Anda di halaman 1dari 42

Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati.,M.Kep.,Sp.Kep.

J
082232641330, hewinda80@gmail.com

1
C. Peran Perawat dalam Deteksi Kesehatan
Jiwa dan Fisik

2
• Peran • Peran
Kader Masyarakat

Deteksi Deteksi
Kader Masyarakat

Kesehatan
fisik dan
jiwa
Deteksi
Deteksi
Tenaga
Keluarga
Kesehatan
• Peran • Peran
keluarga Tenaga 3

kesehatan
MODEL HEDWIN
Harapan Positif Eliminasi Pasung Dukungan Keluarga dan Warga Masyarakat Inklusif dan
Komprehensif

PELATIHAN DETEKSI DINI MAPING


(perawat, dokter, (Nakes, Kader, (SEHAT, ODMK,
kader) Mhsw+Dosen) ODGJ)

PELEPASAN BERBATAS WAKTU KOORDINASI


(Pemerintah,
KEBERSIHAN MAKAN SOSIALISASI OBAT pendidikan, aparat,
DIRI
masyarakat, keluarga)

MAINTENANCE
(psikofarmaka, REHABILITASI
askep, TAK, (Terapi Okupasi)
posyandu Jiwa) (Windarwati, Keliat, Ismail, Bachtiar, 2018)
Promosi
Kesehatan
Peran
Tenaga Rehabilitasi Pencegahan
Kesehatan
Perawatan
5
1. Identifikasi kesenjangan masalah kesehatan fisik
dan jiwa
2. Mendidik dan melatih keluarga, kader dan
masyarakat tentang deteksi kesehatan
3. Meningkatkan akses dan perawatan kesehatan
4. Mengurangi stigma dan diskriminasi
Peran Tenaga 5. Menjembatani kesenjangan kolaborasi antara
Kesehatan dalam perawatan kesehatan fisik dan mental dan
Deteksi Masalah mempromosikan kebijakan perawatan kesehatan
Kesehatan fisik mental dan fisik yang terkoordinasi dan
terintegrasi
dan Jiwa (1)
6. Advokasi pendanaan untuk peningkatan layanan
yang diperlukan
7. Bertanggung jawab atas kesehatan fisik dan jiwa
8. Skrining riwayat pribadi dan keluarga sejak dini
6
(program PIS PK) untuk mengidentifikasi pasien
berisiko tinggi
9. Pengawasan yang berkelanjutan
10. Gunakan algoritme, formulir pemantauan, atau
bagan risiko selama skrining pasien (Jaatim telah
memiliki Kohort keswa)
11. Jika kenaikan berat badan (> 5% dari berat awal),
kelainan glukosa, hiperlipidemia, atau efek samping
lainnya selama terapi terjadi, pertimbangkan
Peran Tenaga perubahan treatmen
Kesehatan dalam 12. Mengkomunikasikan temuan pemantauan kepada
Deteksi Masalah tim perawatan primer dan layanan spesialis, termasuk
Kesehatan fisik diabetologi, endokrinologi, dan kardiologi
13. Bangun kolaborasi yang lebih kuat dengan spesialis
dan Jiwa (2) medis dan profesional perawatan kesehatan lainnya
14. Berusaha keras untuk mendorong dan meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap intervensi psikiatris /
medis dan perilaku
15. Mendukung kesehatan, pemberdayaan pribadi dan 7

tanggung jawab individu pada pasien


1. Identifikasi keluhan dan perubahan
yang terjadi pada individu (deteksi
dini)
2. Mendorong individu untuk melaporkan
Peran Kader,
keluhan yang dirasakan
Keluarga dan
Masyarakat dalam (meningkatkan kesadaran diri)
Deteksi Masalah 3. Komunikasikan temuan pemantauan
Kesehatan fisik kepada tim kesehatan di layanan primer
dan Jiwa (membuat link)
4. Mengurangi stigma
5. Mendukung kesehatan,
pemberdayaan pribadi dan tanggung 8

jawab individu
D. Dukungan Kesehatan jiwa dan
psikososial pada CKD

9
Hemodyalisis

FAKTOR PSIKOLOGIS FAKTOR FISIK FAKTOR PERILAKU

• Psikopatologi •Anemia • Kepatuhan


• Kepribadian • Diet
• Persepsi •Nyeri
• Olahraga
terhadap
penyakit • Tidur
• Harga diri • Disfungsi seksual
10
PREVALENSI
Hipertensi > 29%

Infark jantung > 22%

Epilepsi > 30%

Stroke > to 31%

Diabetes > 27%

Kanker > 33%

HIV/AIDS > 44%

TBC > 46%

Populasi > 10%


Umum Free Powerpoint Templates
WHO, 2003,
Page 11
DEPRESI DAN ANSIETAS PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT FISIK
Penulis Tahun Penyakit Jumlah Instruments Prevalensi
kasus

1 Tjhin Wiguna 1997 Artritis 50 subyek HRS-D 29%


Rematoid
2 Martina Wiwie 1994 nyeri 65 pasien HRS-D; PPDGJ anxiety 18,18%,
punggung II depression 69,09%
bawah kronik
3 Eka Viora 1995 Asma 90 pasien HRS-D; PPDGJ 32,37%
Bronkial II
4 Engelberta 2001 Diabetes 80 subyek Life Experiences 36%
Pardamean Mellitus Survey

5 W. Edith H. 2001 Talasemia 192 subyek; SCL-90 31.90%


Pleyte Mayor 192 parents
6 Sony Chandra 2004 Obesitas 27 subyek SCL-90 29.60%

27 kontrol
7 Titis Diah 2004 Psoriasis 80 subyek Kuesioner citra 67,5%
Budiningwati dir Rosenberg
SCID-I
Free Powerpoint Templates
Page 12
DEPRESI DAN ANSIETAS PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT FISIK
8 Dickson Allan 2004 Disfungsi Ereksi 49 subyek SCID-I 62,5%
Legoh organik.

9 Theresia MD 2002 Gagal ginjal 82 subyek SCID-I; KDQoL- 47,6%


Kaunang terminal SF

10 Surilena 2001 Talasemia 86 subyek FACES III - 11,4%


86 parents SCL-90

11 Mariyatul 2004 Perimenopause 66 subyek PPDGJ III 53,12%


Choirah
12 Diah Mutiara 2004 Infark Miokard 136 subyek Videotaped CE; 57,4%
akut SCID-I
13 Peony S 2005 Talasemia 68 subyek SCID-I Mothers: 50%
68 mothers children 22,1%

14 Adhi Wibowo 2004 HIV-AIDS 100 subyek MINI ICD 10 68*%


15 Ni Wayan Ani 2005 Infertilitas 46 couples SCID-I Wife: 43,5%
HRS-D Husband
15,2%
Free Powerpoint Templates
Page 13
DUKUNGAN
KESEHATAN JIWA DAN
PSIKOSOSIAL PADA
KLIEN CKD
a. Gejala atau menerima hasil tes
diagnostik
b. Menunggu diagnosa
c. Pemecahan ancaman
d. Diagnosa penyakit terminal
e. Berusaha untuk recovery atau
pengobatan
f. Dying process
Pengkajian terhadap klien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
• Respon emosi klien terhadap diagnose
• Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
• Upaya klien dalam mengatasi situasi
• Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan
• Persepsi dan harapan klien
• Kemampuan mengingat masa lalu
Pengkajian keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
 Respon keluarga terhadap klien
 Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya
 Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
 Kapasitas dan sistem pendukung yang ada.
 Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
 Proses pengambilan keputusan
 Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan
perubahan yang terjadi.
• Sumberdaya yang ada.
• Stigma masyarakat terhadap keadaan normal
dan penyakit
• Kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan
• Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan
keperawatan kesempatan kerja.
 Berduka antisipasi
 Berduka kronik
 Ansietas
 Defisit self care
 Isolasi sosial
 Penampilan peran tidak efektif
 Gangguan body image
 Harga diri rendah situasional/kronik
 Ketidakberdayaan
 dll
TUJUAN

 Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap


kenyataan.
 Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas
 Klien mau membina hubungan dengan keluarga dan
petugas
 Klien dapat menerima realitas/ keadaan dirinya saat ini.
 Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.
• Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan cemas,
marah, frustasi dan depresi.
• Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif
• Berikan informasi secara benar dan jujur
• Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
• Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang dialami
terhadap penyakitnya.
• Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.
 Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya.
 Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas
 Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan klien
 Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien
 Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien
 Optimalkan sumber daya yang ada
 Beri informasi tentang penyakit yang jelas
 Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam proses
penyembuhan
 Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan kondisi.
• Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap
kenyataan.
• Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas
• Klien mau membina hubungan dengan keluarga dan petugas
• Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini.
• Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.
• Keluarga mampu merawat klien
• Keluarga tidak mengalami masalah psikososial
PSYCHOSOCIAL SUPPORT 24
79
Tiga Diagnosa
Utama
ANSIETAS

GANGGUAN
CITRA
TUBUH

BERDUKA
1. PENGERTIAN

Ansietas adalah
perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan
sebagai ancaman
TATALAKSANA KEPERAWATAN PADA ANSIETAS

GENERALIS SPESIALIS
a. Mengenal ansietas
a. CBT
b. Melaksanakan cara-cara
mengatasi ansietas : b. Terapi supportif
Cara distraksi verbal, c. SHG
auditori dan perilaku
Relaksasi nafas dalam
Hipnotis lima jari
Cara spiritual
Patuh minum obat
LOSS AND GRIEVING
KEHILANGAN

 kenyataan/ situasi yang mungkin terjadi dimana


sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan,
tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/ hilang
DUKUNGAN KEPADA KELUARGA SAAT
PROSES BERDUKA
 Denial : Memberi kesempatan untuk
mengungkapkan perasaannya.

1. Secara verbal mendukung keluarga tetapi tidak


mendukung denial
2. Menemani keluarga
3. Teknik komunikasi diam
 Marah :Mendorong dan memberi waktu untuk
mengungkapkan kemarahannya secara verbal tanpa melawan
dengan kemarahannya.

1. Bantu keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah suatu


respon yang normal untuk merasakan kehilangan dan
ketidakberdayaan
2. Hindari menarik diri dan dendam, karena keluarga bukan
sedang marah pada perawat
3. Tangani kebutuhannya pada segala reaksi kemarahannya
 Tawar menawar : Membantu pasien mengidentifkasi rasa
bersalah dan perasaan takutnya.

1. Dengarkan dengan penuh perhatian


2. Ajak keluarga bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan
ketakutan yang tidak rasional
3. Jika mungkin support spiritual
 Depresi :Mengidentifikasi tingkat depresi dan membantu
mengurangi rasa bersalah
1. Memberikan kesempatan keluarga untuk
mengekspresikan kesedihannya
2. Memberi dukungan non verbal :
3. Duduk disamping keluarga
4. Memegang tangan keluarga
5. Hargai perasaan keluarga
6. Bersama keluarga membahas pikiran yang sering timbul
 Penerimaan :Membantu mengidentifikasi rasa
bersalah dan perasaan takutnya.

1. Bantu keluarga untuk bisa mengerti penyebab


2. Bantu keluarga untuk memulai sosialisasi
3. Dorong keluarga untuk sebanyak mungkin
berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi
MANAJEMEN DUKUNGAN SPIRITUAL
DEFINISI SPIRITUAL

 Spiritualitas mengacu pada kepercayaan pada


kekuatan yang lebih tinggi, kesadaran hidup dan
maknanya, pemusatan seseorang dengan tujuan
dalam kehidupan. Ini melibatkan hubungan dengan
makhluk yang lebih tinggi, dengan diri sendiri, dan
dengan dunia di sekitar individu. Spiritualitas
menyiratkan hidup dengan standar moral.
SPIRITUAL

 Menjelajahi makna hidup.


 Mengekspresikan diri melalui musik, sastra, seni dan alam
 Terhubung dengan orang lain
 Berkomunikasi dengan kekuatan yang lebih tinggi
 Pribadi dan universal
MANAJEMEN SPIRITUAL

 Pencarian untuk kedamaian dan penyembuhan batin, menggantikan


rasa takut dan putus asa dengan harapan dan ketenangan.
 Prinsip dasar adalah untuk melihat individu sebagai makhluk fisik,
psikologis, sosial, dan spiritual secara keseluruhan.
 Semua anggota tim dapat mendengarkan dan merujuk.
 tenaga professional dan ahli agama diperlukan untuk intervensi
spiritual atau psikologis yang lebih intensif.
HUBUNGAN SPIRITUAL DAN PSIKOSOSIAL DALAM
TATA LAKSANA DI UNIT PALIATIF

spiritual psikososial HOPE


SPIRITUAL INTERVENTION

 Prinsip utama : mendengarkan.


 Tenaga profesional mendengarkan dan mencari penjelasan lebih lanjut dari
"kisah hidup yang melibatkan rasa takut, kemarahan, dan kondisi afektif
lainnya".
 Hindari kata2 klise: ini kehendak Tuhan
 Fasilitasi membaca ayat suci atau ritual ibadah sesuai dengan keyakinannya
 Hadir dengan kasih sayang
 Dengarkan keinginan terakhir dan dorong klien memaknai kehidupannya
 Rujukan ke profesional lain: ahli agama
Heni Dwi Windarwati
Phone:
082232641330
Email:
hewinda80@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai