Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.

1, Juni 2013

PENERAPAN STRATEGI MANAJEMEN TALENTA DALAM PENGEMBANGAN PNS

THE IMPLEMENTATION OF TALENT MANAGEMENT STRATEGY IN CIVIL SERVANT


DEVELOPMENT

Eunike Prapti Lestari Krissetyanti


Biro Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara
Jl. Mayjend. Soetoyo 12 Cililitan Jakarta Timur
e-mail: unike_krissetyanti@yahoo.com

(Diterima 13 Mei 2013, direvisi 17 Juni 2013, diterbitkan 28 Juni 2013)

Abstrak
Paradigma baru dalam Manajemen Sumber daya Manusia menganggap bahwa sumber daya manusia merupakan aset
organisasi (dikenal dengan human capital). Karena itu aset ini harus dikelola secara proaktif dan strategik. Manajemen
talenta merupakan implementasi dari strategi-strategi atau sistem-sitem yang terintegrasi untuk meningkatkan kondisi
lingkungan kerja dengan mengembangkan proses-proses dalam rekrutmen dan seleksi, pengembangan, pengikatan,
dan mempertahankan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan serta aptitude yang dibutuhkan organisasi di
masa ini dan akan datang. Tulisan ini menjelaskan bagaimana menerapkan strategi manajemen talenta sebagai strategi
untuk mengembangkan sumber daya aparatur di organisasi publik. Studi ini menunjukkan bahwa implementasi dari
manajemen talenta memerlukan tiga tahap. Pertama, mengidentifikasi pegawai yang termasuk dalam talent pool. Tahap
yang kedua adalah mengembangkan kelompok talenta dan kelompok yang lain. Dan yang ketiga adalah mempertahankan
talenta. Langkah-langkah tersebut merupakan satu kesatuan proses.

Kata kunci: aset organisasi, manajemen talenta, sumber daya manusia

Abstract
The new paradigm in human resource management assume that human resource is an organization asset (known as
human capital). It implies that the asset must be strategically and proactivelly managed. Talent manangement is the
implementation of integrated strategy or systems designed to increase workplace performance by developing improved
processes in recruiting and selecting, developing, engaging and retaining human resource with the required skills and
aptitude to meet current and future organization needs. This article explains how to implement the talent management
strategy as one strategy to develop aparatus in public organization. This analysis proceeds that talent management
implementation needs three steps. First, to identify personel who will be placed in to talent pool. The second step is
developing talent and other groups. And the third step is retaining talent. Those steps demand an integrated process.

Keywords: organization asset, talent management, human resource

PENDAHULUAN bisa dikatakan manusia merupakan faktor


strategis dalam semua kegiatan organisasi.
Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk itulah, agar dapat mengatur dan
merupakan faktor penting dan sentral dalam mengelola SDM, dalam rangka mencapai
organisasi. Organisasi dibentuk berdasarkan tujuan organisasi, dibutuhkan ilmu, metode dan
visi dan misi yang dalam pencapaiannya pendekatan pengelolaan SDM. Demikian juga
dikelola dan dikerjakan oleh manusia, sehingga dalam organisasi publik, sumber daya aparatur

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 1


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan dengan kata lain pengelolaan SDM dengan
faktor strategis, yang perlu dikelola, sehingga model-model tradisional mulai bergeser ke
perlu adanya manajemen pegawai negeri sipil. arah pengelolaan yang lebih modern yang
Berbicara tentang manajemen SDM dipandang lebih adaptif terhadap perubahan.
secara umum, telah terjadi pergeseran Pada tataran birokrasi, pergeseran pola
paradigma atau cara pandang terhadap pengelolaan SDM aparatur atau PNS juga
pengelolaan SDM. Paradigma baru mana- terjadi. Perubahan nama lembaga yang
jemen SDM memandang bahwa SDM adalah mengelola PNS di Indonesia yaitu dari BAKN
aset organisasi atau human capital, sehingga menjadi BKN, dengan menghilangkan kata
harus dikelola secara strategis dan proaktif ‘administrasi’ berarti telah mengalami reposisi
(Ulrich, 1998). Peran strategis dalam mengelola peran menjadi lebih strategis tidak sekedar
SDM atau sering disebut dengan manajemen tugas administratif.
SDM strategis (strategic human resource Berkaitan dengan pengembangan
management) dimaknai sebagai keterkaitan pegawai, menurut Undang-undang Nomor 43
antara pelaksanaan manajemen SDM dengan Tahun 1999, kebijakan pengembangan SDM
strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja. intinya adalah pembangunan SDM Aparatur
Dalam implementasinya, peran strategis dalam Negara yang diarahkan agar terwujudnya SDM
mengelola SDM ini diartikan bahwa pengelola Aparatur atau PNS yang profesional, netral dari
SDM harus dapat mengelaborasi semua kegiatan politik, berwawasan global, bermoral
kapasitas yang dimiliki pegawai atau SDM-nya, tinggi, berkemampuan sebagai penyangga
untuk dijadikan sebagai competitive advantage per-satuan dan kesatuan bangsa. Tujuan
bagi organisasi. Manajemen SDM yang pengembangan SDM Aparatur sebagaimana
strategis seolah sudah menjadi suatu tuntutan diamanatkan dalam Undang-undang Nomor
untuk dilakukan. Terlebih lagi perubahan yang 43 Tahun 1999 merupakan tujuan yang ideal
terjadi dalam lingkungan sosial yang terkait yang pencapaiannya perlu program-program
dengan karakteristik SDM saat ini yaitu era pengembangan yang terarah dan bertahap,
informasi yang bersumber pada pengetahuan yang tercakup dalam roadmap manajemen
dan teknologi yang dapat didayagunakan. Pada PNS. Secara normatif, upaya untuk men-
era ini SDM lebih ke knowledge worker, yang dukung implementasi pengembangan PNS,
artinya SDM saat ini dituntut untuk memiliki dengan merumuskan sejumlah peraturan
pengetahuan baru yang sesuai dengan ataupun kebijakan tentang pengembangan
perubahan yang sedang berlangsung. PNS belum mendatangkan hasil yang optimal.
Pada aspek kelembagaan, kecen- Sebagai contoh, praktik pengembangan
derungan yang terjadi, yaitu pola struktur PNS yang dilakukan melalui pendidikan dan
organisasi modern semakin datar (flat) pelatihan belum sepenuhnya sesuai dengan
dan ramping, yang menuntut dilakukannya yang diharapkan, yaitu peningkatan derajat
rightsizing yang mengarah pada downsizing profesionalitas PNS.
atau perampingan. Implikasi dari perubahan- Sementara itu, tuntutan perubahan
perubahan aspek SDM maupun kelembagaan yang cepat harus segera diantisipasi. Beberapa
ini menjadi tantangan bagi pengelola SDM fenomena yang muncul sebagai dampak dari
untuk mencari strategi yang tepat untuk perubahan dalam bentuk reformasi birokrasi,
mengelola SDM di organisasinya. Atau antara lain adanya kebijakan moratorium

