Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PENGELOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

4.1 Pengelolahan Data

Pengolahan data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna.

Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris tetapi juga operasi-operasi

seperti klasifikasi data dan perpindahan data dari satu tempat ke tempat lain, secara umum,

kita asumsikan bahwa operasi-operasi tersebut dilaksanakan oleh beberapa tipe mesin atau

komputer, meskipun beberapa diantaranya dapat juga dilakukan secara manual. Prosedur

pengolahan  data biasanya terdiri dari sejumlah operasi pengolahan dasar yang dilaksanakan

dalam beberapa urutan, yatu:

1. Pencatatan (recording). Pencatatan adalah memindahkan data pada beberapa formulir

atau dokumen. Hal ini terjadi tidak hanya selama tahap originasi (pada dokumen

sumber) dan tahap distribusi (pada dokumen laporan) akan tetapi terjadi pada seluruh

siklus pengolahan.

2. Duplikasi (duplicating). Operasi ini merupakan penggandaan data di atas formulir-

formulir atau dokumen. Duplikasi mungkin saja dikerjakan sewaktu data tersebut

dicatat secara manual, atau mungkin saja duplikasi dikerjakan setelahnya dengan

menggunakan suatu mesin.

3. Pemeriksaan (verifying). Karena pencatatan biasanya merupakan operasi manual,

adalah penting bahwa data yang telah dicatat tersebut diperiksa secara teliti,

barangkali ada kesalahan-kesalahan.

4. Klasifikasi. Operasi ini memisahkan data data ke dalam berbagai kategori. Klasifikasi

biasanya dapat dikerjakan lebih dari satu cara. Sebagai contoh, sekumpulan daftar
pertanyaan  mahasiswa dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis kelamin mahasiswa,

atau sesuai tahun masuk mahasiswa.

5. Sorting. Mengatur data dalam urutan tertentu. Operasi ini sering terjadi di dalam

kehidupan sehari-hari. Nama-nama di dalam buku telepon disorting menurut abjad,

data pegawai disorting menurut nomor induk pegawai. Sorting data dapat dilakukan

sebelum atau sesudah klasifikasi.

6. Merging.Operasi ini adalah mencampur dua atau lebih kumpulan data, semua

kumpulan tersebut telah disort dengan kunci yang sama, dan meletakkan kumpulan

data tersebut bersama-sama menjadi kumpulan data tunggal yang telah disort.

7. Kalkulasi. Melakukan perhitungan numeris pada data yang bertipe numeris.

4.1.1 Hasil Peramalan

Metode yang digunakan untuk mencocokkan garis tren pada serangkaian data masa

lalu, kemudian memproyeksikan garis pada masa depan untuk peramalan jangka menengah

atau jangka panjang terhadap periode, dalam pratikum modul 2 digunakan metode dengan

pendekatan linier dan eksponensial.

Gambar 4.1.1. Hasil Peramalan

3.1.2 Interaksi Terhadap Production Planning

Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting

dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan perencanaan dan

pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah
direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk

menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus

selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang

menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana,

kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan

utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi

pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian

produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing

dan proses planning, dan sebagainya.

Tabel 4.1.2. Interaksi Terhadap Production Planning

4.1.3 Interaksi Terhadap Master Production Schedule

Master Production Schedule didefinisikan sebagai anticipated build schedule,

menentukan item-item akhir (end item) yang diharapkan diproduksi pada tiap periode,

dimana end item dapat berupa produk jadi atau item yang merupakan sub

assembly/komponen dalam struktur produk. Master Production Schedule menunjukkan

jumlah permintaan berupa peramalan/forecast dan backlog (order konsumen yang telah

diterima), jadwal produksi, inventory dan ATP (Available To Promise).

Tabel 4.1.3. Interaksi Terhadap Master Production Schedule


4.1.4 Revisi Production Planning

Adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk,

mengalir, dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan

jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi yang minimum. Dengan

demikian pekerjaan yang terkandung dalam PPC secara garis besar dapat dibedakan menjadi

dua hal yang saling berkaitan, yaitu Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi.

Tabel 4.1.4. Revisi Production Planning

4.1.5 Data Rough Cut Capacity Awal

Proses merubah rencana produksi atau Master Production Schedule (MPS) ke dalam

kapasitas yang dibutuhkan seperti sumber-sumber daya yang krusial seperti tenaga kerja,

mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber

daya keuangan. Tahapan untuk melakukan Rough Cut Capacity Planning adalah seperti

berikut:

1. Identifikasi sumber daya yang digunakan dalam produksi (work center, tenaga kerja,

material)

2. Menentukan kebutuhan tiap sumber daya untuk memenuhi Master Production

Schedule per periode

3. Penghitungan kapasitas nominal (calculated capacity)


4. Komparasi kapasias nominal per periode dengan beban sumber daya (apakah

underload atau overload), Adjustment / revisi kapasitas atau jadwal bila terjadi.

Gambar 4.1.5. Data Rough Cut Capacity Awal

4.2.4 Revisi Master Production Planning

Master Production Schedule didefinisikan sebagai anticipated build schedule,

menentukan item-item akhir (end item) yang diharapkan diproduksi pada tiap periode,

dimana end item dapat berupa produk jadi atau item yang merupakan sub

assembly/komponen dalam struktur produk. Master Production Schedule menunjukkan

jumlah permintaan berupa peramalan/forecast dan backlog (order konsumen yang telah

diterima), jadwal produksi, inventory dan ATP (Available To Promise).

Tabel 4.2.4. Revisi Master Production Planning

4.1.6 Data Rough Cut Capacity Planning Revisi

Rough Cut Capasity Planning (RCCP) yaitu urutan kedua dari hirarki perencanaan

prioritas kapasitas yang berperan dalam mengembangkan Master Production Schedule.

Rough Cut Capasity Planning melakukan validasi terhadap Master Production Schedule yang

juga menempati urutan kedua hirarki perencanaan prioritas produksi. Guna menempatkan
sumber-sumber spesifik tertentu, khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan

potensial (potential bottlenecks) adalah cukup untuk melaksanakan Master Production

Schedule. Dengan demikian kita dapat membantu manajemen untuk melaksanakan Rough

Cut Capacity Planning, dengan memberikan informasi tentang tingkat produksi dimasa

mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu.

Gambar 4.1.6. Data Rough Cut Capacity Planning Revisi

4.2 Analisa Data

Analisis data adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan, mengubah, dan

membuat pemodelan data dengan maksud untuk menemukan informasi yang bermanfaat

sehingga dapat memberikan petunjuk bagi peneliti untuk mengambil keputusan terhadap

pertanyaan-pertanyaan penelitian.

4.2.1 Interaksi Terhadap Production Planning

Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting

dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan perencanaan dan

pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah

direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk

menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus
selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang

menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana,

kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan

utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi

pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian

produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing

dan proses planning, dan sebagainya.

Tabel 4.2.1 Interaksi Terhadap Production Planning

4.2.2 Interaksi Terhadap Master Production Schedule

Adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk,

mengalir, dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan

jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi yang minimum. Dengan

demikian pekerjaan yang terkandung dalam PPC secara garis besar dapat dibedakan menjadi

dua hal yang saling berkaitan, yaitu Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi. Dari

analisa yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.2.2. Interaksi Terhadap Master Production Planning

4.2.3 Revisi Master Production Planning

Master Production Schedule didefinisikan sebagai anticipated build schedule,

menentukan item-item akhir (end item) yang diharapkan diproduksi pada tiap periode,

dimana end item dapat berupa produk jadi atau item yang merupakan sub
assembly/komponen dalam struktur produk. Master Production Schedule menunjukkan

jumlah permintaan berupa peramalan/forecast dan backlog (order konsumen yang telah

diterima), jadwal produksi, inventory dan ATP (Available To Promise). Dari analisa yang

dilakukan dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.2.3. Revisi Master Production Planning

4.2.4 Rough Cut Capacity Planning

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) yaitu urutan kedua dari hirarki perencanaan prioritas

kapasitas yang berperan dalam mengembangkan Master Production Schedule. Rough Cut

Capasity Planning melakukan validasi terhadap Master Production Schedule yang juga

menempati urutan kedua hirarki perencanaan prioritas produksi. Guna menempatkan sumber-

sumber spesifik tertentu, khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial

(potential bottlenecks) adalah cukup untuk melaksanakan Master Production Schedule.

Dengan demikian kita dapat membantu manajemen untuk melaksanakan Rough Cut Capasity

Planning, dengan memberikan informasi tentang tingkat produksi dimasa mendatang yang

akan memenuhi permintaan total itu. Dari analisa data yang telah dilakukan dapat dilihat dari

table dibawah ini.


Gambar 4.2.4 Rough Cut Capacity Planning
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

ketergantungan menciptakan ketidakpastian, tetapi bagaimana perusahaan dapat memenuhi

permintaan tersebut terkait ketersediaan bahan baku yang dimiliki. Ketepatan waktu produksi

menjadi suatu yang benilai dikarenakan fungsi dari produk itu sendiri.

5.2 Saran

Dalam penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun

kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan,

dorongan dan bimbingan teman sekitar, sehingga kendala kendala yang penulis hadapi

teratasi dan semoga bisa lebih baik lagi dalam penulisanya


DAFTAR PUSTAKA

Fadila Nikmatul, dkk, 2019,”Modul Pratikum Perencanaan Dan Pengendalian

Produksi”,Jakarta.

Faradhiba Salsabilla,2017,”Laporan Modul II Rough Cut Capacity Planning ( RCCP )”,

Universitas Yarsi, Jakarta.

Hakim, Arman Nasution, & Prasetiawan, Yudha. (2008).“Perencanaan dan Pengendalian


produksi”.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Heizer, J., & Render, B. (2010). Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.

Kusrini, Elisa (2008). “Handout Perencanaan Dan Pengendallian Produksi”. Yogyakarta:

Jurusan Tekink Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga.

M.Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung,2003,”Manajemen Operasi”.

Pokja Akademik. (2006). “Sistem Produksi”. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Rusdiana ,2014,”Buku Manajemen Operasi”, CV.Pustaka setia, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai