MODUL PELATIHAN
HYSYS VERSI 2.4
PENYUSUN :
HARIS PUSPITO B
DWI PURWO N
TRIHASMOKO
LIA UMI KHASANAH
DIANA FITRI M
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
]
KATA PENGANTAR …………………………………… i
REAKTOR …………………………………… 36
RECYCLE …………………………………… 89
PENGENALAN
HYSYS
Gambar 1. Tampilan pertama kali ketika Anda membuka Hysys versi 2.2
Ingat bahwa tampilan ini telah di-resized , tampilan dekstop anda dapat nampak
lebih besar dari tampilan pada awal dibuka. Untuk resize tampilan, klik dan drag batas
luar. Untuk membuat tampilan ukuran penuh, tekan tombol ” Maximize” dipojok kanan
sudut bagian atas.
Sebelum membuka pre-built Get Started kasus, anda perlu memilih set satuan
HYSYS yang digunakan untuk menunjukkan informasi. Anda dapat memeriksa set
satuan yang digunakan sekarang dengan mengakses ”Session Preferences”.
1. Memilih “Preferences” dari HYSYS menu “Tools”, dan tampilan “Session
Preferences” akan terbuka.
Diperlihatkan:
Gambar 2. Tampilan akan dapat Anda lihat saat Anda mengarahkan sorot mouse
Anda pada “Tools” Hysys.
Gambar 3. Jendela ini akan nampak saat Anda memilih ”Preferences” kemudian
klik ”Variables”
3. Sekarang klik pada ”Field” untuk menetapkan unit yang akan digunakan.
.Gambar 4. Menunjukkan jenis set yang akan digunakan pada Get Started ini.
Gambar 5. Tampilan apabila Anda menekan tombol “Open Case” pada menu bar
atau memilih “Open” kemudian “Case” dari menu “File” atau
menekan “CTRL O”.
2. Buka subdirectory Samples dan sorot daftar file sampai gstrt-ss.hsc nampak oleh
Anda.
3. Klik pada gstrt-ss.hsc, tekan tombol Open. Pre-Built simulation case akan nampak
pada desktop.
3. Tekan tombol ”Save”, dan HYSYS akan menyimpan kasus anda dengan nama yang
baru itu.
Tiga jendela atau tampilan, sekarang ditunjukkan pada desktop HYSYS. Masing-
masing tampilan diidentifikasi dengan judul yang terdapat dibagian atas tampilan.
Tampilan yang aktif sekarang adalah PFD (Process Flow Diagram), yang menyajikan
flowsheet proses. PFD menunjukkan :
• Stream dan unit operasi, yang ditunjukkan oleh simbol (yang disebut icon), di dalam
flowsheet itu.
• Konektifitas diantara stream dan unit operasi.
• Sebuah tabel property untuk stream “Reactor Prods”.
Jika anda menghendaki, anda dapat re-size tampilan PFD agar lebih menarik, dengan
jalan sebagai berikut:
Property view sebuah obyek pada awal dibuka, akan langsung ditampilkan.
Untuk property view “Material Stream”, tab awal adalah tab “Worksheet”; halaman
yang pertama adalah halaman “Conditions”. Tab didaftar disepanjang bottom dari
tampilan obyek. Tiap tab berhubungan dengan halaman yang berisikan daftar kolom
pada sisi kiri dari tampilan, di bawah nama tab. Ubahlah tab atau halaman dengan
memilih obyek dengan kursor. Halaman ”Conditions” dari tab ”Worksheet”
memberikan kondisi-kondisi dasar dari stream; vapour fraction, temperatur, tekanan,
aliran material dan aliran panas ( entalpi).
Gambar 10. Tampilan “Conditions” pada menu “Worksheet” dari “Property View ”
untuk “Prop Oxide”.
• Energy Streams: memajang nama dan aliran panas dari tiap energi stream.
Sebagai contoh akan dihitung jumlah pendingin yang diperlukan untuk reaktor pada
o
temperatur tertentu. Reaktor beroperasi pada 135 F, dimana temperatur ini adalah
temperatur produk (Reactor Prods).
o
Gambar 12. Mengubah suhu ”Reactor Prods” pada ”Workbook” menjadi 135 F.
Tugas pendinginan yang diperlukan reaktor dengan temperatur yang ditetapkan adalah
4.8 MMBtu/Hr, merupakan aliran panas dari pendingin stream energi Coolant. Cek
kebutuhan pendingin untuk temperatur keluaran 100oF. Temperatur reactor di-set
dengan spesifikasi pada stream keluaran ”Reactor Prods”.
Untuk spesifikasi temperatur sebuah separator baru:
1. Kembali ke tab ”Material Stream” didalam ”Workbook” dengan meng-klik pada
tab.
2. Memilih sel temperatur untuk stream “Reactor Prods”.
3. Ketik angka 100, tekan ENTER. HYSYS akan secara otomatis re-calculate
Flowsheet berdasar pada temperatur yang baru itu.
o
Gambar 14. Mengubah suhu ”Reactor Prods” pada ”Workbook” menjadi 100 F.
To Use Do This
Match Cell 1. Pilih satu dari tiga format nama, SimName, Full Name /
Synonym, or formula dengan mengklik pada kolomnya.
2. Klik pada Match cell dan masukkan nama komponen.
Sesaat setelah huruf diketik, maka daftar akan berubah
pada match yang telah dimasukkan.
3. Setelah meminta komponen lakukan berikut ini:
Tekan Enter
Tekan tombol Add Pure
Klik dua kali pada komponen yang dipilih.
Component List 1. Menggunakan scroll bar untuk daftar komponen utama,
tarik scroll bar pada daftar komponen sampai
didapatkan komponen yang diinginkan.
2. Untuk menambahkan komponen yang lain:
Tekan Enter
Tekan tombol Add Pure
Klik dua kali pada komponen yang dipilih.
Family Filter 1. Pastikan Match sell kosong dan tekan tombol Family
Filter.
2. Pilih family yang diinginkan dari Family Filter (i.e.
Hydrocarbon) untuk menampilkan hanya type
komponen itu.
3. Gunakan kedua metode diatas kemudian pilih
komponen yang diinginkan.
4. Untuk menambahkan komponen yang lain:
Tekan Enter
Tekan tombol Add Pure
Klik dua kali pada komponen yang dipilih
6) Pilih komponen – komponen berikut N2, H 2S, CO2, C1, C2, C3, i-C4, n-C4, i-C5, i-C5,
C6 dan H2O.
7) Pilih tombol Hypothetical pada Add Comps untuk menambahkan hypoyhetical
komponen pada Fliud Package.
Komponen hypothetical dapat digunakan untuk model komponen non-library, definisis
campuran, tidak mendefinisikan campuran atau solid. Kita akan gunakan komponen
hypothetical untuk memodelkan komponen dalam campuran gas yang lebih besar
daripada hexane. Untuk membuat komponen hypothetical ini, pilih tombol Quick
Create A Hypo Comp .
8) Pada tab ID hypo component view , berikan nama komponent, C7+
Dalam kasus ini kita tidak mengetahui struktur komponen hypothetical dan kita
modelkan campuran sehingga kita tidak menggunakan Struktur Builder.
9) Pindah ke Critical tab Property yang diberikan oleh untuk komponen C7+ adalah
o o
Normal Boiling Pt . Masukkan nilai sebesar 110 C (230 F). Tekan tombol
Estimate Unknwon Props untuk memperkirakan seluruh property lain dan definisi
keseluruhan komponen hypothetical.
10) Pada saat Hypo telah didefinisikan, kembalilah pada Fliud Package dengan menutup
tampilan Hypothetical Component C7+.
11) Tambahkan hypo pada Current Component List dengan memilihnya pada group
Hypo Component dan kemudian tekan tombol Add Hypo.
Setelah Hypo yang anda buat adalah bagian dari Hypo group. Hypo ini ditempatkan
pada Hypogroup I, anda dapat menambahkan additional group dan memindahkan
komponen hypo group antara. Hal ini dilakukan pada hypothetical tab Simulation Basis
Manager.
Sekarang anda telah melengkapi instalasi Fluid Package. Anda mungkin melihat
koefisien benar Peng-Robinson untuk komponen yang ada pilih dengan memilih tab
Binary Coeffs.
Sekarang Fluid Package telah terdefinisi, anda siap untuk memindahkan dan mulai
membuat simulasinya. Tekan tombol Enter Simulation Environment untuk memulai
simulasi.
Adding Stream
Dalam HYSYS, ada dua tipe aliran, Material dan Energy. Material Stream memiliki
komposisi dan parameter seperti suhu, tekanan dan flowrate. Semuanya digunakan
untuk menggambarkan Process Stream. Energy Stream hanya mempunyai satu
parameter, yaitu Heat Flow. Semuanya digunakan untuk menggambarkan supply Duty
atau dengan Unit Operasi.
To Use This…. Do This….
Menu Bar - Pilih Add Stream dari Flowsheet menu atau
- Tekan tombol <F11>
Stream Property View terbuka
Workbook Buka workbook dan menuju Material Stream tab.
Ketik nama aliran kedalam **New** cell
Object Palete Dari menu Flowsheet, pilih Open Object palette atau
tekan <F4> untuk membuka Object Palette.
Klik dua kali pada icon stream
4. Jika dialog untuk Input Composition for Stream tidak muncul, klik dua kali pada
sell Mass Flow.
5. Klik tombol Mole Fraction pada group Composition Basis untuk merubah basis
dari mass menjadi mole fraction.
3. Klik tombol OK untuk menutup Input Composition pada dialog stream.
C1 0.5664
C2 0.2545
C3 0.0145
i-C4 0.0041
n-C4 0.0075
i-C5 0.0038
n-C5 0.0027
C6 0.0060
C7+ 0.0090
H2O 0.0909
Flash Calculations
HYSYS dapat menampakkan tiga tipe Flash Calculation pada stream: P-T, Vf – P dan
Vf – T. Segera setelah komposisi stream dan temperatur serta tekanan atau fraksi uap
diketahui, HYSYS menampakkkan flash calculation pada stream, menghitung tiga
parameter.
Attaching Utilities
Utilities yang tersedia dalam HYSYS adalah tombol berguna yang berinteraksi dengan
proses anda, tersedia informasi tambahan atau analisa stream atau operasi. Segera
setelah menginstal, utilities menjadi bagian dari flowsheet, perhitungan otomatis ketika
kondisi berubah dalam aliran atau operasi yang sangat dekat.
Ada beberapa cara pendekatan stream utilities
5. Pilih Envelope dan kemudian klik tombol Add Utility. Muncullah layar Envelope
Utility.
6. Tab Connections menunjukkan nilai kritis dan maksimum Envelope.
7.
1. Gunakan kombinasi tombol kunci <Ctrl><U> untuk membuka jendela Available
Utilities.
2. Pilih Property Table dan tekan tombol Add Utility. Property Table akan tampak
Memungkinkan untuk memilih property multiple dependent. Sebagai tambahan,
mungkin itu dari phase yang berbeda atau bulk properties.
11. Pilih tombol Bulk dan perhatikan cell pada Property matrix.
12. Pilih Mass Density dari daftarnya.
13. Pilih tombol Liquid. Gerakkan cursor pada corresponding empty cell. Pilih property
Thermal Conductivity dari daftarnya.
14. Pilih tombol Vapour dan pilih property Viscosity.
15. Tekan tombol Calculate untuk menghasilkan Tabel property.
Anda dapat memerikasa hasil property Table pada format graphical atau tabular pada
tab Performance.
NERACA MASSA
DAN ENERGI
Dalam HySys ada dua tipe aliran, Material dan Energy. Material Stream
memiliki komposisi dan parameter seperti flowrate, suhu, dan tekanan yang digunakan
untuk menggambarkan process stream. Sedangkan Energy Stream hanya mempunyai
satu parameter yaitu heat flow untuk menggambarkan supply duty.
Ambil contoh kasus Proses Pemisahan Campuran Ammonia – Air.
Campuran ammonia – air, dalam fase uap jenuh pada 250 psia dan mengandung 80%
ammonia, akan dilewatkan kondenser dengan flow rate 10000 lb/hr. Panas diambil
dengan rate 5,8 x 106 Btu/hr. Effluentnya diekspansikan sampai tekanan 150 psia
(fig 1)
kemudian diumpankan ke flash vessel melalui valve. Dengan mengabaikan heat
loss dari peralatan ke lingkungan dan mengabaikan pressure drop dalam valve, tentukan
komposisi aliran liquida yang keluar dari separator!
Penyelesaian :
Membuat Fluid Package/Flowsheet
1. Klik ikon New Case sehingga keluar form Simulation Basis Manager
2. Klik tombol Add untuk mendifinisikan property package yang baru. Tampak
Fluid Package: Basis-1
3. Kemudian memilih property package pada Prop Pkg tab. Kita pilih persamaan
SRK dan basis simulasinya diberi nama Ammonia-air
6. Setelah property package didefinisikan, tutup form Fluid Package: Ammonia-air
dan kembali pada Simulation Basis Manager.
Penyelesaian neraca massa dan energi dalam HySys dapat diselesaikan dengan
beberapa cara, disini kita selesaikan langsung melalui Object Palette.
2. Klik ikon PFD sehingga muncul layar PFD beserta Object Palette-nya. Apabila
Objek Pallete tidak muncul, klik menu Flowsheet dan pilih Open Object Palette
atau langsung tekan <F4>
3. Klik gambar Material Stream dan letakkan pada layar PFD dengan cara
mengeklik (cukup sekali) layar PFD pada sembarang tempat.
4. Klik 2 kali gambar Material Stream sehingga muncul stream property view
5. Pada menu Conditions didefinisikan aliran feed masuk diberi nama A, dan
memasukkan varibel-variabel tekanan, aliran massa, dan fraksi uap sama dengan
1 (uap jenuh)
6. Kemudian klik menu Composition dan isi fraksi massa komponen (perhatikan
basisnya).
Pada saat mengisi kolom fraksi massa akan muncul form Input Composition for
Stream: A. Perhatikan kembali pilihan basisnya, kemudian klik OK
Setelah menekan OK, HySys akan kembali ke worksheet, dan bila kita lihat pada
menu conditions maka property stream telah lengkap. (Variabel yang dimasukkan
bewarna biru)
7. Langkah berikutnya kembali pada layar PFD dengan menutup stream property
view.
8. Klik gambar Cooler dari Object Pallete dan letakkan pada layar PFD
9. Klik 2 kali gambar Cooler sehingga muncul Cooler input window dan pada
menu Connections isikan Nama = Cooler, Inlet = A, Outlet = B, dan Energy =
C-Duty.
Dengan begitu property stream di cooler telah lengkap (lihat pada tab worksheet )
11. Selanjutnya kembali pada layar PFD dengan menutup cooler input window
12. Sama dengan prosedur untuk cooler, meletakkan ikon valve dalam layar PFD
dan selanjutnya mengisi Valve input window. Dimana input adalah stream B
dan output adalah stream C, sedangkan delta P diasumsikan 0 psi
13. Untuk separator juga sama, klik ikon separator dari object pallete dan
meletakkannya di layar PFD. Kemudian mengisikan data-data pada Separator
input window.
14. Sekarang lengkaplah sudah sistem yang dibuat, dan untuk melihat stream
lengkapnya beserta property setiap stream klik ikon workbook.
15. Dan untuk melihat komposisi ammonia ataupun air pada masing-masing stream,
klik 2 kali pada stream yang diinginkan (ambil contoh stream L). Sehingga akan
muncul composition for stream L, dan dapat diketahui bahwa fraksi massa
ammonia dalam stream ini 0,703.
REAKTOR :
Berbagai Jenis
Reaktor
dan Reaksinya
Dalam Case ini, akan dibahas mengenai bermacam-macam reactor yang tersedia
di dalam HYSYS untuk berbagai jenis reaksi yang meliputi Reaksi tunggal, reaksi
kesetimbangan, reaksi seri, reaksi parallel serta reaksi seri-parallel.
Reaksi Tunggal
Kita akan mengambil contoh Pembuatan Propylene Glycol yang merupakan
reaksi antara propylene oxide dengan air. Feed yang masuk berupa aliran propylene
o
oxide murni 150 lbmol/hr dan air murni 11000 lb/hr pada suhu 75 F serta tekanan
16.17 psia. Sebelum masuk ke dalam reactor, propylene oxide dan air terlebih dahulu
diaduk dalam sebuah mixer. Konstanta kecepatan reaksi dapat dihitung berdasarkan
rumus K = A*Exp (-E/RT), di mana harga A = 1.7e+13 dan E = 3.2e+04 .
Prop. Oxide
Mixer Reaktor Produk
Air
Dalam tutorial ini akan digunakan dua jenis reactor yaitu CSTR dan PFR.
Pertama, start HYSYS dan klik new case kemudian setting Preference Session anda :
1. Buka menu tool dan pilih preference. Tampak Session Preference View
2. Sekarang anda berada di Simulation tab dengan Option page terbuka. Hapus tanda
check pada Use Modal Property views dengan klik pada check box.
3. Klik pada Variables tab dan buka Units page, kemudian pilih field pada kotak
Available Unit Sets.
tombol drop-down list pada Edit bar, kemudian pilih atm. Hasilnya ditunjukkan pada
gambar 2.
Sekarang unit set baru anda telah siap. Tutup Session Preference kemudian kembali
pada Simulation Basis Manager.
Membuat Fluid Package
Klik tombol Add, pada Simulation Basis Manager Property views. Yang pertama
dilakukan adalah memilih property package pada Prop Pkg tab. Untuk kasus ini
Property Package yang paling sesuai adalah UNIQUAC. Lihat gambar 3.
Gambar 4. Penentuan komponen yang digunakan dalam kasus dapat dilakukan dengan
mengetikkan nama komponen pada kotak ”Match”
Gambar 5. Jendela binary parameters. Dapat Anda lihat koefisien interaksi biner 12-C3Oxide
terhadap 12-C3diol belum terisi.
Jika anda punya datanya, anda boleh memasukkannya. Teapi dalam contoh ini akan
digunakan fasilitas HYSYS untuk mengestimasi harga koefisien tersebut dengan cara :
1. Pilih UNIFAC VLE radio button
2. Klik tombol Unknowns Only, dan HYSYS akan mengestimasi harga koefisien
yang tidak diketahui seperti dalam gambar 6 berikut.
Gambar 6. Jendela binary parameters. Dapat Anda lihat koefisien interaksi biner 12-C3Oxide
terhadap 12-C3diol sudah terisi.
Mendefinisikan Reaksi
Tutup Fluid Package: Basis-1 view, kembalilah ke Simulation Basis Manager,
kemudian klik Reactions tab. Reaksi antara air dan Propylene Oxide untuk
menghasilkan Propylene Glycol adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Dibagian ini Anda diminta untuk memasukkan kembali komponen yang terlibat
dalam reaksi
2. Pilih FPkg Pool radio button di kotak Add Comps. Radio button ini akan
mengijinkan anda untuk menggunakan komponen-komponen yang ada dalam Fluid
Package.
3. Klik tombol Add This Group of Component , maka semua komponen-komponen
terdaftar sebagai Associate Components dimasukkan dalam daftar Selected
Reaction Components. Seperti gambar 9
Gambar 9. Tampilan setelah Anda memasukkan komponen yang terlibat reaksi dengan cara klik
di “Add This Group of Components ”.
4. Kembalilah ke Simulation Basis Manager. Sekarang dapat anda lihat ketiga
komponen tadi telah terdaftar di Rxn Component group pada Reaction tab.
Membuat Reaksi
1. Dalam Reaction group, klik Add Rxn button, kemudian akan muncul Reaction
view. Akan muncul gambar 11.
2. Pilih tipe reaksi Kinetic, dan klik Add Reaction button sehingga muncul Kinetic
Reaction property view terbuka pada Stoichiometry tab. Lihat gambar 12
Gambar 12. Setelah Anda memilih jenis r eaksi (Kinetic) akan muncul jendela seperti ini.
