PERANGKAT Prakarya&Kwu 11 SMA SMT 1 21-22
PERANGKAT Prakarya&Kwu 11 SMA SMT 1 21-22
Program Tahunan
Program Semester
Rincian Minggu Efektif
Silabus Berkarakter
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk SMA/MA
Kelas XI - Semester 1
RONI ADHARYANTO, ST
NIP. 198003312021211004
Alokasi
Semester No. Materi Pokok/Kompetensi Dasar Ket
Waktu
Jumlah 170 JP
Jumlah 152 JP
Bulan
No. Materi Pokok Jml Ket.
Juli Agustus September Oktober November Desember
(Kompetensi Dasar) Jam
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Wirausaha Produk 42 JP x x x x
Rekayasa Sistem Teknik
3.1 Memahami proses
perencanaan usaha bidang
sistem teknik meliputi ide
dan peluang usaha, sumber
daya, administrasi, dan
pemasaran.
4.1 Menyusun perencanaan
usaha bidang sistem teknik
meliputi ide dan peluang
usaha, sumber daya,
administrasi, dan
pemasaran.
3.2 Menganalisis sistem
produksi peralatan sistem
teknik berdasarkan daya
dukung yang dimiliki oleh
daerah setempat.
4.2 Memproduksi peralatan
sistem teknik berdasarkan
daya dukung yang dimiliki
oleh daerah setempat.
3.3 Memahami cara menghitung
titik impas (Break Even Penilaian Tengah Semester Gasal
3 Wirausaha Pembenihan 44 JP x x x x x
Ikan Konsumsi
3.1 Memahami perencanaan
usaha budidaya pembenihan
ikan konsumsi meliputi ide
dan peluang usaha, sumber
daya, administrasi, dan
pemasaran.
4.1 Menyusun perencanaan
usaha budidaya pembenihan
ikan konsumsi meliputi ide
dan peluang usaha, sumber
daya, administrasi, dan
pemasaran.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Jumlah 48 JP
Keterangan:
= Ulangan Tengah Semester Gasal
= Ulangan Akhir Semester Gasal
= Libur Semester Gasal
1. Juli 2
2. Agustus 5
3. September 4
4. Oktober 5
5. November 4
6. Desember 4
Jumlah total 24
7. Berlatih mem-
buat laporan
kegiatan usaha
yang telah
dilakukan.
Rekayasa
3.1 Memahami • Pola berfikir Mengamati: • Mema- • Tugas 44 JP Buku • Kreatif
proses sistem dan 1. Membaca dan hami kelom- Pelajaran. •
perencanaa sistem teknik. mencermati proses pok. Buku
n usaha • Ide dan model peren- • Hasil Reverensi Mandir
bidang peluang perencanaan canaan penga- yang i
sistem usaha. usaha peralatan usaha matan. relevan. • peduli
teknik • Sumber daya sistem teknik. bidang • Penilai- Majalah,k ling-
meliputi ide yang 2. Mengamati sistem an ki- oran, hasil kung-
dan peluang dibutuhkan. dengan cara teknik nerja/pe penelitian. an
usaha, • Administrasi membaca, meliputi ide mbuat- Audio
sumber dan menyimak dari dan an kar- visual.
daya, pemasaran. kajian peluang ya. Media
administrasi, • Komponen literatur/media usaha, maya
dan perencanaan atau menonton sumber (Internet)
pemasaran. uasaha. tayangan video daya, Sentra
3.2 Menyusun • Langkah- tentang sistem adminis- usaha
perencanaa langkah produksi trasi, dan peralatan
n usaha penyusunan peralatan sistem pemasar- bidang
bidang perencanaan teknik. an. sistem
sistem usaha 3. Mengamati • Meng- teknik
teknik rekayasa dengan cara analisis dengan
meliputi ide bidang sistem membaca, sistem pendekat-
dan peluang teknik. menyimak dari produksi an budaya
usaha, • Penentuan kajian peralatan setempat.
sumber produk. literatur/media sistem
daya, • Persiapan atau menonton teknik
administrasi, pembuatan tayangan video berdasar-
dan produk. tentang kan daya
pemasaran • Sistem Perhitungan Titik dukung
3.3 produksi Impas (break yang
peralatan event point) dimiliki oleh
Menganalisi sistem teknik. usaha peralatan daerah
s sistem • Pengemasan. sistem teknik. setempat.
produksi • Biaya tetap 4. Mengamati • Meng-
peralatan • Biaya tidak dengan cara analisis
sis-tem tetap membaca, sistem
teknik • Taksiaran menyimak dari produksi
berdasarkan harga jual kajian peralatan
daya • Perhitungan literatur/media sistem
dukung titik impas atau menonton teknik
yang dimiliki (break event tayangan video berdasarka
oleh daerah point) usaha tentang laporan n daya
setempat. peralatan kegiatan usaha dukung
3.4 Mem- sistem teknik peralatan sistem yang di-
produksi • Evaluasi hasil teknik. miliki oleh
peralatan perhitungan Menanya: daerah
sistem titik impas - Membuat setempat.
teknik (break event pertanyaan • Meng-
berdasarkan point) usaha terhadap apa analisis
daya peralatan yang belum strategi
dukung sistem teknik diketahui. promosi
yang dimiliki • Pengertian Mengumpulkan peralatan
Mengomunikasi-
kan:
1. Menyajikan hasil
analisis dan
simpulan tentang
perencanaan
usaha yang
dibuat dalam
bentuk lisan dan
tulisan
2. Memproduksi
benih ikan
konsumsi
berdasarkan
daya dukung
yang dimiliki oleh
daerah setempat
3. Mengevaluasi
dan melaporkan
produksi
pembenihan ikan
konsumsi di
daerah setempat
atau nusantara.
4. Menganalisis dan
menyimpulkan
hasil
pengamatan/
kajian literatur
dan diskusi
tentang
penghitungan titik
impas/BEP
(break event
point) usaha
budidaya
pembenihan
ikan konsumsi.
5. Menyajikan hasil
penghitungan
titik impas/BEP
(break event
point) usaha
budidaya
pembenihan ikan
konsumsi.
6. Memasarkan
hasil usaha
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai) santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif, sosial, dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural , dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar (sebagai solusi dari
masalah lingkungan hidup) meliputi ide, peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran.
3.2 Menyusun perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar (sebagai solusi dari
masalah lingkungan hidup) meliputi ide, peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran.
3.3 Menganalisis sistem produksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar berdasarkan daya dukung
yang dimiliki oleh daerah setempat.
3.4 Memproduksi kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar berdasarkan daya dukung yang dimiliki
oleh daerah setempat.
3.5 Memahami perhitungan titik impas (break even point) usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun
datar.
4.1 Menghitung titik impas (break even point) usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
4.2 Menganalisis strategi promosi produk usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
4.3 Melakukan promosi produk usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
4.4 Menganalisis laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar
4.5 Menyusun laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
D. Alokasi Waktu
42 jam pelajaran (4 × pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
• Peserta didik mampu membuat perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar;
• Peserta didik mampu mengidentifikasi potensi kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar di wilayah
setempat;
• Peserta didik mampu merancang dan membuat produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar
serta cara pengemasannya;
• Peserta didik mampu menghitung titik impas (break event point) usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun datar;
• Peserta didik mampu menganalisis promosi usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar;
• Peserta didik mampu menganalisis laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun
datar.
Karakter siswa yang diharapkan:
• Kreatif, mandiri, dan peduli lingkungan.
F. Materi Pembelajaran
Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar
1. Ide dan Peluang Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah
Dalam mencari ide dan peluang yang harus dipikirkan tidak hanya menguntungkan diri sendiri tetapi juga
untuk lingkungan. Tujuan dalam mengembangkan ide dan peluang usaha pada produk kerajinan sebagai
berikut.
a. Ide dalam pembuatan produk agar diminati konsumen.
b. Ide dalam pembuatan produk agar dapat memenangkan persaingan.
c. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produksi.
d. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam pembelian dan penggunaan produk.
e. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, warna produk agar disenangi konsumen.
