Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO

KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)


PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN
CIANJUR

PERIODE PENGAMBILAN DATA 2 – 7 DESEMBER 2022


DI KECAMATAN SALUYU (DESA SUKAMULYA, DESA
SUKASIRNA, DESA SELAJAMBE DAN DESA TANJUNGSARI )

DAFTAR ISI
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
1
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

Bab II Gambaran Wilayah

2.1 Kabupaten Cianjur

2.2 Kronologi Gempa

2.3 Dampak Gempa dan Kerusakan

2.4 Kecamatan Sukaluyu

2.5 Respon Gempa

2.6 Wilayah Intervensi

2.6 Desa Sukamulya

2.7 Desa Selajambe

2.8 Desa Tanjungsari

2.9 Desa Sukasirna

Bab III Pembahasan

3.1 Hasil Rapid Gender Assesment

3.2 Pemetaan kondisi dan status pemenuhan perempuan dan kelompok rentan

3.3 Hasil Rapid Gender Based Violence

3.3.1 Hasil Assesmen

3.3.2 Hasil Koordinasi dengan Dinas Sosial dan Posko Ramah Perempuan dan
Anak DPPKBP3A Kabupaten Cianjur

3.4 Hambatan dan Tantangan

Bab IV Penutup

BAB I

PENDAHULUAN
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
2
1.1 Latar Belakang

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi


gempa bumi Magnitudo 5.6 (M) yang meng- guncang wilayah Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Diketahui pusat gempa berlokasi di darat dengan kedalaman 10 km pada koordinat6,84
Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, pada hari Senin, 21 November 2022 pukul 13.21
WIB. Menurut keterangan BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami karena lokasi
pusat gempa bumi terletak di darat.
Pusdalops BNPB juga mendapatkan laporan lain adanya warga yang merasakan
guncangan dengan intensitas lemah hingga kuat, seperti di DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kota
Bogor dan Kabupaten Garut. BPBD yang wilayahnya merasakan gempa telah melakukan
pemantauan dampak gempa Sementara itu, pemantauan Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan
skala MMI atau modified Mercalli intensity, Gempabumi utama (mainshock) Mw 5.6
berdampak dan dirasakan di kota Cianjur dengan skala intensitas V-VI MMI (Modified
Mercalli Insensity); Garut dan Sukabumi IV-V MMI; Cimahi, Lembang, Kota Bandung,
Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah dengan skala intensitas III MMI;
Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II-III MMI

Gambar 3
Peta tingkat guncangan (shakemap) dari gempa utama (mainshock) Mw 5.6

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
3
Sumber: Kelompok Kerja Sesar Aktif dan Katalog Gempabumi Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Isu gender menjadi penting dalam penanggulangan bencana. Kekerasan Berbasis Gender
(KBG) adalah masalah global (1 dari 3 perempuan) dan nasional, 1 dari 4 perempuan usia 15-64
tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual yang dilakukan oleh pasangan dan selain
pasangan (SPHPN, 2021), 3 dari 5 anak dan remaja perempuan dan laki-laki pernah alami kekerasan
seksual sepanjang hidupnya (SNPHAR 2018). Alasan lain isu gender penting dalam penanggulangan
bencana adalah perempuan dan laki-laki memiliki kebutuhan berbeda. Ada kebutuhan praktis
dan strategis yang harus dipenuhi. Perubahan peran gender sejalan usia dan waktu.
Perempuandan laki-laki memiliki masalah berbeda. Perbedaan usia, status ekonomi,
pernikahan, tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kebutuhan dan kesempatan yang
berbeda-beda antara laki-laki dan perempuan, antara anak laki-laki dan anak perempuan,
antara lansia laki-laki dan lansia perempuan. Banyak pihak melakukan intervensi kebutuhan
khusus untuk perempuan, namun sedikit terlewatkan memperhatikan kebutuhan laki-laki.

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
4
Di sisi lain peran-peran strategis pengelolaan posko banyak diambil laki-laki dan
memberi porsi lebih sedikit kepada perempuan. Jumlah korban perempuan dan anak perempuan
lebih besar dibandingkan korban laki-laki membuat perempuan dan anak menjadi kelompok yang
rentan alami KBG. Selain itu interseksionalitas dengan disabilitas dan lansia serta kelompok
minoritas lainnya semakin meningkatkan risiko alami KBG. Dalam situasi krisis dan bencana faktor
risiko terjadinya KBG cenderung meningkat karena berbagai faktor seperti  tekanan hidup meningkat
dan sistem perlindungan serta tatanan sosial rusak. Kasus KBG dapat terjadi dalam setiap tahapan
respon bencana, bahkan dalam hitungan hari setelah bencana terjadi (KPPPA dan UNFPA, 2018,
2020) . Oleh karena itu pencegahan dan penanganan KBG pada situasi bencana  merupakan layanan
esensial yang harus segera ada pada situasi bencana. Pencegahan dan penanganan KBG harus
dilakukan dan  membutuhkan pendekatan multi sektor. Untuk memberikan informasi situasi awal
untuk melakukan  pencegahan dan penanganan KBG, maka  kaji cepat risiko KBG ini dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan


a. Maksud
 Maksud melakukan kajian cepat risiko KBG adalah untuk memperoleh data dan
informasi mengenai risiko KBG, serta situasi dan kondisi layanan untuk penanganan
KBG  awal yang ada di lokasi pengungsian pasca gempa di kabupaten Cianjur, Jawa
Barat. 
 Tujuan menyediakan data yang diperlukan untuk pengembangan program respon bencana
terutama untuk pencegahan dan penanganan KBG pasca bencana.

b. Tujuan :

 Untuk mengetahui akses layanan KBG di tempat pengungsian.


 Untuk mengetahui fasilitas yang ada di tempat pengungsian, termasuk pada risiko
keamanan bagi perempuan dan anak
 Untuk mengetahui lembaga lembaga yang memberi layanan KBG di tempat pengungsian

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
5
BAB II
Gambaran Wilayah

2.1 Kabupaten Cianjur


2.1.1 Kondisi Wilayah
Kabupaten Cianjur terletak antara 60 21' sampai dengan 70 25' Lintang Selatan dan 1060 42'
sampai dengan 1070 33' Bujur Timur. Posisi tersebut menempatkan Kabupaten Cianjur berada di
tengah-tengah wilayah Provinsi Jawa Barat yang memanjang dari Utara ke Selatan. Kabupaten
Cianjur terdiri dari 32 Kecamatan dan 348 Kelurahan.
Kabupaten Cianjur adalah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya terletak
di Kecamatan Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Purwakarta di Utara, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat dan Kabupaten Garut di Timur, Samudra Hindia di Selatan, serta Kabupaten
Sukabumi dan Kabupaten Bogor di Barat.
Kabupaten Cianjur terdiri dari 32 kecamatan dengan 360 desa/kelurahan. Batas administrasi
dari Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut :

Tabel 1
Administrasi Kabupaten Cianjur
Bagian Administrasi
Utara Kabupaten Bogor dan Purwakarta
Selatan Samudra Indonesia
Barat Sukabumi
Timur Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.

Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur berdasarkan dokumen Kabuopaten Cinajur dalam angka tahun
2020, jumlah penduduknya sebanyak 2.506.682 jiwa terpilah dalam jenis kelamin lai laki sebanyak
1.285.980 dan perempuan sebanyak 1.22.702. Bertambah sebanyak 29.122 jiwa dibandingkan
jumlah penduudk tahun 2020.

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
6
Gambar 1

Peta Wilayah Kabupaten Cianjur

Sumber : Kab Cianjur Dalam Angka, 2022

2.2.2 Kerentanan Tenaga Kerja Kabupaten Cianjur

Pada masa sekarang ini masalah peluang kerja adalah, sulitnya mencari lapangan pekerjaan
yang berdampak pada masalah sosial dimana terjadi pengangguran, depresi, bahkan tingginya
tingkat kemiskinan. Eksistensi para pekerja atau buruh untuk saat ini sering muncul kepermukaan,
karena mereka menuntut atas haknya. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, mereka yang
tidak memiliki pekerjaan dan sudah bekerja dengan mendapatkan upah yang minim termotivasi
untuk bekerja ke luar negeri atau disebut PMI (Pekerja Migran Indonesia). Faktor-faktor pendorong
(push factor): 1) menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian
di wilayah pedesaan yang makin menyempit). 2) alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
Adapun faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah: 1) adanya harapan akan memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup. 2) adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik (Zuldin, 2003: 77-78)

Berdasarkan data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Provinsi
Jawa Barat menduudki peringkat ke 4 setelah Jawa Timur (24%), Jawa Tengan ( 22%), NTB (16%)
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
7
dan Jawa Barat 16%). Dan Kabupaten Cianjur adalah Kabupaten di urutan ke empat penyuplai
tenaga kerja indonesia (TKI) setelah kabupaten Indramayu, Cirebon dan Subang. Mayoritas warga
yang menjadi pekerja di luar negeri menggunakan visa ziarah yang membuat pekerja tersebut
menghadapi masalah, terutama kesulitan saat dipulangkan.

Berdasarkan data pengaduan PMI per Bulan Oktober 2022 negara dengan pengaduan
tertinggi adalah Saudi Arabia ada 48 pengaduan. Dan total pengaduan per Bulan Oktober sebanyak
145 pengaduan, Provinsi dengan pengaduan tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat sebanyak 52
pengaduan, Kabupaten Cianjur menempati urutan kedua tingkat permalahan buruh migran
Indonesia setelah Kabupaten Indramyu. Jika dilihat dari persoalan secara nasional Kabupaten
Cianjur berada di urutan ke 4 dengn tingkat pengaduan tertinggi setelah Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Malang ( BP2MI, November 2022 ).

2.2 Kronologi Gempa


Gempa bumi terjadi pada hari Senin, tanggal 21 November 2022, pukul 13:21:10 WIB. Menurut
informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi
terletak di darat pada koordinat 107,05 BT dan 6,84 LS, berjarak sekitar 9,65 km barat daya Kota
Cianjur atau 16,8 km timur laut Kota Sukabumi, dengan magnitudo M5,6 pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi
pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,095 BT dan 6,853 LS dengan magnitudo M5,6 pada
kedalaman 10 km. Menurut data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi
berada pada koordinat 107,05 BT dan 6,89 LS, dengan magnitudo M5,5 pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan update data dari BMKG gempa susulan hingga 02 Desember 2022 pukul 15.00 WIB
sudah terjadi 373 kali.

Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat di wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan
bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara gunung api Gede. Wilayah ini secara
umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api,
lava, tuff) dan aluvial sungai. Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami
pelapukan. Endapan Kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak
(unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. Selain itu pada
morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami
pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
8
curah hujan tinggi. Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme
sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar
aktif. Keberadaan sesar aktif tersebut hingga kini belum diketahui dengan baik karakteristiknya dan
lokasinya berada pada bagian timur laut zona sesar Cimandiri.

Gambar 2
Peta Pusat gempa Cianjur

Sumber : Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi, 2022

Gempabumi yang terjadi di daerah Cianjur ini termasuk jenis gempa tektonik kerak dangkal
(shallow crustal earthquake) dengan tipe mainshock-aftershocks, yaitu gempabumi utama yang
kemudian diikuti oleh serangkaian gempabumi susulan (Mogi, 1963). Berdasarkan sebaran
episenter dan hiposenter hasil relokasi (Gambar 2), gempabumi ini sangat menarik, dimana
gempa utama (mainshock) berlokasi di arah utara Sesar Cimandiri segmen Rajamandala,
sementara gempa-gempa susulannya (aftershocks) berada di sebelah Timur Laut relatif
terhadap gempa utama.
Mekanisme fokus gempa utama Mw 5.6 ini menunjukkan sesar geser mengiri (sinistral
strike-slip fault) pada arah Barat Daya-Timur Laut yang mirip dengan dominasi pergerakan dari
Sesar Cimandiri segmen Rajamandala. Jika kita melihat sebaran episeter gempa-gempa susulan
hasil relokasi pada Gambar 2, cluster (kumpulan) gempabumi susulan tersebut berarah Barat
Daya-Timur Laut pada jarak sekitar 15 km sebelah utara dari Sesar Cimandiri segmen
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
9
Rajamandala. Berdasarkan mekanisme fokus gempa utama dan sebaran hiposenter hasil
relokasi, Menurut informasi Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi, 2022 yang telah
membuat interpretasi sesar penyebab gempa Mw 5.6 dan area sesarnya (garis putus-putus
warna biru dan kotak putus-putus warna biru pada Gambar 2 bagian bawah) yang merupakan
sesar geser mengiri dan memiliki dip ke arah Barat Laut. Untuk interpretasi lebih lanjut
diperlukan validasi dari lapangan dan data pendukung lainnya. (Kelompok Kerja Sesar Aktif
dan Katalog Gempabumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta, 21
November 2022)

2.2 Dampak Gempa dan Kerusakan


Menurut Data Pos Komando Perkembangan Situasi dan Penanganan Pasca Gempa M 5,6 pada
tanggal 2 Desember 2022, dampak gempa tersebut meliputi 16 Kecamatan dan 169 Desa.
Kecamatan yang terdampak adalah :
1. Kec. Cianjur
2. Kec. Karang Tengah
3. Kec. Warungkondang
4. Kec. Cilaku
5. Kec. Gekbrong
6. Kec. Cugenang
7. Kec. Cibeber
8. Kec. Sukaluyu
9. Kec. Sukaresmi
10. Kec. Pacet
11. Kec. Bojong Picung
12. Kec. Cikalong Kulon
13. Kec. Mande
14. Kec. Cipanas
15. Kec. Haurwangi
16. Kec. Ciranjang
Korban jiwa akibat gempa dengan kekuatan Magnitudo 5.6 (M) adalah :
1. Korban Meninggal
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
10
a. Meninggal Dunia sebanyak 334
Ket : Tambahan 2 orang meninggal dunia bukan dari hasil pencarian, namun setelah
menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung berdasarkan keterangan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
c. Korban hilang (masih dalam pencarian) sebanyak 8 jiwa
2. Korban luka
a. Korban luka berat : 593 orang
b. Korban luka berat yang saat ini masih dirawat di semua Rumah Sakit wilayah Cianjur
berjumlah 44 orang.
3. Kerugian materiil
1. Total rumah rusak berjumlah 43.737 unit, dengan rincian :
a. Rumah Rusak Berat : 9.658
b. Rumah Rusak Sedang : 12.996
c. Rumah Rusak Ringan : 21.83
2. Infrastruktur Rusak
a. Fasilitas Pendidikan/Sekolah : 540
b. Tempat Ibadah : 272
c. Fasilitas Kesehatan : 18
d. Gedung/Kantor : 17
4. Data pengungsian
Berdasarkan data dari survey yang dilakukan BNPB bersama Kementerian PPPA dan UNFPA
yang bertujuan untuk mendapatkan data pengungsi terpilah, antara lain distribusi umur, jenis
kelamin dan kelompok rentan di pos-pos pengungsian. Titik pengungsian yang sudah berjalan
disurvei saat ini (Hasil validasi data sementara 2 Desember 2022 per pukul 15.00 WIB) di 494
titik dengan rincian 375 titik terpusat dan 119 mandiri.
a. Jumlah KK Disurvei sebanyak 41.166 KK
b. Jumlah Total Pengungsi Disurvei sebanyak 14.683 jiwa
c. Pengungsi Laki-Laki sebanyak 54.781 jiwa
d. Pengungsi Perempuan sebanyak 59.902 jiwa
e. Penyandang Disabilitas sebanyak 147 jiwa
f. Ibu Hamil sebanyak 1.640 jiwa
g. Lansia sebanyak 7.453 jiwa
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
11
5. Relawan
• Organisasi relawan : 51 organisasi (bekerja di 15 sektor)
• Jumlah personil : 6.233 relawan
• Hingga Jum’at 2 Desember 2022, Posko mengoperasikan 22 Dapur Umum yang tersebar di 8
Kecamatan. Dapur umum ini dikelola oleh Tagana dari 8 Provinsi dengan jumlah personil 524
orang, yang telah mendistribusikan 84.147 porsi makanan untuk para korban dan relawan.
Sedangkan TNI mengoperasikan 3 dapur umum dan Polri mengoprasikan 7 dapur umum.

2.3 Kecamatan Sukaluyu


Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur secara geografis terletakdiantara6° 21’ - 7°
25’LintangSelatan dan 106° 42’ - 107° 25’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Mande
Sebelah Barat : berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Karangtengah
Sebelah Timur : berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Ciranjang / Bojongpicung
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Wilayah Cilaku / Cibeber
Kondisi Topografi Kecamatan Sukaluyu secara umum bervariasi antara 0-5% dibagian barat wilayah
Kecamatan, 3-8% dibagian selatan wilayah Kecamatan, 15-25% dibagian tengah sebelah timur dan sebelah
selatan wilayah Kecamatan. Kecamatan Sukaluyu merupakan daerah perbukitan mempunyai ketinggian 200
mdpl, dan kemiringan 0 – 30 %.
Kondisi Klimatologi masih dipengaruhi keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Cianjur
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari
daratan Australia dan Asia. Keadaan curah hujan di Kecamatan Sukaluyu berdasarkan stasiun pencatat hujan
di setiap tahunnya berkisar antara 2.273 mm per tahun. Banyaknya hari hujan tertinggi 46 hari dan setiap
tahunnya adalah 158 hari, suhu udara berkisar antara 180 C-300 C dan suhu rata-rata 260 C dengan
kelembaban rata-rata sebesar 85%.
Jumlah penduudk Kecamatan Sukaluyu sebanyak 83. 678 jiwa terbagi dalam Laki laki sebanyak
42.953 dan perempuan sebanyak 40.725 Kecamatan Sukaluyu terdiri dari 10 desa yaitu :
1. Babakansari
2. Hegarmanah
3. Mekarjaya
4. Panyusuhan
5. Sindangraja
6. Sukaluyu
7. Sukamulya
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
12
8. Sukasirna
9. Selajamber
10. Tanjungsari
Gambar 4
Peta Kecamatan Sukaluyu

Sumber : Kecamatan Sukaluyu Dalam Angka 2020

Luas wilayah dan perkembangan penduduk Kecamatan Saluyu tahun 2022 adalah sebagai berikut :

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
13
Tabel 2
Luas wilayah Kecamatan Saluyu

No Desa Luas wilayah (Ha)

1 Sukamulya 669,00

2 Panyusuhan 510,59

3 Mekarjaya 319,08

4 Sukaluyu 668,01

5 Selajambe 288,98

6 Tanjungsari 432,96

7 Babakansari 439,79

8 Sukasirna 439,69

9 Sindangraja 446,88

10 Hegarmanah 309,51

JUMLAH 4.542,49

Sumber : Profil Kecamatan Sukaluyu 2020

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
14
Tabel 3
Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Desa, Jenis Kelamin Kecamatan Saluyu, tahun 2022

PERTAMBAHAN PENDUDUK
JUMLAH JUMLAH PENDUDUK AWAL JUMLAH PENDUDUK AKHIR
NO DESA LAHIR MATI DATANG PERGI
KK
L P JUMLAH L P L P L P L P L P JUMLAH

