Anda di halaman 1dari 113

 

MODUL PELATIHAN
HYSYS VERSI 2.4

PENYUSUN :
HARIS PUSPITO B
DWI PURWO N
TRIHASMOKO
LIA UMI KHASANAH
DIANA FITRI M
 

KATA PENGANTAR

“Beratus ribu syukur kupanjatkan pada-Mu, Allah, yang telah memberiku


kehidupan”

Kebutuhan simulasi pada proses-proses industri kimia menjadi sebuah kebutuhan


 yang tidak terelakkan dewasa ini mengingat berbagai keunggulan yang disediakan oleh
simulasi bila dibandingkan dengan melakukan eksperimen. Selain dari segi biaya yang bisa
lebih murah, ketersediaan teknologi yang mendukung simulasi juga berkembang pesat.
Berbagai ragam jenis software yang berhubungan dengan proses industri kimia telah banyak
diciptakan pun juga dengan teknologi komputer yang memungkinkan untuk melakukan
running dengan kecepatan tinggi.
Hysys merupakan salah satu software yang mampu melakukan simulasi proses-proses
industri kimia. Hanya saja ketersediaan software tanpa diikuti kemampuan untuk
mengunakannya tidak akan menjadikan suatu pekerjaan simulasi menjadi mudah, malah
sebaliknya. Karenanya pengetahuan dan juga ketrampilan mengoperasikan software Hysys
ini juga penting adanya.
Buku ini merupakan modul pelatihan yang disusun bagi mereka yang ingin
mempelajari pengoperasian Hysys ini. Disusun dalam bahasa yang sederhana yang
memungkinkan bagi pembacanya paham dan bisa mahir mengoperasikan Hysys versi 2.4.
Buku ini disusun sebagai pelatihan yang diperuntukkan agar pembaca mampu menguasai
Hysys versi 2.4 secara singkat.
Penguasaan dan ketrampilan mengoperasikan software Hysys ini bukan hanya
kemampuan akademik saja. Sebab ilmu pengetahuan yang hanya berhenti pada teks dan
tidak pernah diaplikasikan belum menjadikan ia bermanfaat bagi orang lain. Sebab cita-cita
dari ilmu pengetahuan adalah untuk kesejahteraan dan keadilan. Perlu disadari pula bahwa
alih teknologi tanpa dimulai dari hal-hal yang kecil juga tidak akan berjalan. Tetapi tanpa
visi yang jelas hanya manambah beragam pekerjaan rumah yang belum tentu hasilnya. Sekali
lagi, teknologi bukan hanya permasalahan penguasaan dan ketrampilan. Namun juga juga
manfaatnya bagi peradaban, keadilan dan kesejahteraan manusia.
 Atas kerjasama dari Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITS dan berbagai pihak
 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penyusun mengucapkan terima kasih. Semoga
buku ini dapat memberikan banyak hal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dan demi perbaikan buku ini, apbila ada komentar maupun masukan dapat disampaikan
 pada kami baik lisan maupun tulisan ke harispuspitob@yahoo 
harispuspitob@  yahoo.com 
 yahoo com.
com 
 Akhir kata, kehidupan harus memberikan manfaat dan kesejahteraan sebesar- 
besarnya bagi peradaban dan alam semesta itu sendiri. Menjadi terpelajar bukan hanya bagi
kepentingan pribadi namun juga demi kemaslahatan umat manusia dan alam seisinya.
Untuk apa belajar tentang nilai-nilai keadilan, prinsip-prinsip kemerdekaan dan kebebasan
bila ternyata hidup untuk menghisap dan menindas sesama manusia, membelenggu dan
menjadi musuh keadilan dan melanggengengkan ketidak-adilan.

Surabaya, 25 Maret 2005


Penyusun
 

DAFTAR ISI

]
KATA PENGANTAR …………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………… ii

PENGENALAN HYSYS versi 2.2 …………………………………… 1

NERACA MASSA DAN ENERGI …………………………………… 26

REAKTOR …………………………………… 36

KOLOM PEMISAH …………………………………… 66

RECYCLE …………………………………… 89

DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 101

TENTANG PENYUSUN …………………………………… 102


 

PENGENALAN
HYSYS
 

PENGENALAN HYSYS VERSI 2.4

I.1 MEMULAI HYSYS


Untuk memulai HYSYS:
1.  Memilih menu “Start”.
2.  Pindahkan dari “Program” ke “Hyprotech” kemudian ke “HYSYS versi 2.4”.
3.  Memilih “HYSYS”. 
Sekarang anda telah siap untuk mulai bekerja dengan HYSYS. Get Started!
Setelah anda start HYSYS, desktop HYSYS akan nampak seperti berikut:

Gambar 1. Tampilan pertama kali ketika Anda membuka Hysys versi 2.2

Ingat bahwa tampilan ini telah di-resized , tampilan dekstop anda dapat nampak
lebih besar dari tampilan pada awal dibuka. Untuk resize tampilan, klik dan drag  batas
luar. Untuk membuat tampilan ukuran penuh, tekan tombol ” Maximize”   dipojok kanan
sudut bagian atas.
Sebelum membuka  pre-built   Get Started  kasus, anda perlu memilih set satuan
HYSYS yang digunakan untuk menunjukkan informasi. Anda dapat memeriksa set
satuan yang digunakan sekarang dengan mengakses ”Session Preferences”.
1.  Memilih “Preferences”  dari HYSYS menu “Tools”, dan tampilan “Session
Preferences” akan terbuka.
 

Diperlihatkan:

Gambar 2. Tampilan akan dapat Anda lihat saat Anda mengarahkan sorot mouse
Anda pada “Tools”  Hysys.

2.  Pindahkan tab ”Variables” ke halaman ”Unit”.


“Current Unit Set” ditunjukkan dengan garis tebal didaftar “Available Unit Sets”.
Default Hysys memilki satuan SI (Standar Internasional) dan satuan yang akan
digunakan untuk Get Started dapat dikembangkan dalam unit Field.

Gambar 3. Jendela ini akan nampak saat Anda memilih ”Preferences” kemudian
klik ”Variables”

3.  Sekarang klik pada ”Field” untuk menetapkan unit yang akan digunakan.
 

.Gambar 4. Menunjukkan jenis set yang akan digunakan pada Get Started ini.

4.  Tekan tombol “Close”  untuk menutup tampilan “Session Preferences”.

MEMANGGIL KEMBALI ( RECALLING) KASUS SIMULASI DARI MEMORI


Dalam paket HYSYS terdapat sejumlah  pre-built   kasus simulasi, yang ditempatkan
dalam SAMPLES  subdirectory pada HYSYS root directory. Salah satu kasus ini diberi
nama gstart-ss.hsc  dan akan digunakan untuk memulai contoh Get Started. Untuk
membuka kasus lakukan langkah berikut:
1.  Lakukan salah satu dari langkah berikut:
•  Pilih tombol “Open Case” pada menu bar atau
•  Pilih “Open” kemudian “Case” dari menu “File” atau 
•  Tekan “CTRL O”.
Tampilan yang diberikan setelah Anda memilih satu dari tiga cara diatas adalah
sebagai berikut:

Gambar 5. Tampilan apabila Anda menekan tombol “Open Case” pada menu bar
atau memilih “Open” kemudian “Case”  dari menu “File” atau
menekan “CTRL O”.
 

 
2.  Buka subdirectory  Samples  dan sorot daftar  file sampai gstrt-ss.hsc  nampak oleh
Anda.
3.  Klik pada gstrt-ss.hsc, tekan tombol Open. Pre-Built simulation case akan nampak
pada desktop.

Gambar 6. Tampilan dari “gstrt-ss.hsc” yang dapat Anda lihat di subdirectory 


”Samples”.

MENYIMPAN KASUS SIMULASI DENGAN NAMA BARU


Sebelum anda bekerja dengan kasus ini, anda perlu menyimpannya menggunakan
suatu nama baru untuk memastikan bahwa file yang asli tetap utuh. Kerjakan langkah-
langkah berikut:
1.  Lakukan satu dari langkah berikut:
•  Pilih “Save As” dari menu “File” atau
•  Tekan “CTRL SHIFT S”.  
Kotak  dialog “Save Simulation Case As”  akan ditampilkan.
2.  Ketik suatu nama baru, sebagai contoh “MYCASE”, di dalam “File name sel”.
Catat bahwa anda tidak perlu HSC extension, HYSYS akan menambahkannya
secara otomatis.
 

Gambar 7. Tampilan “Save Simulation Case As” .

3.  Tekan tombol ”Save”, dan HYSYS akan menyimpan kasus anda dengan nama yang
baru itu.

I.2 STEADY STATE CASE


Model simulasi steady state  dalam hal ini diambil kasus produksi propylene
glycol. Menggunakan sebuah continuously-stirred-tank reactor   ( CSTR), propylene
oksida dan air bereaksi pada tekanan atmospherik. Reaksinya eksotermik, maka
diperlukan coolant  (pendingin) yang disirkulasikan pada reaktor untuk mempertahankan
temperaturnya. Reaktor effluent , terdiri dari propylene glycol dan feed yang tidak
bereaksi, dimasukkan ke kolom distilasi. Didalam kolom, 99.5 % mol glycol diproduksi
sebagai bottom product , sedangkan propylene oksida yang tidak bereaksi dan air
didapatkan sebagai overhead product .

Tiga jendela atau tampilan, sekarang ditunjukkan pada desktop  HYSYS. Masing-
masing tampilan diidentifikasi dengan judul yang terdapat dibagian atas tampilan.
Tampilan yang aktif sekarang adalah PFD (Process Flow Diagram), yang menyajikan
 flowsheet  proses. PFD menunjukkan :

•   Stream dan unit operasi, yang ditunjukkan oleh simbol (yang disebut icon), di dalam
 flowsheet  itu.
•   Konektifitas diantara stream dan unit operasi.
•   Sebuah tabel property  untuk stream “Reactor Prods”.
Jika anda menghendaki, anda dapat re-size  tampilan PFD agar lebih menarik, dengan
 jalan sebagai berikut:
 

Gambar 8. Tampilan contoh kasus yang sedang dibahas.

1.  Lakukan satu dari langkah berikut:


•  Klik dan drag batasan luar ke ukuran baru yang dikehendaki atau
•  Tekan tombol ”Maximize” disudut pojok kanan atas tampilan.
2.  Tekan tombol ”Zoom All” untuk memperbesar semua item didalam PFD, mengisi
tampilan yang di-resized .

MENGAKSES INFORMASI STREAM DARI PFD


Tiap-tiap stream  dan unit operasi (obyek) yang terdapat di suatu simulasi
HYSYS mempunyai ”Property View”  sendiri, yang berisi berbagai tab dan halaman
yang memuat  property  atau informasi yang menggambarkan obyek itu. Anda dapat
mengakses ”Property View”  sebuah stream  secara langsung dari PFD dengan
melakukan double-cliking pada icon stream.
Sebagai contoh, buka ”Property View” untuk stream  masuk reaktor.  Double-
Click   pada icon  “Prop Oxide”  pada PFD itu. “Property View”  untuk “Prop Oxide”  
ditunjukkan sebagai berikut:
 

Gambar 9. Tampilan “Conditions” pada menu “Worksheet” dari “Property View ”


untuk “Prop Oxide ”.

Property view  sebuah obyek pada awal dibuka, akan langsung ditampilkan.
Untuk  property view “Material Stream”, tab awal adalah tab “Worksheet”; halaman
yang pertama adalah halaman “Conditions”. Tab didaftar disepanjang bottom  dari
tampilan obyek. Tiap tab berhubungan dengan halaman yang berisikan daftar kolom
pada sisi kiri dari tampilan, di bawah nama tab. Ubahlah tab atau halaman dengan
memilih obyek dengan kursor. Halaman ”Conditions”   dari tab ”Worksheet” 
memberikan kondisi-kondisi dasar dari stream; vapour fraction, temperatur, tekanan,
aliran material dan aliran panas ( entalpi).

Pindah ke halaman ”Composition” dengan pemilihan ”Composition” dibagian


kiri tampilan kolom. Halaman ini menampilkan komposisi material dari arus. Dalam
hal ini, lima komponen dilengkapi dengan aliran volume liquid untuk tiap-tiap
komponen. Anda dapat membuat komposisi untuk basis yang lain , seperti mass atau
molar fraction, dengan menekan tombol ”Basis”.
 

Gambar 10. Tampilan “Conditions” pada menu “Worksheet” dari “Property View ”
untuk “Prop Oxide”.

