Anda di halaman 1dari 1

7 Tips agar ilmu Kelima, sering membaca Al-Qur’an karena

ketika orang membaca Al-Qur’an dengan


dilihat teksnya, maka dia akan terlibat berpikir
manfaat bagaimana menerapkan tajwidnya dalam
bacaan yang dijabarkan. Apalagi lebih jauh
dengan memahami ayat-ayatnya. Nah, ketika
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul orang hanyut dalam berpikir, itu orang akan
Ummah Mojokerto, KH Asep Saifuddin Abdul cerdas.
Chalim mengemukakan tips kunci agar santri- “Berikutnya, santri harus rajin shalat malam,”
santri sukses dalam menyerap ilmu tambah Ketua Umum Pimpinan Pusat
pengetahuan dan memanfaatkan ilmu yang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)
telah didapatkan. tersebut.
“Ada sistem pengondisian agar santri bisa Yang terakhir, ketujuh, menjauhi makanan
memahami ilmu kemudian ilmuanya yang mendekati kotor, apalagi najis karena
bermanfaat. Itu ada teorinya. Manfaat itu tidak barokah. “Makanan di luar yang dilihat
artnya memiliki keberdayaan dalam oleh banyak orang termasuk oleh orang yang
menghadapi masa depan. Teorinya itu satu, tidak punya uang, tidak barokah. Ketika orang
ajeg dalam berkesungguhan, jangan yang tidak punya uang itu melihat, dia
berkesungguahan dalam satu bulan saja, tapi kepingin, tapi tidak bisa membeli makanan,
terus-menerus,” katanya ketika ditemui NU yang terkondisikan demikian akan hilang
Online di akhir Ramadhan lalu. barokahnya. Hal itu dibuktikan berpuluh-
Kedua, tambah putra salah seorang pendiri puluh kali bahwa anak yang ngantuk itu
NU asal Jawa Barat, KH Abdul Chalim, tidak karena jajan di luar. Hal Sangat berpengaruh
boleh kenyang karena kalau sampai kenyang kepada kecerdasan anak,” jelasnya.
tidak bisa cerdas. Jika seorang santri memegang yang tujuh
“Kenyang itu menghilangkan kecerdasan. tersebut, itu sudah perwujudan tawakal yang
Kenyang itu terjadi sepuluh menit, setelah dijamin keberhasilannya. Pasti berhasil.
berhenti makan. Bayangkan kalau orang pada
saat makannya saja sudah kenyang apa yang
akan terjadi 10 menit kemudian? Makanya
Nabi melarang orang makan kenyang. Harus
berhenti sebelum kenyang,” jelasnya.

Ketiga, tidak boleh maksiat karena maksiat itu ‫َم ْن َع ِم َل بِ َما َعلِ َم‬
beban. Ketika orang belajar dan mambaswa
beban, apalagi beban psikologis, santri tidak ‫َو َرثَهُ هللاُ ِع ْل ًما َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
akan bisa mengerti akan pelajarannya.
“Barang siapa yang
Keempat, santri harus punya wudlu karena mengamalkan apa yang ia
wudlu itu cahaya. Sementara ilmu yang
ketahui, maka Allah akan
disampaikan oleh guru itu datangnya kepada
memberikannya ilmu yang ia
pemikiran muridnya dalam bentuk abstrak,
berupa sinar, cahaya. Ketika cahaya datang
belum ketahui”
diterima oleh yang memiliki cahaya akan
mudah terserap.

Anda mungkin juga menyukai