2 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

PNS yang berdampak pada berkurangnya Tantangan dari internal maupun


kesempatan men-dapatkan SDM-SDM baru eksternal yang harus dihadapi setiap organisasi
yang berpotensi. Hal ini berimbas pada publik, menuntut perlu dilakukan pengelolaan
keharusan untuk memberdayakan pegawai SDM yang tidak sekedar ‘doing business as
yang sudah ada. Secara umum, di beberapa usual, namun perlu langkah strategis. Hal
organisasi atau lembaga pemerintah dalam ini karena ke depan organisasi termasuk
beberapa tahun ke depan akan terjadi organisasi publik tidak cukup dapat eksis
‘generation gap’, karena jumlah pegawai dan bersaing, hanya dengan menggunakan
yang memasuki Batas Usia Pensiun (BUP) SDM yang biasa saja. Diperlukan SDM
cenderung meningkat. Hal ini terjadi juga pada yang potensial (bertalenta) sebagai sumber
tingkat struktural. Fenomena ini bermuara pada keunggulan kompetitif. Dengan banyaknya
keterbatasan jumlah SDM yang berkualitas. SDM yang bertalenta akan menghasilkan value
Menjadi suatu permasalahan di beberapa added bagi organisasi, sehingga organisasi
organisasi pemerintah, yaitu bagaimana dapat berkinerja unggul.
mengembangkan SDM yang ada saat ini Alasan lainnya berkenaan dengan
untuk dapat memberikan kontribusi pada aspek eksternal, yaitu kebijakan-kebijakan
kinerja unggul organisasi serta mengantisipasi bidang SDM aparatur atau PNS yang ke depan
perubahan yang terjadi. Permasalahan ini sangat memungkinkan adanya keterbukaan
tidak akan teratasi dengan melakukan pola dalam pengembangan karier PNS. Istilah
pengembangan pegawai yang tradisional, ‘bajak-membajak’ SDM yang dulu hanya
tetapi perlu langkah pola pengembangan mungkin terjadi dalam dunia organisasi profit
yang strategis. Istilah ‘strategis’ dalam hal ini sangat mungkin akan terjadi pada organisasi
dimaknai sebagai pola yang terintegrasi dan publik. Ketika tuntutan untuk mendapatkan
efektif. SDM yang berkualitas untuk suatu posisi
Salah satu dimensi mikro pem- atau jabatan, memungkinkan untuk adanya
baharuan dalam manajemen PNS adalah rekrutmen atau promosi yang bersifat terbuka,
pengembangan PNS yang memperhatikan dan tidak harus diisi oleh calon dari internal. Hal
beberapa isu baru, diantaranya adalah bakat ini sudah menjadi wacana dalam Rancangan
atau talenta pegawai. Hal ini mendasari Undang Undang Aparatur Sipil Negara (RUU
diadopsinya konsep manajemen talenta ASN), yang di antaranya mengatur tentang
(talent management) dalam pengelolaan promosi untuk jabatan struktural tertinggi
SDM aparatur atau PNS. Manajemen talenta di lembaga pemerintah non kementerian
dipandang sebagai implementasi strategi atau berasal dari PNS seluruh instansi, dan bisa
sistem yang terintegrasi, yang dirancang untuk juga berasal dari non PNS yang ditetapkan
meningkatkan kinerja melalui proses menarik dengan Keputusan Presiden. Implikasinya,
dan menyeleksi, mengembangkan, me- organisasi publik yang belum memiliki strategi
manfaatkan serta mempertahankan pegawai pengembangan sumber daya manusia yang
yang memiliki keahlian dan bakat (talent) dalam mantap, akan rawan ditinggalkan oleh ‘talenta-
rangka memenuhi kebutuhan organisasi saat talenta’ yang telah dimilikinya. Dari fenomena
ini dan masa datang (Lockwood, 2006). ini, memunculkan suatu permasalahan
tentang strategi yang harus dilakukan untuk
Rumusan Masalah mengembangkan SDM bertalenta dalam

