Anda di halaman 1dari 2

CELAH INOVASI DI TENGAH PELIKNYA PANDEMI

MELALUI BUDIDAYA ANGGREK PROGAM INOVASI BISNIS


BIOLOGI FMIPA UM

(04/09) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) melakukan sebuah
terobosan inovasi di tengah peliknya masa pandemi Covid-19 melalui program inovasi bisnis
mahasiswa. Program ini dilatarbelakangi untuk menampung dan meningkatkan capabilitas
mahasiswa, serta menerapkan konsep-konsep ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan
tidak hanya diatas paper namun langsung terjun kedalam cabang wirausaha yang menjanjikan.
Diharapkan dengan program ini dapat berlanjut kedepan sehingga dapat membekali softskill dan
hardskill mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia pekerjaan kelak. Program ini telah
dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 September 2021 di Jurusan Biologi dengan mengangkat tema
“Workshop Pendampingan Budidaya dan Analisis Peluang Bisnis Anggrek”. Tema ini diambil
karena adanya secercah peluang besar yang dapat dioptimalkan di Greenhouse Biologi.
Workshop budidaya ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa baik secara daring maupun luring
dengan pemateri Dr.H.Agus Dharmawan, M.Si dan Faiz Ridho, ST., MM dari PT. Java Indo
Arjuna selaku ahli budidaya anggrek.
Bibit anggrek yang ada dalam botol kultur berasal dari biji anggrek yang disemaikan secara
aseptik in vitro pada media buatan yang mengandung energi, nutrisi dan senyawa organik
lengkap yang diperlukan untuk perkecambahan dan pertumbuhan protokorm menjadi seedling.
Bibit anggrek yang telah ditumbuhkan dalam botol-botol kultur telah terbiasa hidup dalam
kondisi aseptik dan berkecukupan energi dan nutrisi yang tersedia dalam media kultur. Oleh
karena itu, agar bibit anggrek dapat hidup mandiri dan mampu melakukan fotosintesis di
lingkungan eksternal perlu dilakukan aklimatisasi atau pengadaptasian bibit. Aklimatisasi
dilakukan dengan cara memindahkan bibit anggrek dalam botol ke dalam community-pot dengan
menggunakan media tanam seperti pakis, mos, arang dll.
Bibit dalam botol yang sudah bisa diaklimatisasi mempunyai ukuran kurang lebih dari 4
cm dengan 3-5 lembar daun dan 4-6 akar. Pengeluaran bibit anggrek dari botol harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak merusak jaringan bibit. Botol kultur yang berisi bibit dapat diisi
dengan sedikit air lalu dilakukan pengocokan oelan-pelan agar media yang menempel pada bibit
dapat terurai. Pengeluaran bibit dapat dilakukan dengan menggunakan pinset. Setelah
dikeluarkan dari botol, bibit dicelupkan sebentar dalam air kemudian ditiriskan dan ditanam
dalam single pot. Media dalam single pot menggunakan moss hitam dan sabut kelapa (limbah
dapur Lapas) yang dipotong kecil-kecil (1-2 cm). Sebelum digunakan media tanam terlebih
dahulu direbus dan dikeringkan supaya steril. Pemeliharaan bibit ini selama 4-6 bulan harus
dilakukan secara hati-hati karena bibit masih dalam masa adaptasi dari lingkungan in vitro ke
lingkungan ex vitro. Penyiraman selama pemeliharaan dilakukan dengan menggunakan sprayer
yang cukup halus. Penyemprotan fungisida dapat dilakukan setiap 2 minggu sekali.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pertumbuhan anggrek dapat optimal adalah
a) kemiringan lahan 0-2% agar anggrek bisa ditanam dalam hamparan, b) ketinggian tempat
untuk anggrek jenis dendrobium berkisar 100-199 m dpl (0-500 m dpl), c) suhu berkisar 25-35°C
(25-27°C), d) kelembapan udara berkisar 20-50% (60-85%), e) lokasi pemeliharaan anggrek
harus terbebas dari polusi terutama bahan kimia berbahaya, f) aspek legal kepemilikan
lahan/registrasi lahan jelas.

Anda mungkin juga menyukai