3. Masukkan komponen-komponen dengan klik **Add Comp**, buka drop-down list
di Edit bar, kemudian klik komponen tersebut. Masukkan juga koefisien
stoichiometry-nya dalam sel di kolom Stoich Coeff dengan memberikan harga
negative untuk reaktan dan positif untuk produk. Lihat gambar 13
Gambar 14. Untuk menggambarkan adanya excess, pada “ Fwd Order” beri nominal nol.
Gambar diatas menunjukkan bahwa reaktan yang memiliki excess adalah H 2O
Langkah selanjutnya adalah menentukan basis reaksi dengan spesifikasi Basis Molar
concentration, Base component 12C3Oxide dan Rxn Phase Combined Liquid .
Kemudian lengkapi juga parameters tab pada Forward Reaction dengan harga A =
1.7e+13 dan harga E = 3.2e+04 sedangkan harga β tidak perlu diisi. Dalam kasus ini
tidak terjadi reverse reaction, sehingga anda hanya perlu memasukkan parameter
Forward Reaction. Lihat gambar 15 dan 16.
Sekarang tutup Kinetic Reaction property view dan tutup juga Reaction view yang
digunakan untuk mendefinisikan reaksi sebagai reaksi kinetic. Setelah itu anda dapat
kembali pada Reaction tab pada Simulation Basis Manager, reaksi baru Rxn-1 akan
tampak dalam Reaction group. Lihat gambar 17
3. Buka drop-down list pada edit bar, yang mengandung semua reaksi di Global
Reaction sets.
4. Masukkan Rxn-1 ke active list dengan memilih di drop-down list.
5. Setelah itu kembali ke Simulation Basis Manager dan Reaction Set baru
dengan nama Set-1 sekarang telah tampak di Reaction Set group. Lihat gambar
19
Gambar 20.
Gambar 21. Tampilan “Workbook” untuk “ Material Stream”. Penentuan kondisi “ Prop
Oxide”
3. Double klik pada sel Molar Flow sehingga akan muncul Input Composition
for Stream: Prop Oxide view, dan lengkapi dengan fraksi mol 1 untuk
12C3Oxide. Lihat gambar 22.
4. Kemudian klik OK, maka HYSYS akan menghitungkan variable-variabel yang
lain dan berarti stream ini telah terdefinisi, seperti yang tampak pada gambar 23.
Gambar 23. Tampilan “ Workbook” setelah kondisi “Prop Oxide” dan komposisinya selesai
ditentukan
Dengan langkah yang sama, definisikan stream baru dengan nama Water Feed, dengan
o
spesifikasi T = 75 F, P = 16.17 psia, Mass Flow = 11000 lb/h, dengan komposisi 100%
H2O. Lihat gambar 24.
Gambar 24. Tampilan “Workbook” untuk “Material Stream”. Penentuan kondisi “ Water
Feed”
Di dalam HYSYS terdapat dua fasilitas yang disebut primary building tools yaitu
Workbook dan PFD. Setelah Workbook kita gunakan untuk memasukkan stream,
sekarang kita akan menggunakan PFD untuk meng-install unit operasi.
Mixer
1. Tutup Workbook dan kembali pada PFD-case(Main). Setelah itu tekan F4 untuk
menampilkan Object Pallete.
2. Untuk meng-install Mixer, klik pada ikon mixer pada object pallete.
3. Kemudian klik ke PFD, maka Mixer dengan nama default HYSYS MIX-100 telah
terpasang di PFD. Lihat gambar 25.
Gambar 26. Tampilan ini akan mucul saat Anda melakukan double click pada icon mixer
4. Double klik pada object MIX-100 akan memunculkan property view-nya (gambar
26).
5. Lengkapi Connection page pada Design tab dengan stream Prop Oxide dan Water
Feed sebagai Inlets, dan ketik Mixer Out sebagai Outlet lalu enter dan status
indicator menjadi hijau OK. Lihat gambar 27.
Gambar 27. Memberi label pada setiap stream. Sebagai inlet stream adalah “Prop Oxide” dan
“Water Feed” sedangkan outlet stream adalah “Mixer Out”.
Untuk melihat aliran keluar hasil perhitungan, bukalah Worksheet tab pada MIX-100
Property view seperti ditunjukkan gambar 28.
Reactor
Dalam kasus ini akan kita gunakan 2 tipe reactor yaitu CSTR dan PFR.
CSTR
1. Klik CSTR Reactor pada object pallete.
2. Letakkan kursor pada tempat yang sesuai dalam PFD lalu klik, maka CSTR akan
terpasang dalam PFD. Lihat gambar 29.
3. Double klik pada object CSTR untuk menampilkan CSTR Property view, seperti
terlihat pada gambar 30.
4. Pada Connection page dalam CSTR Property view, masukkan Mixer Out pada
stream inlet, ketik Q-100 sebagai energy stream, Up sebagai Vapor Outlet, dan
Down sebagai Liquid Outlet, sedangkan nama reactor tetap CSTR-100. Lihat
gambar 31.
Gambar 29. Kemudian klik gambar reaktor (CSTR) pada pallete dan drag pada jendela yang
tersedia.
Gambar 30. Setelah Anda melakukan double click pada icon CSTR maka akan muncul kotak
dialog seperti ini
Gambar 31. Pemberian nama (label) untuk setiap aliran masuk dan keluar dari CSTR
5. Buka parameter page, pilih cooling radio button karena reaksinya eksoterm
3
sehingga butuh pendinginan, untuk Volume Reactor kita coba dengan 280 ft dan
terisi 85 %, sedangkan Delta P kita biarkan sesuai default HYSYS karena
diasumsikan perubahan tekanan di dalam reactor sangat kecil sehingga dapat
diabaikan. Lihat gambar 32.
6. Pindahlah ke Reaction tab dan pasanglah Reaction Set yang sebelumnya telah anda
buat di Basis Environment. Bukalah Reaction Set drop-down list dan pilih Set-1
seperti gambar 33.
Pada status indicator tertulis Unknown Duty, sebab reactor masih menyisakan satu
derajat kebebasan, sehingga harus ada lagi variable yang ditetapkan. Karena mula-mula
reactor diharapkan beroperasi pada kondisi isothermal, maka suhu outletnya harus sama
o
dengan suhu inletnya yaitu 75 F.
Caranya adalah sebagai berikut:
1. Klik Worksheet tab pada Reactor Property view
2. Pada Condition page, ketik 75 pada sel temperature stream Down lalu enter, maka
status indicator akan berubah menjadi hijau/OK. Lihat gambar 34.