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 3


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

menghadapi fenomena ini ke depan. hasil penelitian bidang SDM, menyebutkan


bahwa pegawai bertalenta menunjukkan
karakter utama yaitu:
TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan menjalankan peran
Kemampuan ini mendukung seseorang
Strategi Manajemen Talenta pegawai dapat memberikan hasil
Manajemen talenta merupakan salah yang superior pada peran apapun
satu konsep yang relatif baru dalam bidang yang dijalankan. Kemampuan ini yang
SDM. Istilah manajemen talenta pertama kali mem-bedakan pegawai yang memiliki
diperkenalkan oleh McKinsey melalui suatu kompetensi yang lebih luas daripada
studi “the war of talent” pada tahun 1997, kemampuan spesialis.
yang kemudian menjadi salah satu buku 2. Kemampuan untuk menangani perubahan
yang dipublikasikan pertama kali pada tahun kemampuan untuk mengadopsi perubahan
2001. Strategi manajemen talenta merupakan sebagai bagian dari evolusi organisasi
pendekatan organisasional yang terencana adalah salah satu karakteristik yang
dan terstruktur untuk mengidentifikasi, dituntut dari pegawai yang bertalenta.
mengembangkan dan mempertahankan Pegawai yang bertalenta menganggap
pegawai-pegawai bertalenta dalam organisasi perubahan sebagai sumber tantangan dan
(Gasperz, 2002). Tujuannya adalah untuk peluang untuk membuktikan kom-petensi
mempekerjakan pegawai yang secara dan kemampuannya. Dalam menghadapi
konsisten memberikan kinerja unggul. perubahan, pegawai yang bertalenta
Manajemen talenta pada dasarnya akan menyiapkan cara-cara baru untuk
adalah suatu model pengembangan SDM mencapai hasil yang diinginkan.
berdasarkan bakat atau talenta. Pemahaman 3. Kapasitas untuk belajar
istilah talenta secara umum dapat diartikan Kemampuan untuk menguasai
sebagai ‘bakat atau keahlian khusus’ (Davis, pengetahuan dan keterampilan
2009). Dalam konteks organisasi, mengacu baru merupakan bagian penting dari
dari definisi di atas, talenta diartikan sebagai pengembangan pribadi bagi pegawai
kualitas yang dimiliki pegawai tertentu, yang bertalenta. Pegawai bertalenta selalu
yang sangat bernilai dan diperlukan dalam berusaha memperluas pengetahuannya,
organisasi. Sudut pandang lain menyebutkan serta menunjukkan kapasitas intelektual
bahwa talenta adalah orang-orang yang untuk menyerap konsep dan teknik baru.
mempunyai kualitas terbaik yang dibangun, 4. Profil pribadi
dibina oleh organisasi untuk proses jangka Profil pribadi bisa diartikan sebagai
panjang, dan talenta-talenta ini yang akan karakteristik pegawai bertalenta yang
menjadi generasi penerus organisasi. Talenta meliputi: (a) rasa percaya diri berdasarkan
tidak terbatas pada bidang atau level karyawan kemampuannya untuk menguasai
tertentu, tetapi bisa terdapat di semua level perubahan terbaru dan keyakinan diri ini
dan fungsi. dikuasai berdasarkan teknik yang mereka
Talenta dalam suatu organisasi adopsi untuk membantu menganalisis
memiliki beberapa ciri yang membedakan tugas dan mengembangkan proses yang
dengan pegawai pada umumnya. Beberapa efektif untuk memberikan kinerja yang

4 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

unggul; (b) keahlian dalam berkomunikasi yang terencana dan terstruktur untuk merekrut,
baik tertulis maupun lisan, dan ke- mengembangkan dan mempertahankan
mampuan ini akan mendukung mereka pegawai yang bertalenta dalam organisasi.
untuk menyampaikan gagasan dan Talenta tidak terbatas pada bidang atau level
diterima oleh organisasi; (c) gabungan pegawai tertentu. Pegawai bertalenta terdapat
antara percaya diri dan komunikasi di semua level dan di semua fungsi.
dibarengi dengan kemampuan logika Tujuan manajemen talenta adalah
(reasoning) yang memungkinkan me- untuk mempekerjakan pegawai yang secara
nerapkan suatu pendekatan pemecahan konsisten memberikan kinerja unggul.
masalah; dan (d) fokus atau kemampuan Organisasi yang melaksanakan manajemen
berkonsentrasi pada faktor-faktor utama talenta akan mendapatkan beberapa manfaat,
pembawa keberhasilan (Sudjatmiko, yaitu: (a) organisasi mendapatkan pegawai
2011). yang memiliki kemampuan untuk melaksana-
Menurut Lockwood (2006), strategi kan pekerjaan dengan baik; (b) pegawai
manajemen talenta memiliki fokus pada lima bertalenta tersebut dapat dikembangkan untuk
area yaitu: penarikan (attracting), seleksi menerima tanggung jawab yang lebih luas
(selecting), pemakaian (engaging), pengem- dan lebih besar; dan (c) pengambilan dan
bangan (development) dan mempertahankan pemilihan pegawai bertalenta tersebut dapat
(retaining) pegawai bertalenta (talent). Definisi diambil dari internal organisasi (Davis, 2009).
lainnya menyebutkan bahwa manajemen Jadi inti manajemen talenta adalah upaya
talenta meliputi proses identifikasi, pengem- men-dapatkan (identifikasi), mengembangkan
bangan dan mempertahankan SDM unggulan dan mempertahankan pegawai internal yang
yang merupakan SDM bertalenta atau sering berkontribusi maksimal terhadap organisasi.
disebut dengan ‘bintang’ dan ‘calon bintang’ Langkah awal yang harus dilakukan
masa depan secara sistematis (Sudjatmiko, dalam manajemen talenta adalah meng-
2011). Pengertian ini menekankan pada gambarkan kebutuhan talenta di masa depan.
cara yang sistematis. Selama ini organisasi Pada umumnya organisasi mengetahui
kemungkinan secara alami telah memunculkan kebutuhan talenta berdasarkan visi, misi,
bintang-bintang, namun belum dikelola secara strategi dan nilai-nilai organisasi (Davis, 2009).
sistematis. Kesadaran akan upaya untuk Selain itu yang penting juga diperhatikan
mempertahankan bintang-bintang dalam adalah memperkirakan kebutuhan talenta
organisasi, maka perlu adanya pengelolaan berdasarkan tantangan eksternal, seperti
yang sistematis. kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang
Definisi tentang manajemen talenta SDM aparatur atau PNS. Setelah merumuskan
yang telah dipaparkan di depan, secara kebutuhan talenta di masa depan maka perlu
eksplisit telah memberikan gambaran dilakukan penilaian (assessment) untuk
mengenai apa saja yang terkait dengan strategi mengidentifikasi pegawai, sehingga didapatkan
manajemen talenta, yaitu proses merekrut peta pegawai serta pengem-bangannya.
atau mengidentifikasi, mengem-bangkan dan
mempertahankan talenta yang dimiliki dalam Proses Manajemen Talenta
suatu organisasi. Jadi strategi manajemen Setelah menetapkan kebutuhan
talenta adalah pendekatan organisasional talenta di masa depan, langkah selanjutnya
ada menentukan model manajemen talenta.
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 5
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

Beberapa model manajemen talenta seperti dengan kelompok lainnya. Khusus untuk
model yang dikembangkan oleh Boston kelompok pegawai bertalenta atau sering
Consulting Group, Accenture Model, General disebut pegawai ‘bintang’ tentunya
Electric Model pada dasarnya memiliki persepsi membutuhkan pola pengembangan yang
yang sama tentang proses manajemen khusus juga.
talenta, yaitu proses identifikasi (termasuk Untuk pemetaan pegawai ini, terdapat
proses assessment), pengembangan, dan beberapa elemen yang digunakan
mempertahankan talenta yang dimiliki sebagai kriteria, yaitu pengalaman,
organisasi (Davis, 2009). Proses manajemen profil dan kualifikasi, yang dapat dinilai
talenta dapat dijelaskan sebagai berikut: secara obyektif, dan ketiganya meng-
1. Identifikasi talenta gambarkan kinerja masa lalu. Sedangkan
Dalam menjalankan strategi manajemen elemen keahlian, potensi dan kuanti-
talenta, salah satu unsur pentingnya fikasi dinilai secara subyektif, dan ketiga
adalah mendapatkan pegawai yang elemen ini digunakan untuk mengukur
bertalenta. Talenta dapat diperoleh atau memprediksi potensi kandidat di
dari sumber internal maupun eksternal masa depan. Keenam elemen tersebut
organisasi. Strategi manajemen yang diwakil oleh dua dimensi yaitu kinerja
terstruktur akan mempertimbangkan dan potensi. Kinerja mewakili kriteria atau
dua sumber ini. Namun demikian dalam elemen apa yang dilakukan kandidat di
praktiknya, organisasi akan terlebih dulu masa lalu, sedangkan potensi mewakili
memper-timbangkan sumber internal, elemen yang memprediksi apa yang dapat
dengan pertimbangan pegawai yang dilakukan kandidat di masa depan. Aspek
sudah ada setidaknya telah memiliki kinerja menunjukkan konsistensi prestasi
pengetahuan tentang organisasi. kandidat, dan potensi menggambarkan
Identifikasi talenta tersebut dilakukan sejauhmana kapabilitas dan kesiapan
dengan melakukan pemetaan pegawai. pegawai atau kandidat menduduki posisi
Tujuan pemetaan pegawai adalah untuk yang lebih tinggi. Kedua dimensi yaitu
membagi pegawai ke dalam kelompok- kinerja dan potensi digunakan untuk
kelompok yang lebih kecil berdasarkan menyusun suatu matriks pemetaan
kriteria tertentu. Lebih khusus lagi, pegawai, yang sering disbut model matriks
pemetaan pegawai ini bertujuan untuk pencarian talenta (talent search matrix).
menemukan talenta yang akan masuk Hasil dari identifikasi talenta adalah
dalam talent pool. Talent pool adalah berupa talent pool, yang berisi pegawa
sekelompok orang yang telah ter- yang bertalenta yang harus dioptimalkan
identifikasi dapat dikembangkan dalam potensinya secara konsisten, untuk
jangka waktu tertentu dan diperlakukan mendukung kinerja organisasinya, dan
sebagai asset organisasi. Pemetaan sebaliknya organisasi harus berupaya
pegawai ini harus dilakukan, karena untuk mempertahankan talenta ini
tanpa adanya pemetaan pegawai yang dengan berbagai program pemertahanan
baik, maka pengembangan pegawai dan (retainment).
manajemen talenta tidak akan berjalan 2. Pengembangan talenta
efektif. Invenstasi pengembangan untuk Berbagai model manajemen talenta, dapat
suatu kelompok pegawai tentu berbeda
6 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

dilihat satu kesamaan yaitu komponen Permana (2011) menyatakan bahwa


kunci dalam model talenta adalah terdapat beberapa pendekatan yang
pengembangannya. Tetapi tentunya pilar membedakan pengembangan pegawai
pengembangan talenta tidak dapat berdiri pada konteks manajemen talenta, dengan
sendiri tanpa didukung sistem penilaian model pengembangan dalam paradigma
kinerja atau suksesi yang baik. Pengem- lama. Perbedaan tersebut dapat dilihat
bangan talenta yang bagus tidak akan pada tabel berikut:
berhasil secara maksimal jika proses Program pengembangan talenta yang
identifikasinya tidak didukung oleh sistem didesain dalam suatu organisasi harus
penilaian kinerja yang objektif. Pengem- diawali dengan insight dalam setiap
bangan talenta yang bagus tidak akan talenta. Insight adalah sebuah proses
bermakna jika tidak didukung sistem menginternalisasikan apa yang harus
suksesi yang bagus. dilakukan untuk memahami kekuatan para
Pola pengembangan talenta berbeda pegawai untuk dapat berkinerja unggul di
dengan pola pengembangan pegawai suatu bidang (Sudjatmiko, 2011). Dengan
biasa. Filosofi pengembangan talenta bantuan coach, diharapkan pegawai
adalah pengembangan yang mem- bertalenta ini dapat menemukan peluang
perhatikan karakteristik individu dalam baru dalam diri mereka dan belum dapat
organisasi. McKinsey (1997) dalam ditemukan sendiri sebelumnya. Insight