2. Kewirausahaan produk kerajinan
Ada banyak cara bagi wirausaha kerajinan untuk mengembangkan ide peluang usahanya, di antaranya adalah
memberikan kebebasan dan dorongan kreativitas kepada para perajin atau karyawannya. Pengembangan ide
harus dilakukan secara terus-menerus agar wirausahawan dapat memenangkan persaingan. Beberapa
macam ide yang perlu dikembangkan, antara lain sebagai berikut.
a. Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang diminati konsumen.
b. Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang dapat memenangkan persaingan.
c. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk kerajinan.
d. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam penggunaan produk kerajinan.
e. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk kerajinan yang disenangi konsumen.
3. Produk kerajinan berbentuk bIdang datar dari bahan limbah
Produk kerajinan Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Sumber manusia Indonesia memiliki
kreativitas dan keterampilan tangan yang tinggi. Kreativitas dan keterampilan tersebut didukung pula oleh
keragaman hayati dari masing-masing daerah. Perkembangan industri di setiap daerah juga membuka
peluang diperolehnya bahan baku untuk kerajinan.
Kerajinan fungsional merupakan kerajinan yang memiliki fungsi kegunaan. Dilihat dari bentuknya kerajinan
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kerajinan bidang datar
Kerajinan bidang datar merupakan kerajinan dua dimensi. Di mana kerajinan ini memiliki dua ukuran yaitu
panjang dan lebar. Berwujud bidang datar dan ada unsur kedalaman dan ruang namun hanya bersifat
semu. Contoh dari kerajinan ini adalah berbagai lukisan dinding serta hiasan berbentuk datar di dinding.
b. Kerajinan bidang ruang
Kerajinan bidang ruang merupakan kerajinan tiga dimensi. Di mana kerajinan tersebut mempunyai tiga
ukuran, yaitu panjang, lebar dan volume. Berwujud benda utuh dan dapat dilihat dari segala arah.
Contohnya berbagai perabot rumah tangga, cendera mata, benda hias dan sebagainya.
G. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : inquiry learning (pembelajaran inkuiri)
3. Metode : ceramah, diskusi, dan inkuiri
J. Penilaian
1. Teknis/jenis : kuis, tugas individu/kelompok, unjuk kerja, dan portofolio
2. Bentuk instrumen : pertanyaan lisan, tes tertulis, dan diskusi/presentasi (pengamatan sikap)
3. Contoh penilaian :
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual dan sosial ditujukan untuk membina perilaku sesuai budi pekerti dalam rangka
pembentukan karakter siswa sesuai dengan proses pembelajaran.
No. Nama Siswa Kreatif Mandiri Peduli lingkungan
1.
2.
3.
dan seterusnya
b. Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.
Contoh:
Tes tertulis
1. Wirausaha kerajinan bahan limbah adalah ….
a. proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran dari limbah
b. kegiatan menimbun limbah dan dijual ke sentra industri/pabrik
c. mereka yang suka ikut-ikutan dalam membuka usaha kerajinan tangan
d. pegawai atau karyawan kantor dan UKM
e. pekerjaan yang kasar dan melelahkan dalam membuat kerajinan dari bahan keras
Jawab: a
Wirausaha kerajinan bahan limbah adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran
dari limbah.
2. Berikan contoh limbah organik yang dipakai untuk membuat kerajinan berbentuk bangun datar!
Jawab:
Contoh bahan limbah organik dipakai untuk kerajinan tangan, yaitu limbah kulit jagung, limbah kertas,
limbah jerami, limbah cangkang kerang, dan sebagainya.
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik penilaian kinerja, penilaian proyek, dan portofolio.
Contoh:
Kerjakan sesuai perintahnya!
Tulislah dalam buku tugas cara melakukan promosi pada usaha kerajinan dari limbah berbentuk bangun
datar yang ada dilingkunganmu. Kerjakan dalam buku tugas dan kumpulkan untuk dinilai.
