Anda di halaman 1dari 5

A.

Strategi komunikasi 
adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat
dan perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media untuk
mencapai suatu tujuan.

 Strategi Komunikasi Organisasi dari Atasan ke Bawahan (Downward


Communication)
Pada dasarnya sistem komunikasi ke bawah mengandalkan berbagai jenis media cetak
dan oral untuk menyebarkan informasi. Komunikasi yang dilakukan dari atasan ke
bawahan juga mengandalkan media, baik elektronik maupun tertulis. Untuk keperluan
tertentu, media digunakan sebagai pengulang (redundancy/repeatation) dari komunikasi
lisan yang telah dilakukan.
Pesan tertulis yang bersifat personal adalah memo. Biasanya atasan akan membuat memo
yang ditempelkan di meja bawahan yang diberikan instruksi. Isi memo biasanya bersifat
individual yang hanya berisikan instruksi pekerjaan satu orang saja, bukan bersifat
umum. Informasi yang bersifat umum biasanya ditempelkan di papan informasi dan map.
Pesan juga dapat dikirmkan melalui media elektronik berupa SMS, telepon, Aplikasi
messenger hingga email, Dengan menggunakan media-media tersebut
proses komunikasi dapat menjadi lebih mudah dan cepat.

 Strategi Komunikasi dari Bawahan ke Atasan (Upward Communication)


Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam membuat
keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat mengetahui bagaimana
pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan mereka, mengenai teman-
temannya yang sama bekerja dan mengenai organisasi. Karena pentingnya komunikasi
tersebut maka organisasi perlu memprogramnya.
Strategi yang paling efektif, menurut Planty dan Machaver, komunikasi bawahan ke
atasan adalah kontak tatap muka sehari-hari dan percakapan di antara supervisor dan
bawahan. Komunikasi tatap muka yang dilakukan bawahan paling sering terjadi pada
saat rapat rutin maupun rapat tim. Rapat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah,
baik dari atasan ke bawahan maupun bawahan ke atasan.
Meskipun cara paling efektif adalah dengan tatap muka secara langsung, tetapi tidak
menutup kemungkinan kesempatan bawahan untuk berkomunikasi melalui media
lainnya, bisa menggunakan surat maupun media elktronik yang ada.

Selain itu, untuk teknik penyampaian pesannya, bawahan lebih sering


menggunakan metode canalizing, yakni suatu cara yang dilakukan oleh komunikator
dengan mengetahui terlebih dahulu tentang referensi/pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki komunikannya, kemudian komunikator menyusun pesan dan metode yang sesuai
dengan itu. Agar komunikan dapat menerima pesan yang disampaikan komunikator dan
kemudian perlahan-lahan komunikator merubah pola pikir dan sikap komunikan pada
arah yang dikehendaki komunikator

Dengan adanya komunikasi ke atas, pimpinan dapat memperkuat peralatan untuk


merekam ide-ide dan bantuan dari bawahannya. Hal ini membantu pimpinan memperoleh
jawaban yang lebih baik mengenai masalah-masalah mereka dan tanggung jawab mereka.
Dengan terbukanya komunikasi ke atas, pimpinan dapat membantu arus dan penerimaan
komunikasi ke bawah.
Strategi-Strategi Khusus Dalam Melakukan Komunikasi Dalam Sebuah Perusahaan
strategi-strategi khusus dalam melakukan komunikasi dalam sebuah perusahaan. Korelasi
antarkomponen tujuan tersebut dengan strategi komunikasi diantaranya adalah :
 Mengenali sasaran komunikasi. Sebelum kita melancarkan komunikasi, kita perlu
mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi kita itu. Apakah agar
komunikan hanya sekadar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan
melakukan tindakan tertentu (metode persuasive atau instruktif).
 Pemilihan media komunikasi. Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih
salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai,
pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan.
 Pengkajian tujuan pesan komunikasi. Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan
tertentu. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of the message) dan lambing
(symbol).

 Peranan komunikator dalam komunikasi. Terdapat dua faktor penting dalam diri


komunikator yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber
(source credibility)
Oleh karena itu, dalam membuat strategi komunikasi didalam perusahaan, ke-empat hal tersebut
haruslah menjadi dasar dalam menetapkan strategi mana yang akan dipilih. Tiap organisasi dan
tiap kondisi memerlukan strategi yang berbeda-beda.

