Pertobatan Dalam Tradisi Gereja Katolik
Pertobatan Dalam Tradisi Gereja Katolik
Menaggapi pandangan”baru” tersebut para uskup yang berkumpul dalam konsili Trente
menegaskan ajaran-ajaran tradisional mengenai sakramen tobat, misalnya tentang hal-hal berikut :
sakramen Tobat benar-benar perlu bagi semua orang yang telah melakukan dosa berat agar ia
kembali memperoleh rahmat dan pembenaran
Pada saat Tuhan Yesus masih hidup di dunia, pertobatan memang belum menjadi sakramen, tetapi
setelah kebangkitanNYA, ia menciptakan sakramen Tobat dengan cara menghembusi para rasul
dengan bersabda;” Terimalah Roh Kudus, Jika kamu mengampuni dosa seseorang, ia diampuni,
Jika kamu tidak mengampuni dosa seseorang, iapun tidak diampuni. Yoh 20:22-23
Forma dan material antara sakramen tobat dan sakramen baptis berbeda karena esensi kedua
sakramen itu memang beda.
Dalam sakramen Baptis, pelayan sakramen itu tidak berperan sebagai hakim, sedangkan dalam
sakramen tobat, pelayan sakramen itu berperan sebagai hakim.
Sakramen Baptis perlu demi keselamtan orang-orang yang belum dibaptis. Sedangkan sakramen
tobat perlu demi keselamatan oran-orang yang sudah dibaptis tetapi jatuh dalam dosa berat.
Forma dari sakramen tobat adalah kata-kata abolisi yang diucapkan imam, pelayan sakramen ini
adalah hal-hal yang dilakukan oleh penitent, yakni contritio, confessio, dan satisfaction Res
sacramenti atau buah dari sakramen tobat adalah rekonsiliasi dengan Allah Attritio, sesal yang tidak
sempurna, memang tidak dapat menghasilkan pengampunan Ilahi, walaupun demikian, sesal tidak
sempurna tooh tetap merupakan anugrah Illahi, dan dapt mempersiapakn hati seorang untuk
beriman untuk menerima pengampunan melalaui sakramen tobat.
Peniten (orang beriman yg belum bertobat) haruslah mengakui semua dosa beratnya setelah
memeriksa batinnya secara seksama. Disarankan bahwa ia juga mengakukan dosa-dosanya yang
ringan. Walaupun demikian, dosa-dosa ringan itu juga dapat diampuni Allah di luar sakramen tobat.
KONSILI VATIKAN II
1. Lumen Gentium
Melalui Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium yang diumumkan pada sidang ke III, 21 November
1964 , para bapa konsili terutama bermaksud menyampaikan ajaran tentang Gereja. Dalam kaitan
itulah kita temukann juga ajaran dan gagasan berikut tentang pertobatan.
LG 2,4,7,11,35,36,44
2. Sacrosanctum Concilium
Melalaui Konstitusi Dogmatis Sacrosanctum Concilium, para Bapa konsili terutama bermaksud
menyampaikan ajaran Liturgi, walaupun demikian, dalam dokumen tesebut, dapat kita temukan juga
ajaran dan gagasan berikut tentang pertobatan.
SC 9,72,105,109,110
3. Presbyterorum Ordinis
Melalui dekrit Presbyterorum Ordinis, para bapa konsili sebenarnya bermaksud menyampaikan
ajaran tentang pelayanan dan kehidupan para imam. Walaupun demikian, dalam dokumen itu juga
dapat kita temukan beberapa gagasan berikut tentang pertobatan.
PO 4,5,13, 19
4. Ad Gentes
http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-
ii_decree_19651207_ad-gentes_en.html
Dalam Dokumen ini kembali kita menemukan beberapa gagasan tentang pertobatan, walaupun
sebenarnya bermaksud untuk menyamapaikan pandangan karya missioner gereja.
AG 8,9,13
5. Unitatis Redintegratio
http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-
ii_decree_19641121_unitatis-redintegratio_en.html
Dekret ini dimaksudkan untuk penyampaian pandangan tentang usaha kearah kesatuan umat
Kristen, walaupun begitu kita dapat temukan gagasan tentang pertobatan.
UR 7,8
6. Gaudium et Spes
http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-
ii_cons_19651207_gaudium-et-spes_en.html
Dalam Konstitusi ini kita juga menemukan beberapa gagasan tentang pertobatan, dimana para
Bapa konsili bermaksud menjelaskan peran gereja di dunia.
GS 13, 15-17, 18, 37
3. Misericordiam Suam (Introduksi tata ibadat tobat) Ada hal-hal penting yang pantas kita perhatikan
Melalui Kristus, Bapa di surga memperdamaikan dengan dirinNYA
Kristus tidak hanya mewartakan pertobatan, melainkan juga menerima pendosa dan
memperdamaikan mereka dengan Bapa.
Atas amanat Kristus, secara terus menerus Gereja mewartakan pertobatan kepada semua orang,
juga kepada mereka yang telah dibaptis lalu jatuh dalam dosa
Umat beriman mengungkapkan pertobatan dalam berbagai kesempatan dan berbagai cara. Arena
belas kasih Allah, melalui sakramen tobat, orang beriman menerima pengampunan atas dosa-dosa
sekaligus diperdamaikan dengan Gereja
Unsur-unsur pokok dalam pertobatan sacramental adalaha: contrito, confessio, satisfactio dan
absolutio
Sakramen tobat harusalah dilayani di kamar pengakuan, sesuai dengan ketentuan Gereja. Waktu
terbaik untuk pelayanan sakramen ini adalah masa Pra-Paskah. Sakramen rekonsiliasi hendaknya
dilayani untuk paniten secara individual. Atas dasar alasan-alasan yang sah, sakramen ini dapat
dilayani secara bersama-sama.
Kitab Hukum Kanonik yang dimaksud, adalah KHK yang baru, yang diberlakukan tahun 1983.
Dibawah ini adalah kanon-kanon penting yang perlu diperhatikan mengenai sakramen tobat
Can. 959-961
Can. 964-966
Can. 969-970
Can. 973
Can. 976-977
Can. 979-981
Can. 983-984
Can. 987-989
Can. 1370
Can. 1378
Can. 1382
Can. 1388-1398
5. Reconciliatio et Paenitentia
Paus Yohenes Paulus ke II pada tahun 1984 menerbitkan dokumen reconciliatio et Paenitentia,
sebagai tindak lanjut dari sinode para uskup yang membahas sakramen tobat.
Berikut adalah hal-hal yang termuat dalam Dokument tersebut, yang sekiranya penting kita
perhatikan.
Bagi seorang Kristen, sakramen tobat merupakan ara paling bisa untuk memperoleh pengampunan
atas dosa-dosa berat yang dilakukan sesudah ia dibaptis.
Tradisi gereja yang sudah berlangsung sangat lama selalu menekankan aspek yudisial dari
sakramen tobat. Aspek yudisial itu harus dipahami dalam kerangka pengadilan ilahi yang penuh
belas kasih. Selain itu juga diperhatikan dua aspek lainnya, yakni aspek terapeutik dan mesisinal,
Hal itulah yang justru nampak jelas dalam karya-karya Tuhan Yesus saat ia mengampuni dosa-
dosa.
Sakramen Tobat memuat beberapa unsur penting. Menyangkut hati paniten, perlu diperhatikan hati
nuraninya dan usahanya utnuk memerikasa batinnya, Selain itu, seperti selalau ditekankan dalam
tradisi gereja, perlulah penitent menjalani tindakan-tindakan contritio, confessio dan satisfactio.
Pertobatan selalu menyangkut bagian terdalam dari pribadi seseorang beriman. Tidak ada orang
lain yang dapat menggantikan dirinya untuk bertobat. Dalam pertobatan itulah seorang beriman
berhadapan langsung dengan Allah sendiri.
Buah utama dari sakramen tobat adalah rekonsiliasi dengan Allah, dengan gereja, dengan sesama
dengan dirinya sendiri, dan dengan seluruh ciptaan.
Para iman tidak boleh hanya menjadi pelayan sakramen tobat yang baik, melainkan juga harus
menjadi penerima sakramen tobat yang tekun dan teliti, dan berikut merupakan tahapan
perayaan Sakramen Tobat:
Pembuka
Kata Pengantar
Pemeriksaan Batin
Penutup