Sekarang telitilah konversi reaksi sebagai fungsi suhu dengan cara pindah ke Reaction
tab pada Results page, lihatlah Actual Percent Conversion (Act.% Cnv) dalam matrik
Reactor Result Summary. Lihat gambar 35.
o
Gambar 35. Actual Percent Conversion pada suhu outlet 75 F
o
Sekarang ubahlah temperature stream Down menjadi 140 F, maka konversi reaksi akan
berubah seperti yang terlihat pada gambar 36.
o
Gambar 36. Actual Percent Conversion pada suhu outlet 140 F
Setelah semuanya selesai maka flowsheet selengkapnya akan terlihat seperti gambar 37.
Dengan cara yang sama anda juga bisa mencobanya untuk PFR hanya saja ada beberapa
perbedaan yaitu:
1. PFR hanya memiliki 1 stream outlet dan beri nama PFR Out pada Connection
page dan untuk Delta P sama dengan nol.
2. Volume reactor tidak dimasukkan dalam Parameter page pada Design tab, tetapi
dalam Sizing page pada Rating tab. Isilah dengan volume yang telah kita coba pada
3
CSTR yaitu 280 ft dan diameter sebesar 3 ft.
Reaksi Kesetimbangan
Untuk reaksi kesetimbangan ini kita gunakan contoh pembuatan gas ammonia
yang merupakan reaksi kesetimbangan antara gas nitrogen dan hydrogen.
N2
Reaktor NH3
H2
Gas Nitrogen murni masuk dengan laju alir 10 kgmol/hr, sedangkan gas hydrogen
murni masuk dengan laju alir 30 kgmol/hr. Reaksi berlangsung pada suhu 50 oC dan
tekanan 200 atm. Berapakah gas ammonia yang dihasilkan ?
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaiannya:
1. Buatlah Basis Environment yang berisi Fluid Package dengan property package
UNIQUAC dan komponen-komponen terdiri dari N2, H2 dan NH3 (cek binary
coeffisien-nya) kemudian buat Reaction Set dengan tipe equilibrium.
2. Buatlah Material stream dengan spesifikasi seperti yang telah disebutkan di atas.
3. Install Equilibrium Reactor dengan klik pada General Reactor dalam object pallete,
kemudian akan muncul 3 pilihan maka pilih Equilibrium Reactor.
4. Set Reactor dengan stream nitrogen dan hydrogen sebagai inlet, sedangkan untuk
3
outlet, beri nama stream 1 dan 2. Cobalah dengan volume 2 m dan liquid level 0 %
karena semuanya fase gas.
5. Kemudian set Reaction, maka status indicator akan langsung berubah menjadi
hijau/OK.
6. Lihatlah laju alir gas ammonia yang dihasilkan pada “Worksheet”, berapakah
hasilnya ? Sekarang coba naikkan “Molar Flow” dari stream hydrogen menjadi 100
kgmole/h. Bagaimana hasilnya ?
Reaksi Seri
Untuk reaksi seri ini kita ambil contoh reaksi pembuatan Vinyl Chloride yang
melibatkan dua reasi yang berlasung secara seri, yaitu:
C2H4 + 1/2O2 + 2HCl C2H4Cl2 + H2O
C2H4Cl2 C2H3Cl + HCl
C2H4
Reaktor Produk
Lar. HCl
Udara
Campuran antara gas etilen dan larutan HCl direaksikan dengan oksigenyang diambil
o
dari udara. Reaksi berlangsung pada suhu dan tekanan normal yaitu 30 C dan 1 atm.
Simulasikan reaksi ini jika laju alir gas etilen 50 kgmol/h, larutan HCl 95 % sebesar 20
kgmol/h, sedangkan udara dengan komposisi 21 % oksigen dan 79 % Nitrogen sebesar
50 kgmol/h.
Berikut adalah langkah-langkah penyelesaiannya:
1. Buatlah Basis Environment yang berisi Fluid Package dengan property package
UNIQUAC dan komponen-komponen terdiri dari C2H4, HCl, C2H4Cl2, C2H3Cl,
H2O, O2 dan N2 (cek binary coeffisien-nya) kemudian buat Reaction Set dengan
tipe Conversion dengan nilai 90 % untuk reaksi pertama dan 96 % untuk reaksi
kedua.
2. Buatlah Material stream dengan spesifikasi seperti di atas.
3. Install mixer untuk mencampur gasetilen dengan larutan HCl.
4. Install Gibbs Reactor dengan klik pada General Reactor dalam object pallete,
kemudian akan muncul 3 pilihan maka pilih Gibbs Reactor.
5. Set Reactor dengan 3 material stream yang telah anda buat tadi sebagai inlet,
sedangkan untuk outlet, beri nama stream 1 dan 2, serta Q-100 sebagai Energy
3
stream, cobalah dengan volume 2 m pada Rating tab.
o
6. Kemudian set Reaction lalu isilah temperature stream 2 dengan 30 C pada
Worksheet tab, maka status indicator akan langsung berubah menjadi hijau/OK.
7. Selesai.
Reaksi Parallel
Kita akan mencoba reaksi pembuatan ethylene oxide yang melibatkan dua reaksi
yang berlangsung secara parallel, yaitu:
C2H4 + 1/2O2 CH2OCH2
C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O
Reaktor Produk
C2H4
Udara
Reaksi Seri-Parallel
Reaksi ini banyak terjadi pada reaksi pembakaran, salah satu contohnya adalah
reaksi pembakaran gas metan sebagai berikut:
CH4 + 3/2O2 CO + 2H2O
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
CO + 1/2O2 CO2
Reaktor Produk
CH4
Udara
1. Buatlah Basis Environment yang berisi Fluid Package dengan property package
UNIQUAC dan komponen-komponen terdiri dari CH4, CO, CO2, H2O, O2, dan N2
(cek binary coeffisien-nya) kemudian buat Reaction Set dengan tipe Conversion
dengan nilai 20 % untuk reaksi pertama, 95 % untuk reaksi kedua dan 90 % untuk
reaksi ketiga.
2. Buatlah Material stream dengan spesifikasi seperti yang telah disebutkan.
3. Install Conversion Reactor dengan meng-klik General Reactor dalam object pallete,
kemudian akan muncul 3 pilihan maka pilih Conversion Reactor.
4. Set Reactor dengan Material stream yang telah anda buat sebagai inlet, sedangkan
untuk outlet, beri nama stream 1 dan 2. Cobalah dengan volume 2 m3 dan liquid
level 0 % karena semuanya fase gas, sedangkan energy stream tidak perlu karena ini
adalah reaksi pembakaran.
5. Kemudian set Reaction, maka status indicator akan langsung berubah menjadi
hijau/OK.
6. Selesai.
Gambar 49. Flowsheet pembakaran gas metana dalam furnace yang diwakili oleh
Conversion Reactor
KOLOM-KOLOM
PEMISAH
Pada kasus ini, aliran feed terdiri dari campuran lima paraffin (ethane – n-
hexane) pada suhu 225oF dan tekanan 250 psia. Tekanan condenser dan reboiler
masing-masing adalah 248 psia dan 252 psia.