Tab property view dan halaman yang berhubungan adalah:


Attachments Tab
•  ”Unit Ops Page” : mendaftar unit-unit operasi pada bagian mana stream
dipasang.
•  “Utilities Page” : memberikan Anda untuk meng-create  dan meng-attach 
peralatan dengan stream.
Dynamics Tab
•  ”Specs Tab”: bisa diterapkan hanya untuk model Dynamic. Anda terlebih
dahulu harus mengaktifkan spesifikasi dinamik pada halaman ini

User Variables Tab


•  Memberikan fasilitas Anda untuk menulis dan meng-attach  kode sebagai User
Variabel untuk memperluas fungsionalitas dari stream anda.
Setelah anda menyelesaikan pengujian  property  stream, tutup tampilan
menggunakan tombol ”Close” pada pojok kanan atas tampilan. Suatu saat, ketika anda
membuka property view, halaman ini akan terbuka sebagai halaman terakhir yang anda
akses sebelum tampilan ditutup.

MENGGUNAKAN WORKBOOK UNTUK MERUBAH SUHU STREAM


Pilih tombol “Workbook”  dari bar tombol HYSYS untuk merubah tampilan
yang sekarang pada “Workbook”. 
 

Gambar 11. Tampilan “Workbook”. Disini Anda dapat merubah-merubah kondisi


stream seperti suhu, tekanan, fasa liquid atau gas dan komposisi.

Workbook  menampilkan informasi dalam bentuk tabel yang berhubungan dengan


kondisi unit operasi dan stream dalam simulasi tersebut. Anda dapat juga
menambahkan, menghapus atau memodifikasi unit operasi unit dan stream  didalam
”Workbook”. Tab awal dari ”Workbook”  adalah ”Material Stream”, menunjukan
informasi yang sama untuk tiap arus, yang tersedia pada halaman ”Conditions”  dari
property view stream. Anda dapat menampilkan stream tidak seperti yang sekarang ini,
dapat dilakukan re-sizing tampilan, atau dengan cliking berulang-kali pada scroll panah
yang vertikal.
Tab “Workbook” meliputi:
•   Compositions: memajang komposisi dari tiap material stream.

•   Energy Streams: memajang nama dan aliran panas dari tiap energi stream.

•   Unit Ops: daftar ringkasan informasi untuk semua unit operasi.

Sebagai contoh akan dihitung jumlah pendingin yang diperlukan untuk reaktor pada
o
temperatur tertentu. Reaktor beroperasi pada 135 F, dimana temperatur ini adalah
temperatur produk (Reactor Prods). 
 

o
Gambar 12. Mengubah suhu ”Reactor Prods” pada ”Workbook” menjadi 135 F.

Untuk mengetahui kebutuhan pendingin yang diperlukan untuk mencapai temperatur


ini, pindahkan tab ”Energy Streams” pada ”Workbook”.

Gambar 13. Tampilan ”Energy Stream” pada ”Workbook” yang menunjukkan


besarnya energi yang diperlukan untuk mendinginkan produk menjadi 135
o
F.

Tugas pendinginan yang diperlukan reaktor dengan temperatur yang ditetapkan adalah
4.8 MMBtu/Hr, merupakan aliran panas dari pendingin stream  energi Coolant. Cek
kebutuhan pendingin untuk temperatur keluaran 100oF. Temperatur reactor   di-set  
dengan spesifikasi pada stream keluaran ”Reactor Prods”.
Untuk spesifikasi temperatur sebuah separator baru:
1.  Kembali ke tab ”Material Stream” didalam ”Workbook” dengan meng-klik pada
tab.
 

 
2.  Memilih sel temperatur untuk stream “Reactor Prods”.
3.  Ketik angka 100, tekan ENTER. HYSYS  akan secara otomatis re-calculate 
Flowsheet  berdasar pada temperatur yang baru itu.

o
Gambar 14. Mengubah suhu ”Reactor Prods” pada ”Workbook” menjadi 100 F.

4.  Kembali ke tab  “Energy Stream”   untuk mengetahui re-kalkulasi kebutuhan


pendingin.

Gambar 15. Tampilan ”Energy Stream” pada ”Workbook” yang menunjukkan


besarnya energi yang diperlukan untuk mendinginkan produk menjadi 135
o
F.

Perubahan temperatur akan menurunkan kebutuhan pendingin hingga duty-nya menjadi


4.4 MMBtu/hr.
 

 Defining the Simulation Basis


1)  Mulailah kasus baru dengan memilih tombol File – New Case 
2)  Buat Fluid Package dengan memilih tombol Add… dari Simulation Basis Manager.
3)  Pilih model persamaan keadaan Peng-Robinson.

4)  Ubahlah namanya dari Basis-1 menjadi Gas Plant .


5)  Pilih tab Component. Dari tab ini kita dapat memasukkan komponen – komponen
dalam kasus yang kita kerjakan.
Memilih komponen untuk simulasi dapat digunakan beberapa metode yang berbeda

To Use Do This
Match Cell 1.  Pilih satu dari tiga format nama, SimName, Full Name /
Synonym, or formula dengan mengklik pada kolomnya.
2.  Klik pada  Match cell   dan masukkan nama komponen.
Sesaat setelah huruf diketik, maka daftar akan berubah
pada match yang telah dimasukkan.
3.  Setelah meminta komponen lakukan berikut ini:
  Tekan Enter 
  Tekan tombol Add Pure 
  Klik dua kali pada komponen yang dipilih.

Component List 1.  Menggunakan scroll bar untuk daftar komponen utama,
tarik scroll bar pada daftar komponen sampai
 

 
didapatkan komponen yang diinginkan.
2.  Untuk menambahkan komponen yang lain:
  Tekan Enter 
  Tekan tombol Add Pure 
  Klik dua kali pada komponen yang dipilih.
Family Filter 1.  Pastikan Match sell kosong dan tekan tombol Family
Filter.
2.  Pilih family yang diinginkan dari Family Filter (i.e.
Hydrocarbon) untuk menampilkan hanya type
komponen itu.
3.  Gunakan kedua metode diatas kemudian pilih
komponen yang diinginkan.
4.  Untuk menambahkan komponen yang lain:
 Tekan Enter 
  Tekan tombol Add Pure 
  Klik dua kali pada komponen yang dipilih

6)  Pilih komponen – komponen berikut N2, H 2S, CO2, C1, C2, C3, i-C4, n-C4, i-C5, i-C5,
C6 dan H2O.

7)  Pilih tombol Hypothetical  pada Add Comps  untuk menambahkan hypoyhetical
komponen pada Fliud Package.
Komponen hypothetical dapat digunakan untuk model komponen non-library, definisis
campuran, tidak mendefinisikan campuran atau solid. Kita akan gunakan komponen
 

 
hypothetical untuk memodelkan komponen dalam campuran gas yang lebih besar
daripada hexane. Untuk membuat komponen hypothetical ini, pilih tombol Quick
Create A Hypo Comp .

8)  Pada tab ID hypo component view , berikan nama komponent, C7+

Dalam kasus ini kita tidak mengetahui struktur komponen hypothetical dan kita
modelkan campuran sehingga kita tidak menggunakan Struktur Builder.
9)  Pindah ke Critical  tab Property yang diberikan oleh untuk komponen C7+ adalah
o o
 Normal Boiling Pt . Masukkan nilai sebesar 110 C (230 F). Tekan tombol
Estimate Unknwon Props untuk memperkirakan seluruh property lain dan definisi
keseluruhan komponen hypothetical.
 

10) Pada saat Hypo telah didefinisikan, kembalilah pada Fliud Package dengan menutup
tampilan Hypothetical Component C7+.
11) Tambahkan hypo pada Current Component List dengan memilihnya pada group
Hypo Component dan kemudian tekan tombol Add Hypo.

Setelah Hypo yang anda buat adalah bagian dari Hypo group. Hypo ini ditempatkan
pada Hypogroup I, anda dapat menambahkan additional group dan memindahkan
komponen hypo group antara. Hal ini dilakukan pada hypothetical tab Simulation Basis
Manager.
 

 
Sekarang anda telah melengkapi instalasi Fluid Package. Anda mungkin melihat
koefisien benar Peng-Robinson untuk komponen yang ada pilih dengan memilih tab
Binary Coeffs.

Exporting Fluid Packages


HYSYS menyediakan anda untuk mengirim Fluid Packages untuk digunakan dalam
simulasi yang lain. Fungsi ini menyediakan kita untuk membuat single common Fluid
Package yang mana kemudian anda menggunakannya dalam multiple kasus.
1.  Pada Fluid Packages tab arahkan pada Gas Plant Fluid Packages 

2.  Tekan tombol Export 


3.  Masukkan namanya (Gas Plant) untuk Fluid Package dan tekan tombol OK.
 

 
Sekarang Fluid Package telah terdefinisi, anda siap untuk memindahkan dan mulai
membuat simulasinya. Tekan tombol Enter Simulation Environment untuk memulai
simulasi.

Adding Stream
Dalam HYSYS, ada dua tipe aliran, Material dan Energy. Material Stream memiliki
komposisi dan parameter seperti suhu, tekanan dan flowrate. Semuanya digunakan
untuk menggambarkan Process Stream. Energy Stream hanya mempunyai satu
parameter, yaitu Heat Flow. Semuanya digunakan untuk menggambarkan supply Duty
atau dengan Unit Operasi.
To Use This…. Do This….
Menu Bar -  Pilih Add Stream dari Flowsheet menu atau
-  Tekan tombol <F11>
Stream Property View terbuka
Workbook Buka workbook dan menuju Material Stream   tab.
Ketik nama aliran kedalam **New** cell
Object Palete Dari menu Flowsheet, pilih Open Object palette atau
tekan <F4> untuk membuka Object Palette.
Klik dua kali pada icon stream

Adding a Stream from the Menu Bar


Untuk menambahkan Stream gunakan tombol <F11>
1.  Tekan tombol <F11>. Muncul stream property view. Bila stream property view
tidak terlihat, klik dua kali pada Stream baru yang anda buat sehingga muncul
property view berikut:
 

2.  Ubahlah nama stream menjadi Gas Well 1 


3.  Klik tanda centang kemudian enter.

Entering Stream Compositions


Ada dua metode untuk memasukkan komposisi stream
When Using the….. Do this….
Conditions page -  Klik dua kali pada sell Molar Flow untuk
memasukkan fraksi mole.
-  Klik dua kali pada sell Mass Flow untuk
memasukkan fraksi massa.
-  Klik dua kali pada sell Liquid Volume Flow
untuk memasukkan fraksi volume.
Dengan cara-cara diatas akan muncul layar Input
Composition 
Compositions page Tekan tombol Edit 
Akan muncul layar Input Composition 

4.  Jika dialog untuk Input Composition for Stream tidak muncul, klik dua kali pada
sell Mass Flow.
 

5.  Klik tombol Mole Fraction pada group Composition Basis untuk merubah basis
dari mass menjadi mole fraction.

6.  Masukkan data-data berikut

For this component…. Enter This Mole Fraction….


N2  0.0002
H2S 0.0405
CO2  0.0151
C1  0.7250
C2  0.0815
C3  0.0455
i-C4  0.0150
n-C4  0.0180
i-C5  0.0120
n-C5  0.0130
C6  0.0090
C7+ 0.0252
H2O 0.0000

7.  Tekan tombol OK ketika seluruh fraksi mole telah dimasukkan.


8.  Tutup Stream property View.
 

Adding a Stream from the Menu Bar


Untuk membuka atau menampilkan Workbook, tekan tombol Workbook pada tombol
Bar.
1.  Buat Stream baru dan beri nama Gas Well 2 pada **New** sell
2.  Klik dua kali pada sell Molar Flow dan masukkan komposisi berikut:

For this component…. Enter This Mole Fraction….


N2  0.0025
H2S 0.0237
CO2  0.0048
C1  0.6800
C2  0.1920
C3  0.0710
i-C4  0.0115
n-C4  0.0085
i-C5  0.0036
n-C5  0.0021
C6  0.0003
C7+ 0.0000
H2O 0.0000

3.  Klik tombol OK  untuk menutup Input Composition pada dialog stream.

Adding a Stream from the Object Palette


1.  Jika Object Palette belum terbuka pada desktop, tekan tombol <F4> untuk
membukanya.
2.  Klik dua kali pada tombol Material Stream. Akan muncul Stream Property View.
3.  Ubahlah namanya menjadi Gas Well 3 
4.  Klik dua kali pada Molar Flow .
5.  Masukkan komposisi stream berikut ini.

For this component…. Enter This Mole Fraction….


