Anda di halaman 1dari 78

MAKALAH

KURSUS INOVASI TEKNOLOGI BITE 2016

4 – 6 Agustus 2016

TEAM PENELITI DAN TEKNISI


BALITJESTRO

BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA


PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PRODUKSI BENIH JERUK BERMUTU


(BENIH SEBAR)
SETIONO

Pendahuluan

Pembangunan agribisnis Jeruk diawali di perbenihan, artinya


agribisnis jeruk yang berkelanjutan dan kompetitif menuntut dukungan
industri benih yang tangguh , yaitu menghasilkan benih jeruk bermutu
prima yang berlabel bebas penyakit , tersedia pada saat musim tanam dan
dengan harga yang terjangkau petani.
Benih jeruk bermutu adalah benih yang varietasnya sudah
terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem sertifikasi benih,
mempunyai mutu genetik (true to type), mutu fisiologis, mutu fisik serta
status kesehatan yang sesuai dengan standar mutu (bebas penyakit
sistemik) atau memenuhi persyaratan teknis minimal.
Benih jeruk bebas penyakit bukan berarti tahanterhadap 5
pathogen sistemik ( CVPD, CTV, CVEV, CEV dan CPsV), tetapi setelah
ditanam dilapang dapat terinfeksi melalui serangga penular maupun
peralatan yang digunakan dalam proses perbenihan.
Alur proses produksi pohon induk jeruk dan distribusi benih jeruk
bermutu melalui beberapa tahapan yaitu : Penentuan Pohon Induk Tunggal
(PIT) – Penyambungan Tunas Pucuk (PTP) – Regrafting – Indeksing – BS
– BD/BF – BP/BPMT – Benih Sebar.

Kenyataan menunjukkan bahwa pada saat musim tanam sulit


untuk mendapatkan benih jeruk bermutu sehingga banyak petani yang
masih menggunakan benih jeruk seadanya yang asal usulnya tidak jelas
sehingga saat berbuah petani kecewa karena hasilnya tidak sesuai seperti
yang diharapkan.

Paket teknologi perbenihan yang terdiri dari pengelolaan benih


sumber maupun produksi benih sebar jeruk sudah lama dihasilkan dan
telah dideseminasikan kepada pelaku/ produsen/ penangkar benih jeruk

1
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

agar dapat di implementasikan, tetapi masih banyak yang belum


menerapkan dengan benar sesuai SOP yang ada.
Pengertian.
Banyak dijumpai istilah atau definisi dalam perbenihan hortikultura yang
tertuang dalam Permentan No: 48/Permentan/SR.120/2012 tanggal 10
Agustus 2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran
Benih. Contoh pengertian yang dimaksud diantaranya :
Benih Hortikulturayang selanjutnya disebut benih adalah tanaman
Hortikultura atau bagian darinya yang digunakan untuk memperbanyak
dan/atau mengembangbiakkan tanaman hortikultura.
Persyaratan Teknis Minimal adalah spesifikasi teknis benih yang
mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis dan atau status kesehatan benih
yang ditetapkan oleh Direktur Jendral atan nama Menteri.
Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat terhadap kelompok
benih melalui serangkain pemeriksaan dan atau pengujian, serta
memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal.

Secara garis besar bahwa Produksi Benih Jeruk Bermutu terdiri dari
6 kegiatan, yaitu :
1. Penyediaan Semai Batang Bawah
2. Penyediaan Mata Tempel
3. Penempelan (Okulasi)
4. Pemeliharaan Tanaman
5. Sertifikasi Benih
6. Distribusi/Penyaluran benih

1. Penyediaan Semai Batang Bawah


Tidak semua jenis jeruk dapat digunakan sebagai batang bawah,
dipilih varietas yang kompatibel/sesuai kesalahan memilih varietas
batang bawah akan berakibat merugikan petani karena batang bawah
berperan sebagai pendukung batang atasnya. Lebih dari 20
karasteristik hortikultura akibat pengaruh batang bawah, termasuk
vigor dan ukuran tanaman, kedalaman akar, toleran terhadap suhu
rendah, adaptif terhadap kondisi tanah tertentu seperti kadar garam/
salinitas tinggi atau kelebihan air, toleran/tahan terhadap nematode
dan busuk akar atau leher akar phytopthora, hasil, ukuran dan tekstur
2
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

buah, serta mutu buah. Beberapa varietas yang dapat digunakan


sebagai batang bawah antara lain : Japansche Citroen (JC), Rough
Lemon (RL), Volkameriana, Kunci-01, Poncirus trifoliata, Citumello
4475, Carrizo citrange dan Troyer citrange .
Benih untuk semaian batang bawah dapat diperoleh dengan
memanen buah jeruk pada kondisi masak fisiologis - matang, tidak
memanen buah yang sudah jatuh/rontok karenabuah yang jatuh
sudah terinfeksi penyakit busuk akar (phytopthora sp). Biji dipisahkan
dari daging buah, dihilangkan lendir menggunakan abu gosok untuk
menghilangkan zat penghambat kemudian diperlakukan direndam
dalam air hangat pada suhu 52° C selama 10 menit dan atau
direndam Benomyl 5 % selama satu menit untuk membunuh
cendawan tular benih.
Penyemaian idealnya diletakkan di rak (minimal tinggi rak dari
permukaan tanah 20 cm) yang berfungsi untuk mencegah percikan
/masuknya air hujan/irigasi yang dapat menimbulkan serangan
penyakit rebah kecambah (damping off) dan diberi naungan atap
plastik transparan. Tempat/wadah media penyemaian dapat berupa:
polybag, keranjang plastik, kotak kayu atau rak semai, menggunakan
media tumbuh pasir sungai/ tanah endapan , ditanam cara baris
dibuatkan alur dengan jarak tanam : 1-2 cm x 5 cm. Posisi tanam
adalah bagian runcing benih ditancapkan ke media tumbuh kemudian
ditutup media dan disiram.Permukaan media tumbuh persemaian
ditutup plastik hitam perak selama 2 minggu yang berfungsi untuk
menyerempakkan perkecambahan.

semai biji ditata


Posisi tanam benih dengan sistem alur
semai biji disebar
Transplanting (pindah tanam) semaian batang bawah dari rak
persemaian ke polybag idividu atau bedengan di lapang dilakukan
setelah semaian berdaun 4-6 helai atau berumur 2,5 – 3 bulan

3
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

4
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

tanam 15-20 cm x 30-40 cm atau di polybag ukuran tinggi 30 cm x


diameter 10 cm yang menggunakan media tumbuh tanah
endapan/sedimen atau bahan lain diantaranya dapat berupa
campuran antara humus/tanah + pasir/sekam + kompos/pupuk
kandang (1:1:1 v/v). Untuk membuat lubang tanam semaian dapat
menggunakan tugal dengan kedalaman lubang sesuai ukuran
panjang akar tunggang supaya perakaran tumbuh lurus tidak
bengkok/melilit , kemudian disiram air secukupnya.

2. Penyediaan Mata Tempel


Pohon induk sumber mata tempel jeruk ditanam di Blok
Penggandaan Mata Tempel (BPMT) yang terbuat dari bangunan
rumah kasa insect proof berpintu ganda , varietas yang ditanam
sudah terdaftar peredarannya atau telah dilepas oleh Menteri
Pertanian. Pengertian Blok Penggandaan Mata Tempel adalah
pertanaman pohon induk tanaman tahunan yang berasal dari
pertanaman Blo Fondasi yang setara dengan kelas Benih Pokok dan
sebagai penghasil benih sumber untuk kelas Benih Sebar

Rumah kasa berpintu Tanaman di BPMT

Mata tempel yang digunakan berasal dari ranting dengan kriteria


1. Umur tunas 3-4 bulan sejak pertunasan
2. Ukuran diameter (penampang) 0,5- 0,8 cm
3. Memiliki embrio aktif ( mata tunas menonjol) , belum tumbuh tunas
4. Berpenampang segitiga sampai bulat, berwarna hijau dan berdaun
5. Berasal dari ranting yang tumbuhnya vertikal/tegak dan masih segar
6.Sebanyak 2-3 mata tunas pada pangkal ranting tidak digunakan
7.Telah diperlakukan dengan fungisida, pada kedua ujungnya telah
ditutup dengan/parafin lilin cair dan dikemas dengan baik

5
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Ranting mata tempel aktif Ranting mata temple tumbuh mendatar dan dorman

Benih sumber/pohon induk di BPMT telah dikelola dengan baik


tetapi masih dijumpai tujuh cendawan yang mencemari rantingmata
tempel, yaitu: Fusarium sp,Collectroticum sp., Cercosprora sp.,
Phytium sp., Alternaria sp., Aspergilus sp., dan Penicillum sp. yang
apabila tidak dikendalikan dapat menurunkan kualitas mata tempel.
Tindakan/ perlakuan untuk mengendalikan cendawan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Ranting-ranting dipotong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki
2. Ranting-ranting dicelup dalam larutan klorox 10% yang telah
dipersiapkan sebelumnya (100 cc klorox + 900 cc air) selama 60
detik kemudian segera dikering-anginkan. Jika selama 15 menit
ranting belum kering segera dibantu dengan kipas angin.
Pencelupan dalam larutan dan pengeringan yang terlalu lama
dapat mengakibatkan mutu ranting mata tempel menurun.
3. Setelah itu dicelup dalam larutan 5% benomyl / Benlate (5 gram
Benlate +1000 cc Air) selama 60 detik dan kemudian dikering
anginkan.Jika selama 15 menit ranting belum kering angin segera
dibantu dengan kipas angin. Pencelupan dalam larutan dan
pengeringan yang terlalu lama dapat mengakibatkan mutu ranting
mata tempel menurun.
4. Ranting dimasukkan dalam kantong plastik transparan dan diikat
rapat. Bungkusan ranting mata tempel seharusnya disegel oleh
BPSB. Segel BPSB paling tidak memuat informasi tentang
varietas, tanggal panenan, jumlah mata tempel dan kode blok/
bedengan dari mana ranting mata tempel.

6
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

3. Okulasi
Okulasi/penempelan merupakan metode perbanyakan yang umum
digunakan oleh penangkar jeruk komersial di Indonesia. Ada 3 metode
okulasi yang sering digunakan, yaitu:

1. Okulasi Forkert

2. Okulasi Irisan Mata Berkayu (Chip Budding)

7
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

3. Okulasi bentuk huruf T

Cara okulasi diawali dengan menentukan bidang okulasi pada


ketinggian 20-25 cm diatas permukaan leher akar tanaman, kemudian
membuat sayatan panjang 1-1,5 cm dan lebar 0,5-0,75 cm sesuai
dengan metode yang dipilih , dilakukan diantara ruas (internode)
batang bawah jeruk. Mata tempel disayat dengan bentuk sesuai
dengan metode yang dipilih dan ukuran sayatannya sama dengan
pada batang bawahnya, kemudian disisipkan ke sayatan batang
bawah dan diikat dengan tali plastik transparan. Tali plastik pengikat
okulasi dibuka setelah 14-21 hari, kemudian dilakukan pemotongan
batang bawah 1-2 cm diatas bidang okulasi atau ada yang dibiarkan
terlebih dulu 7 hari kemudian baru dipotong.
Tunas okulasi yang tumbuh diseleksi dan dipelihara satu tunas
yang terbaik dan diusahakan tumbuh lurus dan tegak, boleh
dicabangkan apabila sudah mencapai ketinggian 40- 50 cm dari leher
akar. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi, ialah:
kondisi fisiologis batang atas dan batang bawah, kondisi alat yang
digunakan (ketajaman pisau, kebersihan pisau), keterampilan
pelaksana/okulator( cara mengikat, pemilihan bahan untuk mengikat) ,
kondisi lingkungan (suhu <3 0º C, kelembaban > 70 %).

4. Pemeliharaan Tanaman
Sejak menyemai benih batang bawah sampai dengan benih siap
distribusi/salur, tanaman harus harus dipelihara intensif. Pemeliharaan
berupa penyiraman, mewiwil, pengendalian OPT maupun penyiangan
disesuaikan dengan kondisi dan keperluannya. Selama dipesemaian,
serangan cendawan rebah kecambah/ damping off (lanas=bhs.jawa)
menjadi kendala utama, namun dapat dikendalikan dengan mencabut
kecambah yang terserang, memberi fungisida dan memberii naungan
atap plastik transparan.
8
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Penyakit Alternaria sp. menyerang tunas hasil okulasi sehingga


mengakibatkan tunas tanaman busuk mulai dari ujung sampai ke
pangkalnya kemudian tanaman mati. Pengendalian serangan penyakit
ini dapat dilakukan dengan memotong tunas yang terserang,
menyemprot dengan fungisida bahan aktif Benomil, Tembaga
hidrooksida dan lainnya dan atau memberi naungan atap plastik
transparan. Serangan OPT lain seperti hama Thrips, ulat peliang daun
(Phylocnistris citrella), ulat papilio, kutu sisik dan tungau dikendalikan
dengan insektisida. Serangga penular penyakir jeruk Diaphorina citri
dan Toxophthera harus diwaspadai menjadi prioritas utama
pengendalian menggunakan insektisida bahan aktif imidakloprit,
dimethoate, sipermetrin dan lainnya yang tersedia dipasar. Sterilisasi
alat pertanian harus diperhatikan (gunting, pisau dan gergaji)
menggunakan larutan alkohol 70% untuk mencegah tertular penyakit
CEV yg disebabkan viroid.

Diaphorina citri Sekresi Diaphorina citri Toxophthera sp. Ulat peliang daun

Pemberian unsur hara selama pertumbuhan dalam bentuk pupuk


buatan dimulai sejak semaian umur 1 bulan setelah berkecambah
sampai dengan benih siap salur/distribusi yang diberikan dalam bentuk
larutan 5 gr NPK (15-15-15)+3 gr ZA /liter air dengan interval setiap 2-
3 minggu terbukti mampu memberikan pertumbuhan yang baik.

5. Sertifikasi Benih
Pembeda antara benih jeruk bersertifikat dengan benih jeruk liar
adalah identitas benih. Benih bersertifikat diberi identitas berupa label
dari BPSB yang dipasang pada setiap individu tanaman. Pemohon
sertifikasi benih adalah : 1). Produsen yang memiliki sertifikat
kompetensi dan belum memiliki sertifikat SMM, 2). Instansi pemerintah
yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi dibidang hortikultura

9
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

yang belum memiliki sertifikat SMM, sedangkan penyelenggara


sertifikasi benih yaitu :1).Instansi atau Unit Kerja yang
menyelenggarakan tugas dan fungsi bidang pengawasan dan sertifikasi
benih (BPSB). 2). Produsen benih yang memiliki sertifikat system
manajemen mutu (SMM) dibidang perbenihan (sertifikasi mandiri).
Penerbitan sertifikat benih dan pemberian nomor seri label pada setiap
individu benih jeruk dilakukan apabila telah lulus melalui serangkaian
pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan administrasi dan fisik lapang
yang meliputi pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan okulasi dan
pemeriksaan siap salur.

6. Distribusi/Penyaluran Benih
Rata-rata benih jeruk okulasi sudah dapat didistribusikan setelah
berumur 5 bulan sejak okulasi , pertumbuhan mengalami dua periode
pertunasan dengan tinggi tanaman mencapai lebih 50 cm dari titik
okulasi. Penyaluran benih jeruk dengan menyertakan label biru yang
diikatkan pada setiap individu tanaman. Saat pemasangan label
diawasi oleh petugas Pengawas Benih Tanaman. Berdasarkan
Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Hortikultura, Tahun 2012
yang diterbitkan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura bahwa
berdasarkan persyaratan teknis minimal benih jeruk hasil okulasi yang
disalurkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Tinggi bidang okulasi dari leher akar = 20-25 cm
- Tinggi tanaman 50 cm ( 25-30 cm dari titik okulasi)
- Umur tanaman dari okulasi minimal 5 bulan
- Sehat, bebas vektor penyakit utama tanaman jeruk,
apabila persyaratan minimal yang sudah ditentukan tidak tercapai maka
dinyatakan tidak lulus dan tidak diterbitkan sertifikat dan nomer seri
label .

Benih jeruk siap salur yang memenuhi


Benih jeruk tdk dapat disalurkan karena
persyaratan teknis minimal
tidak memenuhi persyaratan teknis minimal

10
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Agrobisnis jeruk yang menggunakan benih bermutu merupakan


investasi masa depan yang sudah jelas dapat dipastikan hasilnya,
berkaitan dengan hal tersebut maka tidak disarankan menanam benih jeruk
yang tidak diketahui asal-usulnya , lebih baik menunda musim tanam
sampai diperoleh benih bermutu.

Daftar Pustaka

Anonim, 2013. Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Hortikultura (


Nomor : 01/Kpts/ /SR.130/12/2012). Direktorat Perbenihan
Hortikultura. Direktorat Jendral Hortikultura. Kementerian
Pertanian. 2013.

Anonim, 2013. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 48/Permentan/


SR.120/8/2012). Tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan
Peredaran Beniha Hortikultura dalam Peraturan Perbenihan
Hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktoran Jendral
Hortikultura. Kementerian Pertanian. Jakarta, 2013.

Davies FS and L.Gene Albrigo, 2003.Citrus. CAB International. 254p

Siata, S, 1990. Keragaan Pertumbuhan Semai Jeruk Kultivat Japanche


Citroen (JC) dan Rough Lemon (RL) Dari Berbagai Ukuran Benih.
Thesis.Fakultas Pasca Sarjana universitas Gajahmada. Program
KPK Universitas Brawijaya Malang. 120p.

Saunt, J, 2000. Citrus Rootstock in Citrus Varieties of The World. Sinclair


International Limited, Norwich, England. 2000. p.145-156

Setiono dan A. Supriyanto, 2014.Kamus Pestisida Untuk Organisme


pengganggu Tanaman.Materi Sekolah Lapang PTKJS.kerjasama
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten
Nunukan dengan balitjestro Tlekun, Batu, Jawa Timur.

11
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Setiono, 2015. Pengelolaan BF, BPMT serta Teknologi Produksi Benih


Jeruk Bebas Penyakit. Disampaikan pada kegiatan Revitalisasi
Perbenihan Jeruk, Batu 21-24 April 2015

Yuana Pristy kusumaning Ayu, 2016.Studi Poliembrioni pada Benih Batang


Bawah Jeruk Japansche Citoen (JC).Skripsi. Universitas
Brawijaya. Fakultas Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian.
Malang. 2016

12
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

TEKNIK IDENTIFIKASI VARIETAS JERUK

Hadi Mulyanto dan Tim Pemuliaan Tanaman

Pendahuluan

Jeruk merupakan tanaman asli (indigenous) dari benua Asia


khususnya dari India sampai China. Banyak spesies jeruk yang telah
dibudidayakan di daerah subtropik. Jeruk dan kerabatnya termasuk ke
dalam famili Rutaceae yang meliputi banyak genera (Roy dan Goldschmidt,
1996). Jeruk mempunyai enam genera, yaitu: 1) Citrus, 2) Microcitrus, 3)
Fortunella, 4) Poncirus, 5) Cymenia, dan 6) Eremocitrus. Daun yang dimiliki
semua genera tunggal, kecuali Poncirus yang berdaun majemuk (trifoliate).
Di antara enam genera tersebut, yang paling banyak dikenal adalah jenis
Citrus. Citrus memiliki subgenera yaitu Citrus dan Papeda. Subgenera
citrus memiliki 10 spesies dan 7 di antaranya telah dibudidayakan dan
menjadi jeruk komersial, yaitu 1) Citrus sinensis Osbeck (jeruk manis), 2)
Citrusreticulata Blanco (jeruk keprok), 3) Citrus maxima Merr (jeruk
pamelo), 4) Citruslimon (jeruk lemon), 5) Citrus aurantifolia (jeruk nipis), 6)
Citrus medica (citroen), dan 7) Citrus paradisi (grapefruit).
Karakter Penting Tanaman Jeruk
a. Karakter pertumbuhan tanaman
 Tanaman tumbuh tegak (menjulang), dengan tajuk berbentuk
ellipsoid. Karakter ini terdapat pada jeruk keprok (C. reticulata
Blanco), antara lain keprok Batu 55, keprok Madura, keprok
Pulung, keprok Garut, keprok Borneo Prima, keprok Sipiruk dll.
 Tanaman tumbuh dengan tajuk menyebar terdapat pada jeruk
Siam, jeruk manis (C. sinensis), jeruk pamelo, keprok Terigas,
keprok RGL, dan keprok Tejakula.

13
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Gambar 1. Karakter pertumbuhan tanaman; a) tumbuh tegak, b) tumbuh


menyebar

b. Ranting
Ranting merupakan bagian tanaman yang memiliki mata tempel
yang nantinya bermanfaat sebagai materi perbanyakan secara
konvensional melalui okulasi. Beberapa ciri spesifik pada ranting
mata tempel antara lain;
 Berduri; jeruk nipis, jeruk limau, jeruk manis, Japanche citron
dan Rough Lemon
 Tidak berduri; jeruk pamelo, jeruk kalamondin, jeruk keprok
dan jeruk siam
 Warna ranting; hijau tua (jeruk manis, jeruk keprok Satsuma,
jeruk keprok Freemon) dan hijau muda (jeruk siam dan jeruk
keprok)
c. Sayap daun
Sayap daun merupakan bagian daun yang terletak di bawah helai
daun, melekat pada petiole daun.
 Memiliki sayap daun; jeruk pamelo, jeruk grapefruit, jeruk
manis, dan jeruk purut.
 Tanpa tanpa sayap daun; jeruk siam dan jeruk keprok

14
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Gambar 2. Sayap daun pada petiole; a) tanpa sayap daun,


b-d) bersayap daun dengan ukuran yang beragam

d. Bentuk tepi daun


 Tepi daun bergelombang merupakan ciri spesifik yang
sebagian besar dimiliki oleh jeruk keprok (C. reticulata)
 Tepi daun tidak bergelombang terdapat pada jeruk siam, jeruk
keprok Tejakula, jeruk keprok RGL

Gambar 3. Bentuk tepi daun; a) tepi daun bergelombang, b) tepi


daun tidak bergelombang

e. Bentuk ujung daun


 Ujung daun meruncing; jeruk siam, jeruk keprok Tejakula, jeruk
keprok RGL
 Ujung daun tumpul; jeruk keprok Batu 55, jeruk keprok Garut
dll

15
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Gambar 4. Bentuk ujung daun; a) meruncing b) tumpul

f. Warna daging buah


Daging pada buah jeruk mempunyai karakter warna yang
beragam, berikut warna-warna yang terdapat pada buah jeruk;
 Daging buah dengan warna putih krem terdapat pada jeruk
nipis dan lemon; contohnya jeruk nipis kutai, jeruk nipis perak,
jeruk lemon, jeruk pamelo pangkep putih, dll.
 Daging buah dengan warna kuning, contohnya pada buah
jeruk manis, jeruk keprok Sanggul, dll.
 Warna daging buah oranye terdapat pada jeruk siam dan jeruk
keprok, contohnya pada jeruk keprok Batu 55, jeruk keprok
Garut, jeruk keprok Monita, jeruk keprok RGL, jeruk keprok
SoE dll
 Buah dengan warna daging merah muda sampai merah
terdapat pada jenis jeruk pamelo, misalnya jeruk pamelo
Srinyonya, jeruk pamelo Nambangan, jeruk pamelo Magetan,
jeruk pamelo Raja, jeruk Pangkep Merah, jeruk pamelo Kudus
dll.

Gambar 5. Keragaman warna daging buah;


a) putih krem, b) kuning, c) oranye, d) merah muda sampai merah

16
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

g. Bentuk axis buah


Karakter bentuk axis atau rongga yang terdapat pada buah jeruk
berbentuk berlubang dan tidak berlubang (padat).
 Buah dengan axis berlubang contohnya pada jeruk Siam, jeruk
keprok Batu 55, jeruk keprok garut, jeruk keprok Monita, jeruk
keprok RGL, jeruk keprok SoE, dll.
 Buah dengan axis padat contohnya pada jeruk manis (citrus
sinensis), jeruk nipis, jeruk lemon, jeruk pamelo, dll.

Gambar 6. Bentuk axis buah; a) berlubang, c) padat

h. Aroma spesifik daun atau buah


Aroma spesifik pada jeruk bisa menjadi karakter pembeda,
sekaligus dapat dijadikan sebagai penanda/penciri varietas. Aroma
tersebut diperoleh ketika buah dikupas atau daun diremas,
misalnya aroma yang terdapat pada buah jeruk limau, jeruk siam,
jeruk keprok Terigas dll. Untuk mengetahui dan membedakan
aroma buah antara varietas satu dengan lainnya perlu dicermati
dan dicoba berulang-ulang.

i. Jumlah biji
Jumlah biji juga bisa menjadipembeda antar varietas dengan
jumlah yang beragam dari yang berbiji sedikit (seedless) sampai
berbiji banyak (seedy). Sebagian besar jeruk yang berkembang di
Indonesia termasuk jenis jeruk dengan jumlah biji yang banyak.
Buah jeruk dengan jumlah biji sedikit, misalnya pada jeruk keprok
Satsuma, jeruk pamelo Magetan, jeruk pamelo Bageng, jeruk
Santang, jeruk Valencia Road Red, jeruk manis Grovery, jeruk
Robertson Navel dll.
17
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

j. Ciri khusus beberapa varietas:


1. Rasa buah
Rasa manis tanpa asam : jeruk siam, jeruk manis Pacitan
Rasa manis asam : jeruk keprok (Batu 55, Garut,
Pulung, Berasitepu, Madura, dll)
Rasa buah asam : Kalamondin, JC, RL, Nipis,
Lemon
Rasa buah anggur : Pineaplle
Rasa Manis pada kulit buah : Nagamik Kumquat
Rasa buah menjadi pahit/getir bila ditanam didataran tinggi;
jeruk pamelo, kecuali pamelo Bageng dan Kudus.
2. Morfologi buah
 Ujung buah memiliki ciri khusus (navel, lingkaran, ujung
runcing) :
 Buah memiliki konde (neck) : Dekopon dan grapefruit
 Buah bergaris seperti jari : Jaribuda
 Kulit buah kasar/keriput : jeruk purut, jeruk sambel
3. Pembungaan
 Awal berbunga harus mengalami stress air; jeruk keprok
 Berbunga tanpa stress air; jeruk siam, jeruk keprok RGL,
jeruk keprok Satsuma, jeruk manis dan jeruk pamelo.
4. Aspek budidaya
 Pemanenan buah dilakukan pada saat buah telah masak
fisiologis, jika dipanen lewat masak (terlalu lama dipohon)
buah akan kering (tidak berair), misalnya pada jeruk
keprok Monita, jeruk keprok Satsuma, jeruk Borneo
Prima, dan jeruk keprok Tejakula.
 Jeruk siam memiliki zona agroekologi yang luas artinya
bisa ditanam mulai dataran rendah sampai tinggi.
 Jeruk yang memiliki wilayah tanam spesifik dataran
tinggi, misalnya jeruk keprok Batu 55, jeruk keprok
Monita, jeruk keprok Tawangmangu, jeruk keprok Garut,
jeruk Berasitepu, jeruk Manis dll.

18
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Gambar 7. Keragaman morfologi buah jeruk

19
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Tabel 1. Karakter penting dalam spesies Citrus


Spesies Citrus
Karakter
Citrus Citrus Citrus Citrus Citrus Citrus
penting Citrus limon
sinensis reticulata maxima aurantifolia paradisi medica
Habitus Tegak Tegak Tegak Perdu Perdu Perdu Tegak
tanaman menyebar menyebar menyebar
Morfologi Bentuk daun Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk - Bentuk daun
daun brevipetiolate daun daun ovale daun ovale daun oblong atau
sessile- atau eliptic oblong lancelote
eliptic ovale ovate, kecil
5-7,5 cm
Sayap Ukuran Daun Bersayap Sayap Sayap Tidak Sayap daun
daun sayap daun tanpa dan daun daun daun bersaya agak lebar
lebih kecil sayap berukuran sempit atau sempit p
dari daun (kecil) besar marginal
Morfologi Berukuran Berukuran Berukuran Berwarna Berukuran - Berukuran
bunga kecil kecil besar kemerahan kecil besar
dan jumlah
stamen
sangat
banyak
Morfologi Berukuran Berukuran Berukuran - Berukuran Beukura Berukuran
buah sedang, sedang, sangat kecil (ø 4-6 n besar, besar (ø 9-

20
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

sukar mudah besar (ø cm), bentuk daging 13 cm), pulp


dikupas, dikupas, 11-17 cm), ovoid, pulp buah vesichel
juring sukar juring pulp kehijauan, sangat besar, juring
dilepas, mudah vesichel rasa lengket susah
ujung buah dilepas, besar, biasanya dilepas
terkadang pangkal juring asam
memiliki buah mudah
navel terkadang dilepas
memiliki
konde
Morfologi Berukuran Biji kecil, Biji besar, Biji kecil, Biji kecil, - Biji agak
biji besar, polyembrio datar, dan berbentuk permukaan halus dan
monoembrio ni dan cenderung ovoid, halus polyembrioni
ni dengan kotiledon berwarna permukaan
kotiledon berwarna kuning, halus
putih hijau kasar san
cebderung
monoembr
ioni

21
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

TEKNIK IDENTIFIKASI PEYAKIT CVPD


DAN DEFISIENSI UNSUR HARA
SECARA VISUAL,CEPAT DAN SEDERHANA

Mutia Erti Dwiastuti, Dina Agustina, Unun Triasih


Laboratorium Fitopatologi Balitjestro

PENDAHULUAN

Penyakit yang paling ditakuti petani jeruk Indonesia adalah penyakit


CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) dengan nama internasional
Huanglungbin (HLB).Penyebab penyakit adalah Candidatus Liberobacter
asiaticum (Clas), kelompok bakteri gram negatif, phloem-limited fastidious
prokaryotic yang termasuk kelompok alpha subdivisi Proteobacteria,
parasit obligat, yang tidak bisa dikulturkan secara in vitro. Strain bakteri
sejenis ditemukan di Asia, Afrika, dan Amerika, yang berturut-turut
disebabkan oleh Candidatus Liberibacter asiaticus (CLas), CandidatusL.
Africanus (CLaf), dan Candidatus L. americanus (Clam). Penyakit ini
merupakan silent killer pada tanaman jeruk.Ancaman CVPD menyebabkan
menurunnya produktifitas, kualitas bahkan kematian tanaman jeruk serta
terjadinya erosi sumber daya genetik jeruk, salah satu diantaranya adalah
punahnya pertanaman jeruk keprok Tejakula di Bali dan Keprok Punten di
Batu. Penyakit tersebut pernah menyebabkan kerugian sebesar 23 Milyar /
tahun pada era tahun 1990-an. Daerah sebarnya meliputi seluruh sentra
pertanaman jeruk di Indonesia, termasuk Kalimantan Barat dan Kalimantan
Selatan yang dulunya masih bebas dari penyakit ini.Penyakit ini ditemukan
di daerah dengan ketinggian rendah (10 m dpl.) sampai ketinggian 1.000 m
dpl. Tahun 1997 ditemukan hampir 100% tanaman jeruk keprok Tejakula di
pantai Utara Bali terinfeksi ulang HLB berdasarkan hasil survei dan analisa
PCR dan DNA hibridization Sementara itu dari Kalimantan Barat dilaporkan
bahwa 31% tanaman jeruk yang telah berproduksi telah terinfeksi HLB.
Karena daya rusaknya yang tinggi, diduga penyakit ini telah mengancam
perekonomian sekitar 65.000 petani jeruk yang ada. Sebagian besar
varietas komersial peka terhadap penyakit ini.Varietas jeruk besar dan
Konde Purworejo toleran.Trauma terhadap keganasan penyakit CVPD

22
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

samai saat ini masih menghantui sebagian besar petani jeruk/yang akan
mengembangkan kebun jeruk.

Kenapa disebut silent killer?, karena penyakit ini menyerang sistem


jaringan pengangkut tanaman jeruk (floem). Jaringan pengangkut, kalau
pada manusia ini diibaratkan sebagai peredaran darah.Kerusakan sistem
jaringan tersebut pada awalnya tidak terlihat nyata, tanaman seperti masih
sehat. Namun bila tidak dicegah, akan sulit disembuhkan, bahkan
menyebabkan kematian. Penularan dari tanaman sakit ke tanaman sehat
melalui materi perbanyakan vegetatif (mata tempel) saat di pembibitan.
Okulasi (penempelan) dan penyambungan (grafting) sangat efektif
menularkan bakteri CLas. Penularan antar tanaman dalam kebun melalui
vektor serangga D. citri. Serangga vektor biasanya bersembunyidi balik
bagian tanaman yang terlindung. Varietas yang palling rentan terinfeksi
adalah jeruk siem. Tingkat infeksi melalui penyambungan mencapai 100%
pada 4 bulan setelah inokulasi (BSI). Jumlah bakteri meningkat 10 ribu kali
dari 103 pada 1 bulan setelah inokulasi menjadi sekitar 108 pada 8 BSI.

Keberhasilan pengendalian sangat ditentukan oleh ketepatan dan


kecepatan dalam mengidentifikasi penyakit. Selama ini identifikasi penyakit
CVPD atau HLB di lapang dianggap cukup sulit karena rancu dengan
gejala difisiensi unsur hara mikro seperti Zn,Fe, Mn, Mo atau hara makro N
dan Mg. Identifikasi melalui pemeriksaan laboratorium dengan Polymerase
Chain reaction (PCR), memberi hasil sangat akurat, namun memerlukan
ketrampilan, fasilitas alat laboratorium serta biaya tinggi. Kursus singkat
dalam rangka 10th Balitjestro ini memberi tutorial sederhana, yang cukup
akurat serta murah dalam mengidentifikasi CVPD di lapang. Cara ini dapat
membantu praktisi lapang untuk menegakkan diagnosis dan segera
memutuskan pengendalian yang tepat dan cepat.

23
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PROGRAM PELATIHAN

NO TAHAPAN METODE PELATIHAN


1. Penyampaian materi Metode ajar/ penyuluhan dan diskusi
2. Identifikasi gejala demonstrasi peserta mengidentifikasi
CVPD dan difisiensi gejala terhadap bahan tanaman jeruk
unsur hara yang sudah disediakan panitia
3. Identifikasi uji pati Peserta mempraktekkan uji pada
yodium reagen dan bahan tanaman jeruk
yang sudah disediakan panitia serta
mendiskusikan hasil ujinya.
4. Identifikasi Peserta mengamati prosedur dan
molekuler dengan hasil akhir dari uji PCR, serta
PCR membandingkan dengan uji
sederhana pati yodium
5. Penyediaan kit uji Bagi peserta yang tertarik bisa
pati yodium mendapatkannya

TAXONOMI PATOGEN PENYEBAB CVPD


Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Alphaproteobacteria
Order : Rhizobiales
Family : Rhizobiaceae
Genus : Liberibacter
Species : - Candidatus Liberibacter africanus ( Jagoueix et
al.1994) synLiberibacter africanus / africanum
- Candidatus Liberibacter asiaticus ( Jagoueix et
al.1994) synLiberibacter asiaticus / asiaticum
- Candidatus Liberibacter americanus (Teixeira
et al.1994) syn Liberibacter americanus/
americanum

24
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

TEKNIK IDENTIFIKASI PENYAKIT CVPD

A. Teknik Identifikasi berdasarkan Gejala Serangan CVPD Lapang

1. Kelainan gejala harus diamati pada keseluruhan tanaman dalam


kebun. Pada tanaman yang kekurangan unsur hara mikro, gejala
cenderung muncul pada seluruh tanaman dalam satu kebun; tetapi
tidak demikian pada tanaman yang terserang penyakit CVPD,
gejala hanya pada blok tanaman tertentu saja.
2. Gejala khas CVPD, belang-belang kuning mulai berkembang pada
bagian ujung tanaman (pertumbuhan baru) pada daun yang
ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas. Pada
gejala lanjut daun menjadi lebih kaku dan lebihkecil, tulang daun
menjadi kuning

3. Infeksi pada tanaman muda : kuncup berkembang lambat,


pertumbuhannya mencuat ke atas, daun menjadi lebih kecil dan
ditemukan gejala khas CVPD.

25
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

4. Pada gejala berat, : daun menguning sebagian atau seluruhnya,


terjadi pengerasan tulang daun primer dan sekunder, daun
menjadi lebih kaku dan menebal

5. Pada tanaman dewasa, kadang ditemukan gejala greening


sektoralyaitu daun-daun bergejalablotching pada cabang
tertentu diiringi pertumbuhan tunas air lebih banyak dari tanaman
normal di luar musim pertunasan, daun pada cabang sakit
menjorok ke atas seperti sikat , cabang- cabang meranggas.

26
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

6. Pada pohon yang sudah berproduksi menyebabkan buah pada


cabang terinfeksi menjadi lebih kecil, tidak simetris. Kadang-
kadang ditemukan buah red nose (warna orange pada pangkal
buah) terutama di tempat yang terlindung dari sinar. Buah
terserang bijinya abortus dan rasanyaasam .

B. Teknik Identifikasi dengan uji pati yodium

Gejala pada benih jeruk yang belum ditanam biasanya agak sulit
karena masa inkubasi penyakit cukup lama antara 4 – 8 bulan setelah
inokulasi. Cara pengamatan secara langsung terhadap gejala perlu
didampingi alat bantu identifikasi. Alat bantu tersebut berupa
pemeriksaan penumpukan amilum dengan UJI PATI YODIUM atau
dengan METODE PCR [POLYMERASE CHAIN REACTION ].

Teknik ini sangat sederhana dan murah sekali (hanya memerlukan


biaya Rp 350,- saja. Sangat murah bila dibanding dengan uji PCR
dengan biaya Rp 125.000 – Rp 250.000), berguna untuk membantu
deteksi cepat di lapang. Teknik yang ditemukan oleh Schneider 1968,

27
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

di uji lagi oleh Kawano, 2006 dan diacu secara Nasional oleh
Kementerian Pertanian Australia pada tahun 2014 sampai sekarang.

C. Teknik Identifikasi Keberadaan Serangga Vektor

Pengamatan vektor ini dapat membantu identifikasi. Indikatornya


adalah banyak populasi D.citri di lokasi tersebut dan ditemukan
tanaman yang khlorosis, menguning, mirip difisiensi , baik ada atau
tidak ada gejala khas CVPD.tuna Pengamatan sebaiknya pagi hari
sebelum matahari terik. Cermati bagian tunas, Imago akan terlihat
dibagian bawah daun atau tunas, cermati tunas yang mengeluarkan
eksudat sekresi warna putih, merupakan sekresi nimfaD.citri.Telur
berbentuk lonjong warna kuning keemasan juga menandaakan vektor
serangga imagonya ada disekitar lokasi itu.Pemasangan yellow
trapping yang dilapisi plastik berlem tikus dapat membantu monitoring
D.citri.

D. Identifikasi berdasarkan wawancara dan observasi

Apabila gejala khas viruses tidak ditemukan, maka untuk memastikan


apakah tanaman jeruk terserang CVPD atau hanya kekurangan unsur
hara saja, maka lakukan wawancara dengan petaninya apakah
28
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

pemupukan sudah dilakukan dengan optimal sesuai kebutuhan?.


Kalau belum memuaskan, lakukan observasi singkat dengan cara
memangkas bagian kanopi bergejala menguning sampai batas tidak
bergejala, kemudian tanaman dipupuk dengan pemupukan yang
seimbang dan tunggu sampai periode pertunasan berikutnya. Apabila
daun baru masih muncul gejalanya, maka itu menandakan adanya
penyakit menular (infeksius), bukan kekurangan unsur hara (non
infeksius). Maka segera lakukan tindakan pengendalian. Namun
apabila tidak muncul gejalanya pada daun yang baru tumbuh, bisa
disimpulkan bahwa gejala itu merupakan kekurangan unsur hara.

E. Identifikasi keberadan tanaman inang lain yang peka


Apabila tidak ditemukan gejala khas pada tanaman yang dicurigai,
amati juga tanaman sekitarnya yang peka. Apabila pada tanaman
peka sekitarnya ada yang bergejala blotching (belang tidak merata),
maka kemungkinan besar tanaman jeruk komersial di lokasi itu
sudah terinfeksi CVPD juga. Berikut disajikan tanaman dalam
kelompok sub famili dan spesies yang peka CVPD.

Sub famili Spesies


Aurantioideae : Aurantieae Aeglopsis chevalieri Swingle
Atalantia (syn. Severinia) buxifolia
(Poir.) Oliv.
Balsamocitrus dawei Stapf
Citrus spp.
Limonia acidissima L.
Murraya exotica L.
Murraya paniculata.
Pamburus missionis (Wight) Swingle
Swinglea glutinosa (Blanco) Merr.
Triphasia trifolia (Burm. f.) P. Wilson
Aurantioideae: Clauseneae Clausena anisata (Willd.) Benth.
Clausena indica Oliv.
Clausena lansium (Lour.) Skeels
Rutoideae: Diosmeae Calodendrum capense (L. f.) Thunb
. Rutoideae: Toddaliinae Vepris lanceolata (Lam.) G. Don

29
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

TEKNIK IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA PADA


TANAMAN JERUK

Untuk mengatasi kerancuan ini gejala, pedoman yang harus diketahui


untuk membedakan antara tanaman yang kekurangan unsur mikro dengan
tanaman yang terserang penyakit CVPD.Unsur-unsur hara mikro tersebut
adalah Zn, Fe, Mn, Cu, B, dan Mo serta unsur hara makro N dan Mg.
Gejala klorosis pada daun kekurangan unsur hara biasanya mempunyai
pola teratur, sedang pada tanaman terserang CVPD, pola klorosisnya
tidak teratur

1. Defisiensi Zink (Zn)


Pola gejala teratur antara sisi kiri dan kanan.Daun klorosis
menguning jelas pada helaian daun yang kontras dengan tulang
daun hijau gelap, berkesan seperti menebal.(Gambar). Pada tahap
awal ukuran daun normal, tetapi pada difisiensi parah ukuran daun
mengecil, sempit dan kuning seluruhnya. Gejala yang terjadi pada
awal pertumbuhan menyebabkan kualitas buah kurang baik.Gejala
defisiensi Zn sangat mirip dengan gejala pada CVPD terutama
pada jeruk Siam.Tanah masam dapat memicu terjadinya defisiensi
Zn.

2. Difisiensi Besi (Fe)


Gejala defisiensi Fe pada daun sangat khas dan berpola teratur
yaitu semua tulang daun mulai dari tulang daun utama (primer),
tulang daun kedua (sekunder) dan tulang daun ketiga (tersier) hijau
pucat sedang helai daun kekuningan.Apabila dilihat secara
keseluruhan daun seperti terlihat kerangkanya, sementara itu
helaiannya agak menguning (Gambar.).Ukuran daun cenderung
masih normal. Penyebab utama defisiensi Fe atau besi adalah pH
tanah yang sangat tinggi seperti pada tanah berkapur dan yang
bersifat alkalis, pada tanah berpasir yang sering mengalami
pencucian, tanah-tanah tergenang atau kondisi kelebihan ion
antagonis (Ca, Cu, Mg, Mn, Mo, P, dan Zn).

30
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

3. Difisiensi Mangan (Mn)


Sama dengan gejala defisiensi Zn dan Fe, pola gejala di Mn
berpola teratur. Gejala defisiensi Mangan (Mn) biasanya gejalanya
hubungan dengan defisiensi Zn, tetapi defisiensi Mn tidak terlalu
jelas perubahan warnanya kuningnya. Gejala ditandai dengan
adanya daerah hijau pucat diantara tulang daun sekunder pada
daun muda, sedangkan daerah sepanjang tulang daun berwarna
hijau, dan lebih jelas terlihat pada daun yang terkena cahaya
matahari (Gambar 15c.). Umumnya gejala menjadi hilang setelah
daun menjadi tua.Kebalikan dengan defisiensi Zn, daun tidak
berubah ukurannya, jadi tetap berukuran normal.

4. Defisiensi Magnesium (Mg)


Gejala kekurangan unsur hara makro Magnesium ditandai dengan
adanya khlorosis pada helai dan tulang daun, mulai dari pucuk,
dan mengarah kebawah, pola khas dari defisiensi ini adalah
membentuk huruf V terbalik (gambar 15d.)

5. Defisiensi Boron (B)


Defisiensi Boron menyebabkan berbagai gejala pada daun, ranting
dan buah. Gejala pada daun ditandai dengan layu, mengkerut
(daun tertarik ke belakang) dan keriting. Tulang daun utama dan
sekunder membesar menjadi khlorotik (Gambar) dan pecah
(corky). Beberapa daun gugur, ranting-ranting mati ujung dan
terdapat gum pada ranting-ranting. Akibat defisiensi B, tanaman
cenderung membentuk bunga berlebihan, tetapi hanya sedikit yang
membentuk buah. Buah-buah yang terbentuk cenderung gugur
pada sebelum waktunya.Buah menjadi keras dan asimetris. Jika
dipotong terdapat gum pada axis tengah yaitu pada bagian kulit
albedo (bagian dalam). Biji-biji juga menjadi abortus (Gambar).
Gejala defisiensi B sering muncul pada musim kemarau yang
panjang. Defisiensi Cu umunya terjadi pada tanaman-tanaman
muda baru tanam di tanah bukaan baru yang mengandung bahan
organik tinggi. Bahan organik cenderung membuat Cu tanah tidak
tersedia untuk perakaran.

31
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

6. Defisiensi Molybdenum (Mo)


Gejala dapat ditandai dengan belang-belang bulat kuning terang
seperti terbakar pada daun (Gambar 15f.). Pada musim hujan daun
dapat menjadi gugur sedang pada musim kemarau kembali normal
atau hijau kekuningan. Unsur Mo kurang tersedia pada tanah
masam dan kebutuhan tanaman jeruk terhadap Mo lebih sedikit
dibanding unsur mikro lainnya.

a b

c d

e f
Gambar Gejala defisiensi unsur hara jeruk vs gejala CVPD (a).Gejala
defisiensi hara mikro Zn, (b).gejala defisiensi hara mikro
Fe(c).gejala defisiensi hara mikro Mn, (d). gejala defisiensi
hara makro Mg, (e) & (f). Gejala belang-belang tidak merata
CVPD
32
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

7. Defisiensi Tembaga (Cu)


Gejala awal defisiensi ditandai dengan warna daun hijau gelap,
seperti kelebihan N, tunas-tunas sangat viqour dan besar. Kadang-
kadang daun berbentuk mangkuk (’cupped leaves’), tunas kadang-
kadang berbentuk S. Gejala defisiensi sedang ditandai dengan
adanya batang atau ranting mengeluarkan getah coklat, berkerak,
daun rontok dan mati pucuk (Gambar ). Gejala lanjut atau parah
ditandai dengan adanya buah yang mempunyai kantong getah,
retakan-retakan kecil (Gambar )dan buah rontok. Gejala
kekurangan Cu sering terjadi pada jeruk manis. Bila terjadi pada
jeruk nipis menyebabkan kadar air buah rendah, kadang-kadang
bentuk buah tidak normal, ranting selalu kecil, warna coklat dan
mati pucuk.

a b

c d
e
Gambar 16. Gejala difisiensi hara jeruk (a) Gejala defisiensi hara
mikro boron, (b). Defisiensi hara Molybdenum (Mo),
(c).Gejala difisiensi Cu, mati ujung, (d). Gejala difisiensi
Cu, buah berkerak,Foto : dok.Pribadi dan dok.Dwiastuti
& Sutopo.2004)

33
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PRAKTIKUM IDENTIFIKASI GEJALA CVPD DAN DIFISIENSI HARA


JERUK

Peraga :

1. Bermacam macam gejala CVPD


2. Bermacam macam gejala difisensi hara
3. Bemacam macam gejala tanaman sehat

Alat bantu :

1. Lembar jawaban
2. Waktu 10 menit

PRAKTIKUM UJI PATI YODIUM

Reagen :

1. 1 g Iodine
2. 2 g Potasium iodine (KI)
3. 100 ml H2O

Alat bantu :

1. Kertas gosok (abrasive paper 120 mesh) dipotong 2 x 1 cm


2. Plastik klip 1 ons – 25 ons
3. Pipet plastik

Prosedur :
1. Koleksi sampel daun bergejala CVPD, difisiensi hara dan yang
tidak bergejala
2. Gores daun2 terpilih yang ingin diuji dengan kertas gosok yang
sudah dipotong, sebanyak 20 kali gores dengan tekanan yang
sama.
3. Masukkan tiap sampel daun yang telah digores dalam plastik dan
tambahkan dengan H2O 100 ml kemudian ratakan pada bagian
daun. Satu sampel satu plastik.
4. Tambahkan 30-50 ul Iodine dalam plastik
34
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

5. Amati segera cairan dalam plastik masing-masing. Cairan dalam


sampel daun yang terinfeksi CVPD akan biru kehitaman.
Merupakan reaksi adanya pati amilase yang berwarna biru
dengan pengecatan iodne dan pengecatan amylopektin berwarna
ungu dengan iodine. Cairan dalam sampel sehat atau bergejala
difisiensi hara tidak akan berubah warna, (tetap jernih/putih).
6. Pengamatan harus cepat dan segera dokumentasikan. Karena
setelah 5 menit warna biru kehitaman akan jernih lagi.
7. Bandingkan hasilnya dengan hasil uji PCR.

Gambar : a. Cara menggosok daun dengan abrassive, b. Hasil uji pada


kontrol negatif.c. hasil uji pada CVPD, d. Hasil uji pada
defisiensi

35
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

TEKNOLOGI TABULAMPOT JERUK

Hadi Mulyanto, Kusnan

Pendahuluan

Agribisnis tanaman buah-buahan dapat dilakukan pada lahan


pertanian yang luas (perkebunan), agak sempit (pekarangan) dan bahkan
dilahan sangat sempit sekitar halaman rumah, seperti di perbatasan kota
atau di kota. Lahan Pertanian yang ada di perkotaan pada umumnya
semakin tahun semakin menyusut luasannya, sebagai akibat terjadi
pergeseran fungsi lahan dari lahan usaha tani menjadi perumahan/
pemukiman penduduk, pertokoan, perkantoran atau fasilitas umum lainnya.
Lahan pertanian sempit menuntut seseorang untuk kreatif mengoptimalisasi
lahan yang antara lain dengan mengusahakan tanaman buah-buahan
dalam wadah/tempat yang terbatas yang dikenal dengan budidaya
Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot).
Tanaman buah dalam pot yang dikelola dengan baik tidak saja
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi, penghasil oksigen, nilai
estetika yang berfungsi sebagai tanaman hias menambah pendapatan
pemiliknya.
Pengelolaan Tabulapot hampir sama dengan pengelolaan
tanaman di tanah, tetapi terdapat sedikit perbedaan yaitu bahwa
lingkungan tempat tumbuh dan tanaman pas tabulampt dimanipulasi
sehingga pertumbuhan tanaman dapat dikendalikan.

Keuntungan Budidaya Tabulampot :


 Dapat dilakukan di lahan pekarangan yang terbatas luasnya,
menciptakan ekosistem yang sehat dan indah
 Memudahkan pengamatan tanaman secara khusus
 Dapat dipindah-pindah sesuai dengan keinginan untuk keindahan
 Merupakan wahana dalam penyaluran hobi dan ajang penelitian
 Menyelamatkan jenis tanaman
 Waktu produksi dapat diatur, khususnya bila ditanam dalam green
house
 Berbuah lebih cepat
 Sumber penghasilan dan bisnis yang menguntungkan

36
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Kelemahan Budidaya Tabulampot :


 Jumlah buah yang dihasilkan tidak optimal seperti pada tanaman
yang ditanam di lahan
 Harus melaksanakan penggantian media secara periodic
 Tidak semua jenis tanaman buah dapat berbuah dalam wadah
(pot)
 Memerlukan pemeliharaan yang intensif

BAHAN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

1. Pot
Pemilihan pot harus memperhatikan kelebihan dan kekurangannya,
kemampuan/daya beli, tujuan, nilai dan jenis tanaman, serta ukuran
proporsional.

2. Tanaman
 Memperhatikan syarat tumbuh, sesuai dengan agroklimat
 Varietas unggul (produktivitas dan kulaitas buah tinggi, warna,
rasa dan aroma menarik, atau berkhasiat
 Mempunyai daya tarik/estetika
 Sedang ngetrend (trending tropic)
Kualitas benih tanaman menentukan keberhasilan budidaya
Tabulampot, oleh karena itu pilih pilih benih yang sehat, vigor, dan
berasal dari pohon yang jelas identitas asal-usulnya.Dan pilih benih
dari perbanyakan vegetative.

3. Media Tumbuh
Media tumbuh hendaknya gembur, porus, dan bebas hama penyakit.
Macam media:
 Tanah liat/lempung berat + pupuk kandang/humus/kompos +
Pasir sungai dengan perbandingan 4:2:3
 Tanah liat + pupuk kandang/humus/kompos + pasir sungai
dengan perbandingan 2:1:1
 Tanah ringan + pupuk kandang/humus/kompos + sekam dengan
perbandingan 1:1:2

37
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Media tumbuh yang telah dicampur bisa ditambahkan kapur


pertanian/dolomit.
4. Pecahan genting/ bata
5. Pupuk majemuk NPK (16-16-16) dan pupuk tunggal (Urea, SP 36)
serta pestisida kimia dan nabati.
6. Gunting tanaman, sekop kecil, cangkul, gembor, alat semprot keil ( jet
sprayer isi 2 liter).

CARA PENANAMAN

 Menyiapkan dan mencampur media tanam yang mudah


didapatkan di lingkungan sekitar. Perbandingan campuran media
tumbuh menyesuaikan jenis tanah yang tersedia.
 Menutup lubang pot/drum dengan pecahan genting secukupnya
supaya media tanam tidak terbuang keluar saat dilakukan
penyiraman
 Mengisi pot dengan media tanam sampai terisi dua pertiga bagian
pot
 Menanam benih secara benar kedalam pot, bila terdapat akar
tunggang yang bengkok hendaknya dilakukan pemotongan
kemudian diisi media tanam hingga penuh dan ditekan-tekan
dengan tangan agar padat. Akar tertimbun sempurna tidak
mencuat keatas, batang tegak, apabila perlu diberi penyangga
dengan ajir yang terbuat dari bambu.
 Menyiram benih yang telah ditanam hingga semua mediatanam
cukup basah dengan menggunakan gembor.

Gambar 1 : Tahapan penanaman

38
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PEMELIHARAAN

 Mempertahankan kelembaban air dengan melakukan penyiraman


secara berkala pada musim kemarau sehingga kebutuhan air
tanaman tetap tercukupi. Penyiraman yang dilakukan secara
berlebihan (becek) dan dalam waktu yang lama akan
menyebabkan perakaran tanaman rusak (busuk) dan berakibat
daunnya menguning. Sebaliknya bila pada saat berbunga dan
buah muda tanaman sering kekurangan air (layu) akan
menyebabkan bunga dan buah muda gugur (rontok).
 Pemupukan dilakukan secara rutin setiap bulan sekali
menggunakan campuran 15-25 gram pupuk NPK 16-16-16 dengan
25 gram urea, kemudian disiram secukupnya.
 Pengendalian hama-penyakit dilakukan saat tanaman sedang
tumbuh tunas baru utamanya hama kutu daun (Aphids), Thrips
(Scirtothrips citri) dan ulat peliang daun dengan menggunakan
insektisida berbahan aktif Alfametrin/Imidakloprit dengan takaran
0,5 - 1 ml/liter air disemprotkan menggunakan sprayer/jetspray
secara merata setiap minggu selama tiga kali semprot. Perlu
diperhatikan bahwa sebagian besar hama pengganggu tanaman
jeruk datang saat tumbuh tunas baru dan saat bungan mekar
sampai buah menjelang tua pembesaran buah.
 Melakukan penyiangan bila ada gulma yang tumbuh.
 Pemangkasan dilakukakan terhadap tunas yang tumbuh pada
batang bawah bawah, tunas air, tunas tunas yang tumbuh terlalau
banyak dan disisakan tiga tunas yang terbaik.
 Membungkus buah dengan plastik atau pembungkus buah khusus,
untuk menghindari serangan lalat buah ( jambu air, belimbing, jeruk
Pamelo ).
 Melakukan penjarangan buah agar didapatkan buah yang
berkualitas baik (berukuran besar dan rasa manis), karena jumlah
buah yang terlalu banyak ( lebih dari 3 buah) dalam satu tangkai
akan menghasilkan buah berukuran kecil.

39
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

MEMACU PEMBUNGAAN (INDUKSI BUNGA)


Tabulampot jeruk umur 1,5-2 tahun yang pertumbuhannya normal
mestinya sudah mampu untuk berbuah, akan tetapi karena asupan
nutrisinya tercukupi terus menerus biasanya akan terjadi pertumbuhan
vegetativ saja dan tanaman enggan untuk berbuah. Kondisi sebaliknya
terjadi bila tanaman sering mengalami kekurangan air akan menyebabkan
tanaman mengalami cekaman (stress) air, sehingga tambahan air yang kita
berikan akan memacu pertumbuhan tunas baru yang akan diikuti
munculnya bunga. Perlakuan “stress” air inilah selanjutnya kita lakukan
untuk memacu pembungaan tanaman jeruk dalam pot. Saat yang tepat
untuk melakukan stress air pada tanaman jeruk adalah pada saat tanaman
sedang berhenti tumbuh (dorman). Perlakuan stress air secara umum bisa
dilakukan pada tanaman buah-buahan lainnya, namun ada pula yang tidak
perlu stress air ( Kedondong ), bahkan tidak bisa dilakukan dan harus
menunggu sampai umur tertentu tanaman mau berbunga seperti : Durian,
Nangka, Rambutan dll.
Tahapan pelaksanaan “stress” air pada tabulampot jeruk :
 Umur tabulampot minimal 1-2 tahun yang sedang dorman.
 Dibiarkan tidak disiram selama 3-5 hari, sampai daunnya layu semi
permanen.
Bila pada musim hujan “stress air” dilakukan dengan cara
menyungkup pot dengan plastik agar tanaman tidak kehujanan,
setelah terjadi layu semi permanen sungkup plastik dilepas,
kemudian dilakukan penyiraman.
 Memupuk tanaman dengan takaran 40-50 gram pupuk NPK (16-
16-16) dicampur urea 25 gram untuk ukuran pot berdiameter 45-50
cm, kemudian disiram air sampai cukup lembab.
 Setelah 10-15 hari (sejak stress air) tunas yang muncul akan
disertai munculnya bunga.

40
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

A B C
Gambar 2. A. Pucuk daun dorman, B, Daun layu semi permanen,
dan C. Bunga yang muncul setelah dilakukan stress air

JENIS JENIS JERUK UNTUK TABULAMPOT SERTA PROSPEK


HARGA JUAL

Hampir semua jenis tanaman jeruk bisa ditanam dalam pot namun ada
beberapa jenis yang umum adalah :
 Jenis jeruk hias (Ornament) : jeruk Kalamondin , Kalamondin daun
variegata, Nagamik Kumquat, Jeruk Limau (untuk sambal).
 Jeruk keprok : Siam Pontianak, Keprok Terigas, Keprok Batu 55,
Keprok Madura, keprok Uwik ragi dll.
 Jeruk besar (Pamelo) : pamelo Nambangan, pamelo Raja, pamelo
Srinyonya, pamelo Ratu dll.
 Jeruk manis (jeruk peras) : manis Pacitan, manis Valencia, manis
Punten, manis Waturejo dll.
Harga jual tabulampot jeruk bervariasi tergantung
jenis/varietasnya, umur tanaman dan keragaan buah. Pada saat
tertentu ( Imlek ) permintaan tabulampot jeruk Kalamondin dan
jeruk Pamelo permintaannya meningkat sehingga harga jualnya
lebih mahal dibanding hari biasa, sedangkan jeuk Limau
permintaanya terus menerus.

41
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Tabel. 1. Harga jual “tabulampot” jeruk


Keragaan
Jenis/varietas Umur Harga /pot (Rp.)
tanaman
Kalamondin, 4-6 bl Belum berbuah 9.000 – 12.500
Sambal, 8 bl – 1 th Mulai berbunga- 15.000 – 20.000
Nagamik. beruah
1,5 – 2 th Buah lebat, tinggi 25.000 - 35.000
40-70 cm,
diameter polibag
35-45 cm
Keprok Batu 55, 2-3 th Sudah berbuah 250.000-300.000
Siam Pontianak, 3-4 th Berbuah lebat 350.000-500.000
Manis Pacitan,
Pamelo,

Gambar 3. Tabulampot Kalamondin Varigata, Tabulampot Manis


Pacitan dan Tabulampot Siam Pontianak

PENGGANTIAN MEDIA TUMBUH

Tanaman jeruk dalam pot hidup pada media tumbuh yang terbatas
sehingga pada waktu tertentu (1-2 tahun) akan mengalami kondisi yang
kritis yaitu pertumbuhannya terhenti karena kandungan unsur haranya
sudah habis dan perakarannya sudah memenuhi media dalam pot,
sehingga harus dilakukan penambahan/penggantian media tumbuh.

42
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Cara penggantian media tumbuh :


 Tanaman dilepas/dikeluarkan dari pot
 Dilakukan pemotongan akar 5 cm melingkar dari tepi perakaran
 Mengisi media tumbuh yang baru
 Memasukkan kembali tanaman ke dalam pot dan ditambahnkan
media tumbuh secukupnya
 Memberikan pupuk lengkap NPK(16-16-16) 40-50 gram + 15-25
gram Urea ditabur secara merata dan ditutup dengan media
tanam dan disiram sampai cukup lembab.

Gambar 4. Tahapan penggantian media tumbuh

CATATAN TAMBAHAN

 Untuk menghasilkan buah yang berkualitas baik ukuran dan rasanya


sebaiknya buah yang terlalu lebat dilakukan pengurangan
(penjarangan).
 Bunga dan buah muda sering mangalami rontok kemungkinan
disebabkan oleh: (1). serangan hama Thrips (Scirtothrips citri) atau
hama lainnya, (2). tanaman sering kekurangan air, dan (3). pemberian
pemupukan yang terlalu banyak.
 Untuk menghasilkan buah yang mulus (bersih) sebaiknya dilakukan
pengendalian hama Thrips saat bunga mekar.
 Membantu penyerbukan pada buah buah durian, sirsak, jeruk pamelo
dapat memperbaiki bentuk buah lebih baik (simetris).
 Untuk mengurangi buah rontok sebelum masak fisiologis pada
tanaman : belimbing, jambu air, jeruk pamelo dapat dilakukan dengan
43
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

cara membungkus buah dengan plastik / kertas serta dengan cara


memasang perangkap serangga yang telah diberi hormone (sex
feromon).
 Untuk menghindari kematian akibat kelebihan dosis sebaiknya
memupuk menggunakan pupuk yang dilarutkan dalam air terlebih
dahulu.
 Sebaiknya memanen buah dengan menggunakan gunting aga buah
tidak bolong serta memungkinkan pertumbuhan tunas yang lebih baik
pada tangkai buah.

Gambar 5. Cara panen buah

44
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PENGOLAHAN MANISAN KURMELO


( KULIT JERUK PAMELO )

Ady Cahyono, S.P

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kendala produksi dan kualitas rendah buah pamelo yang
disebabkan oleh:

o Akibat serangan hama lalat buah pada saat buah


menjelang masak fisiologis
o Akibat serangan hama penggerek buah pada saat buah
menjelang dewasa
o Gugur Buah (abortus) pada saat buah menjelang dewasa
karena defisiensi hara dan kekurangan air
o Bencana angin sehingga buah pamelo banyak berjatuhan
dan belum layak konsumsi.
o Sisa hasil penjarangan buah.
Akibat kendala tersebut buah pamelo hanya dianggap sebagai
sampah dan limbah yang dipergunakan sebagai mainan anak
– anak, pakan ternak dan sebagian dibuang begitu saja. Pada
hal semua itu masih bisa di olah menjadi manisan kulit
jerukdan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan secara
otomatis akan meningkatkan nilai tambah, perbaikan gizi dan
kesehatan yang lebih baik . Kandungan didalam kulit jeruk
(senyawa naringin, antosianin, lemonen, vitamin C dan
protein).

B. TUJUAN
 Peserta kursus dapat mengerti dan bisa menerapkan
panduan dengan baik dan benar
 Peserta kursus dapat memperoleh hasil yang maksimal
 Peserta kursus dapat memproses dan memproduksi
secara mandiri dalam pembuatan manisan kulit pamelo.

45
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

C. MANFAAT
 Limbah yang terbuang akan termanfaatkan dengan baik
 Memupuk jiwa kretivitas untuk berkarya
 Meningkatkan nilai tambah
 Meningkatkan nilai gizi dan kesehatan.

Alur Peroses Pembuatan Kurmelo

46
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PROSES PEMBUATAN MANISAN KURMELO

A. Alat dan Bahan :


Alat yang dibutuhkan :

 Hand Refroctometer
 Pisau dapur
 Telenan
 Ember
 Panci stanlis
 Kompor
 Entong kayu
 Oven

Bahan yang dibutuhkan :

 Buah pamelo
 Gula pasir
 Garam
 Citroen zuur
 Cuka makan

B. Proses pengupasan Kulit :


 Iris bagian kulit dengan
juring-juring
 Lepaskan bagian kulit
dengan daging buah sesuai
irisan pada juring kulit
 Kupas bagian kulit luar
yang berwarna hijau
kekuningan
 Potong – potong kulit
bagian dalam yang
berwarna putih kemerahan
ukuran kecil- Kecil ± 1cm².
Irisan harus seragam .

47
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

C. Proses peremasan dan perendaman pada larutan garam :

 Siapkan kulit yang sudah diiris


kecil-kecil sebanyak 1 kg
 Buat larutan garam 100 g/ l air
 Masukkan Kulit yang sudah
diiris kecil-kecil kedalam
larutan garam
 Lakukan peremasan kulit
sampai sampai air keruh dan
pekat
 rendam semalam ± 24 jam.

D. Proses pembilasan air garam :


 Peras kulit dari cekaman air
garam
 Bilas sampai bersih berkali -
kali sampai tidak Berasa asin
 Lakukan penambahan cuka
makan apabila rasa kulit tersa
masih pahit remas kembali dan
bilas kembali sampai bersih.

E. Proses Perebusan Kulit dan perendaman pada Larutan Gula I

 Buat larutan gula 25%, ºBrix atau


 Buat adonan gula, 1000 g gula : 1750 ml air
 Panaskan sampai mendidih, masukan kulit
 Aduk sampai mendidih kembali ± 20 menit
 Angkat dan terus direndam semalaman ± 24 jam
Tiriskan menggunakan saringan/ serok

48
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

F. Proses perebusan kulit dan perendaman pada larutan gula II

 Buat larutan gula 35% ºBrix


 Buat adonan gula, 1000 g gula : 1500 ml air
 Masukkan kulit dan aduk sampai mendidih kembali ± 20 menit
 Angkat dan terus direndam semalaman ± 24 jam
 Angkat kulit dari air rendaman gula dan tiriskan menggunakan
saringan/ serok

G. Proses perebusan kulit dan perendaman pada larutan gula III

 Buat larutan gula 50% ºbrix


 Buat adonan gula, 1000 g gula : 1000 ml air
 Tambahkan citroen zuur sedikit sedikit untuk
menambah rasa jeruk yang diiginkan
 Masukkan kulit dan aduk sampai mendidih kembali ±
20 menit
 Angkat dan terus direndam semalaman ± 24 jam
 Angkat kulit dari air rendaman gula III dan tiriskan
menggunakan saringan/ serok

H. Proses pengeringan/ oven :

 Taruh rebusan kulit yang sudah


ditiriskan dalam loyang oven
 Masukkan loyang dalam oven
 Nyalakan oven atur pada suhu 55 ºC
 Lama pengovenan 10 jam
 Lakukan rotasi sap loyang agar
manisan kering merata

I. Hasil Kurmelo
1. Gula masuk merata kedalam pori-
pori kulit
2. Warna manisan mengkilab seperti
emas atau permen FOX
3. Daya simpam lama ± 120 hari/ 4
bulan
4. Dikemas secara menarik
5. Menjadi Produk Khas daerah

49
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR


DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG)
Sukadi

PENDAHULUAN
Pada umumnya perbanyakan tanaman anggur dilakukan dengan
stek cabang atau ranting dengan tingkat keberhasilan di atas 80%.Cabang
atau ranting yang digunakan berasal dari hasil pemangkasan produksi
(lanjutan), yaitu pemangkasan pada tanaman anggur setelah fase panen
buah selesai.Cara membuat benih anggur dengan stek cabang atau
ranting, yaitu dengan mengambil stek cabang yang dipotong sepanjang 20-
25 cm (3-4 mata tunas), atau bergantung dari varietas tanaman anggur
0
yang diperbanyak. Bagian atas dipotong miring 35 untuk membedakan
antara sisi atas dengan sisi bawah stek, dengan jarak dari mata 5 cm.
Bagian bawah di potong rata dengan jarak 1 cm dari mata tunas. Tanaman
yang berasal dari stek akan menghasilkan perakaran serabut.
Perbanyakan tanaman anggur dengan cara sambung (grafting)
sudah dilakukan sejak tahun 1931 di New Zealand. Alasan perbanyakan
dengan cara sambung adalah untuk memperoleh kebaikan dari batang
bawah tertentu, memperbaiki jenis-jenis anggur yang sulit pertumbuhan
dan produksinya, memperoleh ketahanan terhadap tanah yang tidak
menguntungkan, dan mengubah kebiasaan pertumbuhanya (Winkler, 1973
dalam Baswarsiati et.al, 1992). Perbanyakan dengan cara sambung untuk
tanaman anggur yang banyak dilakukan adalah pada bagian tunas muda
(tunas pucuk). Tahapan penyambungannya adalah dengan memotong
tunas anggur sepanjang 5-10 cm, membelah bagian tengah tunas
sedalam 1-2 cm, memotong tunas (entres) sepanjang 5-10 cm (2-3 mata),
menyayat tunas bagian bawah membentuk huruf V, memasukkan entres
dalam belahan tunas batang bawah, mengikat dengan tali plastik mulai dari
bawah sampai diatas, dan menyungkup dengan plastik untuk menjaga
kelembaban bidang sambungan. Kendala yang dialami dalam perbanyakan
penyambungan adalah dua kali dalam pelaksanaan, karena harus
menyiapkan tanaman batang bawah terlebih dahulu sehingga memerlukan
waktu yang lebih lama.
Perbanyakan secara stek maupun sambung memiliki kelebihan
dan kekurangan. Dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing,

50
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

kedua teknik perbanyakan tersebut dapat digabungkan teknik


pelaksanaanya. Penggabungan kedua teknik perbanyakan ini disebut
dengan STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) yaitu teknik perbanyakan
menggabungkan antara stek sebagai batang bawah dengan
penyambungan sebagai batang atas.STEKBUNG anggur menggabungkan
varietas batang atas dengan keunggulan pada kualitas buahnya tetapi
lemah dalam sistim perakaran, dengan varietas batang bawah yang
memiliki sistim perakaran lebat dan tahan terhadap serangan hama/
penyakit. Beberapa varietas anggur yang dapat digunakan sebagai batang
bawah antara lain anggur varietas BS-5, BS-8, dan BS-30 (Pane, 2016).