Sumber: Permana, 2011

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 7


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

harus diikuti dengan motivasi. Motivasi talenta adalah menjaga agar pegawai
yang dibangun untuk pegawai harus jelas. bertalenta tetap berada dalam organisasi
Sehingga jika seorang talenta mengikuti sembari terus mengembangkan mereka
program pengembangan, maka harus (Berger & Berger, 2009 dalam Sudjatmiko,
dipikirkan apa yang akan diperoleh, 2011). Sistem karier yang semakin terbuka,
dan sebaliknya jika tidak mengikuti, memberikan peluang bagi pegawai untuk
konsekuensi apa yang diterima. berkarier di luar organisasinya. Dalam hal
Program pengembangan untuk pegawai ini organisasi perlu bersikap bijaksana
dalam bentuk pelatihan harus mem- dengan mengembangkan program-
fokuskan pada penemuan pengetahuan program SDM yang bertujuan untuk dapat
dan keterampilan baru dalam lingkungan memper-tahankan talenta-talenta yang
kerja. Program pengembangan melalui dimiliki dan telah dikembangkan. Selain
pelatihan yang fokus pada penemuan itu menurut Lockwood (2006), di bawah
pengetahuan dan keterampilan, meliputi payung manajemen talenta, perencanaan
action learning dan project assignment. suksesi (succession planning) dan
Dalam action learning masih ditoleransi pengembangan kepemimpinan (leadership
jika terjadi kesalahan. Dalam project management) menjadi strategi organisasi
assignment, sudah bertanggungjawab jika untuk mengembangkan dan memper-
terjadi kesalahan. Namun jika proyek yang tahankan talenta.
dikerjakan sukses, peserta program akan Menurut Davis (2009) upaya untuk
terotivasi untuk meningkatkan kinerja. mempertahankan talenta berkaitan
Selanjutnya adalah proses aplikasi dimana dengan kompensasi dan pengembangan
toleransi terhadap kesalahan semakin karier. Sementara menurut Permana
kecil, karena kesalahan yang terjadi pada dkk (2011) dalam mempertahankan
proses aplikasi akan berpengaruh pada talenta, tidak hanya aspek materi saja
proses bisnis (Berger & Berger, 2009, yang menjadi pertimbangan, tetapi juga
dalam Sudjatmiko, 2011). lingkungan, seperti kenyamanan bekerja,
Saat mengimplementasikan pengem- fasilitas, serta interaksi antar karyawan.
bangan pegawai dalam manajemen Beberapa faktor penting dalam mem-
talenta harus mendasarkan pada pertahankan talenta, antara lain:
sikap proaktif sehingga setiap program a. Kesempatan untuk pengembangan
pengembangan yang didesain harus diri, yaitu organisasi perlu mem-
dilakukan secara terencana sesuai berikan kesempatan kepada pegawai
dengan pengembangan karir pegawai. bertalenta untuk mengembangkan
Keserasian program pengembangan kompetensi dengan mempelajari
talenta ini harus diorganisasikan dengan keterampilan baru, pengetahuan baru
sistem atau program lainnya, sehingga dan menunjukkan potensi mereka
terdapat sinergi antar sistem dan program, secara penuh.
dan pada giliriannya akan menyumbang b. Kesempatan untuk mengembangkan
kinerja unggul bagi organisasi. karier. Organisasi menginginkan
3. Mempertahankan talenta pegawainya untuk menginvestasikan
Isu utama dalam strategi manajemen kariernya untuk organisasi. Sebagai

8 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

imbalannya, organisasi juga harus manajemen talenta (talent management)?


bersedia berinvestasi untuk mengem-
Mungkin itu pertanyaan awal yang harus
bangkan karier pegawainya. Hal inidijawab dalam pembahasan ini. Beberapa
berarti kedua pihak memperoleh argumen yang mendasari digunakannya
manfaat. Terkait dengan hal ini, strategi manajemen talenta untuk pengem-
organisasi harus membangun pola bangan pegawai, antara lain:
karir pegawai dan sistem suksesi 1. Organisasi dapat menemukan atau
sebagai dasar perencanaan karier mengidentifikasi pegawai yang bertalenta
talenta. yang dapat mendukung pencapaian
c. Peluang untuk promosi. Agar menjadi kinerja unggul organisasi.
strategi mempertahankan (retention)
2. Pegawai yang bertalenta akan dapat
pegawai, proses promosi harus dikembangkan untuk menerima tanggung
terbuka dan transparan. Kandidat yang jawab yang lebih besar dalam rangka
akan dipromosikan harus diseleksi menghadapi tantangan ke depan.
berdasarkan kinerja dan kompetensi.
3. Pengangkatan dan pemilihan pimpinan
Bila memungkinkan, bisa dilakukan level tinggi (eselon I dan II) dapat diambil
fast track dalam pengembangan karier dari talent pool, yang berarti suksesi dapat
talenta. dipenuhi secara internal.
d. Sistem penggajian 4. Dari aspek anggaran, keterbatasan
Organisasi harus memiliki sistem anggaran untuk pengembangan pegawai
penggajian yang memotivasi talenta harus ditanggapi dengan penyusunan
dan yang jelas dan terbuka. prioritas dalam pengembangan pegawai.
Dari sisi individu pegawai, faktor usia jugaDengan adanya pemetaan pegawai,
menjadi faktor penentu kecenderungan pengembangan pegawai dapat di-
program retensi yang diharapkan. Misalnya lakasanakan dengan lebih efektif dan
pada usia 25 – 30 tahun program retensi efisien dari sisi anggaran.
berupa mengikuti pelatihan-pelatihan, 5. Dengan pengembangan talent pool
penugasan sesuai peluang karier, dalam manajemen talenta di organisasi
beasiswa untuk melanjutkan pendidikan akan menciptakan peluang pembinaan
formal akan sangat di-harapkan. Usia hubungan dan jejaring antar pegawai
30 - 45 tahun bertambah program retensi yang bertalenta. Di masa depan jejaring
yang diharapkan yaitu berkaitan dengan tersebut akan menjadi faktor penting
peningkatan karier (promosi). Setelah ketika para talent tersebut menduduki
memasuki usia 45 tahun, program jabatan penting di organisasi.
retensi yang diharapkan lebih berorientasi Mendasarkan pada kerangka
kenyamanan, seperti medical benefit, konseptual tentang manajemen talenta, proses
work-life balance, dan lain sebagainya.
manajemen talenta merupakan terjemahan dari
strategi manajemen SDM yang sejalan (align)
dengan perencanaan strategis organisasi,
PEMBAHASAN serta harus mencerminkan pencapaian visi
dan misi. Langkah awal yang perlu dilakukan
Mengapa diperlukan strategi dalam proses manajemen talenta adalah
mengidentifikasi kebutuhan talenta di masa
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 9
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

