JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Isnenia, M.Sc,Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 18 - 21 Juli 2022
Pertemuan Ke : 1
Topik : RPs
Sub Topik : Distribusi
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Distribusi
Distribusi
Distribusi obat di rumah sakit merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menyalurkan atau
menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis oakai dari tempat penyimpanan
sampai pada unit pelayanan atau pasien tetap menjamin mutu stabilitas, jenis, jumlah dan ketetapan
waktu.sistem distribusi yang diterapkan di rumah sakit harus dapat menjamin terlaksananya pengawasan
dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di unit pelayanan.
Pemilihan system distribusi perlu memperimbangkan aspek kemudahan untuk dijangkau oleh pasien,
tingkat efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
Beberapa system distribusi yang dapat diterapkan di rumah sakit
a. Floor stock system
Dalam system ini obat disimpan dirung perwatan di ruang perawatan dalam jumlah yang terbatas
dan jenis obat tertentu saja terutama obat yang bersifat emergency
b. System perorangan
System pendistribusian sediaan farmasi alkes dan BMP berdasarka resep perorangan atau pasien
rawat jalan dan rawat inap mellui IFK
c. System unit dosis
System pendistribusian untuk pasien rawat inap berdasarkan resep perorangan namun disiapkan
dalam unit dosis tunggal atau ganda untuk pengunaan satu kali dosis pasien
d. System kombinasi
System pendistribusian bagi pasien rawat inap dengan menggunakan salah satu kombinasi
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
(Isnenia, M.Sc,Apt)
NIP. 198010102006040214
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Siti Julaiha S.Farm., M. Farm. Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 25 - 28 Juli 2022
Pertemuan Ke : 2
Topik : RPs
Sub Topik : Distribusi
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Distribusi
Distribusi
Distribusi obat di rumah sakit merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menyalurkan atau
menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis oakai dari tempat penyimpanan
sampai pada unit pelayanan atau pasien tetap menjamin mutu stabilitas, jenis, jumlah dan ketetapan
waktu.sistem distribusi yang diterapkan di rumah sakit harus dapat menjamin terlaksananya pengawasan
dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di unit pelayanan.
Pemilihan system distribusi perlu memperimbangkan aspek kemudahan untuk dijangkau oleh pasien,
tingkat efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
Beberapa system distribusi yang dapat diterapkan di rumah sakit
a. Floor stock system
Dalam system ini obat disimpan dirung perwatan di ruang perawatan dalam jumlah yang terbatas
dan jenis obat tertentu saja terutama obat yang bersifat emergency
b. System perorangan
System pendistribusian sediaan farmasi alkes dan BMP berdasarka resep perorangan atau pasien
rawat jalan dan rawat inap mellui IFK
c. System unit dosis
System pendistribusian untuk pasien rawat inap berdasarkan resep perorangan namun disiapkan
dalam unit dosis tunggal atau ganda untuk pengunaan satu kali dosis pasien
d. System kombinasi
System pendistribusian bagi pasien rawat inap dengan menggunakan salah satu kombinasi
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Isnenia, M.Sc,Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 1 - 4 Agustus 2022
Pertemuan Ke : 3
Topik : RPs
Sub Topik : Distribusi
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Distribusi
Distribusi
Distribusi obat di rumah sakit merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menyalurkan atau
menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis oakai dari tempat penyimpanan
sampai pada unit pelayanan atau pasien tetap menjamin mutu stabilitas, jenis, jumlah dan ketetapan
waktu.sistem distribusi yang diterapkan di rumah sakit harus dapat menjamin terlaksananya pengawasan
dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di unit pelayanan.
Pemilihan system distribusi perlu memperimbangkan aspek kemudahan untuk dijangkau oleh pasien,
tingkat efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
Beberapa system distribusi yang dapat diterapkan di rumah sakit
a. Floor stock system
Dalam system ini obat disimpan dirung perwatan di ruang perawatan dalam jumlah yang terbatas
dan jenis obat tertentu saja terutama obat yang bersifat emergency
b. System perorangan
System pendistribusian sediaan farmasi alkes dan BMP berdasarka resep perorangan atau pasien
rawat jalan dan rawat inap mellui IFK
c. System unit dosis
System pendistribusian untuk pasien rawat inap berdasarkan resep perorangan namun disiapkan
dalam unit dosis tunggal atau ganda untuk pengunaan satu kali dosis pasien
d. System kombinasi
System pendistribusian bagi pasien rawat inap dengan menggunakan salah satu kombinasi
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
(Isnenia, M.Sc,Apt)
NIP. 198010102006040214
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Siti Julaiha S.Farm., M. Farm. Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 8 - 11 Agustus 2022
Pertemuan Ke : 4
Topik : RPs
Sub Topik : Asma
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Asma
ASMA
Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan
saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodic berulang berupa sesak
nafas,dada terasa berat dan batuk terutama pada malam hari atau dini hari.
4. Saran
5. Penyimpanan Obat
6. Langkah Penyiapan Obat
7. Kartu Stock
8. Informasi Obat yang diberikan kepada Pasien
9. Dokumentasi
10. Perbaikan Resep
11. Etiket obat
12. Copy Resep
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Isnenia, M.Sc,Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 1 - 4 Agustus 2022
Pertemuan Ke : 5
Topik : RPs
Sub Topik : Asma
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Asma
ASMA
Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan
saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodic berulang berupa sesak
nafas,dada terasa berat dan batuk terutama pada malam hari atau dini hari.
4. Saran
5. Penyimpanan Obat
6. Langkah Penyiapan Obat
7. Kartu Stock
8. Informasi Obat yang diberikan kepada Pasien
9. Dokumentasi
10. Perbaikan Resep
11. Etiket obat
12. Copy Resep
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
(Isnenia, M.Sc,Apt)
NIP. 198010102006040214
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Siti Julaiha S.Farm., M. Farm. Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 22 - 25 Agustus 2022
Pertemuan Ke : 6
Topik : RPs
Sub Topik : PPOK
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : PPOK
PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru paru yang berkembang dalam
jangka panjangg. PPOK pada umumnya ditandai dengan sulit bernapas,batuk berdahak.dua kondisi yang
paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronchitis dan emfisema.
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Isnenia, M.Sc,Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 1 - 4 Agustus 2022
Pertemuan Ke : 7
Topik : RPs
Sub Topik : PPOK
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : PPOK
PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru paru yang berkembang dalam
jangka panjangg. PPOK pada umumnya ditandai dengan sulit bernapas,batuk berdahak.dua kondisi yang
paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronchitis dan emfisema.
6. Saran
7. Penyimpanan Obat
8. Langkah Penyiapan Obat
9. Kartu Stock
10. Informasi Obat yang diberikan kepada Pasien
11. Dokumentasi
12. Perbaikan Resep
13. Etiket obat
14. Copy Resep
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
(Isnenia, M.Sc,Apt)
NIP. 198010102006040214
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Isnenia, M.Sc,Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis 19 - 22 September 2022
Pertemuan Ke : 9
Topik : RPs
Sub Topik : Hormon
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Hormon
HORMON
Hormon adalah zat kimia yang dibuat oleh sel-sel khusus kelenjar endokrin untuk memengaruhi
berbagai sistem dan proses yang terjadi di dalam tubuh. Terapi hormonal biasanya digunakan untuk
menjaga kseimbangan hormone dan membantu mengatasi penyakit karena gangguan hormone dalam
tubuh
6. Saran
7. Penyimpanan Obat
8. Langkah Penyiapan Obat
9. Kartu Stock
10. Informasi Obat yang diberikan kepada Pasien
11. Dokumentasi
12. Perbaikan Resep
13. Etiket obat
14. Copy Resep
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
(Isnenia, M.Sc,Apt)
NIP. 198010102006040214
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
JURNAL PERKULIAHAN
7. Penyimpanan Obat
8. Langkah Penyiapan Obat
9. Kartu Stock
10. Informasi Obat yang diberikan kepada Pasien
11. Dokumentasi
12. Perbaikan Resep
13. Etiket obat
14. Copy Resep
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
JURNAL PERKULIAHAN
A. Pengertian Enzim,Mineral,Mineral
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.[1][2] Fungsi enzim
sebagai biokatalisator suatu reaksi kimia. Energi yang diperlukan oleh enzim di dalam reaksi
kimia sangat kecil sehingga berfungsi menurunkan energi aktivasi.[3] Molekul awal yang
disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Semua
proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu
arah lintasan metabolisme.