Berapakah refluks minimum dan komposisi distilate dan bottom-nya bila light
key adalah 0,3 fraksi mol propane dan heavy key adalah 0,1 fraksi mol n-butane.
Kemudian simulasikan external reflux rationya. Selesaikan kasus ini dengan
menggunakan kolom distilasi short cut.
Penyelesaian
1. Bukalah “New Case” pada HYSYS Anda. Kemudian tekan tombol “Add” yang
terdapat di kotak dialog “Simulation Basis Manager”. Kemudian masuklah ke
“Components” dan tentukan komponen-komponen yang ada dalam kasus, yaitu
ethane, propane, butane, pentane dan hexane.
2. Setelah itu kembali ke “Prop Pkg” dan Anda diminta untuk menentukan property
package yang akan digunakan pada penyelesaian kasus ini. Pilih SRK dengan cara
mengarahkan sorot mouse Anda ke label “SRK”. Kemudian tutup kotak dialog ini.
Gambar 3. Anda diminta untuk memasukkan nilai nominal dari setiap komponen
beserta satuannya.
6. Lakukan double click pada icon T-100 yang merupakan icon “Short Cut
Distillation”. Kemudian pada tampilan yang ada, beri label untuk setiap stream
seperti nampak pada gambar 5.
Gambar 5. Pemberian label untuk setiap aliran yang masuk maupun yang keluar
dari kolom.
Gambar 6. Kotak dialog ketika nilai “External Reflux Ratio ” yang ditentukan
kurang dari atau sama dengan “Minimum Reflux Ratio”.
Untuk melihat hasilnya, Anda dapat melihat di “Workbook”. Untuk melihat kondisi
setiap alirannya, Anda dapat melihatnya di “Conditions”.
Untuk mengetahui komposisi setiap alirannya, dapat Anda lihat pada “Compositions”.
Sedangkan utuk mengetahui jumlah tray miminal, jumlah tray actual, suhu condenser
dan reboiler dan beberapa performance yang lain dapat Anda lihat di “Result
Performance”.
Penyelesaian
Pertama, dua kolom dikonfigrasikan untuk beroperasi secara terpisah, dengan
feed yang didistribusikan dengan jumlah yang sama. Suatu Valve, VLV-100, di-install
untuk mengurangi tekanan pada kolom T-101. Karena overhead vapor terkondensasi
sempurna, terdapat dua derajat kebebasan untuk tiap-tiap kolom, dimana fraksi mol
pada distillate dan bottom product dispesifikaskan pada Monitor page untuk tiap-tiap
o
kolom. Sebagai catatan, kolom pertama beroperasi pada range suhu 115 – 145 C,
o
dengan kolom kedua pada suhu yang lebih rendah secara signifikan (68 – 91 C).
Kedua, dua kolom terkoneksi secara thermal, dengan condenser duty dari kolom
bertekanan tinggi (T-100) menyuplai panas vaporisasi dalam reboiler dari kolom
bertekanan rendah (T-101), Heat-integration, yang terfasilitasi, karena terdapat
o
perbedaan suhu yang relative besar (24 C) antara kondensor kolom bertekanan tinggi
dan reboiler kolom bertekanan rendah, disimulasikan sebagai berikut :
1. Split ratio pada S-1 diatur sampai heat duty, C1-DUTY dan R2-DUTY, cocok;
hal ini terjadi pada rasio S1/S2 sama dengan 52/48.
2. Aliran energi R2-DUTY tidak diperlukan dan di-delete. Sehingga, kolom T-101
berwarna kuning, yang menunjukkan unconverged karena reboiler duty-nya
tidak terdefinisi.
3. Aliran energi C1-DUTY dipasang pada bagian energi reboiler pada kolom T-
101. Sehingga, kolom ini overspecified , karena reboiler duty-nya di-set oleh C1-
DUTY. Sehingga, satu dari dua spesifkasi harus dibebaskan untuk mendapatkan
penyelesaian.
1. Bukalah “New Case” pada HYSYS Anda. Kemudian tekan tombol “Add” yang
terdapat di kotak dialog “Simulation Basis Manager”. Kemudian masuklah ke
“Components” dan tentukan komponen-komponen yang ada dalam kasus, yaitu
methanol dan air.
cara mengarahkan sorot mouse Anda ke label “UNIQUAC”. Kemudian tutup kotak
dialog ini.
Gambar 3. Anda harus menuliskan label “Feed” dan menentukan suhu, tekanan
dan laju alir (molar)
5. Klik dan drag-lah obyek yang diinginkan. Pada kasus ini pilih splitter, valve dan
dua buah kolom distilasi
Penyelesaian Splitter
1. Lakukan double click pada icon splitter
2. Pada kotak dialog yang muncul, isilah label untuk setiap aliran yang masuk
maupun yang keluar dari splitter . Pada aliran masuk isi dengan “ Feed”
sedangkan pada aliran keluar isi dengan “S1” dan “S2”.
3. Masuklah ke “Parameters” dan tentukan faktor pemisahan untuk S1 sama
dengan 0,52 sedangkan untuk S2 akan mengikuti. Seketika akan muncul label
“OK ” di bagian bawah kotak dialog ini. Setelah itu tutup kotak dialog ini.
Penyelesaian Valve
1. Lakukan double click pada icon valve
2. Pada kotak dialog yang muncul, isilah label untuk setiap aliran yang masuk
maupun yang keluar dari valve. Pada aliran masuk isi dengan “S2” sedangkan
pada aliran keluar isi “S3”.
3. Tentukan tekanan pada “S3”. Hal ini dapat Anda lakukan dengan cara Anda
masuk ke “Worksheet” kemudian menentukan tekanan keluar pada “S3 ”
sebesar 1,01 bar. Setelah itu akan muncul label “OK ” di bagian bawah kotak
dialog ini.
Gambar 12. Penentuan tekanan atas dan bawah kolom pada T-100
Gambar 13. Bagian ketiga dari empat bagian pada T-100 yang harus ditentukan.
Pada bagian ini boleh dikosongi.
8. Masuklah ke “Monitor”. Kemudian tekan “Add Specs” dan akan muncul
jendela yang mengetengahkan berbagai macam “Column Specification Types ”.
Pilih “Column Components Fraction” lalu klik “Add Spec(s)”. Tentukan
“Stage” dengan “Condenser”, “Specs Value” sama dengan 0,96 dan
“Components” adalah methanol.
Gambar 17. Spesifikasi yang harus ditetapkan pada obyek tambahan Anda.
11. Setelah pada bagian bawah kotak dialog terdapat label “Converged” maka
langkah selanjutnya menutup kotak dialog ini. Tampilan selanjutnya dapat
dilihat seperti di bawah ini.
Gambar 19. PFD setelah splitter, valve dan kolom T-100 diselesaikan
Penyelesaian Kolom Distilasi T-101
1. Lakukan double click pada icon T-101.
2. Pada kotak dialog yang muncul, isilah label untuk setiap aliran yang masuk
maupun yang keluar dari T-101. Pada material stream masuk isi dengan “ S1 ”
sedangkan pada aliran keluar isi “D1” (pilih “Total Condenser”) untuk produk
atas dan “B1” untuk produk bawah. Sedangkan untuk energinya, beri label “ C1-
Duty” untuk reboiler dan “R1-Duty” untuk reboiler . Setelah pemberian label
yang terakhir, tekan “Enter” untuk mengaktifkan menu”Next >”.
Gambar 21. Penentuan tekanan atas dan bawah kolom pada T-101
Gambar 23. Tampilan setelah Anda mengganti active check box dari “Distillate Rate”
ke “Comp Fraction”
11. Setelah pada bagian bawah kotak dialog terdapat label “Converged” maka
langkah selanjutnya menutup kotak dialog ini. Tampilan selanjutnya dapat
dilihat seperti di bawah ini.
Gambar 26. Dapat Anda lihat bahwa ketika terjadi overspecified “Degrees of
Freedom” bernilai -1.
Setelah itu hasilnya dapat Anda lihat seperti gambar di bawah ini.
RECYCLE :
Proses Produksi
Ethyl Chloride
Purge
S-Duty
Fresh Feed
Ethyl Chloride
R-Duty Se arator
Reaktor
Sebagaimana proses yang ditunjukkan oleh gambar 1, aliran umpan memiliki
komposisi 50 %mol HCl, 48 %mol C2H4 dan 2 %mol N2 dengan laju alir 100 kmol/jam
o
pada suhu 25 C dan tekanan 1 atm. Karena reaksi hanya memiliki konversi 90 %mol,
ethyl chloride yang keluar sebagai produk dipisahkan dari reagent yang tidak bereaksi
dan kemudian di-recycle. Pemisahan menggunakan kolom distilasi yang diasumsikan
terjadi pemisahan sempurna. Proses ini dioperasikan pada tekanan atmosfer dan
pressure drop diabaikan. Untuk mencegah terjadinya akumulasi bahan-bahan yang inert
di dalam sistem, dilakukan purge sebesar 10 kmol/jam.
Dengan kondisi yang diberikan diatas, bagaimanakah keadaan direcycle dan
produk yang terbentuk, baik kondisi dan besar alirannya maupun komposisinya ?
Penyelesaian :
1. Bukalah sebuah “New Case” pada Software HYSYS 2.2 Anda
2. Pada layar monitor Anda akan muncul jendela dengan label “Simulation Basis
Manager”. Kemudian pada “Fluid Pkgs”, tekanlah “Add”.
Di layar akan muncul jendela dengan label “Fluid Package : Basis-1 ” dan
masuklah ke “Components” kemudian masukkan semua komponen yang ada dalam
kasus yaitu ethylene, hidrogen chloride, ethyl chloride dan nitrogen dengan cara
mengetikkan nama komponen pada kotak yang berlabel “Match” dan kemudian
menekan “Add Pure”.
3. Setelah itu kembalilah ke “Prop Pkg” untuk memilih persamaan atau model
property yang ada. Pilihlah SRK sebagai model property package Anda.
Gambar 5. Kotak dialog ini akan muncul setelah Anda menekan “Enter Simulation
Environment” dan antara komponen-komponen yang dipilih dengan
jenis Property Package tidak sesuai
komponen yang sudah Anda masukkan di awal akan mengisi kolom “Selected
Reaction Components”. Apabila Anda menggunakan cara yang kedua maka
komponen-komponen yang inerts juga akan berada pada jendela “Selected
Reaction Components”. Namun komponen tersebut tetap saja tidak berpengaruh
pada reaksi yang terjadi. Setelah itu tutup jendela komponen dengan meng-klik
tanda silang pada jendela dialog.
6. Kemudian klik “Add Rxns” dan pilih “Conversion” dengan cara mengarahkan
sorot mouse Anda pada label “Conversion” lalu klik “Add Reactions”. Setelah itu
pada layar monitor Anda akan muncul jendela seperti ini.
7. Setelah itu masuklah ke “Basis”. Sebagai base component pilih ethylene dengan
konversi reaksi 90 %mol. Pada persamaan yang ada, dapat dilihat bahwa konversi
reaksi merupakan fungsi suhu. Karena untuk kasus ini konversi reaksi tidak
dipengaruhi oleh suhu, maka masukkan nominal 90 pada baris Co.
8. Setelah muncul tulisan “Ready” dan warna di bagian bawah berubah menjadi hijau
maka reaksi sudah siap digunakan. Tutup dengan mengarahkan kursor ke tanda
silang dan klik disana. Dengan cara yang sama, tutup jendela dengan label
“Reactions”.
9. Kemudian kembalilah ke “Fluid Package : Basis-1 ” dan isilah “Current Reaction
Sets” dengan cara mengarahkan kursor mouse pada “Global Rxn Set ” kemudian
menekan “Add Set”.
Gambar 9. Tampilan yang menunjukkan set reaksi yang akan digunakan dalam
proses yaitu dalam jendela “Current Reaction Sets”
10. Setelah itu masuklah ke “Simulation Basis Manager” dengan cara klik di label
tersebut setelah itu klik “Enter Simulation Environment ”.
11. Pilihlah mixer, reaktor yang merupakan konversion reaktor (terdapat di general
reaktor), component splitter, tee dan recycle kemudian susun seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.
Kemudian selesaikan satu persatu.
Penyelesaian Mixer
1. Klik dua kali pada gambar mixer dan akan muncul kotak dialog. Buatlah nama
untuk stream-stream yang ada, yaitu R*, Fresh Feed sebagai inlet stream dan Feed
sebagai outlet stream.
Gambar 11. Kotak dialog Mixer yang telah dilengkapi dengan inlet dan outlet
stream.
Gambar 12. Tampilan “Worksheet” dari Mixer. Anda diminta untuk menentukan
suhu, tekanan dan flowrate pada stream R* dan stream Fresh Feed.
5. Masukkan komposisi untuk stream Fresh Feed dengan cara klik di “Composition”
dan ketikkan harga komposisi untuk tiap komponen yaitu : 50 %mol HCl, 48 %
C2H4 dan 2 %mol N2.
6. Untuk kondisi yang lainnya biarkan saja pada default HYSYS 2.2
7. Setelah itu tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda
silang di pojok kanan atas jendela dialog ini.