depan. Kebutuhan talenta organisasi untuk dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
lima tahun ke depan merupakan terjemahan perundang-undangan. Aspek perilaku kerja
dari strategi, dan cerminan dari visi dan misi yang dinilai adalah orientasi pelayanan,
organisasi, dengan memperhatikan tuntutan integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan
internal serta tuntutan eksternal. Aspek kualitas kepemimpinan. Penilaian prestasi kerja ini
yang tercakup dalam menentukan kebutuhan telah memenuhi unsur yang wajib ada dalam
talenta meliputi pengetahuan (knowledge) penilaian kinerja yaitu output melalui SKP dan
dan keterampilan (skill) yang diperoleh dari keperilakuan melalui penilaian perilaku kerja.
pengalaman, kompetensi, dan kepribadian Penilaian prestasi kerja ini telah dimulai pada
(personality). tahun 2012.
Dimensi potensi pegawai diukur
Pemetaan Pegawai untuk Mengidentifikasi melalui pemetaan potensi pegawai. Pemetaan
Talenta potensi pegawai dilakukan oleh assessment
Langkah awal dalam menerapkan center. Hasil pemetaan potensi telah siap
manajemen talenta adalah dengan melakukan untuk dimanfaatkan, dan antara lain untuk
pemetaan terhadap pegawai. Pemetaan mengidentifikasi talenta. Untuk pegawai
pegawai ini bertujuan untuk menentukan yang telah menduduki jabatan struktural,
pegawai-pegawai yang termasuk talenta yang bisa dilakukan pemetaan kompetensi untuk
akan dimasukkan dalam talent pool. Kriteria melengkapi data tentang potensi.
atau dimensi yang akan digunakan adalah Penilaian kedua dimensi tersebut akan
kinerja dan potensi. Kinerja mewakili kriteria digunakan untuk menyusun matriks pemetaan
atau elemen apa yang dilakukan kandidat pegawai. Dimensi kinerja dan dimensi potensi
di masa lalu (historis), sedangkan potensi masing-masing berada pada sumbu vertikal
mewakili elemen yang memprediksi apa yang dan horizontal, sehingga menghasilkan
dapat dilakukan kandidat di masa depan. Aspek sembilan kuadran yang merupakan kelompok
kinerja menunjukkan konsistensi prestasi pegawai seperti terlihat pada gambar 1.
kandidat, dan potensi meng-gambarkan
sejauhmana kapabilitas dan kesiapan pegawai
atau kandidat menduduki posisi yang lebih
tinggi.
Pengukuran kedua dimensi ini
menggunakan tools atau instrument yang
telah ada. Pengukuran kinerja dengan meng-
gunakan penilaian prestasi kerja PNS yang
diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor
46 Tahun 2011. Dua aspek yang dinilai dalam
penilaian prestasi kerja PNS adalah Sasaran
Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja
pegawai. SKP adalah rencana kerja dan target Gambar 1. Matriks Pemetaan Pegawai
yang dicapai oleh seorang PNS. Perilaku kerja
yang dinilai adalah setiap tingkah laku, sikap
atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau Langkah selanjutnya adalah me-
tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
10 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

nentukan kelompok pegawai yang akan masuk terdiri dari pejabat eselon III yang berpotensi
dalam talent pool. Dari matriks pemetaan menggantikan kedudukan eselon II yang
pegawai terdapat sembilan kuadran yaitu promosi. Jumlah pegawai yang ada di talent
kuadran I sampai dengan IX, yang kemudian pool kedua ini harus lebih banyak di talent
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok pool pertama.
pegawai yaitu A, B dan C. Pengelompokan Kelompok B terdiri dari pegawai yang
A, B dan C ini adalah untuk kepentingan berada kuadran III, IV, V, VI, VII dan VIII.
fokus pengembangan bagi masing-masing Kelompok B mewakili pegawai yang berada
kelompok. pada titik moderat, yaitu yang kinerjanya yang
Kelompok A terdiri dari pegawai sedang sampai dengan tinggi, tetapi memiliki
yang berada pada kuadran I dan II, yaitu potensi yang rendah sampai dengan sedang,
kelompok dengan potensi yang tinggi sampai dan kelompok yang memiliki potensi tinggi tetapi
dan kelompok pegawai yang berkinerja memiliki kinerja yang rendah. Yang termasuk
tinggi sampai sedang. Kelompok ini biasa dalam kelompok ini adalah (a) pegawai yang
jumlahnya relatif sedikit. Namun mengacu secara konsisten mempertahankan kinerjanya
pada hukum Pareto, bahwa jumlah pegawai (berusaha bekerja sebaik mungkin), dan
yang ber-kompetensi lima persen tetapi mampu meskipun potensi mereka tidak tinggi namun
mengkontribusi kinerja organisasi sebesar 95 mereka berusaha mempertahankan hal
persen, sudah cukup layak. yang standar; (b) pegawai yang memerlukan
Kelompok A inilah yang akan masuk upaya memacu kinerja dengan penugasan-
dalam talent pool. Anggota talent pool ini penugasan yang lebih besar pada level saat
memiliki kapabilitas yang tinggi. Pegawai yang ini sehingga perlu penetapan tujuan yang
masuk talent pool ini memiliki kriteria : (a) menantang; dan (c) pegawai baru, yang masih
telah siap dikembangkan untuk penugasan di membutuhkan waktu, penugasan/pengalaman
level kepemimpinan yang selanjutnya dalam dan coaching untuk menunjukkan prestasi
organisasi atau penugasan ke fungsional yang mereka.
mengarah ke spesialis atau jabatan fungsional Kelompok C terdiri dari kuadran
tertentu, karena sebagian dari anggota talent IX. Kelompok ini berisi pegawai-pegawai
pool ini akan menjadi spesialis suatu bidang yang memiliki kinerja rendah dan potensi
atau jabatan fungsional tertentu level tinggi; yang rendah, yang memerlukan coaching
(b) siap diberikan penugasan yang menantang dan konseling untuk meningkatkan kinerja
dan lintas fungsi untuk level sekarang sebagai meraka. Pegawai dalam kelompok ini biasanya
persiapan untuk ke level berikutnya; dan (c) adalah pegawai yang ‘bermasalah’, yang
siap dituntut untuk memenuhi target yang perlu dikonseling untuk mencari kendala
menantang untuk mendorong kinerja talenta. yang dihadapi mereka, dan jika ada wacana
Talent pool ini akan menjadi salah satu pensiun dini, pegawai seperti ini yang
kunci dalam manajemen suksesi. Untuk itu diprioritaskan.
perlu diidentifikasi talent pool untuk jenjang Pengembangan Pegawai Berbasis Talenta
struktural tertinggi (eselon I) yang terdiri dari Pengembangan yang dilakukan
pejabat eselon II yang memiliki kemampuan dalam konteks manajemen talenta adalah
dan potensi untuk menduduki jabatan eselon model pengembangan yang terintegrasi.
I. Talent pool kedua harus disusun juga, yang Pengembangan ini meliputi empat aspek