Jawab:
Peserta didik membentuk kelompok dan melakukan kegiatan promosi pada usaha kerajinan dari limbah
berbentuk bangun datar. Guru harus dapat berperan memberikan nilai sesuai kemampuan siswa.
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai) santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif, sosial, dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami proses perencanaan usaha bidang sistem teknik meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya,
administrasi, dan pemasaran.
3.2 Menganalisis sistem produksi peralatan sistem teknik berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah
setempat.
3.3 Menganalisis sistem produksi peralatan sistem teknik berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah
setempat.
3.4 Menganalisis strategi promosi peralatan sistem teknik.
3.5 Menganalisis laporan kegiatan usaha peralatan sistem teknik.
4.1 Menyusun perencanaan usaha bidang sistem teknik meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya,
administrasi, dan pemasaran.
4.2 Memproduksi peralatan sistem teknik berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat.
4.3 Menghitung titik impas (Break Even Point) usaha peralatan sistem teknik.
4.4 Melakukan promosi produk usaha peralatan sistem teknik.
4.5 Menyusun laporan kegiatan usaha peralatan sistem teknik.
C. Indikator
D. Alokasi Waktu
42 jam pelajaran (4 × pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
• Peserta didik mampu mendesain dan membuat produk serta pengemasan produk rekayasa sistem teknik
berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya.
• Peserta didik mampu mempresentasikan karya usaha produk rekayasa sistem teknik.
Karakter siswa yang diharapkan:
• Kreatif, mandiri, dan peduli lingkungan
F. Materi Pembelajaran
Wirausaha Produk Rekayasa Sistem Teknik
1. Perencanaan Usaha Produk Sistem Teknik
Perencanaan kerja dibuat di antaranya desain produk sistem teknik, dan keputusan diambil atas semua
kebutuhan yang diperlukan termasuk alat dan bahan/material. Tugas membuat produk sistem teknik dengan
memperhatikan kriteria yang ditentukan. Pengecekan dengan menguji coba produk sistem teknik dan
melakukan evaluasi dengan mendiskusikan produk sistem teknik yang telah dibuat.
2. Manfaat Produk Usaha Sistem Teknik
Manfaat karya rekayasa produk peralatan sistem teknik, sebagai berikut.
a. Keberadaan karya produk usaha sistem teknik memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat yang
menggunakannya.
b. Solusi bagi peningkatan produktivitas dan efektivitas dalam menjalankan produksi usaha rumahan (home
industry).
c. Memberikan kemudahan, meningkatkan kualitas dan jumlah dalam berproduksi.
d. Memacu kreativitas dan inovatif pembuatannya untuk terus berkarya mencapai optimal.
e. Terciptanya lapangan pekerjaan untuk mewujudkan karya inovasi.
3. Menghitung titik impas (BEP)
Break even point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan di mana perusahaan di dalam
operasinya tidak memeroleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu
keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya
menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan
menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memeroleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan
biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal suatu kegiatan usaha atau
sebagai penentu batas pengembalian modal. Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan
informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu.
4. Laporan keuangan usaha rekayasa sistem teknik
Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun secara sistematis dan secermat mungkin serta
logis. Laporan kegiatan usaha adalah penyampaian informasi sehingga tercipta komunikasi antara yang
melaporkan dan pihak yang diberi laporan. Laporan pelaksanaan kegiatan usaha hendaknya bersifat
komunikatif, jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak. Agar menjadi komunikatif sebaiknya laporan
pelaksanaan kegiatan usaha harus disusun dalam bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Dikatakan logis
apabila segala keterangan yang dianalisis dapat diteliti alasan-alasannya, apakah laporannya masuk akal atau
tidak. Dikatakan sistematis apabila keterangan-keterangan yang dikemukakan di dalam laporan pelaksanaan
kegiatan usaha disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya saling keterkaitan. Laporan pelaksanaan
dikatakan lugas apabila bahasa yang digunakan langsung menjawab persoalan yang nyata dan tidak bertele-
tele.
G. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : inquiry learning (pembelajaran inkuiri)
J. Penilaian
1. Teknis/jenis : kuis, tugas individu/kelompok, unjuk kerja, dan portofolio
2. Bentuk instrumen : pertanyaan lisan, tes tertulis, dan diskusi/presentasi (pengamatan sikap)
3. Contoh penilaian :
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual dan sosial ditujukan untuk membina perilaku sesuai budi
pekerti dalam rangka pembentukan karakter siswa sesuai dengan proses
pembelajaran.
No. Nama Siswa Kreatif Mandiri Peduli lingkungan
1.
2.
3.
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai) santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif, sosial, dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural , dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami perencanaan usaha budidaya ikan konsumsi meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya,
administrasi, dan pemasaran.
3.2 Menganalsisi sistem produksi pembenihan ikan konsumsi berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah
setempat.
3.3 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
3.4 Menganalisis strategi promosi usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
3.5 Menganalisis laporan kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
4.1 Membuat perencanaan usaha budidaya ikan konsumsi meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya,
administrasi, dan pemasaran.
4.2 Memproduksi benih ikan konsumsi berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat.
4.3 Menghitung titik impas (Break Even Point) usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
4.4 Melakukan promosi produk usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
4.5 Menyusun laporan kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
D. Alokasi Waktu
44 jam pelajaran ( 5 × pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
• Peserta didik mampu mengidentifikasi potensi usaha pembenihan ikan konsumsi di wilayah setempat.
• Peserta didik mampu merancang produksi benih ikan konsumsi dan pengemasannya dengan menerapkan
prinsip perencanaan produksi.
• Peserta didik mampu membuat produksi benih ikan konsumsi dan pengemasannya berdasarkan konsep
berkarya dengan pendekatan budaya setempat.
• Peserta didik mampu menghitung titik impas (break event point) usaha pembenihan ikan konsumsi yang ada di
wilayah setempat.
• Peserta didik mampu melakukan promosi usaha pembenihan ikan konsumsi di wilayah setempat;.
• Peserta didik mampu membuat laporan kegiatan usaha pembenihan ikan konsumsi berdasarkan analisis
kegiatan usaha budidaya di wilayah setempat.
Karakter siswa yang diharapkan:
- Kerja keras, kreatif, dan mandiri
F. Materi Pembelajaran
Wirausaha Pembenihan Ikan Konsumsi
1. Perencanaan Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
Segmen usaha budidaya ikan berdasarkan proses produksinya, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu usaha
pembenihan, pendederan, dan pembesaran ikan. Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan
perikanan yang outputnya adalah benih ikan. Usaha pembesaran merupakan kegiatan perikanan yang
outputnya adalah ikan berukuran konsumsi. Usaha pendederan merupakan kegiatan perikanan yang outputnya
adalah benih ikan tetapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan. Komoditas usaha yang dipilih dalam
kegiatan budidaya ikan sangat bergantung pada permintaan pasar, teknis operasional, serta implementasinya.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan usaha budidaya ikan konsumsi.
a. Kesiapan modal
b. Urus izin dan daftarkan usaha pada instansi terkait
c. Menentukan jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan
d. Menentukan dan persiapan wadah yang akan digunakan untuk budidaya pembenihan ikan konsumsi
e. Menentukan jadwal kegiatan budidaya pembenihan ikan konsumsi
f. Menyiapkan kebutuhan sarana, alat, dan bahan yang diperlukan dalam budidaya pembenihan ikan
konsumsi
2. Budidaya perikanan dan ikan jenis konsumsi
Budidaya perikanan merupakan salah satu subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan karena
dapat menerapkan rekayasa teknologi sehingga dapat menciptakan produk perikanan yang berkualitas dan
berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya, sumber daya perikanan Indonesia terdiri atas ikan konsumsi dan
ikan nonkonsumsi. Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi sebagai pangan oleh
manusia. Ikan konsumsi dapat dikelompokkan berdasarkan habitat hidup jenis-jenis ikan yaitu dari laut dan
dari perairan di darat. Ikan konsumsi juga dapat dikelompokkan berdasarkan upaya memperoleh ikan tersebut
seperti penangkapan langsung dari alam dan hasil pembudidayaan.
Pada umumnya jenis-jenis ikan konsumsi dari laut dilakukan dengan penangkapan langsung di laut,
sementara hanya sedikit jenis ikan laut yang dilakukan dengan upaya pembudidayaan.
Ikan konsumsi dari perairan di darat biasanya disebut juga sebagai ikan air tawar. Ikan air tawar sebagai ikan
konsumsi diperoleh dengan menangkap dari alam atau ikan yang dibudidayakan. Jenis ikan konsumsi antara
lain ikan lele, ikan patin, ikan mas, ikan nila, ikan bawal, ikan gurami, dan lain sebagainya.
3. Budidaya ikan lele
Cara ternak atau cara budidaya ikan lele sebetulnya cukup sederhana karena dapat dilakukan oleh siapapun dan
di manapun, memang benar apabila sebagian orang ada yang berpendapat seperti itu, karena ikan lele
merupakan ikan yang adaptif. Dikatakan adaptif karena ikan lele dapat beradaptasi di lingkungan perairan
manapun.
Dengan kata lain, apabila kita ingin mendapatkan hasil budidaya yang maksimal secara otomatis berarti kita
harus menjalankan tahapan budidaya ikan lele ini dengan semaksimal mungkin (tidak asal-asalan). Berikut ini
langkah-langkah dalam membudidayakan ikan lele.
a. Lokasi dan media untuk budidaya ikan lele.
b. Pembibitan ikan lele.
c. Pembesaran benih ikan lele.
d. Pendederan dan pembesaran ikan lele.
G. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : inquiry learning (pembelajaran inkuiri)
3. Metode : ceramah, diskusi, dan inkuiri
Kegiatan Inti
Mengamati:
1. Membaca dan mencermati model perencanaan usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
2. Menentukan produk usaha budidaya ikan konsumsi.
3. Mengamati dengan cara membaca, menyimak dari kajian literatur/media atau menonton tayangan video
tentang sistem produksi pembenihan ikan konsumsi.
4. Membaca dan menyimak dari kajian literatur/media tentang perhitungan titik impas /BEP (break event point)
usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
5. Membaca, menyimak dari kajian literatur/video tentang pemasaran produk usaha budidaya pembenihan ikan
konsumsi.
6. Mengamati komponen laporan hasil usaha dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang relevan.
Menanya:
1. Membuat pertanyaan tentang sistem produksi pembenihan ikan konsumsi di daerah setempat.
2. Membuat pertanyaan dan observasi ke pasar tradisional, supermarket, atau sentra penjualan produk
pembenihan ikan konsumsi untuk mengetahui pemasaran.
3. Bertanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang komponen laporan hasil usaha.
Mengumpulkan Informasi:
1. Mengumpulkan data/informasi tentang ide dan peluang usaha, analisa peluang usaha, sumber daya yang di
butuhkan serta administrasi dan pemasaran.
2. Mengolah informasi yang didapat tentang penghitungan titik impas /BEP (break event point) usaha budidaya
pembenihan ikan konsumsi.
3. Mengolah informasi yang didapat dari kajian literatur, observasi ke tempat budidaya pembenihan ikan
konsumsi, dan hasil pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran produk usaha budidaya ikan konsumsi.
Menalar/mengasosiasi:
1. Membuat perencanaan usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi
2. Mengolah informasi dan data yang diperoleh, membuat hubungan antara pengetahuan dan praktik dalam
bentuk perencanaan usaha dan menyimpulkan.
3. Melakukan kegiatan observasi ke tempat budidaya dan pengemasan ikan konsumsi.
Mengomunikasikan:
1. Menyajikan hasil analisis dan simpulan tentang perencanaan usaha yang dibuat dalam bentuk lisan dan tulisan
2. Memproduksi benih ikan konsumsi berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
3. Mengevaluasi dan melaporkan produksi pembenihan ikan konsumsi di daerah setempat atau nusantara.
4. Menganalisis dan menyimpulkan hasil pengamatan/kajian literatur dan diskusi tentang penghitungan titik
impas/BEP (break event point) usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
5. Menyajikan hasil penghitungan titik impas/BEP (break event point) usaha budidaya pembenihan ikan
konsumsi.
6. Memasarkan hasil usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi secara langsung (direct selling).
7. Mengevaluasi, menyimpulkan dan melaporkan hasil pemasaran produk usaha budidaya ikan konsumsi.
8. Menyajikan hasil analisis laporan kegiatan usaha budidaya ikan konsumsi
9. Membuat laporan hasil usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi.
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa membuat simpulan hasil belajar.
J. Penilaian
1. Teknis/jenis : kuis, tugas individu/kelompok, unjuk kerja, dan portofolio
2. Bentuk instrumen : pertanyaan lisan, tes tertulis, dan diskusi/presentasi (pengamatan sikap)
3. Contoh penilaian :
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual dan sosial ditujukan untuk membina perilaku sesuai budi
pekerti dalam rangka pembentukan karakter siswa sesuai dengan proses
pembelajaran.
No. Nama Siswa Kreatif Mandiri Peduli lingkungan
1.
2.
3.
dan seterusnya
b. Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.
Contoh:
Tes tertulis
1. Penetasan telur bertujuan untuk ....
a. melakukan pembenihan alami
b. mendapatkan indukan yang baik
c. memperoleh benih
d. mendapatkan larva
e. membesarkan benih
Jawab: d
Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva.
2. Jelaskan metode terbuka pengemasan ikan selama transportasi!
Jawab:
Tahapan pengemasan ikan selama transportasi sebagai berikut.
(1) Siapkan wadah.
(2) Masukkan air dan benih ke dalam wadah.
(3) Berikan peneduh di atas wadah agar benih ikan tidak mengalami stres pada temperatur tinggi.
(4) Jumlah padat penebaran bergantung pada ukuran benih. Benih dengan ukuran 10 cm dapat
diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/L.
(5) Setiap 4 jam sekali, ganti semua air di tempat yang teduh.
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik penilaian kinerja, penilaian proyek, dan portofolio.
Contoh:
Kerjakan sesuai perintahnya!
Belilah induk ikan konsumsi yang siap memijah. Lakukanlah pemeliharaan dan pemijahan induk ikan.
Catatlah berapa benih ikan yang dapat bertahan hidup! Analisislah sebab benih ikan mati! Tuliskan hasil
analisis Anda dalam bentuk portofolio!
Jawab:
Peserta didik membentuk kelompok dan melakukan kegiatan pemeliharaan dan pemijahan induk ikan
konsumsi. Guru harus dapat berperan memberikan nilai sesuai kemampuan siswa.
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai) santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif, sosial, dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural , dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami perencanaan usaha pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan
hewani meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi, dan pemasaran.
3.2 Membuat perencanaan usaha pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan
hewani meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi, dan pemasaran.
3.3 Menganalisis sistem pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan hewani
berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat.
3.4 Pengolahan, pengemasan, dan pengawetan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan
hewani berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.
3.5 Memahami perhitungan titik impas (break even point) usaha pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil)
dari bahan pangan nabati dan hewani.
C. Indikator
1. Memahami perencanaan usaha makanan khas daerah.
2. Memahami keberhasilan dan kegagalan usaha makanan khas daerah.
3. Menganalisis proses pengolahan makanan khas daerah dari nabati dan hewani.
4. Menghitung titik impas (Break Even Point) usaha makanan khas daerah
5. Memahami promosi produk hasil usaha makanan khas daerah.
D. Alokasi Waktu
42 jam pelajaran (4 × pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
1. Merencanakan usaha makanan khas daerah sesuai dengan ide dan melihat peluang yang ada berdasarkan
sumber daya yang tersedia di wilayah setempat;
2. Mengidentifikasi jenis, bahan, alat, dan proses pengolahan masakan khas daerah yang terdapat di wilayah
setempat dan di Nusantara;
3. Merancang pengolahan masakan khas daerah berdasarkan orisinalitas ide.
Karakter siswa yang diharapkan:
- Peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif.