Vitamin adalah nutrisi tambahan yang diperlukan bagi tubuh untuk bisa menunjang kinerja
tubuh.Umumnya, vitamin berasal dari makanan dan buah-buahan yang bersifat organik.Aktivitas
berjemur di sinar matahari pagi hari, juga dapat membantu produksi vitamin D pada tubuh.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu, dan mempunyai atom yang tersusun teratur.
- Tepat Pasien,
- Tepat Dosis
- Tepat cara dan lama pemberian,
- Tepat harga,
- Tepat Informasi dan
- Waspada terhadap Efek Samping Obat.
5. Drug Related Problem Permasalahan terkait obat meliputi :
- Medicaton Error
- Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) : Alergi, ESO dll ;
- Interaksi Obat (interaksi farmasetika, interaksi farmokinetika, dan atau interaksi
farmakodinamika)
6. Saran
7. Penyimpanan Obat
8. Langkah Penyiapan Obat
9. Kartu Stock
10. Informasi Obat yang diberikan kepada Pasien
11. Dokumentasi
12. Perbaikan Resep
13. Etiket obat
14. Copy Resep
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Isnenia, M.Sc,Apt
Tanggal :Senin, Rabu, kamis, 10 – 13 Oktober 2022
Pertemuan Ke : 12
Topik : Rps
Sub Topik : Resep Sitostatika
Metode : Via Offline
Substansi : Sitostatika
Obat sitostatika adalah obat-obatan yang digunakan untuk membunuh atau memperlambat
pertumbuhan sel–sel kanker.Sitostatistika bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi,
merusak sel–sel kanker yang tertinggal setelah operasi dan mengobati berbagai macam kanker.Obat
sitostatika tidak hanya membunuh sel-sel kanker namun juga membunuh sel-sel tubuh lainnya yang
sedang berkembang.Oleh sebab itu penggunaan obat ini harus selalu dalam pengawasan tenaga medis.
Selain itu, berisiko tinggi menimbulkan efek samping sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman
bahkan tidak kuat menjalani kemoterapi karena efek samping tersebut.Obat sitostatika tidak hanya
membunuh sel-sel kanker namun juga membunuh sel-sel tubuh lainnya yang sedang berkembang.Oleh
sebab itu penggunaan obat ini harus selalu dalam pengawasan tenaga medis.Selain itu, berisiko tinggi
menimbulkan efek samping sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman bahkan tidak kuat menjalani
kemoterapi karena efek samping tersebut.Obat sitostatika yang biasa digunakan dalam kemoterapi sangat
beragam, ada yang generik dan adapula yang brand generik.
Menurut mekanisme kerjanya obat sitostatika digolongkan menjadi 6 golongan yaitu alkylating agent,
antimetabolit, hormon, antracycline, penghambat mikrotubul, dan topoisomerase inhibitors. Pemilihan
jenis obat sitostatika yang akan digunakan dalam kemoterapi dilihat berdasarkan jenis kanker yang
diderita pasien.
Perhitungan dosis sitostatistika menggunakan dasar body surface area (BSA) dengan rumus:
BodySurfaceArea(BSA)=
√ Tinggi ( cm ) × Berat Badan(kg)
3600
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
(Isnenia, M.Sc,Apt)
NIP. 198010102006040214
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Siti Julaiha S.Farm., M. Farm. Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis, 17 – 20 Oktober 2022
Pertemuan Ke : 13
Topik : Rps
Sub Topik : Resep Sitostatika
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Sitostatika
Pencampuran sediaan steril harus dilakukan secara terpusat di instalasi farmasi rumah sakit untuk
menghindari infeksi nosokomial dan terjadinya kesalahan pemberian obat. Pencampuran sediaan steril
merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses
pelarutan atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis. Aseptis berarti bebas
mikroorganisme.Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan
mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Kontaminan kemungkinan
terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas jadi penting untuk
mengontrol faktor-faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis. Pencampuran sediaan steril harus
memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme; sedangkan untuk penanganan
sediaan sitostatika selain kontaminasi juga memperhatikan perlindungan terhadap petugas, produk dan
lingkungan. Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu dilakukan secara disiplin dan hati-hati untuk
mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena sebagian besar sediaan sitostatika bersifat :
Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam transportasi, penyimpanan, pendistribusian, rekonstitusi
dan pemberian sediaan sitostatika.
Persyaratan Dispensing Sitostatistika meliputi
A. Ruangan
Tata letak ruangan
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
B. Peralatan
1. APD
Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR (benar pasien,
obat, dosis, rute dan waktu pemberian)
Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch, tgl kadaluarsa),
serta melengkapi form permintaan.
Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas/tidak lengkap.
Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan, dosis, cara
pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa campuran.
Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan,
jumlah paket.
Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan pencampuran kedalam
ruang steril melaluipass box.
2. Pencampuran
Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF.
Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah berisi obat hasil pencampuran
Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat-obat yang harus terlindung
dari cahaya
Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus melalui pass box.
Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk bagian atas ampul
atau dengan melakukan gerakan J-motion.
Pegang ampul dengan posisi 45º, patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi petugas.
Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik.
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
Berdirikan ampul
Bungkus patahan ampul dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan.
b. Pegang ampul dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam ampul, tarik seluruh larutan dari
ampul, tutup needle.
c. Pegang ampul dengan posisi 45º, sesuaikan volume larutan dalamsyringe sesuai yang diinginkan
dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebih kembali ke ampul.
d. Tutup kembali needle.
e. Untuk permintaan infus iv suntikkan larutan obat ke dalam botol infus dengan posisi 45º perlahan-
lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna.
f. Untuk permintaan Intra Vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
g. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong buangan
tertutup.
4. Tenik Memindahkan Obat dari Vial berisi serbuk injeksi
a. Membuka vial larutan obat
Berdirikan vial. Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan
tertutup.
b. Pegang vial dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam vial.
c. Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahan-lahan memutar untuk melarutkan
obat.
d. Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong sesuai volume yang
diinginkan.
e. Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan ke dalam spuit tersebut.
f. Untuk permintaan infus intra vena (iv) , suntikkan larutan obat ke dalam botol infus dengan posisi
45º perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna.
g. Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
h. Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi jarum ke atas angkat jarum dan buang
ke kantong buangan tertutup.
i. Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup dengan ”luer lock cap”.
j. Seka cap dan syringe dengan alkohol.
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
k. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong buangan
tertutup.
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Isnenia, M.Sc,Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis, 24 – 27 Oktober 2022
Pertemuan Ke : 14
Topik : Rps
Sub Topik : Resep Sitostatika
Metode : Via Offline
Substansi : Sitostatika
Pencampuran sediaan steril harus dilakukan secara terpusat di instalasi farmasi rumah sakit untuk
menghindari infeksi nosokomial dan terjadinya kesalahan pemberian obat. Pencampuran sediaan steril
merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses
pelarutan atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis. Aseptis berarti bebas
mikroorganisme.Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan
mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Kontaminan kemungkinan
terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas jadi penting untuk
mengontrol faktor-faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis. Pencampuran sediaan steril harus
memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme; sedangkan untuk penanganan
sediaan sitostatika selain kontaminasi juga memperhatikan perlindungan terhadap petugas, produk dan
lingkungan. Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu dilakukan secara disiplin dan hati-hati untuk
mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena sebagian besar sediaan sitostatika bersifat :
Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam transportasi, penyimpanan, pendistribusian, rekonstitusi
dan pemberian sediaan sitostatika.