KEUNTUNGAN PERBANYAKAN STEKBUNG ADALAH :

 Mengatasi permasalahan tanaman anggur yang perakarannya sedikit


 Memanfaatkan tanaman anggur yang perakarannya lebat sebagai
batang bawah
 Menghasilkan tanaman anggur yang kokoh
 Meningkatkan pertumbuhan tanaman anggur
 Meningkatkan produksi tanaman anggur

PERBANYAKAN STEKBUNG ANGGUR

Langkah-langkah perbanyakan STEKBUNG anggur :

A. Persiapan Media Tanam


 Media tanam terlebih dahulu disiapkan satu minggu sebelum
penanaman atau perlakuan Stekbung.
 Media tanam dimasukkan dalam polybag ukuran 13 X 20 cm, lalu
disiram dengan fungisida berbahan aktif Mefenoksam atau
Mankonzeb 3 (tiga) hari sebelum tanam.
 Lubang tanam dalam polybag dibuat sedalam 7-10 cm dengan
lebar 1 cm.
 Media tanam yang baik digunakan dalam perbanyak stek adalah
pasir sungai (ladekan)

51
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Gambar 1. Persiapan media tanam stekbung anggur

B. Persiapan Batang Bawah dan Batang Atas (Stek Cabang/Ranting)


 Cabang/ranting stek untuk batang bawah dipotong sepanjang 20-
25 cm (3-4 mata tunas), sedangkan untuk batang atas dipotong
sepanjang 10 cm ( 1 mata tunas)
 Cabang/stek anggur disterilkan dengan cara direndam dalam
larutan fungisida sistemik berbahan aktifdifenoconazoleselama 5-
10 menit, lalu ditiriskan atau diangin-anginkan dalam ruangan
teduh supaya tidak terkena sinar matahari langsung.
 Cabang/stek anggur diseleksi atau dikelompokkan berdasarkan
ukuran diameter cabang/ranting (baik batang bawah maupun
batang atas)

Gambar 2. Persiapan stek untuk batang bawah dan batang atas

C. Pelaksanaan Stekbung
 Stek batang bawah dan batang atas disiapkan, dengan memilih
berdasarkan ukuran diameter cabang/ranting yang sama.
 Stek batang bawah dibelah sedalam 2-3 cm tepat pada bagian
tengah cabang

52
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

 Stek batang atas disayat pada kedua ujungnya hingga membentuk


huruf V sepanjang 2-3 cm.
 Stek batang atas dimasukkan pada belahan batang bawah.
 Pertautan kedua batang tersebut diikat dengan tali rafia atau
plastik sampai rapat, dimulai dari bawah sampai keatas.
 Stek yang telah disambung, bagian atasnya dicelupkan ke dalam
parafin yang sudah dipanaskan (untuk menghindari panasnya
larutan parafin, setelah dicelup ke parafin langsung di celupkan ke
air dingin)
 Setelah di celup larutan parafin, stek yang sudah di sambung stek
batang bawah di rendam pada lurutan Rootone-F.
 Kemudian ditanam pada media yang telah disiapkan
 Untuk menghidari panas matahari secara langsung, perlu diberi
naungan (paranet hitam 40%)

Gambar 3. Tahapan Stekbung Anggur

D. Pemeliharaan Tanaman Stekbung


Pada dasarnya pemeliharaan untuk stekbung sama dengan
pemeliharaan tanaman hasil dari cara perbanyakan stek biasa. Yaitu
ditempatkan pada tempat yang teduh dengan kelembaban 75-90% dan
suhu udara maksimum 250C.Pengairan dilakukan secukupnya dan
tidak sampai menggenang, penyemprotan hama/penyakit tanaman
dilakukan satu minggu sekali. Pemberian pupuk daun yang bisa
diberikan dengan cara disiramkan atau bersamaan penyemprotandan
penyiangan.

53
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan


perbanyakan stekbung adalah :
1. Kondisi cabang/ranting yang akan digunakan sebagai bahan stek
harus cukup umur dan sehat.
2. Diameter stek berukuran ± 1 cm dengan kulit berwarna cokelat
muda cerah.
3. Bagian bawah kulit telah hijau, berair dan bersih dari noda-noda
hitam (Downy Mildeuw)
4. Perlakuan stekbung sebaiknya dilakukan pada bulan Agustus dan
Desember, karena pada bulan tersebut kualitas cabang/ranting
untuk bahan stek cukup bagus karena didukung oleh pertumbuhan
tanaman anggur yang sangat bagus pada bulan sebelumnya (Juli
dan Nopember).
Keberhasilan STEKBUNG dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
- Kesehatan tanaman
- Keterampilan pelaksanaan
- Sterilisasi bahan (media tanam) dan alat (ketajaman alat)

DAFTAR PUSTAKA

Pane, R.A.P. 2016.Pengaruh Batang Bawah dan Aplikasi Zat Pengatur


Tumbuh Terhadap Keberhasilan Stekbung Pada Tanaman Anggur
(Vitis vinifera) di Balitjestro. Laporan PKL. Program Keahlian
Teknologi Industri Benih. Program Diploma.Institut Pertanian
Bogor.
Baswarsiati, dkk. 1992. Penggunaan Berbagai Varietas Batang Bawah dan
Batang Atas Pada Perbanyakan Anggur Denagan Cara Sambung.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Buah-Buahan Sub Balai
Penelitian Hortikultura.
Supriyanto. A dan Tegopati. B. 1986. Pengaruh Cara Sambung dan
Diameter Batang Bawah pada Perbanyakan Apokat. Hortikultura.
Balai Penelitian Hortikultura Solok.

54
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG (Dimocarpus longan Lour)


DENGAN CARA STEK BATANG

Buyung AL Fanshuri, Sukadi dan Suprianto

Pendahuluan
Banyak orang berpendapat bahwa perbanyakan tanaman lengkeng
secara vegetatif sangat sulit dikarenakan kambium yang tipis dan mudah
kering. Pendapat ini benar jika kita belum tahu teknologi yang tepat untuk
melakukannya, namun jika kita sudah tahu teknologinya maka sangat
mudah untuk menghasilkan benih lengkeng.Kuncinya adalah kita harus
tahu media yang tepat, umur entres yang diambil, waktu pengambilan
entres serta pengaturan suhu dan kelembaban lingkungan.
Para penangkar tanaman lengkeng biasanya menanam biji,
mencangkok atau menyambung untuk mendapatkan benih lengkeng.
Namun, setiap perbanyakan tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Pertimbangan utama untuk memilih teknik perbanyakan
adalah tingkat keberhasilan yang tinggi. Selain teknik perbanyakan
tersebut, ada satu lagi cara perbanyakan vegetatif yang mudah dan
mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi, yaitu stek batang.
Stek batang pada tanaman lengkeng bukanlah sebuah
kemustahilan seperti yang banyak dibayangkan orang.Cara ini memang
belum banyak dilakukan penangkar di Indonesia, namun di luar negeri
sudah dikembangkan sejak lama.Minimnya pengetahuan dan dan
pengalaman yang menyebabkan di Indonesia belum berkembang teknik
perbanyakan ini. Balitjestro sudah melakukan penelitian tentang
perbanyakan ini dan sudah ditemukan teknologinya sehingga perlu disebar
luaskan agar bisa diaplikasikan oleh para penangkar di seluruh Indonesia.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan tingkat
keberhasilan yang tinggi dalam perbanyakan tanaman lengkeng dengan
cara stek batang adalah sebagai berikut :
1. Jenis varietas. Semua varietas dapat diperbanyak dengan cara
stek batang, namun masing-masing mempunyai tingkat
keberhasilan yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, varietas
diamond river tingkat keberhasilannya tertinggi dibanding varietas
lainnya.

55
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

2. Umur entres. Hasil penelitian di luar negeri mengatakan bahwa


semua fase umur entres dapat digunakan sebagai bahan stek
dengan tingkat keberhasilan yang berbeda. Namun, berdasarkan
hasil penelitian Balitjestro fase muda dan setengah dewasa tidak
bisa digunakan sebagai bahan stek, hanya pada stadia entres
dewasa/tua yang berhasil. Perbedaan suhu dan kelembaban setiap
tempat bisa jadi yang menyebabkan hal ini.
3. Media tanam. Media tanam sebagai tempat tumbuh stek berperan
dalam menyediakan tempat bagi akar untuk berkembang sehingga
syarat mutlak harus bersifat porous. Berdasarkan hasil penelitian,
kombinasi media tanam yang paling baik adalah tanah ladekan :
arang sekam = 2:1.
4. Pengaturan suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban harus
stabil untuk mendukung munculnya akar dan tunas sehingga perlu
penyungkupan dengan plastik.
5. Zat pengatur tumbuh. Kecepatan akar untuk tumbuh perlu
dirangsang dengan ZPT berbahan aktif auksin, contohnya adalah
Rootn-F.

Persiapan media tanam


1. Siapkan media tanam tanah ladekan : arang sekam = 2 : 1. Media
yang digunakan harus bersih dari kerikil dan sampah, jika perlu
diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan media yang seragam.
2. Masukkan media yang sudah siap ke dalam polybag.

Gambar 1. Persiapan media tanam (tanah ladekan : arang sekam = 2:1)

56
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Tahapan perbanyakan stek lengkeng

1. Siapkan plastik bening PE ukuran paling besar (10 kg) untuk


sungkup
2. Siapkan zat pengatur tumbuh (rootn F)
3. Ambil entres tanaman lengkeng yang sudah dewasa yang ditandai
daun dewasa/tua dan warna batang coklat. Panjang entres yang
diambil adalah 7-8 mata tunas dari atas.
4. Potong ujung entres dan hilangkan daun, sisakan 1-2 helai daun.
5. Potong pangkal entres secara miring agar penampang akar lebih
luas
6. Rendam entres dalam larutan rootn F 15 menit
7. Tanam entres ke dalam polybag yang sudah disiapkan
8. Sungkup polybag dan tahan sungkup dengan bambu agar tetap
berdiri
9. Jaga kelembaban media dengan penyiraman secara rutin
10. Bersihkan uap air dalam sungkup secara rutin

Gambar 2. Proses perbanyakan stek lengkeng

Jika langkah-langkah tersebut sudah dilakukan secara benar


maka keberhasilan stek akan terlihat paling cepat 2 minggu yang ditandai
dengan munculnya tunas baru. Pembentukan tunas ini seiring dengan
57
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

terbentuknya kalus akar dan setelah tunas menjadi daun sempurna maka
akar di dalam media juga sudah terbentuk secara sempurna. Pembukaan
sungkup bisa dilakukan setelah akar terbentuk sempurna.Selamat
mencoba.

Gambar 3. Stek lengkeng yang berhasil

58
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG


DENGAN SAMBUNG PUCUK
Buyung AL Fanshuri, Sukadi dan Suprianto

Pendahuluan

Benih tanaman lengkeng yang baik untuk budidaya produksi


adalah yang berasal dari perbanyakan vegetatif, yaitu sambung pucuk,
cangkok, okulasi dan stek. Sedangkan perbanyakan secara generatif (biji)
baik digunakan hanya sebagai batang bawah atau untuk keperluan
pemuliaan varietas baru. Diantara perbanyakan vegetatif tersebut,
sambung pucuk dan okulasi mempunyai kelebihan perakaran yang lebih
kuat dibanding cangkok atau stek karena batang bawahnya dari biji.

Perbanyakan vegetatif pada tanaman lengkeng dengan sambung


pucuk mempunyai tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan
okulasi. Jika dibandingkan dengan tanaman buah lain (contoh: jeruk dan
mangga), sambung pucuk dan okulasi pada tanaman lengkeng lebih sulit
disebabkan tidak stabilnya keaktifan kambium. Meskipun sulit, jika sudah
ahli akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi. Adapun tahapan
yang harus dilalui dalam perbanyakan secara grafting adalah sebagai
berikut :

Persiapan batang bawah

Varietas yang digunakan untuk batang bawah adalah varietas yang


mempunyai perakaran yang kuat dan pertumbuhan yang bagus. Buah
lengkeng yang musiman dan sentra di Indonesia belum luas
mengakibatkan untuk mendapatkan biji tidak mudah dan mahal.
Permasalahan dalam perkecambahan biji adalah biji lengkeng yang
rekalsitran sehingga daya simpan biji sangat singkat, diperlukan perlakuan
untuk memperpanjang masa simpan biji misalnya disimpan dengan pasir
atau serbuk gergaji.