N2  0.0050
H2S 0.0141
CO2  0.0205
 

 
C1  0.5664
C2  0.2545
C3  0.0145
i-C4  0.0041
n-C4  0.0075
i-C5  0.0038
n-C5  0.0027
C6  0.0060
C7+ 0.0090
H2O 0.0909

Saving Your Case


Anda dapat menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk menyimpan kasus
dalam HYSYS
  Dari menu File pilih Save untuk menyimpan kasus anda dengan nama yang
sama
  Dari menu File pilih Save As untuk menyimpan kasus anda dalam lokasi dan
nama yang berbeda.
  Tekan tombol Save pada Button Bar untuk menyimpan kasus anda dengan nama
yang sama.

Flash Calculations
HYSYS dapat menampakkan tiga tipe Flash Calculation pada stream: P-T, Vf – P dan
Vf – T. Segera setelah komposisi stream dan temperatur serta tekanan atau fraksi uap
diketahui, HYSYS menampakkkan flash calculation pada stream, menghitung tiga
parameter.

Dengan kemampuan Flash pada HYSYS, memungkinkan untuk melakukan perhitungan


dew point  dan buble point. Dengan spesifikasi fraksi uap 1.0 dan suhu serta tekanan
aliran. Untuk menghitung buble temperatur atau tekanan pada aliran, HYSYS akan
menghitung dew pointnya. Untuk menghitung bubble point fraksi uap 0.0 dan tekanan
yang lain atau suhu lain harus diisikan.

Attaching Utilities
Utilities yang tersedia dalam HYSYS adalah tombol berguna yang berinteraksi dengan
proses anda, tersedia informasi tambahan atau analisa stream atau operasi. Segera
 

 
setelah menginstal, utilities menjadi bagian dari flowsheet, perhitungan otomatis ketika
kondisi berubah dalam aliran atau operasi yang sangat dekat.
Ada beberapa cara pendekatan stream utilities

To Use the….. Do this


Menu Bar •  Dari menu Tools, pilihlah utilities
•  Tekan tombol <Ctrl><U> 
Akan muncul layar Available Utilities
Stream Property View Bukalah Stream Property View
Pada tab Attachment, klik dua kali pada Utilities 
Klik tombol Create
Akan muncul jendela Available Utilities 

Adding a Utility from the Stream Property View


Envelope Utility (pada daftar utilities yang tersedia) menyediakan anda untuk menguji
hubungan antara parameter yang dipilih untuk beberapa aliran yang diketahui
komposisinya, termasuk stream yang hanya terdiri satu aliran.

Vapour-Liquid Envelope dapat digambarkan untuk variable-variable berikut:


  Pressure – Temperatur
  Pressure – Volume
  Pressure – Enthalpy
  Pressure – Entropy
  Temperatur – Volume
  Temperatur – Enthalpy
  Temperatur – Entropy
Envelope Utility akan ditambahkan pada stream Gas Well 2 dari stream property view
1.  Bukalah Stream Property View  dengan klik dua kali pada stream workbook atau
PFD.
2.  Pada tab Attachments, klik Utilities
 

3.  Klik tombol Create untuk mengakses jendela Available Utilities 


4. 

5.  Pilih Envelope dan kemudian klik tombol Add Utility. Muncullah layar Envelope
Utility.
6.  Tab Connections menunjukkan nilai kritis dan maksimum Envelope.
7. 
 

8.  Hidupkan tab Performance untuk menampakkkan envelope

9.  Klik Table untuk menampilkan data envelope pada format tabular.

Adding a Utility from the Menu Bar


Property Table utility menyediakan anda untuk memeriksa trend property pada
range kondisi dalam kedua format tabular dan grafikal. Perhitungan Utilitas
tergantung pada variable untuk spesifikasi pengguna yang tidak tergantung pada
Stream Gas Well 2 dari Tools menu.

1.  Gunakan kombinasi tombol kunci <Ctrl><U>  untuk membuka jendela Available
Utilities.

2.  Pilih Property Table dan tekan tombol Add Utility. Property Table akan tampak
 

3.  Tekan tombol Select Stream dan pilih stream Gas Well 2 


4.  Tekan tombol OK  untuk kembali pada tab design.
5.  Pilihlah Temperatur  sebagai Independent Variable pertama. Mungkin ini pilihan
dengan nilai yang salah.
o o o o
6.  Ubahlah Lower dan Upper Bounds menjadi 0 C (32 F) dan 100 C (212 F). Dan
nilai Increment tetap 10.
7.  Pilih Pressure sebagai Independent Variable yang kedua. Tekanan mungkin bernilai
salah sehingga harus dipilih.
8.  Ubahlah mode dari Incremental menjadi State, gunakan menu bar.
9.  Pada State Values  matrix, masukkan nilai 2500, 5000, 7500 dan 9000 kPa. Jika
anda menggunakan unit yang tersedia, nilainya menjadi 350, 700, 1050, 1400 psia.

10. Hidupkan page Dep Prop 


 

 
Memungkinkan untuk memilih property multiple dependent. Sebagai tambahan,
mungkin itu dari phase yang berbeda atau bulk properties.
11. Pilih tombol Bulk dan perhatikan cell pada Property matrix.
12. Pilih Mass Density dari daftarnya.
13. Pilih tombol Liquid. Gerakkan cursor pada corresponding empty cell. Pilih property
Thermal Conductivity dari daftarnya.
14. Pilih tombol Vapour dan pilih property Viscosity.
15. Tekan tombol Calculate untuk menghasilkan Tabel property.
Anda dapat memerikasa hasil property Table pada format graphical atau tabular pada
tab Performance.
 

NERACA MASSA
DAN ENERGI
 

NERACA MASSA DAN ENERGI

Dalam HySys ada dua tipe aliran,  Material  dan  Energy.  Material  Stream  
memiliki komposisi dan parameter seperti  flowrate, suhu, dan tekanan yang digunakan
untuk menggambarkan  process stream. Sedangkan Energy Stream hanya mempunyai
satu parameter yaitu heat flow untuk menggambarkan supply duty.
Ambil contoh kasus Proses Pemisahan Campuran Ammonia – Air.  
Campuran ammonia – air, dalam fase uap jenuh pada 250 psia dan mengandung 80%
ammonia, akan dilewatkan kondenser dengan flow rate 10000 lb/hr. Panas diambil
dengan rate 5,8 x 106  Btu/hr. Effluentnya diekspansikan sampai tekanan 150 psia
(fig 1)
kemudian diumpankan ke flash vessel melalui valve.   Dengan mengabaikan heat
loss dari peralatan ke lingkungan dan mengabaikan pressure drop dalam valve, tentukan
komposisi aliran liquida yang keluar dari separator!

Penyelesaian :
Membuat Fluid Package/Flowsheet
1.  Klik ikon New Case sehingga keluar form Simulation Basis Manager 

Gambar 1. Simulation Basis Manager


 

 
2.  Klik tombol  Add   untuk mendifinisikan  property package  yang baru. Tampak
 Fluid Package: Basis-1 
3.  Kemudian memilih property package pada Prop Pkg tab. Kita pilih persamaan
SRK dan basis simulasinya diberi nama Ammonia-air

Gambar 2. Penentuan Property Fluid Package

4.  Semua komponen yang ada didefinisikan dalam Components tab.


5.  Masukkan semua komponen satu persatu dalam  match  field lalu enter. Dalam
kasus ini kita masukkan senyawa Ammonia dan air.
HySys secara otomatis akan mencocokkan dengan database yang ada

Gambar 3. Penentuan Component Fluid Package


 

6.  Setelah property package didefinisikan, tutup form Fluid Package: Ammonia-air
dan kembali pada Simulation Basis Manager.

Membuat Satuan Unit


1.  Pada kasus ini digunakan satuan  field , pertama buka menu Tools  dan pilih
 Preferences sehingga muncul Session Preferences.
2.  Klik Variables tab dan pilih Unit Set Name field. Bila selesai form bisa ditutup
dan kembali pada Simulation Basis Manager
Menyelesaikan Neraca Massa dan Neraca Energi
1.  Klik tombol Enter Simulation Environment yang ada di kanan bawah form
Simulation Basis Manager

Gambar 4. Simulation Basis Manager yang telah terisi

Penyelesaian neraca massa dan energi dalam HySys dapat diselesaikan dengan
beberapa cara, disini kita selesaikan langsung melalui Object Palette.
2.  Klik ikon PFD sehingga muncul layar PFD beserta Object Palette-nya. Apabila
Objek Pallete tidak muncul, klik menu Flowsheet dan pilih Open Object Palette 
atau langsung tekan <F4> 
 

Gambar 5. Tampilan Layar PFD

3.  Klik gambar  Material Stream  dan letakkan pada layar PFD dengan cara
mengeklik (cukup sekali) layar PFD pada sembarang tempat.

Gambar 6. Sebuah material stream di layar PFD

4.  Klik 2 kali gambar Material Stream sehingga muncul stream property view 
5.  Pada menu Conditions  didefinisikan aliran feed masuk diberi nama A, dan
memasukkan varibel-variabel tekanan, aliran massa, dan fraksi uap sama dengan
1 (uap jenuh)
 

Gambar 7. Worksheet untuk Material stream

6.  Kemudian klik menu Composition dan isi fraksi massa komponen (perhatikan
basisnya).
Pada saat mengisi kolom fraksi massa akan muncul form  Input Composition for
Stream: A. Perhatikan kembali pilihan basisnya, kemudian klik OK  

Gambar 8. Penentuan komposisi material stream


 

 
Setelah menekan OK, HySys akan kembali ke worksheet, dan bila kita lihat pada
menu conditions maka property stream telah lengkap. (Variabel yang dimasukkan
bewarna biru)

Gambar 9. Material stream yang telah lengkap

7.  Langkah berikutnya kembali pada layar PFD dengan menutup stream property
view.
8.  Klik gambar Cooler  dari Object Pallete dan letakkan pada layar PFD

Gambar 10. Sebuah Unit Operation Cooler telah ditambahkan


 

 
9.  Klik 2 kali gambar Cooler sehingga muncul Cooler input window dan pada
menu Connections isikan Nama = Cooler, Inlet  = A, Outlet  = B, dan  Energy =
C-Duty.

Gambar 11. Design Connections Cooler

10. Pada menu Parameters isikan Delta P = 150 psia dan Duty = 5,8 x 10 6 Btu/hr


(diberi tanda positip karena sistem melepas panas)

Gambar 12. Design Parameters Cooler

Dengan begitu property stream di cooler telah lengkap (lihat pada tab worksheet )
 

Gambar 13. Worksheet Cooler

11. Selanjutnya kembali pada layar PFD dengan menutup cooler input window
12.  Sama dengan prosedur untuk cooler, meletakkan ikon valve dalam layar PFD
dan selanjutnya mengisi Valve input window. Dimana input adalah stream B
dan output adalah stream C, sedangkan delta P diasumsikan 0 psi

Gambar 14. Design Connections Valve


 

 
13. Untuk separator juga sama, klik ikon separator dari object pallete dan
meletakkannya di layar PFD. Kemudian mengisikan data-data pada Separator
input window.

Gambar 15. Design Connections Separator

14. Sekarang lengkaplah sudah sistem yang dibuat, dan untuk melihat stream
lengkapnya beserta property setiap stream klik ikon workbook.

Gambar 16. Flowsheet selengkapnya dari case ini


 

Gambar 17. Workbook

15. Dan untuk melihat komposisi ammonia ataupun air pada masing-masing stream,
klik 2 kali pada stream yang diinginkan (ambil contoh stream L). Sehingga akan
muncul composition for stream L, dan dapat diketahui bahwa fraksi massa
ammonia dalam stream ini 0,703.

Gambar 18. Komposisi dari material stream L


 

REAKTOR :
Berbagai Jenis
Reaktor
dan Reaksinya
 

Reaktor : Berbagai Jenis Reaksi dan Reaktornya

Dalam Case ini, akan dibahas mengenai bermacam-macam reactor yang tersedia
di dalam HYSYS untuk berbagai jenis reaksi yang meliputi Reaksi tunggal, reaksi
kesetimbangan, reaksi seri, reaksi parallel serta reaksi seri-parallel.

Reaksi Tunggal
Kita akan mengambil contoh Pembuatan  Propylene Glycol   yang merupakan
reaksi antara  propylene oxide  dengan  air. Feed yang masuk berupa aliran  propylene
o
 oxide  murni 150 lbmol/hr dan  air  murni 11000 lb/hr pada suhu 75 F serta tekanan
16.17 psia. Sebelum masuk ke dalam reactor,  propylene oxide dan air terlebih dahulu
diaduk dalam sebuah mixer. Konstanta kecepatan reaksi dapat dihitung berdasarkan
rumus K = A*Exp (-E/RT), di mana harga A = 1.7e+13 dan E = 3.2e+04 .

Prop. Oxide
Mixer Reaktor Produk

Air

Gambar 1. Skema Proses

Dalam tutorial ini akan digunakan dua jenis reactor yaitu CSTR dan PFR.
Pertama, start HYSYS dan klik new case kemudian setting Preference Session anda :
1.  Buka menu tool dan pilih preference. Tampak Session Preference View
2.  Sekarang anda berada di Simulation tab  dengan Option page terbuka. Hapus tanda
check pada Use Modal Property views dengan klik pada check box.
3.  Klik pada Variables  tab  dan buka Units  page, kemudian pilih field  pada kotak
 Available Unit Sets.

 Membuat Unit set baru


HYSYS tidak mengijinkan anda mengubah tiga unit set default yang ada, tetapi anda
dapat membuat unit set baru dengan cara cloning unit yang telah ada. Pada contoh
berikut anda diharapkan membuat unit set baru dengan meng-cloning unit set field dan
mengubah satuan barrel/day pada sel Liq.Vol.Flow menjadi USGPM dengan cara klik
 

 
tombol drop-down list pada Edit bar, kemudian pilih atm. Hasilnya ditunjukkan pada
gambar 2.
Sekarang unit set baru anda telah siap. Tutup Session Preference kemudian kembali
pada Simulation Basis Manager.
 Membuat Fluid Package
Klik tombol Add, pada Simulation Basis Manager Property views. Yang pertama
dilakukan adalah memilih property package pada Prop Pkg tab. Untuk kasus ini
Property Package yang paling sesuai adalah UNIQUAC. Lihat gambar 3.

Gambar 2 Tampilan “Session Preferences”

Gambar 3. Tampilan “FluidPackage” 


 

Setelah itu dilakukan pemilihan komponen. Dalam contoh ini komponen-komponennya


adalah Propylene Oxide, Propylene Glycol dan H2O. seperti yang telah anda pelajari
sebelumnya, pemilihan komponen dilakukan di Components tab. Untuk memasukkan
tiap komponen, nama atau rumus molekulnya diketikkan dalam match  field. Selama
diketikkan HYSYS akan mencocokkannya dengan komponen yang ada dalam database
HYSYS. Sorot komponen kemudian tekan  Add pure  maka komponen tersebut akan
masuk ke Basis-1. Lakukan terus sampai semua komponen masuk ke dalam basis-1
seperti gambar 4.

 Meneliti Binary Coeffisien


Pindahlah ke Binary Coeffs  tab pada Fluid Package  view, dalam kotak Activity
Model Interaction Parameters , Matrik interaksi Aij ditampilkan sesuai dengan default
HYSYS. HYSYS secara otomatis memasukkan koefisien untuk beberapa pasang
komponen yang tersedia di dalam database. Jika anda memiliki data sendiri, anda dapat
mengganti harga yang disediakan oleh HYSYS. Dalam kasus ini hanya koefisien
pasangan 12C3Oxide/12-C3diol yang tidak diketahui seperti tampak pada gambar 5.

Gambar 4. Penentuan komponen yang digunakan dalam kasus dapat dilakukan dengan
mengetikkan nama komponen pada kotak ”Match”
 

Gambar 5. Jendela binary parameters. Dapat Anda lihat koefisien interaksi biner 12-C3Oxide
terhadap 12-C3diol belum terisi.

Jika anda punya datanya, anda boleh memasukkannya. Teapi dalam contoh ini akan
digunakan fasilitas HYSYS untuk mengestimasi harga koefisien tersebut dengan cara :
1.  Pilih UNIFAC VLE radio button
2.  Klik tombol Unknowns Only, dan HYSYS akan mengestimasi harga koefisien
yang tidak diketahui seperti dalam gambar 6 berikut.

Gambar 6. Jendela binary parameters. Dapat Anda lihat koefisien interaksi biner 12-C3Oxide
terhadap 12-C3diol sudah terisi.
 

 
 Mendefinisikan Reaksi
Tutup Fluid Package: Basis-1 view, kembalilah ke Simulation Basis Manager,
kemudian klik Reactions  tab. Reaksi antara air dan Propylene Oxide untuk
menghasilkan Propylene Glycol adalah sebagai berikut:

H2O + C3H6O C3H8O2 

 Memilih komponen-komponen reaksi


Dalam contoh ini semua komponen yang dimasukkan dalam Fluid Package juga terlibat
dalam reaksi, sehingga cara yang paling mudah menambahkan komponen reaksi adalah
dengan memasukkan semua komponen yang ada dalam Fluid Package.
1.  Klik Add Comps  di Rxn Component  group, dan akan muncul Reaction
Components Selection view. Lihat gambar 7 dan 8.

Gambar 7. Kotak dialog “ Simulation Basis Manager”.


 

Gambar 8. Dibagian ini Anda diminta untuk memasukkan kembali komponen yang terlibat
dalam reaksi

2.  Pilih FPkg Pool  radio button di kotak Add Comps. Radio button ini akan
mengijinkan anda untuk menggunakan komponen-komponen yang ada dalam Fluid
Package.
3.  Klik tombol Add This Group of Component , maka semua komponen-komponen
terdaftar sebagai Associate Components  dimasukkan dalam daftar Selected
Reaction Components. Seperti gambar 9

Gambar 9. Tampilan setelah Anda memasukkan komponen yang terlibat reaksi dengan cara klik
di “Add This Group of Components ”.
 

Gambar 10. Kembali ke “Simulation Basis Manager”

Gambar 11. Kotak dialog yang berisi berbagai jenis reaksi

4.  Kembalilah ke Simulation Basis Manager. Sekarang dapat anda lihat ketiga
komponen tadi telah terdaftar di Rxn Component group pada Reaction tab.

 Membuat Reaksi
1.  Dalam Reaction  group, klik Add Rxn  button, kemudian akan muncul  Reaction
view. Akan muncul gambar 11.
2.  Pilih tipe reaksi Kinetic, dan klik Add Reaction button sehingga muncul Kinetic
Reaction property view terbuka pada Stoichiometry tab. Lihat gambar 12
 

Gambar 12. Setelah Anda memilih jenis r eaksi (Kinetic) akan muncul jendela seperti ini.

3.  Masukkan komponen-komponen dengan klik **Add Comp**, buka drop-down list
di Edit bar, kemudian klik komponen tersebut. Masukkan juga koefisien
stoichiometry-nya dalam sel di kolom Stoich Coeff   dengan memberikan harga
negative untuk reaktan dan positif  untuk produk. Lihat gambar 13

Gambar 13. Ingat!! Stoikiometri untuk reaktan adalah negatif

4.  Setelah semua komponen dan koefisien stoichiometry-nya dimasukkan, ubahlah


Forward Order untuk H2O menjadi 0 untuk menggambarkan excess H2O. (gambar
14)
 

Gambar 14. Untuk menggambarkan adanya excess, pada “ Fwd Order”   beri nominal nol.
Gambar diatas menunjukkan bahwa reaktan yang memiliki excess adalah H 2O

Gambar 15. Penentuan “ Basis” dan “Rxn Phase”

Gambar 16. Penentuan konstanta reaksi dan energi aktifasi


 

 
Langkah selanjutnya adalah menentukan basis reaksi dengan spesifikasi Basis  Molar
concentration, Base component  12C3Oxide   dan Rxn Phase  Combined Liquid .
Kemudian lengkapi juga parameters tab pada Forward Reaction  dengan harga A =
1.7e+13  dan harga E = 3.2e+04 sedangkan harga β  tidak perlu diisi. Dalam kasus ini
tidak terjadi reverse reaction, sehingga anda hanya perlu memasukkan parameter
Forward Reaction. Lihat gambar 15 dan 16.

Gambar 17. Kembali lagi ke “Simulation Basis Manager”

Sekarang tutup Kinetic Reaction  property view  dan tutup juga Reaction  view  yang
digunakan untuk mendefinisikan reaksi sebagai reaksi kinetic. Setelah itu anda dapat
kembali pada Reaction  tab pada Simulation Basis Manager, reaksi baru Rxn-1 akan
tampak dalam Reaction group. Lihat gambar 17

 Membuat Reaction Set


Reaction set merupakan fasilitas untuk mengelompokkan reaksi yang saling
berhubungan. Missal dalam satu reactor terjadi lima reaksi, maka kelima reaksi ini harus
dikelompokkan dalam satu set reaksi tersendiri. Meskipun dalam contoh ini hanya ada
satu reaksi, namun dalam tutorial ini juga akan ditunjukkan bagaimana cara membuat
Reaction set.
1.  Klik Add Set di Reaction Sets Group, sehingga akan muncul Reaction set 
 property view seperti gambar 18.
2.  Klik sel berlabel <empty> dalam active list.
 

 
3.  Buka drop-down list pada edit bar, yang mengandung semua reaksi di Global
Reaction sets.
4.  Masukkan Rxn-1 ke active list dengan memilih di drop-down list.
5.  Setelah itu kembali ke Simulation Basis Manager  dan Reaction Set baru
dengan nama Set-1 sekarang telah tampak di Reaction Set group. Lihat gambar
19

Gambar 18. Tampilan “Reaction Set”

Gambar 19 Tampilan “ Simulation Basis Manager”.


 

Gambar 20.

Membuat Reaction Set tersedia dalam Fluid Package


1.  Klik Set-1 pada Reaction Sets group pada Reaction tab.
2.  Klik Add to FP button, dan Set-1 view akan muncul.
3.  Klik Basis-1 kemudian klik Add Set to Fluid Package. Lihat gambar 20.
Sekarang Basis telah selesai ditetapkan, dan anda dapat membuat aliran dan unit operasi
di dalam Simulation Environment.
Dalam contoh ini, pendefinisian aliran akan kita kerjakan dalam Workbook, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.  Buka Worbook dengan klik pada toolbar Workbook
2.  Ketik stream yang baru dengan nama Prop Oxide di dalam sel Berlabel
**New**  pada Material Stream  tab. Kemudian lengkapi sel Temperatur,
o
Pressure, dan Molar flow berturut-turut 75 F, 16.17 psia dan 150 lbmole/h.
Lihat gambar 21.
 

Gambar 21. Tampilan “Workbook” untuk “ Material Stream”. Penentuan kondisi “ Prop
Oxide”

Gambar 22. Penentuan komposisi aliran masuk untuk “Prop Oxide” 

3.  Double klik pada sel Molar Flow  sehingga akan muncul Input Composition
for Stream: Prop Oxide  view, dan lengkapi dengan fraksi mol 1 untuk
12C3Oxide. Lihat gambar 22.
4.  Kemudian klik OK, maka HYSYS akan menghitungkan variable-variabel yang
lain dan berarti stream ini telah terdefinisi, seperti yang tampak pada gambar 23.
 

Gambar 23. Tampilan “ Workbook” setelah kondisi “Prop Oxide” dan komposisinya selesai
ditentukan

Dengan langkah yang sama, definisikan stream baru dengan nama Water Feed, dengan
o
spesifikasi T = 75 F, P = 16.17 psia, Mass Flow = 11000 lb/h, dengan komposisi 100%
H2O. Lihat gambar 24.

Gambar 24. Tampilan “Workbook” untuk “Material Stream”. Penentuan kondisi “ Water
Feed”

 Meng-Install Unit Operasi


 

 
Di dalam HYSYS terdapat dua fasilitas yang disebut primary building tools yaitu
Workbook dan PFD. Setelah Workbook kita gunakan untuk memasukkan stream,
sekarang kita akan menggunakan PFD untuk meng-install unit operasi.
Mixer
1.  Tutup Workbook dan kembali pada PFD-case(Main). Setelah itu tekan F4  untuk
menampilkan Object Pallete.
2.  Untuk meng-install Mixer, klik pada ikon mixer pada object pallete.
3.  Kemudian klik ke PFD, maka Mixer dengan nama default HYSYS MIX-100 telah
terpasang di PFD. Lihat gambar 25.

Gambar 25 Klik dan drag-lah gambar mixer yang tersedia pada pallete


 

Gambar 26. Tampilan ini akan mucul saat Anda melakukan double  click  pada icon mixer

4.  Double klik pada object MIX-100 akan memunculkan property view-nya (gambar
26).
5.  Lengkapi Connection  page pada Design  tab dengan stream Prop Oxide dan Water
Feed   sebagai Inlets, dan ketik  Mixer Out   sebagai Outlet  lalu enter dan status
indicator menjadi hijau OK. Lihat gambar 27.

Gambar 27. Memberi label pada setiap stream. Sebagai inlet stream adalah “Prop Oxide” dan
“Water Feed” sedangkan outlet stream adalah “Mixer Out”.
 

 
Untuk melihat aliran keluar hasil perhitungan, bukalah  Worksheet tab  pada MIX-100
Property view seperti ditunjukkan gambar 28.

Gambar 28. Tampilan “Property View” dari mixer

Reactor
Dalam kasus ini akan kita gunakan 2 tipe reactor yaitu CSTR dan PFR.
CSTR
1.  Klik CSTR Reactor pada object pallete.
2.  Letakkan kursor pada tempat yang sesuai dalam PFD lalu klik, maka CSTR akan
terpasang dalam PFD. Lihat gambar 29.
3.  Double klik pada object CSTR untuk menampilkan CSTR Property  view, seperti
terlihat pada gambar 30.
4.  Pada Connection page dalam CSTR Property  view, masukkan Mixer Out  pada
stream inlet, ketik Q-100  sebagai energy stream, Up  sebagai Vapor Outlet, dan
Down  sebagai Liquid Outlet, sedangkan nama reactor tetap CSTR-100. Lihat
gambar 31.
 

Gambar 29. Kemudian klik gambar reaktor (CSTR) pada pallete dan drag  pada jendela yang
tersedia.

Gambar 30. Setelah Anda melakukan double click   pada icon  CSTR maka akan muncul kotak
dialog seperti ini
 

Gambar 31. Pemberian nama (label) untuk setiap aliran masuk dan keluar dari CSTR

5.  Buka parameter   page, pilih cooling radio button karena reaksinya eksoterm
3
sehingga butuh pendinginan, untuk Volume  Reactor kita coba dengan 280 ft   dan
terisi 85 %, sedangkan Delta P  kita biarkan sesuai default HYSYS karena
diasumsikan perubahan tekanan di dalam reactor sangat kecil sehingga dapat
diabaikan. Lihat gambar 32.

Gambar 32. Tampilan “Design Parameters”.


 

6.  Pindahlah ke Reaction tab dan pasanglah Reaction Set yang sebelumnya telah anda
buat di Basis Environment. Bukalah Reaction Set drop-down list dan pilih Set-1
seperti gambar 33.

Gambar 33. Tampilan “Details Reactions”

Pada status indicator tertulis Unknown Duty, sebab reactor masih menyisakan satu
derajat kebebasan, sehingga harus ada lagi variable yang ditetapkan. Karena mula-mula
reactor diharapkan beroperasi pada kondisi isothermal, maka suhu outletnya harus sama
o
dengan suhu inletnya yaitu 75 F.
Caranya adalah sebagai berikut:
1.  Klik Worksheet tab pada Reactor Property view 
2.  Pada Condition  page, ketik 75 pada sel temperature stream Down lalu enter, maka
status indicator akan berubah menjadi hijau/OK. Lihat gambar 34.
 

Gambar 34. Tampilan “ Worksheet ”

Sekarang telitilah konversi reaksi sebagai fungsi suhu dengan cara pindah ke Reaction 
tab pada Results  page, lihatlah Actual Percent Conversion (Act.% Cnv) dalam matrik
Reactor Result Summary. Lihat gambar 35.

o
Gambar 35. Actual Percent Conversion pada suhu outlet 75 F
 

 
o
Sekarang ubahlah temperature stream Down menjadi 140 F, maka konversi reaksi akan
berubah seperti yang terlihat pada gambar 36.

o
Gambar 36. Actual Percent Conversion pada suhu outlet 140 F

Setelah semuanya selesai maka flowsheet selengkapnya akan terlihat seperti gambar 37.

Gambar 37. Flowsheet yang telah konvergen


 

 
Dengan cara yang sama anda juga bisa mencobanya untuk PFR hanya saja ada beberapa
perbedaan yaitu:
1.  PFR  hanya memiliki 1 stream outlet dan beri nama PFR Out pada Connection
 page dan untuk  Delta P sama dengan nol.

Gambar 38. Design Connections dari PFR

Gambar 39. Design Parameters dari PFR 


 

 
2.  Volume reactor tidak dimasukkan dalam Parameter page  pada  Design  tab, tetapi
dalam Sizing page pada Rating tab. Isilah dengan volume yang telah kita coba pada
3
CSTR yaitu 280 ft  dan diameter sebesar 3 ft.

Gambar 40. Rating Size dari PFR 


3.  Pada PFR ini, status indicator tidak akan berubah menjadi hijau/OK saat anda
mengetikkan harga suhu 75 pada sel temperature stream PFR Out pada Condition
page dalam worksheet  tab. Untuk itu anda harus menetapkan satu variable lagi
yaitu vapour sama dengan 0, karena kita asumsi bahwa tidak terjadi penguapan
selama reaksi berlangsung.
 

Gambar 40. Tampilan Worksheet PFR  


4.  Setelah itu barulah status indicator akan berubah menjadi hijau/OK dan anda bisa
meneliti konversinya, kemudian anda bisa membandingkannya dengan CSTR. Mana
yang lebih baik ?

Gambar 41. Flowsheet pembuatan prop. Oxide dalam PFR

Reaksi Kesetimbangan
Untuk reaksi kesetimbangan ini kita gunakan contoh pembuatan gas ammonia
yang merupakan reaksi kesetimbangan antara gas nitrogen dan hydrogen.

N2 + 3H2  2NH3


 

N2 
Reaktor NH3 
H2 

Gambar 42. Diagram alir reaksi pembuatan gas amonia

Gas Nitrogen murni masuk dengan laju alir 10 kgmol/hr, sedangkan gas hydrogen
murni masuk dengan laju alir 30 kgmol/hr. Reaksi berlangsung pada suhu 50 oC dan
tekanan 200 atm. Berapakah gas ammonia yang dihasilkan ?
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaiannya:
1.  Buatlah Basis Environment yang berisi Fluid Package dengan property package
UNIQUAC dan komponen-komponen terdiri dari N2, H2  dan NH3  (cek binary
coeffisien-nya) kemudian buat Reaction Set dengan tipe equilibrium.
2.  Buatlah Material stream dengan spesifikasi seperti yang telah disebutkan di atas.
3.  Install Equilibrium Reactor dengan klik pada General Reactor dalam object pallete,
kemudian akan muncul 3 pilihan maka pilih Equilibrium Reactor. 
4.  Set Reactor dengan stream nitrogen dan hydrogen sebagai inlet, sedangkan untuk
3
outlet, beri nama stream 1 dan 2. Cobalah dengan volume 2 m  dan liquid level 0 %
karena semuanya fase gas.
5.  Kemudian set Reaction, maka status indicator akan langsung berubah menjadi
hijau/OK.
6.  Lihatlah laju alir gas ammonia yang dihasilkan pada “Worksheet”, berapakah
hasilnya ? Sekarang coba naikkan “Molar Flow” dari stream hydrogen menjadi 100
kgmole/h. Bagaimana hasilnya ?
 

Gambar 43. Flowsheet pembuatan gas ammonia dalam Equilibrium Reactor

Reaksi Seri
Untuk reaksi seri ini kita ambil contoh reaksi pembuatan Vinyl Chloride yang
melibatkan dua reasi yang berlasung secara seri, yaitu:
C2H4 + 1/2O2 + 2HCl C2H4Cl2 + H2O
C2H4Cl2  C2H3Cl + HCl

C2H4 
Reaktor Produk
Lar. HCl

Udara

Gambar 44. Diagram alir reaksi pembuatan Vinyl Chloride

Campuran antara gas etilen dan larutan HCl direaksikan dengan oksigenyang diambil
o
dari udara. Reaksi berlangsung pada suhu dan tekanan normal yaitu 30 C dan 1 atm.
Simulasikan reaksi ini jika laju alir gas etilen 50 kgmol/h, larutan HCl 95 % sebesar 20
kgmol/h, sedangkan udara dengan komposisi 21 % oksigen dan 79 % Nitrogen sebesar
50 kgmol/h.
 

 
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaiannya:
1.  Buatlah Basis Environment yang berisi Fluid Package dengan property package
UNIQUAC dan komponen-komponen terdiri dari C2H4, HCl, C2H4Cl2, C2H3Cl,
H2O, O2 dan N2  (cek binary coeffisien-nya) kemudian buat Reaction Set  dengan
tipe Conversion dengan nilai 90 % untuk reaksi pertama dan 96 % untuk reaksi
kedua.
2.  Buatlah Material stream dengan spesifikasi seperti di atas.
3.  Install mixer untuk mencampur gasetilen dengan larutan HCl.
4.  Install Gibbs Reactor dengan klik pada General Reactor dalam object pallete,
kemudian akan muncul 3 pilihan maka pilih Gibbs Reactor.
5.  Set Reactor dengan 3 material stream yang telah anda buat tadi sebagai inlet,
sedangkan untuk outlet, beri nama stream 1  dan 2, serta Q-100  sebagai Energy
3
stream, cobalah dengan volume 2 m  pada Rating tab.
o
6.  Kemudian set Reaction lalu isilah temperature stream 2  dengan 30 C pada
Worksheet tab, maka status indicator akan langsung berubah menjadi hijau/OK.
7.  Selesai.

Gambar 45. Flowsheet pembuatan Vinyl Chloride dalam Gibbs Reactor


 

Reaksi Parallel
Kita akan mencoba reaksi pembuatan ethylene oxide yang melibatkan dua reaksi
yang berlangsung secara parallel, yaitu:
C2H4 + 1/2O2  CH2OCH2 
C2H4 + 3O2  2CO2 + 2H2O

Reaktor Produk
C2H4 

Udara

Gambar 46. Diagram alir reaksi pembuatan ethylene oxide


Gas ethylene dengan laju alir 20 kgmol/h direaksikan dengan udara 100 kgmol/h yang
o
komposisinya 21 % Oksigen dan 79 % Nitrogen. Reaksi ini berlangsung pada 50 C
dan 1 atm.
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaiannya:
1.  Buatlah Basis Environment yang berisi Fluid Package dengan property package
UNIQUAC dan komponen-komponen terdiri dari C2H4,  O2, dan N2  (cek binary
coeffisien-nya) kemudian buat Reaction Set  dengan tipe Conversion  dengan
nilai 95 % untuk reaksi pertama dan 15 % untuk reaksi kedua.
2.  Buatlah Material stream dengan spesifikasi seperti yang tersebut di atas.
3.  Install Conversion Reactor dengan meng-klik General Reactor dalam object pallete,
kemudian akan muncul 3 pilihan maka pilih Conversion Reactor.
4.  Set Reactor dengan Material stream yang telah anda buat sebagai inlet, sedangkan
untuk outlet, beri nama stream 1 dan 2, serta Q-100 sebagai Energy stream. Cobalah
3
dengan volume 2 m  dan liquid level 0 % karena semuanya fase gas.
o
5.  Kemudian set Reaction lalu isilah temperature stream 2  dengan 50 C pada
Worksheet tab, maka status indicator akan langsung berubah menjadi hijau/OK.
6.  Selesai.
 

Gambar 47. Flowsheet pembuatan ethylene oxide dalam Conversion Reactor

Reaksi Seri-Parallel
Reaksi ini banyak terjadi pada reaksi pembakaran, salah satu contohnya adalah
reaksi pembakaran gas metan sebagai berikut:
CH4 + 3/2O2  CO + 2H2O
CH4 + 2O2  CO2 + 2H2O
CO + 1/2O2  CO2

Reaktor Produk
CH4 

Udara

Gambar 48. Diagram alir reaksi pembuatan ethylene oxide


20 kgmol/h Gas metana pada suhu 25 oC dibakar dalam sebuah furnace yang
bertekanan 1 atm dengan 200 kgmol/h udara pada suhu 50 oC.
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaiannya:
 

 
1.  Buatlah Basis Environment yang berisi Fluid Package dengan property package
UNIQUAC dan komponen-komponen terdiri dari CH4, CO, CO2, H2O, O2, dan N2  
(cek binary coeffisien-nya) kemudian buat Reaction Set dengan tipe Conversion  
dengan nilai 20 % untuk reaksi pertama, 95 % untuk reaksi kedua dan 90 % untuk
reaksi ketiga.
2.  Buatlah Material stream dengan spesifikasi seperti yang telah disebutkan.
3.  Install Conversion Reactor dengan meng-klik General Reactor dalam object pallete,
kemudian akan muncul 3 pilihan maka pilih Conversion Reactor.
4.  Set Reactor dengan Material stream yang telah anda buat sebagai inlet, sedangkan
untuk outlet, beri nama stream 1  dan 2. Cobalah dengan volume 2 m3  dan liquid
level 0 % karena semuanya fase gas, sedangkan energy stream tidak perlu karena ini
adalah reaksi pembakaran.
5.  Kemudian set Reaction, maka status indicator akan langsung berubah menjadi
hijau/OK.
6.  Selesai.

Gambar 49. Flowsheet pembakaran gas metana dalam furnace yang diwakili oleh
Conversion Reactor
 

KOLOM-KOLOM
PEMISAH
 

Kolom Distilasi dengan menggunakan metode Short Cut


(Short Cut Distillation)

Pada kasus ini, aliran  feed   terdiri dari campuran lima paraffin (ethane – n-
hexane) pada suhu 225oF dan tekanan 250 psia. Tekanan condenser   dan reboiler  
masing-masing adalah 248 psia dan 252 psia.
Berapakah refluks minimum dan komposisi distilate dan bottom-nya bila light
key  adalah 0,3 fraksi mol propane dan heavy key  adalah 0,1 fraksi mol n-butane.
Kemudian simulasikan external reflux rationya. Selesaikan kasus ini dengan
menggunakan kolom distilasi short cut. 

Tabel 1. Komposisi dari campuran lima paraffin aliran feed


Komponen  Molar Flow Rate
(lbmol/jam)
C1  30
C2  200
C3  370
n-C4  350
n-C5  50

Penyelesaian
1.  Bukalah “New Case” pada HYSYS Anda. Kemudian tekan tombol “Add” yang
terdapat di kotak dialog “Simulation Basis Manager”. Kemudian masuklah ke
“Components” dan tentukan komponen-komponen yang ada dalam kasus, yaitu
ethane, propane, butane, pentane dan hexane.
 

Gambar 1. Penentuan komponen-komponen yang terlibat dalam kasus

2.  Setelah itu kembali ke “Prop Pkg” dan Anda diminta untuk menentukan  property
 package yang akan digunakan pada penyelesaian kasus ini. Pilih SRK dengan cara
mengarahkan sorot mouse Anda ke label “SRK”. Kemudian tutup kotak dialog ini.

Gambar 2. Pemilihan jenis property package

3. Tekan “Enter Simulation Environment ”.

4. Setelah itu Anda diminta untuk menentukan kondisi feed  dan


komposisinya. Untuk melakukan hal ini, klik “Workbook”. Lalu 
tentukan suhu, tekanan dan komposisi dari setiap komponen
dengan cara memasukkan nilai nominalnya dan memilih
satuannya.
 

Gambar 3. Anda diminta untuk memasukkan nilai nominal dari setiap komponen
beserta satuannya.

Setelah itu tutuplah kotak dialog “Workbook”.


5. Klik dan drag-lah kolom yang diinginkan. Pada kasus ini akan digunakan kolom
distilasi dengan model “Short Cut Distillation”.

Gambar 4. Tampilan setelah Anda memilih dan drag “Short Cut Distillation”.

6. Lakukan double click   pada icon  T-100 yang merupakan icon  “Short Cut
Distillation”. Kemudian pada tampilan yang ada, beri label untuk setiap stream 
seperti nampak pada gambar 5.
 

Gambar 5. Pemberian label untuk setiap aliran yang masuk maupun yang keluar
dari kolom.

7. Tentukan “Key Components” dengan cara masuk pada “Parameters”. Sebagai


 Light Key pilih Propane dengan mol fraksi 0,3. sedangkan sebagai  Heavy Key  pilih
n-butane dengan mol fraksi 0,1.
8. Setelah itu tentukan tekanan atas dan bawah kolom dengan harga yang disebutkan
diatas yaitu 248 psia untuk tekanan atas kolom dan 252 psia untuk tekanan bawah
kolom. Tekanan atas kolom haruslah lebih kecil daripada tekanan feed masuk
sedangkan tekanan bawah kolom selalu lebih besar daripada tekanan feed masuk.
9. Setelah itu menentukan “External Reflux Ratio ”. Apabila nilai yang Anda tentukan
lebih kecil atau sama dengan “Minimum Reflux Ratio” maka akan muncul dialog
seperti gambar 6. Pada kasus ini masukkan angka 0,88 sebagai “ External Reflux
Ratio”.

Gambar 6. Kotak dialog ketika nilai “External Reflux Ratio ” yang ditentukan
kurang dari atau sama dengan “Minimum Reflux Ratio”.

10. Setelah itu maka selesailah penyelesaian kasus ini.


 

Gambar 7. Tampilan PFD setelah semua “Converged”

Untuk melihat hasilnya, Anda dapat melihat di “Workbook”. Untuk melihat kondisi
setiap alirannya, Anda dapat melihatnya di “Conditions”.

Gambar 8. Tampilan dari “Worksheet Conditions”


 

 
Untuk mengetahui komposisi setiap alirannya, dapat Anda lihat pada “Compositions”.

Gambar 9. Tampilan dari “Worksheet Compositions”.

Sedangkan utuk mengetahui jumlah tray  miminal, jumlah tray actual, suhu condenser  
dan reboiler   dan beberapa  performance  yang lain dapat Anda lihat di “Result
Performance”.

Gambar 10. Tampilan dari “Performance”


 

Integrasi Panas Pada Kolom Distilasi  Rigorous 

 Heat-integrated   pada kolom distilasi bertujuan untuk mengurangi penggunaan


energi. Dengan menaikkan tekanan pada suatu sistem kolom, masing-masing
membentuk pemisahan yang berbeda, kondensor dalam satu kolom dapat dioperasikan
pada temperature yang lebih tinggi daripada reboiler   kolom yang lainnya. Sehingga
kondensor tersebut dapat menjadi reboiler   pada kolom yang kedua. Terkadang lebih
ekonomis jika dilakukan split  pada feed  menjadi dua aliran untuk mendistilasi, satu pada
kolom bertekanan tinggi dan yang lain pada tekanan rendah, sehingga penggunaan
energi total dapat dikurangi. Proses ini diebut sebagai “ multieffect distillation”. Sebagai
contoh, adalah seperti contoh berikut :
Konfigurasi Feed-Split   (FS) pada two-effect distillation  untuk mendehidrasi
methanol, disimulasikan pada HYSYS untuk mengilustrasikan penggunaan
subflowsheet   pada HYSYS. Feed  merupakan campuran equimolar   antara methanol dan
o
air pada laju alir 2700 kmol/jam, 25 C, dan 5,2 bar. Feed di-split  dan diumpankan pada
distilasi dua kolom, satu pada tekanan yang lebih rendah, dengan spesifikasi desain
seperti ditampilkan pada Tabel II.1.

Tabel II.1. Spesifikasi desain untuk konfigurasi FS


Kolom T-101 Kolom T-100
Tekanan (bar) 5,20 1,01
Jumlah tray  16 13
*
Feed tray   12 9
 Reflux ratio 1,26 0,834
xD (fraksi mol methanol) 0,96 0,96
xB (fraksi mol methanol) 0,04 0,04
*
 Terhitung dari tray teratas

Penyelesaian
Pertama, dua kolom dikonfigrasikan untuk beroperasi secara terpisah, dengan
feed yang didistribusikan dengan jumlah yang sama. Suatu Valve, VLV-100, di-install 
untuk mengurangi tekanan pada kolom T-101. Karena overhead   vapor   terkondensasi
sempurna, terdapat dua derajat kebebasan untuk tiap-tiap kolom, dimana fraksi mol
pada distillate  dan bottom product   dispesifikaskan pada  Monitor   page  untuk tiap-tiap
 

 
o
kolom. Sebagai catatan, kolom pertama beroperasi pada range  suhu 115 – 145 C,
o
dengan kolom kedua pada suhu yang lebih rendah secara signifikan (68 – 91 C).
Kedua, dua kolom terkoneksi secara thermal, dengan condenser   duty  dari kolom
bertekanan tinggi (T-100) menyuplai panas vaporisasi dalam reboiler dari kolom
bertekanan rendah (T-101),  Heat-integration, yang terfasilitasi, karena terdapat
o
perbedaan suhu yang relative besar (24 C) antara kondensor kolom bertekanan tinggi
dan reboiler  kolom bertekanan rendah, disimulasikan sebagai berikut :
1.  Split ratio pada S-1 diatur sampai heat duty, C1-DUTY dan R2-DUTY, cocok;
hal ini terjadi pada rasio S1/S2 sama dengan 52/48.
2.  Aliran energi R2-DUTY tidak diperlukan dan di-delete. Sehingga, kolom T-101
berwarna kuning, yang menunjukkan unconverged   karena reboiler   duty-nya
tidak terdefinisi.
3.  Aliran energi C1-DUTY dipasang pada bagian energi reboiler   pada kolom T-
101. Sehingga, kolom ini overspecified , karena reboiler duty-nya di-set  oleh C1-
DUTY. Sehingga, satu dari dua spesifkasi harus dibebaskan untuk mendapatkan
penyelesaian.

1.  Bukalah “New Case” pada HYSYS Anda. Kemudian tekan tombol “Add” yang
terdapat di kotak dialog “Simulation Basis Manager”. Kemudian masuklah ke
“Components” dan tentukan komponen-komponen yang ada dalam kasus, yaitu
methanol dan air.

Gambar 1. Penentuan komponen dalam kasus


2.  Setelah itu kembali ke “Prop Pkg” dan Anda diminta untuk menentukan  property
 package yang akan digunakan pada penyelesaian kasus ini. Pilih UNIQUAC dengan
 

 
cara mengarahkan sorot mouse Anda ke label “UNIQUAC”. Kemudian tutup kotak
dialog ini.

Gambar 2. Penentuan property package

3.  Tekan “Enter Simulation Environment”.


4.  Setelah itu Anda diminta untuk menentukan kondisi  feed   dan komposisinya. Untuk
melakukan hal ini, klik “Workbook”. Lalu  tentukan  suhu, tekanan dan komposisi
dari methanol dan air masing-masing 50 %fraksi mol.
Setelah itu tutuplah kotak dialog “Workbook”.

Gambar 3. Anda harus menuliskan label “Feed” dan menentukan suhu, tekanan
dan laju alir (molar)
 

Gambar 4. Penentuan komposisi equimolar methanol-air

Gambar 5. Kondisi akhir “Workbook”.

5.  Klik dan drag-lah obyek yang diinginkan. Pada kasus ini pilih splitter, valve dan
dua buah kolom distilasi
 

Gambar 6. PFD yang belum terselesaikan

Penyelesaian Splitter
1.  Lakukan double click  pada icon splitter  
2.  Pada kotak dialog yang muncul, isilah label untuk setiap aliran yang masuk
maupun yang keluar dari splitter . Pada aliran masuk isi dengan “ Feed”
sedangkan pada aliran keluar isi dengan “S1” dan “S2”.

Gambar 7. Tampilan “Connections Design”. Anda diminta untuk memberi


label pada aliran masuk maupun keluar dari TEE-100
 

 
3.  Masuklah ke “Parameters” dan tentukan faktor pemisahan untuk S1 sama
dengan 0,52 sedangkan untuk S2 akan mengikuti. Seketika akan muncul label
“OK ” di bagian bawah kotak dialog ini. Setelah itu tutup kotak dialog ini.

Gambar 8. Penentuan split fraction 

Penyelesaian Valve
1.  Lakukan double click  pada icon valve 
2.  Pada kotak dialog yang muncul, isilah label untuk setiap aliran yang masuk
maupun yang keluar dari valve. Pada aliran masuk isi dengan “S2” sedangkan
pada aliran keluar isi “S3”.

Gambar 9. Tampilan “Connections Design” untuk VLV-100


 

 
3.  Tentukan tekanan pada “S3”. Hal ini dapat Anda lakukan dengan cara Anda
masuk ke “Worksheet” kemudian menentukan tekanan keluar pada “S3 ”
sebesar 1,01 bar. Setelah itu akan muncul label “OK ” di bagian bawah kotak
dialog ini.

Gambar 10. Penentuan tekanan keluar dari VLV-100

4.  Menutup kotak dialog valve ini.

Penyelesaian Kolom Distilasi T-100


1.  Lakukan double click  pada icon T-100.
2.  Pada kotak dialog yang muncul, isilah label untuk setiap aliran yang masuk
maupun yang keluar dari T-100. Pada material stream  masuk isi dengan “S3 ”
sedangkan pada aliran keluar isi “D2” untuk produk atas (pilih “Total
Condenser”) dan “B2” untuk produk bawah. Sedangkan untuk energinya, beri
label “C2-Duty” untuk reboiler dan “R2-Duty” untuk reboiler . Setelah
pemberian label yang terakhir, tekan “Enter” untuk mengaktifkan menu”Next
>”.
 

