Anda di halaman 1dari 15

ESENSI TATA KELOLA SEKOLAH YANG BAIK

Yuliana Susanti
Universitas Terbuka
Email : annasusanto18@gmail.com

ABSTRACT
The effective school assessment model is one of the instruments that is expected to be used by
education managers to determine the level of success of each school. The results of the
assessment can then be taken into consideration for efforts to improve schools. Schools that have
a good, transparent and accountable management system, and are able to empower every
important component of the school, both internally and externally, in order to achieve the vision
and mission goals of the school effectively and efficiently. The concept of an effective school is
a school that is able to optimize all the inputs and processes for the achievement of educational
output, namely school achievement, especially student achievement marked by having all the
abilities in the form of competencies required in learning. The characteristics of an effective
school are: 1) the leadership of the principal is strong. 2) high expectations of student
achievement, 3) emphasizing basic skills, and 4) orderliness and controlled atmosphere.
Effective school leadership by the principal because the principal is a figure (key person) in
realizing the vision, mission, and goals of the school, which is an effective and efficient school

Keywords: School Management, Effective and Excellent

ABSTRAK
Model penilaian sekolah efektif merupakan salah satu instrumen yang diharapkan dapat
digunakan oleh pengelola pendidikan untuk mengetahui tingkat keberhasilan setiap sekolah.
Hasil penilaian tersebut selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan upaya
perbaikan sekolah. Sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan
akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal
maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
Konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses
bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai
dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan didalam belajar.
Karekteristik sekolah efektif yaitu: 1) kepemimpinan kepala sekolah kuat. 2) harapan yang
tinggi terhadap prestasi pelajar, 3) menekankan pada keterampilan dasar, dan 4) keteraturan dan
atmosfer terkendali. Kepemimpinan sekolah efektif oleh kepala Sekolah karena Kepala sekolah
merupakan figure (key person) dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah yaitu sekolah
yang efektif dan efesien

Kata Kunci: Manajemen Sekolah, Efektif dan Unggul


PENDAHULUAN program dan rencana pengembangan diri
Keberhasilan sebuah lembaga sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pendidikan sangat ditentukan oleh peran masing-masing (Sulfemi dan Nunung,
kepemimpinan kepala sekolah. Karena 2019).
kepala sekolah sebagai pemimpin di Sejalan dengan gagasan
lembaganya, maka kepala sekolah harus desentralisasi pengelolaan pendidikan,
mampu membawa lembaga ke arah maka fungsi-fungsi pengelolaan sekolah
tercapainya tujuan yang telah di tentukan. perlu diberdayakan secara maksimal agar
Kepala sekolah harus mampu melihat dapat berjalan secara efektif untuk
adanya perubahan terhadap regulasi menghasilkan mutu lulusan yang
pendidikan dan kehidupan globalisasi. diharapkan oleh masyarakat dan bangsa.
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi Hal tersebut perlu didukung oleh
bertumpu pada kekayaan alam, melainkan seperangkat instrument yang akan
pada keunggulan sumber daya manusia mendorong sekolah berupaya
(SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu meningkatkan efektivitas fungsi-fungsi
menjawab tantangan-tantangan yang pengelolaannya secara terus-menerus
sangat cepat. Secara keseluruhan, di sehingga mampu berkembang menjadi
Indonesia mutu SDM Indonesia saat ini learning organization. (Sulfemi dan
masih ketinggalan dan berada di belakang Nurhasanah, 2018).
SDM negara-negara maju dan negara- Melalui makalah ini kami mencoba
negara tetangga, seperti Malaysia dan menjelaskan untuk bisa mempelajari dan
Thailand. Kenyataan ini sudah lebih dari memahami tentang sekolah efektif yang
cukup untuk mendorong pakar dan praktisi merupakan sebuah terobosan dalam dunia
pendidikan melakukan kajian sistematik pendidikan.
untuk membenahi atau memperbaiki
sistem pendidikan nasional. METOLOGI
Agar keluaran dari sekolah mampu Penelitian ini menggunakan
beradaptasi secara dinamis dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan
perubahan dan tantangan tersebut, menekankan analisisnya pada proses
pemerintah melontarkan gagasan tentang penyimpulan komparasi serta pada analisis
manajemen pendidikan yang berbasis terhadap dinamika hubungan fenomena
sekolah (school-based management) yang yang diamati dengan menggunakan logika
memberikan ruang yang luas bagi sekolah ilmiah. Penelitian kualitatif merupakan
dan masyarakatnya untuk menentukan pendekatan yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dari masing mempunyai tugas tertentu dalam
orang-orang yang diamati yang tidak melancarkan program. Sebagai institusi
dituangkan ke dalam istilah yang pendidikan formal, sekolah dituntut
digunakan dalam penelitian kuantitatif. menghasilkan lulusan yang mempunyai
Dalam penelitian ini digunakan riset kemampuan akademis tertentu,
kepustakaan. Penelitihan pustaka atau riset keterampilan, sikap dan mental, serta
pustaka ialah serangkaian kegiatan yang kepribadian lainnya sehingga mereka
berkenaan dengan metode pengumpulan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
data pustaka, membaca dan mencatat serta yang lebih tinggi atau bekerja pada
mengolah bahan koleksi perpustakaan saja lapangan pekerjaan yang membutuhkan
tanpa memerlukan riset lapangan. keahlian dan keterampilannya.
Penelitian ini akan menampilkan Keberhasilan sekolah merupakan ukuran
argumentasi penalaran keilmuan dari hasil bersifat mikro yang didasarkan pada tujuan
kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti dan sasaran pendidikan pada tingkat
mengenai suatu masalah atau topik kajian. sekolah sejalan dengan tujuan pendidikan
Jenis penelitian ini didukung oleh data nasional serta sejauh mana tujuan itu dapat
yang diperoleh dari sumber pustaka yang dicapai pada periode tertentu sesuai
berupa jurnal penelitian, skripsi, laporan dengan lamanya pendidikan yang
penelitian, buku teks, makalah, laporan berlangsung di sekolah. (Sulfemi, 2019).
seminar, diskusi ilmiah, dan lain Berdasarkan sudut pandang
sebagainya. Bahan-bahan pustaka tersebut keberhasilan sekolah tersebut, kemudian
dibahas secara kritis dan mendalam dalam dikenal sekolah efektif dan efisien yang
rangka mendukung pembahasan. Teknik mengacu pada sejauh mana sekolah dapat
Pengumpulan Data dalam penulis hasil mencapai tujuan dan sasaran pendidikan
karya tulis ini berupa buku dan jurnal, yag telah ditetapkan. Dengan kata lain,
kemudian membaca dan mencatat bahan- sekolah disebut efektif jika sekolah
bahan yang diperlukan untuk memperoleh tersebut dapat mencapai apa yang telah
informasi yang bekaitan dengan direncanakan. Pengertian umum sekolah
pembahasan efektif juga berkaitan dengan perumusan
apa yang harus dikerjakan dengan apa
PEMBAHASAN yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah
Sekolah merupakan suatu institusi akan disebut efektif jika terdapat hubungan
yang didalamnya terdapat komponen guru, yang kuat antara apa yang telah
siswa, dan staf administrasi yang masing- dirumuskan untuk dikerjakan dengan
hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah, bekal kepada siswa agar dapat melakukan
sebaliknya sekolah dikatakan tidak efektif aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup
bila hubungan tersebut rendah (Getzel, sejahtera. Fungsi social kemanusiaan
1969). adalah sekolah sebagai media bagi siswa
Sekolah efektif adalah sekolah yang untuk beradaptasi dengan kehidupan
dapat mencapai target yang telah masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah
ditetapkannya sendiri. Sekolah unggul dan sebagai wahana untuk memperoleh
efektif adalah sekolah yang dapat pengetahuan tentang hak dan kewajiban
mencapai target dengan penetapan target sebagai warganegara. Fungsi budaya
yang tinggi. Peter Mortimore (1996) sekolah adalah media untuk melakukan
menyampaikan sekolah efektif dapat transmisi dan transformasi budaya.
diartikan sebagai “A high performing Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah
school, through its well-established system sebagai wahana untuk proses pendewasaan
promotes the highest academic and other dan pembentukan kepribadian siswa
achievements for the maximum number of (Sulfemi dan Mayasari, 2019).
students regardless of its socio-economic Efektifitas sekolah menunjukkan
background of the families”. Selanjutnya adanya proses perekayasaan berbagai
Taylor (1990) mendefinisikan sekolah sumber dan metode yang diarahkan pada
efektif sebagai sekolah yang terjadinya pembelajaran di sekolah secara
mengorgansiasikan dan memanfaatkan optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada
semua sumber daya yang dimilikinya pemberdayaan semua komponen sekolah
untuk menjamin semua siswa (tanpa sebagai organisasi tempat belajar
memandang ras, jenis kelamin maupun berdasarkan tugas pokok dan fungsinya
status sosial ekonomi) bisa mempelajari masing-masing dalam struktur program
materi kurikulum yang esensial di sekolah. dengan tujuan agar siswa belajar dan
(Sulfemi dan Desmiati, 2018). mencapai hasil yang telah ditetapkan yaitu
Menurut Cheng memiliki kompetensi. Pada sekolah efektif
(1996) mendefinisikan sekolah efektif seluruh siswa tidak hanya yang memiliki
sebagai sekolah yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar tetapi
kemampuan dalam menjalankan fungsinya juga yang memiliki kemampuan
secara maksimal, baik fungsi ekonomis, intelektualitas yang biasapun dapat
fungsi sosial kemanusiaan, fungsi politis, mengembangkan dirinya sejauh mungkin
fungsi budaya maupun fungsi pendidikan. jika dibandingkan dengan kondisi awal
Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi
ketika rnereka baru memasuki sekolah yang ayahnya tidak mempunyai kecakapan
(Sulfemi, 2019). atau pendidikan yang memadai. Pusat
Simpulan dari sekolah efektif yang Penelitian Pengukuran dan Evaluasi NSW,
dapat ditarik dari penjelasan-penjelasan (1960-1970) Australia, menyimpulkan
di atas adalah sekolah yang mampu bahwa pendapat atau pandangan orang tua
mengoptimalkan semua masukan dan tentang nilai-nilai pendidikan sangat
proses bagi ketercapaian output berpengaruh terhadap prestasi
pendidikan yaitu prestasi sekolah pembelajaran anak di sekolah.
terutama prestasi siswa yang ditandai Berdasarkan pendapat atau pandangan
dengan dimilikinya semua kemampuan orang tua tersebut, dapat diprediksi
berupa kompetensi yang dipersyaratkan di prestasi siswa di sekolah, kapan siswa drop
dalam belajar. (Sulfemi, 2017). out, dan jenis pekerjaan apa yang akan
Konsep Sekolah Efektif muncul ditekuninya.
berdasarkan hasil Meta riset yang Pada kenyataannya, ada sekolah-
dilakukan di berbagai Negara. Riset awal sekolah yang secara konsisten
membuktikan. Di Amerika Serikat, menghasilkan siswa-siswa berprestasi
Coleman (1966) melaporkan “Siswa yang tinggi, melanjutkan ke jenjang yang lebih
berprestasi tinggi di sekolah, melanjutkan tinggi dan lebih berhasil hidupnya, apapun
ke jenjang yang lebih tinggi, dan hidupnya latar belakang keluarga siswa. Di Inggris,
berhasil adalah siswa yang berasal dari hasil penelitian Rutter (tahun 1979)
keluarga yang sosial ekonominya tinggi. melaporkan bahwa sekolah tersebut
Sedangkan siswa yang prestasinya rendah, memiliki ciri-ciri : menekankan pada
tidak mampu belajar di sekolah, drop out, pembelajaran, guru merencanakan
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih bersama dan bekerja sama dalam
tinggi, tidak mempunyai motivasi belajar pelaksanaan pembelajaran, dan ada
adalah siswa yang berasal dari keluarga supervisi yang terarah dari guru senior dan
yang sosial ekonominya rendah. Di kepala sekolah. (Sulfemi, 2018).
Inggris, ROBBINS (1962) melaporkan Di Amerika Serikat, penelitian
bahwa Hampir semua siswa yang Weber (1971), Austin (1978), Brookeover
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi & Lezotte (1979), Edmonds &
berasal dari keluarga yang ayahnya Frederickson (1979), Phi Delta Kappa
mempunyai profesi yang tinggi. Hanya 2% (1980), secara meta analisis
siswa yang melanjutkan ke jenjang menyimpulkan bahwa sekolah tersebut
perguruan tinggi berasal dari keluarga mempunyai ciri: kepemimpinannya kuat,
memiliki harapan yang tinggi bagi siswa Sehingga sekolah dikatakan efektif jika
dan guru, lingkungannya yang kondusif, terdapat hubungan yang kuat antara apa
kepala sekolah berperan sebagai yang telah dirumuskan untuk dikerjakan
“instructional leader”, kemajuan prestasi dengan hasil-hasil yang dicapai oleh
belajar siswa sering dimonitor, dan adanya sekolah. Efektifitas adalah ukuran yang
dukungan pelibatan orang tua secara aktif. menyatakan sejauh mana sasaran atau
Melalui pemeliharaan mutu, responsive tujuan telah dicapai. Efektifitas sekolah
terhadap tantangan dan antisipatif terhadap terkait pula dengan kualitas. Kualitas
perubahan yang diakibatkan dari adalah gambaran dan karakteristik
berubahnya tatanan internal sehingga tidak menyeluruh yang menunjukan
menimbulkan keadaan bergejolak akan kemampuaannya dalam memuaskan
mendukung kemajuan sekolah. Globalisasi kebutuhan yang ditentukan atau yang
menuntut dunia pendidikan bersinergi tersirat misalnya nilai hasil ujian akhir,
dengan berbagai perubahan melalui prestasi olahraga, prestasi karya tulis
rekayasa menejemen pendidikan dengan ilmiah dan prestasi pentas seni. Kualitas
tetap memegang citra diri bangsa. Sekolah lulusan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan
yang hanya memelihara keadaan stabil kegiatan sekolah yang saling berhubungan
tanpa merespon berbagai gejolak akan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
berhadapan dengan keadaan yang tidak evaluasi. Efektifitas sekolah menunjukan
menguntungkan. Sebagai peningkatan adanya proses perekayasaan berbagai
mutu pendidikan, lembaga pendidikan sumber dan metode yang diarahkan pada
khususnya perguruan tinggi harus terjadinya pembelajaran disekolah secara
melakukan berbagai penataan. Salah satu optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada
upayannya adalah pembenahan dibidang pemberdayaan semua komponen sekolah
menejemen. Manajemen yang baik akan sebagai organisasi tempat belajar
menjadikan sekolah tersebut berhasil berdasarkan tugas pokok dan fungsinya
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. masing-masing dalam struktur program
(Sulfemi, 2019). dengan tujuan agar siswa belajar dan
Berdasarkan sudut pandang mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu
keberhasilan sekolah tersebut, kemudian memiliki kompetensi. Pada sekolah
dikenal dengan sekolah efektif. Pengertian efektif, semua siswa baik siswa yang
umum sekolah efektif juga berkaitan mempunyai kemampuan tinggi dalam
dengan perumusan apa yang harus belajar, yang dapat mengembangkan diri,
dikerjakan dengan apa yang harus dicapai. siswa yang memiliki kemampuan
intelektualitas yang biasapun dapat kebanyakan orang (orang tua dan
mengembangkan dirinya, jika masyarakat pada umumnya), mutu
dibandingkan dengan kondisi awal ketika pendidikan di sekolah secara sederhana
mereka baru memasuki sekolah. Dengan dilihat dan perolehan nilai atau angka yang
demikain konsep sekolah efektif adalah dicapai seperti ditunjukkan dalam hasil-
sekolah yang mampu mengoptimalkan hasil ulangan dan ujian. Sekolah dianggap
semua masukan dan proses bagi bermutu apabila para siswanya, sebagian
ketercapaian output pendidikan, yaitu besar atau seluruhnya, memperoleh nilai
prestasi sekolah terutama prestasi siswa atau angka yang tinggi, sehingga
yang ditandai dengan dimilikinya semua berpeluang melanjutkan ke jenjang
kemampuan berupa kompetensi yang pendidikan yang lebih tinggi.
dipersyaratkan didalam belajar. Persepsi tersebut tidak keliru apabila
Esensi yang terkandung dalam nilai atau angka tersebut diakui sebagai
bagian pendahuluan di atas adalah fungsi representasi dari totalitas hasil belajar,
sekolah sebagai tempat belajar yang yang dapat dipercaya menggambarkan
memiliki kewajiban untuk derajat perubahan tingkah laku atau
menyelenggarakan pengalaman penguasaan kemampuan yang menyangkut
pembelajaran yang bermutu bagi peserta aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
didiknya. Esensi inilah yang menjadi misi Dengan demikian, hasil pendidikan yang
atau tugas pokok sekolah, yang sepatutnya bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan
menjadi dasar bagi peserta didiknya dan kualitatif. Artinya, di samping ditunjukkan
analisis kinerja sekolah yang efektif. oleh indikator seberapa banyak siswa yang
Perspektif sekolah analisis kinerja berprestasi sebagaimana dilihat dalam
sekolah yang efektif dapat dikemukakan perolehan angka atau nilai yang tinggi,
berikut : Pertama, sekolah Efektif dalam juga ditunjukkan oleh seberapa baik
Perspektif Mutu Pendidikan. kepemilikan kualitas pribadi para
Penyelenggaraan layanan belajar bagi siswanya, seperti tampak dalam
peserta didik biasanya dikaji dalam kepercayaan diri, kemandirian, disiplin,
konteks mutu pendidikan yang erat kerja keras dan ulet, terampil, berbudi-
hubungannya dengan kajian kualitas pekerti, beriman dan bertaqwa, tanggung
manajemen dan sekolah efektif. Di jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi,
lingkungan sistem persekolahan, konsep dan lain sebagainya. Analisis di atas
mutu pendidikan dipersepsi berbeda-beda memberikan pemahaman yang jelas bahwa
oleh berbagai pihak. Menurut persepsi konsep sekolah efektif berkaitan langsung
dengan mutu kinerja sekolah (Sulfemi, konsep keilmuannya. 2) metode,
2019). pendekatan, gaya atau seni dan prosedur
Kemampuan umum yang dimiliki mengajar, pemanfaatan, fasilitas belajar
seorang anak biasanya dipergunakan secara efektif dan efisien. 3) pemahaman
sebagai prediktor untuk menjelaskan guru terhadap karateristik kelompok dan
tingkat kemampuan menyelesaikan perorangan siswa. 4) kemampuan guru
program belajar, sehingga kemampuan ini menciptakan dialog kreatif dan
sering disebut sebagai scholastic aptitude menciptakan lingkungan belajar yang
atau potensi akademik. Seorang siswa menyenangkan. 5) kepribadian guru.
yang memiliki potensi akademik yang Atas dasar analisis tersebut, maka
tinggi diduga memiliki kemampuan yang upaya untuk meningkatkan mutu
tinggi pula untuk menyelesaikan program- pendidikan di sekolah harus disertai
program belajar atau tugas-tugas belajar dengan upaya-upaya untuk meningkatkan
pada umumnya di sekolah, dan karenanya kemampuan profesional dan memperbaiki
diperhitungkan akan memperoleh prestasi kualitas kepribadian gurunya. Pada tingkat
yang diharapkan. sekolah, upaya tersebut ditunjukkan dalam
Sementara itu, kemampuan khusus kegiatan-kegiatan berikut, yaitu: 1)
atau bakat dijadikan prediktor untuk interaksi kolegialitas di antara guru-guru.
berprestasi dengan baik dalam bidang 2) pemahaman proses-proses kognitif
kajian khusus seperti dalam bidang karya dalam penyelenggaraan pengajaran.3)
seni, musik, akting dan sejenisnya. Atas penguasaan struktur pengetahuan mata
dasar pemahaman ini, maka untuk pelajaran. 4) pemilikan pemahaman dan
memperoleh mutu pendidikan sekolah penghayatan terhadap nilai, keyakinan,
yang baik, para siswa yang dilayaninya dan standar. 5) keterampilan mengajar, 6)
harus memiliki potensi yang memadai pengetahuan bagaimana siswa belajar.
untuk menyelesaikan program-program Fasilitas belajar menyangkut
belajar yang dituntut oleh kurikulum ketersediaan hal-hal yang dapat
sekolah. Kemampuan profesional guru memberikan kemudahan bagi perolehan
direfleksikan pada mutu pengalaman pengalaman belajar yang efektif dan
pembelajaran siswa yang berinteraksi efisien. Fasilitas belajar yang sangat
dalam kondisi proses belajar mengajar. penting adalah perpustakaan, komputer,
Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh: 1) dan kondisi fisik lainnya yang secara
tingkat penguasaan guru terhadap bahan langsung mempengaruhi kenyamanan
pelajaran dan penguasaan struktur konsep- belajar (Sulfemi, 2019).
Budaya sekolah adalah seluruh diterima oleh lingkungannya (Sulfemi,
pengalaman psikologis para siswa (sosial, 2020).
emosional dan intelektual) yang diserap Dari tema analisis sekolah efektif
oleh mereka selama berada dalam dalam perspektif mutu pendidikan dapat
lingkungan sekolah. Respon psikologis dikatakan bahwa sekolah yang efektif
keseharian siswa terhadap hal-hal seperti adalah sekolah yang: 1) memiliki masukan
cara-cara guru dan personil sekolah siswa dengan potensi yang sesuai dengan
lainnya bersikap dan berperilaku tuntutan kurikulum, 2) dapat menyediakan
(misalnya, layanan wali kelas dan tenaga layanan pembelajaran yang bermutu, 3)
administratif), implementasi kebijakan memiliki fasilitas sekolah yang menunjang
sekolah, kondisi dan layanan warung efektivitas dan efesiensi kegiatan belajar
sekolah, penataan keindahan, kebersihan mengajar, dan 4) memiliki kemampuan
dan kenyamanan kampus, semuanya menciptakan budaya sekolah yang
membentuk budaya sekolah. Budaya kondusif sebagai refleksi dari kinerja
sekolah merembes pada penghayatan kepemimpinan profesional kepala sekolah.
psikologis warga sekolah termasuk siswa, Kedua. Sekolah Efektif dalam
yang pada gilirannya membentuk pola Perspektif Manajemen. Manajemen
nilai, sikap, kebiasaan dan perilaku. Aspek sekolah merupakan proses pemanfaatan
penting yang turut membentuk budaya seluruh sumber daya sekolah yang
sekolah adalah kepemimpinan sekolah. dilakukan melalui tindakan yang rasional
Kepemimpinan sekolah yang efektif dan sistematik (mencakup perencanaan,
merupakan sumber nilai dan semangat, pengorganisasian, pengerahan tindakan,
sumber tatanan dan perilaku kelembagaan dan pengendalian) untuk mencapai tujuan
yang berorientasi ke arah dan sejalan sekolah secara efektif dan efisien.
dengan pencapaian visi dan misi sekolah. Tindakan-tindakan manajemen
Oleh karena itu, kepala sekolah hendaklah tersebut bersumber pada kebijakan dan
seseorang yang memiliki visi dan misi peraturan-peraturan yang disepakati
kelembagaan, memiliki kemampuan bersama yang diwujudkan dalam bentuk
konseptual, memiliki keterampilan dan sikap, nilai, dan perilaku dari seluruh
seni dalam hubungan antarmanusia, orang yang terlibat di dalamnya.
menguasai aspek-aspek teknis dan Tindakan-tindakan manajemen tidak
substantif pekerjaannya, memiliki berlangsung dalam satu isolasi, melainkan
semangat untuk maju, serta memiliki terjadi dalam satu keutuhan kompleksitas
semangat mengabdi dan karakter yang sistem. Apabila dilihat dalam perspektif
ini, maka dimensi sekolah efektif meliputi: mencapai tujuan yang telah direncanakan;
1). Layanan Belajar bagi Siswa, 3) 5) siswa diharapkan lulus dengan
Pengelolaan dan Layanan Siswa, 4) Sarana menguasai pengetahuan akademik; 6)
dan Prasarana Sekolah, 5) Program dan adanya penghargaan bagi siswa yang
Pembiayaan. 6) Partisipasi Masyarakat, berprestasi; 7) siswa berpendapat kerja
dan 7) Budaya Sekolah keras lebih penting dari pada faktor
Ketiga. Sekolah Efektif dalam keberuntungan dalam meraih prestasi; 8)
Perspektif Teori Organisme. Sekolah para siswa diharapkan mempunyai
efektif mampu mewujudkan apa yang tanggung jawab yang diakui secara umum,
disebut sebagai “self-renewing schools” kepala sekolah mempunyai program
atau “adaptive schools”, atau disebut juga inservice, pengawasan, supervisi, serta
sebagai “learning organization” yaitu suatu menyediakan waktu untuk membuat
kondisi di mana kelembagaan sekolah rencana bersama-sama dengan para guru
sebagai satu identitas mampu menangani dan memungkinkan adanya umpan balik
permasalahan yang dihadapinya sementara demi keberhasilan prestasi akademiknya.
menunjukkan kapabilitasnya dalam Menurut Peter Mortimore (1991)
berinovasi. Menurut teori organisme, sekolah efektif dicirikan sebagai berikut:
dunia ini bukan benda mati, melainkan (1) Sekolah memiliki visi dan misi yang
merupakan suatu energi yang memiliki jelas dan dijalankan dengan konsisten; (2)
kapasitas berubah untuk menyesuaikan diri Lingkungan sekolah yang baik, dan
dengan lingkungannya. Dalam perspektif adanya disiplin serta keteraturan di
ini, maka bentuk kehidupan apa pun hanya kalangan pelajar dan staf; (3)
akan mampu bertahan apabila organisme Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat;
itu mampu memberikan respon yang tepat (4) Penghargaan bagi guru dan staf serta
untuk beradaptasi dengan perubahan- siswa yang berprestasi; (5) Pendelegasian
perubahan yang terjadi di sekitarnya. wewenang yang jelas; (6) Dukungan
David A. Squires, et.al. (1983) ciri- masyarakat sekitar; (7) Sekolah
ciri sekolah efektif yaitu: 1) adanya mempunyai rancangan program yang jelas;
standar disiplin yang berlaku bagi kepala (8) Sekolah mempunyai fokus sistemnya
sekolah, guru, siswa, dan karyawan di tersendiri; (9) Pelajar diberi tanggung
sekolah, 2) memiliki suatu keteraturan jawab; (10) Guru menerapkan strategi-
dalam rutinitas kegiatan di kelas; 3) strategi pembelajaran inovatif; (11)
mempunyai standar prestasi sekolah yang Evaluasi yang berkelanjutan; (12)
sangat tinggi; 4) siswa diharapkan mampu Kurikulum sekolah yang terancang dan
terintegrasi satu sama lain; (13) keunggulan akademik, tetapi juga non-
Melibatkan orang tua dan masyarakat akademik seperti keberhasilan dalam
dalam membantu pendidikan anak- olahraga dan peningkatan gairah belajar.
anaknya. Karena itu, ukuran keberhasilan
Shannon dan Bylsma (2005) prestasi siswa pun bukan hanya dilihat
mengidentifikasi 9 karakteristik sekolah- berdasarkan hasil-hasil ujian berupa angka
sekolah berpenampilan unggul (high melainkan juga aspek-aspek non kognitif
performing schools). Untuk seperti kehadiran, partisipasi aktif di kelas,
mewujudkannya mereka berjuang dan dan bahkan angka drop out. Dan sekolah
bekerja keras dalam waktu yang relatif efektif juga memerlukan dukungan
lama. Kesembilan karakteristik sekolah orangtua dan masyarakat, yang diwadahi
efektif berpenampilan unggul itu meliputi: dalam lembaga yang dikenal dengan
1) Fokus bersama dan jelas, 2) Standar dan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
harapan yang tinggi bagi semua siswa 3) Di Inggris, hasil penelitian Rutter
Kepemimpinan sekolah yang efektif, 4) (tahun 1979) melaporkan bahwa sekolah
Tingkat kerja sama dan komunikasi tersebut memiliki ciri-ciri: menekankan
inovatif, 5) Kurikulum, pembelajaran dan pada pembelajaran, guru merencanakan
evaluasi yang melampaui standar, 6) bersama dan bekerja sama dalam
Frekuensi pemantauan terhadap belajar pelaksanaan pembelajaran, dan ada
dan mengajar tinggi, 7) Pengembangan supervisi yang terarah dari guru senior dan
staf pendidik dan tenaga kependidikan kepsek di Amerika Serikat, penelitian
yang terfokus, 8) Lingkungan yang Weber (1971), Austin (1978), Brookeover
mendukung belajar, dan 9) Keterlibatan & Lezotte (1979), Edmonds &
yang tinggi dari keluarga dan masyarakat Frederickson (1979), Phi Delta Kappa
Apabila dikaitkan antara semua (1980), secara meta analisis
faktor sekolah efektif tersebut, tampak menyimpulkan bahwa sekolah tersebut
nyata bahwa semua faktor tersebut dalam mempunyai ciri: kepemimpinannya kuat,
tulisan ini juga dikenal sebagai dimensi- memiliki harapan yang tinggi bagi siswa
dimensi mutu pendidikan. Dengan kata dan guru, lingkungannya yang kondusif,
lain, dapat disebutkan bahwa sekolah kepala sekolah berperan sebagai
efektif tidak lain dan tidak bukan adalah ‘instructional leader’, kemajuan prestasi
juga sebutan untuk pendidikan yang belajar siswa sering dimonitor, dan adanya
bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak dukungan pelibatan orang tua secara aktif.
hanya prestasi siswanya mencakup
Jaap Scheerens (1992) sekolah yang komitmen terhadap tugas pokok dan
efektif mempunyai lima ciri penting yaitu: fungsinya, dan 4) budget, yakni berupa
1) kepemimpinan yang kuat; 2) penekanan anggaran yang memadai dan
pada pencapaian kemampuan dasar; 3) memungkinkan tercapainya tujuan. Seperti
adanya lingkungan yang nyaman; 4) yang dijelaskan Syafaruddin (2008: 180)
harapan yang tinggi pada prestasi siswa; bahwa sekolah efektif adalah sekolah yang
dan 5) penilaian secara rutin mengenai skor prestasi pelajarnya tidak terlalu
program yang dibuat siswa. bervariasi dari segi status sosial-ekonomi.
Mackenzie (1983) Kemudian juga ada empat
mengidentifikasikan tiga dimensi karakteristik sekolah efektif, yaitu: 1)
pendidikan efektif yaitu kepemimpinan, kepemimpinan kepala sekolah kuat, 2)
keefektifan dan efisiensi serta unsur pokok harapan yang tinggi terhadap prestasi
dan penunjang masing-masing dimensi pelajar. 3) menekankan pada keterampilan
tersebut. dasar. 4) keteraturan dan atmosfer
Pengetahuan lain mengenai sekolah terkendali.
efektif adalah sebagai berikut: 1) mampu Kepempinan kepala sekolah yang
mendemontrasikan kebolehannya kuat akan sangat berpengaruh pada
mengenai seperangkat kriteria; 2) terwujudnya sekolah yang efektif. Hal
menetapkan sasaran yang jelas dan upaya tersebut dikarenakan Kepala Sekolah
untuk mencapainya; 3) adanya merupakan salah satu figure (key person)
kepemimpinan yang kuat; 4) adanya dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan
hubungan yang baik antara sekolah dengan sekolah. Husaini Usman (2006: 469)
orangtua siswa;dan 4) pengembangan staf berpendapat bahwa Kepala Sekolah
dan iklim sekolah yang kondusif untuk sebagai manager di sekolah dituntut
belajar mengorganisir seluruh sumber daya
Ada empat komponen strategis sekolah menggunakan prinsip
dalam mencapai tujuan sekolah, yaitu: 1) “Teamwork”, yang mengandung
komponen program. Program yang pengertian adanya rasa kebersamaan
dimaksud yakni program yang terukur dan (Together), pandai merasakan (Empathy),
realistis sesuai dengan dinamika regulasi saling membantu (Assist), saling penuh
dan tuntutan zaman, 2) figure, yakni kedewasaan (Maturity), saling mematuhi
orang-orang dibalik program yang (Willingness), saling teratur
merupakan perancang sekaligus pelaku (Organization), saling menghormati
program, 3) culture, yakni etos kerja dan
(Respect), dan saling berbaik hati KESIMPULAN
(Kindness). (Sulfemi, 2018). Dari pembahasan yang ada dapat
Selain dari itu Suyanto (2006 : 180) disimpulkan bahwa: Sekolah sebagai suatu
menjelaskan bahwa usaha meningkatkan sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri
efektivitas sekolah juga dapat dilakukan dari komponen-komponen yang saling
dengan mengaplikasikan empat teknik, berkaitan satu sama lain yang membentuk
yaitu: 1) School review, yakni suatu proses satu kesatuan yang utuh. Sedangkan
dimana seluruh komponen sekolah bekerja sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa
sama khususnya dengan orang tua dan komponen-komponen (input, proses dan
tenaga profesional untuk mengevaluasi output) yang saling berkaitan satu sama
dan menilai efektivitas sekolah serta mutu lain sehingga sekolah dapat dikatakan
lulusan; 2) Benchmarking, yakni kegiatan sebagai suatu sistem.
untuk menetapkan target yang akan Pengertian sekolah efektif yaitu
dicapai dalam suatu periode tertentu; 3) sekolah yang memiliki sistem pengelolaan
Quality assurance, merupakan teknik yang baik, transparan dan akuntabel, serta
untuk menentukan bahwa proses mampu memberdayakan setiap komponen
pendidikan telah berlangsung sebagaimana penting sekolah, baik secara internal
seharusnya. Informasi yang akan maupun eksternal, dalam rangka
dihasilkan menjadi umpan balik bagi pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara
sekolah dan memberikan jaminan bagi efektif dan efesien.
orang tua bahwa sekolah senantiasa Konsep sekolah efektif adalah
memberikan pelayanan terbaik; 4) Quality sekolah yang mampu mengoptimalkan
control merupakan suatu sistem untuk semua masukan dan proses bagi
mendeteksi terjadinya penyimpangan ketercapaian output pendidikan, yaitu
kualitas output yang tidak sesuai dengan prestasi sekolah terutama prestasi siswa
standar. yang ditandai dengan dimilikinya semua
Selaku pemimpin di sekolah, Kepala kemampuan berupa kompetensi yang
Sekolah dituntut dapat menjalankan semua dipersyaratkan didalam belajar.
peran tersebut secara optimal. Dalam Karekteristik sekolah efektif yaitu: 1)
mewujudkan sekolah yang efektif, kepemimpinan kepala sekolah kuat. 2)
permasalahan terberat yang harus segera harapan yang tinggi terhadap prestasi
ditangani adalah penyediaan fasilitas yang pelajar, 3) menekankan pada keterampilan
mendukung potensi lokal dapat dasar, dan 4) keteraturan dan atmosfer
berkembang optimal. terkendali. Kepemimpinan sekolah efektif
oleh kepala Sekolah karena Kepala Sulfemi, Wahyu Bagja dan Supriyadi,
Dede. (2018). Pengaruh
sekolah merupakan figure (key person)
Kemampuan Pedagogik Guru
dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan dengan Hasil Belajar IPS.
Edutecno 17 (1), 1-10.
sekolah yaitu sekolah yang efektif.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Hubungan
Motivasi Belajar Dengan Hasil
Belajar IPS Di SMP
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Bogor. Edutecno
Bidwel, Douglas M. Windham. 18 (2), 1-8.
(1980). The Analicis of Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Pengaruh
Educational Productivity Disiplin Ibadah Sholat,
Volume II: Issues Lingkungan Sekolah, dan
in Microanalicis. Ballinger Intelegensi Terhadap Hasil
Publishing Company: Belajar Peserta Didik Mata
Massachusetts. Pelajaran Pendidikan Agama
Buhler, Patricia. (2004). Management Islam. Edukasi: Jurnal
Skills. Jakarta : Prenada Media. Penelitian Pendidikan Agama
Irawan, Prasetya. (1995). Analisis Kinerja dan Keagamaan, 16 (2).
(Panduan Praktis) Sulfemi, Wahyu Bagja dan Nurhasanah.
Menganalisis Kinerja (2018). Penggunaan Metode
Organisasi, Kinerja Proses, Demontrasi dan Media Audio
dan Kinerja Pegawai. Jakarta: Visual Dalam Meningkatkan
Universitas Indonesia. Hasil Belajar Peserta Didik
Liang-Gie, T. (1994). Administrasi Mata Pelajaran IPS. Jurnal
Perkantoran Modern. Pendas Mahakam. 3 (2). 151-
Yogyakarta: Liberty. 158.
Manullang. (1990). Dasar-Dasar Sulfemi, Wahyu Bagja dan Setianingsih.
Manajemen. Jakarta: Ghalia (2018), Penggunaan Tames
Indonesia. Games Tournament (TGT)
Philip B. Coss by (1979) Conformance to Dengan Media Kartu Dalam
requipment, Armand V. Meningkatkan Hasil Belajar.
Feigenbaum. Journal of Komodo Science
Palettei, Arsyad Djamaluddin, dan Education (JKSE). 1 (1), 1-14.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Sulfemi, Wahyu Bagja dan Desmiati,
Pengaruh Kelompok Kerja Zulaicha. (2018). Model
Guru (KKG) Terhadap Pembelajaran Missouri
Peningkatan Kompetensi Mathematics Project Berbantu
Pedagogik dan Kemampuan Media Relief Experience
Menulis Karya Ilmiah. Jurnal dalam Meningkatkan Hasil
Pendidikan Dasar Indonesia Belajar Siswa. Jurnal Pendas
Jurnal Pendidikan Dasar Mahakam. 3 (3), 232-245.
Indonesia (JPDI). 7 (2). 53 – Sulfemi, Wahyu Bagja dan Hilga Minati.
58.DOI: http://dx.doi.org/10.2 (2018). Meningkatkan Hasil
6737/jpdi.v4i2.1522 Belajar Peserta Didik Kelas 3
Sedarmayanti (2001). Sumber Daya SD Menggunakan Model
manusia dan Produktivitas Picture And Picture dan Media
Kerja. Bandung: Mandar Gambar Seri. JPSD. 4 (2),
Maju. 228- 242.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Modul Improvestudent Learning
Manajemen Pendidikan Non Outcomesin Social Studies.
Formal. Bogor: STKIP Jurnal Pendidikan. 20 (1). 53-
Muhammadiyah Bogor. 68.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Bergaul Sulfemi, W. B., & Kamalia, Y. (2020).
Tanpa Harus Menyakiti. Bogor Jigsaw Cooperative Learning
: Visi Nusantara Maju. Model Using Audiovisual
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Model Media To Improve Learning
Pembelajaran Kooperatif Mind Outcomes. JPsd (Jurnal
Mapping Berbantu Audio Pendidikan Sekolah Dasar). 6
Visual Dalam Meningkatkan (1), 30-42.
Minat, Motivasi dan Hasil Sulfemi, W. B. (2020). Pengaruh Sarana
Belajar IPS. Jurnal PIPSI Prasarana Sekolah Dengan
(Jurnal Pendidikan IPS Motivasi Mengajar Guru di
Indonesia), 4(1), 13-19. SMA Negeri Pamijahan
DOI: http://dx.doi.org/10.2673 Kabupaten Bogor. Jurnal
7/jipips.v4i1.1204 Ilmiah Edutecno, 22(1), 1-19.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Yuliani, Sulfemi, W. B. (2020). Pengaruh Rasa
Nunung. (2019). Model Percaya Diri dan Gaya
Pembelajaran Contextual Kepemimpinan Kepala
Teaching And Learning (CTL) Sekolah Terhadap Kinerja
Berbantu Media Miniatur Guru. Nidhomul Haq : Jurnal
Lingkungan Untuk Manajemen Pendidikan
Meningkatkan Hasil Belajar Islam, 5(2), 157-179.
IPS. Edunomic : Jurnal Ilmiah https://doi.org/10.31538/ndh.v
Pendidikan Ekonomi Fakultas 5i2.557
Keguruan Dan Ilmu Sulfemi, W. B., & Yasita, O. (2020).
Pendidikan.7 (2). 73-84 Dukungan Sosial Teman
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Mayasari, Sebaya Terhadap Perilaku
Nova. (2019). Peranan Model Bullying. Jurnal
Pembelajaran Value Pendidikan, 21(2), 133-147.
Clarification Technique https://doi.org/10.33830/jp.v21
Berbantuan Media Audio i2.951.2020
Visual Untuk Meningkatkan Sutomo, dkk. 2008. Manajemen Sekolah.
Hasil Belajar IPS. Jurnal Semarang : Unnes Press
Pendidikan. 20 (1). 53-68. Tim Penyusun (2006) Program
Sulfemi, Wahyu Bagja., & Yuliana, D. Pengembangan Dosen Non
(2019). Penerapan Model Guru Besar. Universitas
Pembelajaran Discovery Pendidikan Indonesia
Learning Meningkatkan Zeithaml. V. Et. Al. (1996). Service
Motivasi Dan Hasil Belajar Marketig. McGraw-Hill
Pendidikan International Edition.
Kewarganegaraan. Jurnal
Rontal Keilmuan Pancasila
dan Kewarganegaraan, 5(1),
17-30.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Mayasari,
Nova. (2019). The Use of
Audio Visual Media in Value
Clarification Technique to

Anda mungkin juga menyukai