Pembimbing:
Prof. dr.Anwar Jusuf, SpP (K)
Oleh:
Mirza Indrajanti S.
NPM: 1006732723
Daftar isi
i
Bab 1
Pendahuluan
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan atau “hasil” pengembangan
dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang
dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau
secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial). Jenis inovasi ada 3 yaitu:
a. Pengembangan.
Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini
menjadi aplikasi ide yang telah ada menjadi berbeda dari sebelumnya.
b. Duplikasi.
Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi
bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki
konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan.
c. Sintesis.
Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini
meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk
sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru 1.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata inovatif artinya bersifat memperkenalkan
sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru), sedangkan kata inovasi artinya
pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan 2 .
Menurut kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily, inovasi artinya pembaharuan,
perubahan (secara) baru.
1
3
pada setiap bagian pembelajaran dan metode yang digunakan untuk menilai siswa.
Kurikulum adalah lebih dari suatu silabus/rencana pelajaran atau suatu pernyataan dari isi
kurikulum adalah tentang perencanaan dari program pengajaran, tentang tujuan para
pengajar dan tentang jalan yang mereka lakukan saat ini 4. Komponen kurikulum terdiri
atas kegiatan pembelajaran, sasaran pembelajaran, metode pengajaran yang digunakan,
jumlah waktu yang digunakan pada setiap bagian pembelajaran, metode yang digunakan
untuk menilai siswa 3. Langkah-langkah penyusunan kurikulum dilakukan menurut 10
pertanyaan dari Harden. Dari ke 10 pertanyaan tersebut dalam hal ini inovasi erat
hubungannya dengan persetujuan isi kurikulum yang terdapat dalam silabus, handout yang
berhubungan dengan topik dalam kuliah dan buku pedoman belajar mahasiswa 4.
Sebagai contoh yaitu di University of New South Wales, Sydney, NSW, 2052, Australia dan
University of Durham Stockton Campus, University Boulevard, Thornaby, Stockton on
Tees TS17 6 BH, UK pernah dilakukan reformasi kurikulum yang mencakup 3 (tiga)
parameter yaitu pedagogy, educational context dan knowledge status 6.
2
berbasis rumah sakit menjadi pelayanan berbasis komunitas di kota besar dan dalam hal
inbanyak kesulitan ditemukan. Pelatihan dokter umum membutuhkan lebih banyak sumber
penghasilan dan status dokter umum dalam pelayanan kesehatan komunitas membutuhkan
lebih banyak pengakuan dari birokrat dan umum. Banyak daerah yang berada di bawah
standard pelayanan, pelatihan dan sumber penghasilan. Masalah ini sangat besar dan Cina
mungkin bekerjasama dengan negara lain untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas
pelatihan pelayan-pelayan kesehatan komunitas termasuk dokter umum 8.
derajat inovasi yang dirasakan superior untuk praktik nyata; (b) compatibility-derajat
inovasi yang serupa dengan pengalaman, keyakinan dan nilai-nilai sebelumnya; (c)
simplicity – derajat suatu ide baru yang dirasakan relatif mudah untuk dimengerti dan
dilaksanakan; (d) trialability – derajat inovasi yang dibagi dalam langkah-langkah dan
dicoba oleh pemakai; (e) observability – derajat inovasi yang dapat dilihat dan dinilai.
3
ketidakjujuran akademik seperti plagiarisme, rekayasa data, dan lain-lain. Seperti kita
ketahui bahwa kejujuran adalah salah satu tolok ukur dalam setiap aktivitas kehidupan,
tidak terkecuali dalam lingkungan dunia pendidikan dan kejujuran menjadi salah satu
indikator keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dunia
pendidikan. Siswa yang ingin memperoleh hasil maksimal dan positif, namun jika
melakukannya dengan cara tidak jujur maka dampaknya tetap saja tidak akan baik.