Gambar 11. Pemberian label untuk setiap aliran pada T-100

3.  Tekan “Next>”. Kemudian menentukan “Condenser Pressure” dan “Reboiler


Pressure” berturut-turut adalah 1 bar dan 1,02 bar. Tekanan kondensor harus
lebih kecil daripada tekanan kolom ( feed   masuk kolom) sedangkan tekanan
reboiler   harus lebih besar daripada tekanan kolom ( feed   masuk kolom).

Gambar 12. Penentuan tekanan atas dan bawah kolom pada T-100

4.  Tekan “Enter” untuk mengaktifkan menu “Next >”.


5.  Pada kotak dialog selanjutnya, Anda boleh menentukan atau membiarkannya
kosong karena merupakan pilihan (Optional). Disini kita hanya akan mengisi
“Reflux Ratio” dengan 0,834 dan membiarkan “Liquid Rate” kosong.
 

Gambar 13. Bagian ketiga dari empat bagian pada T-100 yang harus ditentukan.
Pada bagian ini boleh dikosongi.

6.  Lanjutkan dengan menekan menu “Next >”. 


7.  Membiarkan “Reflux Ratio” dan “Liquid Rate” tetap kosong kemudian
menekan munu “Done”.

Gambar 14. Bagian akhir dari T-100 yang harus ditentukan

8.  Masuklah ke “Monitor”. Kemudian tekan “Add Specs” dan akan muncul
 jendela yang mengetengahkan berbagai macam “Column Specification Types ”.
Pilih “Column Components Fraction” lalu klik “Add Spec(s)”. Tentukan
 

 
“Stage” dengan “Condenser”, “Specs Value” sama dengan 0,96 dan
“Components” adalah methanol.

Gambar 15. Tampilan “Column Specification Types”

Gambar 17. Spesifikasi yang harus ditetapkan pada obyek tambahan Anda.

9.  Tutup kotak dialog.


10. Mengganti active check box dari “Distillate Rate” ke “Comp Fraction”.
 

Gambar 18. Tampilan monitor  

11. Setelah pada bagian bawah kotak dialog terdapat label “Converged” maka
langkah selanjutnya menutup kotak dialog ini. Tampilan selanjutnya dapat
dilihat seperti di bawah ini.

Gambar 19. PFD setelah splitter, valve dan kolom T-100 diselesaikan
 

 
Penyelesaian Kolom Distilasi T-101
1.  Lakukan double click pada icon T-101.
2.  Pada kotak dialog yang muncul, isilah label untuk setiap aliran yang masuk
maupun yang keluar dari T-101. Pada material stream masuk isi dengan “ S1 ”
sedangkan pada aliran keluar isi “D1” (pilih “Total Condenser”) untuk produk
atas dan “B1” untuk produk bawah. Sedangkan untuk energinya, beri label “ C1-
Duty” untuk reboiler dan “R1-Duty” untuk reboiler . Setelah pemberian label
yang terakhir, tekan “Enter” untuk mengaktifkan menu”Next >”.

Gambar 20. Pemberian label untuk setiap aliran pada T-101

3.  Tekan “Next>”. Kemudian menentukan “Condenser Pressure” dan “Reboiler


Pressure” berturut-turut adalah 5 bar dan 5, 3 bar. Tekanan kondensor harus
lebih kecil daripada tekanan kolom ( feed   masuk kolom) sedangkan tekanan
reboiler   harus lebih besar daripada tekanan kolom ( feed   masuk kolom).
 

Gambar 21. Penentuan tekanan atas dan bawah kolom pada T-101

4.  Tekan “Enter” untuk mengaktifkan menu “Next >”.


5.  Pada kotak dialog selanjutnya, Anda boleh menentukan atau membiarkannya
kosong karena merupakan pilihan ( Optional). Disini akan dibiarkan kosong.
6.  Lanjutkan dengan menekan menu “Next >”.
7.  Disini kita hanya akan mengisi “Reflux Ratio” dengan 1.26 dan membiarkan
“Liquid Rate” kosong kemudian menekan menu “Done”.
8.  Masuklah ke “Monitor”. Kemudian tekan “Add Specs” dan akan muncul
 jendela yang mengetengahkan berbagai macam “Column Specification Types ”.
Pilih “Column Components Fraction” lalu klik “Add Spec(s)”. Tentukan
“Stage” dengan “Condenser”, “Specs Value” sama dengan 0,96 dan
“Components” adalah methanol.
 

Gambar 22. Tampilan “Connections Design”

9.  Tutup kotak dialog.


10. Mengganti active check box dari “Distillate Rate” ke “Comp Fraction”.

Gambar 23. Tampilan setelah Anda mengganti active check box dari “Distillate Rate” 
ke “Comp Fraction” 

11. Setelah pada bagian bawah kotak dialog terdapat label “Converged” maka
langkah selanjutnya menutup kotak dialog ini. Tampilan selanjutnya dapat
dilihat seperti di bawah ini.
 

Gambar 24. PFD untuk sistem yang tanpa integrasi panas

Selamat !! Anda hampir menyelesaikan kasus ini.


Untuk menyelesaikan integrasi panas :
1.  Hapus aliran energi “R2-Duty” karena sudah tidak diperlukan, sehingga
PFD T-101 akan memiliki highlighted   warna kuning yang menunjukkan
bahwa hal ini “Unconverged” sebab energi reboiler  tidak terdefinisikan.
2.  Pasangkan energi “C1-Duty” yang merupakan energi kondenser T-100 pada
energi reboiler T-101. sebagai hasilnya akan muncul kotak dialog yang
menyatakan bahwa kolom berada pada kondisi yang “overspecified ”. Untuk
mengatasinya, pada kolom T-100 harus dikurangi hal yang ditetapkan. Pada
kasus ini “Reflux Ratio” akan dinonaktifkan. Untuk menonaktifkan “Reflux 
Ratio”, masuklah ke “Monitor  Design” dan hilangkan tanda silang pada
“Active” check box untuk “Reflux Ratio”.

Gambar 25. Kotak dialog ketika terjadi overspecified .


 

Gambar 26. Dapat Anda lihat bahwa ketika terjadi overspecified “Degrees of
Freedom” bernilai -1.

Setelah itu hasilnya dapat Anda lihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 27. Menghilangkan active check box Anda dari Reflux Ratio.


 

Gambar 28. PFD dengan integrasi panas


 

RECYCLE :
Proses Produksi
Ethyl Chloride
 

RECYCLE : Produksi Ethyl Chloride

Dalam industri kimia, banyak proses yang memerlukan recycle dengan berbagai


alasan. Konversi reaksi yang tidak bisa 100 % dan mahalnya reaktan menyebabkan
diperlukannya recycle  disini. Juga bila reaksi adalah reaksi kesetimbangan dan
terbentuk produk samping, untuk menjaga kesetimbangannya maka produk samping
tersebut di recycle dengan tujuan untuk menjaga agar tidak terlalu banyak reaktan yang
menjadi produk yang tidak diinginkan. Tentunya harus diketahui terlebih dahulu
bagaimanakah sifat-sifat fisik dan kimia dari produk sehingga proses roduksi bisa
berjalan baik.
Adanya inerts  dalam  fresh  feed   yang memiliki sifat fisik maupun kimia yang
mirip dengan reaktan yang akan di- recycle juga harus diperhatikan. Begitu juga dengan
adanya produk samping. Bila dibiarkan terus menerus berada di dalam sistem maka
 jalannya reaksi akan terganggu. Inerts yang tidak dibuang akan menyebabkan turunnya
konversi reaksi sebab sebagian besar volume reaktor diisi oleh inert . Untuk itu perlu
dilakukan purge.
Berikut ini adalah contoh kasus yang memerlukan recycle  dan dibutuhkan
 purge, yaitu produksi ethyl chloride. Salah satu cara untuk memproduksi ethyl chloride
adalah mereaksikan ethylene dengan HCl pada fase gas dengan menggunakan katalis
copper chloride yang di support  oleh silica.

C2H4  + HCl   C2H5Cl


Ethylene Hydrogen Chloride Ethyl Chloride

Purge

S-Duty
Fresh Feed
Ethyl Chloride
R-Duty Se arator
Reaktor

Gambar 1 Diagram Alir Proses produksi Ethyl Chloride


 

 
Sebagaimana proses yang ditunjukkan oleh gambar 1, aliran umpan memiliki
komposisi 50 %mol HCl, 48 %mol C2H4 dan 2 %mol N2 dengan laju alir 100 kmol/jam
o
pada suhu 25 C dan tekanan 1 atm. Karena reaksi hanya memiliki konversi 90 %mol,
ethyl chloride yang keluar sebagai produk dipisahkan dari reagent   yang tidak bereaksi
dan kemudian di-recycle. Pemisahan menggunakan kolom distilasi yang diasumsikan
terjadi pemisahan sempurna. Proses ini dioperasikan pada tekanan atmosfer dan
 pressure drop diabaikan. Untuk mencegah terjadinya akumulasi bahan-bahan yang inert  
di dalam sistem, dilakukan purge sebesar 10 kmol/jam.
Dengan kondisi yang diberikan diatas, bagaimanakah keadaan direcycle dan
produk yang terbentuk, baik kondisi dan besar alirannya maupun komposisinya ?

Penyelesaian :
1.  Bukalah sebuah “New Case” pada Software HYSYS  2.2 Anda
2.  Pada layar monitor Anda akan muncul jendela dengan label “Simulation Basis
Manager”. Kemudian pada “Fluid Pkgs”, tekanlah “Add”.

Gambar 2. Tampilan awal kotak dialog “Simulation Basis Manager”. 

Di layar akan muncul jendela dengan label “Fluid Package : Basis-1 ” dan
masuklah ke “Components” kemudian masukkan semua komponen yang ada dalam
kasus yaitu ethylene, hidrogen chloride, ethyl chloride dan nitrogen dengan cara
mengetikkan nama komponen pada kotak yang berlabel “Match” dan kemudian
menekan “Add Pure”.
 

Gambar 3. Penentuan komponen-komponen dalam kasus yaitu dengan menuliskan


nama komponen pada kotak “Match”. 

Catatan  : Anda juga bisa menggunakan “ Family Filter” yang


berguna untuk menampilkan komponen-komponen yang
hanya satu jenis (satu group). Misalnya bila Anda memilih
“Alcohols” maka monitor hanya akan menampilkan komponen yang
memiliki gugus alkohol sebagai pilihannya. Pun demikian dengan
“Aldehide”, hanya akan menampilkan komponen yang memiliki gugus
aldehid dalam jendela pilihannya.

3.  Setelah itu kembalilah ke “Prop Pkg” untuk memilih persamaan atau model
 property yang ada. Pilihlah SRK sebagai model property package Anda.

Gambar 4. Penentuan “Property Package”. Ada berbagai macam pilihan yang


disediakan seperti Activity Models dan Vapour Pressure Models.
 

Ingat : Tidak semua property package sesuai untuk semua komponen.


Apabila terdapat komponen-komponen yang tidak sesuai dengan
 property package yang Anda pilih, maka sesaat setelah Anda
menekan “Enter Simulation Environment” akan muncul kotak
dialog seperti di bawah ini :

Gambar 5. Kotak dialog ini akan muncul setelah Anda menekan “Enter Simulation
Environment” dan antara komponen-komponen yang dipilih dengan
 jenis Property Package tidak sesuai

Karenanya untuk menghindari hal-hal seperti ini maka penting untuk


mengetahui terlebih dahulu apa syarat-syarat untuk setiap  property  package 
model.  Misalnya untuk UNIQUAC yang merupakan activity model memiliki
karakteristik seperti berikut ini :
•  Hanya mempunyai dua parameter bebas
•  Parameter UNIQUAC hanya mempunyai ketergantungan yang kecil
terhadap suhu
•  Karena variabel konsentrasi yang utama adalah parameter fraksi
permukaan dan bukan fraksi mol, persamaan UNIQUAC dapat
diaplikasikan pada larutan yang terdiri dari molekul besar maupun
molekul kecil, termasuk polimer-polimer.

4.  Kemudian masuklah ke “Rxns”. Kemudian klik “Simulation Basis Manager”.


5.  Disini Anda harus memasukkan kembali komponen yang bereaksi dengan cara klik
“Add Comps”. Ada dua cara, yang pertama adalah klik pada “ Library” dan
ketiklah nama-nama komponen pada kotak berlabel “Match” yaitu ethylene, HCl
dan ethyl chloride. Ingat, hanya komponen yang terlibat dalam reaksi, yaitu reaktan
dan produknya. Sedangkan inert  tidak perlu dimasukkan. Cara kedua adalah dengan
menekan label “Add This Group of Components” dan secara otomatis semua
 

 
komponen yang sudah Anda masukkan di awal akan mengisi kolom “Selected
Reaction Components”. Apabila Anda menggunakan cara yang kedua maka
komponen-komponen yang inerts  juga akan berada pada jendela “Selected
Reaction Components”. Namun komponen tersebut tetap saja tidak berpengaruh
pada reaksi yang terjadi. Setelah itu tutup jendela komponen dengan meng-klik
tanda silang pada jendela dialog.
6.  Kemudian klik “Add Rxns” dan pilih “Conversion” dengan cara mengarahkan
sorot mouse Anda pada label “Conversion” lalu klik “Add Reactions”. Setelah itu
pada layar monitor Anda akan muncul jendela seperti ini.

Gambar 6. Kotak jendela “Conversion Reaction”.

Setelah itu isikan komponen-komponen yang bereaksi juga stoikiometrinya.

Catatan : Angka stoikiometri pada reaktan harus diberi tanda negatif.


 

Gambar 7. Tampilan setelah Anda menentukan komponen-komponen yang terlibat


dalam reaksi yaitu ethylene, HCl dan ethyl chloride. Perhatikan koefisien
reaksinya !

7.  Setelah itu masuklah ke “Basis”. Sebagai base component   pilih ethylene dengan
konversi reaksi 90 %mol. Pada persamaan yang ada, dapat dilihat bahwa konversi
reaksi merupakan fungsi suhu. Karena untuk kasus ini konversi reaksi tidak
dipengaruhi oleh suhu, maka masukkan nominal 90 pada baris Co.

Gambar 8. Tampilan setelah Anda menentukan konversi reaksi yaitu 90 %mol


dengan basis ethylene. Apabila konversi reaksi Anda dipengaruhi oleh
suhu maka Anda juga harus menentukan nominal pada C1 dan C2.

8.  Setelah muncul tulisan “Ready” dan warna di bagian bawah berubah menjadi hijau
maka reaksi sudah siap digunakan. Tutup dengan mengarahkan kursor ke tanda
 

 
silang dan klik disana. Dengan cara yang sama, tutup jendela dengan label
“Reactions”.
9.  Kemudian kembalilah ke “Fluid Package : Basis-1 ” dan isilah “Current Reaction
Sets” dengan cara mengarahkan kursor mouse pada “Global Rxn Set ” kemudian
menekan “Add Set”.

Gambar 9. Tampilan yang menunjukkan set reaksi yang akan digunakan dalam
proses yaitu dalam jendela “Current Reaction Sets”

10. Setelah itu masuklah ke “Simulation Basis Manager” dengan cara klik di label
tersebut setelah itu klik “Enter Simulation Environment ”.
11. Pilihlah mixer, reaktor yang merupakan konversion reaktor (terdapat di general
reaktor), component splitter, tee dan recycle kemudian susun seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 10. Tampilan PFD yang belum diselesaikan


 

 
Kemudian selesaikan satu persatu.

Penyelesaian Mixer
1.  Klik dua kali pada gambar mixer dan akan muncul kotak dialog. Buatlah nama
untuk stream-stream yang ada, yaitu R*, Fresh Feed sebagai inlet stream dan Feed  
sebagai outlet stream.

Gambar 11. Kotak dialog Mixer yang telah dilengkapi dengan inlet   dan outlet
stream.

2.  Kemudian masuklah ke “Worksheet”


o
3.  Untuk stream R*, isilah suhu 25 C, tekanan 1 atm, flowrate 0 kmol/jam.
o
4.  Untuk stream   Fresh Feed isi suhu dengan 25 C, tekanan 1 atm dan  flowrate 100
kmol/jam

Gambar 12. Tampilan “Worksheet” dari Mixer. Anda diminta untuk menentukan
suhu, tekanan dan flowrate pada stream R* dan stream Fresh Feed.
 

 
5.  Masukkan komposisi untuk stream  Fresh Feed dengan cara klik di “Composition”
dan ketikkan harga komposisi untuk tiap komponen yaitu : 50 %mol HCl, 48 %
C2H4 dan 2 %mol N2.
6.  Untuk kondisi yang lainnya biarkan saja pada default  HYSYS  2.2
7.  Setelah itu tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda
silang di pojok kanan atas jendela dialog ini.

Penyelesaian Reaktor
1.  Klik dua kali pada reaktor dan akan muncul kotak dialog dan buatlah nama untuk
stream-stream  yang ada yaitu Feed   sebagai inlet stream sedangkan untuk outlet
stream  beri nama Produk Reaktor I  dan Produk Reaktor II. Juga beri nama
stream energinya dengan “R-Duty”.
2.  Kemudian masuklah ke “Reaction” dan isi “Reaction Set” dengan “Global Rxns
Set”.

Gambar 13. Kotak dialog dari reaktor. Pada “Design” Anda dapat memberi label
setiap aliran masuk dan aliran keluar. Sedang disini, “Reactions”
Anda diminta untuk menentukan Reaction Set-nya.

3.  Masuklah ke “Worksheet “ dan tentukan suhu keluar Produk Reaktor I adalah 25
o
C.
4.  Untuk kondisi yang lain biarkan saja pada kondisi default  HYSYS  2.2.
Catatan : Anda juga tidak perlu menetapkan berapa besar aliran energi pada reaktor
ini karena Anda sudah menetapkan suhu keluar aliran yang keluar dari
reaktor. Namun bila Anda tidak menetapkan suhu aliran keluar reaktor,
 

 
maka Anda perlui untuk menetapkan besar energi yang masuk atau
keluar dari reaktor ini.
5.  Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.

Penyelesaian Splitter
1.  Klik dua kali pada splitter dan akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini.
2.  Buatlah nama untuk stream-stream yang ada yaitu Produk Reaktor I sebagai inlet
stream, sedangkan sebagai outlet stream  adalah Overhead  dan Bottom. Dan
tuliskan pula nama untuk stream energinya dengan label S-Duty.

Gambar 14. Kotak dialog “Splitter” yang memungkinkan Anda untuk memberi
label pada aliran masuk dan aliran keluar dari Mixer. 

3.  Kemudian masuk ke “Split” dan tentukan faktor pemisahan untuk semua
komponen. Tentukan “Fraction to Overhead ” untuk ethylene = 1, HCl = 1, ethyl
chloride = 0 dan nitrogen = 1. Ini berarti bahwa semua komponen kecuali ethyl
chloride akan keluar sebagai produk atas ( Overhead).
4.  Masuklah ke “Parameters” dan tentukan harga tekanan atas dan tekanan bawah
kolom yaitu 1 atm.
5.  Kemudian masuk ke “Worksheet” dan tentukan suhu keluar dari splitter, yaitu dari
o
Overhead dan Bottom suhu keluarnya adalah 25 C.
6.  Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.
 

 
Penyelesaian Tee
1.  Klik dua kali pada Tee dan akan muncul kotak dialog.
2.  Buatlah nama untuk stream-stream   yang ada. Untuk inlet stream  beri label
Overhead sedangkan untuk outlet stream beri label Recycle dan Purge.
3.  Kemudian masuk ke “Worksheet” dan tentukan molar   flowrate  purge  yaitu 10
kmol/jam.
4.  Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.

Penyelesaian Recycle
1.  Klik dua kali pada R dan akan muncul kotak dialog seperti ini.
2.  Buatlah nama untuk inlet stream adalah Recycle dan outlet stream berlabel R*. 

Gambar 15. Kotak dialog Recycle. Anda cukup menentukan aliran masuk dan
aliran keluarnya saja. Namun bila t idak muncul tulisan OK  maka tekan
kotak berlabel “Continue”.

3.  Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.

Saat ini Anda telah menyelesaikan kasus ini. Anda dapat melihat PFD  (Process Flow
 Diagram) dari kasus yang diberikan seperti berikut ini. Warna untuk material stream 
adalah biru tua sedangkan energy stream  berwarna merah tua. Sedangkan untuk
peralatan memilki garis-garis berwarna gelap.
 

Gambar 16. Tampilan PFD setelah semua terselesaikan. Warna untuk material
stream  adalah biru tua sedangkan energy stream  berwarna merah tua.
Sedangkan untuk peralatan memilki garis-garis berwarna gelap.

Bukalah “Workbook” Anda dan akan muncul jendela seperti ini :

Gambar 17. Tampilan “Workbook”.

Perhatikan bagaimana kondisi dari setiap aliran yang ada. Untuk melihat komposisinya
setiap alirannya, maka bukalah “Compositions”.
 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Febrianto, Eko dkk, “Modul Pelatihan Hysys versi 2.2” Laboratorium Komputasi
Numerik dan Terapan” Jurusan Teknik Kimia ITS Surabaya, 2002
2.  Himmelblau, David “Chemichal Engineering Basic Principles”, 3rd edition
rd
3.  Levenspiel, Octave “Chemical Egineering Reacton”, 3 edition
4.  User’s Guide Hysys versi 2.2
 

TENTANG PENYUSUN

Haris Puspito Buwono  merupakan koordinator penyusunan


modul ini. Anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya laki-laki ini
dilahirkan di Trenggalek pada tanggal 10 April 1980 dan menggemari
nonton film kartun sebagai pengisi waktu luangnya. Bagi penyusun,
buku ini adalah kado ulang tahun terindah yang pernah ada.
Penyusun mengucapkan terimakasih buat seluruh waktu dan
tenaga yang telah tercurahkan dari berbagai pihak. Moko untuk installer Hysys 2.4 dan
sahabat diskusi penyusunan materi ini yang selalu sedia setiap saat dan mengingatkan
tuk makan, Wi’ yang telah menjadi bahan eksperimen untuk mencoba algoritma-
algoritma dalam modul dan bawain srikaya, Lia Umi buat masukan bagaimana pelatihan
berlangsung dan Diana buat saran integrasi panasnya. Buat Mbah Izzu thanks buat
komputernya, Teguh sory aku terlalu sibuk bikin modul hingga nggak sempet menulis
artikel request-mu, Muhib buat pinjeman modul lamanya, Pram thank buat pinjeman ide
“Nyanyi bisu seorang bisu”, Kondektur, sopir bus kota dan lyn yang sudah
mengantarkan aku selamat sampai tempat tujuan. Pak Musfil yang sudah memberi
kepercayaan untuk men-trainer. Azis dan Tono partner main game CM buat ngilangi
suntuk, Jun yang selalu masak-masak, Yidin yang bikinkan kopi. Pak Joko, makasih
buat resep obat TBCnya. Ajib tanks buat flask disknya, dek Bagus dan ANsori ntuk
sms-nya.

Sunarmi dan Sutadji adalah kedua orang tua yang membesarkan dan
mendidik pria ini hingga ia menjadi seorang muslim yang cukup
taat sampai saat ini, karena itulah ia sangat berterima kasih dan
selalu berdoa serta berusaha membahagiakan mereka. Trihasmoko,
yang sejak kecil biasa dipanggil “Moko” lahir pada tanggal 22
(Selasa Pahing) Mei 1980. Penyusun yang tinggal di Jalan Bangka
VII No. 3 Jember ini memiliki hobi berkebun dan nonton film kartun. Ini adalah
pengalaman pertamanya sebagai trainer .

Dwi Purwo Nugroho dilahirkan di  Surabaya pada tanggal 21 Pebruari 1981. Anak
kedua dari empat bersaudara ini lebih sering berada di Sidoarjo daripada di Surabaya.
Untuk mengisi waktu luangnya, pria ini lebih senang berjalan-jalan ke toko buku
“Gramedia” untuk membaca komik.
 

Diana Fitri Mahardani ; lahir di Kediri, 16 Oktober 1980. Anak kedua dari tiga
bersaudara ini merupakan sarjana Teknik Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya (ITS) (2005). Pengalamannya menjadi trainer pelatihan yaitu
trainer   pelatihan program komputer HYSYS Process 2.2 di jurusan Teknik Kimia ITS
(2004), trainer pelatihan program komputer VISIO gelombang I di D3 Teknik Kimia
ITS (2004), dan trainer pelatihan program komputer VISIO gelombang II di D3 Teknik
Kimia ITS (2004).

Lia Umi Khasanah; lahir di Tulungagung, 31 Juli 1980. Ia merupakan sarjana Teknik
Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) (2005).
Pengalamannya menjadi trainer pelatihan yaitu trainer   pelatihan program komputer
HYSYS Process 2.2 di jurusan Teknik Kimia ITS (2004), trainer pelatihan program
komputer VISIO gelombang I di D3 Teknik Kimia ITS (2004), dan trainer pelatihan
program komputer VISIO gelombang II di D3 Teknik Kimia ITS (2004).

Anda mungkin juga menyukai