1 Hegarmanah 2,382 4,925 4,644 9,569 3 2 - - 8 1 9,574


11 8 4,925 4,649

2 Mekarjaya 1,885 2,922 2,813 5,735 2 3 - - - 5,734


2 2 - 2,922 2,812

3 Panyusuhan 2,282 4,077 3,866 7,943 1 - - - - 7,960


10 8 - 4,086 3,874

4 Selajambe 2,580 4,500 4,376 8,876 3 - 3 1 1 4 8,883


4 7 4,503 4,380

5 Sindangraja 2,718 4,473 4,267 8,740 2 2 - - - 8,750


7 7 - 4,478 4,272

6 Sukaluyu 2,989 5,090 4,796 9,886 2 4 - - - 9,893


7 6 - 5,095 4,798

7 Sukamulya 3,581 5,602 5,606 11,208 3 2 - 1 4 1 11,209


9 1 5,604 5,605

8 Sukasirna 2,927 4,936 4,610 9,546 3 2 2 2 4 8 9,546


5 8 4,936 4,610

9 Tanjungsari 2,828 4,837 4,673 9,510 - 1 3 5 8 4 9,517


9 3 4,841 4,676

10 Babakansari 2,282 4,030 3,821 7,851 - 3 - - - 7,860


8 4 - 4,038 3,822

JUMLAH 26,454 45,392 43,472 88,864 19 19 8 9 25 18 88,926


72 54 45,428 43,498
Sumber : Kecamatan Sukaluyu Oktober 2022
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
15
2.4 Respon Gempa Kecamatan Saluyu
Kecamatan Saluyu meruupakan kecamatan penyangga bagi pengungsi gempa M 5.6 . Jumlah
penghungsi di wilayah Kecamatan Saluyu sejjumlah 3.535 jiwa dan untuk 4 wilayah
intervensi sejumlah 1.605 jiwa , seperti tertuang dalam tabel berikut ini
Tabel 4
DATA JUMLAH PENGUNGSI DAMPAK BENCANA ALAM
KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR
PER TANGGAL 05 DESEMBER 2022

KELOMPOK UMUR JUMLAH KETERANGAN


N IBU
NAMA DESA BAYI BALITA ANAK ANAK DEWASA LANSIA
O HAMIL
L P L P L P L P L P P

1 MEKARJAYA 11 14 9 14 82 92 8 11 241

2 PANYUSUHAN 7 5 64 69 74 99 18 17 353

3 SUKALUYU 19 31 29 46 23 100 4 5 257

4 BABAKANSARI 5 25 13 51 27 61 94 3 10 289

5 SUKAMULYA 1 4 12 18 29 59 81 7 11 2 224

6 TANJUNGSARI 30 21 31 36 117 121 33 26 4 419

7 SELAJAMBE 1 2 7 6 5 22 219 77 38 3 1 381

8 SUKASIRNA 5 7 13 12 85 54 204 128 38 29 6 581

9 HEGARMANAH 12 10 9 7 63 40 12 26 179

10 SINDANGRAJA 12 8 33 44 192 99 23 18 429

JUMLAH 6 15 140 132 334 348 1094 931 184 156 13 3353

Sumber :Pos komando desa dan Kecamatan Sukaluyu, Diolah 2022

Tabel 5
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
16
DATA JUMLAH PENGUNGSI DAMPAK BENCANA ALAM DI 4 WILAYAH INTERVENSI
KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR
PER TANGGAL 05 DESEMBER 2022

KELOMPOK UMUR JUMLAH KETERANGAN

NO NAMA DESA ANAK IBU


BAYI BALITA DEWASA LANSIA
ANAK HAMIL

L P L P L P L P L P P

1 SUKAMULYA 1 4 12 18 29 59 81 7 11 2 224

2 TANJUNGSARI 30 21 31 36 117 121 33 26 4 419

3 SELAJAMBE 1 2 7 6 5 22 219 77 38 3 1 381

4 SUKASIRNA 5 7 13 12 85 54 204 128 38 29 6 581

JUMLAH 6 10 54 51 139 141 599 407 116 69 13 1605

Sumber :Pos komando desa dan Kecamatan Sukaluyu, Diolah 2022

YAPPIKA_ActionAid bekerja sama dengan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak, Save
The Childern, DKBP3A Kabupaten Cianjur, UNPFA melakukan Kaji Cepat Risiko Kekerasan
Berbasis Gender pasca bencana gempa bumi Cianjur yang dilakukan dalam tahapan yaitu
1. Persiapan dilakukan sejak 3 hari setelah gempa (21 November 2022) dari tanggal 24 hingga 27
November 2022 (untuk koordinasi, persiapan instrumen, protokol, perekrutan dan pelatihan
enumerator, penentuan titik pengungsian,  persiapan aplikasi, )
2. Tahap I pengambilan data dilakukan selama 6 hari pada tanggal 28 November hingga 3
Desember 2022 dan pengolahan data selama 3 hari tanggal 3-5 Desember 2022. Di tahap I
cakupan asesmen  pada 5 Kecamatan yaitu Cugenang, Cianjur, Pacet, Warungkondang,
Gekbrong, 30 titik pengungsian dan 42  wawancara/FGD dengan ketua kamp, kelompok
perempuan dan penyedia layanan KBG.
3. Tahap II penambahan cakupan wilayah di 11 kecamatan yang terimbas gempa dan menjadi
wilayah penyangga bagi pengungsi yaitu Kec Sukaresmi, Kec Cipanas, Kec Mande, Kec.
Cikalong kulon, Kec. Sukaluyu, Kec. Karangtengah, Kec. Ciranjang, Kec. Bojong Picung, Kec.
Haurwangi, Kec. Cilaku, Kec. Cibeber.