Lembaga pendidikan dapat dikatakan berhasil, namun sesungguhnya merupakan
keberhasilan yang semu, bila proses menuju keberhasilan tersebut dilakukan dengan cara-
cara tidak jujur. Dalam lembaga pendidikan tinggi di Indonesia sering terdapat kasus-kasus
pelanggaran akademik namun merupakan suatu fenomena gunung es karena kurang
mendapat tindakan yang tegas. Menurut Dibia salah satu pelanggaran akademik yang
banyak terjadi adalah tindak plagiat yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa
akademik di kampus, bahkan banyak perguruan tinggi yang tidak berani bertindak tegas
dalam menangani kasus pelanggaran akademik tersebut 9 .
Oleh karena itu perlu adanya kesadaran baik dari pihak pengajar maupun mahasiswa
dalam menangani masalah ketidakjujuran akademik ini, sehingga dapat diambil langkah
bijaksana dalam menghadapi kasus ini.
4
Bab 2
Tinjauan pustaka
- Konteks pendidikan: inovasi dalam pengajaran untuk filsafsat, ideologi atau pedagogi
baru.
6
2.3. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kejujuran akademik
Pihak yang bertanggung jawab terhadap kejujuran akademik adalah setiap anggota
komunitas akademik meliputi mahasiswa, anggota fakultas, dan administrator yang
menjunjung tinggi integritas ilmu pengetahuan dan penelitian 11 .
Salah satu peran dari staf pengajar/dosen adalah sebagai role model bagi
mahasiswanya, sehingga penting bagi dosen untuk selalu berperilaku dan bertindak sesuai
dengan kejujuran akademik. Dosen seharusnya mendorong mahasiswa untuk selalu
bertindak jujur, juga dalam segala kegiatan akademik 11 .
Pihak fakultas hendaknya membuat peraturan secara tertulis yang jelas, menyangkut
kejujuran akademik beserta sanksi-sanksi yang berlaku bagi setiap pelanggaran akademik.
Setiap mahasiswa hendaknya diberitahu mengenai peraturan beserta sanksinya dari awal
masuk fakultas dan sebaiknya mahasiswa menandatangani pernyataan, sehingga
diharapkan mahasiswa sudah mengerti tentang peraturan yang berlaku tersebut dan
bersedia menjalani peraturan yang ada beserta sanksinya.
Bentuk tindakan yang dianggap merupakan suatu ketidak jujuran akademik adalah:
Penyontekan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar
oleh seorang pesertas ujiah. Kegiatan ini dapat mencakup:
2.4.2. Plagiat 11
2.4.3. Perjokian
8
2.4.4. Pemalsuan
Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja atau
tanpa izin yang berwenang untuk mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan sesuatu
untuk mendapatkan pengakuan sebagai sesuatu yang asli, misalnya mengganti, meniru atau
megubah/memalsukan nama, tanda tangan, nilai atau tugas-tugas, praktikum, transkrip
akademik, ijazah, stempel, kartu tanda mahasiswa, gelar akademik, dan keterangan atau
laporan dalam lingkup kegiatan akademik maupun non akademik, serta memberikan
keterangan atau kesaksian palsu.
2.4.5. Penyuapan
Penyuapan adalah memberikan ataupun menerima imbalan uang, barang atau bentuk
lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan tertentu secara tidak sah baik bagi
penerima maupun pemberi. Tindakan lain yang termasuk dalam kategori ini adalah usaha
untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain baik dengan cara membujuk,
memberi hadiah atau berupa ancaman dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap
prestasi akademik.
9
Komponen I: Goals, Topics and General Purposes
1. Faktor akademik:
Jumlah mahasiswa, latar belakang akademik, Tes Potensi Akademik, tingkat
inteligensia, tingkat membaca, nilai standar prestasi, tes bakat, kebiasaan belajar sendiri,
latar belakang dalam subjek atau topik, motivasi untuk mempelajari subjek; mata kuliah
harapan, cita-cita kebudayaan dan kejuruan.
