswa mampu menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati
di Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
- Siswa mampu mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-
faktor yang menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
- Siswa mampu mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Siswa mampu menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui
laporan pengamatan tingkat keanekaragaman hayati

V. Materi Ajar
a. Manfaat keanekaragaman hayati
b. Penyebab tinggi dan menghilangnya keanekaragaman hayati
c. Upaya pelestarian keanekaragman hayati
d. System klasifikasi makhluk hidup

VI. Metode Pembelajaran


Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Strategi Ekspositori
Media PPT (Power Point)
146

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran


Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Persiapan - Mengucapkan salam - Siswa menjawab salam 2 menit
dan persiapan dan mengatur posisi
duduk dengan rapi

- Mengecek kehadiran - Siswa menjawab


siswa kehadiran ketika
diabsent

- Menjelaskan tujuan - Siswa mendengarkan 1 menit


pembelajaran yang penjelasan awal guru
akan disampaikan

- Mengulas materi - Siswa mendengarkan 2 menit


sebelumnya dan penjelasan guru
mengkaitkannya
dengan materi yang
akan dibahas
Memberikan Siswa menjawab 1 menit
pertanyaan awal pertanyaan guru
tentang apa yang
diketahui siswa
mengenai konservasi
keanekaragaman
hayati di Indonesia
Bagaimana apabila Siswa menjawab 2 menit
tidak adanya pertanyaan guru
147

keanekaragaman
hayati?
Apa sajakah yang Siswa menyebutkan hal- 2 menit
dapat dilakukan untuk hal yang dapat dilakukan
melestarikan untuk melestarikan
keanekaragaman keanekaragaman

Kegiatan Inti (90 menit)


2. Penyajian Mengamati
- Guru meminta siswa - Siswa bergabung dengan 5 menit
bergabung dengan teman sekelompoknya
kelompoknya
masing-masing
- Guru meminta siswa - Siswa mengamati dan 5 menit
mengamati gambar- membandingkan gambar
gambar berbagai yang disajikan guru
makhluk hidup di
berbagai ekosistem
yang disajikan - Siswa menulis hal-hal
dalam LKS secara yang diperoleh dari hasil
berkelompok pengamatan melalui 10 menit
LKS yang diberikan
guru
Menanya
- Membimbing siswa - Siswa bertanya kepada
menulis hal-hal guru mengenai hal yang 5 menit
yang diperoleh dari belum difahami
hasil pengamatan

- Mendorong siswa
148

bertanya kepada
siswa lain atau
kepada guru
mengenai hal yang
diamati

3. Korelasi Mengumpulkan data


- Membimbing siswa - Siswa menyusun dan 15 menit
menyusun dan menyajikan hasil
menyajikan hasil pengamatan pada LKS
pengamatan yang
didapatkan dari
gambar

Mengasosiasi
- Membimbing siswa
berdiskusi - Siswa beridiskusi 20 menit
mengkaitkan hasil sesama kelompoknya
pengamatan pada mengkaitkan hasil
gambar dengan pengamatan dengan
manfaat makhluk manfaat
hidup
- Membimbing siswa
berdiskusi
menemukan - Siswa mendiskusikan 10 menit
penyebab-penyebab penyebab-penyebab
menurunnya menurunnya
keanekaragaman keanekaragaman hayati
hayati beserta upaya beserta upaya
pelestariannya pelestariannya
149

- Membimbing siswa - Siswa menyelesaikan


berdiskusi untuk laporan 10 menit
menyusun laporan

Mengkomunikasikan - Siswa
- Guru meminta siswa mempresentasikan di
mempresentasikan depan kelas 25 menit
hasil data di LKS
secara berkelompok

Kegiatan Akhir (35 menit)


- Guru memberikan - Siswa bertanya kepada 10 menit
kesempatan kepada guru mengenai hal yang
masing-masing belum difahami
siswa untuk mengenai materi hari
bertanya seputar ini
klasifikasi makhluk
hidup, manfaat dan
upaya pelestarian
keanekaragaman
hayati

4. Menyimpulkan - Guru menyimpulkan - Siswa turut 10 menit


hasil diskusi dan menyimpulkan
presentasi siswa

5. Mengaplikasikan - Guru memberikan Siswa melaksanakan tugas 13 menit


latihan soal dari guru

- Mengakhiri Siswa berdoa dan


150

pembelajaran menjawab salam 2 menit


dengan doa dan
salam

VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)

IX. Teknik dan Bentuk Instrumen


Teknik Bentuk Instrumen
Tes untuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Tes tertulis Pretest dan postest
Lembar Kerja Siswa dan
portofolio
rubrik
151

Bogor, 07 September 2014

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi


Peneliti

(Rohman) (Fanny
Sagita Prianti)
L
K
S

K
E
L
A nnnn

KEANEKARAGAMAN
X
HAYATI

I
P
A
152
153

Lembar Kerja Siswa

Ketika kita mengamati makhluk hidup di sekitar kita, gejala yang dapat
kita amati adalah adanya variasi makhluk hidup dengan berbagai macam ciri-
cirinya. Variasi tersebut meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan lain
sebagainya. Variasi tersebut terdapat dalam satu jenis (spesies) makhluk hidup
(tingkat gen), atau terdapat dalam spesies-spesies yang berbeda (tingkat spesies).
Ada juga variasi yang terjadi karena ekosistem (lingkungan) yang berbeda
(tingkat ekosistem).

: Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-


Tujuan
masing tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)

Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati kedalam


tingkat keanekaragaman hayati

: Mengenali macam-macam ekosistem di hutan lindung


Kegiatan 1
Menyebutkan makhluk hidup pada masing-masing ekosistem
dan mengelompokkannya ke dalam tingkatan keaneragaman
hayati

: 1.Kelilingi kawasan lingkungan sekitar sekolah dan temukan


Cara Kerja
keanekaragaman ekosistem

2.Catat macam-macam makhluk hidup pada masing-masing


ekosistem

3.Kelompokkan makhluk hidup yang ditemukan ke dalam


tingkatan keanekaragaman hayati

4.Catat hasilnya pada kolom yang telah ditentukan


154

Hasil Pengamatan

Makhluk hidup yang menempati

Ekosistem Darat Tumbuhan Hewan

a.

a.

b. b.

c.

c.

Makhluk hidup yang menempati

Ekosistem Air Tumbuhan Hewan

Ciri: a.

a. b.

b.

c. c.
155

A B C

(seekor burung) (pohon) (sungai)

D E F

(kolam renang) (kelas) (taman)

G H I

(kolam ikan) (kebun) (batu)

K L

(sawah) (lapangan)
156

Kelompokkan makhluk hidup yang ditemukan ke dalam masing-masing tingkatan

Tingkat Jenis/Spesies

1.

2.

3.

4.

5.

Tingkat Genetik

1.

2.

3.

4.

5.

Jawablah pertanyaan di bawah ini

1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?


2. Apa perbedaan dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati?
3. Faktor-faktor apa saja yang menimbulkan keanekaragaman?
4. Berikan tiga contoh dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati!
157

Lembar Kerja Siswa

Tujuan
: Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup

: Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup


Kegiatan 2

Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan tingkatan


takson

: 1.Gambarkan tumbuhan atau hewan yang ditemukan, sertakan


Cara Kerja
dengan ciri-ciri bagian tubuhnya

2.Klasifikasikan beberapa makhluk hidup (min 5) yang


ditemukan sesuai urutan takson, dan aturan pemberian nama
ilmiah

3.Gunakan referensi lain seperti internet atau buku taksonomi


untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup
158

Hasil Pengamatan

Ciri: Klasifikasi

A Kingdom :

B Divisi :

C Kelas :

D Ordo :

E Famili :

Genus :

Spesies :

Ciri: Klasifikasi

A Kingdom :

B Divisi :

C Kelas :

D Ordo :

E Famili :

Genus :

Spesies :

Ciri: Klasifikasi

A Kingdom :

B Divisi :

C Kelas :

D Ordo :

E Famili :

Genus :

Spesies :
159

Ciri: Klasifikasi

A Kingdom :

B Divisi :

C Kelas :

D Ordo :

E Famili :

Genus :

Spesies :

Ciri: Klasifikasi

A Kingdom :

B Divisi :

C Kelas :

D Ordo :

E Famili :

Genus :

Spesies :

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup


2. Suatu spesies harus diberi nama ilmiah
a. Mengapa?
b. Jelaskan aturan pemberian nama ilmiah
160

Lembar Kerja Siswa


Keunikan keanekaragam hayati Indonesia ditandai dengan terdapatnya jenis
hewan bertipe Oriental, Australia, dan Peralihannya. Keunikan lainnya adalah
terdapat beberapa hewan dan tumbuhan endemic dan langka.

Alfred R. Wallace dan Max Weber turut membagi kawasan kekayaan flora
dan fauna di Indonesia dengan garis pembatas, garis yang membentang mulai dari
Selat Lombok ke utara melewati Selat Makasar dikenal sebagai garis Wallace,
sedangkan garis pembatas di sebelah timur Sulawesi yang membentang ke utara
hingga Kepulauan Aru di Selatan dikenal sebagai garis Weber.

Tujuan : Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia

Kegiatan 3 : Membedakan kekayaan flora dan fauna berdasarkan garis Wallace dan

Weber

Mengelompokkan makhluk hidup ke dalam wilayah garis Wallace dan


Weber

Cara Kerja : Masukkan spesies/jenis makhluk hidup yang ditemukan ke dalam tabel

Tentukan tipe fauna/flora, asal daerah, dan garis wilayahnya

Hasil Pengamatan

Nama Tipe Garis


No Asal Daerah
Fauna/Flora Fauna/Flora Wallace/Weber
161

Hasil temuan Referensi


162

Hasil temuan Referensi


163

Lembar Kerja Siswa


: Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di
Tujuan
Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan

Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang


menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati

Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian


keanekaragaman hayati Indonesia

: Menentukan manfaat makhluk hidup


Kegiatan 4
Mengetahui faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati

Menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati

: Tentukan manfaat jenis makhluk hidup yang terdapat pada LKS


Cara Kerja
(minimal 5)

Tuliskan faktor penyebab menghilangya keanekaragaman hayati

Tuliskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati

Hasil Pengamatan

Nama Spesies Manfaat

Nama Spesies Manfaat


164

Manfaat
Nama Spesies

Nama Spesies Manfaat

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan dan jelaskan factor yang menyebabkan menghilangnya


keanekaragaman hayati!
2. Sebutkan dan jelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati!
166

RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS


EKSPERIMEN

1. Eksperimen I (Skor A)

No Aspek Skor Kriteria


1 Tingkatan 5 Siswa mengenali macam-macam
Keanekaragaman ekosistem di lingkungan sekitar,
Hayati menyebutkan makhluk hidup
pada masing-masing ekosistem,
dan mengelompokkan makhuk
hidup ke dalam keanekaragaman
hayati dengan tepat dan benar
3 Siswa mengenali sebagian
macam-macam ekosistem di
lingkungan sekitar, menyebutkan
sebagian makhluk hidup pada
masing-masing ekosistem, dan
mengelompokkan sebagian
makhuk hidup ke dalam
keanekaragaman hayati
0 Siswa tidak mengenali macam-
macam ekosistem di lingkungan
sekitar,tidak menyebutkan
makhluk hidup pada masing-
masing ekosistem, dan tidak
mengelompokkan makhuk hidup
ke dalam keanekaragaman hayati
dengan tepat dan benar
2 Sistem Klasifikasi 5 Siswa mengklasifikasikan 5
167

Makhluk Hidup makhluk hidup sesuai tingkatan


takson dengan tepat dan benar
3 Siswa mengklasifikasikan
sebagian makhluk hidup dengan
tepat dan benar
0 Siswa tidak mengklasifikasikan
makhluk hidup dengan tepat dan
benar
3 Kekayaan flora dan 5 Siswa membedakan kekayaan
fauna di Indonesia flora dan fauna berdasarkan garis
Wallace dan Weber,
mengelompokkan makhluk
hidup ke dalam wilayah garis
Wallace dan Weber dengan tepat
dan benar.
3 Siswa membedakan sebagian
kekayaan flora dan fauna
berdasarkan garis Wallace dan
Weber, mengelompokkan
sebagian makhluk hidup ke
dalam wilayah garis Wallace dan
Weber dengan tepat dan benar.
0 Siswa tidak membedakan
sebagian kekayaan flora dan
fauna berdasarkan garis Wallace
dan Weber, tidak
mengelompokkan sebagian
makhluk hidup ke dalam wilayah
garis Wallace dan Weber dengan
tepat dan benar.
168

4 Manfaat 5 Siswa mampu menentukan


Keanekargaman Hayati manfaat makhluk hidup dengan
tepat dan benar
3 Siswa kurang mampu
menentukan manfaat makhluk
hidup dengan tepat dan benar
0 Siswa tidak mampu menentukan
manfaat makhluk hidup dengan
tepat dan benar.

Pertanyaan (Skor B)
No Kriteria Penilaian Skor
1 Menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas dan 2
benar
Kurang tepat dalam menjelaskan keanekaragaman hayati 1
Tidak menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas 0
dan benar
2 Menjelaskan perbedaan dari 3 tingkatan keanekaragaman 3
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 2 tingkatan keanekaragaman 2
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 1 tingkatan keanekaaragaman 1
hayati
Tidak menjelaskan perbedan dari masing-masing 0
tingkatan keanekaragaman hayati
3 Menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 2
keanekaragaman
Menyebutkan 1 faktor yang menimbulkan 1
keanekaragaman
Tidak menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 0
169

keanekaragaman
4 Memberikan 3 contoh dari masing-masing tingkatan 3
keanekaragaman hayati
Memberikan 2 contoh dari masing-masing tingkatan 2
keanekaragaman hayati
Memberikan 1 contoh dari masing-masing tingkatan 1
keanekaragaman hayati
Tidak memberikan contoh dari masing-masing tingkatan 0
keanekaragaman hayati
5 Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 2
Kurang tepat dalam menjelaskan sistem klasifikasi 1
makhluk hidup
Tidak menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 0
6 Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan alas an 4
suatu spesies harus diberi nama ilmiah dengan tepat dan
benar
Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan kurang 2
tepat dalam memberikan alas an spesies harus diberikan
nama ilmiah
Kurang tepat dalam menjelaskan aturan pemberian nama 1
ilmiah dan kurang tepat dalam memberikan alas an
spesies harus diberikan nama ilmiah
Tidak menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan 0
tidak memberikan alas an spesies harus diberikan nama
ilmiah
7 Menyebutkan dan menjelaskan factor yang menyebabkan 2
menghilangnya keanekaragaman hayati
Menyebutkan dan kurang tepat dalam menjelaskan factor 1
yang menyebabkan menghilangnya keanekaragaman
hayati
170

Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan factor yang 0


menyebabkan menghilangnya keanekaragaman hayati
8 Menyebutkan dan menjelaskan upaya pelestarian 2
keanekaragaman hayati
Menyebutkan dan kurang menjelaskan upaya pelestarian 1
keanekaragaman hayati
Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan upaya 0
pelestarian keanekaragaman hayati
171

Lembar Kerja Siswa

Ketika kita mengamati makhluk hidup di sekitar kita, gejala yang dapat
kita amati adalah adanya variasi makhluk hidup dengan berbagai macam ciri-
cirinya. Variasi tersebut meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan lain
sebagainya. Variasi tersebut terdapat dalam satu jenis (spesies) makhluk hidup
(tingkat gen), atau terdapat dalam spesies-spesies yang berbeda (tingkat spesies).
Ada juga variasi yang terjadi karena ekosistem (lingkungan) yang berbeda
(tingkat ekosistem).

Tujuan : Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh


masing-masing tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis,
dan ekosistem) melalui gambar hutan peneltian Dramaga

Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati


kedalam tingkat keanekaragaman hayati

Kegiatan 1 : Mengenali macam-macam ekosistem pada kumpulan gambar


yang telah disediakan

Menyebutkan makhluk hidup pada masing-masing ekosistem


dan mengelompokkannya ke dalam tingkatan keaneragaman
hayati

Cara Kerja : 1. Amati gambar dan temukan gambar yang menunjukkan


keanekaragaman ekosistem

2. Catat macam-macam makhluk hidup pada masing-masing


ekosistem

3.Kelompokkan makhluk hidup yang ditemukan ke dalam


tingkatan keanekaragaman hayati

4. Catat hasilnya pada kolom yang telah ditentukan


172

Suaka margasatwa, hutan lindung, dan cagar alam merupakan bentuk upaya yang
dilakukan pemerintah guna melindungi keberadaan hewan dan tumbuhan yang
semakin langka keberadaannya. Selain itu ketiga tempat tersebut memiliki
keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem air dan darat untuk
menunjang kehidupan makhluk hidup, dan dari kedua jenis ekosistem inilah kita
bisa menemukan wujud ekosistem yang beragam dan kompleks.

Di bawah ini terdapat berbagai macam gambar, pilihlah manakah yang termasuk
ke dalam ekosistem dan tentukan hewan dan tumbuhan apa saja yang menempati
ekosistem tersebut!

A B C

(seekor burung) (sawah) (pohon)

D E F

(kolam ikan) (kebun) (batu)

G H I

(taman) (kelas) (lapangan)


173

No Ekosistem Makhluk hidup yang menempati


1. Ekosistem darat
a.
b.
c.
d.
e.
2. Ekosistem air
a.
b.
c.
d.
e.
174

No Tingkat Jenis/Spesies No Tingkat Genetik

Jawablah pertanyaan di bawah ini

1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?


2. Apa perbedaan dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati?
3. Faktor-faktor apa saja yang menimbulkan keanekaragaman?
4. Berikan tiga contoh dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati!

Lembar Kerja Siswa

Tujuan : Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup

Kegiatan 2 : Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup

Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan tingkatan


takson

Cara Kerja : 1. Klasifikasikan sesuai urutan takson, dan aturan pemberian


nama ilmiah

2. Sertakan cirri-ciri pada bagian tubuhnya


175

3. Gunakan referensi lain seperti internet atau buku taksonomi


untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup

No Makhluk Hidup Klasifikasi


1. Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Kingdom :
2. Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
3. Famili :
Genus :
Spesies :

No Makhluk Hidup Klasifikasi


4. Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
176

5. Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup


2. Suatu spesies harus diberi nama ilmiah
a. Mengapa?
b. Jelaskan aturan pemberian nama ilmiah

Lembar Kerja Siswa

Keunikan keanekaragam hayati Indonesia ditandai dengan terdapatnya jenis


hewan bertipe Oriental, Australia, dan Peralihannya. Keunikan lainnya adalah
terdapat beberapa hewan dan tumbuhan endemic dan langka.

