Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

INOVASI PENDIDIKAN
’’Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan”

Oleh kelompok XI

Nabilah Azzahra 2422054


Multasa 2422056

Dosen Pengampu:
Desti Sartini, S.Pd.I., M,Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
TP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, karena dengan rahmat, karunia dan hidayah-Nya Kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai "usaha-usaha pembaharuan atau inovasi
pendidikan" ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kelompok
11 mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen mata kuliah Ilmu
Pendidikan yaitu ibu Desti Sartini, S.Pd.I., M,Pd.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai "usaha-usaha pembaharuan atau inovasi
pendidikan". Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan
berguna bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya, kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Atas perhatian ibu kami
ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 14 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... .i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Usaha-Usaha Pembaharuan atau Inovasi Pendidikan .................... 2
1). Pengertian Inovasi....................................................................... 2
2). Usaha Pembaharuan Pendidikan ................................................. 3
B. Bentuk-Bentuk Inovasi Pendidikan ................................................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15
A. Kesimpulan .................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode yang


dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok
masyarakat, baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery
(baru ditemukan orang).
Usaha pembaharuan atau inovasi dalam pendidikan dilakukan untuk
mewujudkan pendidikan yang mampu menghasilkan manusia yang unggul
serta memperoleh hasil yang baik. Pembaharuan terus dilakukan seiring
berjalannya waktu yang diirigi dengan perkembangan teknologi yang
mampu memberikan persoalan atau tantangan terhadap dunia pendidikan,
adapun upaya atau usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, relevansi, dan kualitas pendidikan.
Usaha pembaharuan pendidikan yang dilakukan diiringi dengan
melakukan suatu tindakan yaitu berupa pembentukan model model dalam
pembaharuan pendidikan atau inovasi dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja usaha-usaha yang dilakukan untuk pembaharuan pendidikan?


2. Mengapa dilakukan usaha untuk pembaharuan pendidikan?
3. Bagaimana bentuk dari inovasi pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui alasan dilakukannya usaha untuk pembaharuan


pendidikan
2. Untuk mengetahui usaha usaha yang dilakukan untuk pembaharuan
pendidikan
3. Untuk mengetahui bentuk bentuk inovasi pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Usaha-Usaha Pembaharuan atau Inovasi Pendidikan

1. Pengertian Inovasi Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Inovasi diartikan pemasukan


atau pengenalan hal-hal yang baru penemuan baru yang berbeda dari
yang sudah ada sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).1
Kata Inovasi berasal dari bahasa Inggris ”innovation” sering
diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan tetapi ada yang
menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesian yaitu “inovasi”.
Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan,
karena hal yang baru itu hasil penemuan.2
Maksud pengertian inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru
yang bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta
sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka
pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan.3
Maksud kata ”baru” dalam pengertian tersebut adalah apa saja yang
belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi
meskipun mungkin bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang
lain. Sementara itu, maksud kata “kualitatif” adalah bahwa inovasi
tersebut memungkinkan reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-
unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penambahan atau
penjumlahan dari unsur-unsur komponen yang ada sebelumnya.
Dalam konteks ini, pengertian inovasi di samakan dengan
pembaruan meskipun pada esensinya antara inovasi dengan pembaruan
punya pengertian yang sedikit berbeda. Biasanya pada inovasi
perubahan-perubahan yang terjadi hanya menyangkut aspek-aspek

1 Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm. 159
2 St.Rodliyah,Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Jember: STAIN Jember press, 2013), hlm. 254
3 B.Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-dasar Kepribadian (Jakarta: Rineka Cipta,1990), hlm. 127

2
tertentu, dalam arti lebih sempit dan terbatas. Sementara dalam
pembaruan biasanya perubahan yang terjadi adalah menyangkut
berbagai aspek, bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan
secara total atau keseluruhan. Jadi, skope pembaruan biasanya pada
dasarnya lebih luas.
Tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran,
waktu, ruang kelas, cara cara menyampaikan pelajaran sehingga dengan
tenaga alat, ruang dan waktu yang sama dapat di jangkau sasaran siswa
yang lebih banyak dan di capainya kualitas yang lebih tinggi merupakan
contoh tindakan inovatif.
Karena besar dan kompleksnya permasalahan pendidikan kita
sekarang, apalagi masa mendatang, dan mengingat keterbatasan dana
dan kemampuan yang dimiliki, maka tindakan inovasi atau pembaruan
sangatlah diperlukan. Meskipun demikian, hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa sesuatu yang baru belum tentu baik, maksudnya belum
tentu inovatif.