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 11


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

yang harus dikembangkan yaitu pengetahuan, ketiga kelompok tersebut. Beberapa program
keterampilan, pengalaman (yang ter- pengembangan untuk ketiga kelompok tersebut
manifestasi dalam bentuk kompetensi) serta dapat dipaparkan sebagai berikut:
personality. Model pengembangan yang Pengembangan untuk kelompok
terintegrasi dimulai dengan penyediaan A atau talent pool pada intinya adalah
program in dept insight. Insight adalah proses menyiapkan pegawai atau talenta yang ada
individual untuk dapat menginternalisasikan dalam talent pool ini untuk menjadi pimpinan
apa yang harus dilakukan untuk memahami level tinggi di masa depan. Untuk menyiapkan
kekuatan pegawai dan membangun pegawai talenta dalam talent pool ini untuk menjadi
untuk dapat unggul di bidang tersebut. Setelah pemimpin masa depan yang utama perlu
pegawai mendapat insight atau memahami diberikan adalah program pengembangan
mengapa harus ikut suatu program pengem- kepemimpinan yang kemudian dilanjutkan
bangan, barulah program pengembangan dengan penugasan sementara pada suatu
dilaksanakan. jabatan atau penugasan pada suatu proyek
Mendasarkan pada hasil matriks sebagai satu cara untuk mengubah penge-
pencarian talenta, yang telah diidentifikasi tahuan yang diperoleh menjadi keahlian.
menjadi tiga kelompok besar yaitu kelompok A Untuk mengembangkan kompetensi dan
yang merupakan anggota talent pool, kemudian personality bisa dilakukan dengan program
kelompok B yang bisa dikatakan sebagai pengembangan pribadi dan melalui project
kelompok pegawai ‘biasa’ dan kelompok assignment atau rotasi (tour of duty). Selain
C yang bisa dikatakan kelompok pegawai itu juga dibutuhkan pengembangan melalui
yang memerlukan penanganan masalah. developmental coaching, yaitu mengajari
Berdasarkan tiga pengelompokan tersebut akan bagaimana melaksanakan suatu tugas/
menentukan kebutuhan pengembangannya. pekerjaan (pembimbingan) yang bertujuan
Namun demikian ada metode pengembangan untuk membuat pegawai yang di-coach merasa
yang bersifat umum yang diperlukan untuk termotivasi dalam melangkah ke masa depan,

12 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

mentoring yaitu pemberian nasihat oleh mentor, besar kelompok ini akan diarahkan untuk
dan mentor ini menjadi tempat bagi pegawai menjadi spesialis atau JFT.
untuk menguji gagasan atau ide, asumsi dan Program pengembangan yang
sebagainya. Program rotasi juga diperlukan utama bagi kelompok C ini adalah konseling
oleh talenta dalam talent pool. Rotasi atau (counseling). Konseling adalah memberikan
tour of duty akan memberikan pengalaman pendapat mengenai kendala-kendala personal
yang luas dan mendalam untuk membentuk yang dapat mengganggu pegawai dalam
pengetahuan tentang organisasi. melaksanakan pekerjaan dan mencapai
Pengembangan kelompok B di- kinerja. Program improvemet coaching juga
fokuskan pada upaya untuk meningkatkan diperlukan untuk meningkatkan kinerja yang
dan juga menambah variasi pengetahuan dan sebagian masih di bawah standar.
keterampilan yang dikuasai. Karena pegawai
yang termasuk dalam kelompok ini termasuk Mempertahankan Talenta
pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi, Isu utama dalam manajemen talenta
sehingga diupayakan suatu program yang adalah menjaga agar pegawai bertalenta
mendorong pegawai untuk mempertahankan tetap berada dalam dua faktor utama yang
kinerjanya. Pegawai yang demikian pada mendorong talenta untuk bertahan dalam
dasarnya adalah tulang punggung organisasi, organisasi adalah faktor kompensasi dan
sehingga perlu dipertahankan dengan pengembangan karier. Setelah mengem-
diarahkan untuk menjadi spesialis atau bangkan talentanya, organisasi perlu
pejabat fungsional tertentu (JFT), karena menyusun suatu program retensi talenta
dengan menjadi JFT, kinerjanya akan terukur yang berfokus pada pengembangan karier
dan digunakan sebagai poin untuk mencapai pegawai. Program tersebut mencakup
level dan pangkat selanjutnya. Kelompok penerapan pola karier dan sistem suksesi
spesialis atau fungsional ini yang nantinya akan (succession planning). Talent pool yang telah
menjadi partner bagi pejabat struktural dalam terbentuk akan menjadi salah satu kunci
memajukan organisasi. dalam perencanaan suksesi. Pola karier
Dalam kelompok B juga terdapat adalah mengatur pergerakan karier pegawai
pegawai yang memiliki potensi tinggi tetapi dengan usaha untuk mengedepankan antara
belum dapat menunjukkan kinerjanya. Pegawai kebutuhan organisasi dengan perencanaan
seperti ini biasanya adalah pegawai baru yang karier pegawai, sedangkan perencanaan
masih membutuhkan waktu, adaptasi dan suksesi biasanya hanya digunakan untuk
bimbingan (coaching) untuk menampilkan promosi pejabat struktural level atas (eselon
kinerja yang unggul. Jika pegawai-pegawai ini I dan II). Namun tidak menutup kemungkinan
masih berusia muda, bisa diberikan kesempatan juga ke depan perencanaan suksesi untuk
untuk meningkatkan pendidikan formal maupun semua tingkat struktural. Untuk itu perlu
training. Namun demikian, pegawai yang telah diidentifikasi talent pool untuk jenjang struktural
menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, perlu tertinggi (eselon I) yang terdiri dari pejabat
dipikirkan untuk pengembangan kariernya. eselon II yang memiliki kemampuan dan
Sebagian dari kelompok ini jika diberikan potensi untuk menduduki jabatan eselon I,
program pengembangan yang tepat akan dan talent pool kedua yang terdiri dari pejabat
masuk talent pool. Tetapi bisa juga sebagian eselon III yang berpotensi menggantikan