Persemaian biji lengkeng dapat dilakukan di bak persemaian atau


langsung di polybag. Persemaian di bak perlu ditransplanting ke dalam
polybag setelah berumur 2-3 bulan sedangkan di polybag tidak. Biji
ditanam pada kedalaman 1-2 cm dan seminggu kemudian biji akan
59
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

berkecambah. Biji yang sudah tumbuh dilakukan pemupukan ZA 2 gr/l dan


NPK 2 gr/l secara berseling 2 minggu sekali. Benih siap disambung pada
waktu ukuran diameter batang 0,8-1,5 cm.

a b

Gambar persemaian di bak (a) dan polybag (b)

Penyambungan

Benih batang bawah yang sudah siap disambung kemudian


dilakukan penyambungan yang tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan varietas untuk batang atas. Varietas yang dipilih yang


produksi tinggi dan bernilai jual tinggi.
2. Pemilihan entres. Entres diambil dari BF atau BPMT dengan ciri
entres dengan daun dewasa (tidak muda dan tidak tua).
3. Pemotongan batang bawah dengan tinggi 10-15 cm dari polybag.
4. Penyayatan batang bawah membentuk huruf V, usahakan
penyayatan dilakukan sekali dan tidak diulang-ulang.
5. Entres batang atas dihilangkan daunnya. Ujung entres juga
dipotong untuk meningkatkan keberhasilan sambung.
6. Pangkal entres disayat membentuk huruf V, usahakan penyayatan
dilakukan sekali dan tidak diulang-ulang.
7. Entres dan batang bawah ditautkan dan diikat dengan tali plastik
8. lakukan penyungkupan dengan plastik pada batang atas.

60
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Gambar proses penyambungan

Pemeliharaan

Tunas akan muncul setelah 2-3 minggu setelah penyambungan


apabila sambungan berhasil. Setelah tunas muncul maka sungkup plastik
dibuka dan kemudian dilakukan pemeliharaan secara rutin pemupukan dan
penyiraman. Pupuk yang diberikan adalah ZA 2 gr/l dan NPK 2 gr/l secara
berseling 2 minggu sekali. Benih sudah siap dipindah tanam pada saat
tinggi tanaman mencapai 50 cm dengan jumlah daun minimal 4 helai daun
majemuk.

61
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

STRATEGI PEMBUNGAAN TANAMAN LENGKENG


DI LUAR MUSIM
Yenni, Fanshuri, B.A, Supriyanto

PENDAHULUAN
Tanaman lengkeng (Dimocarpus longan, Lour) merupakan salah
satu tanaman dari daerah subtropik yang termasuk dalam famili
Sapindaceae. Tanaman lengkeng yang dibudidayakan di Indonesia ada
dua macam yaitu lengkeng lokal dan lengkeng introduksi. Lengkeng lokal
ada beberapa kultivar diantaranya adalah lengkeng batu dan lengkeng
kopyor sedangkan lengkeng introduksi ada yang berasal dari Thailand
misalnya lengkeng Diamond river, dan yang berasal dari Vietnam adalah
Pingpong (Prawitasari, 2001 dan Kuntarsih et al., 2005).
Buah lengkeng memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan dan
kecantikan, rasa buahnya pun manis sehingga sangat disukai masyarakat.
Oleh karena itu permintaan akan buah lengkeng dalam negeri meningkat.
Menurut data BPS (2014), impor buah lengkeng pada pada bulan Januari-
Desember 2014 mencapai 72.036.158 kg dengan nilai sebesar 90.230.031
US$. Impor buah lengkeng segar menduduki peringkat ke-4 sebesar 14,1%
setelah buah Apel (27,5%), jeruk Mandarin/Clementin (22,9%) dan Pir
(16,8%). Adanya volume impor buah lengkeng yang kontinu dapat
dijadikan peluang pasar sekaligus sebagai peluang pengembangan
tanaman lengkeng.
Peluang pengembangan tanaman lengkeng di Indonesia memiliki
kendala karena terkait dengan pembungaan dan pembuahan tanaman
lengkeng. Kendala ini salah satunya disebabkan karena tanaman lengkeng
berasal dari daerah subtropis yang menyebabkan faktor lingkungan seperti
suhu menjadi pembatas dalam mempengaruhi pembungaannya. Oleh
karena itu diperlukan strategi yang dilakukan agar tanaman lengkeng dapat
berbunga dan berbuah lebat.
KARAKTERISTIK BUNGA LENGKENG
Pembungaan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang
keberhasilan dalam pengembangan tanaman lengkeng. Bunga merupakan
salah satu bagian pada tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan generatif (organum reproducticum) yang akan

62
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

berkembang menjadi buah. Bunga lengkeng merupakan bunga majemuk


yang berwarna putih kekuningan, ukurannya relatif kecil, lebat, membentuk
payung menggarpu (Gambar 1).Bunga lengkeng pada umumnya berada di
ujung dahan (flos terminalis), namun apabila sebelum pembungaan
tanaman dipangkas di ujung dahannya, maka bunga lengkeng dapat
muncul di ketiak daun.

Gambar 1. Bunga lengkeng dataran rendah


Bunga lengkeng pada mulanya muncul mirip tunas daun yang
kemudian berkembang menjadi perbungaan sekunder. Tunas bunga
berkembang di dalam malai yang akan menghasilkan puluhan hingga
ratusan bunga. Menurut Costes (1988), Tipe bunga pada tanaman
lengkeng terdiri dari bunga betina (F) dan dua bunga jenis bunga jantan
(M1 dan M2). Bunga betina memiliki putik dan dua lobus ovary yang
mengandung dua ovul. Biasanya hanya ada satu lobus ovary yang akan
berkembang menjadi buah. Kepala putik (stigma) pada bunga betina
bercabang dua dan memiliki 6-10 benang sari dengan tangkai sari
(filament) pendek mengelilingi putik dan ovary.Mahkota bunga (petal) dan
kelopak bunga (sepal) berwarna putih kekuningan masing-masing
berjumlah sekitar 5 helai.Mahkota bunga dan tangkai sari berbulu halus
berwarna putih dengan dasar bunga berwarna kuning (Gambar 2a.)
Tipe bunga lengkeng yang kedua adalah bunga jantan (M1).Bunga
jenis ini memiliki putik yang tidak berkembang, muncul di dasar bunga
seperti tonjolan kecil.Putik dikelilingi oleh 6-10 benang sari yang memiliki
tangkai lebih tinggi dari bunga betina.Bunga tipe ini tidak terdapat
ovary.Mahkota bunga dan kelopak bunga berwarna putih kekuningan

63
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

masing-masing berjumlah sekitar kurang 5 helai.Mahkota bunga dan


tangkai sari berbulu halus berwarna putih dengan dasar bunga berwarna
kuning (Gambar 2b).

(a (b (c
Gambar 2. Tipe bunga pada lengkeng dataran rendah (a) betina; (b) Jantan
(M1);(c) Jantan (M2)
Tipe bunga lengkeng yang ketiga adalah bunga jantan (M2).Putik
yang terdapat pada tipe bunga ini ukurannya lebih besar dibandingkan
bunga jantan (M1) tetapi lebih kecil dari bunga betina (F).Putik dikelilingi
oleh 6-10 benang sari yang memiliki tangkai sari lebih tinggi dari bunga
betina.Mirip dengan bunga betina, tipe M2 memiliki dua lobus ovary yang
membedakannya dengan bunga jantan M1.Mahkota bunga dan kelopak
bunga berwarna putih kekuningan masing-masing berjumlah sekitar 5
helai.Mahkota dan tangkai sari berbulu halus berwarna putih dengan dasar
bunga berwarna kuning (Gambar 2c.).

STRATEGI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN LENGKENG


Pengembangan tanaman lengkeng dataran rendah di Indonesia
dihadapkan dengan beberapa kendala antara lain : (1) adanya sifat
berumah dua pada tanaman lengkeng dimana bunga jantan dan bunga
betina terdapat pada tanaman yang berbeda; (2) efisiensi pembuahan
rendah, yang antara lain disebabkan oleh awal proses pembungaan dan
pembuahan yang tidak menentu dan adanya sifat biannual bearing. Sifat ini
adalah sifat berbunga dan berbuah yang tidak stabil, dimana tanaman
berbuah banyak pada suatu tahun (on year) dan berbuah sedikit atau tidak
berbuah sama sekali pada tahun berikutnya (off year); (3) prosentase buah
gugur pasca pollinasi sangat tinggi (Poerwanto, 1997).
Menurut Yen et al., (2001), lengkeng merupakan tanaman yang
memerlukan musim dingin untuk menginduksi bunga dan biasanya

64
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

berbunga di musim semi, yang memungkinkan perkembangan buah di


musim lembab dan hangat akhir musim semi dan musim panas.Wong dan
Ketsa (1991) menggambarkan lengkeng sebagai tanaman subtropis yang
tumbuh baik di daerah tropis tetapi membutuhkan perubahan musim
(musim dingin) untuk menginduksi bunga.
Beberapa jenis lengkeng dataran rendah yang berkembang di
Indonesia ada yang bisa berbunga secara alami tanpa perlakuan khusus
seperti Diamond River, Pingpong, Puangray, Kristal dan Aroma Durian,
namun ada juga yang memerlukan perlakuan khusus untuk
pembungaannya seperti Itoh, Verny, No name dan Phuangthong.
Ketidakpastian dalam pembungaan dan pembuahan tanaman lengkeng
merupakan kendala yang cukup besar dalam pengembangan tanaman
lengkeng.
Salah satu kajian yang dilakukan tim peneliti Balitjestro untuk
mengatasi tanaman lengkeng yang sulit berbuah yaitu dengan
penggunaaan bahan penginduksi berupa KClO3sebanyak 8 g/m2. Aplikasi
KClO3 untuk pembungaan dilakukan dengan memupukkan bahan
melingkari bawah kanopi tanaman kemudian dilakukan penyiraman
(Gambar 3).

Gambar 3. Pelaksanaan aplikasi bahan penginduksi pembungaan


KClO3 pada tanaman lengkeng Itoh
Prasyarat untuk dilakukan perlakuan menggunakan bahan penginduksi
pembungaan KClO3 adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada hujan setelah perlakuan. Hujan akan mengakibatkan
bahan kimia yang diberikan akan tercuci sebelum terserap
tanaman sehingga tingkat keberhasilan rendah.
65
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

2. Tanaman yang siap diperlakukan pertama kali adalah tanaman


yang berumur 2-3 tahun dengan tinggi tanaman minimal 2 m dan
2
luas kanopi +1 m .
3. Posisi daun pada saat aplikasi adalah daun tua, jika posisi daun
muda maka kemungkinan berbunga akan rendah.
4. Tanaman bisa diperlakukan lagi setelah 2 masa vegetatif/flush
daun.

Apabila prasyarat tersebut terpenuhi, maka teknis aplikasinya dengan cara


disiram adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan tanah dibawah kanopi dari kerikil, sampah dan gulma
2. Lakukan pemangkasan jika kanopi tanaman terlalu rimbun agar
sinar matahari masuk dan sirkulasi udara bagus. Jika ada
beberapa ranting yang ujungnya daun muda maka dipangkas
ujung rantingnya.
3. Larutkan bahan kimia yang mengandung bahan KClO3 dalam air
sesuai dosis rekomendasi produk
4. Siramkan larutan tersebut ke bawah kanopi tanaman bagian luar
5. Seminggu setelah perlakuan dilakukan pemupukan menggunakan
pupuk NPK dengan dosis sesuai umur tanaman (2-3 thn = 0,2-0,5
kg; 4-5 thn = 0,5-1 kg ; >5 thn = 1-1,5 kg)
6. Lakukan penyiraman secara rutin

Penggunaan bahan penginduksi pembungaan berupa KClO3 mampu


membungakan tanaman lengkeng Itoh setelah 35-40 hari setelah aplikasi
dengan persentase berbunga per tanaman sebesar 92,11% (Gambar 4.),
jumlah bunga 861-2.328 helai/malai, jumlah buah 50-110 buah/malai dan
produksi mencapai 50-65 kg/tanaman pada tanaman lengkeng berumur 4
tahun dan + 90-130 kg/tanaman pada tanaman berumur + 6 tahun. Di
pasaran, merk dagang yang mengandung bahan KClO3 ini sudah banyak
beredar antara lain booster longan amazing grow, nong feng dan vita
longan.

66
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Gambar 4. Tanaman lengkeng Itoh (a) sebelum aplikasi KClO3; (b)


berbunga setelah aplikasi KClO3 ; (c) bunga malai; (d) fruit set/malai; (e)
buah/malai; (f) tanaman lengkeng dengan umur buah 100 HSBM

PENUTUP
Wilayah Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam
pengembangan tanaman lengkeng. Beberapa varietas lengkeng yang
berpotensi untuk dikembangkan baik yang belum maupun sudah dilepas
oleh Kementerian Pertanian antara lain lengkeng Pingpong, Diamond
River, Itoh, Kinglong, Kristal, New Kristal, Noname dan Puang Ray.
Masing-masing varietas lengkeng ini memiliki karakteristik yang berbeda-
beda.Dalam prosesnya, pengembangan tanaman lengkeng di Indonesia
masih mempunyai kendala salah satunya dalam ketidakpastian
pembungaan dan pembuahan.Strategi yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya yaitu dengan memberikan perlakuan baik secara fisik
maupun kimia (aplikasi bahan penginduksi pembungaan).Diharapkan
dengan strategi pengembangan ini, penyediaan buah lengkeng bermutu
yang dapat memenuhi pasar dalam negeri dan mengurangi impor buah
lengkeng dapat terwujud.

67
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri,


Impor. Jakarta

Poerwanto, 1997.Perberdayaan teknik pemaksaan pembungaan dalam


upaya peningkatan mutu dan produktivitas lengkeng lokal. Bogor.
Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian. 22-34.

S. Kuntarsih., Wibawa., Samsuardi., dan Sutari. 2005. Budidaya Buah-


Buahan Lengkeng. Jakarta: Direktorat Budidaya Tanaman Buah

T. Prawitasari. 2001. Fisiologi Pembunggaan Tanaman Lengkeng Pada


Beberapa Ketinggian Tempat. Disertasi. Bogor: Intitut Pertanian
Bogor Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Wong, K.C. and Ketsa, S. 1991. Dimocarpus longan Lour. In ‘Plant


resources of South-East Asia. – Wageningen: Pudoc No2: Edible
Fruits and nuts (Eds. E.W.M. Verheij and R.E. Coronel).
Netherlands.