2. Faktor sosial:
Usia, maturitas, rentang/masa jangka waktu perhatian, bakat/talenta khusus,
hambatan/keterbatasan emosi dan fisik; hubungan antara mahasiswa, keadaan
sosioekonomi. Hal/informasi ini didapat dari catatan kumulatif mahasiswa, konsultasi
dengan dosen-dosen lain, konselor mahasiswa dan penasehat. Hasil kuesioner sebaik
survei yang dilengkapi oleh mahasiswa dan pre-assessment test juga dapat memberikan
data yang berguna untuk membuat rencana keputusan.
3. Suasana pembelajaran:
Ada 4 yaitu:
1) Lingkungan fisik: suara, cahaya, suhu, pilihan dan susunan furniture/mebel.
2) Lingkungan emosi: motivasi individu, ketekunan dan tanggung jawab
3) Lingkungan sosiologi: pekerjaan individual atau kelompok, respons kepada
figure yang berwibawa.
4) Keadaan fisiologis mahasiswa sendiri: kekuatan dan kelemahan sensoris,
kebutuhan makanan, kebutuhan aktivitas dan istirahat, bioritme/waktu yang
digunakan setiap hari untuk fungsi yang efisien/tepat guna.
10
4. Gaya belajar:
- Cognitive style mapping
- Visual, verbal, aktivitas fisik
- Tes diagnostik karakteristik kognitif
- Kuesioner
Analisis tugas penting untuk identifikasi dan spesifikasi subject content, terdapat hubungan
erat antara objectives dan subject content.
Komponen V: Pre-assessment
Tiga metoda dasar yaitu tiga pola kegiatan pengajaran dan pembelajaran:
Sumber pengajaran: supporting materials, printed materials, media audiovisual, buku teks,
buku-buku referensi, magazines, pamphlets, workbooks.
11
Standar prestasi:
Standar relatif/normative
- Norm referenced testing: melaporkan prestasi
- Criterion referenced
Objektif atau esai:
Tes objektif: True/False, matching, single word completion, MCQ
12
Bab 3
Pembahasan
Di fakultas ini pernah dilakukan tugas dengan membagikan kuesioner (DREEM)
versi bahasa Indonesia kepada 20 orang mahasiswa/i (10 mahasiswa dan 10 mahasiswi)
Fakultas Kedokteran UKRIDA semester II tahun akademik 2008/2009, dengan sebaran
usia 18 – 19 tahun untuk mengisi kuesioner tersebut yang terdiri atas 50 item. Data yang
diperoleh dianalisis, kemudian dilakukan interpretasi terhadap hasil analisis tersebut. Item
nomor 17 adalah perilaku menyontek merupakan masalah di fakultas ini. Setiap item
mempunyai skor maksimal 4. Setelah diadakan perhitungan pada setiap item, ditemukan
beberapa item mempunyai skor 0 – 2 (0 – 50 %), diantaranya item nomor 17 tersebut
mempunyai skor sama dengan 2. Jadi kesimpulannya item nomor 17 merupakan masalah
di fakultas ini sehingga disarankan adanya sanksi yang berat bagi mahasiswa/i yang
ketahuan menyontek agar menimbulkan efek jera, pernah terjadi perjokian pada saat ujian,
copy paste makalah PBL dan masih adanya beberapa staf pengajar yang tidak menyitasi
materi kuliahnya.
Oleh karena itu maka dirasa perlu untuk dilakukan inovasi kurikulum yang
rencananya hendak dimasukkan modul Kejujuran Akademik ke dalam kurikulum fakultas
ini sebagai tambahan dari modul Penulisan Ilmiah yang sudah diberikan pada keterampilan
klinik dasar (skills lab). Dalam hal ini hendak dilaksanakan praktik kejujuran akademik
pada kegiatan pembelajaran mahasiswa dan mengevaluasinya, juga mengingatkan staf
pengajar akan pentingnya kejujuran akademik ini antara lain dalam hal menyitasi materi
kuliah pada hand out dan slide presentation.
Rencana yang akan dilakukan di Fakultas Kedokteran UKRIDA adalah:
1) Dalam kegiatan belajar mengajar dibuat modul Kejujuran Akademik untuk
dikuliahkan kepada mahasiswa dan diintegrasikan ke dalam semua modul. Hal
ini untuk meyakinkan mahasiswa bahwa kejujuran akademik adalah penting
untuk dunia pendidikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan di seluruh
civitas academica.
Maka modul tersebut akan dibuat menurut rancangan pengajaran Kemp yang terdiri atas
8 (delapan) komponen yaitu:
13
Komponen I: Goals, Topics and General Purposes
- Goals:
Area kompetensi ke 7 yaitu menjunjung tinggi etika, moral dan profesionalisme dalam
praktik 15.
- Topics: Kejujuran akademik
- General purposes 15 :
1. Memahami konsep etika dasar dan mampu menerapkannya dalam konteks medis
dan layanan kesehatan
2. Mengenali pertimbangan etik pada kasus-kasus khusus
3. Mengidentifikasi pertimbangan etik yang bertentangan pada kasus-kasus tertentu
4. Mampu menganalisis secara sistematik pilihan-pilihan etik dalam suatu pengobatan
terhadap pasien
5. Menentukan, menginformasikan, dan menganalisa masalah etika dalam kebijakan
kesehatan
6. Menentukan, menginformasikan, dan menganalisa masalah etika yang berkaitan
dengan hubungan antar tenaga kesehatan profesional
14
Komponen IV: Subject content
- Definisi kejujuran akademik
- Pihak yang bertanggung jawab
- Bentuk ketidak jujuran akademik
Komponen V: Pre-assessment
- Pre-requisite test: mahasiswa semester I yang sudah lulus ujian saringan masuk yang
meliputi tes biologi, kimia, bahasa Inggris, tes kesehatan dan wawancara psikologis
- Pre- testing : dalam hal ini tidak dilakukan. Jadi semua mahasiswa mendapat strategi
pengajaran dengan metoda kuliah.
Sumber pengajaran: supporting materials, printed materials, media audiovisual, buku teks,
buku-buku referensi.
15
Komponen VIII: Evaluation
- Semester I: Evaluasi sumatif untuk teori dengan MCQ, dilakukan secara integrasi
dengan modul-modul lain pada blok tersebut. Setiap fasilitator PBL memeriksa
referensi yang dibuat oleh mahasiswa apakah sudah benar cara menulisnya dan ada
unsur plagiat atau tidak
Semester II sampai VII: setiap fasilitator PBL memeriksa referensi makalah PBL yang
dibuat mahasiswa apakah sudah benar cara menulisnya dan ada unsur plagiat atau tidak.
Untuk menilai domain afektif adalah sulit seperti emosi, sikap, apresiasi dan nilai yang
bersifat subjektif dan erat berhubungan dengan keputusan dan moralitas 16.
Struktur kurikulum fakultas kedokteran UKRIDA saat ini adalah seperti di bawah ini:
- Agama - Agama
Pada kurikulum saat ini modul kejujuran akademik belum ada. Kejadian yang terjadi
adalah:
-Pencurian soal ujian melalui ponsel: mahasiswa yang bersangkutan diskors 1 semester
-Pernah terjadi perjokian mahasiswa dalam ujian: pemakaian name tag diperketat
-Pada makalah PBL sering terjadi hanya copy paste dari makalah terdahulu milik kakak
kelasnya: dilakukan sanksi pengurangan nilai.
Mengingat jumlah mahasiswa yang semakin bertambah per tahun, diharapkan dengan
pemberian modul kejujuran akademik maka kejadian-kejadian tersebut walaupun tidak
mungkin hilang sama sekali tetapi paling tidak akan terminimalisasi.
5
2) Langkah-langkah yang mungkin diterapkan di FK UKRIDA (konsep Rogers)
dan feasibilitasnya:
a. Acquisition of knowledge tentang inovasi
b. Persuasion: inovasi adalah pertimbangan yang bermanfaat yaitu dirapatkan dulu di
antara pimpinan FK UKRIDA, kemudian disosialisasikan pada seluruh staf pengajar
c. A decision: keputusan untuk mengambil inovasi
d. Implementation: pelaksanaan inovasi secara bertahap yaitu dilakukan evaluasi
praktik kejujuran akademik pada kegiatan pembelajaran mahasiswa semester I s/d
VII (semester ganjil dan genap)
Kekuatan:
Kelemahan:
2. Sanksi yang diberikan terlalu ringan sehingga tidak membuat jera para
pelanggaran
Ancaman:
2. Indeks prestasi merupakan hal yang semu, bukan hasil yang sebenarnya.
3. Pengguna lulusan mempunyai opini yang tidak baik bagi lulusan fakultas
tersebut.
Kesempatan:
20
Walaupun sulit untuk menilai afektif, evaluasi praktik kejujuran akademik pada kegiatan
pembelajaran mahasiswa fakultas saya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pada saat mahasiswa menjalani ujian dalam ruang kelas (terdapat CCTV tanpa
diketahui mahasiswa), kemudian pengawas ujian meninggalkan ruangan sebentar.
Terdapat satu orang yang memantau melalui CCTV tersebut apakah ada mahasiswa
yang saling menyontek.
2. Melalui makalah PBL tutor bisa memeriksa apakah ada unsur plagiat atau tidak.
3. Dibuat suatu kuesioner tentang kejujuran akademik, kemudian mahasiswa disuruh
mengisi kuesioner tersebut.
Kemudian kita bandingkan hasilnya pada point nomor 1 dan point nomor 2 dengan
hasil pengisian kuesioner tersebut, apakah sesuai atau tidak.
Bila pada point 1 ternyata banyak yang saling mencontek, pada point 2 masih ada yang
melakukan plagiat, tapi pada pengisian kuesioner tidak mengisi dengan sebenarnya
atau mereka mungkin jujur mengisi saling menyontek dan melakukan plagiat maka
berarti mahasiswa belum melakukan praktik kejujuran akademik dengan benar.
Hal ini dapat dilakukan pada mahasiswa semester I sampai VII untuk melihat tindak
lanjutnya.
Bagi staf pengajar praktik kejujuran akademik ini penting karena staf pengajar merupakan
role model bagi mahasiswa. Di fakultas kami belum pernah dilakukan pembahasan
kejujuran akademik bagi staf pengajar dan mahasiswa.
21
Langkah-langkah penyebaran kurikulum 5 :
1. Identifikasi masalah
3. Perumusan sasaran pembelajaran untuk suatu topik yang mungkin merupakan suatu
kontribusi yang penting di lapangan
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi kurikulum
a) Relative advantage: derajat inovasi yang dirasakan perlu untuk praktik nyata
yaitu masalah mahasiswa mencuri soal ujian, perjokian, keraguan mahasiswa
akan pentingnya masalah menyontek bagi dunia pendidikan, belum semua dosen
melakukan sitasi materi kuliah.
23
Bab 4
Simpulan:
1. Kurikulum tidak statis dan terus menerus berkembang, Kurikulum yang berhasil
membutuhkan masukan dan pengelolaan untuk memperyahankan kekuatan dan
mengembangkan perbaikan lebih lanjut.
3. Kejujuran akademik merupakan hal yang sangat penting dalam mutu pendidikan
sebab hal ini akan mempengaruhi lulusan bila terjun ke masyarakat dan dunia kerja.
4. Walaupun mungkin sulit untuk menghilangkan tindakan ketidak jujuran akademik ini
sampai ke titik nol, tapi kita dapat meminimalisasinya dengan membuat peraturan
tertulis secara rinci serta sanksi bagi pelaku pelanggaran.
5. Kejujuran akademik berasal dari hati nurani, kemauan diri sendiri, komitmen,
integritas diri dan merupakan tanggung jawab diri baik pada dosen maupun mahasiswa.
Saran:
24
DAFTAR PUSTAKA
26