Anda di halaman 1dari 55

PENDEKATAN EKOLOGI DALAM

REHABILITASI LAHAN KRITIS


PESAN MINGGU INI

 Apabila orang sudah memiliki tujuan akhir


dan keyakinan dalam benaknya…., maka
seribu jalan akan tercipta untuk
mencapainya…..(Ary Ginanjar, 2005).
PENDAHULUAN
K1
HHT
Karakteristik Kaidah Ekologi
Fungsi

GANGGUAN

K2

HHT

Rusak

REHABILITASI

K3

HHT
Karakteristik
Fungsi
Hutan Hujan Tropika
 Biodiversitas tinggi (ekosistem, spesies,
genetik)
 Pola tajuk berstrata
 Siklus hara tertutup
 Evergreen
 Curah hujan tinggi (3000 mm/th),
kelembaban udara tinggi (85 %), suhu udara
konstan
A = > 30 m (dk)
B = 20 - 30 m (k)
C = 4 - 20 m (k)
D = 1- 4m
E = 0- 1m

FT. M
100 30

20

50

10

25

5
FT. 50 25 5
M . 15 10 5

Gambar. Diagram profil hutan Dipterocarp campuran di Gunung Dulit, Kalimantan


(RICHARDS, 1936)
Peranan Hutan Hujan Tropika

 Habitat utama untuk flora dan fauna


 Tempat penyimpanan SDG
 Konservasi tanah, air, nutrisi dan
biodiversitas
 Sumberdaya pembangunan ekonomi
 Pemelihara keseimbangan kondisi iklim
lokal dan global
Potensi Sumberdaya di Bawah Hutan

• Nikel
• Emas dan tembaga
• Batubara
• Timah
• Minyak
• dll…
Gangguan Hutan

a. Kebakaran
b. Illegal logging
c. Perladangan
d. Hujan asam
e. Pertambangan (mining)
Dampak

a. Biodiversitas berkurang
b. Penutupan lahan rendah
c. Tanah miskin hara
d. pH tanah rendah
e. Toxitas Al, Fe, Mn tinggi
f. Bahan organik rendah
g. Populasi & Aktivitas Mikroba tanah
rendah
REHABILITASI

1. Tujuan Rehabilitasi :

a. Harus bersifat proteksi


oleh tajuk
pilihan tanaman
1. Asli / lokal
2. Cepat tumbuh
3. Pionir / intoleran
4. Tajuk lebar
5. Low Nutient Demand
6. Bibit tersedia
7. Silvikultur dikuasai
8. Tidak bersifat gulma (w eed )
b. Harus bersifat produksi
karena kesuburan tanah
c. Harus bersifat Konservasi
misalnya prioritas jenis tanaman langka

2. Strategi Rehabilitasi :

a. Pemilihan jenis tanaman yang tepat


b. Perbaikan lahan
c. Perbaikan kesuburan
d. Penggunaan bio - fertilizer (Mikroriza, Rhizobium, dsb
e. Penambahan bahan Organik
3. Kriteria Keberhasilan :

a. Pertumbuhan normal
( tiggi, warna, sehat, batang lurus)
b. Daya hidup tinggi (> 80 %)
c. Adanya penutupan tajuk
6-9 bln : 40-60 %
d. Perkembangan akar baik
e. Terjadi dekomposisi (bulan ke 9)
f . Biodiversitas bertambah (+ jenis lokal, 9 - 12 bulan )
Kondisi Lahan
Setelah Operasi Pertambangan
Kondisi Lahan
Setelah Operasi Minyak
Tanah tererosi
Hutan terdegradasi
Lahan Terdegradasi

 Lahan terbuka (hilang fungsi akar dan tajuk)


 Tidak ada vegetasi (biodiversitas hilang)
 Tidak ada top soil, sub soil (mengurangi
kapabilitas lahan)
 Erosi (hilang stabilitas lahan)
 Tidak cocok untuk mendukung pertumbuhan
tumbuhan
Pengaruh Operasi Pertambangan

 Menghilangkan beberapa bagian vegetasi


 Merusak beberapa ekosistem asal
 Menambah laju erosi tanah dan run-off
 Mengurangi keanekaragaman spesies asli
 Merusak habitat hidupan liar
 Mendegradasi area tangkapan air
 Tidak cocok untuk mendukung
pertumbuhan tumbuhan
Tujuan Re-vegetasi

 Proteksi
Stabilisasi lahan
 Melindungi lahan terbuka

 Mengurangi erosi dan run-off permukaan


 Konservasi
Menstimulasi spesies tumbuhan asli (biodiversitas)
 Mengkonservasi potensi spesies asli

 Memperbaiki habitat hidupan liar


 Produksi
 Memperbaiki kesuburan tanah (jangka panjang)
 Menghasilkan produk non kayu

 Manfaat untuk masyarakat lokal


Manfaat Re-vegetasi

 Pembentukan kembali potensi spesies asli


 Proteksi dari erosi dan run-off permukaan
 Memperbaiki habitat hidupan liar
 Memperbaiki keanekaragaman spesies asli
 Memperbaiki produktivitas dan stabilitas tanah
 Memperbaiki kondisi lingkungan dan secara estetik
menyenangkan
 Menghasilkan tempat perlindungan untuk spesies asli
dan sumberdaya genetik yang mungkin hilang
Restorasi

Reforestasi

A-forestasi

Rehabilitasi Reklamasi Revegetasi Reboisasi

Penghijauan

Tanaman Pelindung

Agroforestry

Penyemaian air
Model Revegetasi untuk
Rehabilitasi Lahan yang terdegradasi

 Restorasi (proteksi, konservasi)


 Tidak SELALU ada penanaman, tidak SELALU ada
penghijauan
 Spesies asli
 Akselerasi suksesi alami untuk hutan asal
 Reforestasi (proteksi, konservasi, produksi)
 Pohon komersial untuk kayu
 Agro-forestry (pohon dan tanaman pertanian)
 Penghijauan kembali (non kayu, pohon buah2an, )
 Penyemaian air, tanaman pelindung legum
 Hutan kota
Diagram Alir Proyek Restorasi
Areal yang Terganggu

Suksesi
Sekunder
Hutan Alam
Pertimbangan

 Status hutan (lindung dan konservasi, produksi,


konversi)
 Kondisi lapangan (iklim mikro, kesuburan tanah,
ketinggian, ukuran dan distribusi)
 Perencanaan tataguna lahan otoritas lokal
 Perjanjian (masyarakat lokal, otoritas, LSM dan
perusahaan)
 Regulasi (saluran pipa, sumur, kabel listrik)
AKTIVITAS
REVEGETASI
Kegiatan Re-vegetasi

 Seleksi pohon asli/setempat yang potensial


 Produksi stok penanaman
 Persiapan lapangan
 Pengolahan tanah
 Teknik penanaman
 Pemeliharaan
 Pemantauan
 Pelatihan
 Pengelolaan
Sifat Fisik Tanah
 Tekstur tanah (distribusi ukuran butir)
 Porositas (aerasi)
 Lapisan kedap air
 Pemadatan tanah (rintangan akar)
 Kelembaban tanah, temperatur permukaan
Biologi Tanah
 Vegetasi pelindung dan kandungan carbon
 Populasi dan aktivitas mikroba
Kimia Tanah
 Miskin nutrisi tanah
 Reaksi tanah (pH)
 Rendah kapasitas tukar kation (KTK)
 Racun mineral
Masalah Tanah
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi
Seleksi pohon potensial setempat/asli

Kriteria Seleksi Spesies untuk Restorasi


1. Seleksi spesies setempat yang dapat beradaptasi
2. Relatif cepat tumbuh
3. Ketergantungan terhadap cahaya dan membutuhkan nutrisi
rendah
4. Menghasilkan serasah yang melimpah dan mendekomposisinya
5. Species dapat berfungsi sebagai “catalytic”
6. Mudah untuk dipropagasi dan dikulturkan
7. Biaya rendah untuk penanaman dan pemeliharaan
8. Mudah untuk dikelola
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi
Seleksi pohon potensial setempat/asli

Pohon potensial asli yang dipilih


 Dillenia suffruticosa
 Endospermum sp.
 Ficus dubia
 Ficus kerkhovenii
 Ficus microcarpa
 Hibiscus tiliaceus
 Macaranga hypoleuca
 Trema orientalis
 Mallotus sp.
 Vitex pubescens
Adenantera sp
Melastoma sp
 Pembangunan Nursery (Pembibitan)
 Seleksi lahan dan pemetaan (kriteria)
 Lay-out dan konstruksi
 Fasilitas dan manajemen

 Produksi masal stok penanaman


 Propagasi koleksi bahan yang akan diperbanyak
(propagule)
 Pemeliharaan anakan
 Domestikasi spesies langka
Nursery
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi
Stok tanaman
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi
Penyiapan lahan
Penyiapan lahan

 Penyiapan ruang untuk


pengembangan akar
 Menghindarkan kompetisi akar
 Menghindarkan gelontoran air
 Menghindarkan luncuran lahan
(land slide) dan erosi tanah
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi

Merubah tanah

 Memperbaiki perkembangan akar


 Humus (Top soil)  Pelarutan mineral (phosphate)
 Pupuk  Penambahan kapasitas tukar
 Kompos kation
 Asam humik  Peningkatan kapasitas tangkapan
(Humic acid) air
 Memperbaiki penyerapan nutrisi
 Mikoriza
 Memperbaiki mikroba potensial
 Menyediakan makro-nutrisi
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi

Perubahan tanah
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi

Teknik penanaman

 Pemilihan ukuran
tanaman
 Stok tanaman dalam
kondisi yang sehat
 Pengangkutan poly-bags
 Pemadatan
 Pengendalian posisi
leher-akar
 Pengendalian
kelembaban tanah
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi
Pemeliharaan

 Penanaman kembali
 Pemulsaan
 Penyiraman
 Penyiangan
 Pemupukan
 Manipulasi akar
 Kontrol erosi dan
pengairan
 Kontrol hama dan penyakit
REVEGETASI
LAHAN TERDEGRADASI
LAHAN TERDEGRADASI BERAT

 Material : Batuan Ultramafic


 Status nutrisi :
 N, K, Ca (rendah); P (rendah-
sangat tinggi); Mg (tinggi);
Mg>Ca (3-5)
 Fe, Cu, Zn, Mn (cukup)
 Reaksi tanah (pH): 3.4-4.7
(sangat asam)
 Al-jenuh: 74% (sangat tinggi)
 KTK: 30 (tinggi)
 Tekstur : Liat halus
 BD: 0.97 gr/cc (moderat)
 Drainase: Miskin drainase,
aerasi, air tergelontor
Terdegradasi Berat

Sebelum Setelah 9 bulan


Produksi serasah (16 bulan)
Gambaran Lahan Percobaan
Foto Hasil Percobaan
Lahan Revegetasi – usia 2,5 tahun

Tanpa Pemberian Dengan Pemberian


Hum ic Acid Hum ic Acid
Strategi revegetasi untuk rehabilitasi lahan terdegradasi
Pemantauan

 Persentase kemampuan hidup (%);


 Laju pertumbuhan tinggi (cm) dan diameter (mm);
 Perpanjangan akar dalam tanah asal (cm);
 Perkembangan iklim mikro, yaitu temperatur (°C);
kelembaban (%);
 Penutupan tajuk (%); Coverage
 Akumulasi serasah (g/m²) dan laju dekomposisi (%);
 Laju re-kolonisasi dari spesies asli/setempat (jumlah
spesies); dan
 Tipe perkembangan mikroba potensial (jumlah
genus/spesies).
Faktor yang dievaluasi

 Prestasi pertumbuhan dan adaptabilitas


 Kecukupan sendiri dan keberlanjutan
 Perbaikan keanekaragaman spesies
asli/setempat
 Perbaikan lingkungan habitat mikro
 Pengurangan dampak lingkungan
 Manfaat bagi masyarakat setempat
Kriteria keberlanjutan lahan
terdegradasi yang direstorasi

1. Kemampuan hidup anakan tinggi


2. Prestasi pertumbuhan tanaman normal dan kontinyu
3. Perpanjangan perkembangan akar dapat menembus
tanah asal
4. Penutupan tajuk cepat, stratifikasi dan beragam
5. Sistem menghasilkan serasah melimpah dan
didekomposisi
6. Sistem secara alami meregenerasi rekolonisasi spesies
asli/setempat
7. Sistem menciptakan habitat yang cocok untuk hidupan
liar yang beragam
Pasca tambang nikel
Revegetasi pada bekas tambang nikel
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai