METODE PENELITIAN
dilakukan di laboratorium. Prosedur penelitian ini terdiri dari persiapan alat dan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
21
No. Alat dan Bahan Fungsi
Untuk membersihkan alat-alat
11. Tissue
penelitian
12. Oven Tempat memanaskan sampel
13. Furnace Alat anneling sampel
Untuk menimbang bahan-bahan
14. Timbangan
sintesis
Untuk memanaskan sampel yang telah
15. Hot Plate
di spin coating
Untuk mengambil bahan sintetis
16. Spatula
berupa bubuk
17. Magnetik stirrer Untuk mengaduk larutan
Spektrofotometer UV-Vis model Untuk menentukan serapan pada
18.
521304 sampel
19. Ethanol Bahan untuk sonikasi
20. Acetone Bahan untuk sonikasi
21. Aqua DM Bahan untuk sonikasi
22. Acetil aceton (C5H8O2) Untuk pencampuran bahan
23. Acetil acid (C2H4O2) Untuk pencampuran bahan
BaCO3 1.01714.0250 (Merck
24. Sebagai bahan pembuatan larutan BST
dengan kemurnian 99.99 %)
SrCO3 code: 1001165431472018-
25. 100G (Merck dengan kemurnian Sebagai bahan pembuatan larutan BST
99.99 %)
26. Titanium isopropoksida Ti(OC3H7)4 Sebagai bahan pembuatan larutan BST
dilakukan pada saat penelitian. Diagram alir penelitian dibuat sebagai pedoman yang
memuaskan. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
22
Persiapan Alat dan Bahan
SrCO3 BaCO3
Ba + Sr
Ba + Sr + Ti Acetil aceton
Analisa Data
23
3.3 Prosedur Penelitian
xSrxTiO3 dengan metode sol-gel yang ditumbuhkan diatas substrat kaca menggunakan
kebersihannya harus terjaga. Pada penelitian ini substrat yang digunakan adalah kaca.
diamond cutter. Kemudian substrat yang telah dipotong akan dibersihkan untuk
Pembersihan alat, botol, dan substrat harus dilakukan agar semua alat, botol,
dan substrat benar-benar dalam keadaan bersih dan steril. Pembersihan alat dan
substrat berfungsi untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat pada alat dan
aseton kemudian disonikasi selama 5 menit dan dikeringkan. Untuk pembersihan alat
24
seperti neraca digital, spin coater dan furnace dilakukan dengan menggunakan aseton
Pembersihan botol dan substrat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap
pertama botol dicuci menggunakan sabun decon yang diencerkan menggunakan air
kemudian di brush, sedangkan untuk substrat dibersihkan dengan cotton bud. Botol
dan substrat dibilas dengan air suling. Sabun decon dan air suling digunakan untuk
membersihkan lemak atau kotoran berukuran makro yang menempel pada botol dan
substrat. Tahap kedua botol dan substrat disonikasi dengan aseton selama 15 menit
dengan suhu tidak lebih dari 40 ̊C. Tahap selanjutnya substrat disonikasi dengan 2-
propanol, dan DI water selama 15 menit dengan suhu tidak lebih dari 40oC. Botol dan
substrat disonikasi menggunakan aseton dan 2-propanol karena kedua bahan tersebut
bersifat semipolar sehingga dapat melarutkan berbagai jenis senyawa, selain itu kedua
bahan mudah menguap dan diharapkan kotoran berukuran mikro yang tidak dapat
larut dalam air dapat larut dan menguap bersama kedua bahan tersebut. Setelah
selesai disonikasi botol dan substrat dikeringkan menggunakan drier dan disimpan
dalam dry box agar botol dan substrat tetap bersih dan tidak terkontaminasi dengan
debu atau zat lain yang dapat menempel pada permukaan sampel yang telah
dibersihkan. Gambar 3.2 merupakan skema dari proses pembersihan botol dan
substrat.
25
Pencucian dengan sabun decon Sonikasi dengan DI Water selama 15 menit pada suhu tidak lebih 40oC
Bilas dengan air suling Pengeringan
Sonikasi dengan acetone selama 15 menit pada suhu tidak lebih 400C Penyimpanan
dengan variasi komposisi yaitu sampel A (x = 0,85), sampel B (x = 0,90), dan sampel
C (x = 0,95).
Larutan diaduk dengan magnetik stirrer diatas hotplate hingga jernih selama ±
1 jam.
26
Larutan Asetil Aseton diteteskan kedalam larutan sebanyak 3 tetes sambil
Komposisi massa dari bahan BST dalam penelitian ini ditentukan dengan
10C3H6O + 3O2
+ 10C3H6O + 3O2
ditumbuhkan diatas substrat kaca dengan proses spin coating pada kecepatan 3500
27
rpm selama 30 detik. Selanjutnya untuk menghilang zat-zat yang tidak dibutuhkan
yang terdapat didalam sampel seperti H2O dan CO2 , sampel dipanaskan pada suhu
1500C selama 30 menit didalam oven. Proses berikutnya ialah untuk memperkuat
ikatan-ikatan atom dan menghilang zat-zat yang tidak dibutuhkan biasanya pada suhu
300 oC sampai dengan 400oC. Pada penelitian ini sampel di pre annealing pada suhu
3000C selama 30 menit didalam furnace. Kemudian sampel diannealing pada suhu
bervariasi yaitu 6000C, 6500C, dan 7000C selama 1 jam, proses annealing bertujuan
untuk densifikasi (pemadatan) agar struktur film tipis BST yang terbentuk memiliki
struktur kristalin biasanya pada suhu 600 oC sampai dengan 1000oC (Pia, 2005).
koefisien serap, dan celah energi dari lapisan tipis tersebut. Instrumen spektroskopi
yang digunakan pada karakterisasi ini yaitu lamda 800 nm. Spektroskopi UV-Vis
dilakukan dengan menggunakan panjang gelombang 300 – 800 nm. Proses pengujian
menggunakan dua sampel, yaitu substrat kosong yang tidak ditumbuhkan lapisan tipis
sebagai reference dan sampel yang sudah ditumbuhkan lapisan tipis Ba1-xSrxTiO3.
Pemasangan kedua sampel yang digunakan pada pengujian dipasang sejajar. Sampel
dengan sumber sinar yang akan ditembakkan. Cahaya datang yang mengenai sampel
28
sebagian akan diserap dan sebagian lagi akan dihamburkan. Cahaya yang diserap
29