Makalah Ilmu Pendidikan Kelompok 11 PMTK-1B
Makalah Ilmu Pendidikan Kelompok 11 PMTK-1B
INOVASI PENDIDIKAN
’’Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan”
Oleh kelompok XI
Dosen Pengampu:
Desti Sartini, S.Pd.I., M,Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
TP 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, karena dengan rahmat, karunia dan hidayah-Nya Kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai "usaha-usaha pembaharuan atau inovasi
pendidikan" ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kelompok
11 mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen mata kuliah Ilmu
Pendidikan yaitu ibu Desti Sartini, S.Pd.I., M,Pd.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai "usaha-usaha pembaharuan atau inovasi
pendidikan". Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan
berguna bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya, kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Atas perhatian ibu kami
ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm. 159
2 St.Rodliyah,Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Jember: STAIN Jember press, 2013), hlm. 254
3 B.Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-dasar Kepribadian (Jakarta: Rineka Cipta,1990), hlm. 127
2
tertentu, dalam arti lebih sempit dan terbatas. Sementara dalam
pembaruan biasanya perubahan yang terjadi adalah menyangkut
berbagai aspek, bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan
secara total atau keseluruhan. Jadi, skope pembaruan biasanya pada
dasarnya lebih luas.
Tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran,
waktu, ruang kelas, cara cara menyampaikan pelajaran sehingga dengan
tenaga alat, ruang dan waktu yang sama dapat di jangkau sasaran siswa
yang lebih banyak dan di capainya kualitas yang lebih tinggi merupakan
contoh tindakan inovatif.
Karena besar dan kompleksnya permasalahan pendidikan kita
sekarang, apalagi masa mendatang, dan mengingat keterbatasan dana
dan kemampuan yang dimiliki, maka tindakan inovasi atau pembaruan
sangatlah diperlukan. Meskipun demikian, hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa sesuatu yang baru belum tentu baik, maksudnya belum
tentu inovatif.
3
pendidikan digaris dalam Surat Keputusan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 172 Tahun 1974.
c. Universitas Terbuka
4
Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 192
4
pihak guru. Satuan ini berisikan tujuan yang harus dicapai
secara praktis, petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan, materi
dan alat-alat yang dibutuhkan, alat penilaian guru yang
mengukur keberhasilan murid dalam mengerjakan modul.
Modul merupakan program pengajaran mengenai suatu
satuan bahasan yang sengaja disusun secara sistematis,
operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik.
Modul ini disertai pula pedoman penggunaannya untuk guru.
Sistem modul ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas belajar mengajar di sekolah.
Modul sebagai suatu sistem penyampaian suatu unit kecil
program yang dapat dipelajari oleh murid sendiri. Murid harus
menguasai suatu unit bahan pelajaran sebelum mereka beralih
ke unit berikutnya.
a) Prinsip pengajaran modul
5
1) Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai
modul itu sebelum mereka mulai mengerjakannya.
2) Mengawasi kegiatan belajar siswa selama pelajaran
berlangsung.
3) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada
siswa sesuai dengan perbedaan masing-masing siswa.
Dalam arti memberikan pengayaan kepada siswa
yang cepat (cerdas) dan memberikan remedial kepada
siswa yang lamban (kurang cerdas).
4) Memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
5) Menentukan program yang akan diikuti siswa
selanjutnya. Siswa sebagai pelaksana petunjuk
tertulis dalam modul yakni sebagai pembaca,
pemikir, penemu dan pemecah masalah.
6
2) Pembelajaran terhadap suatu materi ajar sesungguhnya
harus mendasari pembelajaran selanjutnya, atau mata ajar
yang lain harus dipusatkan atas itu.
3) Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup
senyatanya ke semua jurusan, agar murid faham akan
hubungan antar macam-macam lapangan dalam hidupnya
f. Pembaharuan Kurikulum
Usaha dalam pembaharuan pendidikan dilakukan dalam
bentuk pembaharuan kurikulum, pembaharuan kurikulum ini
dilakukan guna menjadi penyempurna kurikulum sebelumnya,
dalam sistem Pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah
mengalami banyak perubahan. Pada zaman sekarang kurikulum
yang digunakan ialah kurikulum 2013, kurikulum 2013 ini
berorientasi pada pengembangan karakter siswa, hal ini
bersesuaian dengan tujuan dan cita-cita Pendidikan di Indonesia
selain kurikulum 2013 ini Sekarang pula sudah muncul
kurikulum terbaru yaitu kurikulum merdeka.
g. Proyek Pamong
7
Malanggaten, dan Kebak) di Kabupaten Karanganyar Solo.