B. Metode komunikasi organisasi 


adalah korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi yang terfokus pada manusia-manusia
yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi yang berfokus pada teknik, media, proses dan
faktor-faktor yang menjadi penghambat proses komunikasi organisasi.
Ada beberapa Metode Dalam komunikasi organisasi antara lain:

1. Masalah yang dihadapi


Setiap proses komunikasi tentu saja berawal dari suatu masalah tertentu. Akan tetapi
perlu dipahami bahwa yang dimaksud masalah dalam hal ini tidak harus berarti sebuah
kesenjangan antara kenyataan dengan nilai ideal yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi
lebih luas daripada itu. Singkatnya, masalah bisa berarti hal apa saja yang memicu
seseorang atau kelompok tertentu untuk merespons hal tersebut dengan cara melakukan
sebuah komunikasi.
2. Kedudukan komunikator
Setelah diawali oleh adanya masalah tertentu, maka proses sebelum komunikasi terjadi
dalam organisasi berikutnya adalah memahami kedudukan seorang komunikator di dalam
lingkungan organisasi tersebut. Biasanya proses ini berlangsung dengan sangat cepat dan
cenderung terjadi secara bawah sadar.
3. Menentukan tujuan
Setelah kedudukan seorang komunikator terpahami dengan baik, maka langkah
berikutnya adalah menentukan bagaimana respons yang perlu ia lakukan dan kemudian
bagaimana caranya agar hal tersebut tercapai. Dengan kata lain, dalam proses ini
komunikator akan menentukan tujuan komunikasi yang ingin dicapai olehnya.
Tujuan komunikasi yang telah dirumuskan olehnya kemudian akan diwujudkan dalam
bentuk sebuah pesan setelah melalui proses encoding tertentu. Dengan demikian gagasan
abstrak yang ada di dalam pikirannya dapat diterjemahkan ke dalam suatu bentuk lain
yang bisa dipahami oleh orang lain yang akan ia jadikan sebagai sasaran pesan.
4. Proses encoding
Proses ini adalah sebuah proses pengkodean, yaitu proses yang terjadi untuk membuat
gagasan abstrak yang terdapat di dalam pikiran komunikator bisa diterjemahkan ke dalam
bentuk lain yang bisa dikomunikasikan.
Encoding biasanya mengikuti aturan tertentu sesuai dengan sistem pesan yang sama-sama
dimengerti oleh komunikator dan juga komunikan. Melakukan encoding dengan
kodifikasi yang dipahami oleh komunikator sendiri tentunya tidak akan menghasilkan
apa-apa karena hanya dirinya sendiri yang bisa memahami pesan tersebut.
5. Perumusan pesan
Proses ini sebenarnya erat kaitannya dengan proses encoding. Proses encoding akan
menghasilkan sebuah pesan tertentu yang akan disampaikan oleh komunikator terhadap
komunikan yang ia pilih. Pesan yang dibuat oleh komunikator tentunya harus bisa
dipahami oleh komunikan. Oleh karena itu pesan harus mengikuti kaidah tertentu yang
sama-sama dipahami baik oleh komunikator ataupun komunikan.
Bahasa adalah salah satu sistem enkoding dan juga pesan yang digunakan oleh manusia
dewasa ini. Dan kecenderungan dari komunikasi organisasi adalah dengan menggunakan
bahasa yang dipakai oleh anggota organisasi tersebut ataupun sesuai dengan sasaran
komunikasi yang diinginkan dalam komunikasi yang dilakukan. Terlebih lagi dengan
adanya kecenderungan untuk melakukan komunikasi lisan di dalam suatu organisasi bila
dibandingkan dengan komunikasi tulisan.
6. Penyampaian pesan
Langkah berikutnya tentu saja adalah melakukan penyampaian pesan dari komunikator
terhadap komunikan yang menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penyampaian pesan
ini bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan komunikator, ataupun dalam konteks
komunikatornya adalah orang yang memiliki kedudukan struktural lebih rendah apabila
dibandingkan dengan komunikannya, akan menyesuaikan dengan kedudukan komunikan
pula.
Proses penyampaian pesan harus dilakukan dengan baik untuk memastikan bahwa pesan
tersebut tersampaikan dengan baik pada komunikan sehingga mereka bisa memahaminya
dan menangkap maksud dari pesan tersebut. Proses penyampaian pesan ini bisa
bergantung dengan jenis model model komunikasi massa yang dipilih oleh komunikator
ketika berhadapan dengan massa yang banyak.
7. Proses decoding
Apabila tadi dilakukan proses encoding oleh komunkator, maka proses ini adalah sebuah
proses yang biasanya dilakukan oleh komunikan. Decoding adalah suatu upaya untuk
menerjemahkan pesan ke dalam maksud yang ingin disampaikan oleh komunikator.
Proses ini juga biasanya terjadi secara instan seperti yang terjadi pada proses komunikasi
lisan, selama antara komunikator dan komunikan memiliki pengetahuan dan sistem pesan
yang sama.
Artinya, kalau komunikator menggunakan bahasa Inggris tetapi komunikan tidak
memahaminya, maka pesan tersebut bisa saja tidak akan bisa terdekode dengan baik,
bahkan tidak terdekode sama sekali. Oleh karena itu, dalam komunikasi organisasi harus
dipastikan bahwa antara komunikator dan komunikan memiliki sumber daya yang sama
untuk memahami pesan yang telah dibuat tersebut.
8. Penafsiran maksud
Proses berikutnya dalam komunikasi organisasi adalah adanya penafsiran maksud yang
dilakukan oleh komunikan terhadap pesan yang telah didekode dari komunikator. Dalam
proses ini komunikan akan berusaha untuk menafsirkan maksud atau tujuan dari pesan
tersebut. Hasil penafsiran akan bergantung pada kemampuan komunikan dalam
memahami pesan itu.
Banyak faktor yang menentukan bagaimana seorang komunikan akan melakukan respons
pada pesan yang telah dibuat oleh komunikator. Ada beberapa komunikan yang sulit
dalam memahami maksud komunikator, sebaliknya ada yang memiliki kemampuan
sangat baik dalam memahami maksud komunikator. Apabila berhadapan dengan kondisi
seperti itu, maka komunikator yang bijak akan berusaha untuk menyederhanakan pesan
supaya sebagian besar komunikan dapat memahami pesan tersebut dengan baik.
Bagaimana maksud bisa ditafsirkan bergantung pada komponen komponen
komunikasi yang digunakan dalam suatu komunikasi organisasi.
9. Pemberian feedback
Setelah pesan terpahami dengan baik oleh komunikan, maka secara alamiah akan muncul
dorongan untuk melakukan respons terhadap pesan yang telah dibuat oleh si
komunikator. Akan tetapi, pemberian feedback ini bisa bersifat langsung tidak langsung,
lisan ataupun non lisan, dan berbagai bentuk yang lain.
Feedback yang beragam ini bisa disebabkan karena perbedaan hubungan komunikator
terhadap komunikan. Misalnya, seorang pekerja OB tentu tidak akan langsung bisa
mengucapkan pandangannya secara langsung pada direktur perusahaan karena antara
direktur dan pekerja OB memiliki hubungan yang relatif jauh. Dengan demikian,
feedback yang didapatkan oleh direktur perusahaan dari OB terhadap pesan yang telah ia
buat mungkin saja bersifat tidak langsung dan dalam jangka waktu yang lama alias tidak
instan. Feedback bisa juga kita anggap sebagai salah satu jenis-jenis berita yang ada
dalam suatu organisasi.
10. Pemilihan media
Media adalah sesuatu yang bisa digunakan untuk membawa pesan tersebut pada para
pendengar. Dalam hal komunikasi organisasi, media bisa berupa pesan tertulis ataupun
pesan lisan, yang bisa diampaikan secara langsung oleh komunikator ataupun oleh orang
lain yang mewakili komunikator tersebut. Pemilihan media dapat menentukan tingkat
keefektifan penyampaian pesan tersebut, misalnya dalam jumlah komunikan yang sangat
banyak, maka penyampaian pesan secara tertulis mungkin bisa lebih efektif apabila
dibandingkan dengan penyampaian pesan melalui komunikasi secara lisan. Apabila
ada unsur komunikasi politik yang diperhitungkan, bisa jadi maka pemilihan media akan
sangat berbeda dari biasanya.

Anda mungkin juga menyukai