2. Usaha Pembaharuan Pendidikan

Usaha pembaharuan dalam pendidikan dilakukan untuk


mewujudkan pendidikan yang mampu menghasilkan manusia yang
unggul serta memperoleh hasil yang baik. Pembaharuan terus dilakukan
seiring berjalannya waktu yang diirigi dengan perkembangan teknologi
yang mampu memberikan persoalan atau tantangan terhadap dunia
pendidikan, adapun upaya atau usaha yang telah dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, relevansi, dan kualitas pendidikan,
diantaranya adalah:
a. Proyeksi Perintis Sekolah Pembangunan

Proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem


persekolahan yang komprehensif dengan nama sekolah
pembangunan. Selain itu,secara umum kerangka sistem

3
pendidikan digaris dalam Surat Keputusan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 172 Tahun 1974.

b. Pembaharuan Sistem Pendidikan Kependidikan

Tujuan dan sasaran pembaharuan sistem pendidikan Tenaga


Kependidikan diarahkan untuk menunjang pembangunan
bangsa pada khususnya dan peningkatan kualitas hidup manusia
pada umumnya. Sedangkan, sasaran pendidikan Tenaga
Kependidikan adalah sebagai berikut:
1. Pengadaaan tenaga kerja kependidikan dalam jumlah dan
kualifikasi yang tepat.
2. Pengembangan dan pembaharuan ilmu kependidikan
3. Perencanaan dan pembangunan terpadu.

c. Universitas Terbuka

Lembaga pendidikan dengan nama UT didirikan berdasrkan


keputusan pemerintah NO.41 tanggal 11 Juni 1984.Llalu
berdasrkan peraturan pemerintah No.5 tahun 1980, dijabarkan
pula struktur organisasi UT yang ditetapkan dengan keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0389/1984 tanggal 27
Agustus 1984 setelah mendapat persetujuan dari Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPan) dalam suratnya
No.B-648/I/MENPAN/8/84 tanggal 25 Agustus 1984. Tujuan
didirikannya UT adalah dalam rangka meningkatkan daya
tampung perguruan tinggi.4

d. Pengajaran Dengan Sistem Modul

Modul adalah suatu satuan program belajar mengajar yang


dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari

4
Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 192

4
pihak guru. Satuan ini berisikan tujuan yang harus dicapai
secara praktis, petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan, materi
dan alat-alat yang dibutuhkan, alat penilaian guru yang
mengukur keberhasilan murid dalam mengerjakan modul.
Modul merupakan program pengajaran mengenai suatu
satuan bahasan yang sengaja disusun secara sistematis,
operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik.
Modul ini disertai pula pedoman penggunaannya untuk guru.
Sistem modul ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas belajar mengajar di sekolah.
Modul sebagai suatu sistem penyampaian suatu unit kecil
program yang dapat dipelajari oleh murid sendiri. Murid harus
menguasai suatu unit bahan pelajaran sebelum mereka beralih
ke unit berikutnya.
a) Prinsip pengajaran modul

Ada empat prinsip yang mendapat perhatian,yaitu


keaktifan siswa, perbedaan individual siswa, siswa harus
memecahkan masalah (problem solving),dan continuitas
progress. Jika seorang siswa sudah siap dengan sebuah
modul, maka mereka dapat pindah ke modul berikutnya
tanpa menunggu siswa lain yang belum siap, dan siswa
dapat menilai sendiri terhadap segala yang dikerjakan
siswa selama belajar (self evaluation).
b) komponen modul

Modul terdiri dari komponen-komponen, petunjuk guru,


lembaran kerja siswa, lembaran kegiatan siswa, kunci
lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci jawaban tes.
c) Peran guru dan siswa

Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar di


kelas, yakni:

5
1) Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai
modul itu sebelum mereka mulai mengerjakannya.
2) Mengawasi kegiatan belajar siswa selama pelajaran
berlangsung.
3) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada
siswa sesuai dengan perbedaan masing-masing siswa.
Dalam arti memberikan pengayaan kepada siswa
yang cepat (cerdas) dan memberikan remedial kepada
siswa yang lamban (kurang cerdas).
4) Memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
5) Menentukan program yang akan diikuti siswa
selanjutnya. Siswa sebagai pelaksana petunjuk
tertulis dalam modul yakni sebagai pembaca,
pemikir, penemu dan pemecah masalah.

e. Pengajaran Alam Sekitar

pengajaran alam sekitar adalah suatu pembaharuan dalam


pendekatan pembelajaran dari yang sudah ada sebelumnya.
Pengajaran alam sekitar muncul sebagai upaya untuk menjawab
problem tentang rendahnya mutu pembelajaran pada khususnya
atau problem manajerial pada umumnya.
Pengajaran alam sekitar ini dirintis oleh Fr. A. Finger di
Jerman dengan Heimatkunde, dan Ligthart di Belanda dengan
Het Volle Leven yang semuanya berupaya mendekatkan peserta
didik dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya yang
dikemukakan oleh Lighart sebagai berikut:
1) Bahwa dalam pembelajaran anak harus mengetahui
barangnya terlebih dahulu sebelum mendengarkan
namanya, tidak kebalikannya. Sebab kata itu hanya suatu
tanda dari pengertian tentang barang tersebut.

6
2) Pembelajaran terhadap suatu materi ajar sesungguhnya
harus mendasari pembelajaran selanjutnya, atau mata ajar
yang lain harus dipusatkan atas itu.
3) Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup
senyatanya ke semua jurusan, agar murid faham akan
hubungan antar macam-macam lapangan dalam hidupnya

f. Pembaharuan Kurikulum
Usaha dalam pembaharuan pendidikan dilakukan dalam
bentuk pembaharuan kurikulum, pembaharuan kurikulum ini
dilakukan guna menjadi penyempurna kurikulum sebelumnya,
dalam sistem Pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah
mengalami banyak perubahan. Pada zaman sekarang kurikulum
yang digunakan ialah kurikulum 2013, kurikulum 2013 ini
berorientasi pada pengembangan karakter siswa, hal ini
bersesuaian dengan tujuan dan cita-cita Pendidikan di Indonesia
selain kurikulum 2013 ini Sekarang pula sudah muncul
kurikulum terbaru yaitu kurikulum merdeka.

g. Proyek Pamong

Proyek ini merupakan program pendidikan bersama antara


pemerintah Indonesia dan Innotech, lembaga yang didirikan
oleh badan kerjasama Menteri-menteri pendidikan se-Asia
Tenggara. Di kalangan organisasi menteri pendidikan Negara-
negara Asia Tenggara.
(South East Asian Ministers Education Organization atau
Seameo) proyek ini dikenal dengan istilah Impact (Instruction
of Management by Parent Community and Teachers). Pamong
singkatan dari Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua,
dan Guru. Proyek ini diujicobakan di tingkat sekolah dasar pada
Kecamatan Kebakramat (Kelurahan Alastimo, Banjarharjo,

7
Malanggaten, dan Kebak) di Kabupaten Karanganyar Solo.
Tujuan dari proyek Pamong ini adalah:
1. Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat
mengikuti pendidikan sekolah. Atau membantu siswa
yang drop-out.
2. Membantu anak-anak yang tidak mau terikat oleh tempat
dan waktu dalam belajar, oleh karena dapat belajar sambil
menggebalakan ternak, waktu istirahat, dan lain-lain.
3. Mengurangi pengangguran tenaga guru sehingga rasio
guru terhadap murid dapat menjadi 1:200. Pada SD biasa
1:40 atau 1:50.
4. Dengan meningkatkan pemerataan kesempatan belajar,
dengan pembiayaan yang sedikit dapat ditampung
sebanyak mungkin siswa.

