Abstract
The human skeleton is supported by structures such as ligaments, tendons, muscles, and
other human organs. 206 bones form the adult human skeletal system. Bone is a connective
tissue consisting of cells, fibers, and extracellular matrix. Bones function as rigid body
skeletons, and provide attachment to muscles and organs contained in a person's body.
Therefore, if one part of our body is damaged, in this case the lower limbs that are hit by the
muscle, joints, and connective tissue are also damaged so that they cannot move plantar-
flexi.
Keywords: Bone structure, Connective Tissue, Joints, Muscle Mechanisms
Pendahuluan
Kerangka manusia disokong oleh struktur seperti ligamen, tendon, otot, dan organ
manusia yang lain. Sejumlah 206 tulang membentuk sistem kerangka manusia dewasa.
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraselular. Matriks
tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh
pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi. Didalam
tubuh manusia juga terdapat yang namanya tulang rawan (cartilago), yaitu jaringan ikat yang
mempunyai kemampuan meregang, membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan lunak,
memberikan kelenturan, dan sangat tahan terhadap tekanan. 1 Tulang berfungsi sebagai
kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan pada otot dan organ yang
terdapat pada tubuh seseorang. Tulang juga melindungi otak, yang terletak didalam
tengkorak, bisa dibayangkan ketika terjadi kecelakaan yang membentur kepala seseorang jika
tanpa tulang tengkorak, maka organ penting didalamnya seperti otak dan semua susunan
sarafnya dengan mudah menjadi hancur. Tulang melindungi jantung dan paru didalam rongga
dada, dan organ seksual dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang pelvis.
Selain itu tulang juga berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai
reservoir (tempat penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya. Hampir seluruh
kalsium (99%) pada tubuh tersimpan di dalam tulang, dan ketika tubuh butuh terhadap
kalsium, maka kalsium tersebut akan berasal dari tulang. Sedangkan tulang rawan berfungsi
sebagai shock absorber (peredam tekanan). Yang mana ketika seseorang mendarat setelah
melompat, maka tubuh akan menerima tekanan yang besar, disinilah salah satu fungsi tulang
rawan berperan, yaitu mengurangi tekanan yang ada. Tulang rawan ini bersifat avaskular atau
tidak terhubung dengan pembuluh darah.2
Pembahasan
Skenario 4
Seorang pencuri ditembak pada tungkai bawah kiri oleh aparat kepolisian, sehingga tidak
dapat melakukan gerak plantar-flexi.
Identifikasi istilah:
1. Plantar-fleksi adalah kebalikan dari dorsal-fleksi yaitu menggerakkan telapak kaki
ke bawah atau belakang.
Sasaran pembelajaran :
1. Mahasiswa mengetahui struktur makro dan mikro tulang, otot, persendian dan
jaringan ikat pergelangan kaki.
2. Mahasiswa menjelaskan mekanisme kerja otot.
3. Mahasiswa mengetahui gerakan pada sendi pergelangan kaki (articulatio talo-
cruralis).
4. Mahasiswa mampu menjelaskan biokimiawi kontraksi dan relaksasi otot.
Rumusan masalah: Seorang pencuri ditembak pada tungkai bawah, sehingga tidak
dapat melakukan gerak plantar-flexi.
Hipotesis: Akibat dari tungkai bawah yang mengalami kerusakan menyebabkan tidak
bisa melakukan gerak plantar-flexi.
Berdasarkan skenario diatas, struktur tulang dari tulang dalam tampilan makro adalah
sebagai berikut :
Os. Patella
Sebagai penyambung antara os femur dan os tibia
Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris)
Lakuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan
Lempengan yang mengandung sel tulang
Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon)3
Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiri dari saluran
Havers, Canalis yaitu saluran, yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam
saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Disekeliling sistem havers
terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat
interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di
dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lakuna keluar menuju ke berbagai arah dan berada di
antara saluran-saluran kecil yang disebut kanalikuli. Setelah berhasil menembus dalam
berbagai arah dalam
kanalikuli,berhubungan dengan lakuna lain atau canalis Havers. Kanalikuli penting dalam nut
risi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamelanya tidak
berkaitan dengan sistem Havers. Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak
melalui saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers.
Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem
Havers. 4
Secara Makroskopis Otot
Bagian otot tungkai bawah meliputi otot daerah anterior (M. tibialis anterior; M. extensor
digitorum longus; M. fibularis (proneus) tertius; M. extensor hallucis longus), otot daerah
lateral (M. fibularis (proneus) longus dan M. fibularis (proneus) brevis) dan otot daerah
posterior (M. gastrocnemius; M. soleus; M. plantaris; M. popliteus; M. flexor digitorum
longus; M. flexor hallucis longus; M. tibialis posterior).5
Bagian pada kaki terbagi menjadi 4 lapisan, yaitu lapisan pertama (M. flexor digitorum
brevis; M. abductor hallucis; M. abductor digiti minimi), lapisan kedua (Mm. lumbricalis; M.
quadratus plantae; M. flexor digitorum longus; M. flexor hallucis longus), lapisan ketiga (M.
flexor hallucis brevis; M. Adductor hallucis; M. flexor digiti minimi brevis) dan lapisan
terakhir (Mm. interossei dorsalis; Mm. interossei plantares; m. tibialis superior).6
Dalam tubuh manusia terdapat 3 jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.
Terdapat beberapa perbedaan antara ketiga jenis otot ini antara lain :
- Tidak tergantung pada ion - Tergantung pada ion - Tergantung pada ion
Kalsium ekstrasel. Kalsium ekstrasel. Kalsium ekstrasel.
b. Relaksasi
Relaksasi merupakan proses aerob dimana otot kembali memanjang. Mekanisme relaksasi
pada otot mirip dengan proses repolarisasi pada sel saraf. Relaksasi diawali dengan
penurunan permeabilitas membrane sarkolema, retikulum sarkoplasma dan tubulus
transversus terhadap kalsium. Hal ini menyebabkan pemasukan kalsium kesarkoplasma
terhenti. Proses tersebut dilanjutkan dengan pengaktifan pompa kalsium, yang akan
meningkatkan pemompaan kalsium dari sarkoplasma ke tempat penyimpanannya di dalam
retikulum sarkoplasma dan tubulus transversus. Setelah pompa kalsium bekerja, jumlah
kalsium dalam sarkoplasma turun secara signifikan sehingga troponin-C tidak lagi berikatan
dengan kalsium. Dengan demikian, konformasi dan posisi troponin serta posisi aktin akan
menjauhi miosin maka otot akan relaksasi.9
Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang fungsinya mengikat, menunjang dan mengikat bagian
ataupun organ lain. Susunan jaringan ikat adalah sel yang terdiri didalam matriks
ekstraseluler dan susunannya tersebar. Macam-macam jaringan ikat :
Jaringan Tulang
Tulang yaitu jaringan ikat yang didalamnya banyak mengandung mineral. Jaringan tulang
rawan terdiri atas sel tulang yang disebut dengan osteosit. Osteosit adanya pada lakuna dan
terbentuk atas osteoblas. Matriks penyusun jaringan tulang didalamnya terkandung kolagen
dan kalsium fosfat sehingga menjadikan struktur jaringan tulang menjadi sangat keras. Jika
dilihat dengan memakai mikroskop, jaringan tulang terdiri atas unit yang mempunyai
pembuluh darah.
Jaringan Lemak
Jaringan lemak atau jaringan adiposa yaitu jaringan yang fungsinya sebagai penyimpan
lemak yang merupakan cadangan makanan dan penghangat tubuh. Jaringan lemak sifatnya
longgar dan selnya berupa bulan dengan membran sel yang tipis. Jaringan lemak adanya pada
semua bagian tubuh.
Jaringan Darah
Jaringan darah yaitu jaringan ikat yang istimewa dikarenakan wujudnya berupa cairan.
Jaringan darah tergolong jaringan ikat karenan mempunyai matriks ekstraseluler berbentuk
cairan yaitu plasma darah. Fungsi dari jaringan darah yaitu pembawa sari makanan, hormon,
oksigen dan sisal hasil metabolisme dan pencegah terjadi infeksi. Jaringan darah tersusun atas
eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), trombosit (kepingan darah) dan plasma
darah
Jaringan Limfe
Jaringan limfe atau jaringan getah bening fungsinya sebagai kekebalan tubuh dan juga
pengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan juga zat lainnya dari jaringan
ke sistem pembuluh darah. Jaringan limfe letaknya di organ seperti timus, kelenjar limfe
tonsil dan limpa. Jaringan limfe tersusun atas serta retikuler dan makrofag.11
Persendian pada Pergelangan Kaki Pergelangan kaki terbentuk dari 3 persendian yaitu
articulatio talocruralis, articulatio subtalaris dan articulatio tibiofibularis distal. Ketiga
sendi ini berkerjasama untuk mengatur pergerakan bagian belakang kaki sehingga mampu
bergerak plantarfleksi-dorsofleksi, inversio-eversio dan endorotasi-eksorotasi. Gabungan
ketiga jenis gerakan tadi selanjutnya dapat membentuk gerakan pronasi (dorsofleksi-eversio-
eksorotasi) dan supinasi (plantarfleksi - inversio - endorotasi).
A. Articulatio Talocruralis (Sendi Loncat Bagian Atas)
Articulatio talocruralis dibentuk oleh ujung distal tulang tibia dan fibula serta bagian
atas dari talus. Ligamentum pada articulatio talocruralis terdiri dari:
1. Ligamentum Mediale atau Deltoideum Ligamentum ini merupakan ligamentum
yang kuat dengan puncaknya melekat pada ujung malleolus medialis. Sedangkan serabut
dalamnya melekat pada permukaan medial corpus tali 5 serta serabut superficial yang
melekat pada bagian medial talus, sustentaculum tali, ligamentum calcaneonaviculare
plantare dan tuberositas ossis naviculare.