Alfred R. Wallace dan Max Weber turut membagi kawasan kekayaan flora
dan fauna di Indonesia dengan garis pembatas, garis yang membentang mulai dari
Selat Lombok ke utara melewati Selat Makasar dikenal sebagai garis Wallace,
sedangkan garis pembatas di sebelah timur Sulawesi yang membentang ke utara
hingga Kepulauan Aru di Selatan dikenal sebagai garis Weber.

Tujuan : Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia

Kegiatan 3 : Membedakan kekayaan flora dan fauna berdasarkan garis Wallace dan
Weber

Mengelompokkan makhluk hidup ke dalam wilayah garis Wallace dan


Weber
177

Cara Kerja : Masukkan spesies/jenis makhluk hidup yang ada pada gambar ke
dalam table
178

Tentukan tipe fauna/flora, asal daerah, dan garis wilayahnya

Nipah Rotan Anggrek

Monyet komodo Ular sanca hijau

Nama Tipe Garis


Asal Daerah
Fauna/Flora Fauna/Flora Wallace/Weber
179

Lembar Kerja Siswa

Tujuan : Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di


Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan

Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang


menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati

Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian


keanekaragaman hayati Indonesia

Kegiatan 4 : Menentukan manfaat makhluk hidup

Mengetahui faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati

Menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati

Cara Kerja : Tentukan manfaat jenis makhluk hidup yang terdapat pada LKS
(minimal 5)

Tuliskan faktor penyebab menghilangya keanekaragaman hayati

Tuliskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati

No Nama Spesies Manfaat

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan dan jelaskan factor yang menyebabkan menghilangnya


keanekaragaman hayati!
2. Sebutkan dan jelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati!
181

RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL

1. Eksperimen I (Skor A)

No Aspek Skor Kriteria


1 Tingkatan 5 Siswa mengenali macam-macam
Keanekaragaman ekosistem di lingkungan sekitar,
Hayati menyebutkan makhluk hidup
pada masing-masing ekosistem,
dan mengelompokkan makhuk
hidup ke dalam keanekaragaman
hayati dengan tepat dan benar
3 Siswa mengenali sebagian
macam-macam ekosistem di
lingkungan sekitar, menyebutkan
sebagian makhluk hidup pada
masing-masing ekosistem, dan
mengelompokkan sebagian
makhuk hidup ke dalam
keanekaragaman hayati
0 Siswa tidak mengenali macam-
macam ekosistem di lingkungan
sekitar,tidak menyebutkan
makhluk hidup pada masing-
masing ekosistem, dan tidak
mengelompokkan makhuk hidup
ke dalam keanekaragaman hayati
dengan tepat dan benar
2 Sistem Klasifikasi 5 Siswa mengklasifikasikan 5
Makhluk Hidup makhluk hidup sesuai tingkatan
182

takson dengan tepat dan benar


3 Siswa mengklasifikasikan
sebagian makhluk hidup dengan
tepat dan benar
0 Siswa tidak mengklasifikasikan
makhluk hidup dengan tepat dan
benar
3 Kekayaan flora dan 5 Siswa membedakan kekayaan
fauna di Indonesia flora dan fauna berdasarkan garis
Wallace dan Weber,
mengelompokkan makhluk
hidup ke dalam wilayah garis
Wallace dan Weber dengan tepat
dan benar.
3 Siswa membedakan sebagian
kekayaan flora dan fauna
berdasarkan garis Wallace dan
Weber, mengelompokkan
sebagian makhluk hidup ke
dalam wilayah garis Wallace dan
Weber dengan tepat dan benar.
0 Siswa tidak membedakan
sebagian kekayaan flora dan
fauna berdasarkan garis Wallace
dan Weber, tidak
mengelompokkan sebagian
makhluk hidup ke dalam wilayah
garis Wallace dan Weber dengan
tepat dan benar.
4 Manfaat 5 Siswa mampu menentukan
183

Keanekargaman Hayati manfaat makhluk hidup dengan


tepat dan benar
3 Siswa kurang mampu
menentukan manfaat makhluk
hidup dengan tepat dan benar
0 Siswa tidak mampu menentukan
manfaat makhluk hidup dengan
tepat dan benar.

Pertanyaan (Skor B)
No Kriteria Penilaian Skor
1 Menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas dan 2
benar
Kurang tepat dalam menjelaskan keanekaragaman hayati 1
Tidak menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas 0
dan benar
2 Menjelaskan perbedaan dari 3 tingkatan keanekaragaman 3
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 2 tingkatan keanekaragaman 2
hayati
Menjelaskan perbedaan dari 1 tingkatan keanekaaragaman 1
hayati
Tidak menjelaskan perbedan dari masing-masing 0
tingkatan keanekaragaman hayati
3 Menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 2
keanekaragaman
Menyebutkan 1 faktor yang menimbulkan 1
keanekaragaman
Tidak menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 0
keanekaragaman
184

4 Memberikan 3 contoh dari masing-masing tingkatan 3


keanekaragaman hayati
Memberikan 2 contoh dari masing-masing tingkatan 2
keanekaragaman hayati
Memberikan 1 contoh dari masing-masing tingkatan 1
keanekaragaman hayati
Tidak memberikan contoh dari masing-masing tingkatan 0
keanekaragaman hayati
5 Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 2
Kurang tepat dalam menjelaskan sistem klasifikasi 1
makhluk hidup
Tidak menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 0
6 Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan alas an 4
suatu spesies harus diberi nama ilmiah dengan tepat dan
benar
Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan kurang 2
tepat dalam memberikan alas an spesies harus diberikan
nama ilmiah
Kurang tepat dalam menjelaskan aturan pemberian nama 1
ilmiah dan kurang tepat dalam memberikan alas an
spesies harus diberikan nama ilmiah
Tidak menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan 0
tidak memberikan alas an spesies harus diberikan nama
ilmiah
7 Menyebutkan dan menjelaskan factor yang menyebabkan 2
menghilangnya keanekaragaman hayati
Menyebutkan dan kurang tepat dalam menjelaskan factor 1
yang menyebabkan menghilangnya keanekaragaman
hayati
Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan factor yang 0
185

menyebabkan menghilangnya keanekaragaman hayati


8 Menyebutkan dan menjelaskan upaya pelestarian 2
keanekaragaman hayati
Menyebutkan dan kurang menjelaskan upaya pelestarian 1
keanekaragaman hayati
Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan upaya 0
pelestarian keanekaragaman hayati
186

LAMPIRAN 11

Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan


Pembelajaran Pendekatan Lingkungan

Skala
No Tahapan Fenomena Dilaksanakan nilai
1 Mengembangkan a. Mampu menyampaikan 1 2 3 4
pemikiran materi dan arahan dengan Ya Tidak
lugas dan sistematis
b. Mampu mengamati 1 2 3 4
lingkungan dan keberadaan
makhluk hidup yang dapat Ya Tidak
dijadikan sumber belajar
siswa
c. Mampu membimbing dan 1 2 3 4
mengarahkan siswa dalam
Ya Tidak
membangun pemikiran
mereka secara mandiri
2 Melaksanakan kegiatan a. Mampu mengaitkan fakta- 1 2 3 4
inquiri fakta dalam kehidupan
Ya Tidak
sehari-hari siswa dengan
topic bahasan
b. Mampu memberikan definisi 1 2 3 4
dan penjelasan tentang topic
Ya Tidak
bahasan dengan baik kepada
siswa
3 Menanya Mampu bertanya dan 1 2 3 4
membangkitkan
Ya Tidak
keingintahuan siswa dengan
baik
4 Menghadirkan model a. Mampu membimbing dan 1 2 3 4
mengarahkan siswa dalam
Ya Tidak
membangun pengetahuan
mereka secara mandiri
b. Mampu mendorong dan 1 2 3 4
memotivasi siswa untuk
memberikan penjelasan Ya Tidak
dengan kalimat mereka
sendiri
c. Mampu mengingatkan dan 1 2 3 4
memberikan pertimbangan
serta arahan dengan baik Ya Tidak
kepada siswa tentang konsep
yang mereka temukan
187

5 Refleksi a. Mampu mendorong siswa 1 2 3 4


untuk melakukan evaluasi
terhadap proses Ya Tidak
pembelajaran yang sudah
mereka lakukan
b. Mampu menyimpulkan 1 2 3 4
materi dengan jelas dan Ya Tidak
menarik
6 Penilaian a. Mampu menyimak dan 1 2 3 4
mengkritisi serta
Ya Tidak
mengarahkan penjelasan
yang dilakukan siswa
b. Mampu memberikan 1 2 3 4
penugasan untuk menambah Ya Tidak
pengetahuan serta nilai siswa
188

LAMPIRAN 12

HASIL OBSERVASI TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDEKATAN PENDEKATAN


LINGKUNGAN

Kelompok
Skor
No Tahapan Indikator Nilai Rata2
Total
I II III IV V VI
1 Mengembangkan a. Mampu mendengarkan dan memperhaikan penyampaian materi
4 4 3 3 4 4 22 91.66
Pemikiran dan arahan dari guru
b. Mampu melakukan pengamatan lingkungan dan keberadaan 83.33
3 4 3 2 3 3 18 75
makhluk hidup yang berada di sekitar lingkungan sekolah
c. Mampu menjawab pertayaan guru dengan maksimal 3 3 3 3 3 3 18 75
2 Melaksanakan a. Mampu mengaitkan fakta –fakta dalam kehidupan sehari-hari
3 3 3 2 3 2 16 66.66
kegiatan inquiri siswa dengan topic bahasan
b. Mampu menjelaskan konsep dengan kalimat siswa sendiri
3 3 2 3 2 4 17 70.83 74.99
dengan baik
c. Mampu bekerja kelompok dengan baik 3 4 4 3 3 3 20 83.33
d. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan diskusi secara maksimal 4 4 3 2 3 3 19 79.16
3 Bertanya Mampu bertanya pada guru terkait materi yang dipelajari 4 3 2 2 4 3 18 75 75
4 Menghadirkan a. Mampu memberikan bukti dan klarifikasi dari penjelasan yang
4 4 4 3 4 3 22 91.66 83.33
model siswa lakukan secara baik
189

b. Mampu membangun dan mengembangkan pengetahuan dengan


3 3 3 3 2 2 18 75
mandiri

5 Refleksi a. Mampu mempresentasikan sebuah konsep pada suatu kondisi


3 3 3 2 3 3 17 70.83
yang berbeda
72.91
b. Mampu menyimpulkan suatu konsep yang mereka temuka
3 3 3 3 3 3 18 75
selama proses pembelajaran belangsung
6 Penilaian c. Mampu megevaluasi dan menganalisis kekurangan dan
4 4 4 3 3 3 21 87.5 87.5
kelebihan diri setiap siswa selama kegiatan pembelajaran
Rata2 Seluruh
Skor Total 44 45 40 34 40 37 79.51
Tahapan
Nilai Kelompok (Skor Total/ Skor Maksimal x 100) 84.6 86.5 76.9 65 76.9 71
Rata-Rata Seluruh Kelompok 76.8

Keterangan : Rentang 1-4 dan Skor Tertiggi untuk tahapan pendekatan lingkungan adalah 100

Skor 79.51 menunjukkan bahwa siswa selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan
berhasil dengan baik
190

LAMPIRAN 13

HASIL OBSERVASI TERHADAP GURU


Pertemuan
No Tahapan Fenomena Jml Skor Presentase
I II
1 Mengembangkan a. Mampu menyampaikan
pemikiran materi dan arahan dengan 3 4 7 87.50
lugas dan sistematis
b. Mampu mengamati
lingkungan dan
keberadaan makhluk
4 4 8 100.00
hidup yang dapat
dijadikan sumber belajar 87.50
siswa
c. Mampu membimbing
dan mengarahkan siswa
dalam membangun 3 3 6 75.00
pemikiran mereka
secara mandiri
2 Melaksanakan a. Mampu mengaitkan
kegiatan inquiri fakta-fakta dalam
kehidupan sehari-hari 3 4 7 87.50
siswa dengan topic
bahasan 87.50
b. Mampu memberikan
definisi dan penjelasan
3 4 7 87.50
tentang topic bahasan
dengan baik kepada siswa
3 Menanya Mampu bertanya dan
membangkitkan
3 3 6 75.00 75.00
keingintahuan siswa
dengan baik
4 Menghadirkan a. Mampu membimbing dan
model mengarahkan siswa dalam
3 3 6 75.00
membangun pengetahuan
mereka secara mandiri
b. Mampu mendorong dan
memotivasi siswa untuk
memberikan penjelasan 3 3 6 75.00
81.25
dengan kalimat mereka
sendiri
c. Mampu mengingatkan
dan memberikan
pertimbangan serta arahan 3 4 7 87.50
dengan baik kepada siswa
tentang konsep yang
191

mereka temukan
5 Refleksi a. Mampu mendorong siswa
untuk melakukan evaluasi
terhadap proses
pembelajaran yang sudah 3 3 6 75.00
mereka lakukan
87.50

b. Mampu menyimpulkan
materi dengan jelas dan 4 4 8 100.00
menarik
6 Penilaian a. Mampu menyimak dan
mengkritisi serta
3 4 7 87.50
mengarahkan penjelasan
yang dilakukan siswa
87.50
b. Mampu memberikan
penugasan untuk
3 3 6 75.00
menambah pengetahuan
serta nilai siswa
Rata-rata 84.375

Nilai Total Pembelajaran Pendekatan Lingkungan (Jumlah Rata-Rata Seluruh Pertemuan)

Nilai Keberhasilan pembelajaran Pendekatan Lingkungan (Jumlah Skor/Skor Maksimal x


100%)

Keterangan : Skor Rentang 1-4 dan Nilai Tertinggi 100

Jadi skor 84.375 menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan proses pembelajaran
pendekatan selama penelitian berhasil dengan sangat baik.
192

LAMPIRAN 14

Skor Pretest dan Postest Kelas Eksperimen

No Pretest Postest
1 51.42 60
2 45.71 68.57
3 28.57 68.57
4 57.14 82.85
5 54.28 85.71
6 51.42 77.14
7 60 62.85
8 77.14 82.85
9 62.85 71.42
10 71.42 82.85
11 45.71 68.57
12 31.42 62.85
13 54.28 60
14 37.14 65.71
15 54.28 74.28
16 31.42 57.14
17 51.42 71.42
18 48.57 77.14
19 42.85 77.14
20 54.28 88.57
21 48.57 62.85
22 54.28 68.57
23 37.14 77.14
24 42.85 62.85
25 45.71 80
26 65.71 71.42
27 60 85.71
28 62.85 91.42
29 51.42 74.28
30 51.42 74.28
31 60 68.57
Rata2 51.33129 72.9909677
193

Lampiran 15

Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

No Pretest Postest
1 42.85 40
2 42.85 51.42
3 48.57 65.71
4 28.57 51.42
5 37.14 68.57
6 54.28 54.28
7 45.71 54.28
8 22.85 42.85
9 28.57 54.28
10 28.57 62.85
11 42.85 57.14
12 51.42 45.71
13 31.42 68.57
14 45.71 74.28
15 45.71 62.85
16 48.57 57.14
17 40 65.71
18 40 65.71
19 34.28 40
20 48.57 74.28
21 40 42.85
22 34.28 60
23 51.42 60
24 42.85 57.14
25 48.57 60
26 42.85 62.85
27 68.57 62.85
28 31.42 60
29 42.85 51.42
30 14.28 42.85
31 45.71 45.71
Rata2 41.009358 56.8619355
194

Lampiran 16

Skor LKS Pendekatan Lingkungan

Kelas Eksperimen

No Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
195

Lampiran 17

Skor LKS Kelas Kontrol

No Skor
1 75
2 75
3 75
4 75
5 75
6 75
7 87
8 87
9 87
10 87
11 87
12 87
13 95
14 95
15 95
16 95
17 95
18 95
19 95
20 77
21 77
22 77
23 77
24 77
25 80
26 80
27 80
28 80
29 80
30 80
31 80
Rata2 83.290
196

Lampiran 18

Langkah Uji Normalitas

Adapun langkah-langkah menghitung uji normalitas data pretest dan


posttest dengan menggunakan liliefors adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan xi, x2,…xn untuk dijadikan bilangan baku zi, z2,…zn dengan

menggunakan rumus zi = = (x merupakan rata-rata dan s

merupakan simpangan baku sampel).


2. Untuk tiap bilangan baku yang elah dihitung digunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P(z ≤ zi).
3. Hitung proporsi zi, z2,…zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika
, ,…
proporsi ini dinyatakan oleh S (zi) maka S (zi) =

4. Hitung selisih F (zi – S(zi)). Kemudian tentukan harga mutlaknya.


5. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih
tersebut.
L0/Lobservasi
F (ZI)
S (ZI)
Kriteria pengujian
Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel, data tiak berdistribusi normal
197

LAMPIRAN 19

Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Siswa


Kelas Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen

No Xi f Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)


1 28.57 1 1 -2.019170378 0.4778 0.0222 0.03225806 -0.01005806
2 31.42 2 3 -1.766344943 0.4608 0.0392 0.09677419 -0.05757419
3 37.14 2 5 -1.258919859 0.3944 0.1056 0.16129032 -0.05569032
4 42.85 2 7 -0.752381882 0.2734 0.2266 0.22580645 0.00079355
5 45.71 3 10 -0.49866934 0.1879 0.3121 0.32258065 -0.01048065
6 48.57 2 12 -0.244956798 0.0948 0.4052 0.38709677 0.01810323
7 51.42 5 17 0.007868637 1 0.5 0.5483871 -0.0483871
8 54.28 5 22 0.261581179 1.1026 0.6026 0.70967742 -0.10707742
9 57.14 1 23 0.515293721 1.195 0.695 0.74193548 -0.04693548
10 60 3 26 0.769006263 1.2764 0.7764 0.83870968 -0.06230968
11 62.85 2 28 1.021831698 1.3461 0.8461 0.90322581 -0.05712581
12 65.71 1 29 1.27554424 1.398 0.898 0.93548387 -0.03748387
13 71.42 1 30 1.782082217 1.4625 0.9625 0.96774194 -0.00524194
14 77.14 1 31 2.289507301 1.4887 0.9887 1 -0.0113
Rata2 51.3313
Sd 11.2726
Lhit 0.10707742
Ltab 0.1591303

1. Rata-rata nilai pretest kelas eskperimen


∑ fixi
=
∑f
1591.27
=
31
= 51.3313
2. Simpangan baku (standar deviasi)
∑ ( ̅)
S=

= 11.2726
198

3. H0 = data berdistribusi normal


H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
.
=

= 0.1591303
5. Kesimpulan , Lhitung < Ltabel atau 0.10707742 < 0.1591303, maka terima
Ho artinya data berdistribusi normal
199