Tujuan dari proyek Pamong ini adalah:
1. Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat
mengikuti pendidikan sekolah. Atau membantu siswa
yang drop-out.
2. Membantu anak-anak yang tidak mau terikat oleh tempat
dan waktu dalam belajar, oleh karena dapat belajar sambil
menggebalakan ternak, waktu istirahat, dan lain-lain.
3. Mengurangi pengangguran tenaga guru sehingga rasio
guru terhadap murid dapat menjadi 1:200. Pada SD biasa
1:40 atau 1:50.
4. Dengan meningkatkan pemerataan kesempatan belajar,
dengan pembiayaan yang sedikit dapat ditampung
sebanyak mungkin siswa.
5
St. Rodliyah, pendidikan dan ilmu pendidikan (Jember: IAIN Jember press, 2013) hlm. 245-246
8
digunakan dalam dunia bisnis saja, namun lama kelamaan model-model
tersebut dapat diterapkan atau diadopsi oleh dunia pendidikan.
Bentuk-bentuk yang akan dibahas dibawah ini merupakan model-model
inovasi pendidikan yang sebelumnya telah digunakan di Amerika Serikat,
model-model ini dibuat guna untuk memajukan suatu pendidikan dan
mengadakan pembaharuan pada kurikulum, penggunaan media,
perorganisasian kegiatan belajar, dan prosedur administrasi sekolah serta
yang lainnya yang berkenaan dengan dunia pendidikan, berikut uraian
uraian tiap-tiap model inovasi pendidikan secara singkat:
1. Model Penelitian.
9
melalui kegiatan komunikasi di berbagai saluran yang memungkinkan,
dengan memperhatikan berbagai nilai-nilai sosial yang berlaku di
lingkungan dimana inovasi itu akan diterapkan.
Beberapa ahli pendidik ada yang menambah satu langkah lagi yaitu
langkah evaluasi (evaluation). Semula langkah ini terkenal dengan
model R & D, namun karena penambahan satu model tadi model ini
kemudian dikenal dengan nama RDD&E (Reseacrh, Development,
Diffusion, and Evaluation). Setelah inovasi didifusikan maka perlu
diadakan evaluasi.
RD & D sebagai model inovasi yang sangat terkenal dapat
didayagunakan dengan efektif di Amerika Serikat kemudian oleh
pemerintah pusat dikembangkan lagi menjadi beberapa bentuk lembaga
lembaga dan sistem pendidikan untuk menangani kegiatan riset,
pengembangan dan difusi secara kontinu.
10
sistem persekolahan jangan hanya diberi tahu tentang inovasi
pendidikan, dan disuruh menerimanya, tetapi sekolah hendaknya
mampu mempersiapkan diri untuk memecahkan sendiri masalah
pendidikan yang dihadapinya. Sekolah harus menjadi organisasi yang
sehat yang memahami permasalahan yang dihadapi, serta mampu
mampu untuk menciptakan cara memecahkan permasalahan itu sendiri
dengan mengorganisir berbagai macam sumber yang ada dalam
organisasi itu sendiri atau dengan bantuan ahli dari luar organisasi, dan
juga mampu menemukan cara bagaimana menerapkan inovasi serta
menilai hasil yang telah dicapai.
Para pemakai model Pengembangan Organisasi telah menghasilkan
berbagai macam teknis penerapan inovasi dengan menggunakan
berbagai macam cara seperti latihan, permainan, simulasi, dan
sebagainya. Ini dapat digunakan secara kelompok dalam organisasi
untuk belajar mengendalikan perasaan, untuk memperdalam
pemahaman tentang tujuan organisasi, untuk menciptakan iklim sosial
yang baik dalam organisasi, sehingga mempercepat diterapkannya
inovasi.
11
meyakinkan bahwa inovasi yang diterimanya benar-benar sesuatu yang
dibutuhkan. Menurut model konfigurasi kemungkinan terjadinya difusi
inovasi tergantung pada 4 faktor antara lain sebagai berikut.
a. Konfigurasi artinya menunjukkan bentuk hubungan inovator
dengan penerima dalam kontek sosial atau hubungan dalam
situasi sosial dan politik. Ada 4 konfigurasi yaitu individu,
kelompok, lembaga (institution) dan kebudayaan (culture) dapat
mencakup semua kesatuan sosial. Setidaknya ada 16 bentuk
hubungan antara inovator dan penerima inovasi yang mana harus
ditentukan dalam rangka memulai penerapan inovasi. Ia harus
memilih bentuk hubungan yang mana yang akan menjadi pusat
perhatian di antara ke-16 hubungan di atas. Kemudian ia akan
menjelaskan secara terinci siapa atau apa yang akan diubah
kepada kelompok, lembaga atau individu inovasi yang ditujukan
b. Hubungan (linkage) yaitu hubungan antara para pelaku dalam
proses penyebaran inovasi. Inovator dan adopter harus berada
dalam hubungan yang memungkinkan didengarkan dan
diperhatikannya inovasi yang didifusikan. Innovator harus dapat
menciptakan hubungan yang memungkinkan dapat diterimanya
inovasi, misalnya dengan cara membentuk panitia atau satuan
tugas tertentu.
c. Lingkungan yaitu bagaimana keadaan lingkungan sekitar tempat
penyebaran inovasi dan
d. Sumber (resources) yaitu sumber apakah yang tersedia baik bagi
inovator maupun penerima dalam proses transisi penerimaan
inovasi6
6
Muhammad Kristiawan, dkk, inovasi pendidikan ( Jawa timur: wade group, 2018) hlm 18-24
12
Inovasi pendidikan dari masa ke masa menjadi topik yang menarik
untuk dibahas. Secara umum terdapat dua model atau bentuk inovasi
pendidikan yang baru yaitu:
1. Top-down Model
13
dapat bertanggung jawab dalam keberhasilan dari suatu inovasi
yang telah diciptakan.7
7
Nur kholifa dkk, inovasi Pendidikan (Yayasan kita menulis, 2021) hlm. 10
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, inovasi diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan
yang terjadi dari suatu keadaan lain yang berbeda dengan keadaan
sebelumnya. Perubahan hampir sama dengan inovasi atau pembaharuan.
Dalam perubahan proses terjadinya bisa berlangsung secara alamiah. Tetapi
suatu perubahan dikatakan inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan
dengan sengaja untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih
menguntungkan bagi peningkatan kualitas hidup, terutama dalam dunia
pendidikan yang erat kaitannya dengan kemajuan suatu bangsa.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan
seyogyanya perlu mendapat pemecahan yang tepat, artinya harus
diselesaikan secara sistematis, bertahap, dan berencana. Hal ini disebabkan
karena masalah pendidikan merupakan masalah yang kompleks. Oleh
karena itu, pendidikan harus selalu berubah ke arah yang lebih baik.
Dalam kepentingan tersebut, diadakanlah inovasi dalam bidang
pendidikan. Hal ini dilakukan untuk merubah kualitas pendidikan menjadi
lebih baik dari keadaan sebelumnya guna mengikuti perkembangan zaman
dan IPTEK yang ada di Indonesia.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat makalah ini dapat memahami dan menambah
ilmu pengetahuan tentang bagaimana usaha mengenai pembaharuan atau
inovasi dalam dunia Pendidikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu penulis meminta kritik dan saran dari pembaca. Semoga
apa yang kami tulis bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Terima kasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
St. Rodliyah, (2021). Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: IAIN Jember Press.
Muhammad Kristiawan, (2018). Inovasi Pendidikan. ponorogo, Jawa timur: Wade
group.
Mohammad Yahya, (2020). Ilmu Pendidikan . Jember : IAIN Jember press.
Nur Kholifah, H. S. (2021). Inovasi Pendidikan. Yayasan kita menulis .
16