2. Ligamentum lateral memiliki kekuatan yang lebih lemah dari ligamentum mediale
dan tersusun dari tiga pita:
a. Ligamentum talofibulare anterior, berjalan dari malleolus lateralis ke
permukaan lateral talus.
b. Ligamentum calcaneofibulare, berjalan dari ujung malleolus lateralis ke arah
bawah dan belakang menuju permukaan lateral calcaneus.
c. Ligamentum talofibulare posterior, berjalan dari malleolus lateralis ke
tuberculum posterior ossis tali.
B. Articulatio Subtalaris (Sendi Loncat Bagian Bawah)
Sendi ini dibentuk oleh talus dan calcaneus, sendi ini memungkinkan tungkai bawah
yang memiliki axis gerak berupa axis longitudinal melakukan gerakan endorotasi dan
eksorotasi, gerakan pada tungkai bawah ini selanjutnya diteruskan pada kaki yang memiliki
axis gerak berupa axis transversal yang sedikit miring sehingga memungkinkan terjadinya
gerakan supinasi dan pronasi pada kaki. Articulatio subtalaris terdiri dari dua buah sendi
yang dipisahkan oleh ligamentum talocalcaneare interosseum 6 menjadi articulatio
subtalaris anterior dan subtalaris posterior. Ligamentum talocalcaneare interosseum
berfungsi menahan pergeseran talus ke arah medial. Saat supinasi bagian depan ligamentum
akan tegang dan saat pronasi ligamentum menjadi kendor.
C. Articulatio Tibiofibularis Distal
Sendi ketiga yang membentuk pergelangan kaki ini merupakan pertemuan tibia dan
fibula yang merupakan syndesmosis sehingga pergerakannya terbatas. Sendi ini distabilkan
posisinya oleh membran interosseus yang tebal serta ligamentum tibiofibularis anterior et
posterior. Syndesmosis articulatio tibiofibularis distal ini diperlukan untuk kestabilan bagian
atap dari articulatio talocruralis. Cedera yang terjadi biasanya mengenai ligamentum
tibiofibularis anterior inferior saat gerakan eversio.12
Kesimpulan
Tungkai bawah yang terkena tembakan mengakibatkan tidak dapat melakukan gerak
plantar-flexi pada pergelangan kaki karena peluru tersebut menimbulkan banyak kerusakan
pada tubuh yaitu rusaknya otot, sendi dan jaringan yg terkena peluru.
Daftar Pustaka
1. Tarigan T. Pertumbuhan Tulang Pada Manusia. Tulang pada Mns [Internet]. 2016;3–
4. Available from: repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31562/4/Chapter II.pdf
2. Idris I. Fisiologi Otot Rangka. Makassar: Universitas Hasanddin Makassar. Fisiol
Otot Rangka. 2016;3–6.
3. Akerlof. Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Pada Pekerja Buruh Angkut Di Stasiun Poncol Semarang Tahun 2016. J Chem Inf
Model. 1970;53(9):1689–99.
4. Sarifin. Kontraksi Otot Dan Kelelahan. J Il [Internet]. 2010;1(2):58–60. Available
from: http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/7/universitas negeri makassar-digilib-unm-
sarifing-325-1-8.ifink.pdf
5. Wangko S, Karundeng R. Komponen Sel Jaringan Ikat. J Biomedik. 2014;6(3):1–7.
6. Al-Musqsith. Anatomi Dan Biomekanika Sendi Dan Pergelangan Tangan. 2018;19–
48.
7. Arafah M, K MI. Laporan Kasus Fraktur Tibial Plateau Posterior ; Klasifikasi Three
Column Concept dan Tantangan Approach operasi. J Saintika Med. 2019;15(1):41–9.
8. Drs MM, Kes M, Program A, Pendidikan S, Kesehatan J, Jurusan R. Kontraksi Otot
Skelet. Kontraksi Otot Skelet. 2017;2(2):2527–645.
9. Akhmad I. Efek Latihan Berbeban Terhadap Fungsi Kerja Otot. Efek Latih Berbeban
Terhadap Fungsi Kerja Otot. 2015;1(2):80–102.
10. Feriyawati L. AnatomiI Sistem Saraf dan Peranannya Dalam Regulasi Kontraksi Otot
Rangka.
11. Anokwuru, C.P. 1, Anyasor, G.N.1, Ajibaye O.2, Fakoya O.1 OP. Sistem Rangka
Manusia. 2011;11(2):10–4.
12. Kusuma N&. Struktur dan Histologi Tulang. 2016. 2013;53(9):1689–99.