Dengan kata lain, tujuan proyek pamong ini untuk


menemukan alternative system penyampaian pendidikan dasar
yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata, yang sesuai dengan
kondisi kebanyakan daerah di Indonesia. Jadi dengan sistem
pamong ini anak-anak atau siswa dapat belajar sendiri dengan
bimbingan tutor, atau anggota masyarakat, serta bimbingan
orang tua. Pengajaran yang diberikan memperhatikan
kesanggupan anak5

B. Bentuk-bentuk Inovasi Pendidikan


Model-model dalam inovasi diciptakan sebagai kerangka dasar dalam
memahami bagaimana suatu inovasi itu terjadi serta bagaimana melihat
kemampuan seseorang untuk menjadi inovatif, adaptif dan mampu
mendifusikan suatu inovasi tertentu. Pada mulanya model-model tersebut

5
St. Rodliyah, pendidikan dan ilmu pendidikan (Jember: IAIN Jember press, 2013) hlm. 245-246

8
digunakan dalam dunia bisnis saja, namun lama kelamaan model-model
tersebut dapat diterapkan atau diadopsi oleh dunia pendidikan.
Bentuk-bentuk yang akan dibahas dibawah ini merupakan model-model
inovasi pendidikan yang sebelumnya telah digunakan di Amerika Serikat,
model-model ini dibuat guna untuk memajukan suatu pendidikan dan
mengadakan pembaharuan pada kurikulum, penggunaan media,
perorganisasian kegiatan belajar, dan prosedur administrasi sekolah serta
yang lainnya yang berkenaan dengan dunia pendidikan, berikut uraian
uraian tiap-tiap model inovasi pendidikan secara singkat:
1. Model Penelitian.

Pengembangan dan Difusi (Research Development-Diffusion-


Model) Model inovasi pendidikan ini cukup sederhana kalau dilihat dari
polanya, namun mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi
pengembangan pendidikan. Model inovasi ini berdasarkan pemikiran
bahwa setiap orang tentu memerlukan perubahan, dan unsur pokok dari
perubahan ialah penelitian, pengembangan, dan difusi. Agar benar-
benar diketahui dengan tepat permasalahan yang dihadapi serta
kebutuhan yang diperlukan, maka langkah pertama yang harus
diiakukan dalam usaha mengadakan perubahan pendidikan ialah
melakukan kegiatan penelitian pendidikan. Namun hasil penelitian
tidak dapat langsung didayagunakan oleh pemakai, karena hasil
penelitian tersebut harus dikembangkan terlebih dahulu ke dalam
bentuk yang lebih bersifat operasional agar dapat lebih mudah
diterapkan. Misalnya hasil penelitian tentang perkembangan pikir anak,
tidak dapat langsung didayagunakan oleh guru untuk membantu
mengefektifkan cara mengajar.
Hasil penelitian itu perlu diolah dan dikembangkan terlebih dahulu
sehingga menghasilkan strategi atau langkah-langkah mengajar yang
tepat berdasarkan proses perkembangan pikir anak. Oleh karena itu
langkah kedua yang harus dilakukan adalah langkah pengembangan.
Baru setelah inovasi itu terbentuk, maka dilakukan difusi inovasi,

9
melalui kegiatan komunikasi di berbagai saluran yang memungkinkan,
dengan memperhatikan berbagai nilai-nilai sosial yang berlaku di
lingkungan dimana inovasi itu akan diterapkan.
Beberapa ahli pendidik ada yang menambah satu langkah lagi yaitu
langkah evaluasi (evaluation). Semula langkah ini terkenal dengan
model R & D, namun karena penambahan satu model tadi model ini
kemudian dikenal dengan nama RDD&E (Reseacrh, Development,
Diffusion, and Evaluation). Setelah inovasi didifusikan maka perlu
diadakan evaluasi.
RD & D sebagai model inovasi yang sangat terkenal dapat
didayagunakan dengan efektif di Amerika Serikat kemudian oleh
pemerintah pusat dikembangkan lagi menjadi beberapa bentuk lembaga
lembaga dan sistem pendidikan untuk menangani kegiatan riset,
pengembangan dan difusi secara kontinu.