Persyaratan Dispensing Sitostatistika meliputi
C. Ruangan
Tata letak ruangan
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
D. Peralatan
3. APD
Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR (benar pasien,
obat, dosis, rute dan waktu pemberian)
Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch, tgl kadaluarsa),
serta melengkapi form permintaan.
Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas/tidak lengkap.
Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan, dosis, cara
pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa campuran.
Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan,
jumlah paket.
Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan pencampuran kedalam
ruang steril melaluipass box.
6. Pencampuran
Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF.
Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah berisi obat hasil pencampuran
Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat-obat yang harus terlindung
dari cahaya
Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus melalui pass box.
Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk bagian atas ampul
atau dengan melakukan gerakan J-motion.
Pegang ampul dengan posisi 45º, patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi petugas.
Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik.
Berdirikan ampul
Bungkus patahan ampul dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan.
i. Pegang ampul dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam ampul, tarik seluruh larutan dari
ampul, tutup needle.
j. Pegang ampul dengan posisi 45º, sesuaikan volume larutan dalamsyringe sesuai yang diinginkan
dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebih kembali ke ampul.
k. Tutup kembali needle.
l. Untuk permintaan infus iv suntikkan larutan obat ke dalam botol infus dengan posisi 45º perlahan-
lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna.
m. Untuk permintaan Intra Vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
n. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong buangan
tertutup.
Berdirikan vial. Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan
tertutup.
m. Pegang vial dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam vial.
n. Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahan-lahan memutar untuk melarutkan
obat.
o. Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong sesuai volume yang
diinginkan.
p. Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan ke dalam spuit tersebut.
q. Untuk permintaan infus intra vena (iv) , suntikkan larutan obat ke dalam botol infus dengan posisi
45º perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna.
r. Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
s. Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi jarum ke atas angkat jarum dan buang
ke kantong buangan tertutup.
t. Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup dengan ”luer lock cap”.
u. Seka cap dan syringe dengan alkohol.
v. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong buangan
tertutup.
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah diberikan
dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada
(Isnenia, M.Sc,Apt)
NIP. 198010102006040214
Kode FORM-PoltekkesTjk/C .002 /…….
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
Tanggal , 2022
Formulir Revisi 0
Jurnal Perkuliahan Halaman
JURNAL PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Pelayanan Kefarmasian
Dosen : Siti Julaiha S.Farm., M. Farm. Apt
Tanggal : Senin, Rabu, kamis, 31oktober – 3 november 2022
Pertemuan Ke : 15
Topik : Rps
Sub Topik : Resep Kejiwaan
Metode : Via Daring (Zoom)
Substansi : Kejiwaan
Kejiwaan adalah tingkat kecerdasan, sifat dan perilaku, serta kepribadian seperti emosi,
adaptasi dan minatnya terhadap sesuatu sebagai juga emosional yang dapat diterka dengan pikiran yang
selaras menimbulkan gerak berupa tindakan.
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan berbagai kondisi yang mempengaruhi suasana hati, berpikir dan
berperilaku.
Jenis yang paling umum:
- gangguan depresi mayor
Suatu gangguan kesehatan mental yang ditandai suasana hati yang terus diletakkan atau kehilangan minat
dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari
- gangguan kecemasan
Gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas atau takut yang cukup kuat
untuk mengganggu aktivitas sehari-hari
- gangguan bipolar
Suatu gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah depresif
atau tertekan tertinggi atau manik
6. Saran
7. Penyimpanan Obat
8. Langkah Penyiapan Obat
9. Kartu Stock
10. Informasi Obat yang diberikan kepada Pasien
11. Dokumentasi
12. Perbaikan Resep
13. Etiket obat
14. Copy Resep
Refleksi : Penyampaian materi sudah jelas dan mahasiswa memahami resep yang telah
diberikan dosen
Referensi : Tidak Ada
Diskusi : Tidak Ada