68
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

BUDIDAYA STROBERI TANPA TANAH (SOILLESS) RAMAH


LINGKUNGAN

Pendahuluan

Stroberi merupakan salah satu jenis buah subtropika yang dapat


beradaptasi di dataran tinggi Indonesia. Buah ini sangat digemari karena
penampilannya menarik, rasanya segar, dan kandungan gizinya sangat
bermanfaat untuk kesehatan. Antosianin, senyawa phenolic lainnya, dan
asam-asam organik yang dikandung buah strawberi dapat melawan
beberapa penyakit pada manusia (Silva et al., 2007), antara lain penyakit
degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung (Olsson et al., 2006).
Selain berpotensi sebagai penghambat kanker, ellagic acid dalam buah
stroberi terutama biji dan daunnya juga berpotensi mempercantik kulit,
menjadikan gigi putih, menghilangkan bau mulut serta meningkatkan
kekuatan otak dan penglihatan. Bukan hanya buahnya, akar stroberi juga
mengandung zat anti radang (Budiman dan Saraswati,2008).

Pada tahun 2009, produksi stroberi di Indonesia mencapai 19.132


ton, kemudian pada tahun 2010 meningkat sebesar 29,87% menjadi
24.846 ton (BPS, 2011). Beberapa daerahpenghasil stroberi yang terkenal
antara lain Garut (Jabar), Purbalingga dan Karanganyar (Jateng), Kota
Batu dan Sarangan (Jatim), Bedugul (Bali), dan lain-lain. Usahatani
stroberimemiliki prospek baik karena dapat memberikan keuntungan tinggi,
investasinyaakan kembali dalam waktu singkat, danpotensi pasar dalam
negeri sangat besar. Menurut BPS (2012), volume impor buah stoberi
pada tahun 2011 meningkat sebesar 24,7%, yaitu dari 452 ton menjadi 564
ton.

Ke depan, permintaan terhadap buah stroberi tidak akan pernah


menurun tetapi yang dituntut konsumen adalah buah yang bernilia gizi
tinggi (nutritional attributes), aman untuk kesehatan (food safety attributes),
dan diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan (eco-labelling
attributes). Salah satu cara memenuhi tuntutan tersebut adalah melalui
penerapan teknologi produksi tanpa tanah (soilless). Dengan teknologi
tersebut, lingkungan dan proses produksinya lebih mudah dikendalikan
69
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

sehingga penggunaan bahan kimia (pupuk dan pestisida) bisa


diminimalkan dan dampak negatif terhadap lingkungan bisa diminimalisir.
Dalam kursus ini disampaikan informasi dan praktek tentang
budidaya stroberi tanpa tanah yang pengelolaanya mengutamakan
pemanfaatan bahan alami baik media, pupuk maupun pestisida sehingga
produk yang dihasilkan memiliki mutu lebih baik dan aman untuk
kesehatan maupun lingkungan.

A. Bahan dan Alat


Bahan utama :
- Serbuk cocopeat (sabut kelapa)
- Arang sekam
- Dolomit
- Benih stroberi
- Pupuk kotoran kambing/pupuk kandang

Alat :
- Pot plastik/polybag.
- Tempat perendam cocopeat.
- Timba.
- Pengaduk pupuk,
- Dll.

B. Penyiapan Media Tanam


Perlakuan Cocopeat :
- Siapkan serbuk cocopeat sesuai dengan kebutuhan
- Rendamlah cocopeat di dalam air bersih selama beberapa hari,
lalu diaduk sampai air berbusa putih.
- Buanglah air rendaman dan gantilah dengan air yang bersih.
- Ulangi perendaman beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi.
- Jemurlah cocopeat hingga kering.

Pencampuran media :
- Buatlah media tanam dengan mencampur cocopeat dan arang
sekam dengan perbandingan volume 60 % : 40%.

70
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

- Siramlah media dengan 1 liter larutan dolomit (1-2 sendok


dolomit/liter air) secara merata.
- Biarkan media sekitar 5 hari.

C. Penyiapan Benih
Benih stroberi bisa disiapkan sebagai berikut :
1. Membeli di Balitjestro atau penangkar stroberi. Varietas stroberi
yang tersedia di Balitjestro antara lain Dorit, Lokal Berastagi, Sweet
Charlie, Erlybright, Rosa Linda, Chandler, California, Holibert,
Aerut, Festival, dll.
2. Membuat sendiri dengan stolon atau anakan.
Induk yang digunakan untuk perbanyakan benih sebaiknya
disiapkan khusus, bukan diambil dari tanaman untuk produksi.
Induk tanaman harus sehat, unggul, produksi dan mutu buah baik,
dan berumur 6-10 bulan.
Cara menyiapkan benih dari anakan :
Benih dari anakan disiapkan dengan memisahkan anakan dalam
rumpun tanaman induk menjadi beberapa bagian (1 benih = 1
anakan). Selanjutnya, masing-masing anakan bisa ditanam lansung
pada media tanam atau ditanam di dalam polibag kecil.
Cara menyiapkan benih dari stolon (geragih) :
Stolon yang telah memiliki akar 1-2 cm dipotong dari tanaman induk,
kemudian ditanam dalam tray (baki) yang berisi media tanah endapan
pasir halus : sekam (pasir) : pupuk kandang/kompos halus = 1 : 1 : 1.
Agar benih cepat tumbuh, tray dipasang penaung (sungkup) plastik
dan dijaga agar tanah dan ruang di dalam sungkup tetap lembab
dengan cara disemprot air.

D. Penanaman
- Buatlah lubang tanam sedalam 3-5 cm atau disesuaikan dengan
perakaran benih stroberi.
- Ambilah benih yang sudah disiapkan secara hati-hati.
- Masukkan benih ke dalam lubang tanam dan aturlah agar akarnya
menyebar ke segala arah.
- Timbunlah akar benih dengan media tanam dan jangan sampai titik
tumbuhnya tertimbun.

71
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

- Lakukan penyirama secukupnya, dan semprotlah tanaman dengan


air agar kelembabannya terjaga.

E. Pemupukan
Pembuatan teh pupuk kandang
- Masukkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 1/3
bagian isi timba
- Tambahkan air ke dalam timba hingga batas kurang 5 cm dari
permukaan timba. Sebaiknya digunakan air sumur atau bila
digunakan air PDAM sebaiknya air tersebut dibiarkan dulu
semalam sebelum digunakan.
- Biarkan rendaman selama 3-4 hari dan aduk pada pagi dan sore.
- Saringnglah teh pupuk melalui kain tipis atau kain lainnya berpori
(goni, kemeja bekas) ke dalam wadah lain.

Aplikasi pupuk
- Encerkan hasil saringan dngan air hingga warnanya lemah
(perbaindingan 1 hasil saringan : 5-10 air untuk teh).
- Siramkan teh pupuk kandang ± pupuk 200 – 250 ml di daerah akar
seminggu sekali.
- Semprot tanaman dengan 1-2 ml citromik/lt dua minggu sekali
a. Fase pembesaran dan pematangan buah
Lakukan penyemprotan dengan pupuk yang kandungan
kaliumya tinggi (KNO3) untuk memperbesar ukuran buah, dan
untuk meningkatkan rasa manis semprotlah dengan pupuk
yang mengandung magnesium (kiserit).
b. Untuk mencegah defisiensi unsur mikro, semprot tanaman
dengan pupuk mikro lengkap (multi mikro, mikrota, dll)
terutama saat pertumbuhan vegetatif, dosis seuaikan dengan
anjran di kemasan pupuk.

F. Pemangkasan daun
Pangkas daun yang terseang penyakit, daun tua, dan daun yang
terlalu rimbun agar tanaman efisien melakukan fotosintesis dan
penyakit tidak menular sehingga produksi dan mutu uahnya prima.
Pemangkasan daun tua juga akan mendorong tumbuhnya daun
baru.
72
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

G. Pemangkasan stolon
Pangkas/kurangi jumlah stolon yang terlalu banyak agar hasil
fotosintesis lebih difokuskan untuk menghasilkan buah, bukan untuk
pertumbuhan stolon.

H. Penjarangan bunga/buah
Buanglah bunga pertama dan buah stadium pentil yang jumlahnya
terlalu banyak. Semakin cepat dilakukan penjarangan, semakin baik
pengaruhnya terhadap ukuran buah dan pertumbuhan tanaman.

I. Penyiangan gulma
Perakaran stroberi relatif dangkal sehingga adanya gulma
menyebabkan persaingan nutrisi dalam tanah. Karena itu, gulma
harus selalu dibersihkan secara mekanis dengan dicabut.

J. Pestisida alami untuk tanaman stroberi

Pestisida Alami :
1. Bubur Kalifornia (Kapur belerang)
Sasaran : jamur (fungi),
Tungau (Mite)
Bahan dan alat :
• 1 kg bubuk belerang • 10 liter air
• 2 kg batu kapur • Wadah (ember)
bangunan aktif • Pengaduk kayu
(gamping)
• 250 g detergen
(Sabun colek)
Cara membuat :
 Masukkan 1 kg belerang + 10 liter air + 250 g deterjen lalu
aduk hingga belerang dan deterjen tercampur semua
 Tambahkan 2 kg batu kapur aktif sedikit demi sedikit sambil
diaduk hingga larut semua dan perubahan warna larutan
menjadi kemerahan (terjadi reaksi antara kapur dan
belerang)
 Biarkan selama 12 jam lalu aduk kembali.
 Biarkan selama 12-24 jam lagi hingga bahan yang tidak larut
73
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

mengendap.
 Pisahkan larutan yang berwarna coklat kemerahan
(pestisida) dengan endapan
Aplikasi : disemprotkan ke seluruh bagian tanaman (konsentrasi 10
ml larutan bubur kalifornia/1 liter air)

Sasaran : Sasaran : jamur (fungi), Bakteri, hama penghisap


Bahan aktif : fenol, flavonoid,
kavokol, dll.
Bahan dan alat :
• 1 kg daun sirih • Penumbuk/blender
• 3 umbi bawang • Saringan
merah
• 5 batang serai
Cara membuat :
• Tumbuk/blender hingga halus 1 kg daun sirih + 3 umbi
bawang merah + 5 batang serai.
• Tambahkan 8-10 liter air + 50 g detergen, aduk sampai
tercampur rata dan menjadi larutan.
• Lakukan penyaringan.
• Saring larutan dan

Aplikasi : disemprotkan larutan hasil saringan ke seluruh bagian


tanaman.

Daun Sirsak dan Tembakau (SIRTEM)


Bahan aktif : senyawa annonain dan resinfenol, dan nikotin.
Sasaran : ulat, belalang, kutu kebul

Bahan dan alat :

• Daun sirsak 100 • 10 liter air


• Daun tembakau 25 lembar

Cara membuat :
• Tumbuk/blender daun sirsak dan daun sirih
• Masukkan kedalam ember + 10 liter air panas
• Tambahkan 2 sendok makan deterjen, lalu aduk

74
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

• Biarkan selama 24 jam


• Aduk larutan, kemudian disaring.

Aplikasi : semprot seluruh bagian tanaman dengan konsentrasi 1


liter hasil saringan/15 liter air.

Bawang Putih
Bahan aktif : Allisin.
Sasaran : Fungi, bakteri, serangga

Bahan dan alat :

• 1 kg gram bawang putih • 10 liter air


• 100 ml sabun cuci piring • Blender/penumbuk

Cara membuat :
• Tumbuk/blender bawang putih
• Tambah sabun cuci piring dan 10 lt air dan aduk hingga
rata
• Biarkan selama 24 jam dalam emeber yang ditutup rapat
• Lakukan pengadukan, kemudian disaring.

Aplikasi :
• Dosis aplikasi 60 ml liter air
Cabe Rawit
Sasaran : Ulat

Bahan dan alat :

• 300 buah cabai • Ember


• 15 siung bawang putih • Penumbuk
• 15 butir bawang merah
• 15 liter air
• 15 ml cairan sabun cuci
piring

75
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Cara membuat :
• Haluskan cabai, bawang putih dan bawang merah,
• Tambahkan air, aduk hingga rata.
• Rendam selama 6-12 jam di dalam ember yang ditutup.
• Lakukan penyaringan.

Aplikasi :
• Semprotkan hasil saringan pada tanaman

Baking soda
Sasaran : Embun tepung

Bahan dan alat :

• Baking soda • Sabun pencuci pring


• Minyak sayur/nabati • Ember

Cara membuat :
• Siapkan air 15 liter (1 tangki)
• Campurkan 1 sendok makan baking soda, 1 sendok
makan minyak sayur dan 1 sendok makan cairan sabun
pencuci piring .

Aplikasi :
Semprotkan hasil saringan pada tanaman dan hindari terik sinar
matahari yg terlalu panas

Sasaran : jamur, bakeri, tungau, penolak serangga (hama)

Bahan dan alat :

• 400 g Biji mimba • Ember


• 1 liter Alkohol 70-90% • Blender
• Sabun pencuci pring

76
Panduan Aneka kursus gratis dalam rangka BITE I 4-6 Agustus 2016 di Balitjestro

Cara membuat :
• Kupas kulit biji mimba, lalu blender/tumbuk bijinya
• Tambahkan 1 liter alkohol sambil diaduk, tutup rapat dan
biarkan selama 24-48 jam
• Lakukan penyaringan .

Aplikasi :
• Semprotkan larutan mimba ke sluruh bagian tanaman denga
konsentrasi 1 liter larutan mimba/1,5 liter air.

Biji Mimba
Sirsak, Cabai,Mimba (SCM)
Sasaran : Kutudaun, tungau merah, dan kumbang

Bahan dan alat :

• 500 g biji mimba • Ember


• 250 g cabai merah • Blender
kering
• 1 Kg daun sisrsak
• 50 ml sabun pencuci
priring (cair)

Cara membuat :
• Haluskan biji mimba dengan blender/ditumbuk, rendam
dalam 1 liter air selama 48 jam
• Haluskan cabai merah kering, rendam dalam 500 ml air
selama 24 jam.
• Haluskan daun srikaya, rendam dalam 500 ml air. Saring.
• Campurkan ketiga bahan tadi dan tambahkan 50 ml sabun
pncuci piring, aduk hingga rata

Aplikasi :
• Semprotkan larutan SCM ke sluruh bagian tanaman
dengan konsentrasi 40 ml/1 liter air

77

Anda mungkin juga menyukai