2. Model Pengembangan Organisasi (Organization Development Model)

Model ini lebih berorientasi pada organisasi daripada berorientasi


pada sistem sosial. Model ini berpusat pada sekolah atau sistem
persekolahan. Model Pengembangan Organisasi ini berbeda dengan
Model Pengembangan dan Difusi. Model Penelitian Pengembangan
dan Difusi (RD & D) lebih tepat digunakan untuk penyebaran inovasi
pada tingkat regional atau nasional, karena penelitian pendidikan lebih
tepat jika dilakukan pada tingkat regional atau nasional. Sedangkan
Model Pengembangan Organisasi lebih tepat digunakan untuk
penyebaran inovasi pada suatu sekolah, karena sekolah merupakan
suatu organisasi. Kedua model ini merupakan alat yang digunakan
untuk menangani dua hal yang berbeda, juga untuk memecahkan
permasalahan pembaharuan pendidikan yang berbeda pula.
Model Pengembangan Organisasi atau Organization Development
(OD), juga berorientasi pada nilai yang tinggi artinya dalam model ini
juga mendasarkan pada filosofi yang menyarankan agar sekolah atau

10
sistem persekolahan jangan hanya diberi tahu tentang inovasi
pendidikan, dan disuruh menerimanya, tetapi sekolah hendaknya
mampu mempersiapkan diri untuk memecahkan sendiri masalah
pendidikan yang dihadapinya. Sekolah harus menjadi organisasi yang
sehat yang memahami permasalahan yang dihadapi, serta mampu
mampu untuk menciptakan cara memecahkan permasalahan itu sendiri
dengan mengorganisir berbagai macam sumber yang ada dalam
organisasi itu sendiri atau dengan bantuan ahli dari luar organisasi, dan
juga mampu menemukan cara bagaimana menerapkan inovasi serta
menilai hasil yang telah dicapai.
Para pemakai model Pengembangan Organisasi telah menghasilkan
berbagai macam teknis penerapan inovasi dengan menggunakan
berbagai macam cara seperti latihan, permainan, simulasi, dan
sebagainya. Ini dapat digunakan secara kelompok dalam organisasi
untuk belajar mengendalikan perasaan, untuk memperdalam
pemahaman tentang tujuan organisasi, untuk menciptakan iklim sosial
yang baik dalam organisasi, sehingga mempercepat diterapkannya
inovasi.

3. Model Konfigurasi (Configurational Model = CLER Model).

Model Konfigurasi (Configurational Model) atau disebut juga


konfigurasi teori difusi inovasi yang juga terkenal dengan istilah CLER
model, ialah pendekatan secara komprehensif untuk mengembangkan
strategi inovasi (perubahan pendidikan) pada situasi yang berbeda. Ini
adalah model umum atau model komprehensif karena memungkinkan
adanya klasifikasi atau penggolongan dari situasi perubahan. Model ini
menekankan pada batasan tentang serangkaian situasi perubahan pada
waktu tertentu. Model CLER ini menarik bagi kedua pihak baik bagi
inovator maupun bagi penerima (adopter). Bagi inovator menggunakan
model ini untuk meningkatkan kemungkinan diterimanya inovasi.
Sedangkan bagi penerima inovasi, menggunakan model ini dapat

11
meyakinkan bahwa inovasi yang diterimanya benar-benar sesuatu yang
dibutuhkan. Menurut model konfigurasi kemungkinan terjadinya difusi
inovasi tergantung pada 4 faktor antara lain sebagai berikut.
a. Konfigurasi artinya menunjukkan bentuk hubungan inovator
dengan penerima dalam kontek sosial atau hubungan dalam
situasi sosial dan politik. Ada 4 konfigurasi yaitu individu,
kelompok, lembaga (institution) dan kebudayaan (culture) dapat
mencakup semua kesatuan sosial. Setidaknya ada 16 bentuk
hubungan antara inovator dan penerima inovasi yang mana harus
ditentukan dalam rangka memulai penerapan inovasi. Ia harus
memilih bentuk hubungan yang mana yang akan menjadi pusat
perhatian di antara ke-16 hubungan di atas. Kemudian ia akan
menjelaskan secara terinci siapa atau apa yang akan diubah
kepada kelompok, lembaga atau individu inovasi yang ditujukan
b. Hubungan (linkage) yaitu hubungan antara para pelaku dalam
proses penyebaran inovasi. Inovator dan adopter harus berada
dalam hubungan yang memungkinkan didengarkan dan
diperhatikannya inovasi yang didifusikan. Innovator harus dapat
menciptakan hubungan yang memungkinkan dapat diterimanya
inovasi, misalnya dengan cara membentuk panitia atau satuan
tugas tertentu.
c. Lingkungan yaitu bagaimana keadaan lingkungan sekitar tempat
penyebaran inovasi dan
d. Sumber (resources) yaitu sumber apakah yang tersedia baik bagi
inovator maupun penerima dalam proses transisi penerimaan
inovasi6

6
Muhammad Kristiawan, dkk, inovasi pendidikan ( Jawa timur: wade group, 2018) hlm 18-24

12
Inovasi pendidikan dari masa ke masa menjadi topik yang menarik
untuk dibahas. Secara umum terdapat dua model atau bentuk inovasi
pendidikan yang baru yaitu:

1. Top-down Model

Top-down model merupakan suatu model dalam inovasi


pendidikan dan diciptakan oleh pihak tertentu dari atasan yang
diimplementasikan pada bawahannya. Misalnya model inovasi
pendidikan yang telah diterapkan Departemen Pendidikan
Nasional. Inovasi pendidikan model ini diterapkan dan dilakukan
untuk kepentingan bawahan dengan mengajak, mengarahkan, dan
memaksakan suatu perubahan. Sedangkan bawahan tidak dapat
menolak dalam proses pelaksanaannya. seperti halnya inovasi
pendidikan yang dilakukan oleh Kemendiknas dan Kemenag
selama ini.
2. Bottom-down Model

Bottom down model merupakan model inovasi pendidikan


yang berasal dari bawah kemudian dilakukan untuk
meningkatkan dalam mutu pendidikan. Model inovasi ini
berdasarkan ide, kreasi dan inisiatif yang berkaitan dengan
pendidikan yaitu pendidik, masyarakat dan lembaga pendidikan.
Pembahasan terkait dengan model inovasi Top-Down dan
Bottom-Up ini dilakukan oleh para ahli dan peneliti pendidikan.
Inovasi pendidikan model top-down tidak dapat dikatakan selalu
berhasil dengan optimal. Hal tersebut disebabkan penolakan
dalam pelaksanaan pendidikan misalnya pendidik yang dalam
perencanaan dan pelaksanaannya secara penuh tidak dilibatkan
Sedangkan model bottom-up sebagai inovasi yang tidak mudah
berhenti dikarenakan pencipta dan pelaksana selalu terlibat dalam
perencanaan dan pelaksanaannya. Oleh sebab itu setiap model

13
dapat bertanggung jawab dalam keberhasilan dari suatu inovasi
yang telah diciptakan.7

7
Nur kholifa dkk, inovasi Pendidikan (Yayasan kita menulis, 2021) hlm. 10

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, inovasi diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan
yang terjadi dari suatu keadaan lain yang berbeda dengan keadaan
sebelumnya. Perubahan hampir sama dengan inovasi atau pembaharuan.
Dalam perubahan proses terjadinya bisa berlangsung secara alamiah. Tetapi
suatu perubahan dikatakan inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan
dengan sengaja untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih
menguntungkan bagi peningkatan kualitas hidup, terutama dalam dunia
pendidikan yang erat kaitannya dengan kemajuan suatu bangsa.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan
seyogyanya perlu mendapat pemecahan yang tepat, artinya harus
diselesaikan secara sistematis, bertahap, dan berencana. Hal ini disebabkan
karena masalah pendidikan merupakan masalah yang kompleks. Oleh
karena itu, pendidikan harus selalu berubah ke arah yang lebih baik.
Dalam kepentingan tersebut, diadakanlah inovasi dalam bidang
pendidikan. Hal ini dilakukan untuk merubah kualitas pendidikan menjadi
lebih baik dari keadaan sebelumnya guna mengikuti perkembangan zaman
dan IPTEK yang ada di Indonesia.

B. Saran
Diharapkan pembaca dapat makalah ini dapat memahami dan menambah
ilmu pengetahuan tentang bagaimana usaha mengenai pembaharuan atau
inovasi dalam dunia Pendidikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu penulis meminta kritik dan saran dari pembaca. Semoga
apa yang kami tulis bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

St. Rodliyah, (2021). Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: IAIN Jember Press.
Muhammad Kristiawan, (2018). Inovasi Pendidikan. ponorogo, Jawa timur: Wade
group.
Mohammad Yahya, (2020). Ilmu Pendidikan . Jember : IAIN Jember press.
Nur Kholifah, H. S. (2021). Inovasi Pendidikan. Yayasan kita menulis .

16

Anda mungkin juga menyukai