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
17
4. Tahap II dilakukan dengan cakupan 4 desa di wilayah Kecamatan Sukaluyu yaitu Desa
Sukamulya, Desa Sukasirna, Desa Tanjungsari dan Desa Selajambe
Pemilihan wilayah kaji cepat dilakukan berdasarkan kriteria data dampak gempa (kerusakan
rumah) yang menunjukkan kerusakan yang cukup parah, jumlah pengungsi yang cukup banyak,
terutama perempuan, lansia  dan disabilitas. Pada tahap awal terpilih kecamatan Cianjur (termasuk
Nagrak), Gekbrong, Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cilaku. Yang selanjutnay dilakukan
penambhan di 11 wilayah tersebut diatas. Salah satunya adalah Sukaluyu, dipilih karena merupakan
kecamatan yang menjadi wilayah penyanggah, memang tidak terdampak kerusakan besar, namun
menerima pengungsi dari kecamatan sekitarnya (Cianjur, Warungkondang, Gekbrong, Cugenang)

2.5 Wilayah Intervensi

2.5.1 Desa Sukamulya


Desa Sukamulya mempunyai luas wilayah 669,00 Ha dengan luas tanah sawah sebesar 306,00 Ha,
luas tanah kering 363,00 Ha. Berdasarkan data penduduk tahun 2022 jumlah penduduk yang terdiri
dari 11.345 jiwa. Laki laki 5.741 jiwa dan perempuan 5.604 jiwa yang di kelompokan kedalam 3.197
kepala keluarga. Desa Sukamulya berbatasan dengan beberapa desa yaitu :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Babakan Sari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Nangala Mekar
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sukaluyu
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjungsari & Desa Hegarmanah

Desa Sukamulya terbagi dalam 4 Dusun, 10 RW dan 35 RT, masing-masing sebagai berikut :
 RW 001 ( Dusun gempol ) terdiri dari RW 001, RW 002, RW.003
 RW 002 ( Dusun Pasir Nangka ) terdiri dari RW 001, RW 002,RW 003
 RW 003 ( Dusun Pajagan ) terdiri dari RW 007, RW 008
 RW 004 ( Dusun Parungbedil) terdiri dari RW 009, RW 010

Gambar 5

Peta Desa Sukamulya

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
18
Sumber : Profil Desa Sukamulya

Pasca bencana gempa cianjur dengan kekuatam M 5.6 , Desa Sukamulya banyak menerima
pengungsi dari kecamatan luar seperti dari Cugenang, Cianjur, Warung Kondang, Cilaku,
Cipaku Surupan dan Cibeber. Jumlah keseluruhan pengungsi di Desa Sukamulya sebanyak
224 terdiri dari 1 bayi, 17 balita, 47 anak anak, 139 dewasa, 18 lansia dan 2 ibu hamil.

2.5.2 Desa Sukasirna


Kondisi geografis Desa Sukasirna berada pada Ketinggian Tanah Dari Permukaan Laut 120 m.
Banyaknya Curah Hujan 20 s/d 24 Mt/Th. Tofografi Desa Sukasirna adalah dataran rendah – tinggi
panati 360 Mdi dengan Suhu Udara Rata-rata 20 s/d 24 Co . Luas Desa Sukasirna adalah 439,685 Ha
dengan batas Wilayah sebagai berikut :
o Sebelah Utara : Desa Sindangraja Kecamatan Sukaluyu
o Sebelah Selatan : Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu
o Sebelah Barat : Desa Babakancaringin Kecamatan Karangtengah
o Sebelah Timur : Desa Hegarmanah Kecamatan Sukaluyu
Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin Laki – laki sebanyak4.847 Orang, Perempuan 4.325 Orang
dengan total jumlah penduduk adalah sebanayk Jumlah 9.172 Orang dengan jumlah Kepala Keluarga
2.691 KK
Pasca bencana gempa cianjur dengan kekuatam M 5.6 , Desa Sukasirna banyak
menerima pengungsi dari kecamatan luar seperti dari Cugenang,, Warung Kondang, Cilaku,
Pacet dan Mangun Kerta, Cianjur, dan Mande. Jumlah keseluruhan pengungsi di Desa
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
19
Sukasirna sebanyak 582 terdiri dari 7 bayi, 31 balita, 139 anak anak, 336 dewasa, 67 lansia
dan 6 ibu hamil.

2.5.3 Desa Tanjungsari


Secara Administratif Desa Tanjungsari adalah salah satu dari 10 Desa di Wilayah Kecamatan
Sukaluyu bagian Kabupaten Cianjur, yang mempunyai luas wilayah 439,789 Ha yang berada
diketinggian laut 5 mdl. Penduduk Desa Tanjungsari berdasarkan data terakhir Laporan Bulanan
Penduduk Tahun 2020 tercatat sebanyak 8.427jiwa. Desa Tanjungsari berbatasan dengan beberapa
desa yaitu :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukasari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukamulya
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Babakansari
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Babakancaringin
Desa Tanjungsari merupakan desa yang berada di daerah dataran rendah pantai selatan Pulau
Jawa, dengan ketinggian 0 - 20 mdl diatas permukaan air laut. Sebagian besar wilayah desa adalah
lahan pesawahan atau lahan pertanian. Sumber air yang ada di Desa Tanjungsari meliputi air
permukaan, air tanah dan Sumur Bor Artesis. Air permukaan berupa sungai dan air tanah berupa
sumur. Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, masyarakat sebagian besar menggunaan air bersih
dan sebagian yang lain dari sumur gali dan sumur bor artesis.

Gambar 6
Peta Desa Tanjungsari

Sumber : Profil Desa Tanjungsari

Pasca bencana gempa cianjur dengan kekuatam M 5.6 , Desa Tanjungsari banyak
menerima pengungsi dari kecamatan luar seperti dari Cugenang, Warung Kondang, Pacet,
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
20
Limbang sari, dan Cianjur,. Jumlah keseluruhan pengungsi di Desa Tanjungsari sebanyak 419
terdiri dari 56 balita, 76 anak anak, 245 dewasa, 62 lansia dan 4 ibu hamil.

2.5.4Desa Selajambe
Desa Selajambe berasal dari sebuah nama kampung atau dusun selajambe karena pasca pamekaran
dari Desa Induk yaitu Desa Selajambe, kantor Pemerintahannya terletak di kampung atau dusun
Selajambe pada Tahun 1914 dibawah Pimpinan Kep atau Kampung atau Dusun Selajambe itu sendiri
berasal dari nama kampung. Ini dibuktikan dengan surat-surat tanah/girik/akta dengan segel cap
macan .Produk tersebut sampai dengan Tahun 1960 yang mencatumkan Kampung Kawung Sari yang
sekarang dengan nama Selajambe. Luas tanah kas desa 183.300Ha. Batas wilayah Desa Selajambe
adalah
Sebelah Utara Berbatasar desa Sukasirna
Sebelah Selatan Beroatasaan desa tanjungsari
Sebelah barat berbatasan degan  kecamatan Karangtengah
Sebelah timur Berbatasan dengan Hegarmanah
Jumlah Penduduk Desa Selajambe sebanyak 8.378 orang, terbsdi di Dusun I  1641 Dusun II 1793,
Dusun III 2403, Dusun IV 2541 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) Dusun I 536 Dusun II
577 Dusun III 721Dusun IV 681LKK.
Pasca bencana gempa cianjur dengan kekuatam M 5.6 , Desa Selajambe banyak menerima
pengungsi dari kecamatan luar seperti dari Cugenang,, Warung Kondang, Cianjur. Jumlah
keseluruhan pengungsi di Desa Selajambe sebanyak 381 terdiri dari 2 bayi, 15 balita, 96 anak anak,
225 dewasa, 41 lansia dan 1 ibu hamil dan terdapat 2 disabilitas intelektual yang berada di tenda
pengungsian dan di rumah warga.

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
21
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Rapid Gender Assesmen ( RGA )


3.1.1 Karakteristik Responden
Responden adalah pengungsi perempuan dewasa , remaja perempuan dan kepala kamp yang
diambil secara acak di 4 wilayah pengungsian di Kecamatan Saluyu yaitu Desa Sukamulya,
Desa Sukasirna, Desa Selajambe dan Desa Tanjungsari. Jumlah responden berbeda beda di
setiap wilayah dengan memperhatikan jumlah pengungsi yang ada dengan total Focus Grup
Discussion perempuan dewasa sebanyak 41 Focus Grup Discussion, 16 Focus Grup
Discussion remaja perempuan dan 12 Focus Grup Discussion bersama kepala kamp. Rincian
jumlah respondenya adalah sebagai berikut
a. Desa Sukamulya dengan jumlah pengungsi sebanyak 224 pengungsi dilakukan Focus
Grup Discussion sebanyak 3 kali bersama perempuan dewasa di kampung Singasari dan
kampung sukahurip, Focus Grup Discussion sebanyak 2 kali bersama remaja
perempuan di kampung domba dan kampung singasari serta Focus Grup Discussion
sebanyak 2 kali bersama kepala kamp di kampung Singasari dan kampung sukahurip.
b. Desa Sukasirna dengan jumlah pengungsi sebanyak 581 pengungsi dilakukan Focus
Grup Discussion sebanyak 25 kali bersama perempuan dewasa di kampung Kmpung
Lembur sawah, Kampunga Ciselang, Kampung.pasir Astana, kampung Cibuntu
kampung Pasirloji , kmapung Rahong, kmapung Pasirnangka, kampung Cisirih,
kampung Cicadas, kampung Pasir Astana, kampung Pasirmangah, Perum graha
panorama asri, Focus Grup Discussion sebanyak 7 kali bersama remaja perempuan di
kampung rahong, kampung cicadas, kampung mangah, dan kampung cisirih serta Focus
Grup Discussion sebanyak 6 kali bersama kepala kamp di kampung rahong, kampung
pasir nangka, perumahan cicadas dan kampung cisirih.
c. Desa Selajambe dengan jumlah pengungsi sebanyak 381 pengungsi dilakukan Focus
Grup Discussion sebanyak 7 kali bersama perempuan dewasa di kampung selajambe,
kampung ciodeng, kampung cijenuk, Focus Grup Discussion sebanyak 4 kali bersama
remaja perempuan di kampung domba dan kampung Cijenuk, kampung selajambe,
serta Focus Grup Discussion sebanyak 2 kali bersama kepala kamp di kampung
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
22
selajambe dan kampung cijenuk

d. Desa Tanjungsari dengan jumlah pengungsi sebanyak 419 pengungsi dilakukan Focus
Grup Discussion sebanyak 6 kali bersama perempuan dewasa di kampung T anjungsari,
kampung Tanjung, Kampung Bintinu, kampung Kebon Kalapa dan kampung kulon
kulon, Focus Grup Discussion sebanyak 3 kali bersama remaja perempuan di kampung
Tanjungsari, kampung Tanjung, kampung, kampung Kebon Kalapa, serta Focus Grup
Discussion sebanyak 2 kali bersama kepala kamp di kampung Tanjungsari dan
Kampung Bintinu.

3.1.2 Pemetaan Kondisi Dan Status Pemenuhan Perempuan Dan Kelompok Rentan
a. Pemetaan Kondisi Kelompok Rentan
Kelompok rentan adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam menikmati kehidupan
yang layak. Faktor aksesibilitas terhadap sumber sumber pemenuhan kesejahteraan sosial
merupakan salah satu hal, baik sebagai penyebab juga menjadi akibat, sehingga perlu memetakan
jumlah dan kondisi kelompok rentan secara tepat dan partisipatif untuk menentukan kegiatan
dalam rangka penanganan untuk membantu kelompok rentan ini.
Dari hasil kaji cepat ini didapat hasil terkait dengan jumlah kelompok rentan sebanyak 333 dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 5
Kelompok Rentan di Pengungsian Kecamatan Sukaluyu
No Jenis Kerentanan Jumlah Lokasi
Laki Laki Perempuan Total
1 Bayi 6 11 16 Desa Selajambe, Desa
Sukasirna, Desa
Sukamulya,
2 Balita 54 51 105 Desa Selajambe, Desa
Sukasirna, Desa
Sukamulya, Desa
Tanjungsari
3 Perempuan 407 407 Desa Selajambe, Desa
Sukasirna, Desa
Sukamulya, Desa
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
23
Tanjungsari
4 Lansia 116 69 185 Desa Selajambe, Desa
Sukasirna, Desa
Sukamulya, Desa
Tanjungsari
5 Hamil 13 13 Desa Selajambe, Desa
Sukasirna, Desa
Sukamulya, Desa
Tanjungsari
6 Disabilitas 4 4 Desa Selajambe, Desa
Sukasirna
Sumber: Hasil Rapid Gender Assesmen, Diolah

Tabel 6
Pemetaan Kondisi Kelompok Rentan di Pengungsian Kecamatan Sukaluyu
No Jenis Kerentanan Kondisi
1 Bayi Ada 16 bayi yang salah satunya bukan dari pengungsi
tetapi merupakan warga desa Selajambe yang baru lahir
saat gempa terjadi, dan ketika gempa bayi tersebut jatuh
sehingga kepanya ada benjolan besar dan sudah dioperasi
akan tetapi masih harus ada pemerikasaan rutin, 9 bayi
yang lain merupakan pengungsi yang ada di desa
Sukasirna dan Desa Selajambe dan desa sukasirna dengan
kondisi sebagian besar mengalami semacam biang keringat
karena perubahan cuaca dari daerah asal yang dingin ke
daerah pengungsian yang sedikit panas. Dan pemeriksaan
rutin dari keehatan belum rutin dilakukan selama
mengungsi 2 minggu rata rata baru sekali kedatangan tim
medis
2 Balita Jumlah balita sebanyak 105 tersebar di 4 wilayah intervnsi
dan sebagian mengalami gatal gatal pada kulit dan tidak
ada kesempatan untuk sekolah karena saat ini belum ada
sekolah darurat baik di tenda maupun di tenpat
LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO
KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
24
pengungsian mandiri dan di rumah warga/saudara serta
ketersediaan makanan khusus balita masih belum
maksimal karena makanan yang terima disamakan dengan
penyintas umum ( dewasa ) dan kalau pun ada
ketersediaanya terbatas sehingga sering kekurangan
3 Perempuan 407 Perempuan terdirin dari perempuan remaja dan
perempuan dewasa kondisi saat ini trauma, tidak berjalan
dan susah berbicara, yang biasa berdagang jenuh karena
tidak ada aktifitas, karena rumah hancur banyak pakaian
dalam yang tidak bisa dipakai lagi demikian juga dengan
alat alat khusus wanita saat datang bulan
4 Lansia Dari 185 pengungsi lansia belum mendapatkan makanan
yang sesuai dengan usianya karena masih disamakan
dengan penyintas umum (dewasa ) ditambah masih trauma
sehingga belum mau makan, dan belum mau tidur di dalam
rumah, jika dikunjungi oleh orang suka menangis dan
susah diajak komunikasi
5 Ibu Hamil Dari 13 ibu hamil belum mendapatkan pemeriksaan khusus
dan rutin bagi ibu hamil termasuk vitamin dan makanan
untuk ibu hami di prngungsian. Ada ibu hamil yang
kondisi matanya merah karena terkena kotoransaat gempa
dan hingga saat ini matanya masih merah dan belum ada
pengobatan dari tim medis
6 Disabilitas Disabilitas yang ada adalah disabilitas netra, disabilitas
intelektual dan disabiltas fisik. Dari 1 disabilitas netra
belum mempunyai alat karena kakinya tertimpa bangunan
saat gempa sehingga tidak bia berjalan, untuk disabilitas
fisik sebenarnya tidak perlu alat bantu akan tetapi akan ada
indikasi akan menjadi calon disabilitas fisk yang
bertambah karena kakinya susah berjalan karena tertimpa
matrial bangunan rumah saat gempa. Untuk disabilitas
intelektual di usia remaja kondisnya belum dapat

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
25
mengurus dirinya sendiri seperti ketika sedang menstruasi
masih hartus di bantu orang lain serta masih sulit
berkomunikasi dengan orang baru dan disabilitas
intelektual yang satunya adalah usia dewasa sehingga
hanya komukasi dengan orang baru yang masih sedikit
kesulitasn

3.1.3 Pemenuhan Kebutuhan Kelompok Rentan


Kelompok rentan pada saat terjadi bencana menjadi prioritas karena dianggap sebagai
korban yang sangat lemah dan tidak berdaya, dan perlu dilindungi. Undang-undang No.24 Tahun
2007 menekankan perlindungan kelompok rentan hanya pada saat terjadi bencana. Mengingat fokus
dari penanggulangan bencana secara global berdasarkan kerangka kerja Sendai adalah pengurangan
risiko bencana, sudah seharusnya risiko yang tinggi pada kelompok rentan dikelola sehingga dapat
mengurangi risiko dan melindungi kelompok rentan. Salah satu prinsip dari kerangka kerja Sendai
menyatakan bahwa pengurangan risiko bencana membutuhkan keterlibatan dan kemitraan semua
lapisan masyarakat, juga membutuhkan pemberdayaan dan partisipasi inklusif, mudah diakses dan
non diskriminatif, memberikan perhatian khusus pada orang-orang yang secara tidak proporsional
terkena dampak bencana, terutama dari lapisan masyarakat yang paling miskin. Perspektif gender,
usia, orang-orang yang berkebutuhan khusus dan budaya harus diintegrasikan dalam semua kebijakan
dan praktik, serta kepemimpinan oleh perempuan dan pemuda harus dipromosikan(SFDR, 2015).
Dari hasil kaji cepat yang telah dilakukan beberapa hal yang menjadi kebutuhan kelompok
rentan adalah
Tabel 6
Kebutuhan Kelompok Rentan di Pengungsian Kecamatan Sukaluyu
No Jenis Kerentanan Kebutuhan
1 Bayi Pakaian bayi, alat alat bayi, makanan bayi, pemeriksaan kesehatan
2 Balita Makanan balita, alat sekolah, Layanan Dasar Psikososial, pemeriksaan
kesehatan
3 Perempuan Digniti kit, higine kit, pakaian dalam, dana tunai Layanan Dasar
Psikososial
4 Lansia Makanan lansia, selimut, pemeriksaan kesehatan
5 Ibu Hamil Vitamin, makanan sehat ibu hamil, susu Psikososial ibu hamil, Layanan
Dasarpemeriksaan kesehatan

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
26
6 Disabilitas Kursi roda, Layanan Dasar Psikososial, Pemeriksaan Kesehatan

3.2 Rapid Gender Based Violence ( RGBv )


3.2.1 Hasil Asesemen
Sasaran kaji cepat kekerasan berbasis gender adalah pengungsi perempuan dewasa, remaja
perempuan dan kepala kamp yang merupakan penyintas gempa cianjur.
Tabel 7
Hasil Asesemen tentang KBG

No Bentuk Hasil
Penilaian
1 Aksesibilitas Perempuan baik dewasa maupun remaja hanya sebagian kecil yang
mempunyai akses terhadap layanan yang diberikan seperti tidak
adanya ruang gerak yang aman bagi perempuan diantarnya tidak
adanya ruang untuk ganti baju, ruang untuk menyusui, ruang untuk
bercerita/berdiskusi yang aman. Belumm adanya layanan khusu
bagi perempuan baik itu kesehatan ( reproduksi, pemeriksaan ibu
hamil), belum ada layanan dukungan sosial, belum adanya ruang
aman bagi anak anak, belum madanya pemenuhan pendidikan bagi
anak anak, toilet yang masih bersatu dengan laki laki bahkan tidak
ada kuncinya
2 Partisipasi Belum adanya remaja perempuan yang terlibat langsung pada saat
pendistribusian bantuan, hanya sebagian kecil dari perempuan
yang menjadi koordinator kamp, karena adanya anggapan hal
tersebut adalah tugas dari laki laki
3 Kontrol Masih banyak dilakukan pernikahan anak dengan alasan
menghindari pergaulan bebas sehingga ketika sudah sekolah diusia
17 tahun lebih baik dinikahkan saja. Belum dipahaminya
kekerasan berbasis gender sehingga merasa apa dialami
merupakan bagian dari tugas perempuan

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
27
Risiko akibat adanya kekerasan berbasis gender belum dapat di gali karena masih ada rasa hal
seperti itu tidak perlu di sampaiakn ke siapa siapa, disamping belum dipahaminya tentang
kkerasan berbasis gender.