F. Materi Pembelajaran
Wirausaha Makanan Khas Daerah
1. Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha Makanan Khas Daerah
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan wirausahawan dikatakan berhasil atau gagal. Selanjutnya faktor
nonteknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan khas daerah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Usaha makanan khas daerah harus dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. Rencanakan jenis
makanan, lokasi usaha, penyedia bahan makanan, alat yang dibutuhkan, dan lain-lain.
b. Menetapkan tujuan
Tujuan pengolahan makanan khas daerah harus jelas, apakah usaha makanan khas daerah yang dilakukan
hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan profit (keuntungan).
c. Adaptasi
Tantangan dan persaingan dalam bisnis usaha makanan tidak ada habisnya. Oleh karena itu, diperlukan
kemampuan untuk beradaptasi dalam mengatasi tantangan-tantangan. Kemampuan seorang wirausahawan
dalam menghadapi tantangan dapat menentukan apakah usaha bisa bertahan atau tidak.
d. Inovasi
Merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan khas daerah. Seorang
wirausahawan makanan khas daerah harus terus-menerus fokus untuk selalu melakukan inovasi dan
peningkatan mutu agar pelanggan selalu merasa terikat dengan usaha makanan yang dirintis baik dalam
hal rasa, bentuk maupun pelayanan.
e. Memasarkan
Merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan khas daerah. Walaupun
produk makanan khas daerah yang kita hasilkan memiliki cita rasa yang enak dengan kualitas yang prima,
namun jika pemasaran terhadap barang yang kita produksi buruk maka usaha yang kita jalani tidak akan
berlanjut.
2. Macam-macam Jenis Bahan Pangan
Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan
(nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
a. Bahan Makanan Nabati
Bahan makanan nabati adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contohnya:
1) sayur-sayuran (sawi, bayam, kol, kangkung, wortel, dan lain sebagainya),
2) buah-buahan (mangga, durian, pisang, nanas, dan lain sebagainya),
3) kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, kacang merah, dan kacang tanah),
4) umbi-umbian (singkong, talas, dan ubi jalar).
b. Bahan Makanan Hewani
Bahan pangan hewani meliputi susu, telur, daging, dan ikan serta produk-produk olahannya yang
bahan dasarnya berasal dari hasil hewani.
Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pangan nabati sebagai
berikut.
G. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : inquiry learning (pembelajaran inkuiri)
3. Metode : ceramah, diskusi, dan inkuiri
Peduli
No. Nama Siswa Rasa Ingin Tahu Kreatif
Lingkungan
1.
2.
3.
dan seterusnya
b. Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.
Contoh:
Tes tertulis
1. Pemilihan lokasi wirausaha harus memerhatikan ….
a. bahan baku yang mahal
b. tenaga kerja sedikit
c. keadaan masyarakat tersebut
d. bahan baku yang digunakan, tenaga kerja dan masyarakat tersebut
e. keadaan kota
Jawab: d
Pemilihan lokasi wirausaha harus memerhatikan bahan baku yang digunakan, tenaga kerja dan
masyarakat tersebut.
2. Sebutkan tahap-tahap melakukan wirausaha makanan asli khas daerah!
Jawab:
Tahap-tahap melakukan wirausaha makanan asli khas daerah sebagai berikut.
a. Memulai usaha.
b. Melaksanakan usaha.
c. Mempertahankan usaha.
d. Mengembangkan usaha.
c. Penilaian Keterampilan
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik penilaian kinerja, penilaian proyek, dan portofolio.
Contoh:
Kerjakan sesuai perintahnya!
Kerjakan dengan baik tugas-tugas berikut!
Kunjungilah salah satu usaha makanan khas daerah yang masih dalam skala rumah
tangga di sekitar Anda! Lakukan pemetaan peluang usaha berdasarkan analisis SWOT
dengan format berikut!
Jawab:
Peserta didik membentuk kelompok dan melakukan kegiatan pemeliharaan dan pemijahan induk ikan
konsumsi. Guru harus dapat berperan memberikan nilai sesuai kemampuan siswa.