LAMPIRAN 20

Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Siswa


Kelas Kontrol
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol

No Xi f Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)


1 14.28 1 1 -2.552115767 0.4946 0.0054 0.03225806 -0.02685806
2 22.85 1 2 -1.733853139 0.4582 0.0418 0.06452613 -0.02272613
3 28.57 3 5 -1.187708187 0.381 0.119 0.16129032 -0.04229032
4 31.42 2 7 -0.91559051 0.3186 0.1814 0.22580645 -0.04440645
5 34.28 2 9 -0.642518034 0.2389 0.2611 0.29032258 -0.02922258
6 37.14 1 10 -0.369445558 0.1406 0.3594 0.32258065 0.03681935
7 40 3 13 -0.096373082 0.0359 0.4641 0.41935484 0.04474516
8 42.85 6 19 0.175744595 1.0675 0.5675 0.61290323 -0.04540323
9 45.71 4 23 0.448817071 1.17 0.67 0.74193548 -0.07193548
10 48.57 4 27 0.721889547 1.2642 0.7642 0.87096774 -0.10676774
11 51.42 2 29 0.994007224 1.3389 0.8389 0.93548387 -0.09658387
12 54.28 1 30 1.2670797 1.3962 0.8962 0.96774194 -0.07154194
13 68.57 1 31 2.631487281 1.4957 0.9957 1 -0.0043

Rata2 41.009355
Sd 10.47341
Lhit 0.1067677
Ltab 0.1591303
1. Rata-rata nilai pretest kelas eskperimen
∑ fixi
=
∑f
1591.27
=
31
= 41.009355
2. Simpangan baku (standar deviasi)
∑ ( ̅)
S=

= 10.47341
200

3. H0 = data berdistribusi normal


H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
.
=

= 0.1591303
5. Kesimpulan , Lhitung < Ltabel atau 0.1067677 < 0.1591303, maka terima Ho
artinya data berdistribusi normal
201

LAMPIRAN 21

Uji Homogenitas Data


Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas

1. Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua


varians yaitu, uji fisher, dengan rumus:
∑ ( ̅)
= = , s2 =

Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah


sebagai berkut:
Hipotesis:
H0 = data yang memiliki varians homogen
H1 = data yang tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti kedua varians
homogen.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti kedua varians tidak
homogen.
3. Menentukan nilai Fhitung
Diketahui varians semua skor pretest kelas eksperimen = 127.071511 dan
semua skor pretest kelas control = 109.692317, maka varians terbesar
(S12) = 127.071511 dan varians terkecil (S22) = 109.692317 dengan
menggunakan rumus diatas diperoleh:
1
=
2

.
= .

Fhitung = 1.15843584
4. Menentukan derajat kebebasan:
202

Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai db pembilang dan varians


terkecil sebagai db penyebut.
Db1=31-1=30
Db2=31-1=30
5. Menentukan Ftabel
Ftabel= F (α), (db1/db2) = F(0.05) (30/30) = 1.84

6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.15843584 <1.84 berarti H0 diterima, maka
memiliki varians yang homogen.
203

LAMPIRAN 22

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS PRETEST

Uji-t dapat dihitung dengan cara:

( ) ( )
t= dengan dsg =

. .
t= =
.

( ) . ( ) .

. . .
t= . . .
=

.
t= .
= √118.381914

t = 4.83741508 = 10.8803453

H0 = µ 1 = µ 2 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)

H1 = µ 1 > µ 2 (nilai rata-rata berbeda nyata)

Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 4.83741508 > 1.671
dengan df = (31+31)-2 = 60. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga nilai rata-rata kelas control dan kelas eksperimen berbeda nyata.
204

Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas


Eksperimen

No Xi f Zn Zi F(Zi) Ztabel S(Zi) F(Zi)-S(Zi)


1 57.14 1 1 -1.74381887 0.0409 0.4591 0.03225806 0.00864194
2 60 2 3 -1.429180588 0.0778 0.4222 0.09677419 -0.01897419
3 62.85 4 7 -1.11564244 0.1335 0.3665 0.22580645 -0.09230645
4 65.71 1 8 -0.801004158 0.2119 0.2881 0.25806452 -0.04616452
5 68.57 5 13 -0.486365876 0.3156 0.1844 0.41935484 -0.10375484
6 71.42 3 16 -0.172827728 0.4325 0.0675 0.51612903 -0.08362903
7 74.28 3 19 0.141810554 0.5557 1.0557 0.61290323 -0.05720323
8 77.14 4 23 0.456448836 0.6736 1.1736 0.74193548 -0.06833548
9 80 1 24 0.771087118 0.7794 1.2794 0.77419355 0.00520645
10 82.85 3 27 1.084625266 0.8599 1.3599 0.87096774 -0.01106774
11 85.71 2 29 1.399263548 0.9177 1.4177 0.93548387 -0.01778387
12 88.57 1 30 1.71390183 0.9564 1.4564 0.96774194 -0.01134194
13 91.42 1 31 2.027439979 0.9783 1.4783 1 -0.0217
Rata2 72.99097
Sd 9.089803
Lhit 0.10375484
Ltab 0.1591303

1. Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen



□=

.
=

= 72.99097
2. Simpangan baku (standar deviasi)

∑ ( )
S=

= 9.089803
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
205

.
=

= 0.1591303
5. Kesimpulan, Lhitung < Ltabel atau 0.10375484 < 0.1591303, maka terima
H0 artinya data berdistribusi normal.
206

LAMPIRAN 24

Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas Kontrol

No Xi f Zn Zi F(Zi) Ztabel S(Zi) F(Zi)-S(Zi)


1 40 2 2 -1.741005271 0.0409 0.4591 0.06451613 -0.02361613
2 42.85 3 5 -1.446741008 0.0749 0.4251 0.16129032 -0.08639032
3 45.71 2 7 -1.151444239 0.1251 0.3749 0.22580645 -0.10070645
4 51.42 3 10 -0.561883207 0.2877 0.2123 0.32258065 -0.03488065
5 54.28 3 13 -0.266586437 0.3974 0.1026 0.41935484 -0.02195484
6 57.14 3 16 0.028710332 0.508 1.008 0.51612903 -0.00812903
7 60 4 20 0.324007101 0.6255 1.1255 0.64516129 -0.01966129
8 62.85 4 24 0.618271364 0.7291 1.2291 0.77419355 -0.04509355
9 65.71 3 27 0.913568133 0.8186 1.3186 0.87096774 -0.05236774
10 68.57 2 29 1.208864902 0.8849 1.3849 0.93548387 -0.05058387
11 74.28 2 31 1.798425934 0.9633 1.4633 1 -0.0367
Rata2 56.8619355
Sd 9.685172
Lhit 0.10070645
Ltab 0.1591303

1. Rata-rata nilai posttest kelas control



X□ = ∑
.
=

= 56.8619355
2. Simpangan baku (standar deviasi)
∑ ( ̅)
S=

S = 9.685172
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
207

.
=

= 0.1591303

5. Kesimpulan
Lhitung < Ltabel atau 0.10070645 < 0.1591303 maka terima H0 artinya data
berdistribusi normal
208

LAMPIRAN 25

Uji Homogenitas Data

Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas

1. Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua


varians yaitu, uji fisher, dengan rumus:
∑ ( ̅)
= = , s2 =

Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah


sebagai berkut:
Hipotesis:
H0 = data yang memiliki varians homogen
H1 = data yang tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti kedua varians
homogen.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti kedua varians tidak
homogen.
3. Menentukan nilai Fhitung
Diketahui varians semua skor posttest kelas eksperimen = 82.6245186 dan
semua skor pretest kelas control = 93.8025567, maka varians terbesar
(S12) = 93.8025567 dan varians terkecil (S22) = 82.6245186 dengan
menggunakan rumus diatas diperoleh:
1
=
2

.
= .

Fhitung = 1.13528718
4. Menentukan derajat kebebasan:
209

Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai db pembilang dan varians


terkecil sebagai db penyebut.
Db1=31-1=30
Db2=31-1=30
5. Menentukan Ftabel
Ftabel= F (α), (db1/db2) = F(0.05) (30/30) = 1.84

6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.13528718 <1.84 berarti H0 diterima, maka
memiliki varians yang homogen.
210

LAMPIRAN 26

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS POSTTEST

Uji-t dapat dihitung dengan cara:

( ) ( )
t= dengan dsg =

. .
t= =
.

( ) . ( ) .

. . .
t= . . .
=

.
t= .
= √88.2135377

t =8.64134792 = 9.39220622

H0 : µ 1 = µ 2 (tidak adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan lembar


kerja siswa berbasisi keterampilan proses).

H1 : µ 1 > µ 2 (adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan lembar kerja


siswa berbasis keterampilan proses).

Berdasarkan uji-t posttest diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 8.64134792 > 1.671
dengan df = (31+31) – 2 = 60. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga nilai rata-rata kelas control dan kelas eksperimen tidak berbeda
nyata.
211

LAMPIRAN 27

Uji N-Gain Kelas Eksperimen

No PRETEST POSTTEST N-Gain Kategori


1 51.42 60 0.176 rendah
2 45.71 68.57 0.727 tinggi
3 28.57 68.57 0.559 sedang
4 57.14 82.85 0.599 sedang
5 54.28 85.71 0.687 sedang
6 51.42 77.14 0.529 sedang
7 60 62.85 0.071 rendah
8 77.14 82.85 0.249 rendah
9 62.85 71.42 0.23 rendah
10 71.42 82.85 0.399 sedang
11 45.71 68.57 0.421 sedang
12 31.42 62.85 0.458 sedang
13 54.28 60 0.125 rendah
14 37.14 65.71 0.454 sedang
15 54.28 74.28 0.437 sedang
16 31.42 57.14 0.375 sedang
17 51.42 71.42 0.411 sedang
18 48.57 77.14 0.555 sedang
19 42.85 77.14 0.6 sedang
20 54.28 88.57 0.75 tinggi
21 48.57 62.85 0.277 rendah
22 54.28 68.57 0.312 sedang
23 37.14 77.14 0.636 sedang
24 42.85 62.85 0.349 sedang
25 45.71 80 0.635 sedang
26 65.71 71.42 0.166 rendah
27 60 85.71 0.642 sedang
28 62.85 91.42 0.769 tinggi
29 51.42 74.28 0.47 sedang
30 51.42 74.28 0.47 sedang
31 60 68.57 0.214 rendah
Rata2 51.33129 72.99097 0.443613
Tertinggi 77.14 91.42 0.769
Terendah 28.57 57.14 0.071
Sd 11.27259 9.089803 0.193497
212

LAMPIRAN 28

Uji N-Gain Kelas Kontrol

No Pretest Postest N-Gain Kategori


1 42.85 40 -0.049 rendah
2 42.85 51.42 0.177 rendah
3 48.57 65.71 0.333 sedang
4 28.57 51.42 0.319 sedang
5 37.14 68.57 0.5 sedang
6 54.28 54.28 0 rendah
7 45.71 54.28 0.157 rendah
8 22.85 42.85 0.259 rendah
9 28.57 54.28 0.359 sedang
10 28.57 62.85 0.479 sedang
11 42.85 57.14 0.25 rendah
12 51.42 45.71 -0.111 rendah
13 31.42 68.57 0.541 sedang
14 45.71 74.28 0.526 sedang
15 45.71 62.85 0.315 sedang
16 48.57 57.14 0.166 rendah
17 40 65.71 0.428 sedang
18 40 65.71 0.428 sedang
19 34.28 40 0.087 rendah
20 48.57 74.28 0.499 sedang
21 40 42.85 0.047 rendah
22 34.28 60 0.391 sedang
23 51.42 60 0.176 rendah
24 42.85 57.14 0.25 rendah
25 48.57 60 0.222 rendah
26 42.85 62.85 0.349 sedang
27 68.57 62.85 -0.181 rendah
28 31.42 60 0.416 sedang
29 42.85 51.42 0.149 rendah
30 14.28 42.85 0.333 sedang
31 45.71 45.71 0 rendah
Rata2 41.00935 56.86194 0.252097
Tertinggi 68.57 74.28 0.541
Terendah 28.57 40 -0.181
Sd 10.47341 9.685172 0.193972
213

LAMPIRAN 29
Dokumen Foto Penelitian

Anda mungkin juga menyukai