Penyelesaian Reaktor
1. Klik dua kali pada reaktor dan akan muncul kotak dialog dan buatlah nama untuk
stream-stream yang ada yaitu Feed sebagai inlet stream sedangkan untuk outlet
stream beri nama Produk Reaktor I dan Produk Reaktor II. Juga beri nama
stream energinya dengan “R-Duty”.
2. Kemudian masuklah ke “Reaction” dan isi “Reaction Set” dengan “Global Rxns
Set”.
Gambar 13. Kotak dialog dari reaktor. Pada “Design” Anda dapat memberi label
setiap aliran masuk dan aliran keluar. Sedang disini, “Reactions”
Anda diminta untuk menentukan Reaction Set-nya.
3. Masuklah ke “Worksheet “ dan tentukan suhu keluar Produk Reaktor I adalah 25
o
C.
4. Untuk kondisi yang lain biarkan saja pada kondisi default HYSYS 2.2.
Catatan : Anda juga tidak perlu menetapkan berapa besar aliran energi pada reaktor
ini karena Anda sudah menetapkan suhu keluar aliran yang keluar dari
reaktor. Namun bila Anda tidak menetapkan suhu aliran keluar reaktor,
maka Anda perlui untuk menetapkan besar energi yang masuk atau
keluar dari reaktor ini.
5. Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.
Penyelesaian Splitter
1. Klik dua kali pada splitter dan akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini.
2. Buatlah nama untuk stream-stream yang ada yaitu Produk Reaktor I sebagai inlet
stream, sedangkan sebagai outlet stream adalah Overhead dan Bottom. Dan
tuliskan pula nama untuk stream energinya dengan label S-Duty.
Gambar 14. Kotak dialog “Splitter” yang memungkinkan Anda untuk memberi
label pada aliran masuk dan aliran keluar dari Mixer.
3. Kemudian masuk ke “Split” dan tentukan faktor pemisahan untuk semua
komponen. Tentukan “Fraction to Overhead ” untuk ethylene = 1, HCl = 1, ethyl
chloride = 0 dan nitrogen = 1. Ini berarti bahwa semua komponen kecuali ethyl
chloride akan keluar sebagai produk atas ( Overhead).
4. Masuklah ke “Parameters” dan tentukan harga tekanan atas dan tekanan bawah
kolom yaitu 1 atm.
5. Kemudian masuk ke “Worksheet” dan tentukan suhu keluar dari splitter, yaitu dari
o
Overhead dan Bottom suhu keluarnya adalah 25 C.
6. Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.
Penyelesaian Tee
1. Klik dua kali pada Tee dan akan muncul kotak dialog.
2. Buatlah nama untuk stream-stream yang ada. Untuk inlet stream beri label
Overhead sedangkan untuk outlet stream beri label Recycle dan Purge.
3. Kemudian masuk ke “Worksheet” dan tentukan molar flowrate purge yaitu 10
kmol/jam.
4. Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.
Penyelesaian Recycle
1. Klik dua kali pada R dan akan muncul kotak dialog seperti ini.
2. Buatlah nama untuk inlet stream adalah Recycle dan outlet stream berlabel R*.
Gambar 15. Kotak dialog Recycle. Anda cukup menentukan aliran masuk dan
aliran keluarnya saja. Namun bila t idak muncul tulisan OK maka tekan
kotak berlabel “Continue”.
3. Setelah muncul label “OK ” dan strip di bagian bawah jendela ini berwarna hijau
maka tutup jendela dialog dengan cara mengarahkan kursor mouse pada tanda silang
di pojok kanan atas jendela dialog ini.
Saat ini Anda telah menyelesaikan kasus ini. Anda dapat melihat PFD (Process Flow
Diagram) dari kasus yang diberikan seperti berikut ini. Warna untuk material stream
adalah biru tua sedangkan energy stream berwarna merah tua. Sedangkan untuk
peralatan memilki garis-garis berwarna gelap.
Gambar 16. Tampilan PFD setelah semua terselesaikan. Warna untuk material
stream adalah biru tua sedangkan energy stream berwarna merah tua.
Sedangkan untuk peralatan memilki garis-garis berwarna gelap.
Perhatikan bagaimana kondisi dari setiap aliran yang ada. Untuk melihat komposisinya
setiap alirannya, maka bukalah “Compositions”.
DAFTAR PUSTAKA
1. Febrianto, Eko dkk, “Modul Pelatihan Hysys versi 2.2” Laboratorium Komputasi
Numerik dan Terapan” Jurusan Teknik Kimia ITS Surabaya, 2002
2. Himmelblau, David “Chemichal Engineering Basic Principles”, 3rd edition
rd
3. Levenspiel, Octave “Chemical Egineering Reacton”, 3 edition
4. User’s Guide Hysys versi 2.2
TENTANG PENYUSUN
Sunarmi dan Sutadji adalah kedua orang tua yang membesarkan dan
mendidik pria ini hingga ia menjadi seorang muslim yang cukup
taat sampai saat ini, karena itulah ia sangat berterima kasih dan
selalu berdoa serta berusaha membahagiakan mereka. Trihasmoko,
yang sejak kecil biasa dipanggil “Moko” lahir pada tanggal 22
(Selasa Pahing) Mei 1980. Penyusun yang tinggal di Jalan Bangka
VII No. 3 Jember ini memiliki hobi berkebun dan nonton film kartun. Ini adalah
pengalaman pertamanya sebagai trainer .
Dwi Purwo Nugroho dilahirkan di Surabaya pada tanggal 21 Pebruari 1981. Anak
kedua dari empat bersaudara ini lebih sering berada di Sidoarjo daripada di Surabaya.
Untuk mengisi waktu luangnya, pria ini lebih senang berjalan-jalan ke toko buku
“Gramedia” untuk membaca komik.
Diana Fitri Mahardani ; lahir di Kediri, 16 Oktober 1980. Anak kedua dari tiga
bersaudara ini merupakan sarjana Teknik Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya (ITS) (2005). Pengalamannya menjadi trainer pelatihan yaitu
trainer pelatihan program komputer HYSYS Process 2.2 di jurusan Teknik Kimia ITS
(2004), trainer pelatihan program komputer VISIO gelombang I di D3 Teknik Kimia
ITS (2004), dan trainer pelatihan program komputer VISIO gelombang II di D3 Teknik
Kimia ITS (2004).
Lia Umi Khasanah; lahir di Tulungagung, 31 Juli 1980. Ia merupakan sarjana Teknik
Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) (2005).
Pengalamannya menjadi trainer pelatihan yaitu trainer pelatihan program komputer
HYSYS Process 2.2 di jurusan Teknik Kimia ITS (2004), trainer pelatihan program
komputer VISIO gelombang I di D3 Teknik Kimia ITS (2004), dan trainer pelatihan
program komputer VISIO gelombang II di D3 Teknik Kimia ITS (2004).