Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang
berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh
Raja Singa Barong dari Kediri. Pasukan Raja Singa Barong terdiri dari merak dan singa,
sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo, Raja Klono dan Wakilnya Bujang Ganong,
dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki
ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara
Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para
penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya.
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur
mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog
merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara
turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah
bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka
menganut garis keturunan parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Ada 3 nama gerakan tari reog ponorogo pada saat pementasan berlangsung. 3 jenis
gerakan tari reog adalah gerakan pembuka, gerakan inti dan gerakan penutup. Agar lebih
jelas mari simak penjelasannya berikut ini:
1. Gerakan Pembuka, pada gerakan ini dilakukan oleh penari pria yang mukanya ditutup
topeng warna merah agar tampak seram dan menggunakan kostum serba hitam.
Penari pria pada gerakan pembuka ini ada sebanyak 8 orang yang menggambarkan
keberanian sosok singa.
2. Gerakan Inti, gerakan ini dilakukan setelah gerakan pembuka selesai. Biasanya ada
beberapa konsep tema yang ditarikan tergantung acara apa yang sedang mementaskan
tarian ini. Misalkan pada acara pernikahan, maka adegan tarian akan menggambarkan
percintaan. Namun jika acara yang mementaskan adalah acara hajatan khitan makan
akan menggambarkan seorang kesatria.
3. Gerakan penutup, dilakukan diakhir sesi setelah gerakan inti. Gerakan ini diisi
seorang pria yang menggunakan topeng singo barong yang berbentuk singa. Berata
dari topeng ini bisa mencapai 60 kg bahkan lebih dan cara membawanya dengan
digigit menggunakan gigi. Sehingga para masyarakat yang menyaksikan percaya
bahwa sang penari memiliki kekuatan supranatural dengan melakukan amalan puasa
ataupun bertapa.
Tari reog ponorogo menggunakan pola lantai melengkung, lingkaran serta terkadang
juga menggunakan pola lantai tidak beraturan. Karena terkadang ada adegan salto, koprol,
makan beling, jalan di api, dan aksi lainnya.
• Penari Jathil
Kecenderungan warna biru pada mata dan warna merah yang menunjukkan ketegasan.
Busana penari jathil meliputi:
a. Udeng (ikat kepala)
b. Celana dingkikan kepanjen
c. Kain panjang parang barong
d. Bara-bara dan samir
e. Epok dan timah hitam
f. Stagen cinde
g. Hem putih lengan panjang
h. Srempang
i. Bingge
j. Sampur merah dan kuning
•Penari Warog
Kecenderungan rias pada warog yaitu warna hitam dan merah pada bagian muka.
Busana penari warog meliputi:
a. Udeng baju waktunh
b. Celana hitam kombor
c. Stagen
d. Epek timah
1. Jarik/Jarit
2. Udheng
3. Celana
4. Bara-bara & semir
5. Stagen cinde
6. Epek timang
7. Sampur
8. Hem
9. Gulon ter
10. Kace
11. Serampang
12. Cakep
13. Binggel
14. Eblek
15. Barongan
Tarian Reog Ponorogo diiringi oleh beragam alat musik seperti kendang, angklung,
kenong, gong, dan selompret. Iringan musik tersebut bernada pelog dan salendro sehingga
memunculkan atmosfer unik, mistis, dan eksotis. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam
beragam kegiatan masyarakat, misalnya acara pernikahan, upacara bersih desa, atau acara
nasional saat memperingati proklamasi kemerdekaan selain berperan sebagai alat hiburan,
Reog Ponorogo juga berperan simbolik yang bersifat mistis. Ada bagian masayarakat yang
percaya bahwa pertunjukkan Reog dapat berfungsi menolak bala atau sial.