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 13


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

kedudukan eselon II yang promosi. yang lebih diperlukan adalah kedisiplinan


coach dan pegawai yang dilatih (coachee)
Hambatan yang Kemungkinan Muncul dalam untuk melaksanakan peran mereka
Mengimplementasikan Manajemen Talenta dalam proses coaching sesuai dengan
Dalam praktik mengidentifikasi individual development plan (IDP). Dalam
dan mengembangkan pegawai bertalenta proses mentoring, pada dasarnya adalah
seringkali mendatangkan pertanyaan dan proses social exchange, dimana terjadi
kekhawatiran, yang mungkin bisa menjadi hubungan timbak balik antara mentor dan
faktor yang menghambat. Pertanyaan dan pegawai yang dibimbing (protégé). Karena
kekhawatiran tersebut seperti: merupakan proses hubungan timbal balik,
1. Dalam proses mengidentifikasi pegawai jadi mentor pun dapat memanfaatkan
pegawai bertalenta kemungkinan akan protégé untuk menyelesaikan sebagian
menimbulkan kecemburuan atau akan tugasnya, sambil mengarahkan, sehingga
menciptakan kelompok elit. Kemungkinan tugas atau pekerjaan mentor pun lebih
pada awalnya, pertanyaan atau ke- cepat terselesaikan. Namun lebih dari
khawatiran tersebut akan muncul. itu, pada dasarnya yang terpenting
Sebagaimana suatu program baru, adalah pemahaman bahwa masa depan
tentunya membutuhkan sosialisasi. Pada organisasi merupakan tanggung jawab
tahap sosialisasi, perlunya pengelola bersama, sehingga bagaimana men-
kepegawaian untuk menekankan program ciptakan pemimpin masa depan, juga
in depth insight. Insight adalah proses menjadi tanggung jawab bersama.
individual pegawai untuk dapat meng-
internalisasikan apa yang harus dilakukan
untuk memahami kekuatan dan ke- PENUTUP
lemahannya sebagaimana dalam matriks
pemetaan pegawai. Dengan memahami Berdasarkan pembahasan di atas,
posisi mereka dalam matriks pemetaan dapat disimpulkan bahwa:
pegawai, pegawai akan dapat membuat 1. Strategi manajemen talenta merupakan
perencanaan karier mereka, untuk suatu sistem yang terintegrasi, yang
kemudian disesuaikan dengan program dirancang untuk meningkatkan kinerja
pengembangan karier yang disediaan melalui proses menarik dan menyeleksi,
organisasi. mengembangkan, memanfaatkan
2. Pada tahap pengembangan, dalam serta mempertahankan pegawai yang
manajemen talenta ini banyak dibutuhkan memiliki keahlian dan bakat dalam rangka
peran serta pimpinan misalnya untuk memenuhi kebutuhan organisasi saat ini
program coaching dan mentoring. Dengan dan masa datang. Dalam organisasi publik,
melihat tingkat kesibukan dan beban kerja model pengembangan SDM berdasarkan
pimpinan, apakah masih tersedia waktu bakat atau talenta me-rupakan proses
untuk berperan sebagai coach dan mentor yang dilakukan secara sistematis, yaitu
bagi pegawai yang membutuhkan. Proses proses identifikasi, pengembangan dan
coaching dan mentoring yang dilakukan mempertahankan SDM bertalenta.
sebenarnya tidak harus bersifat formal, 2. Proses identifikasi dilakukan dengan

14 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.1, Juni 2013

membuat matriks pemetaan dengan kepegawaian dalam mengembangkan


menggunakan dua dimensi, yaitu kinerja pegawai.
dan potensi. Dalam matriks pemetaan 3. Perlunya peningkatan koordinasi
pegawai terdapat sembilan kuadran dan kerjasama antara unit pengelola
yaitu kuadran I sampai dengan IX, yang kepegawaian dengan unit-unit kerja yang
kemudian dikelompokkan ke dalam tiga terkait dengan pengembangan pegawai.
kelompok pegawai yaitu A, B dan C.
Pengelompokan A, B dan C ini adalah
untuk kepentingan fokus pengembangan
bagi masing-masing kelompok. Proses DAFTAR PUSTAKA
identifikasi ini akan dapat mengidentifikasi
pegawai yang akan masuk dalam talent Davis, Tony, 2009, Talent Assessment,
pool. Talent pool ini antara lain diperlukan Mengukur, Menilai, dan Menyeleksi
dalam perencanaan suksesi. O r a n g - o r a n g Te r b a i k d a l a m
3. Pengembangan yang dilakukan dalam Perusahaan, Jakarta: PPM
konteks manajemen talenta adalah Gasperz, Vincent, 2002, All-in-one Talent
model pengembangan yang terintegrasi. Management, Bogo: Vinchistro
Pengembangan ini meliputi empat aspek Publication.
yang harus dikembangkan yaitu penge- Lockwood, Nancy R., 2006, Talent Management:
tahuan, keterampilan, pengalaman atau Driver for Organization Success,
kompetensi, serta personaliti. Program SHRM Research Quarterly.
pengembangan pegawai yang dilakukan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
mendasarkan pada pengelompokan tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
pegawai yang terdapat dalam matriks Permana, NI, dkk, 2011, Talent Management
pemetaan pegawai. Implementation, Jakarta : PPM
4. Proses mempertahankan talenta di- Sudjatmiko, Steve, 2011, Keep Your Best
lakukan dengan pengembangan karier People, Jakarta: Gramedia.
bagi para talenta. Untuk itu BKN perlu Ulrich, David, 1998, A New Mandate for Human
menyempurnakan pola karier serta Resources, Harvard Business Review,
melaksanakannya. Selain itu juga perlu January-February, 125-134
menyusun perencanaan suksesi.
Saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Perlunya peningkatan komitmen pengelola
kepegawaian yang terkait dengan
pengembangan pegawai, untuk berperan
secara proaktif sebagai koordinator
dalam melaksanakan strategi manajemen
talenta.
2. Perlunya peningkatan komitmen pimpinan
unit kerja untuk ikut bertanggung jawab
berperan sebagai ‘partner’ bagi pengelola

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 15

Anda mungkin juga menyukai