3.2.2 Hasil koordinasi dengan Dinas Sosial dan DP2KBP3A Kabupaten Cianjur
a. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur
Pada Tanggal tanggal 6 Desember 2022 Tim Kaji Cepat antara YAPPIKA_ActionAid dan
mitra PPSW Pasoendan Digdaya bertemu dengan Kepala Dinas Sosial kabupateb Cianjur. Di
dalam koordinasi tersebut dilakukan pembahasan terkait
1. Laporan Kegiatan kaji cepat yang telah dilakukan, yauti Rapid Gender Assesemen dan
Rapid Gender based Violence
2. Alasan pemilihan Kecamatan Sukaluyu menjadi wilayah intervensi
3. Penyampaian hasil sementara kaji cepat
Dari hasil penyampaian tersebut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur menyambut baik
apa yang sudah dilakukan oleh YAPPIKA_ActionAid bersama PPSW Pasoendan Digdaya
karena selama ini LSM yang ada bukan mau membantu akan tetapi hanya sekedar ingin
mendapatkan sesuatu (Uang). Harapan dari Kepala Dinas Sosial adalah adanya data
pengungsu By Name By Address ( BNBA ) yang dapat sebagai acuan dalam pendampingan
kedepanya.

b. Posko Ramah Perempuan dan Anak DP2KBP3A Kabupaten Cianjur


Kunjungan ke Posko Ramah Perempuan dan Anak dilakukan pada tanggal 7 Desember
2022 bersama YAPPIKA_ActionAid dan mitra PPSW Pasoendan Digdaya. Dalam
kunjungan ini dilaporkan kepada posko antara lain :
1. Laporan Kegiatan kaji cepat yang telah dilakukan, yauti Rapid Gender Assesemen dan
Rapid Gender based Violence
2. Alasan pemilihan Kecamatan Sukaluyu menjadi wilayah intervensi
3. Penyampaian hasil sementara kaji cepat
Dari Posko Ramah Perempuan dan anak meyambut baik apa yang sudah dilakukan dan
memberikan penegasan kembali bahwa layanan Dasar Psikososial (LDP) telah dilakukan
penambahan dari 5 target utama yaitu ada penambahan 11 Kecamatan yaitu :

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
28
1. Kecamatan Sukaresmi
2. Kecamatan Cipanas
3. Kecamatan Mande
4. Kecamatan Cikalong Kulon]
5. Kecamatan Sukaluyu
6. Kecamatan Karang Tengah
7. Kecamatan Ciranjang
8. Kecamatan Bojong Picung
9. Kecamatan Haurwangi
10. Kecamatan Cilaku
11. Kecamatan Cibeber
Dari informasi tersebut di pastikan bahwa kecamatan Sukaluyu yang menjadi wilayah
intervensi kaji cepat sudah masuk dalam daftar tambahan pelaksnaan Layanan Dasar
Psikososial.

3.3 Hamatan Dan Tantangan


A, Hambatan
Selama melakukan kaji cepat beberapa hal yang menjadi hambatan adalah
1. Keberadaan remaja perempuan lebih sedikit dari remaja lakin laki
2. Banyak pengungsi yang bolak balik ke rumah awal untuk sekedar mengecek barang
barang di rumah awal dan mengambil barang barang dan dokumen penting yang bisa
diambil sehingga ketika enumerator datang ke lokasi tidak bisa menemui dan harus
dijadwalkan kembali di esok harinya
3. Pengungsi kembali ke tempat pengungsian sore sehingga sulit untuk ditemui sehingga
enumerator harus datang kembali ke lokasi tersebut.

B. Tantangan
1. Adanya informasi pendataan rumah rusak oleh pemerintah untuk mendapatkan dana
kompensasi sehingga bebrapa hari tidak bisa ditemui
2. Adanya anggapan ketika disurvei pasti akan dapat bantuan

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil kaji cepat yang dilakukan baik itu RGA maupaun RGBv dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Kebutuhan kelompok rentan masih sangat minim tercukupi
2. Belum adanya ruang yang aman bagi perempuan untuk dapat bebas bergerak seperti
belum adanya ruang menyusui, ruang untuk berganti pakaian, ruang yang aman untuk
berdiskusi dengan perempuan yang lain serta belum adanya ruang aman bagi anak
anak
3. Adanya trauma yang mendalam dari penyintas sehingga membuat penyintas susah
berjalan, susah berbicara, sering kaget dengan adanya suara suara keras, takut tidur di
dalam ruangan
4. Belum dipahaminya tentang kekerasan berbasis gender oleh perempuan baik dewas
maupun remaja

4.2 Rekomendasi
1. Menindaklanjuti adanya kaji cepat ini perlu dilakukan pemantapan strategi dan
mekanisme penyaluran bantuan agar tepat sasaran dan sampai di lokasi pengungsian
2. Material bantuan dapat mempertimbangkan hasil kaji cepat sehingga merupakan
barang yang memang dibutuhkan oleh penyintas. Baik kebutuhan makanan maupun
non makanan untuk kelompok rentan, yautu :
No Jenis Kerentanan Kebutuhan
1 Bayi Pakaian bayi, alat alat bayi, makanan bayi, pemeriksaan kesehatan
2 Balita termasuk anak Makanan balita, alat sekolah, Layanan Dasar Psikososial, pemeriksaan
anak kesehatan
3 Perempuan Digniti kit, higine kit, pakaian dalam, dana tunai, Layanan Dasar
Psikososial
4 Lansia Makanan lansia, selimut, pemeriksaan kesehatan, Layamam Dasar

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
30
Psikososial
5 Ibu Hamil Vitamin, makanan sehat ibu hamil, susu Psikososial ibu hamil, Layanan
Dasarpemeriksaan kesehatan
6 Disabilitas Kursi roda, Layanan Dasar Psikososial, Pemeriksaan Kesehatan

3. Perlu dilakukanya Layanan Dasar psikosial (LDP) agara penyintas dapat berkurang
trauma yang dialaminya
4. Kebutuhan pengenalan terkait kekerasan berbasis gender kepada penyintas

LAPORAN KAJI CEPAT RISIKO


KEKERASAN BERBASIS GENDER (KBG)
PASCA BENCANA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR
31

Anda mungkin juga menyukai