Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI


Website : WWW.ikippgribali.com
E-mail : ikippgribali@dps.cakralintas.net.id.info@ikippgribali.com
Alamat: Jln. Seroja -Tonja Denpasar Timur Tlp. (0361) 431434

UJIAN TENGAH SEMESTER VII A


Mata kuliah : Bioentreprenuer
Hari/tanggal : Rabu/24 November 2020
Waktu : 60 menit
Dosen : N. Putri Sumaryani SP, M.M.A

Nama : Luh Gede Istri Wulandari


NIM : 202001030014
Semester : VII A Pendidikan Biologi

1. Apa yang anda ketahui tentang bioentreprenuer?

Jawab:

Bioentrupreneur berasal dari paduan dua kata dalam Bahasa Inggris

yaitu Bio (merujuk pada sains) dan Entrepreneurship (kewirausahaan). Kata Biologi

berasal dari bahasa Yunani yaitu “bios” yang berarti hidup atau kehidupan dan

“logos” yang berati ilmu pengetahuan. Entrepreneurship adalah usaha kreatif yang

dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai

tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi

orang lain. Jadi Bioentrupreneur adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,

dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,

peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

2. Menurut anda apa yang melatar belakangi munculnya bioentreprenuer di pendidikan

biologi?

Jawab:

Menurut saya yang melatar belakangi munculnya bioentreprenuer di

pendidikan biologi adalah dikarenakan Biologi sebagai salah satu cabang ilmu sains
tidak hanya mempelajari alam dan makhluk hidup, akan tetapi juga mengajarkan

tanggung jawab untuk mencintai, memelihara kelestarian lingkungan, dan menjaga

keseimbangan alam sehingga manusia dapat memperoleh manfaatnya.

Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut kita dapat mempelajari ilmu biologi

yang kedepannya lebih inovatif dan kreatif, dengan mengembangkan perangakat

pembelajaran biologi dengan pendekatan berorientasi kewirausahaan. Dengan begitu

pembelajarannya dapat bersifat kontekstual, yaitu pendekatan pembelajaran dikaitkan

dengan objek yang nyata. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha

baru yang dilaksanakan secara terpandu dan terprogram yang bergerak dalam bidang

wirausaha berbasis ilmiah.

3. Darimana saja jiwa entreprenuer bisa dikembangkan, jelaskan?

Jawab:

Jiwa entrepreneur dapat terbentuk dalam diri sendiri ditandai dengan adanya

komitmen serta keinginan pribadi untuk mandiri. Dalam mencapai suatu yang

diinginkan, berusaha menghindari ketergantungan pada orang lain agar lebih

produktif mengembangkan potensi diri. Jiwa entrepreneurship dapat dikembangkan

mulai dari lingkungan keluarga, dan akademik.

 Lingkungan keluarga seperti, orang tua dapat memotivasi anaknya melakukan

hal kecil yang dapat mendukung kegiatan yang bersifat wirausaha.

 Sedangkan lingkungan pendidikan (akademik) dapat dijadikan sebagai wadah

untk mendapatkan ilmu dan sebagai tempat menerapkan ilmu guna melatih

jiwa entrepreneurship yang sedang dikembangkannya.

4. Sebutkan dan jelaskan cabang dari ilmu biologi yang dapat dikembangan sebagai

wirausaha?

Jawab:
Cabang ilmu biologi yang dapat dikembangkan sebagai wirausaha salah

satunya Bioteknologi. Dikarenakan bioteknologi merupakan cabang dari biologi yang

khusus mempelajari cara memanfaatkan makhluk hidup dalam proses produksi untuk

menghasilkan makhluk hidup, barang, dan jasa. Sehingga pemanfaatan aplikasi

bioteknologi dilakukan supaya kita bisa menghasilkan makhluk hidup seperti hewan

ternak dan tumbuhan yang bersifat unggul melalui rekayasa genetika. Sehingga dari

bioteknologi, kita bisa makan semangka tanpa biji atau tomat ungu. Buah hasil

rekayasa genetika ini juga biasanya memiliki daya tahan yang lebih bagus

dibandingkan tumbuhan biasa. Selain itu bioteknologi juga dapat terapkan untuk

produksi non pangan sehingga untuk kegiatan entrepreneur (kewirausahaan) yang

dalam bidang industri juga dapat dibantu melalui ilmu bioteknologi.

5. Sebutkan 2 contoh pengembangan bioteknologi pangan, jelaskan.

Jawab:

Pengembangan bioteknologi pangan dapat diaplikasikan baik dengan

bioteknologi konvensional maupun bioteknologi modern. Dalam bioteknologi pangan

biasanya memanfaatkan mikroorganisme secara langsung ataupun tidak langsung

(hanya sebagai agen saja) sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa.

Contohnya yaitu:

1) Produk Tempe

Kedelai dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, salah satunya tempe.

Tempe sudah lama diakui sebagai makanan dengan nilai kandungan gizi yang

tinggi. Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin

yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam

nikotinat, vitamin B6, dan B12. Proses fermentasi pada tempe meningkatkan

derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Asam lemak tidak jenuh ini mempunyai
efek penurunan terhadap kandungan kolestrol serum, sehingga dapat menetralkan

efek negatif sterol di dalam tubuh. Tempe dapat diolah dari bahan kedelai melaui

fermentasi menggunakan ragi tempe atau Rhizopus sp. Peranan Rhizopus adalah

memproduksi sejumlah enzim pemecah senyawa kompleks menjadi sederhana,

sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Tempe ini termasuk kedalam bioteknologi

konvensional.

Bahan:

- 500 g kacang kedelai

- ½ sdt ragi tempe

- Air

- Daun pisang atau plastik sebagai pembungkus

Alat:

 Panci + kukusan

 Baskom

 Kompor

 Sendok kayu

 Garpu

 Pisau

 Tempeh atau kapar


Langkah-Langkah Pembuatan Tempe:

1. Bersihkan kacang kedelai dengan air mengalir, lalu rendam dalam baskom

berisi air. Biji kedelai yang kualitasnya tidak baik akan mengapung,

pisahkan bagian tersebut.

2. Kemudian rendam semalaman atau minimal 8 jam. Setelah itu remas-remas

hingga kulit arinya terkelupas bersih.

3. Siapkan panci, rebus kacang dalam air mendidih selama kurang lebih 20- 60

menit. Jika sudah angkat dan saring, lalu tiriskan hingga benar-benar kering.

4. Pindahkan biji kedelai ke wadah lebar, bisa juga menggunakan tempeh.

Kemudian taburi ragi pada kedelai yang sudah kering, lalu aduk

menggunakan sendok kayu hingga merata ke seluruh bagian.

5. Siapkan daun pisang potong dengan ukuran sesuai selera atau menggunakan

plastik, kemudian masukkan kedelai yang sudah dicampur ragi, lalu

bungkusnya ditusuk dengan garpu secara merata. Jika menggunakan plastik,

sama juga tusuk-tusuk permukaan plastik tersebut.

6. Simpan tempe mentah di dalam rak atau wadah yang memiliki sirkulasi

udara baik. Lalu tutupi dengan kain bersih, dan pastikan tidak terkena sinar

matahari.

7. Diamkan selama minimal 2-3 hari sebelum tempe siap untuk dimasak dan

dikonsumsi.

2) Produk Terasi

Terasi atau dalam bahasa Malaysia disebut belacan merupakan salah satu

bumbu utama dalam masakan tradisional kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Terasi adalah produk awetan ikan-ikan atau rebon (udang kecil) yang telah diolah

melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan


penjemuran yang berlangsung selama kurang lebih 20 hari. Dalam produk terasi

tersebut ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet, berbentuk

seperti pasta dan berwarna hitam-coklat. Terasi ada dua jenis yaitu terasi berbahan

udang kecil (rebon) dan terasi ikan. Terasi dapat dimanfaatkan untuk bahan

penyedap masakan, seperti pada pembuatan sambal, pada masakan sayur, bumbu

rujak, dll. Sebagai bahan makanan setengah basah yang berkadar garam tinggi,

tersai dapat disimpan selama berbulan-bulan.

Bahan:

- Bahan baku ikan yang sering digunakan adalah ikan Selar (Rembang), ikan

Teri (Krawang) dan sebagainya. Kepala ikan harus dibuang terlebih dahulu

sebelum diproses lebih lanjut. Hindari penggunaan bahan baku ikan yang tidak
baik, misalnya ikan yang telah lama disimpan. Pilihlah ikan segar yang baru

ditangkap oleh nelayan.

- Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan terasi udang adalah

berupa rebon atau udang kecil dengan ukuran panjang berkisar antara 1 cm –

2,1 cm (membujur), lebar 0,3 cm dengan warna keputihan.

- Garam sebagai bahan pengawet dan juga untuk memantapkan citarasa.

Alat:

 Pisau

 Penggiling atau penumbuk

 Wadah plastik

 Tempeh

 Cetakan

 Timbangan

Langkah-Langkah Pembuatan Wine:

1. Proses pembersihan dan pencucian bahan baku (ikan atau udang) dengan air

bersih

2. Menambahkan garam sekitar 5–7 % dari berat bahan baku.

3. Kemudian bahan baku diratakan dalam sebuah tempeh untuk proses

penjemuran (setengah kering). Proses ini bisa berlangsung 4-6 hari

tergantung cuaca

4. Langkah berikutnya adalah penghancuran (penghalusan) bahan baku. Bisa

digiling dengan mesin atau ditumbuk secara manual. Setelah terasa halus,

bahan baku dicetak dalam sebuah bentuk cetakan (biasanya berbentuk kotak

atau silinder)
5. Proses berikutnya kembali menjemur bahan yang telah dihaluskan dan

dicetak. Pengeringan ini bisa berlangsung 3-4 hari

6. Setelah proses ini, bahan siap dikemas dalam brand merek produk yang akan

dijual.

Anda mungkin juga menyukai